• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

119

LAMPIRAN

FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Nim Mahasiswa : 00000020083

Nama Mahasiswa : Felyssa

Program Studi : Komunikasi Strategis

Nama Dosen Pembimbing : Ujang Rusdianto, S.I.kom., M.I.Kom.

NO TANGGAL BIMBINGAN

CATATAN BIMBINGAN TANDA

TANGAN PEMBIMBING 1 6 February

2021

Cari topik yang sesuai dengan perusahaan retail.

2 19 February 2021

Persetujuan topik baru, revisi bab 1.

3 26 February 2021

Pencarian kembali topik baru dikarenakan topik yang sebelumnya

tidak dapat dilanjutkan. 4 15 Maret

2021

Revisi bab 1 & bab 2, cari strategi komunikasi yang sesuai.

5 29 Maret 2021

Revisi bab 1 & bab 2

6 5 April 2021

Revisi bab 1 dan bab 2, mulai pengerjaan bab 3

(2)

120 7 19 April

2021

Persetujuan bab 1, bab 2, dan bab 3. Melanjutkan ke proses pembuatan

pertanyaan wawancara. 8 25 April

2021

Persetujuan pertanyaan wawancara, lanjut ke proses wawancara.

9 27 Mei

2021

Proses wawancara sudah diselesaikan, pengerjaan bab 4 dan revisi

10 31 Mei 2021

Revisi bab 4 dan pengerjaan bab 5

11 1 Juni 2021 Revisi keseluruhan

12 3 Juni 2021 Finalisasi Skripsi

Cat:

Minimal bimbingan Skripsi/TA adalah 8 kali, Form wajib dilampirkan di laporan Skripsi

Tanda Tangan Pembimbing

(Ujang Rusdianto, S.I.Kom., M.I.Kom.) Nama Dosen Pembimbing

(3)

121 HASIL PEMERIKSAAN TURNITIN

(4)

122 TRANSKRIP WAWANCARA

PT Mitra Adiperkasa Tbk.

Narasumber: Yohanes Atyanta & Yully Purwanti

Felyssa: Selamat siang pak Yohanes dan bu Yully. Sebelum masuk ke pertanyaan wawancara, boleh pak Yohanes dan bu Yully melakukan perkenalan terlebih dahulu.

Yohanes: Saya Yohanes, saya assistant manager sustainability dari MAP dan bu Yully ini adalah atasan saya. Beliau adalah senior division manager.

Felyssa: Oke, saya langsung ke pertanyaan-pertanyaan wawancaranya saja ya pak. Yohanes: Baik.

Felyssa: Nah jadi skripsi saya ini akan mengangkat program CSR dari PT Mitra Adiperkasa yaitu Rumah Belajar Anak Bintang. Di sini saya akan menggunakan analisis strategi komunikasi dari Cutlip & Center yang terdiri dari 4 tahap.

Defining The Problem

1. Siapa saja yang dapat dikategorikan sebagai stakeholder bagi PT Mitra Adiperkasa?

Kalau stakeholder kami ada beberapa kategori. Ada karyawan, investor, pelanggan dan konsumen, principal / pemilik merek, pemilik bangunan, pemerintah / badan regulasi, masyarakat lokal yang belum jadi karyawan atau pelanggan kami, vendor dan partner-partner, serta media.

2. Dari segi demografis, stakeholder dari PT Mitra Adiperkasa mayoritas berada di mana?

Sebenernya agak sulit untuk mengkategorikan secara demografis karena sebagai perusahaan retail kita beroperasi di seluruh Indonesia, 81 kota. Tapi

(5)

123 memang kebanyakan wilayah operasi kita kebanyakan di Jakarta dan pulau Jawa. Karyawan juga ada yang muda ada yang senior, cukup balance. Jadi cukup sulit untuk dilihat secara demografis. Dari segi usia juga beragam.

3. Apakah stakeholder dari PT Mitra Adiperkasa memiliki ciri khas tersendiri? Bagaimana ciri khas tersebut?

Sama seperti demografis tadi, stakeholder kami beragam. Investor juga semua umur, pelanggan semua umur dan semua golongan.

4. Pendekatan apa yang biasanya PT Mitra Adiperkasa gunakan untuk mendekati stakeholder?

Tergantung stakeholder-nya. Kalau investor ada RUPS, investor call, roadshow, dan berbagai macam lainya. Kalau karyawan kita ada forum karyawan, ada staff day, kita ada HR portal. Pemilik bangunan ada meeting koordinasi dengan pemilik Gedung. Kalo ke masyarakat luas kita dengan berbagai kanal sesuai kebutuhan, bisa lewat website, social media.

5. Bagaimana kondisi stakeholder perusahaan saat ini? Apakah ada isu yang berkembang?

Kembali tergantung dari stakeholdernya. Tentunya stakeholder mengalami dampak dari pandemic covid 19.

6. Apa ekspektasi stakeholder terhadap perusahaan?

Tergantung dari kategorinya. Kalau investor mau tau kinerja perusahaan, pergerakan saham, ingin lihat seberapa terbuka kita terhadap informasi, rencana kedepan seperti apa. Kalau konsumen ingin produk berkualitas dengan harga terjangkau. Kalau karyawan ya ingin tahu program training kita seperti apa. Kalau kita berbicara soal stakeholder ini cukup luas ya Fel.

(6)

124 7. Seberapa besar peran dan pengaruh stakeholder dalam PT Mitra

Adiperkasa?

Peran stakholder di PT Mitra Adiperkasa penting. Karena tanpa adanya karyawan dan tanpa ada konsumen ya kita tidak akan bisa beroperasi.

8. Apa latar belakang PT Mitra Adiperkasa Tbk. membuat program CSR Rumah Belajar Anak Bintang?

Kami memang ingin untuk berkecimpung di bidang pendidikan, khususnya pendidikan berkarakter. Karena bagi kami pendidikan yang baik bisa membantu masyarakat keluar dari jurang kemiskinan.

9. Dalam membentuk program ini, apa riset yang dilakukan sebelumnya? Seperti apa caranya? Bagaimana hasil dari riset yang dilakukan oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk?

Awalnya kita melihat data dari Badan Pusat Statistik. Kita lihat bahwa di Jawa Barat angka putus sekolahnya cukup tinggi. Dan lokasi di Jawa Barat juga cukup luas, makanya kita mau involve di situ. Kita juga diskusi dengan partner program kami yaitu karang taruna.

Kami memilih karang taruna ini karena organisasi ini ada di semua level masyarakat. Sampai di level tingkat RT ada karang taruna. Karena kegiatan Rumah Belajar Anak Bintang berjalan di Jawa Barat, makanya kita gandeng Karang Taruna, khususnya Karang Taruna Jawa Barat.

10. Secara internal MAP, apa saja proses yang dilakukan untuk menetapkan program ini?

Awalnya kami melakukan diskusi, kemudian melihat lokasi di mana, jangkauan bagaimana. Kami gamau lakuin program di lokasi yang tidak ada akses. Kita lihat dulu lokasinya dimana, ada survey lapangan juga untuk menentukan cocoknya di bangun di mana.

Untuk prosesnya Rumah Belajar Anak Bintang gak serta merta langsung berupa program rumah belajar, tapi ada awal mulanya dari mana. Jadi kegiatan CSR

(7)

125 MAP itu tadinya sifatnya belum berkelanjutan, tapi berseri lewat wujud kegiatan jambore pembentukan kepribadian anak dan pengasuhan. Waktu itu kita udah kerja sama bareng karang taruna dan melakukan kegiatan jambore. Jambore itu kaya summer camp selama sehari penuh dari pagi sore, tidak menginap. Itu melibatkan 100 sampai 150 anak-anak di wilayah di mana jambore itu dilakukan. Dalam kurun waktu 2 tahun, dari 2012-2014 bahkan sempet sekali juga di 2015, kita mengadakan kegiatan sekitar 15 kali kalau dihitung. Jadi setiap bulan ada kegiatan jambore berpindah-pindah di Jawa Barat, dari Bekasi, Cirebon, Bandung, Soreang, Tasikmalaya. Di Jakarta juga pernah, itu kerja sama dengan anak jalanan. Nah setelah memikirkan, kalau pindah-pindah monitoring sustainability program dan perkembangan anak jadi susah. Dari situ, di 2014 itu kita mendirikan Rumah Belajar Anak Bintang. Berdirinya pertama kali di April, tepatnya 21 April 2014 di Desa Sukawening di Ciwidey. Tahun berikutnya kita dirikan terus, sampai sekarang totalnya 7 Rumah Belajar yang jalan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu. Kalau mitranya kita sustain dengan Karang Taruna dari jambore sampai sekarang. Namun, penerima manfaat tadinya ga sustain karena hanya sekali dapat kegiatan jambore. Jambore ini melibatkan orang tua dari anak peserta juga. Karena kalo kita bicara soal pendidikan karakter, pendidikan karkater gabisa diberikan hanya oleh guru, tetapi yang megang intin pembentukan anak itu orang tua.

11. Apakah ada problem dalam menyampaikan program CSR ini kepada

stakeholder?

Secara signifikan gada. Tapi kendala kecil tentunya ada. Seperti saat menentukan lokasi, tentuin mentor yang tetap, gimana mencari siswa yang mau menjadi siswa Rajab. At least semuanya dapat diatasi dengan komunikasi dan koordinasi yang baik karena kita juga berhubungan baik dengan mitra kita karang taruna.

