• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasa"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

METODE PENGEMBANGAN PERILAKU DAN KEMAMPUAN

DASAR ANAK USIA DINI

“Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak

Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Karyawisata”

Oleh: Kelompok 7

1. Desvi Wahyuni (2014 142 070)

2. Eka Noprisa (2014 142 044)

3. Janatiah (2014 142 043)

4. Siti Hartinah (2014 142 042) Dosen Pengampu : Nur Andriani, M.Pd.

PROGRAM STUDI PG-PAUD

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

(2)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun melalui Metode Karyawisata” tepat pada waktunya,

Makalah ini disusun sebagai syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Metode Pengembangan Perilaku dan Kamampuan Dasar Anak Usia Dini. Makalah ini ditujukan untuk bahan tugas sekaligus sebagai salah satu bahan referensi mahasiswi terutama program studi PG-PAUD untuk mengetahui lebih banyak tentang pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu, tim penyusun mengharapkan bahwa dari semua yang membaca demi penyempurnaan makalah ini, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca. Akhirnya tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemakalah yang bersangkutan.

.

Palembang, September 2016

Tim Penulis

(3)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

D. Manfaat 3

BAB II PEMBAHASAN 4

A. Hakikat Metode Karyawisata 4

B. Teknik Pengembangna Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Karyawisata 8

C. Implikasi Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun melalui Metode Karyawisata 17

D. Penilaian, Umpan Balik, dan Pengembangan Perilaku Serta Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Karyawisata 17

BAB III PENUTUP 19

A. Kesimpulan 19

B. Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 21

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku adalah cerminan kepribadian seseorang yang tampak dalam perbuatan dan interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan sekitarnya. Perilaku sendiri dapat dibentuk dari lingkungan, kebiasaan, sehari-hari, baik secara formal ataupun non formal. Cakupan dari perilaku antara lain: moral, sikap bergama, sosial, dan emosi. Sedangkan kemampuan dasar dapat diartikan sebagai potensi yang dibawa sedari lahir atau kesanggupan untuk berkembang yang dimiliki seorang sejak lahir. Cangkupan kemampuan dasar yang dapat dikembangkan antara lian, fisik, bahasa, kognitif, dan seni.

Dalam perkembangn perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun dapat dikembangan melalui berbagai metode pembelajaran, salah satunya adalah metode karyawisata. Karyawisata adalah suatu kegiatan yang memberikan kesempatan kepadaa anak untuk mengetahui secara langsung dengan cara pengamatan langsung pada suatu objek atau tempat yang sesuai dengan kenyataan. Metode karyawisata memiliki manfaat dan tujuan yang dapat merangsang minat anak dan memperluas pengatahuan anak.

Dari penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang metode karyawisata sebagi metode pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia3-4 tahun. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hakikat metode karyawisata, teknik yang digunakan dalam mengembangkan perilaku dan kemampuan dasar pada anak usia 3-4 tahun, implikasi dan penerapannya, serta umpan balik dan penilaian dalam metode karyawisata.

(5)

makalah ini sebagai syarat tugas kelompok dalam mata kuliah metodelogi pengembangan perilaku dan kemampuan dasar pada anak usia 3-4 tahun, penulis akan membahas tentang metode karyawisata sebagai salah satu metode yang dapat mengembangkan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan metode karyawisata?

2. Bagaimana teknik pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata?

3. Bagaimana implikasi pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata?

4. Bagaimana penilaian, umpan balik, dan pengembangan perilaku serta kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui hakikat metode karyawisata.

2. Untuk mengetahui teknik pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata.

3. Untuk mengetahui implikasi pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata 4. Untuk mengetahui penilaian, umpan balik, dan pengembangan

perilaku serta kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata.

(6)

1. Bagi mahasiswa, dapat menjadi rujukan atau acuan untuk mengetahui tentang metode pembelajaran karyawisata, beserta teknik pengembangan, implikasi, penilaian dan umpan balik terhadap pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun. 2. Bagi sekolah/ lembaga pendidikan, dapat mengetahui cara menerapkan metode karyawisata di sekolah beserta teknik pengembangan, implikasi, penilaian dan umpan balik terhadap perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun.

