• Tidak ada hasil yang ditemukan

ttp://papuabarat.bps.go.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ttp://papuabarat.bps.go.id"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

PROVINSI PAPUA BARAT 2016

ISSN

: 2252-3286

Katalog BPS

: 9202003.91

No. Publikasi

: 91550.17.01

Ukuran Buku

: 18,2 cm x 25,7 cm

Halaman

: v + 41 Halaman

Naskah:

Analisis Statistik Lintas Sektor

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Provinsi Papua Barat

Gambar Kulit:

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Provinsi Papua Barat

Diterbitkan oleh:

© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/

atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan

komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

http://papuabarat.bps.go.id

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

http://papuabarat.bps.go.id

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

http://papuabarat.bps.go.id

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Provinsi Papua Barat

http://papuabarat.bps.go.id

Provinsi Papua Barat

http://papuabarat.bps.go.id

Diterbitkan oleh:

http://papuabarat.bps.go.id

Diterbitkan oleh:

© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

http://papuabarat.bps.go.id

© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

(4)

Informasi dini, seperti persepsi pelaku konsumsi terhadap situasi perekonomian, merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi semua pihak. Informasi dini tersebut sangat diperlukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat karena mampu memberikan sinyal awal mengenai perkiraan kondisi perekonomian beberapa bulan mendatang.

Sejak tahun 1995, Badan Pusat Statistik telah mengembangkan Sistem Pemantauan Indikator Dini, yang mencakup penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK). Indeks Tendensi Bisnis dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Bisnis, sedangkan ITK dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Konsumen.

Publikasi ini menjelaskan metode dan hasil penghitungan Indeks Tendensi Konsumen tahun 2016. Sebelumnya, penghitungan indeks tersebut hanya mencakup wilayah Jabodetabek. Mulai Triwulan I tahun 2011, penghitungan Indeks Tendensi Konsumen telah mencakup seluruh provinsi di Indonesia yang dilakukan secara panel setiap triwulan. Perluasan cakupan penghitungan indeks tersebut dilakukan agar diperoleh indikator perkembangan ekonomi terkini dan indikator dini perkiraan kondisi perekonomian mendatang yang lebih akurat.

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan publikasi ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Kritik dan saran bagi penyempurnaan publikasi ini sangat diharapkan.

Manokwari, April 2017 Kepala Badan Pusat Statistik

Provinsi Papua Barat,

Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si, MM NIP. 19641023 198802 2 001

Kata Pengantar

http://papuabarat.bps.go.id

Konsumen (ITK). Indeks Tendensi Bisnis dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Bisnis,

http://papuabarat.bps.go.id

Konsumen (ITK). Indeks Tendensi Bisnis dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Bisnis, sedangkan ITK dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Konsumen.

http://papuabarat.bps.go.id

sedangkan ITK dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Konsumen.

Publikasi ini menjelaskan metode dan hasil penghitungan Indeks Tendensi Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

Publikasi ini menjelaskan metode dan hasil penghitungan Indeks Tendensi Konsumen tahun 2016. Sebelumnya, penghitungan indeks tersebut hanya mencakup wilayah Jabodetabek.

http://papuabarat.bps.go.id

tahun 2016. Sebelumnya, penghitungan indeks tersebut hanya mencakup wilayah Jabodetabek. Mulai Triwulan I tahun 2011, penghitungan Indeks Tendensi Konsumen telah mencakup seluruh

http://papuabarat.bps.go.id

Mulai Triwulan I tahun 2011, penghitungan Indeks Tendensi Konsumen telah mencakup seluruh provinsi di Indonesia yang dilakukan secara panel setiap triwulan. Perluasan cakupan

http://papuabarat.bps.go.id

provinsi di Indonesia yang dilakukan secara panel setiap triwulan. Perluasan cakupan penghitungan indeks tersebut dilakukan agar diperoleh indikator perkembangan ekonomi terkini

http://papuabarat.bps.go.id

penghitungan indeks tersebut dilakukan agar diperoleh indikator perkembangan ekonomi terkini dan indikator dini perkiraan kondisi perekonomian mendatang yang lebih akurat.

http://papuabarat.bps.go.id

dan indikator dini perkiraan kondisi perekonomian mendatang yang lebih akurat.

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan publikasi ini

http://papuabarat.bps.go.id

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan publikasi ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Kritik dan saran bagi penyempurnaan publikasi ini

http://papuabarat.bps.go.id

(5)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR iii

1. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Cakupan Penelitian 2 D. Sistematika Penulisan 3 2. KAJIAN LITERATUR 4

A. Consumer Sentiment Index 4

B. Consumer Confident Index 5

C. Survei Konsumen 7

3. METODOLOGI 8

A. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen 9

B. Interpretasi Indeks Tendensi Konsumen 14

4. HASIL PENGHITUNGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN 16

A. Profil Rumah Tangga 16

B. Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I

-IV Tahun 2016 20

C. Nilai Indeks Tendensi Konsumen Tahun 2016 menurut

Komponen 22

D. Posisi ITK Papua Barat di Kawasan Sulampua 24

E. Posisi ITK Papua Barat Secara Nasional 27

5. KESIMPULAN 31

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 34

Daftar Isi

http://papuabarat.bps.go.id

A. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

A. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen B. Interpretasi Indeks Tendensi Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

B. Interpretasi Indeks Tendensi Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

http://papuabarat.bps.go.id

http://papuabarat.bps.go.id

4. HASIL PENGHITUNGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN

http://papuabarat.bps.go.id

4. HASIL PENGHITUNGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN A. Profil Rumah Tangga

http://papuabarat.bps.go.id

A. Profil Rumah Tangga

B. Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

B. Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I IV Tahun 2016

http://papuabarat.bps.go.id

IV Tahun 2016

C. Nilai Indeks Tendensi Konsumen Tahun 2016 menurut

http://papuabarat.bps.go.id

C. Nilai Indeks Tendensi Konsumen Tahun 2016 menurut

Komponen

http://papuabarat.bps.go.id

Komponen

(6)

No Tabel Judul Tabel Halaman 4.1 Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan

Papua Barat 2016

18 4.2 Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Lapangan Pekerjaan

Utama Papua Barat 2016

18 4.3 Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Jenis Pekerjaan

Utama Papua Barat 2016

19 4.4 Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Rata-rata

Pendapatan Papua Barat 2016

19 4.5 Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat Triwulan I-IV Tahun

2016 Menurut Variabel Pembentuknya

22

No

Gambar Judul Gambar Halaman

4.1 Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-IV Papua Barat 2011 -2016

20 4.2 Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua

Triwulan I Tahun 2016

24 4.3 Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua

Triwulan II Tahun 2016

25 4.4 Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua

Triwulan III Tahun 2016

26 4.5 Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua

Triwulan IV Tahun 2016

26 4.6 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Tingkat Nasional dan

Provinsi

27 4.7 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2016 Tingkat Nasional

dan Provinsi

28 4.8 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2016 Tingkat Nasional 29

Daftar Tabel dan Gambar

http://papuabarat.bps.go.id

rata

http://papuabarat.bps.go.id

rata Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat Triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat Triwulan I

-http://papuabarat.bps.go.id

-IV Tahun

http://papuabarat.bps.go.id

IV Tahun

http://papuabarat.bps.go.id

Judul Gambar

http://papuabarat.bps.go.id

Judul Gambar

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I

Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan I Tahun 2016

http://papuabarat.bps.go.id

Triwulan I Tahun 2016

Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan II Tahun 2016

http://papuabarat.bps.go.id

Triwulan II Tahun 2016

Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan III Tahun 2016

http://papuabarat.bps.go.id

Triwulan III Tahun 2016

(7)

A. LATAR BELAKANG

Informasi dini tentang kondisi perekonomian terkini sangat diperlukan oleh pemerintah maupun dunia usaha. Pemerintah memerlukan informasi tersebut diantaranya untuk perencanaan, sedangkan dunia usaha diantaranya untuk keperluan investasi atau ekspansi pasar. Dengan adanya informasi dini, berbagai pihak dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi perubahan keadaan supaya tak menimbulkan kerugian.