(8)

126 Planning and Programming

1. Sebelumnya, apakah anda memahami konsep CSR ISO 26000? Dalam perencanaan program CSR di PT Mitra Adiperkasa, apakah mempertimbangkan konsep CSR ISO 26000?

Untuk CSR secara keseluruhan kita mengacu ke ISO 26000, tapi tidak terbatas program pengembangan masyarakat aja. ISO 26000 itu panduan untuk menerapkan CSR ke dalam perusahaan. Ada 7 core yaitu organizational governance, human rights, labour practices, the environment, fair operating practices, consumer issues, community involvement and development. Community development hanya salah satu dari core ISO 26000. Jadi kalau bicara soal ISO 26000, kalau CSR di MAP sendiri tidak berbasis program. Untuk pengembangan masyarakat, iya ada pogramnya. Kalau CSR keseluruhan, sudah berintegrasi dengan gimana perusahaan kami berjalan. Misalnya karena kami tahu karyawan kami 70% lulusam SMP dan SMA, maka itu kami membuat MAP retail academy karena mereka butuh training supaya karirnya bisa naik. Kemudian karena karyawan kami cukup banyak, kami buat forum karyawan dan janji kerja bersama. Kalau untuk pengembangan masyarakatnya, kita yang pertimbangkan untuk membuat program tersebut adalah, satu kita memahami dulu kalau industri kita retail. Jadi kita mengukur kemampuan sendiri. Kemudian kita memahami kebutuhan stakeholder, kita melihat angka putus sekolah yang cukup tinggi. Kemudian cari mitra yang cocok, karena kita juga kurang ahli dalam bidang itu dan kita butuh bantuan untuk melaksanakan program. Kemudian kita diskusi dengan partner.

2. Bagaimana rumusan kebijakan dalam pembuatan program CSR di PT Mitra Adiperkasa Tbk? (Mengacu pada konsep CSR ISO 26000)

CSR kami tidak berbasis program, tapi terintergrasi dengan operasi kami sebagai perusahaan. Untuk pemberdayaan masyarakat, kami memperhatikan kemampuan kami sebagai perusahaan retail. Kita juga memahami kebutuhan

(9)

127 stakeholder. Seperti, kami melihat pendidikan di masyarakat kurang makanya kami membuat program Rumah Belajar Anak Bintang.

3. Bagaimana pemahaman anda terkait SDGs?

SDGs ini menggantikan MDG atau Millenium Development goals. SDGs ada 17 goals utama dan memiliki 169 target yang ingin dicapai pada 2030 nanti.

4. Terdapat 17 poin penting SDGs dan kalau dari apa yang saya amati, program Rumah Belajar Anak Bintang ini mengacu pada poin ke-4 yaitu pendidikan berkualitas. Mengapa PT Mitra Adiperkasa memilih poin tersebut untuk program CSR ini?

Goals dari SDGs tidak berdiri sendiri-sendiri, tapi saling berkaitan. Kami berharap Rajab ini berkontribusi pada goal 4 (quality education) dapat membantu tercapainya goal 1 (no poverty), goal 5 (gender equality). Kemudian selain Rajab, lebih dari 70% karyawan kami berasal dari lulusan SMA, SMP, dan SD. Kami bertanggung jawab untuk memberikan training terhadap karyawan kami agar karir mereka bisa berkembang. Oleh karena itu, kami memiliki system edukasi yang menurut kami cukup kuat, selain itu, apabila pendidikan masyarakat semakin berkembang, kami juga terbantu karena nantinya akan mudah menemukan sumber daya manusia yang berkualitas.

5. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan program CSR ini?

Untuk yang terlibat, stakeholder yang signifkan untuk program ini saja. Seperti karyawan yang ada di divisi corporate secretary, mitra kami yaitu Karang Taruna Jawa Barat, masyarakat lokal tapi spesifik untuk di daerah tersebut seperti orang tua murid dan sekolah sekitar.

6. Bagaimana cara PT Mitra Adiperkasa melibatkan stakeholder dalam pembuatan program CSR?

Dalam program Rajab kami pernah melibatkan stakeholder yaitu relawan untuk ikut serta dalam program ini. Kemudian kami juga melibatkan diskusi dalam

(10)

128 survery dan menentukan lokasi, pelajaran yang akan diajarkan, merekrut sumberdaya mentor, dan mengumpulkan penerima manfaat.

7. Bagaimana komitmen perusahaan dalam menjalankan program CSR? Untuk Rajab sendiri program ini sudah dari 2014, sampai sekarang juga masih jalan. Itu menunjukan komitmen kami untuk melakukan kegiatan pengembangan masyarakat yang sustainable. Untuk CSR juga kami khusus sudah membentuk divisi sustainability untuk mengurus CSR secara keseluruhan. Jadi sangat berkomitmen lah kami.

8. Siapa target dan apa yang hendak dicapai oleh PT Mitra Adiperkasa dari program Rumah Belajar Anak Bintang?

Targetnya itu anak-anak prasejahtera dari kelas 4 SD sampai 1 SMP sementara ini. Itu targetnya. Rajab itu membangun karakter sembari memberikan edukasi ilmu kepada anak-anak tersebut, jadi kita targetnya terbentuk 18 karakter dasar antara lain kaya saling hormat, jujur, mandiri, kerjasama, empati, simpati, rajin, percaya diri, disiplin dan sebagainya. Di usia anak 10-15 tahun ini merupakan bagian dari periode emas anak, makanya kami memilih untuk pendidikan karakter. Tumbuh kembang anak kan mulai dari 0-15, setelah itu bukan karakternya gabisa dibentuk lagi, tapi lebih sulit. Ibaratnya kalau dough (lilin), masih gampang dibentuk kalau baru. Seiring usia, makin lama dough itu akan makin keras. Nah setiap satu karakter yang ingin kita tanamkan, paling tidak akan kami ajarkan selama 21 hari. Ini ada ilmu dan ada teorinya dari Thomas Lickona kalau nanti Fely dig in lebih jauh tentang 18 karakter dasar. Nah pembentukan karakter ini diharapkan nanti pada saat anak tumbuh dewasa sudah menetap. Namanya karakter itu sudah internalize, sehingga itu bisa membuat mereka bisa menjadi pribadi mandiri, kreatif, dan memiliki masa depan yang lebih baik. Ibaratnya gini, kalo punya karakter yang baik dari diri seseorang itu belajar gak usah disuruh. Karena dia tau belajar itu bisa mencapai prestasi. Jadi setiap pembelajaran karakter juga disisip-sisipkan di antara beberapa pelajaran bidang studi. Jadi akan selalu dibawa. Mau belajar

(11)

129 matematika, dibawa karakter apa saja yang ada disitu. Satu sama lain karakternya bisa saling berkaitan. Dan pada akhirnya anak itu bisa membuat lompatan lebih tinggi. Kalo anak ga ditanamkan karakter dari awal, mereka ga akan kemana-mana. “Oh iya saya anak desa, saya anak petani, maka saya jadi petani.” Tapi kalau mereka udah punya karakter yang baik, mandiri, dan karakter yang solid dalam dirinya mereka punya wawasan luas dan pengetahuan yang luas, keberanian untuk lompat lebih tinggi, cita-cita dan mereka bisa keluar dari desa untuk nanti kembali berbakti ke desa dengan cara yang berbeda. Intinya meningkatkan kualitas manusia. Keluar dari jurang kemiskinan itu salah satunya.

9. Bagaimana dengan pembagian divisi dalam program Rumah Belajar Anak Bintang?

Kalau program CSRnya di MAP, kita yang corporate secretary yang take care. Tetapi di lapangan, di setiap Rajab yang ada di 7 lokasi kita punya mentor-mentor. Mentor ini ada yang menjadi kepala Rajab yang berfungsi sebagai pengajar dan ada 2 mentor lainnya. Diusahakan di setiap Rajab itu ada 3 mentor karena ada 3 bidang studi inti dari program yaitu matematika, bahasa inggris dan ilmu pengetahuan alam. Mereka ini yang liat situasi di lapangan, bagaimana menjadwalkan kegiatan anak-anak ini. Rajab ini kegiatan di luar jam sekolah. Kami bersama-sama dengan Karang Taruna dan mentor menyusun buku manual Rajab yang menjadi panduan KBM. Jadi mentor kepala tiap bulan akan kirim laporan ke MAP, tentang apa aja yang dilakukan di Rajab, jumlah murid ada berapa, dan pencapaian murid yang special apa. Jadi emang pelaksanaannya mentor ke kita sebagai pengawas.

10. Bagaimana proses perencanaan dan strategi dalam menjalankan program ini? Sejak kapan program ini direncanakan?

Program ini dirintis pada tahun 2012, dengan mengadakan jambore pembentukan karakter anak dan panduan pengasuhan secara berseri dan berkala, selama kurun waktu dua tahun. Secara resmi, program ini dimulai

(12)

130 pada tahun 2014. Kalau setiap kali kami memutuskan untuk membuka rumah belajar yang baru, kami akan melakukan survey tempat terlebih dahulu dan memastikan aksesibilitasnya terlebih dahulu. Untuk strateginya, kami melihat dari BPS wilayah Jawa Barat ini angka putus sekolahnya cukup tinggi jadi kami berusaha untuk buka Rajab ini di Jawa Barat dulu.