3. Bagi pendidik, dapat mengetahui tentang metode karyawisata beserta teknik pengembangan, implikasi, penilaian dan umpan balik untuk perkembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun.

4. Bagi orang tua, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengikut sertakan anak dalam kegiatan karyawisata yang ada di sekolah.

(7)

PEMBAHASAN

A. Hakikat Metode Karyawisata

“Metode karyawisata adalah suatu metode dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung, meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Melalui mengamati secara langsung anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan ini diperoleh melalui panca indra, yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecapan (lidah), pembauan (hidung), dan perabaan (kulit)” (Gunarti dkk, 2012: 8.3).

Menurut Hildebrand dalam Gunarti dkk (2012: 8.3), “karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi atau mengkaji segala sesuatu secara langsung”. Welton dan Mallon dalam Gunarti dkk (2012: 8.3) “karyawisata berarti membawa anak usia dini ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak didalam kelas”. Sedangkan menurut Foster dan Headley’s dalam Gunarti dkk, (2012: 8.3), “karyawisata memberi kesempatan anak untuk mengobservasi dan mengalami sendiri dari dekat”.

(8)

belajar kontruktivisme yang menekankan bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya.

Hal ini berarti melalui karya wisata diharapkan anak mendapat kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan dan dihadapkan dengan bermacam bahan yang dapat menarik perhatiannya, memenuhi rasa ingin tahunya dan mengadakan kajian terhadap fakta yang dihadapi secara langsung. Karyawisata memberi kesempatan pada anak untuk melihat, mendengar, membaui, mengecap, dan meraba benda-benda. Dengan memperoleh bermacam pengalaman dari hal-hal yang menarik perhatiannya maka akan mendorong anak untuk mengetahui dan mengkaji lebig lanjut tentang semua hal yang dipersepsikan melalui panca inderanya.

Metode karyawisata, memiliki manfaat yang baik dalam pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak pada usia 3-4 tahun. Adapun manfaat dari metode karyawisata dapat dipergunakan untuk merangsang minat anak terhadap sesuatu, memperluas informasi yang telah diperoleh, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada, dan dapat menambah wawasan (Hildebrand, dalam Gunarti, dkk, 2012: 8.4). Selain itu, metode karyawisata dapat mempertajam kesan pengamatan anak sehingga memperjelas pengertian tentang sesuatu hal. Serta dapat digunakan untuk memproduksikan hal-hal yang diamati. Dengan metode karyawisata anak dapat membangkitkan minatnya terhadap sesuatu hal, memperluas perolehan informasi, dan memperkaya lingkup program kegiatan belajarnya yang tidak mungkin dihadirkan dikelas, seperti melihat bermacam hewan atau mengamati proses pertumbuhan.

(9)

anak; (f) menjadi sarana rekreasi; (g) memberi perasaan yang menyenangkan; (h) sarana mempererat hubungan antara orangtua dan pendidik PAUD, orangtua dengan orangtua, orangtua dengan anak,

1. Menentukan tempat karyawisata dengan memprioritaskan yang secara relatif lebih menunjang pengembangan aspek perkembangan anak usia dini.

2. Menentukan kriteria yang kita pergunakan untuk memilih tempat karyawisata.

3. Menentukan tempat karyawisata yang dapat mengembangkan rasa kagum dan ingin tahu yang besar, menggerakkan anak 5. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.

6. Membuat kesepakatan bersama dengan anak tentang tata tertib.

(10)

8. Aparsepsi pendidik dikelas kepada anak tentang tempat wisata yang akan dituju.

Agar metode karyawisata dapat berhasil dengan baik, tujuan dari kunjungan tersebut harus benar-benar direncanakan dengan baik dan diberitahukan sebelum pelaksanaan. Berikut ini beberapa petunjuk untuk mengorganisir aktifitas perjalanan ketika melakukan kegiatan karyawisata (Gunarti, 2012: 8.12-8.13).

1. Tentukan tujuan dan hasil yang akan didapat dari aktifitas ini. 2. Sediakan informasi yang dapat membantu, seperti lokasi,

waktu, bahan sandang-pangan tepat, dan bahan-bahan lain yang mendukung.