Badan Pusat Statistik RI telah mengembangkan dua macam survei terkait dengan informasi dini perekonomian yaitu Indeks Tendensi Bisnis (ITB) untuk indikator perekonomian dari sisi bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) untuk indikator perekonomian dari sisi konsumen. ITB dibentuk dari hasil pendataan Survei Tendensi Bisnis, sedangkan ITK dibentuk dari hasil pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Khusus untuk Survei Tendensi Bisnis (STB) hanya dilaksanakan di beberapa provinsi tertentu di Indonesia, sedangkan untuk STK, mulai tahun 2011 pelaksanaannya telah dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia setelah sejak tahun 2001 pelaksanaannya hanya terbatas pada wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

ITK terkini disajikan dalam jangka pendek, yaitu setiap triwulanan. Informasi perekonomian terkini tersebut dibentuk dari tiga komponen, yaitu pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap makanan sehari-hari, dan tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan, dll.). Disamping itu, disajikan pula perkiraan perekonomian mendatang (tiga bulan mendatang/triwulan berikutnya). Kondisi perekonomian mendatang ini terbentuk dari dua komponen, yaitu perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang dan rencana pembelian barang-barang tahan lama.

PENDAHULUAN

1

http://papuabarat.bps.go.id

Informasi dini tentang kondisi perekonomian terkini sangat diperlukan oleh pemerintah

http://papuabarat.bps.go.id

Informasi dini tentang kondisi perekonomian terkini sangat diperlukan oleh pemerintah maupun dunia usaha. Pemerintah memerlukan informasi tersebut diantaranya untuk perencanaan,

http://papuabarat.bps.go.id

maupun dunia usaha. Pemerintah memerlukan informasi tersebut diantaranya untuk perencanaan, sedangkan dunia usaha diantaranya untuk keperluan investasi atau ekspansi pasar. Dengan

http://papuabarat.bps.go.id

sedangkan dunia usaha diantaranya untuk keperluan investasi atau ekspansi pasar. Dengan adanya informasi dini, berbagai pihak dapat mengambil langkah

http://papuabarat.bps.go.id

adanya informasi dini, berbagai pihak dapat mengambil

langkah-http://papuabarat.bps.go.id

-langkah yang diperlukan untuk

http://papuabarat.bps.go.id

langkah yang diperlukan untuk mengatasi perubahan keadaan supaya tak menimbulkan kerugian.

http://papuabarat.bps.go.id

mengatasi perubahan keadaan supaya tak menimbulkan kerugian.

Badan Pusat Statistik RI telah mengembangkan dua macam survei terkait dengan informasi

http://papuabarat.bps.go.id

Badan Pusat Statistik RI telah mengembangkan dua macam survei terkait dengan informasi dini perekonomian yaitu Indeks Tendensi Bisnis (ITB) untuk indikator perekonomian dari sisi bisnis

http://papuabarat.bps.go.id

dini perekonomian yaitu Indeks Tendensi Bisnis (ITB) untuk indikator perekonomian dari sisi bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) untuk indikator perekonomian dari sisi konsumen. ITB

http://papuabarat.bps.go.id

dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) untuk indikator perekonomian dari sisi konsumen. ITB dibentuk dari hasil pendataan Survei Tendensi Bisnis, sedangkan ITK dibentuk dari hasil

http://papuabarat.bps.go.id

dibentuk dari hasil pendataan Survei Tendensi Bisnis, sedangkan ITK dibentuk dari hasil pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Khusus untuk Survei Tendensi Bisnis (STB) hanya

http://papuabarat.bps.go.id

pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Khusus untuk Survei Tendensi Bisnis (STB) hanya dilaksanakan di beberapa provinsi tertentu di Indonesia, sedangkan untuk STK, mulai tahun 2011

http://papuabarat.bps.go.id

dilaksanakan di beberapa provinsi tertentu di Indonesia, sedangkan untuk STK, mulai tahun 2011 pelaksanaannya telah dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia setelah sejak tahun 2001

http://papuabarat.bps.go.id

pelaksanaannya telah dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia setelah sejak tahun 2001 pelaksanaannya hanya terbatas pada wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,

http://papuabarat.bps.go.id

(8)

Karena pentingnya informasi tentang kondisi perekonomian terkini dan perkiraan perekonomian mendatang, hasil penghitungan ITK ini telah dipublikasikan secara rutin dalam Berita Resmi Statistik bersamaan dengan penyampaian press release pertumbuhan ekonomi setiap triwulan, yaitu Bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan Indeks Tendensi Konsumen:

1. Memberikan informasi dini tentang perkembangan perekonomian dari sisi konsumen. 2. Memberikan perkiraan kondisi perekonomian dari sisi konsumen tiga bulan mendatang

C. CAKUPAN PENELITIAN

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah sebuah indeks yang dihitung berdasarkan hasil pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Sebelum Triwulan I-2011, BPS hanya melaksanakan STK di wilayah Jabodetabek, tetapi sejak Triwulan I-2011 pelaksanaan STK diperluas diseluruh provinsi dengan jumlah sampel 10.865 rumah tangga. Pada tahun 2015, jumlah sampel diseluruh indonesia kembali diperluas sehingga mencapai 14.600 rumah tangga di Triwulan IV. Di Provinsi Papua Barat Pelaksanaan STK dilakukan di 3 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Fakfak, Kabupaten Manokwari, dan Kota Sorong, dengan jumlah sampel sebanyak 160 rumah tangga. Responden STK mulai triwulan I-2015 dipilih pada strata blok sensus kategori

sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan sub-sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Dengan adanya perluasan sampel, nilai ITK dapat disajikan sampai level provinsi.

http://papuabarat.bps.go.id

Memberikan perkiraan kondisi perekonomian dari sisi konsumen tiga bulan mendatang

http://papuabarat.bps.go.id

Memberikan perkiraan kondisi perekonomian dari sisi konsumen tiga bulan mendatang

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah sebuah indeks yang dihitung berdasarkan hasil

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah sebuah indeks yang dihitung berdasarkan hasil pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Sebelum Triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Sebelum Triwulan I melaksanakan STK di wilayah Jabodetabek, tetapi sejak Triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

melaksanakan STK di wilayah Jabodetabek, tetapi sejak Triwulan I

diperluas diseluruh provinsi dengan jumlah sampel 10.865 rumah tangga. Pada tahun 2015,

http://papuabarat.bps.go.id

diperluas diseluruh provinsi dengan jumlah sampel 10.865 rumah tangga. Pada tahun 2015, jumlah sampel diseluruh indonesia kembali diperluas sehingga mencapai 14.600 rumah tangga di

http://papuabarat.bps.go.id

jumlah sampel diseluruh indonesia kembali diperluas sehingga mencapai 14.600 rumah tangga di Triwulan IV. Di Provinsi Papua Barat Pelaksanaan STK dilakukan di 3 Kabupaten/Kota yaitu

http://papuabarat.bps.go.id

Triwulan IV. Di Provinsi Papua Barat Pelaksanaan STK dilakukan di 3 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Fakfak, Kabupaten Manokwari, dan Kota Sorong, dengan jumlah sampel sebanyak 160

http://papuabarat.bps.go.id

Kabupaten Fakfak, Kabupaten Manokwari, dan Kota Sorong, dengan jumlah sampel sebanyak 160 rumah tangga. Responden STK mulai triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

rumah tangga. Responden STK mulai triwulan I

sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan sub

http://papuabarat.bps.go.id

sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan sub

Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara

http://papuabarat.bps.go.id

Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara

(9)

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan Publikasi Indeks Tendesi Konsumen Provinsi Papua Barat Tahun 2015 ini terbagi dalam lima bagian, yaitu:

 Bagian 1 Pendahuluan : yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Cakupan Penelitian, dan Sitematika penulisan.

 Bagian 2 Kajian Literatur : menyajikan berbagai penelitian yang pernah dilakukan mengenai Indeks Tendensi Konsumen.

 Bagian 3 Metodologi : menyajikan prosedur penghitungan Indeks Tendensi Konsumen

dan intrepetasi hasil penghitungan Indeks tendensi Konsumen

 Bagian 4 Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen : menyajikan profil rumah tangga Survei Tendensi Konsumen, perkembangan nilai Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-IV tahun 2015, dan nilai Indeks Tendensi Konsumen tahun 2015 menurut komponen.