11. Dalam program CSR, budgeting merupakan salah satu unsur yang perlu dipertimbangkan. Bagaimana pembagian budget dilakukan untuk program ini dan darimana budget untuk program ini?

Budgeting itu dilakukan pada akhir tahun untuk satu tahun kedepannya. Tiap taunnya kita lakukan budgeting untuk Rajab, tergantung yang diperhatikan apa. Contohnya lokasi dan apresiasi mentor, ada program apa yang mau dilaksanakan apakah field trip atau mau diadakan kelas inspirasi. Budgetnya menggunakan dana dari perusahaan. Ada dana khusus dari perusahaan untuk program CSR sendiri.

12. Apakah dalam menjalankan program Rumah Belajar Anak Bintang PT Mitra Adiperkasa melakukan kerjasama? Bentuk Kerjasama apa yang dilakukan dengan pihak-pihak tersebut?

Secara ad hoc pernah, kaya di dalam Rajab itu selain bekerja sama dengan karang taruna kita juga di dalam salah satu aktivitasnya pernah melibatkan lembaga lain yaitu CISV Indonesia. Kita melakukan kerjassama dengan CISV Indonesia dengan melakukan jambore yang namanya mosaic yang fokusnya ke kegiatan kesenian Jawa Barat. Terus selama Rajab berdiri kita juga pernah kerjasama dengan relawan-relawan yang sifatnya independent dari mahasiswa. Pernah juga dari bina ... bina apa yang orang-orang luar negeri datang untuk belajar soal toleransi perbedaan dan sebagainya. Maaf saya sedikit lupa untuk nama lembaganya. Untuk kerjasama dengan karang taruna itu lebih ke arah program. Pokoknya Karang Taruna adalah partner utama kami dalam program ini dalam program. Karang Taruna membantu kami untuk survey dan menjalankan program.

(13)

131 Taking Action & Communicating

1. Program Rumah Belajar Anak Bintang diambil dari isu pendidikan di Indonesia. Apa saja yang dilakukan oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk dalam mengelola isu pendidikan melalui program Rajab ini?

Kami menekankan pembangunan karakter pada usia emas anak. Di Rajab ini ada 3 mata pelajaran yang kami bawakan yaitu Matematika, Inggris dan IPA. Kita ada buat kelas-kelas inspirasi di mana mereka dipertemukan dengan berbagai macam profesi. Seperti misalnya waktu itu kami ada mengundang Triyaningsih, atlet lari, agar anak-anak juga tahu dan mendapatkan edukasi soal cita-cita mereka. Kita juga pernah mengundang barista untuk mengetahui bagaimana kerja jadi barista. Pernah juga mendatangkan orang dari perusahaan kami.

2. Dalam mengkomunikasikan program ini kepada penerima bantuan, cara apa yang dilakukan oleh PT Mitra Adiperkasa dari awal hingga akhir? Pada tahap awal, kami berkomunikasi melalui berdiskusi secara langsung dengan masyarakat setempat dengan dukungan Karang Taruna Jawa Barat. Kemudian kami membangun kapasitas mentor kami yang untuk mewakili kami untuk komunikasi dengan masyarakat setempat, seperti kunjungan ke kantor kepala desa. Di situ mentor kami yang berkomunikasi. Selain memimpin proses belajar dan mengajar, mentor kami juga secara berkala melakukan home visit dan school visit supaya bisa memonitor perkembangan anaknya.

Para mentor dan siswa juga terlibat dalam kegiatan keberlanjutan dalam proses belajarnya (pembuatan pot dari kain bekas, pembuatan ecobrics, biopori, dll). Hal ini membantu menyebarkan pentingnya keberlanjutan ke masyarakat setempat. Kita juga sempat ada community service sebelum pandemic, yang gunanya juga mengomunikasikan soal Rajab ini ke penerima bantuan karena akan melibatkan orang-orang yang ada di lokasi Rajab itu juga.

3. Sedangkan dalam mengkomunikasikan program ini kepada masyarakat luas, saluran (media) apa yang dilakukan oleh PT Mitra Adiperkasa?

(14)

132 Kami selalu mengkomunikasikan program CSR kami di annual report perusahaan, di website juga. Kedepannya kami akan membuat laporan keberlanjutan tahunan, namun sekarang masih dalam proses penyusunan.

4. Dalam mengkomunikasikan program ini kepada stakeholder, informasi-informasi apa saja yang perusahaan berikan?

Informasi soal kegiatan Rumah Belajar Anak Bintang, lokasi dan jumlah Rajab yang beroperasi, termasuk juga jumlah murid. Lalu prestasi-prestasi para siswa yang bergabung dengan Rajab. Ini sumbernya kami dapatkan sendiri karena ini program kan kami yang menjalankan.

5. Darimanakah asal informasi yang diberikan oleh PT Mitra Adiperkasa? Apakah ada divisi khusus yang memiliki tugas untuk membuat dan memberikan informasi tersebut?

Untuk masyarakat luas kita bicara annual report dan media. Yang menangani itu memang divisi corporate secretary. Divisi corporate secretary ini yang mengerjakan soal CSR. Untuk pembuatan annual report atau website kita juga ada copywriter untuk menulis pesannya. Tentunya semua pesan itu ya disetujui oleh manajemen perusahaan sebelum dikeluarkan ke publik.

6. Bagaimana proses pembentukan pesan (informasi) yang dilakukan PT Mitra Adiperkasa sebelum memberikannya kepada komunikan?

Copywriter akan menyusun konten terlebih dahulu dalam annual report, kemudian annual report harus disetujui dulu oleh seluruh BOC dan BOD sebelum akhirnya dipublikasikan kepada masyarakat.

7. Siapa saja yang termasuk dalam komunikan PT Mitra Adiperkasa? Seluruh stakeholder yang dimiliki PT Mitra Adiperkasa. Tapi kalau untuk channelnya berbeda-beda. Misalnya kalau investor kami memiliki investor

(15)

133 relations yang menjaga hubungan dengan para investor. Kalau masyarakat bisa melalui website dan annual report yang dapat diakses di website kami.

8. Bagaimana strategi komunikasi yang dipilih dan cara PT Mitra Adiperksa mengemas pesan-pesan yang disebarkan melalui media?

Kita sesuai fakta ya, karena kita memang perusahaan terbuka dan harus transparan. Jadi apa yang kita kerjakan akan kita ungkapkan. Pesan-pesan yang kita beri juga harus tepat waktu. Kalau ada kendala ya kami akan komunikasikan soal kendala tersebut dan cari cara untuk mitigasi tantangan tersebut.

9. Bagaimana pembagian tugas dan pengkoordinasiannya pada tiap-tiap divisi saat terjun ke lapangan?

Mentor tugasnya tentu saja adalah untuk memastikan jalannya acara di lapangan. Tapi untuk keseluruhan tetap divisi Corporate Secretary dari MAP yang menjadi kepala dalam menjalankan program ini. Karena itu tadi, mentor tugasnya lebih ke arah penghubung MAP dan siswa-siswa Rajab.

10. Saat melakukan komunikasi dengan penerima bantuan maupun publik, apakah pernah terjadi perbedaan antara apa yang ingin PT Mitra Adiperkasa sampaikan dan apa yang diterima penerima pesan?

Tentunya pernah ya, kaya kita pernah minta ke mentor format laporannya seperti ini, yang seharusnya ada dalam laporan adalah ABCD, tapi yang ternyata kami terima tidak sesuai gitu. Laporan dari para mentor sendiri kan adalah laporan yang nantinya kami gunakan sebagai informasi kepada para masyarakat ya. Jadi sebelum kita komunikasiin ke masyarakat, kita mastiin dulu dari laporan mentor itu sudah betul atau belum. Baru setelahnya kita teruskan ke publik agar meminimalisir miskomunikasi.

Untuk para penerima bantuan sendiri, memperkenalkan program CSR kepada masyarakat level grassroot ini bukan sesuatu yang mudah. Apalagi kalo masyarakat di level tersebut tentu saja latar belakang ekonomi keluarganya

(16)

134 terbatas. Kalau ada pihak luar datang ke satu lingkungan, apalagi yang menawarkan dalam tanda kutip “bantuan” sifatnya atau aktivitas sosial, itu biasanya mereka relate-nya adalah bantuan yang sifatya fisik. Bantuan yang sifatnya ini identik dengan uang. Nah, Rajab kan berbeda. Rajab memberikan pendidikan, memberikan soft skill kepada semua yang terlibat. Ini awalnya tidak mudah, karena mereka itu tadinya mengharapkan.. “ooh MAP dateng ke desa kami, membuat satu porgam sosial, mereka pasti punya uang ratusan juta rupiah.” Itu pernah ada yang kaya gitu. Sehingga ada upaya-upaya dari masyarakat setempat itu seperti kalau tidak wujudnya uang, mereka ga dukung. Itu sebabnya kita perlu dukungan dari karang taruna untuk menjelaskan soal Rajab sendiri. Programnya apa sih, tujuannya apasih, manfaatnya apasih. Nah itu tuh harus dilakukan secara periodik berkala. Makanya kenapa kita merangkul karang taruna karena MAP sendiri head office-nya tidak ada di daerah-daerah tersebut. Kita menggunakan karang taruna sebagai kepanjangan tangan kami dan juga mentor-mentor untuk komunikasiin apa saja yang dipelajari di Rajab. Ada kok orang tua di sekitar Rajab yang liatnya seperti “Alah Rajab itu kenapa ya keliatannya cuma main aja, katanya rumah belajar tapi kok ga belajar?” Nah ini karena paradigma belajarnya beda. Masyarakat melihat belajar itu di kelas, duduk yang rapi, membaca buku. Tapi ternyata Rajab nawarin cara belajar yang berbeda, ajak anak buat out going out of spoken, bisa belajar dari mana aja. Di Rajab itu yang namanya perustakaan, bukan hanya di satu kamar. Tapi kaya di dapur juga bisa ditemukan pojok buku. Jadi setiap bangunan dari Rajab yang kita tempati itu adalah tempat untuk belajar.