3. Atur kelompok-kelompok anak dan tentukan tanggung jawab sederhana tiap kelompok.

4. Bicarakan kembali kejadian-kejadian yang dialami oleh anak didalam kelas atau didalam kelompok-kelompok diskusi kecil seusai perjalanan.

5. Anjurkan kepada anak untuk berbagi pengalaman dengan teman-teman dikelas lain pihak administrasi sekolah, orangtua anak, dan keluarga.

Metode karyawisata ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain” 1. Karyawisata menerapkan sistem pengembangan modern yang

memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

2. Bahan yang dipelajari disekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada dimasyarakat.

(11)

B. Teknik Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun melalui Metode Karyawisata

1. Pengembangan Fisik

Untuk mengembangkan fisik anak usia 3-4 tahun dengan metode karyawisata dapat dilakukan antara lain dengan teknik-teknik berikut

Pantomim adalah suatu kegiatan yang memperagakan serangkaian gerakan tanpa bersuara. Gerakan ini melibatkan seluruh tubuh, tangan, kaki, kepala, jari. Gerakan yang diperagakan mencerminkan suatu pekerjaan atau perbuatan. Dalam karyawisata kegiatan ini dapat dilakukan setelah beberapa saat anak berjalan dan mengamati sekeliling. Hendaknya anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan gerakan sesuai dengan hasil pengamatannya.

c. Bermain Bebas

Bermain bebas yang dilakukan dialam terbuka ditempat wisata tersebut lebih mengeksplorasi pengembangan fisik dan gerakan-gerakan yang melatih fungsi anggota tubuh. Bermain bebas dapat dilakukan secara bebas oleh anak-anak atas inisiatif mereka sendiri, juga dapat dilakukan atas inisiatif pendidik yang merupakan salah satu program dalam acara karyawisata yang sudah direncanakan sebelumnya, dapat dilakukan dengan kelompok atau bersama (klasikal) dan melibatkan semua anak.

d. Berkendara

(12)

Berkendara bagi anak usia dini sangat menyenangkan karena mereka menjadi pemegang kendali atas gerakan dan arah yang mereka inginkan. Selain mengembangkan fisik dengan gerakan mengayuh, mendorong, mengangkat, kegiatan ini juga melatih kemandirian anak untuk berinisiatif, mengenal lingkungan, dan mengatasi kesulitan.

e. Arena ketangkasan

Kegiatan ini dapat merupakan alternatif salah satu acara dalam karyawisata dengan memanfaatkan tanah lapang yang ada disana. Dapat melakukan gerakan berayun dengan tambang, bergelantungan didahan pohon yang rendah, merayap di atas tanah, memanjat jaring, naik tangga, dan sebagainya. Tentunya kegiatan ini perlu disesuaikan tingkat kemampuan anak usia 3-4 tahun.

f. Arena Pasir dan Air

Bila didalam tempat karyawisata terdapat arena pasir dan air yang akan sangat menguntungkan terutama untuk perkembangan motorik halus anak. Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain pasir dan air, antara lain kreatifitas, intelektual, sosial, imajinasi, dan tentunya anak mengenal alam sekitar tentang manfaat pasir dan air.

g. Variasi Berjalan

Sambil berjalan mengelilingi arena karyawisata, pendidik dapat memimpin barisan dengan variasi berjalan, seperti berjalan dengan kaki berjinjit, melompat dengan dua kaki, melompat dengan satu kaki, jalan maju kedepan, dan mundur kebelakang atau kesamping. h. Bantu diri

(13)

anak untuk membantu dirinya sendiri karena ia dihadapkan pada situasi yang menuntutnya berlaku demikian.

i. Berkemah

Berkemah adalah miniatur kehidupan didunia nyata dimana anak akan terasah life-skill-nya. Berkemah dapat mengembangkan beberapa aspek perkembangan anak.