 Bagian 5 Kesimpulan : menyajikan ringkasan indikator dini perekonomian dari sisi konsumen dalam Indeks Tendensi Konsumen selama tahun 2015.

http://papuabarat.bps.go.id

Bagian 4 Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen : menyajikan profil rumah

http://papuabarat.bps.go.id

Bagian 4 Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen : menyajikan profil rumah tangga Survei Tendensi Konsumen, perkembangan nilai Indeks Tendensi Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

tangga Survei Tendensi Konsumen, perkembangan nilai Indeks Tendensi Konsumen IV tahun 2015, dan nilai Indeks Tendensi Konsumen tahun 2015 menurut

http://papuabarat.bps.go.id

IV tahun 2015, dan nilai Indeks Tendensi Konsumen tahun 2015 menurut

Bagian 5 Kesimpulan : menyajikan ringkasan indikator dini perekonomian dari sisi

http://papuabarat.bps.go.id

Bagian 5 Kesimpulan : menyajikan ringkasan indikator dini perekonomian dari sisi konsumen dalam Indeks Tendensi Konsumen selama tahun 2015.

http://papuabarat.bps.go.id

(10)

A. Consumer Sentiment Index

Michigan University di Amerika Serikat menyajikan Indeks Sentimen Konsumen (Consumer Sentiment Index=CSI). Indeks Sentimen Konsumen diperoleh melalui Survei Sentimen Konsumen yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian di Michigan University, Amerika Serikat. Survei ini dilakukan setiap bulan, dan tujuan utama dari penyusunan indeks ini adalah untuk kepentingan investasi.

Indeks Sentimen Konsumen disusun sebagai pembanding dari Purchasing Managers Index (PMI) atau Indeks Pembelanjaan Perusahaan yang memantau kondisi bisnis khususnya dari sisi pasar bursa. Nilai indeks PMI diinterpretasikan sebagai berikut : nilai indeks di bawah 50 mengindikasikan kondisi perekonomian mengalami kontraksi, sedangkan di atas 50 menandakan kondisi perekonomian mengalami ekspansi.

Variabel-variabel yang digunakan untuk menyusun PMI antara lain: belanja perusahaan terhadap saham, pembelian barang tahan lama dan total penjualan kendaraan mobil. Dua variabel terakhir menunjukkan bahwa semakin tinggi volumenya, semakin tinggi pula permintaan akan barang tahan lama dan mobil. Akibatnya, suplai barang dari produsen juga meningkat yang tentunya akan memberikan dampak pada peningkatan kesempatan kerja. Di lain pihak, permintaan akan barang tahan lama dan kendaraan juga merupakan gambaran dari konsumsi rumahtangga.

KAJIAN LITERATUR

2

http://papuabarat.bps.go.id

Michigan University di Amerika Serikat menyajikan Indeks Sentimen Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

Michigan University di Amerika Serikat menyajikan Indeks Sentimen Konsumen

Indeks Sentimen Konsumen diperoleh melalui Survei Sentimen Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Sentimen Konsumen diperoleh melalui Survei Sentimen Konsumen yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian di Michigan University, Amerika Serikat. Survei ini

http://papuabarat.bps.go.id

yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian di Michigan University, Amerika Serikat. Survei ini dilakukan setiap bulan, dan tujuan utama dari penyusunan indeks ini adalah untuk kepentingan

http://papuabarat.bps.go.id

dilakukan setiap bulan, dan tujuan utama dari penyusunan indeks ini adalah untuk kepentingan

Indeks Sentimen Konsumen disusun sebagai pembanding dari

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Sentimen Konsumen disusun sebagai pembanding dari

atau Indeks Pembelanjaan Perusahaan yang memantau kondisi bisnis khususnya dari sisi

http://papuabarat.bps.go.id

atau Indeks Pembelanjaan Perusahaan yang memantau kondisi bisnis khususnya dari sisi pasar bursa. Nilai indeks PMI diinterpretasikan sebagai berikut : nilai indeks di bawah 50

http://papuabarat.bps.go.id

pasar bursa. Nilai indeks PMI diinterpretasikan sebagai berikut : nilai indeks di bawah 50 mengindikasikan kondisi perekonomian mengalami kontraksi, sedangkan di atas 50 menandakan

http://papuabarat.bps.go.id

mengindikasikan kondisi perekonomian mengalami kontraksi, sedangkan di atas 50 menandakan kondisi perekonomian mengalami ekspansi.

http://papuabarat.bps.go.id

kondisi perekonomian mengalami ekspansi.

variabel yang digunakan untuk menyusun PMI antara lain: belanja perusahaan

http://papuabarat.bps.go.id

variabel yang digunakan untuk menyusun PMI antara lain: belanja perusahaan terhadap saham, pembelian barang tahan lama dan total penjualan kendaraan mobil. Dua variabel

http://papuabarat.bps.go.id

terhadap saham, pembelian barang tahan lama dan total penjualan kendaraan mobil. Dua variabel terakhir menunjukkan bahwa semakin tinggi volumenya, semakin tinggi pula permintaan akan

http://papuabarat.bps.go.id

terakhir menunjukkan bahwa semakin tinggi volumenya, semakin tinggi pula permintaan akan barang tahan lama dan mobil. Akibatnya, suplai barang dari produsen juga meningkat yang

http://papuabarat.bps.go.id

barang tahan lama dan mobil. Akibatnya, suplai barang dari produsen juga meningkat yang

(11)

PMI merupakan ukuran kuantitatif sedangkan CSI merupakan ukuran kualitatif. Secara kualitatif, informasi dari pengusaha mengenai belanja barang dan jasa perusahaan seperti iklan dan jasa konsultan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat sentimen perusahaan terhadap bisnisnya. Hal ini sejalan dengan sikap konsumen terhadap konsumsi rumahtangga. Peningkatan konsumsi rumahtangga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana diketahui bahwa konsumsi rumahtangga domestik adalah salah satu faktor pendorong dalam memperkuat fundamental ekonomi, meskipun dalam perekonomian yang lebih luas dan terbuka, konsumsi domestik bukan satu-satunya faktor pendorong karena adanya kegiatan ekspor dan impor.

B. Consumer Confident Index

Consumer Confidence Index (CCI) atau Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) diperkenalkan oleh The Conference Board sejak tahun 1985 melalui Survei Kepercayaan Konsumen. IKK ditentukan berdasarkan tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian, yang disajikan dalam bentuk indeks yang secara normatif ditentukan dalam nilai 100. Nilai indeks ini merupakan proporsi dari pendapat konsumen mengenai kondisi saat ini dengan bobot sebesar 40 persen dan kondisi mendatang dengan bobot sebesar 60 persen.

Interpretasi dari indeks ini adalah apabila IKK meningkat mengindikasikan konsumsi/belanja konsumen juga meningkat. Akibatnya, dari sisi penawaran perusahaan akan meningkatkan produksinya yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan. Dampak lain adalah meningkatnya konsumsi rumah tangga sehingga tingkat permintaan kredit ke Bank meningkat. Dengan demikian pemerintah dapat mengantisipasi akan adanya kenaikan pajak pendapatan yang diperoleh dari naiknya konsumsi rumah tangga. Sebaliknya bila IKK menurun, maka konsumsi rumah tangga juga menurun yang berarti permintaan akan produk juga menurun. Hal ini akan mengakibatkan turunnya suplai dari perusahaan baik dari sektor industri manufaktur, konstruksi, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengakibatkan kondisi perekonomian mengalami kontraksi.

http://papuabarat.bps.go.id

atau Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) diperkenalkan

http://papuabarat.bps.go.id

atau Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) diperkenalkan sejak tahun 1985 melalui Survei Kepercayaan Konsumen. IKK

http://papuabarat.bps.go.id

sejak tahun 1985 melalui Survei Kepercayaan Konsumen. IKK ditentukan berdasarkan tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian, yang

http://papuabarat.bps.go.id

ditentukan berdasarkan tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian, yang disajikan dalam bentuk indeks yang secara normatif ditentukan dalam nilai 100. Nilai indeks ini

http://papuabarat.bps.go.id

disajikan dalam bentuk indeks yang secara normatif ditentukan dalam nilai 100. Nilai indeks ini merupakan proporsi dari pendapat konsumen mengenai kondisi saat ini dengan bobot sebesar 40

http://papuabarat.bps.go.id

merupakan proporsi dari pendapat konsumen mengenai kondisi saat ini dengan bobot sebesar 40 persen dan kondisi mendatang dengan bobot sebesar 60 persen.

http://papuabarat.bps.go.id

persen dan kondisi mendatang dengan bobot sebesar 60 persen.