11. Jika ada, cara apa yang dilakukan PT Mitra Adiperkasa untuk memperbaiki hal tersebut?

Cara kita memperbaikinya adalah tentu dengan mengkomunikasikan kembali apa yang kita maksudkan ya. Setelahnya kita koordinasiin lagi. Untuk

(17)

135 masyarakat, kita juga sama.. kita mengkomunikasikan persepsi-persepsi yang berbeda kepada mereka agar tidak ada perbedaan.

12. Bagaimana feedback yang diberikan para penerima informasi?

Saat ini para investor MAP sangat tertarik dengan isu topik sustainability sendiri, salah satunya adalah Rajab. Bukan hanya program Rajab saja, tetapi juga gimana perusahaan menerapkan sustainability untuk ambil keputusan.

13. Bagaimana cara perusahaan mengelola feedback tersebut? Adakah tindak lanjut dari feedback tersebut?

Sebagai perusahaan retail, kami sangat terbuka dengan feedback-feedback yang kami dapat. Jika memang diperlukan, kami juga bersedia untuk memberikan keterangan. Seperti tadi, awalnya masyarakat desa di sana ngertinya kalau program Rajab kami ini akan memberikan bantuan secara fisik. Pelan-pelan kami dan karang taruna kerja sama untuk menjelaskan bahwa sebenarnya program Rajab ini akan bantu edukasi dari segi ilmu dan juga karakter anak untuk masa depan yang lebih baik.

Evaluating the Program

1. Siapa saja yang terlibat dalam proses monitoring dan evaluasi program Rumah Belajar Anak Bintang?

Untuk evaluasi itu kita tiap tahun ada namanya rapat kerja. Jadi di situ kita bikin dulu target tahun ini apa. Di dalam rapat itu yang hadir ada dari MAP, Karang Taruna dan dari para mentor juga hadir. Jadi kita buat semacam KPI (Key Performance Indicator) di tiap-tiap Rajab. Tentu di tiap Rajab itu berbeda KPInya. Bisa dilihat dari penambahan jumlah siswa, bisa dilihat dari pelatihan apa yang mau dilakukan mentor, bisa juga dari banyak siswa yang mau dapat beasiwa. Jadi awalnya kita bikin target dulu, kemudian tiap bulan nanti mentor kirim laporan ke pihak MAP. MAP dan Karang Taruna yang monitor itu. Kembali, semua partner kami terlibat dalam evaluasi program ini.

(18)

136 2. Menurut PT Mitra Adiperkasa, apakah program Rajab ini dapat

dikategorikan sebagai program yang berhasil?

Tentu. Banyak tantangan memang yang dihadapi. Tapi kita udah berhasil bikin program yang terus lanjut dari 2014 sampai sekarang. Walaupun memang di masa pandemic cukup banyak tantangannya, tapi kami juga berhasil melewatinya.

3. Apa yang membuat anda menilai demikian? Apa saja indikator untuk mengukur keberhasilan program dari Rumah Belajar Anak Bintang? Meskipun tantangan di masa pandemic ini banyak, kami merasa kami cukup berhasil karena dapat mengatasi semua masalah yang ada. Mulai dari pergantian metode belajar dari offline yang kini menjadi online, pergantian infrastruktur di sana yang banyak tidak mendukung. Tapi jumlah murid kami tetap terjaga, gak ada juga Rajab yang tutup, jadi ya menurut kami program ini cukup berhasil. Ditambah ada apresiasi juga ada apresiasi dari pihak luar, MAP melalui Rajab pernah mendapatkan Padmamitra tingkat DKI tahun 2017 dan Padmamitra tingkat nasional tahun 2018. Sejumlah anak dari Rajab juga menerima beasiswa di salah satu Lembaga pendidikan.

4. Bagaimana respons dari penerima program CSR saat pertama kali program dilakukan dan setelah program? Apa memuaskan?

Mereka beranggapan kalau ada pihak luar masuk ke desa untuk berkontribusi sosial itu sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang sifatnya finansial. Namun setelah dilakukan komunikasi berkali-kali kami mendapat pengertian dari mereka kalo Rajab ini tidak membantu secara finansial. Sekarang mayoritas penerima program CSR ini berharap agar Rajab semakin berkembang.

5. Dari informasi, Rumah Belajar Anak Bintang ini sudah dibuka di beberapa tempat. Bagaimana dengan evaluasi program sampai sejauh ini?

(19)

137 Evaluasinya kita lakukan setiap bulan. Memang hasilnya cukup memuaskan sih. Memang waktu pandemic ini berjalannya cukup lambat., tapi kembali kami anggap cukup berhasil karena banyak murid yang masih bertahan dan Rajab tidak ada yang tutup. Waktu Rajab sudah mulai operasi lagi juga kini menerapkan protocol kesehatan. Jadi bisa dikatakan evaluasinya cukup baik ya.

6. Apa ada panduan yang digunakan dalam melakukan proses evaluasi? Panduannnya ya itu, yang tadi kita buat di awal tahun. Jadi masing-masing Rajab buat KPI sendiri, kita vealuasi KPI tersebut bersama dengan karang taruna.

7. Dengan melihat bagaimana program ini sudah berjalan bertahun-tahun, apakah ada inovasi untuk di kemudian hari?

Saat ini Rajab memang muridnya itu baru sampai 1 SMP. Kita ingin bangun namanya Rajab pemuda. Jadi nanti dari Rajab bisa diteruskan ke Rajab pemuda. Di Rajab pemuda, selain melanjutkan pedidikan karakter kita mau masukin pendidikan retail. Harapannya Rajab pemuda ini bisa jadi talent pull kami, jadi kami bisa pull karyawan kami dari situ. Tapi karena pandemic, kita masih harus hold dulu. Nah ini juga alasan kami kenapa mau lakuin CSR di bidang pendidikan. Sebenernya program CSR bagi-bagi duit mudah dilakukan, tapi kami mau progam CSR yang berkelanjutan dan kita melihat perusahaan kami. Kami membutuhkan tenaga kerja juga. Jadi kalau kita berkecimpung di CSR pendidikan nantinya bisa bantu perusahaan kami juga.

8. Kendala apa saja yang dialami saat menjalankan Rajab? Bagaimana cara mengatasinya?

Macem-macem. Kadang laporan tidak sesuai format, telat, kita harus imbangi kapasitas mentor kami. Kadang jadwal Rajab bentrok dengan jadwal sekolah. Kadang sewa tempatnya gabisa diperpanjang. Jadi ya kembali lagi kita harus terus komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat setempat dan juga dengan bantuan karang taruna.

(20)

138 9. Bagaimana citra yang perusahaan sekarang miliki? Apakah program CSR

ini memberikan dampak pada citra perusahaan PT Mitra Adiperkasa? Kalau citra ya kita tidak pernah dapet raport merah dari bursa saham. Kita ga pernah telat lapor annual report dan yang lainnya. Kita masuk juga di IDX80, menunjukkan saham kami cukup liquid dan banyak diminati oleh investor. Selain itu tidak ada kasus hukum yang menimpa kami di tahun ini. Oleh karena itu, kami menganggap citra kami cukup baik.

10. Perbedaan citra perusahaan sebelum dan setelah dilakukannya program Rajab?

Saat ini memang investor itu banyak banget yang nanya sustainability. Apa yang perusahaan lakukan untuk dukung SDG. Rajab membantu kami buat jawab pertanyaan itu. Jadi bisa dibilang membantu kami meningkatkan citra perusahaan. Kita perusahaan terbuka jadi selalu usaha jaga citra perusahaan kami. Jadi ya program CSR ini bantu kami buat jawab investor soal sustainability sih.

11. Media apa saja yang PT Mitra Adiperkasa gunakan untuk mempublikasikan program CSR ini? Bagaimana feedback yang didapatkan?

Website dan annual report. Kita pernah social media tapi untuk cerita ke koran jarang memang. Nanti kedepannya kita susun laporan keberlanjutan tahunan. Nah itu juga salah satu media yang digunakan untuk komunikasi soal program CSR ini.

12. Bagaimana dengan kerjasama yang dilakukan, apakah terus berlanjut hingga sekarang?

Tentu saja. Kerja sama dengan karang taruna dan mentor terus berlangsung sampai sekarang.

(21)

139 13. Apakah publik dapat mengakses informasi mengenai evaluasi program?

Media apa yang digunakan?