2. Pengembangan Kognitif

Menurut Gunarti, dkk (2012: 8.23-8.28) untuk mengembangkan kognitif anak usia 3-4 tahun dengan metode karyawisata antara lain dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut:

a. Mengidentifikasi sesuatu dan hubungan sebab akibat

Teknik ini adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Dengan mengenal identifikasi, proses dan asal muasal sesuatu, anak akan berpikir, menemukan hubungan sebab akibat dan mencari jawabannya sendiri dari hasil pengamatannya, lalu dikuatkan dengan penjelasan pendidik. b. Mengamati Alam Sekitar

Berdasarkan pengamatannya, anak akan mempelajari sesuatu dan menarik kesimpulan. Dengan demikian anak akan membangun pengetahuannya sendiri. Pendidik hanya perlu memancing dan mempertajam kembali. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah memperbincangkan tentang hal-hal yang diamati anak.

c. Membandingkan

(14)

d. Mengklasifikasi

Klasifikasi adalah mengelompokkan sejumlah benda-benda. Mengelompokkan merupakan salah satu bidang kemampuan matematika. Anak dilatih berfikir kritis untuk mencari kesamaan ciri-ciri dari sekelompok benda dan membedakannya dengan benda-benda yang lain, untuk kemudian dikelompokkan berdasarkan kesamaannya.

e. Menghitung benda dialam sekitar

Menghitung yang merupakan salah satu keterampilan matematis dapat dilakukan dengan cara sambil lalu dengan percakapan singkat atau tanya jawab.

f. Mengenal posisi

Sambil mengamati benda-benda di sekitarnya pendidik dapat menanyakan konsep posisi.

g. Memecahkan masalah dan memprediksi

Tehnik ini berguna untuk mengembangkan kemampuan analitis dan prediktif anak secara logis. Tehnik ini juga mengembangkan kemampuan berfikir kreatif/ divergen dengan cara menanyakan sesuatu yang imajinatif.

h. Menghitung gerakan

Melalui karyawisata anak bergerak bebas di alam terbuka. Sambil bergerak anak dapat menghitung gerakan yang mereka lakukan untuk melatih kemampuan berhitung sederhana.

3. Pengembangan Bahasa

Secara operasional pengembangan bahasa melalui metode karyawisata dapat dilakukan dengan tehnik berikut.

(15)

b. Tanya jawab

Tehnik ini dapat dilakukan dengan cara memberi kesempatan anak satu persatu tentang apa yang dilihatnya atau menarik perhatiannya setelah proses karyawisata itu berlangsung. d. Bermain peran tentang manusia yang diamati

Pengertian bermain peran menurut buku didaktik metodik (depdikbud, 1998) adalah memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak dengan tujuan mengembangan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan. Tehnik bermain peran akan mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif karena anak bebas berperan sesuai tokoh yang diperankannya, termasuk dalam dialog yang terjadinya antartokoh. Dengan demikian, teknik ini akan melatih anak untuk berkomunikasi dan berbicara lancar. Teknik ini juga menanankan anak etika berbicara/berkomunikasi, yaitu menjadi pendengar yang baik dan bergantian dalam berbicara.

e. Mendengarkan Cerita

(16)

ini dilakukan secara klasikal dengan membuka tanya-jawab tentang cerita tersebut, atau dihubungan dengan apa yang telah dilihat anak ditempat karyawisata itu.

f. Mengamati Buku yang Berkaitan dengan Tema Karyawisata Kegiatan ini mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak (yaitu dengan membaca gambar) dan menanamkan minat baca anak terhadap buku. Kegiatan ini dilakukan secara individual dengan bimbingan seusai pengamatan pada acara karyawisata.

g. Menulis huruf awal subjek yang diamati

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menulis permulaan. Dengan kegiatan ini, anak akan menghubungkan benda dengan tulisan yang diawali dengan huruf tertentu. Anak dapat menulis dengan berbagai alat tulis yang ditemui disekitar tempat wisata, misalnya arang, batu kapur, stik kayu atau dapat menulisnya ditanah.

h. Tebak-terka rekaman suara

Salah satu kemampuan yang dikembangkan dalam pengembangan bahasa adalah kemampuan mendengar. Dengan teknik ini kemampuan menyimak anak menjadi terasa, yaitu menghubungkan konsep suara dengan pengetahuan yang ia miliki sebelumnya.