Interpretasi dari indeks ini adalah apabila IKK meningkat mengindikasikan konsumsi/belanja

http://papuabarat.bps.go.id

Interpretasi dari indeks ini adalah apabila IKK meningkat mengindikasikan konsumsi/belanja konsumen juga meningkat. Akibatnya, dari sisi penawaran perusahaan akan meningkatkan

http://papuabarat.bps.go.id

konsumen juga meningkat. Akibatnya, dari sisi penawaran perusahaan akan meningkatkan produksinya yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan. Dampak lain adalah meningkatnya

http://papuabarat.bps.go.id

produksinya yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan. Dampak lain adalah meningkatnya konsumsi rumah tangga sehingga tingkat permintaan kredit ke Bank meningkat. Dengan demikian

http://papuabarat.bps.go.id

konsumsi rumah tangga sehingga tingkat permintaan kredit ke Bank meningkat. Dengan demikian

http://papuabarat.bps.go.id

pemerintah dapat mengantisipasi akan adanya kenaikan pajak pendapatan yang diperoleh dari

http://papuabarat.bps.go.id

pemerintah dapat mengantisipasi akan adanya kenaikan pajak pendapatan yang diperoleh dari naiknya konsumsi rumah tangga. Sebaliknya bila IKK menurun, maka konsumsi rumah tangga

http://papuabarat.bps.go.id

naiknya konsumsi rumah tangga. Sebaliknya bila IKK menurun, maka konsumsi rumah tangga

(12)

Survei Kepercayaan Konsumen dilakukan setiap bulan dengan jumlah responden sekitar 5.000 rumah tangga. Variabel yang dicakup pada kuesioner survei ini antara lain :

1. Kondisi bisnis saat ini

2. Kondisi bisnis 6 bulan mendatang 3. Kondisi lapangan pekerjaan saat ini

4. Kondisi lapangan pekerjaan enam bulan mendatang

5. Jumlah pendapatan seluruh anggota keluarga selama enam bulan mendatang

Setiap variabel di atas mempunyai jawaban positif (meningkat) dan negatif (menurun). Jawaban meningkat diberi skor 1 dan menurun diberi skor 0. Untuk penghitungan nilai indeks masing-masing variable digunakan rumus Diffussion Index. Besarnya indeks menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian pada periode tertentu terhadap periode pembandingnya. Apabila pertumbuhan indeks kurang dari lima persen, maka kepercayaan konsumen cenderung tetap atau stagnant, tetapi bila pertumbuhan lebih dari lima persen maka kepercayaan konsumen meningkat dibanding periode pembandingnya.

Indeks Kepercayaan Konsumen yang disusun oleh The Conference Board dibagi menjadi dua macam indeks, yaitu Indeks Kepercayaan Konsumen Kini (Current Consumer Confidence Index) dan Indeks Kepercayaan Konsumen Mendatang (Future Consumer Confidence Index). Indeks Kepercayaan Konsumen Kini merupakan komposit dari dua variabel, yaitu kondisi bisnis saat ini dan kondisi lapangan pekerjaan saat ini. Sedangkan Indeks Kepercayaan Konsumen mendatang merupakan komposit dari tiga variabel: kondisi bisnis enam bulan mendatang, kondisi lapangan pekerjaan enam bulan mendatang dan jumlah pendapatan seluruh anggota keluarga selama enam bulan mendatang.

http://papuabarat.bps.go.id

Setiap variabel di atas mempunyai jawaban positif (meningkat) dan negatif (menurun).

http://papuabarat.bps.go.id

Setiap variabel di atas mempunyai jawaban positif (meningkat) dan negatif (menurun). Jawaban meningkat diberi skor 1 dan menurun diberi skor 0. Untuk penghitungan nilai indeks

http://papuabarat.bps.go.id

Jawaban meningkat diberi skor 1 dan menurun diberi skor 0. Untuk penghitungan nilai indeks . Besarnya indeks menunjukkan tingkat

http://papuabarat.bps.go.id

. Besarnya indeks menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian pada periode tertentu terhadap periode

http://papuabarat.bps.go.id

kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian pada periode tertentu terhadap periode pembandingnya. Apabila pertumbuhan indeks kurang dari lima persen, maka kepercayaan

http://papuabarat.bps.go.id

pembandingnya. Apabila pertumbuhan indeks kurang dari lima persen, maka kepercayaan , tetapi bila pertumbuhan lebih dari lima persen maka

http://papuabarat.bps.go.id

, tetapi bila pertumbuhan lebih dari lima persen maka kepercayaan konsumen meningkat dibanding periode pembandingnya.

http://papuabarat.bps.go.id

kepercayaan konsumen meningkat dibanding periode pembandingnya. Indeks Kepercayaan Konsumen yang disusun oleh

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Kepercayaan Konsumen yang disusun oleh dua macam indeks, yaitu Indeks Kepercayaan Konsumen Kini

http://papuabarat.bps.go.id

dua macam indeks, yaitu Indeks Kepercayaan Konsumen Kini dan Indeks Kepercayaan Konsumen Mendatang

http://papuabarat.bps.go.id

dan Indeks Kepercayaan Konsumen Mendatang

Indeks Kepercayaan Konsumen Kini merupakan komposit dari dua variabel, yaitu kondisi bisnis

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Kepercayaan Konsumen Kini merupakan komposit dari dua variabel, yaitu kondisi bisnis saat ini dan kondisi lapangan pekerjaan saat ini. Sedangkan Indeks Kepercayaan Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

saat ini dan kondisi lapangan pekerjaan saat ini. Sedangkan Indeks Kepercayaan Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

mendatang merupakan komposit dari tiga variabel: kondisi bisnis enam bulan mendatang, kondisi

http://papuabarat.bps.go.id

mendatang merupakan komposit dari tiga variabel: kondisi bisnis enam bulan mendatang, kondisi lapangan pekerjaan enam bulan mendatang dan jumlah pendapatan seluruh anggota keluarga

http://papuabarat.bps.go.id

lapangan pekerjaan enam bulan mendatang dan jumlah pendapatan seluruh anggota keluarga selama enam bulan mendatang.

http://papuabarat.bps.go.id

(13)

C. Survei Konsumen

Bank Indonesia melakukan survei sejenis dengan Survei Tendensi Konsumen (STK), yaitu Survei Konsumen, yang dilakukan setiap bulan terhadap 4.365 rumahtangga. Survei ini dilakukan sejak tahun 1993 dan menghasilkan suatu ukuran yaitu Indeks Keyakinan Konsumen.

Indeks Keyakinan Konsumen dihitung dengan menggunakan metode Balance Score (SB-net balance+100), yaitu dengan menjumlahkan hasil dari Metode SB-net balance ditambah 100. Interpretasi dari IKK, adalah jika indeks di atas 100 berarti optimis dan sebaliknya, jika indeks di bawah 100 berarti pesimis.

(14)

Selain Survei Tendensi Bisnis, informasi dini mengenai keadaan dan perkembangan perekonomian juga dapat diketahui melalui Survei Tendensi Konsumen. Survei tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai situasi bisnis dan perekonomian secara umum menurut pendapat konsumen sebagai pelaku konsumsi. Informasi yang dikumpulkan meliputi rencana

pembelian beberapa komoditi kategori “normal goods” seperti daging, ikan, susu, buah-buahan untuk konsumsi makanan, dan komoditi pakaian, biaya perumahan, biaya pendidikan, transportasi, biaya kesehatan, dan rekreasi untuk komoditi bukan makanan. Disamping itu

dikumpulkan pula informasi “luxury goods” seperti rumah/tanah, mobil, TV, komputer untuk

konsumsi bukan makanan, serta informasi mengenai kondisi pendapatan dan tabungan.

Sebagaimana halnya dengan Indeks Tendensi Bisnis, Indeks Tendensi Konsumen juga terdiri dari dua jenis indeks yaitu Indeks Indikator Kini (Current Indicator Index) dan Indeks Indikator Mendatang (Future Indicator Index). Indeks Indikator Kini (IIK) merupakan indeks komposit dari beberapa variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) pada saat triwulan berjalan (saat survei) dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Sedangkan Indeks Indikator Mendatang (IIM) merupakan indeks komposit dari beberapa variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) dan rencana untuk membeli barang-barang tahan lama pada periode tiga bulan mendatang.

Komponen variabel Indeks Indikator Kini adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan seluruh anggota keluarga pada periode 3 (tiga) bulan terakhir.

b. Pengaruh kenaikan harga-harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari (Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari).