Laporan annual report tersedia secara umum. Semua masyarakat bisa download aja dari website kami atau IDX. Tapi kalo evaluasi programnya engga bisa. Selain kurang signifkan, itu kan juga ada nilai siswa, laporan mentor yang datanya internal perusahaan yang harus kita jaga kerahasiaannya. Jadi untuk evaluasi yang sifatnya rahasia kita simpan secara internal, kalau keseluruhan bisa lihat di annual report kami.

WAWANCARA VIA CHAT PT Mitra Adiperkasa Tbk. Partisipan: Yohanes Atyanta

1. Kalau untuk ke eksternal (masyarakat luas), apa ada problem dalam menyampaikan program CSR?

Tidak ada, karena kita udah melakukan komunikasi tentang program secara lengkap di media-media yang kita gunakan.

2. Dari hasil wawancara sebelumnya, ada perbedaan persepsi yang menjadi problem dari program ini. Apa yang akhirnya dilakukan PT Mitra Adiperkasa hingga akhirnya program bisa diterima?

Kita nawarin program belajar yang beda yang menyenangkan jadi waktu itu yang kita komunikasikan sampai akhirnya diterima adalah dengan mengajak anak-anak untuk mengikuti kelas di rajab sendiri. Anak-anak desa saat itu ikut kelas seperti yang kita udah bilang dalam wawancara kemarin, kelas inspirasi dan kelas-kelas kreatif lainnya dengan begitu anak-anak ini ibaratnya bilang ke orang tua mereka yang tadinya ga mendukung. Dari prestasi-prestasi anaknya juga sih.

(22)

140 3. Kalau untuk medianya, bagaimana pak? Apa ada media khsus untuk

menyampaikan program ini?

Kalau untuk pembawaan materi, kita gak ada media komunikasi khusus. Tapi saat membawakan materi, materinya kita bawa secara langsung memanfaatkan audio dan visual agar materi yang disampaikan lebih mudah dimengerti.

4. Untuk proses evaluasi, bapak waktu itu bilang kalau yang terlibat seluruh pihak. Itu tugas masing-masingnya gimana ya pak?

Mentor & Karang Taruna memonitor langsung di lapangan terkait siswa dan kirim laporan ke MAP. Corporate secretary MAP bawa hasil tersebut di rapat tahunan dan menyesuaikan dengan KPI serta menjadi penanggung jawab utama. Mentor & Karang Taruna juga diundang buat memberi tanggapan.

5. Terkait dengan program komunikasinya Pak, untuk goal secara komunikasi programnya itu bagaimana ya pak?

Tentu saja agar penerima bantuan paham soal apa yang ingin kita sampaikan.

6. Bagaimana dengan objektif komunikasinya? Kan kalau dari objektif program, inginnya menanamkan 18 karakter dasar. Kalau dari sisi komunikasinya bagaimana?

Dengan merencanakan terlebih dahulu apa yang mau kita laksanakan untuk program Rajab itu. Kita menyesuaikan program dengan penerima bantuan bersama dengan mentor dan Karang Taruna.

(23)

141 TRANSKRIP WAWANCARA

Penerima Bantuan CSR

Narasumber: Fadli Ardyansyah

Felyssa: Halo kak Fadli, perkenalkan aku Felyssa dari Universitas Multimedia Nusantara yang akan wawancara kamu mengenai program Rumah Belajar Anak Bintang yang dibuat oleh PT Mitra Adiperkasa. Sebelumnya boleh kak Fadli melakukan perkenalan dulu?

Fadli: Saya Fadli Ardhyansyah, kelas 1 SMA, penerima bantuan dari Rajab dari Ciwidey.

Felyssa: Baik, kalau gitu aku mau tanya dulu kakaknya ikut program Rajab ini dari kapan ya kak?

Fadli: Dari saya kelas 4 SD sampai dengan 6 SD.

Pertanyaan Wawancara

1. Sebelumnya apakah anda mengetahui PT Mitra Adiperkasa?

Awalnya ga tau apa-apa soal PT Mitra Adiperkasa ini. Tahunya PT Mitra Adiperkasa itu perusahaan. Tapi gatau perusahaan apa.

2. Menurut anda, apa itu program Rumah Belajar Anak Bintang?

Tempat les, kak. Dimana siswa-siswanya belajar sambil bermain. Kita ga pernah dituntut keras untuk belajar, di sini akhlak kami yang lebih diperhatikan.

3. Menurut anda, seperti apakah perusahaan PT Mitra Adiperkasa sebelum menerima bantuan?

(24)

142 4. Aktivitas apa saja yang pernah anda lalui selama mengikuti program

Rumah Belajar Anak Bintang?

Banyak kak, kaya kami pernah rawat jamur. Sembari belajar jamur ini, kami hias tempat rawat jamurnya. Terus ada beberapa acara juga, kaya contohnya acara Jump Around. Di acara Jump Around ini siswa lakuin replikasi keliling dunia untuk dating ke negara-negara lain. Dikenalin juga beberapa hal tentang negara itu, jadi belajar budayanya.

5. Apa yang anda dapatkan melalui program Rumah Belajar Anak Bintang ini?

Pengalaman yang pasti. Misalnya dari acara mosaic, kita mengenal soal alat music. Kita juga pernah ketemu anak-anak dari luar negeri, belajar budayanya. Karena Rajab juga alhamdullilah saya dapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah SMP. Makanya setelah kelas 6 saya ga ikut Rajab lagi. Tapi kalau lagi pulang kampung biasanya masih ikut ke Rajab.

Felyssa: Kakaknya dapat beasiswa dari Rajab kak?

Fadli: Bukan kak. Jadi Rajab cari sekolah yang ada beasiswa terus bantu saya buat ikut serta.

6. Menurut anda, apa alasan PT Mitra Adiperkasa mengadakan program ini?

Untuk tumbuh kembang karakter dan prestasi anak-anak, kak.

7. Menurut anda, apakah program Rumah Belajar Anak Bintang ini merupakan program yang penting? Mengapa?

Penting kak, karena kalo di kampung anak sekarang lebih banyak bermain. Jadi karakternya kurang. Ditambah lagi kurang teman, jadi Rajab ini bisa nambah teman kak.

(25)

143 8. Menurut anda, apakah program ini sudah berjalan dengan sukses?

Bagaimana anda menilai hal tersebut?

Iya kak sukses, karena ya anak-anak jadi lebih inisiatif sekarang. Terus ya kami juga menambah teman dan banyak belajar dari program Rumah Belajar Anak Bintang ini.

9. Menurut anda, apakah program ini memiliki kekurangan?

Kalo pas saya sih fun-fun aja, saya ikutin alur aja. Saya juga bersyukur banget bisa ikut Rajab pas dulu karena bisa isi waktu luang saya dengan waktu yang berguna gak diem di rumah terus gajelas.

Felyssa: Oh, jadi program Rajab itu diluar jam sekolah ya kak? Setiap hari apa aja?

Fadli: Program Rajab diadakan setiap hari dari Senin sampai Jumat secara tatap muka, kak. Ada yang siang, ada juga yang sore kak. Siang habis Dzuhur, kalau sore abis Azhar.

10. Apa harapan anda untuk program ini di kemudian hari?

Ya semoga kaya dulu lagi, rame. Mungkin emang perlu bantuan dari masyaarakat karena menurut saya program ini kan emang untuk masyarakat, jadi kontribusi dari masyarakat juga diperlukan.

11. Menurut anda, PT Mitra Adiperkasa perusahaan yang seperti apa setelah menerima bantuan ini?

Perusahaan ritel kak, yang pusatnya di Jakarta. Perusahaan yang membantu untuk siswa-siswa desa.

(26)

144 TRANSKRIP WAWANCARA

Ahli CSR (Dosen CSR Universitas Mulawarman) Narasumber: Ibu Annisa Wahyuni Arsyad (Ibu Icha)

1. Apa yang anda ketahui tentang konsep CSR menurut ISO 26000?

Kita kan kalau bicara CSR gabisa hanya dipandang sebagai tanggung jawab sosial seperti itu ya. Kalo tanggung jawab sosial kan seolah-olah itu wajib. Hanya sekedar untuk menuruti kewajiban. Konsep CSR memang harusnya dipandang secara lebih luas, ibaratnya seperti itu. Seharusnya dipandang sebagai sebuah konsep dimana perusahaan itu punya semacam manifestasi dari etika bisnisnya dia. Ibaratnya itu adalah kesadaran penuh terhadap keputusan bisnis yang dia buat. Kaitannya kan keputusan dan operasi bisnis yang dia buat punya dampak ke semua stakeholders-nya, jadi yang harus dilihat adalah CSR menjadi komitmen etis buat perusahaan untuk sadar bahwa mereka bukan hanya berorientasi kepada memaksimalkan profitnya, bukan hanya untung shareholdernya, tapia da berbagai macam stakeholders lain yang disitu include internal external steakholder yang memang harus menjadi concern dari sebuah perusahaan. Karena kaitannya dengan etika bisnis, gimana operasi bisnis yang dilakukannya. Jadi nah, kalo kita memandang CSR bukan hanya kewajiban tetapi itu sesuatu yang genuine yang harus tulus harus bener-bener orientasinya bukan hanya untuk pencitraan atau membangun reputasi dan citra. Kalo misalnya dari kegiatan CSR dari mereka yang lakukan kemudian hasilnya adalah reputasi bisnis yang positif nah artinya itu semacam bonus. Sebenernya yang ingin dicapai adalah membantu program pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan. Jadi bisnis dikatakan sustainable Ketika dia bisa memberikan kemakmuran untuk semua stakeholdernya. Tapi ga mengancam masa depan. Sustainable itu kan artinya berkelanjutan. Yang ingin dicapai ya corporate sustainability. Ada achievement yang stimultan dari sisi ekonomi, sosial, environment. Makanya ada istitlah triple bottom line yang harus dilakukan,