4. Pengembangan Moral dan Agama

(17)

a. Berdo’a

Tujuan kegiatan ini adalah agar anak senantiasa ingat kepada tuhan dan meminta perlindungan-Nya dalam setiap perbuatan/pekerjaan.

b. Menyebutkan ciptaan tuhan

Pada saat kegiatan karyawisata banyak ciptaan tuhan yang anak-anak lihat, sehingga guru dapat mnegajak anak untuk menyebutkan ciptaan Tuhan tersebut.

c. Menjaga kebersihan bersama

Pada saat kegiatan karyawisata yang dekat dengan alam, anak-anak perlu diberi pengarahan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan yang berguna bagi manusia sendiri. d. Pengarahan terhadap perilaku-perilaku moral dan agama yang

baik

Artinya, sepanjang melakukan kegiatan-kegiatan dalam karyawisata, pendidik perlu terus menerus mengingatkan dan mencontohkan anak untuk berperilaku baik.

5. Pengembangan Sosial Emosional

Teknik yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sosial emosional anak melalui karyawisata antara lain sebagai berikut. a. Membuat dan mentaati kesepakatan bersama

Sehari sebelum keberangkatan karyawisata, pendidik hendaknya mengadakan apersepsi kegiatan tentang tema karyawisata, termasuk rencana dan kegiatan yang akan dilakukan.

b. Berjalan bersama dan bergandengan tangan

(18)

c. Bekerja kelompok

Kegiatan-kegiatan tertentu berupa penampilan atau unjuk kerja selain karyawisata dapat dirancang untuk dilakukan secara berkelompok agar berkembang keterampilan sosial pada diri anak berupa kerjasama yang baik, toleransi, dan tanggung jawab bersama.

d. Memberikan hadiah

Bila anak berkaryawisata kesuatu tempat yang menunjukkan profesi seseorang yang berjasa pada kemanusiaan maka merupakan saat yang tepat untuk menunjukkan simpati dan penghargaan terhadap jasa orang itu.

e. Sosiodrama

Sosiodrama memperlihatkan terjadinya konflik antara para tokohnya dan membutuhkan pemecahan masalah. Tujuan kegiatan ini adalah memantapkan pemahaman anak tentang tugas dan profesi tokoh yang ditemui dalam karyawisata, menumbuhkan tanggung jawab sosial seandainya ia memiliki peran itu dalam kehidupan masyarakat, dan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah (Gunarti, dkk, 2012: 8.37-8.40).

6. Pengembangan Seni

Teknik yang dapat dilakukan untuk mengembangkan seni anak, antara lain:

a. Mendengarkan musik

(19)

b. Menggambar apa yang dilihat

Menggambar apa yang dilihat dapat dilakukan ketika anak sudah melalukan kegiatan karyawisata.

c. Bernyanyi

Kegiatan bernyanyi dalam kegiatan karyawisata dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu direncakan, artinya pendidikan memang menyiapkan acara bernyanyi untuk anak ketika melakukan karyawisata, dan tidak direncanakan, artinya tidak ada kegiatan bernyanyi dalam kegiatan karywisata tetapi dilakkukan ketika menuju atau pulang dari kegiatan karyawisata.

d. Bermain musik

Bermain musik dapat dilakukan anak untuk mengenal keadaan sekitar dengan cara memanfaatkan benda-benda sekitar yang ditemui ditempat wisata yang dapat emnghasilkan bunyi. Walaupun nada yang tidak pas dengan lagu yang dibawakna, anak akan belajar untuk menyingkronkan antara lagu dan musik yang dihasilkan dari benda yang ditimbulkan, sehingga dapat mengasah kreativitas dan ekspresi anak melalui musik.

e. Bergerak sesuai irama lagu

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menggiringi kegiatan bernyanyi, bermain musik, dan mendengarkan musik. Kegiatan ini dapat mengasah kreativitas anak dan ekspresi anak melalui gerakan yang dilakukan, serta dapat mnegembangkan kemampuan anak untuk menangkap bunyi da mewujudkannnya dalam gerakan sesuai irama lagu.