METODOLOGI

3

http://papuabarat.bps.go.id

untuk memperoleh gambaran mengenai situasi bisnis dan perekonomian secara umum menurut

http://papuabarat.bps.go.id

untuk memperoleh gambaran mengenai situasi bisnis dan perekonomian secara umum menurut pendapat konsumen sebagai pelaku konsumsi. Informasi yang dikumpulkan meliputi rencana

http://papuabarat.bps.go.id

pendapat konsumen sebagai pelaku konsumsi. Informasi yang dikumpulkan meliputi rencana

” seperti daging, ikan, susu, buah

http://papuabarat.bps.go.id

” seperti daging, ikan, susu, buah

untuk konsumsi makanan, dan komoditi pakaian, biaya perumahan, biaya pendidikan,

http://papuabarat.bps.go.id

untuk konsumsi makanan, dan komoditi pakaian, biaya perumahan, biaya pendidikan, transportasi, biaya kesehatan, dan rekreasi untuk komoditi bukan makanan. Disamping itu

http://papuabarat.bps.go.id

transportasi, biaya kesehatan, dan rekreasi untuk komoditi bukan makanan. Disamping itu

” seperti rumah/tanah, mobil, TV, komputer untuk

http://papuabarat.bps.go.id

” seperti rumah/tanah, mobil, TV, komputer untuk

konsumsi bukan makanan, serta informasi mengenai kondisi pendapatan dan tabungan.

http://papuabarat.bps.go.id

konsumsi bukan makanan, serta informasi mengenai kondisi pendapatan dan tabungan.

Sebagaimana halnya dengan Indeks Tendensi Bisnis, Indeks Tendensi Konsumen juga terdiri

http://papuabarat.bps.go.id

Sebagaimana halnya dengan Indeks Tendensi Bisnis, Indeks Tendensi Konsumen juga terdiri dari dua jenis indeks yaitu Indeks Indikator Kini (

http://papuabarat.bps.go.id

dari dua jenis indeks yaitu Indeks Indikator Kini ( Future Indicator Index

http://papuabarat.bps.go.id

Future Indicator Index). Indeks Indikator Kini (IIK) merupakan indeks komposit dari

http://papuabarat.bps.go.id

). Indeks Indikator Kini (IIK) merupakan indeks komposit dari beberapa variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) pada

http://papuabarat.bps.go.id

beberapa variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) pada saat triwulan berjalan (saat survei) dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Sedangkan Indeks

http://papuabarat.bps.go.id

saat triwulan berjalan (saat survei) dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Sedangkan Indeks Indikator Mendatang (IIM) merupakan indeks komposit dari beberapa variabel yang dapat

http://papuabarat.bps.go.id

Indikator Mendatang (IIM) merupakan indeks komposit dari beberapa variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) dan rencana untuk membeli barang

http://papuabarat.bps.go.id

mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) dan rencana untuk membeli barang

(15)

c. Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan, rekreasi) saat ini dibandingkan dengan keadaan periode 3 bulan yang lalu.

Komponen variabel Indeks Indikator Mendatang adalah sebagai berikut:

a. Perkiraan pendapatan seluruh anggota keluarga pada periode 3 bulan yang akan datang. b. Rencana pembelian barang-barang tahan lama (televisi, CD/VCD player/compo, lemari es,

mesin cuci, oven listrik, AC, Computer, Meubel/lemari/meja kursi, tempat tidur, sepeda motor) untuk periode 3 bulan yang akan datang.

A. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen

Variabel-variabel yang ditanyakan dalam Survei Tendensi Konsumen mempunyai 3 jenis jawaban yaitu meningkat, tetap dan menurun. Prosedur penghitungan Indeks Tendensi Konsumen (Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang) masing-masing adalah sebagai berikut :

a. Pemberian skor jawaban

Jawaban untuk variabel-variabel yang terpilih diberi skor 2 (dua) bila jawabannya ”meningkat atau lebih”, diberi skor 1 (satu) bila jawabannya ”kurang lebih sama atau tetap”, dan diberi skor 0 (nol) bila jawabannya ”menurun”. Untuk memperoleh Total Skor (TS), jawaban dari seluruh

responden untuk masing-masing variable dijumlahkan. Perlu dicatat, bahwa penghitungan skor untuk variabel pembelian barang tahan lama agak berbeda dengan penghitungan variabel konsumsi beberapa komoditi.

b. Skor jawaban variabel pembelian barang tahan lama

Banyaknya jenis barang tahan lama yang ditanyakan pada variabel rencana pembelian barang tahan lama terdiri dari 11 jenis barang. Untuk masing-masing jenis barang tersebut ditanyakan apakah responden berencana untuk membeli, menggadaikan/menjual atau sudah memiliki barang tersebut lebih dari 5 tahun. Adapun pemberian skor untuk variabel barang tahan

http://papuabarat.bps.go.id

variabel yang ditanyakan dalam Survei Tendensi Konsumen mempunyai 3 jenis

http://papuabarat.bps.go.id

variabel yang ditanyakan dalam Survei Tendensi Konsumen mempunyai 3 jenis jawaban yaitu meningkat, tetap dan menurun. Prosedur penghitungan Indeks Tendensi Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

jawaban yaitu meningkat, tetap dan menurun. Prosedur penghitungan Indeks Tendensi Konsumen (Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang) masing

http://papuabarat.bps.go.id

(Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang) masing

variabel yang terpilih diberi skor 2 (dua) bila jawabannya ”meningkat

http://papuabarat.bps.go.id

variabel yang terpilih diberi skor 2 (dua) bila jawabannya ”meningkat atau lebih”, diberi skor 1 (satu) bila jawabannya ”kurang lebih sama atau tetap”, dan diberi skor 0

http://papuabarat.bps.go.id

atau lebih”, diberi skor 1 (satu) bila jawabannya ”kurang lebih sama atau tetap”, dan diberi skor 0 (nol) bila jawabannya ”menurun”. Untuk memperoleh Total Skor (TS), jawaban dari seluruh

http://papuabarat.bps.go.id

(nol) bila jawabannya ”menurun”. Untuk memperoleh Total Skor (TS), jawaban dari seluruh

responden untuk masing

http://papuabarat.bps.go.id

responden untuk

masing-http://papuabarat.bps.go.id

-masing variable dijumlahkan. Perlu dicatat, bahwa penghitungan skor

http://papuabarat.bps.go.id

masing variable dijumlahkan. Perlu dicatat, bahwa penghitungan skor untuk variabel pembelian barang tahan lama agak berbeda dengan penghitungan variabel

http://papuabarat.bps.go.id

untuk variabel pembelian barang tahan lama agak berbeda dengan penghitungan variabel konsumsi beberapa komoditi.

http://papuabarat.bps.go.id

(16)

lama tersebut adalah sebagai berikut :

x menyatakan rencana jumlah pembelian barang tahan lama. y menyatakan jumlah penggadaian/penjualan barang tahan lama.

z menyatakan jumlah barang tahan lama yang telah dimiliki lebih dari 5 tahun.

Skor 0, jika x = 0 dan y ≥ 1 atau x = 0 dan z ≥ 1, artinya responden diperkirakan kemungkinannya

kecil untuk membeli suatu barang tahan lama jika dia telah menggadaikan/menjual atau memiliki barang tersebut lebih dari 5 tahun. Skor 1, jika x = 0 dan y = 0 dan z = 0, artinya jika responden belum membeli, menggadaiakan/menjual atau memiliki barang tahan lama tersebut lebih dari 5

tahun, maka ia mempunyai kemungkinan untuk berencana membelinya. Skor 2 jika x ≥ 1, artinya

responden memang telah berencana untuk membeli barang tahan lama tersebut minimal 1 item/ jenis.

Setelah skor untuk masing-masing jenis barang tahan lama diperoleh, kemudian dicari skor-skor tersebut selanjutnya akan sebagai salah satu indeks variabel pembentuk digunakan dalam penghitungan Indeks Indikator Mendatang (IIM).

c. Skor jawaban variabel konsumsi beberapa komoditi.