(27)

145 konsepnya Elkington. Apa yang dicapai perusahaan bukan hanya berorientasi profit, tetapi memikirkan bagaimana planet dan peoplenya. Nah itu konsep di dalam CSR. Pembahasan soal CSR ini emang panjang, dimulai dari tahun 50an sampai beberapa tahun kemudian, sampe sekarang, pembahasan terus berlanjut. Baru setelah itu harus ada muncul MDGs yang orientasinya meberantas kemiskinan, pendidikan, gender, pemberdayaan perempuan. Kemudian dilanjutkanlah di SDGs. Sampai akhirnya muncul ISO 26000. Nah ISO 26000 yang merupakan international guidance of CSR, kemudian dimunculkan rumusan tentang CSR. Kalo kita lihat di ISO 26000, CSR itu harus bisa concern terhadap beberapa indicator kaya pengembangan masyarakat, tanggung jawab konsumen, terus praktik kegiatan institusi yang sehat (7 core CSR). Itu yang jadi concern CSR di dalam ISO 26000. Jadi apa yang kemudian harus dilakukan perusahaan, Ketika perusahaan mengimplementasikan program CSRnya adalah potret di situ. Lihat visi misi perusahaan, lihat linibisnis, sesuaikan dengan butir ISO 26000 dan SDGs tentang yang menjadi pokok dari CSR itu. Nah perusahaan bisa berorientasi dari butir-butir itu.

2. Apa kegunaan dari program CSR bagi sebuah perusahaan?

Kalo kita bicara apa yang menjadi manfaat CSR bagi perusahaan itu memang banyak. Apa yang didapatkan perusahaan dari CSR otomatis ia mendapatkan citra perusahaan yang positif kalau stakeholdersnya itu percaya dengan ketulusan perusahaan. Tapi terkadang program CSR itu orientiasnya kepada fisik. Padahal seharusnya ke hal yang sifatnya filantropik. Misalnyan ya perusahaan bikin program, tiba tiba bagi sembako. Terus dia mengklaim itu adalah CSR. Sementara itu kan hanya bagian kecil banget dari program CSR. CSR gak cuma sekedar kedermawanan, gak cuma sekedar charity, gak cuma filantropik. Bukan hal hal yang jangka pendek. Terkadang perusahaan itu terjebak dari program yang sifatnya jangka pendek atau kiss and run. Dikerjain terus ditinggalin. Atau engga gini juga, Ketika dia kasih program seperti ini terus komunikasinya lebay banget. Seolah-olah dia yang paling berjasa, bagus banget, banyak bangat program yg dikerjakan. Padahal ga juga banyak yang dia

(28)

146 kerjakan. tapi konteksnya heboh. Nah ini masalahnya menimbulkan pertanyaan, nah jadi publik jadi trust issues karena publik akhirnya bertanya-tanya beneran tulus kah? Kerjain program segini aja kenapa heboh banget? Nah akhirnya nimbulkan pertanyaan etis dari publik. Nah itu yang sering timbulin pertanyaan dari publik. Banyak juga perusahaan yang sebenernya melakukan itu dan kemudian dia justru back up dari masyarakat di sekitar. Karena masyarakat merasa bahwa mereka bener bener concern. Kalo konteksnya kaya gini ya nimbul citra positif. Tapi kalo programnya biasa aja tapi komunikasinya lebih banyak, itu justru sebaliknya. Itu yang biasa kita sebut sebagai pencitraan. CSR itu intangible asset yang kalo dikelola bisa emmperkuat brand, tapi kalo cara pengelolaannya salah ya bakal jadi boomerang. Ketika kita mau sedekah, kita mau baik, masa iya kita mau bilang kita sedekah 1 juta mau kembali 10 juta. Nah gitu. Jadi CSR ya intangible asset yang kita gabisa nilai hitung keuntungannya gimana. Tapi kita bisa lihat jangka panjang seperti apa. Citra kan kaya gitu juga, yang pelan-pelan dibangun hingga akhirnya bisa kuat. Kalo mereka mikir CSR adalah dukungan terhadap sustainability deveolpoment dari sebuah negara, untuk membangun corporate sustainability, maka jatohnya akan baik buat citra dan brandnya mereka. Padahal konsep CSR ini ya pemberdayaan, kolaborasi, partnership. Kalo CSR dikelola baik, maka mereka mendapatkan kerjasama yang solid dengan semua pihak, dengan semua stakholders terakit yang memang mereka butuhkan. Kalo perusahaan bisa mengelola CSR dengan baik, mereka biasanya juga bisa membedakan diri dari para pesaing. Ada diferensiasi. Misalnya ya kalau perusahaan besar dengan CSR itu biasanya punya tambahan value tersendiri, nah akhirnya masyarakat akan memandang perusahaan ini adalah perusahaan yang bonafit dan menjadi icon karena menjadi perusahaan yang berbeda dengan yang lain. Akses investasi juga terbuka karena perusahaan yang menjalankan CSR biasanya akan memiliki laporan sustainability. Perusahaan yang masuk di bursa saham ga Cuma dilihat seberapa besar sahamnya, tapi org lihat bahwa gimana sih value perusahaan ini. Pemegang saham, stakeholder, jadi yakin kalo perusahaan ini adalah perusahaan yang kredibel dari laporan-laporan perusahaan tersebut.

(29)

147 3. Bagaimana cara untuk mengukur ideal atau tidaknya sebuah program

CSR bagi sebuah perusahaan?

Program CSR gak bisa dilakukan hanya sekali, tapi berkelanjutan. Seharusnya bukan program yang putus. Seharusnya programnya itu yang bener-bener bisa terperdaya. Menurut saya salah satu program CSR yang ideal itu milik kecap bango punyanya unilever. Kecap bango itu mengklaim bahwa dia kecap dengan kedelai hitam terbaik. Kenapa dia bisa bilang kedelai hitam terbaik? Karena dia itu membuat semacam research. Dia memperdayakan petani-petani kedelai. Dia bekerjasama dengan ahli-ahli juga dan petani kedelai untuk membuat kedelai hitamnya sendiri. Hasil dari kedelai yang dihasilkan oleh petani kedelai dalam program CSR dia kan akhirnya dibeli lagi sendiri oleh kecap bango itu. Jadi diproduksi untuk lini bisnisnya dia. Jadi Ketika dia jual dia bilang ke konsumennya yaitu hasil dari kedelai hitam terbaik dari kemitraan dia dengan petaninya sendiri. Jadi itu kan mendukung lini bisnisnya dia. Jadi CSR yang baik itu yang rantainya seperti itu, ada kolaborasi ada modal sosial, ada sosial relation yang terbangun, ada outcomenya. Dan itu jadi linibisnis yang sesuai dengan bisnisnya sendiri. Nah makanya intinya adalah corporate sustainability. Jadi economic performancenya tercapai, sosial performance tercapai, environmental juga tercapai.

4. Menurut anda, apa program CSR memiliki pengaruh terhadap citra perusahaan? Bagaimana pengaruh tersebut, khususnya di mata

stakeholder?

Kalau misalnya perusahaan bisa membangun trust kepada semua stakeholder terkait dengan program CSR dan mereka emang bener-bener concern dengan program CSRnya yaitu bakal nimbulkan citra positif.

(30)

148 5. Menurut anda, bagaimana program CSR di Indonesia? Apakah sudah

sesuai dengan konsep ISO 26000?

Ada banyak perusahaan yang sudah mulai menerapkan proses program CSR yang baik. Tapi ada juga yang banyak mendapatkan kritikan, apalagi di Indonesia banyak perusahaan yang mengelola sumber daya alam contohnya ya kaya perusahaan tambang, terus juga kehutanan, sawit, dan yang lainnya. Yang menjadi kritik itu yang menjadi sorotan karena ternyata banyak perusahaan yang belum bisa mengimplementasikan program CSR yang sesuai, ibaratnya seperti itu. Saya ga bisa sebut ya perusahaannya apa-apa saja, tapi banyak kritikan tersebut di jurnal-jurnal tentang CSR. Terus tentang CSR di Indonesia. Tapi juga banyak yang performancenya kuat, contohnya perusahaan yang go public atau perusahaan terbuka. Mereka banyak yang concern. Yak arena untuk bisa jadi gopublic, mereka harus masukin saham ke bursa efek. Salah satu indicator untuk bisa sampai di situ dia harus melewati berbagai macam tahap, salah satunya itu, laporan-laporan soal sustainability juga harus masuk. Kalau saya lihat ya diperlukan komitmen dari para corporate leaders untuk mengimplementasikan CSR yang baik dalam usahanya. Karena ya dengan begitu Ketika mereka menghadapi krisis mereka remain strong.

6. Selain ISO 26000, terdapat juga SDGs yang memiliki kaitan dengan program CSR. Menurut anda sendiri, bagaimana keterkaitan antara program CSR dan SDGs?