(20)

Implikasi merupakan sebuah penerapan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Penerapan atau implikasi dari metode karyawisata dalam pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun. Dalam penerapannya, perlu dilakukan beberapa hal agar tujuan dari metode karyawisata dapat terlaksana. Berikut ini adalah tahap-tahapan yang perlu disiapkan (Gunarti, dkk, 2012: 8.45-8.54):

1. Tahap perencanan; yang terdiri dari rancangan kegiatan, peninjauna tempat kegiatan, menetapkan teknis kegiatan yang akan dilakukan, menyiapkan media dan alat-alat yang dibutuhkan, serta menyiapkan izin terlebih dahulu, baik dari orang tua ataupun pihak yang berkaitan dengan tempat pelaksanaan.

2. Tahap pelaksanaan; yang terdiri dari pembukaan. Pada pembukaan, biasanya guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu yang berkaitan dengan tempat kunjungan, bercerita, serta tanya jawab tentang kegiatan atau benda-benda yang ada disekitar anak. Selanjutnya inti, kegiatan ini adalah proses pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Dan yang terakhir penutup, dengan kata lain anak menyampaikan kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan atau melakukan pendinginan atas apa yang telah dilakukannya.

D. Penilaian, Umpan Balik dan Pengembangan Perilaku serta Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun melalui Metode Karyawisata

Dalam penilaian pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun melalui metode karyawisata, dapat dilakukan 2 penilaian, yaitu penilaian terhadap proses dan penilaian terhadap produk.

(21)

Penilaina terhadap proses dapat ketika karyawisata itu berlangsung yang dilakukan melalui pengamatan langsung kemampuan yang dapat dicapai anak. Untuk penilaiannya sendiri guru dapat menyiapkan alat observasi yang dapat berupa ceklis atau skala sikap (ratting scale).

2. Penilaina terhadap produk

(22)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode karyawisata adalah sebuah metode yang memberikan kesempatan kepadaa anak untuk mengetahui secara langsung dengan cara pengamatan langsung pada suatu objek atau tempat yang sesuai dengan kenyataan. Metode karyawisata memiliki manfaat dan tujuan yang dapat merangsang minat anak dan memperluas pengatahuan anak.

(23)

Dalam pelaksanaan atau penerapan metode karyawisata, terdapat beberapa tahap yang harus dipersiapkan, antara lain perencanaan yang terdiri dari rancangan kegiatan, peninjauan tempat, teknis kegiatan, penyiapan media dan alat yang diguankan, serta izin dari orang tua atau pihak yang terkait dengan tempat wisata. Selanjutnya tahap pelaksanaan yang terdiri dari pembukaan, pelaksanaan kegiatan serta penutup.

Dalam penilaian dan umpan balik dari metode karyawisata, guru dapat menggunakan penilaian proses yang dapat dilihat dari ceklis dan skala sikap, serta penilaian terhadap produk atau perubahan yang dicapai anak setelah mengikuti kegiatan karyawisata.

B. Saran

1. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, diharapkan agar dapat memberikan izin atau kebebasan kepada anak ketika anak melakukan kegiatan karyawisata. Sehingga tujuan dan manfaat karyawisata dapat tercapai untuk perkembangan perilaku dan kemampuan dasar anak.

2. Bagi Sekolah/ Lembaga Pendidikan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Gunarti, Winda, dkk. 2012. Metodelogi Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH1. Urusan Pemerintahan

Dengan ini di beritahukan bahwa setelah diadakan proses Pengadaan Langsung sesuai dengan Perpres 54 Tahun 2010,yang terakhir dirobah dengan Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012,

In the case of the Potts model, the present theorem reproduces earlier results of the authors, with a simplified proof, in the case of the symmetric Ising model (where the

3D Studio Max biasa juga disebut 3ds Max atau hanya MAX adalah sebuah perangkat lunak grafik vektor 3D dan animasi, ditulis oleh Autodesk Media &

Sehubungan dengan dilaksanakannya proses evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBD-P T. A 2013 Dinas Bina Marga

Thus,฀perceptions฀related฀to฀the฀issue฀ of฀ certifications฀ appear฀ to฀ be฀ conten- tious฀ and฀ represent฀ a฀ tradeoff฀ between฀ two฀ categories฀ of฀ skills฀

1) Berdasarkan hasil pengujian menggunakan data latih dan data uji digunakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa sistem diketahui tingkat rata-rata error yang diberikan

Pada hari ini Senin tanggal Tiga bulan Oktober tahun Dua Ribu Sebelas disusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang dilaksanakan di