Konsumsi rumah tangga yang ditanyakan pada Survei Tendensi Konsumen terdiri dari 11 jenis komoditi makanan yaitu ikan, daging (sapi, kambing, babi, dll), daging unggas, telur, susu, sayur-sayuran, tahu dan tempe, buah-buahan, gula pasir, mie instant, dan rokok. Sedangkan untuk konsumsi non makanan yang ditanyakan terdiri dari 10 komoditi, yaitu listrik, air, dan telepon rumah; pulsa HP; bahan bakar untuk memasak; surat kabar/majalah; kesehatan; pendidikan; transportasi (bensin dan ongkos angkutan); rekreasi; dan pakaian. Kepada responden ditanyakan volume konsumsi setiap jenis komoditi pada dua bulan terakhir dibandingkan dengan periode dua bulan sebelumnya apakah sama, lebih banyak atau lebih sedikit. Masing-masing komoditi akan diberi skor 0 jika konsumsi sekarang lebih sedikit dibandingkan 2 bulan yang lalu, skor 1 jika volume konsumsinya tetap/sama atau tidak mengkonsumsi dan skor 2 jika konsumsi saat ini volumenya lebih banyak daripada 2 bulan yang lalu. Skor-skor tiap komoditi akan

http://papuabarat.bps.go.id

tahun, maka ia mempunyai kemungkinan untuk berencana membelinya. Skor 2 jika x ≥ 1, artinya

http://papuabarat.bps.go.id

tahun, maka ia mempunyai kemungkinan untuk berencana membelinya. Skor 2 jika x ≥ 1, artinya

responden memang telah berencana untuk membeli barang tahan lama tersebut minimal 1 item/

http://papuabarat.bps.go.id

responden memang telah berencana untuk membeli barang tahan lama tersebut minimal 1 item/

masing jenis barang tahan lama diperoleh, kemudian dicari skor

http://papuabarat.bps.go.id

masing jenis barang tahan lama diperoleh, kemudian dicari skor skor tersebut selanjutnya akan sebagai salah satu indeks variabel pembentuk digunakan dalam

http://papuabarat.bps.go.id

skor tersebut selanjutnya akan sebagai salah satu indeks variabel pembentuk digunakan dalam

c. Skor jawaban variabel konsumsi beberapa komoditi.

http://papuabarat.bps.go.id

c. Skor jawaban variabel konsumsi beberapa komoditi.

Konsumsi rumah tangga yang ditanyakan pada Survei Tendensi Konsumen terdiri dari 11

http://papuabarat.bps.go.id

Konsumsi rumah tangga yang ditanyakan pada Survei Tendensi Konsumen terdiri dari 11

http://papuabarat.bps.go.id

jenis komoditi makanan yaitu ikan, daging (sapi, kambing, babi, dll), daging unggas, telur, susu,

http://papuabarat.bps.go.id

jenis komoditi makanan yaitu ikan, daging (sapi, kambing, babi, dll), daging unggas, telur, susu, sayuran, tahu dan tempe, buah

http://papuabarat.bps.go.id

sayuran, tahu dan tempe, buah

untuk konsumsi non makanan yang ditanyakan terdiri dari 10 komoditi, yaitu listrik, air, dan

http://papuabarat.bps.go.id

untuk konsumsi non makanan yang ditanyakan terdiri dari 10 komoditi, yaitu listrik, air, dan telepon rumah; pulsa HP; bahan bakar untuk memasak; surat kabar/majalah; kesehatan;

http://papuabarat.bps.go.id

telepon rumah; pulsa HP; bahan bakar untuk memasak; surat kabar/majalah; kesehatan;

(17)

Diffusion Indeks tiap komoditi. Penimbang masing-masing komoditi diperoleh dari Survei Biaya Hidup (SBH) yaitu proporsi rata-rata nilai pengeluaran setiap komoditi terhadap rata-rata pengeluaran rumahtangga dalam sebulan.

d. Penghitungan Indeks Variabel.

Untuk mendapatkan indeks dari setiap variabel, dihitung dengan menggunakan rumus Diffusion Index seperti yang digunakan oleh The Conference Board (1990). Penghitungannya yaitu dengan membagi total skor dengan jumlah responden dikalikan 100 :

dimana :

Ivi = indeks variabel terpilih ke-i

TS = total skor variabel ke-i dari seluruh responden n = jumlah responden

Nilai indeks di atas besarannya berkisar antara 0 – 200.

e. Penghitungan Indeks Indikator Kini dan Mendatang

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) terdiri dari Indeks Indikator Kini (IIK) dan Indeks Indikator Mendatang (IIM). Kedua indeks tersebut disusun secara terpisah. Masing-masing indeks indikator tersebut merupakan indeks rata-rata tertimbang dari beberapa indeks variabel pembentuknya. Untuk menghitung Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang digunakan rumus sebagai berikut:

dimana :

IIK = Indeks Indikator Kini.

http://papuabarat.bps.go.id

i dari seluruh responden

http://papuabarat.bps.go.id

i dari seluruh responden

Nilai indeks di atas besarannya berkisar antara 0

http://papuabarat.bps.go.id

Nilai indeks di atas besarannya berkisar antara 0

e. Penghitungan Indeks Indikator Kini dan Mendatang

http://papuabarat.bps.go.id

e. Penghitungan Indeks Indikator Kini dan Mendatang

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) terdiri dari Indeks Indikator Kini (IIK) dan Indeks Indikator

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) terdiri dari Indeks Indikator Kini (IIK) dan Indeks Indikator Mendatang (IIM). Kedua indeks tersebut disusun secara terpisah. Masing

http://papuabarat.bps.go.id

(18)

IIM = Indeks Indikator Mendatang. wi = Penimbang variabel ke i Ivi = Indeks variabel terpilih ke-I

f. Penentuan Penimbang.

Seperti halnya pada ITB, penentuan penimbang dalam penghitungan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) berbeda baik untuk Indeks Indikator Kini (IIK) maupun Indeks Indikator Mendatang (IIM). Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam penentuan penimbang untuk masing-masing IIK dan IIM adalah sebagai berikut:

1). Indeks Indikator Kini (IIK)

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen penyusun IIK untuk ITK terdiri atas pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan terakhir, pengaruh kenaikan harga-harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari, serta volume konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan saat ini dibandingkan dengan periode 2 bulan yang lalu. Sejak triwulan I-2004, penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi Double Log sebagai berikut :

Log IIK

=

0

α

1

Log

(

Y

)

2

Log

(

KP

)

3

Log

(

TK

)

dimana :

IIK = Indeks Indikator Kini

PDK = Pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada Triwulan berjalan KH = Pengaruh kenaikan harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari KK = Konsumsi beberapa komoditi manakan dan bukan makanan

α0, α1, α2, α3 = Estimasi parameter fungsi double log

http://papuabarat.bps.go.id

pertimbangan yang digunakan dalam penentuan penimbang

http://papuabarat.bps.go.id

pertimbangan yang digunakan dalam penentuan penimbang

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen penyusun IIK untuk ITK terdiri atas

http://papuabarat.bps.go.id

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen penyusun IIK untuk ITK terdiri atas pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan terakhir, pengaruh kenaikan harga

http://papuabarat.bps.go.id

pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan terakhir, pengaruh kenaikan harga

hari, serta volume konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan

http://papuabarat.bps.go.id

hari, serta volume konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan saat ini dibandingkan dengan periode 2 bulan yang lalu. Sejak triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

makanan saat ini dibandingkan dengan periode 2 bulan yang lalu. Sejak triwulan I penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi

http://papuabarat.bps.go.id

penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi

http://papuabarat.bps.go.id

http://papuabarat.bps.go.id

α

http://papuabarat.bps.go.id

α

1

http://papuabarat.bps.go.id

1

Log

http://papuabarat.bps.go.id

Log

= Indeks Indikator Kini

http://papuabarat.bps.go.id

= Indeks Indikator Kini

(19)

Besaran α1 mengindikasikan elastisitas pendapatan seluruh anggota rumahtangga terhadap IIK, α2 mengindikasikan elastisitas pengaruh kenaikan harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari terhadap IIK, dan α3 mengindikasikan elastisitas konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan saat ini terhadap IIK. Sebagai contoh, hasil penghitungan penimbang ITK pada Triwulan IV-2011 untuk Provinsi Papua Barat masing-masing komponen IIK adalah :

a. Pendapatan seluruh anggota rumah tangga sebesar 0,5307

b. Pengaruh kenaikan harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari sebesar 0,2587 c. Konsumsi beberapa komoditi sebesar 0,2106