Yang ingin dicapai dari CSR adalah pada dasarnya kalau kita liat yang lebih luas lagi, CSR itu diarahkan untuk membangun sustainable development. Karena orientasinya kan SDGs, sebelum SDGs itu MDGs. MDGs itu pada tahun 2015 berakhir, kemudian dari dari 2015 itu muncul kelanjutannya SDGs. Nah apa yang ingin dicapai dari CSR itu adalah SDGs.

7. Apa pentingnya sebuah strategi komunikasi dalam sebuah program CSR? Penting tentu saja. Kalau saya ngelihatnya dari sudut pandang komunikasi ya. Jadi kalo kita mau bicara dari komunikasi, sebuah program itu tidak dapat

(31)

149 berhasil jika tidak dikomunikasikan. Tapi, CSR sebagai sebuah program atau bagian dari kebijakan perusahaan, maka Ketika itu mau dieksekusi kan tidak mungkin langsung dibikin. Nah apa yang kemudian harus dilakukan? Kalau kita bicara strategi komunikasi, strategi komunikasi apa yang harus dilakukan jika dikaitkan dengan CSR. Kalau mau berhasil dalam program CSR, ya tentu saja harus melakukan riset terlebih dahulu. Buat dulu riset mendasar terhadap kebutuhan dari perusahaan, lihat visi misi perusahaan, apa yang jadi tujuan dari perusahaan tersebut. Kemudian siapa yang menjadi public perusahaan, stakeholdernya siapa saja. Nah kemudian apa yang menjadi isu besar terkait dengan operasi bisnisnya perusahaan. Itu dulu yang harus digali. Nah baru kemudian kita lihat assessment dari masing-masing public ini seperti apa, stakeholdersnya kebutuhannya tuh apa, kemudian dikumpulkan semua informasinya. Sesuaikan dengan butir-butir di dalam ISO 26000. Nah makanya kan, oke perusahaan punya keterbatasan dari sisi penganggaran, nah kita bisa membuat skala prioritas. Misalnya, wah ga semua nih bisa program CSRnya dijalankan. Kan di dalam ISO 26000 itu ada beberapa butir ya, ada 7 butir. Kan ga mungkin semuanya dalam waktu bersamaan dilakukan, nah otomatis buat dulu skala priortasnya apa. Nah kemudian setelah informasi dan fakta-fakta berhasil ditemukan, baru kemudian dibuat perencanaan. Prioritasnya bagaimana, analisis situasinya seperti apa, buat SWOT analysisnya, siapa saja yang menjadi target sasaran, tujuannya apa, perencanaan komunikasi bagaimana, perencanaan media seperti apa, siapa yang menjadi komunikatornya, pesannnya seperti apa, perencanaan aksinya bagaimana, nah itu dulu dibuat nah baru kemudian kita buat organizingnya siapa-siapa orang-orang yang tepat. Di situ nanti partnershipnya dengan siapa-siapa saja, itu perlu digali lebih dulu untuk Analisa rencana programnya seperti apa saja, apa yang nanti menjadi program besarnya. Nah itu kan harus satu-satu dikupas. Perusahaan itu penting juga untuk memantapkan diri. Ketika program itu dieksekusi ada yang namanya aksi dan komunikasi, di tahap ketiga itu. Ini kaitannya dengan apa yang menjadi strateginya perusahaan. Komunikasi ini kaitannya ya dengan pesannya, medianya apa aja, kenapa itu penting, karena itu

(32)

150 harus satu kesatuan soalnya kita berkolaborasi. Tanpa adanya proses komunikasi yang multiarah, proses kolaborasi akan bermasalah. Tanpa komunikasi ya publik ga akan tahu kalo perusahaan itu peduli, perusahaan itu concern terhadap CSR, publik jadi gatau juga apa yang sebenernya diinginkan perusahaan dan harapan perusahaan terkait dengan implementasi program CSR. Nah ini perlu dikomunikasikan dengan clear untuk trust building. Jadi mengkomunikasikan program CSR bukan berarti dia pencitraan, tapi penting mengkomuniasikan program CSR tapi balik lagi, antara program yang dikerjakan tapi yg dikomunikasikan itu balance. Jangan juga terlalu berlebihan komunikasinya, jangan sampe terlalu hiperbola. Tetep harus dikomunikasian ke seluruh media agar dapat menjangkau semua sasaran-sasarannya. Kemudian selanjutnya kalo kita lihat pendekatan corcom, kita harus lihat CSR itu jadi siklus yg berputar makanya ada evaluasi. Evaluasi ini itu supaya kita tau ukuran keberhasilan program ini seperti apa. Jadi apakah memang Ketika kita mengeksekusi sebuah program kemudian ap aitu akan berhasil? Ga juga, bisa jadi di tahap awal gagal. Tapi karena ada proses evaluasi ini sebagai upaya untuk kita lihat dimana letak kekurangannya, apa yang bs diperbaiki.

Felyssa: Sebelumnya apa Ibu tahu PT Mitra Adiperkasa? Bu Annisa: Kurang tahu sih Fel, Mitra Adiperkasa itu apa ya?

Felyssa: Jadi PT Mitra Adiperkasa merupakan perusahaan retail bu. Ada berbagai macam, biasanya bisa ditemuin toko-toko retailnya itu di pusat perbelanjaan.

Bu Annisa: MAP itu yang perusahaan yang menjadi mitra bagi barang branded untuk masuk ke mall itu kan ya? Kalau gak salah starbucks juga dari Mitra Adiperkasa ini ya?

(33)

151 8. Penelitian saya akan mengangkat strategi komunikasi dari PT Mitra Adiperkasa dalam program CSR Rumah Belajar Anak Bintang. Pendidikan merupakan salah satu isu yang ada dalam 7 isu pokok CSR yaitu pengembangan masyarakat dan SDGs nomor 4 yaitu kualitas pendidikan. Menurut anda, apakah program ini sudah sesuai untuk PT Mitra Adiperkasa yang merupakan perusahaan retail?

Pada dasarnya gini, apapun itu perusahaan dia mau membuat sebuah program CSR yang harus dilihat adalah kebijakan CSRnya. Kebijakan CSR itu bukan kebijakan yang lepas. Jadi lebih baik kebijakan itu menjadi kebijakan perusahaan, jadi itu masuk dalam code of conductnya perusahaan. Jadi tata kelola perusahaan itu masuk di situ. Nah kalau memang mereka punya orientasi kebijakan CSR adalah concern terhadap isu pendidikan, ya bisa jadi mereka melakukan itu. Nah yang harus dipertanyakan adalah sejauh mana program tersebut dapat berlanjut. Keberlanjutannya seperti apa?

Felyssa: Rumah Belajar Anak Bintang ini Cuma salah satu program CSR yang dilakukan oleh PT Mitra Adiperkasa bu. Program ini juga sudah berlangsung sejak tahun 2015 sampai sekarang.

Bu Annisa: Perusahaan itu bisa membuat berbagai macam program, tergantung dari apa yang jadi isu mendasar dan concernya dia. Apakah pendidikan tersebut menjadi isu yang menjadi concern dari perusahaan? Apa menjadi tata nilainya perusahaan? Kalau itu belum masuk ke dalam code of conductnya ya sebagai saran ya program CSR yang baik harus include di dalamnya. Jadi Ketika program tersebut mau dieksekusi ya program tersebut bukan program yang kayanya bagus kita bikin ini. Harus ada masuk ke dalam kebijakan dan dipastikan lagi strateginya. Jadi kalau misalnya MAP mau melakukan program tersebut ya sah sah saja.

(34)

152 9. Menurut anda, apakah program CSR yang dijalankan oleh PT Mitra

Adiperkasa sudah efektif?

Bisa dilihat dari sesuai atau tidaknya dari code of conduct yang sudah perusahaan buat Fel. Lalu bisa dilihat juga dari bagaimana program CSR yang sudah diaplikasikan.

10. Menurut anda, apakah program CSR yang dilakukan oleh MAP dapat dianggap berhasil? Bagaimana tolak ukur anda?

Kalau keberhasilan dapat dilihat dari rantai sustainability development tersebut dapat dipenuhi atau tidak. Jadi apa yang disebutkan dalam sustainability development kan tujuan dari perusahaan, kebutuhan bisnisnya, sosial isunya seperti apa, kemudian dikaitkan dengan isu SDGs atau ISO 26000nya seperti apa. Kita lihat dulu itu potret besarnya gimana. Kmeudian baru dituangkan di dalam CSR program. Tujuan CSR bagaimana program tersebut diimplementasikan, dikomunikasikan, dievaluasi, dan dimodifikasi seperti apa terus kemudian social capitalnya seperti apa. Apakah program CSR yang dikembangkan itu dapat mengembangkan social relation ibaratnya partnershipnya diantara orang-orang ini terbangun atau ga, baru kemudian kita bisa lihat outcomenya yaitu corporate sustainability. Nah kaya apa bisa kita bilang gitu, kita ngukurnya economic-nya tercapai dari reputasi dapat, jadikan impact dari CSR bagi perusahaan itu dapat. Tapi kemudian social performance terperdaya, masyarakat ikut berkolaborasi di situ. Kemudian masalah environmental juga tercapai. Ibaratnya bisnis yang kita jalankan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Nah kalau misalnya MAP ini bikin program pendidikan, siapa yang jadi targetnya? Kemudian, target dari programnya seperti apa?

Felyssa: Dari MAP sendiri, targetnya adalah anak-anak dari keluarga prasejahtera usia 4 SD sampai dengan 1 SMP bu. Target programnya adalah ingin membentuk 18 karakter dasar anak.

Bu Annisa: Menurut saya itu masih terlalu abstrak. Bagaimana caranya dia mengukur anak-anak di sana dapat berubah perilakunya, dia jujur, saling

(35)

153 menghormati, itu masih terlalu abstrak menurut saya. Ukuran programnya MAP kalau misalnya targetnya membentuk 18 karakter dasar, itu bagaimana caranya seperti apa? Apa iya sebelum adanya program ini anak-anak di sana siikapnya ga jujur? Apa iya sebelum ada program ini di sana anak-anak di sana kurang menghormati? Kenapa yang difokuskan adalah pendidikan karakter?

Felyssa: Jadi dengan adanya pendidikan karakter ini diharapkan anak-anak di desa tersebut bisa memiliki masa depan yang lebih baik bu. Karena karakter merupakan fondasi dasar manusia, kalau karakter seseorang baik, mereka termotivasi untuk melangkah lebih tinggi, kualitas manusia meningkat dan masa depan lebih cerah bu.

Bu Annisa: Oh begitu, konsepnya sudah cukup bagus sih. Namun saya masih tetap sedikit bingung saja dengan bagaimana mereka mengukur kepribadian dari siswa-siswanya tersebut. Kita bisa lihat program CSR itu berhasil ya cukup lihat dengan bagaimana tujuan yang ingin MAP capai dari program tersebut apakah tercapai atau tidak. Jadi ukurannya itu bagaimana sebelum dan bagaimana setelah program dilakukan.

11. Sesuai dengan strategi komunikasi yang saya gunakan yaitu strategi komunikasi Cutlip dan Center, apakah program CSR dari PT Mitra Adiperkasa sudah dilakukan dengan sesuai?

Felyssa: Jadi awalnya MAP ini melakukan riset terlebih dahulu bu, yaitu mereka lihat bahwa angka putus sekolah di Jawa Barat cukup tinggi. Kemudian juga awalnya mereka sudah sempat menjalankan jamboree sebagai program CSR, namun jamboree itu kan mereka lakuinnya di tempat berbeda-beda jadi ga bisa pantau perkembangan anaknya. Nah akhirnya mereka mutusin buat netepin sebuah program yang disebut Rumah Belajar Anak Bintang ini bu. Ini itu tahap defining the problem bu. Kemudian di tahap planningnya sendiri, mereka mempersiapkannya dengan cara menentukan juga target dan apa yang hendak dicapai dari program ini, tentunya setelah mempertimbangkan dari guidance ISO 26000 dan SDGs bu. Pada tahap taking action dan

(36)

154 communicating, barulah mereka menjalankan semua program tersebut. Mereka ada kerjasama juga dengan karang taruna, dan untuk media komunikasinya menggunakan website dan annual report. Untuk evaluasinya sendiri, sejauh ini cukup baik karena program ini dapat bertahan dan terus terlaksana dari tahun 2015 lalu, bahkan mendapatkan penghargaan Padmamitra Award juga di tahun 2017 dan 2018 lalu. Tanggapan ibu bagaimana?

Bu Annisa: CSR kan sebenernya bukan program yang hanya dieksekusi tanpa perencanaan. Perusahaan gabisa sebenernya lepas tangan ketika mereka memberikan sesuatu terus udah selesai gitu. Yang diharapkan dari sebuah program CSR adalah partnership dan kolaborasi dari semua stakeholder. Makanya CSR perlu dikomunikasikan karena kita butuh bangun partnership dengan pemerintah dan stakeholder yang lain. Pemerintah ya juga harus tau posisinya, ada program-program yang harus menjadi tanggung jawab pemerintah, Yang tidak bisa diawasi pemerintah ini seharusnya porsi bagi perusahaan untuk masuk ke sana. Kemudian misalnya ke masyarakat, kalo masyarakat hanya berpikir CSR itu hanya bantuan, mereka ga berdaya. Mereka akhirnya cuma bisa minta. Menurut saya strategi komunikasi MAP sudah cukup sesuai ya, mereka sudah melakukan semua tahap secara rinci dan hasil evaluasinya pun cukup baik.

12. Media apa saja yang dapat digunakan oleh organisasi untuk melakukan komunikasi terkait program CSR kepada publiknya secara internal maupun eksternal?

Media itu banyak, kita harus sesuaikan targetnya. Tentunya harus pake media yang biasa dipakai oleh targetnya. Kita harus bedain ya, target komunikasinya itu siapa.. Gabisa Cuma dijadiin satu, kalo target komunikasi adalah investor, maka mereka akan membutuhkan host journal, media korporasi, newsletter, atau sustainability report. Ini untuk media eksternal ya. Kalo mau informasiin ini ke khalayak luas, untuk melihat gimana aktivitas perusahaan ya sekarang orang banyak menggunakan social media. Seperti teaser di Youtube gitu juga bisa untuk komunikasiin gimana programnya. Bisa juga dari media facebook,

(37)

155 ini bagus untuk bangun reputasi. Tapi kalau misalnya media yang digunakan penerima yaitu orang-orang daerah desa tersebut ya tergantung merekanya pakai apa.pendekatannya beda. Bisa menggunakan face-to-face kalau misalnya Sukanya komunikasi interpersonal. Atau penggunaan pengumuman dan baliho.

13. Mengapa program CSR perlu disampaikan secara terbuka kepada publik? Tentu saja supaya mendapatkan pengertian ya Fel. Selain supaya publik itu mengerti apa yang mau perusahaan sampaikan, dengan menyampaikan program CSR ini kita juga sedang membangun trust publik kepada perusahaan. Kalau perusahaan menyampaikan program CSRnya pada publik secara transparan, jujur, dan semua informasi disampaikan ya bukan hanya masyarakat, tapi kita juga bisa menarik investor. Ini bisa jadi salah satu cara untuk menarik investor dan balik lagi ya ke soal citra perusahaan tadi. Kalau kita transparan dengan semuanya ya citra atau reputasi perusahaan itu juga bisa kebantu.

14. Dalam melakukan komunikasi dengan publik, PT Mitra Adiperkasa menggunakan website dan laporan keberlanjutan. Menurut anda, apakah media-media tersebut sudah cukup efektif?

Jika dia ingin targetnya ke eksternal ya sudah cukup efektif. Kalau target ke masyarakatnya, hanya media itu saja ga cukup. Kalau untuk ke khalayak eksternal, kebanyakan perusahaan menggunakan website, annual report, sustainability report, dan social media.

Felyssa: MAP sendiri sustainability report-nya itu belum ada bu, baru akan disusun tahun ini. Kira-kira sepenting apa sih sustainability ini?

Bu Annisa: Wah, sangat penting itu. Jadi sebenernya syarat untuk perusahaan besar dalam implementasi CSR itu penting banget buat laporan keberlanjutan.

(38)

156 DOKUMENTASI

Penerimaan penghargaan Padmamitra Awards 2018, diakses pada 31 Mei 2021 dari Website MAP: https://www.map.co.id/map-was-honoured-with-the-padmamitra- award-national-level-in-2018-from-the-ministry-of-social-affairs-of-indonesia-and-forum-csr-kessos/

Acara Mosaic edukasi kesenian Jawa Barat, diakses pada 1 Mei 2021 dari website CSR MAP: http://map-csr.com/mosaic-rajab-indonesia-aku-bangga/

(39)

157 Kegiatan Jambore sebelum Rumah Belajar Anak Bintang didirikan, diakses pada 1 Mei 2021 dari website CSR MAP: http://map-csr.com/jambore-pembentukan-

karakter-anak-dan-panduan-pengasuhan-kembali-digelar-di-soreang-kab-bandung-26-september-2014/

Kegiatan Rumah Belajar Anak Bintang, diakses pada 2 Mei 2021 dari website CSR MAP: http://map-csr.com/

(40)

158 BIMBINGAN

Bimbingan Pertama, 19 Februari 2021, Zoom.

(41)

159 Bimbingan Keempat, 15 Maret 2021, Zoom.

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti bersama kolaborator pada hari Senin 30 Juli 2018 mengadakan penelitian siklus pertama. Peneliti bersama kolaborator merencanakan langkah-langkah perencanaan

Salah satu cara untuk  mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis – garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 -

1) Mengujikan soal pilihan ganda berdasarkan hasil uji coba yang telah diperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya kepada siswa kelas VII C untuk

a. ADD yang berjumlah sampai dengan Rp. ADD yang berjumlah lebih dari Rp. ADD yang berjumlah lebih dari Rp. ADD yang berjumlah lebih dari Rp. Adapun pagu

DAF"TAR RINCIAN NILAI PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA KE DALAM MODAL SAHAM PERSEROAN TERBATAS (PT). PERKEBUNAN SUMATERA UTARA YANG

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif ( "SBE" ),

Dari sini kita dapat memahami bahwa permasalahan tentang perilaku partisipasi dapat dilihat melalui gambaran gereja seperti apa yang dihidupi oleh jemaat atau

Elemen tersebut sangat erat kaitannya dengan risiko finansial, karena proyeksi aliran kas dalam perhitungan dengan metoda capital budgeting menggambarkan bahwa investasi