2). Indeks Indikator Mendatang (IIM)

Komponen penyusun IIM untuk ITK terdiri atas pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan yang akan datang dan rencana pembelian barang-barang tahan lama. Sejak triwulan I-2004, penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi Double Log sebagai berikut :

Log IIM =

α

0

α

1 )

α

2 ) 3 )

α

4

dimana :

IIM = Indeks Indikator Mendatang

PDM = Perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang. RTH = Rencana pembelian barang-barang tahan lama

α0, α1, α2 = Estimasi parameter fungsi double log

Besaran α1 mengindikasikan elastisitas perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang terhadap IIM dan α2 mengindikasikan elastisitas rencana pembelian barang-barang tahan lama terhadap IIM. Sebagaimana IIK, series data yang digunakan untuk menghitung penimbang IIM juga menggunakan juga menggunakan metode yang sama. Sebagai contoh, hasil penghitungan penimbang pada Triwulan IV-2011 untuk masing-masing komponen IIM adalah :

http://papuabarat.bps.go.id

Komponen penyusun IIM untuk ITK terdiri atas pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan

http://papuabarat.bps.go.id

Komponen penyusun IIM untuk ITK terdiri atas pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan barang tahan lama. Sejak triwulan I

http://papuabarat.bps.go.id

barang tahan lama. Sejak triwulan I penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi

http://papuabarat.bps.go.id

penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi Double Log

http://papuabarat.bps.go.id

Double Log

α

http://papuabarat.bps.go.id

α

2

http://papuabarat.bps.go.id

2

http://papuabarat.bps.go.id

http://papuabarat.bps.go.id

http://papuabarat.bps.go.id

http://papuabarat.bps.go.id

= Indeks Indikator Mendatang

http://papuabarat.bps.go.id

= Indeks Indikator Mendatang

= Perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang.

http://papuabarat.bps.go.id

= Perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang. = Rencana pembelian barang

http://papuabarat.bps.go.id

= Rencana pembelian barang

= Estimasi parameter fungsi

http://papuabarat.bps.go.id

= Estimasi parameter fungsi

(20)

a. Perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang sebesar 0,6746.

b. Rencana pembelian barang-barang tahan lama sebesar 0,3254.

Penghitungan IIM dilakukan untuk memperkirakan nilai ITK dan pada triwulan berikutnya sebagai prediksi kondisi ekonomi konsumen pada tiga bulan yang akan datang.

B. Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Konsumen. a. Indeks Indikator Kini

• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun” artinya

kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding periode triwulan sebelumnya.

• I = 100 : jumlah jawaban ”meningkat” dan ”menurun” adalah seimbang, artinya kondisi

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan sama dengan triwulan sebelumnya.

• I < 100 : jumlah jawaban ”menurun” lebih besar dari jawaban ”meningkat”, artinya kondisi

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding keadaan triwulan sebelumnya.

b. Indeks Indikator Mendatang.

• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun”, artinya

konsumen memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang meningkat jika dibandingkan dengan triwulan berjalan.

• I = 100 : jumlah jawaban ”meningkat” dan ”menurun” adalah seimbang, artinya konsumen

memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang sama dengan periode triwulan berjalan.

http://papuabarat.bps.go.id

• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun” artinya

http://papuabarat.bps.go.id

• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun” artinya

kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding periode triwulan

http://papuabarat.bps.go.id

kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding periode triwulan

• I = 100 : jumlah jawaban ”meningkat” dan ”menurun” adalah seimbang, artinya kondisi

http://papuabarat.bps.go.id

• I = 100 : jumlah jawaban ”meningkat” dan ”menurun” adalah seimbang, artinya kondisi

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan sama dengan triwulan sebelumnya.

http://papuabarat.bps.go.id

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan sama dengan triwulan sebelumnya.

• I < 100 : jumlah jawaban ”menurun” lebih besar dari jawaban ”meningkat”, artinya kondisi

http://papuabarat.bps.go.id

• I < 100 : jumlah jawaban ”menurun” lebih besar dari jawaban ”meningkat”, artinya kondisi

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding keadaan triwulan sebelumnya.

http://papuabarat.bps.go.id

ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding keadaan triwulan sebelumnya.

http://papuabarat.bps.go.id

b. Indeks Indikator Mendatang.

http://papuabarat.bps.go.id

b. Indeks Indikator Mendatang.

• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun”, artinya

http://papuabarat.bps.go.id

• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun”, artinya

konsumen memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang

http://papuabarat.bps.go.id

konsumen memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang

(21)

• I < 100 : jumlah jawaban ”menurun” lebih besar dari jawaban ”meningkat”, artinya konsumen

memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang akan menurun dibanding keadaan triwulan berjalan.

Indeks Indikator Kini diinterpretasikan sebagai Indeks Tendensi Konsumen pada triwulan berjalan dan Indeks Indikator Mendatang sebagai perkiraan Indeks Tendensi Konsumen pada triwulan mendatang. Sebagai contoh, Survei Tendensi Konsumen yang dilakukan pada Triwulan IV-2011 menghasilkan IIK sebesar 109,95 dan IIM sebesar 106,21. Hal ini berarti bahwa Indeks Tendensi Konsumen untuk Triwulan IV-2011 adalah sebesar 109,95 dan perkiraan Indeks Tendensi Konsumen untuk Triwulan IV-2011 adalah sebesar 106,21.

Dalam aplikasinya, Indeks Indikator Kini dan Mendatang digunakan bersamaan dalam menganalisis keadaan konsumen pada triwulan berjalan dan prospeknya pada triwulan mendatang berdasarkan persepsi konsumen.

http://papuabarat.bps.go.id

Dalam aplikasinya, Indeks Indikator Kini dan Mendatang digunakan bersamaan dalam

http://papuabarat.bps.go.id

Dalam aplikasinya, Indeks Indikator Kini dan Mendatang digunakan bersamaan dalam menganalisis keadaan konsumen pada triwulan berjalan dan prospeknya pada triwulan

http://papuabarat.bps.go.id

(22)

A. Profil Rumah Tangga 2016

Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang terbentuk dari hasil Survei Tendensi Konsumen. Survei ini semula hanya dilaksanakan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) bersama dengan Survei Tendensi Bisnis (ITB) yang digunakan untuk membentuk Indeks Tendensi Bisnis. Mulai pada tahun 2011 Survei Tendensi Konsumen dilaksanakan di seluruh provinsi sehingga Indeks Tendensi Konsumen telah dapat diperbandingkan antar provinsi di Indonesia. Lain halnya dengan ITK, penghitungan ITB tidak dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia.

Survei Tendensi Konsumen Papua Barat dilaksanakan di tiga kabupaten/kota, yaitu di Kota Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Fakfak. Responden STK mulai triwulan II-2016

dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan

merupakan sub-sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

Karakteristik rumah tangga pada Survei Tendensi Konsumen diamati dari sisi pendidikan, lapangan pekerjaan utama, status pekerjaan utama, dan tingkat pendapatan rumah tangga. Dari sisi tingkat pendidikan kepala rumah tangga diperoleh informasi bahwa sebagian besar kepala rumah tangga berlatar belakang pendidikan SLTA, persentasenya berkisar antara 47,80 sampai dengan 55,80 persen. Sekitar 33,10 sampai dengan 34,40 persen kepala rumah tangga berpendidikan di bawah SLTP; dan sekitar 9,30 sampai dengan 12,20 persen berpendidikan Sarjana/Pasca Sarjana; serta sekitar 1,60 sampai dengan 6,70 persen berpendidikan Diploma.

HASIL PENGHITUNGAN ITK

4

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang terbentuk dari hasil Survei Tendensi

http://papuabarat.bps.go.id

Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang terbentuk dari hasil Survei Tendensi Konsumen. Survei ini semula hanya dilaksanakan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,

http://papuabarat.bps.go.id

Konsumen. Survei ini semula hanya dilaksanakan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) bersama dengan Survei Tendensi Bisnis (ITB) yang digunakan untuk

http://papuabarat.bps.go.id

Tangerang, dan Bekasi) bersama dengan Survei Tendensi Bisnis (ITB) yang digunakan untuk membentuk Indeks Tendensi Bisnis. Mulai pada tahun 2011 Survei Tendensi Konsumen

http://papuabarat.bps.go.id

membentuk Indeks Tendensi Bisnis. Mulai pada tahun 2011 Survei Tendensi Konsumen dilaksanakan di seluruh provinsi sehingga Indeks Tendensi Konsumen telah dapat

http://papuabarat.bps.go.id

dilaksanakan di seluruh provinsi sehingga Indeks Tendensi Konsumen telah dapat diperbandingkan antar provinsi di Indonesia. Lain halnya dengan ITK, penghitungan ITB tidak

http://papuabarat.bps.go.id

diperbandingkan antar provinsi di Indonesia. Lain halnya dengan ITK, penghitungan ITB tidak

Survei Tendensi Konsumen Papua Barat dilaksanakan di tiga kabupaten/kota, yaitu di Kota

http://papuabarat.bps.go.id

Survei Tendensi Konsumen Papua Barat dilaksanakan di tiga kabupaten/kota, yaitu di Kota Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Fakfak. Responden STK mulai triwulan II

http://papuabarat.bps.go.id

Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Fakfak. Responden STK mulai triwulan II

dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan

http://papuabarat.bps.go.id

dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan

sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah

http://papuabarat.bps.go.id

sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran

http://papuabarat.bps.go.id

perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

http://papuabarat.bps.go.id

yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

Karakteristik rumah tangga pada Survei Tendensi Konsumen diamati dari sisi pendidikan,

http://papuabarat.bps.go.id

Karakteristik rumah tangga pada Survei Tendensi Konsumen diamati dari sisi pendidikan,

(23)

Karakteristik variabel lapangan pekerjaan utama sampel kepala rumah tangga menginformasikan bahwa sebagian besar responden di Triwulan I bekerja di Kategori Tersier, dengan persentase terbesar ada di lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan yaitu sebesar 17,90 persen. Sementara itu pada Triwulan IV lapangan pekerjaan utama sampel kepala rumah tangga yang paling besar adalah pada lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan persentase sebesar 16,70 persen. Contoh kepala rumah tangga yang bekerja di lapangan usaha ini yaitu PNS dan anggota TNI/AL.

Kepala rumah tangga bekerja di Kategori Primer pada triwulan I, sementara untuk triwulan II—IV kepala rumah tangga bekerja di Kategori Sekunder memiliki persentase tertinggi ke-2 dari Triwulan II-IV yaitu bernilai 19,80 (Triwulan II) hingga 20,60 (Triwulan IV). Persentase lapangan usaha tertinggi yang termasuk di kategori ini adalah lapangan usaha Konstruksi yaitu sebesar 8,40 persen di Triwulan II dan mencapai 11,90 persen di Triwulan IV. Contoh kepala rumah tangga yang bekerja di lapangan usaha ini yaitu buruh bangunan, mandor buruh bangunan, kontraktor, dll.

Kategori yang memiliki persentase terkecil adalah Kategori Primer. Kepala Rumah Tangga yang bekerja di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki persentase tertinggi di kategori ini yaitu 7,60 persen di Triwulan II dan mencapai 8,70 persen di Triwulan IV.

Diantara sampel kepala rumah tangga yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama tersebut sekitar 50,50—58,10 persen berstatus sebagai buruh/pegawai/karyawan. Selanjutnya kepala rumah tangga yang berusaha sendiri/dibantu keluarga memiliki persentase sekitar 32,40—

39,30 persen. Sedangkan pekerja keluarga/lainnya memilik persentase terendah yaitu sekitar 0,90—5,50 persen.

Menurut rata-rata pendapatan sampel kepala rumah tangga tercatat sekitar 18,60 (Triwulan III) sampai dengan 22,05 (Triwulan IV) persen memiliki pendapatan di bawah dua juta rupiah per bulan. Sedangkan 77,95 (Triwulan IV) sampai dengan 81,40 (Triwulan III) persen berpendapatan di atas dua juta rupiah per bulan.

http://papuabarat.bps.go.id

IV yaitu bernilai 19,80 (Triwulan II) hingga 20,60 (Triwulan IV). Persentase lapangan

http://papuabarat.bps.go.id

IV yaitu bernilai 19,80 (Triwulan II) hingga 20,60 (Triwulan IV). Persentase lapangan usaha tertinggi yang termasuk di kategori ini adalah lapangan usaha Konstruksi yaitu sebesar 8,40

http://papuabarat.bps.go.id

usaha tertinggi yang termasuk di kategori ini adalah lapangan usaha Konstruksi yaitu sebesar 8,40 persen di Triwulan II dan mencapai 11,90 persen di Triwulan IV. Contoh kepala rumah tangga

http://papuabarat.bps.go.id

persen di Triwulan II dan mencapai 11,90 persen di Triwulan IV. Contoh kepala rumah tangga yang bekerja di lapangan usaha ini yaitu buruh bangunan, mandor buruh bangunan, kontraktor,

http://papuabarat.bps.go.id

yang bekerja di lapangan usaha ini yaitu buruh bangunan, mandor buruh bangunan, kontraktor,

Kategori yang memiliki persentase terkecil adalah Kategori Primer. Kepala Rumah Tangga

http://papuabarat.bps.go.id

Kategori yang memiliki persentase terkecil adalah Kategori Primer. Kepala Rumah Tangga yang bekerja di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki persentase

http://papuabarat.bps.go.id

yang bekerja di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki persentase tertinggi di kategori ini yaitu 7,60 persen di Triwulan II dan mencapai 8,70 persen di Triwulan IV.

http://papuabarat.bps.go.id

tertinggi di kategori ini yaitu 7,60 persen di Triwulan II dan mencapai 8,70 persen di Triwulan IV. Diantara sampel kepala rumah tangga yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama

http://papuabarat.bps.go.id

Diantara sampel kepala rumah tangga yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama 58,10 persen berstatus sebagai buruh/pegawai/karyawan. Selanjutnya

http://papuabarat.bps.go.id

58,10 persen berstatus sebagai buruh/pegawai/karyawan. Selanjutnya kepala rumah tangga yang berusaha sendiri/dibantu keluarga memiliki persentase sekitar 32,40

http://papuabarat.bps.go.id

kepala rumah tangga yang berusaha sendiri/dibantu keluarga memiliki persentase sekitar 32,40

http://papuabarat.bps.go.id

39,30 persen. Sedangkan pekerja keluarga/lainnya memilik persentase terendah yaitu sekitar

http://papuabarat.bps.go.id

39,30 persen. Sedangkan pekerja keluarga/lainnya memilik persentase terendah yaitu sekitar 5,50 persen.

http://papuabarat.bps.go.id

Gambar

Gambar  Judul Gambar  Halaman
Tabel 4.2  Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Lapangan Pekerjaan Utama  Papua Barat 2016 Tingkat  Pendidikan  Triwulan I II  III  IV ≤ SLTP 34,30 34,40 33,30  33,10 SLTA 47,80 51,10 55,80 55,10 Diploma 6,70 2,30 1,60 1,60 Sarjana/Pasca Sarjana 11,20 12
Tabel 4.3  Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Jenis  Pekerjaan Utama Papua Barat 2016
Gambar 4.1  Perkembangan Indeks  Tendensi Konsumen  Triwulan I-IV   2011-2016  Papua Barat http://papuabarat.bps.go.id
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan pra acara, general affairs memiliki tugas untuk perencanaan kegiatan properti yang dibutuhkan program acara, melakukan kegiatan gladiresik untuk

• Tidak banyak menuntut, mudah puas dengan apa yang dimilikinya • Akan berupaya mempertahankan status quo • Mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi • Menghindari

Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian pada tingkat Usaha Pengelolaan Hutan (“UPH”) terhadap persyaratan-persyaratan Forest Stewardship Council (“FSC”)

Berdasarkan m uraian tersebut penelitian tentang nilai karakter di dala m kesenian tari wayang topeng jatiduwur di desa Jatiduwur, diperlukan agar masyarakat dapat

CAT.II : Perlu serahkan bukti dokumentasi bagi Tindakan Pembetulan yang diambil kepada Ketua Juruaudit bagi semakan, verifikasi, komen dan penutupan (close out CAR) dalam tempoh

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, dapat dilihat pada tabel 3 yang menyajikan bahwa kepemilikan manajerial memiliki nilai probabilitas (p-value) 0,1051

Data yang dinilai data variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang etos kerja guru (X) dengan menggunakan angket sebagai instrument penelitian, serta

Pada kesempatan ini peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren