• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

SISWA KELAS VB SD NEGERI JONGKANG YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Deviana Wahyu Kristanti NIM : 101134172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku

kapan pun dan dimana pun aku berada.

Kedua orangtuaku:

Bapak Petrus Sudaryono dan Veronica Sudarmi yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Adikku tersayang Agnes Deana Wahyu Krisnaningrum yang telah menyemangatiku.

Sahabatku, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

(5)

v

MOTTO

“If you have faith as a mustard seed, you will say to this mountain, “Move from here to there”, and it will

move; and nothing will be impossible for You” ( Matthew, 17:20)

“You can’t be all things to all people. You can’t be all things to all people. You just do the best you

could in every day” (PPKM, 2011)

“Yang membuat hidup kita berarti bukanlah melakukan hal-hal yang kita sukai tetapi mencoba menaklukkan

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Deviana Wahyu Kristanti Nomor Mahasiswa : 101134172

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VB SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun

Ajaran 2013/2014” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal : 7 Juli 2014 Yang menyatakan

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Juli 2014 Penulis,

(8)

viii

ABSTRAK

Kristanti, Deviana Wahyu. 2014. Peningkatan Minat Dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VB SD Negeri Jongkang Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang (2) meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Jongkang dengan jumlah 22 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, wawancara dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat siswa kelas VB SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 50,86 dan termasuk kategori rendah. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 61,00 dan termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II skor rata-rata minat sebesar 72,86 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat siswa kelas VB SD Negeri Jongkang. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 61,59 dan sebanyak 36,37% sudah mencapai KKM (65). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 72,95 dan sebanyak 81,81% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 81,40 dan sebanyak 95,45% mencapai KKM.

(9)

ix

ABSTRACT

Kristanti, Deviana Wahyu. 2014. The Improving Interest and Ability to Listening Folklore Using Audio Visual Media for Grade VB Jongkang Elementary School Academic Year 2013/2014. Elementary School Teacher Education Program, Department of Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed to: (1) to improve VB grade of student‟s interest in listening to folklore using audio visual media in Jongkang Elementary School (2)

to improve the VB grade of student‟s listening skill to folklore using audio visual

media in Jongkang Elementary School.

This is a classroom action research. The research refers to the cycle model proposed by Kemmis and Taggart. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles.The subjects in this research were VB grade of Jongkang Elementary

School Student‟s. Which consists of 22 student‟s. The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data was analyze by using qualitative and quantitative descriptive technique.

The results showed first, the application of audio visual media can

improve student‟s interest in listening to folklore subject in VB grade Jongkang Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research.The average score of student‟s interest on the initial condition is 50,86.

and included in medium category. In the first cycle, the average score of student‟s

interest is 61,00 and included in high category. In the second cycle the average average score is 81,40 and means 95,45 % student‟s have been reached the KKM.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi dengan judul “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VB SD Negeri Jongkang Tahun Ajaran 2013/2014”.

Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. L. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dari awal sampai ahkir penyusunan skripsi ini.

4. Apri Damai Sagita K, S.S., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberi masukan dan arahan untuk penyusunan skripsi ini.

(11)

xi 6. Para dosen dan staf PGSD.

7. Suyitno, S. Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Jongkang yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian ini.

8. Sri Purwanti, S. Pd., Wali Kelas VB SD Negeri Jongkang yang telah memberi banyak bantuan serta kerjasama dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Siswa-siswi VB SD Negeri Jongkang Tahun Ajaran 2013/2014 terimakasih atas kerjasamanya.

10. Kedua orang tua tercinta Petrus Sudaryono dan Veronica Sudarmi yang telah memberikan doa, semangat dan menunjang segala kebutuhan peneliti.

11. Agnes Deana Wahyu Krisnaningrum yang selalu menjadi sumber penyemangat bagi penulis.

12. Sahabat-sahabatku Maria Kartika Utaminingrum, Valentina Feti Fetria, Lidwina Lukita Sari dan teristimewa Maria Sulisnawati terimakasih atas dorongan, semangat dan bantuannya.

13. Teman–teman satu payung penelitian Wahyu Bintoro Sumardhani, Danang Kustanto, Gigih, Dwi Jayanti, Sartika, Maria Sulisnawati, R. Putri Purnawati, terimakasih atas saran dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman Paradhe angkatan 2010.

(12)

xii Semoga karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

b. Ciri-ciri Siswa yang Berminat dalam Belajar ... 9

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat di Sekolah ... 10

d. Metode Pengukuran Minat ... 12

(14)

xiv

a. Pengertian Keterampilan Menyimak... 14

b. Tujuan Menyimak ... 15

c. Jenis-Jenis Menyimak ... 17

d. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ... 21

3. Cerita Rakyat ... 24

a. Pengertian Cerita Rakyat... 24

b. Unsur-unsur Pembangun Cerita Rakyat ... 24

1) Tokoh/penokohan ... 25

b. Pengertian Media Audio Visual ... 27

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 28

d. Keuntungan Penggunaan Media Audio Visual ... 29

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 32

D. Hipotesis Tindakan... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian ... 37

1. Tempat Penelitian... 37

2. Subjek Penelitian ... 38

3. Objek Penelitian ... 38

C. Rencana Tindakan ... 38

1. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 39

a. Siklus I ... 39

b. Siklus II ... 42

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 45

(15)

xv

2. Pengumpulan Data Kemampuan Menyimak ... 47

E. Instrumen Penelitian... 47

1. Peubah Variabel Penelitian ... 47

2. Instrumen Data Minat ... 48

3. Instrumen Kemampuan Menyimak ... 51

F. Validitas ... 52

1. Validitas Instrumen Minat... 53

2. Validitas Perangkat Pembelajran ... 54

G. Analisis Data ... 55

1. Analisis Data Minat... 55

2. Analisis Data Kemampuan Menyimak ... 59

H. Kriteria Keberhasilan ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian ... 61

2. Hasil Menyimak Cerita Rakyat ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Keterbatasan ... 85

C. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peubah, Data, Pengumpul Data dan Instrumen Penelitian... 48

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Minat ... 49

Tabel 3. Kisi-Kisi Kuesioner Minat ... 50

Tabel 4. Panduan Wawancara Guru ... 51

Tabel 5. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Menyimak ... 52

Tabel 6. Kisi-Kisi Soal Evaluasi ... 52

Tabel 7. Kriteria Penilaian Menyimak ... 53

Tabel 8. Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran ... 56

Tabel 9. Data Validasi Perangkat Pembelajaran ... 56

Tabel 10. Hasil Validasi Perangkat Pembelajarandan Kriterianya ... 56

Tabel 11. Acuan PAP Tipe II ... 59

Tabel 12. Kategori Tingkat Minat Siswa ... 59

Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ... 61

Tabel 14. Kriteria keberhasilan Menyimak ... 61

Tabel 15. Rekapitulasi Data Minat... 76

Tabel 16. Ketercapaian Data Minat ... 79

Tabel 17. Rekapitulasi Nilai Menyimak ... 80

Tabel 18. Peningkatan Rata-Rata Dan Presentase Ketuntasan Tes Menyimak Cerita Rakyat ... 82

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 32

Gambar 2. Model Penelitian Taggart dan Kemmis ... 37

Gambar 3. Grafik Peningkatan Skor Rerata Minat Siswa... 79

Gambar 4. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Menyimak ... 81

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 91

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 99

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 107

Lampiran 4. Materi Siklus I dan Siklus II ... 115

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ... 116

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 122

Lampiran 7. Soal Evaluasi Siklus I ... 128

Lampiran 8. Kunci Jawaban Siklus I ... 132

Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus II ... 134

Lampiran 10. Kunci Jawaban Siklus II ... 138

Lampiran 11. Nilai Kondisi Awal Menyimak... 140

Lampiran 12. Hasil Evaluasi Menyimak Cerita Rakyat Siklus I ... 141

Lampiran 13. Hasil Evaluasi Menyimak Cerita Rakyat Siklus II ... 141

Lampiran 14. Contoh Hasil Evaluasi Menyimak Cerita Rakyat Siklus I ... 143

Lampiran 15. Contoh Hasil Evaluasi Menyimak Cerita Rakyat Siklus I ... 147

Lampiran 16. KMinat ... 151

Lampiran 17. Hasil Kuesioner Siklus I ... 154

Lampiran 18. Hasil Kuesioner Siklus II ... 156

Lampiran 19. Lembar Pengamatan Minat ... 158

Lampiran 20,. Lembar Pengamatan Minat Kondisi Awal ... 159

Lampiran 21. Lembar Pengamatan Minat Siklus I ... 160

Lampiran 22. Lembar Pengamatan Minat Siklus II ... 162

Lampiran 23. Minat Kondisi Awal ... 164

Lampiran 24. Capaian Minat Siklus I ... 165

Lampiran 25. Capaian Minat Siklus II ... 166

Lampiran 26. Validasi Instrumen Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ... 167

Lampiran 27. Notulen Refleksi Siklus I ... 172

(19)

xix

Lampiran 29. Foto-foto Penelitian ... 176

Lampiran 30. Surat Ijin Penelitian ... 178

Lampiran 31. Surat Bukti Penelitian dari Sekolah ... 179

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disampaikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atas penelitian yang dilakukan dan batasan operasional.

A. Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk sosial yang berhubungan secara timbal-balik dengan manusia lain (KBBI, 2001). Selama bersosialisasi manusia membutuhkan media untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Media yang paling utama digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa. Manusia dapat menyampaikan pesan dan gagasan kepada orang lain juga melalui bahasa. Untuk itu manusia perlu menguasai keterampilan berbahasa agar mampu menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan (Iskandarwassid, 2008:226).

Menyimak merupakan salah satu keterampilan terpenting dalam

berbahasa. Manusia melakukan kegiatan menyimak di lingkungan keluarga,

sekolah, maupun masyarakat. Kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan

manusia daripada kegiatan berbahasa lain yaitu berbicara, menulis, dan

membaca. Menurut Hermawan (2012:30-31), orang dewasa meluangkan 42% waktunya untuk melakukan kegiatan menyimak sedangkan anak-anak meluangkan 58% waktunya untuk melakukan kegiatan yang sama.

Penguasaan keterampilan menyimak sangat dibutuhkan di lingkungan

sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak

(21)

pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala. Menurut Tarigan

(1986:50-51) beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak

belum terlaksana dengan baik, yaitu: (1) pelajaran menyimak relatif baru

dinyatakan dalam kurikulum sekolah, (2) teori, prinsip, dan generalisasi

mengenai menyimak belum banyak diungkapkan, (3) pemahaman terhadap

apa dan bagaimana menyimak itu masih minim, (4) buku, teks dan buku

pegangan guru dalam menyimak sangat langka, (5) guru-guru bahasa

Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak,

(6) bahan pengajaran menyimak sangat kurang, (7) guru-guru bahasa

Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak, (8) alat

bantu pembelajaran menyimak belum merata pada setiap sekolah, (9) dan

jumlah murid per kelas terlalu besar.

Keterampilan menyimak berhubungan pula dengan aspek psikologis karena menyangkut minat dan perhatian (Hermawan, 2012:34). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan bersifat lebih tetap (Hurlock, 2005). Siswa yang mempunyai minat terhadap menyimak akan berusaha lebih keras dibanding dengan anak yang kurang berminat. Hal ini juga mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi atau mata pelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap wali kelas VB diperoleh informasi bahwa kegiatan menyimak terutama dalam Kompetensi

(22)

pendukung dalam kegiatan menyimak sangat terbatas. Pada saat pembelajaran menyimak siswa cenderung pasif, namun ada juga siswa yang sibuk berbicara dengan temannnya atau justru diam melamun.

Hal ini diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti pada 4 November 2013 diperoleh informasi bahwa kegiatan menyimak dilakukan dengan cara konvensional. Guru membacakan teks bacaan dari buku pelajaran yang dimiliki siswa. Siswa terlihat tidak fokus mendengarkan cerita rakyat yang dibacakan guru dan cenderung mengobrol dengan teman sebangku. Ketika guru memerintahkan siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas, hanya terdapat 6 dari 22 siswa atau (27,27%) yang mau untuk maju dan membacakan hasil pekerjaannya. Selama kegiatan pembelajaran hanya terdapat 8 siswa atau (36,36%) yang mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang dijelaskan. Dapat diketahui pula bahwa siswa yang aktif terlalu mendominasi.

(23)

Dari hasil menyimak yang dilakukan guru sebelum dilakukan penelitian, diperoleh data bahwa rata-rata nilai kelas dalam menyimak cerita rakyat yaitu 61,59 dengan persentase 36,37% siswa mencapai KKM. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 45 dan nilai tertinggi 75. Jumlah siswa yang nilainya di bawah rata-rata kelas (KKM) yaitu 18 siswa dan jumlah siswa yang nilainya di atas rata- rata kelas (KKM) adalah 8 siswa. Hal ini diduga karena penggunaan media yang masih terbatas. Guru perlu meningkatkan kemampuan siswa melalui cara yang tepat.

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan usaha-usaha untuk memperbaiki agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Peneliti mencoba memilih menggunakan media audio visual karena dengan cara ini siswa dapat terlibat aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menyimak. Harapannya dengan adanya pembelajaran tersebut siswa (1) mampu meningkatkan perhatiannya, (2) siswa lebih berminat dalam pembelajaran, (3) proses pembelajaran berlangsung menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini mempunyai dua rumusan masalah, yaitu:

(24)

2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan

Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu:

1. Meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang tahun ajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual siswa kelas VB SD Negeri Jongkang tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat

Dari penelitian yang akan dilakukan,diharapkan dapat memiliki manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

(25)

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat dan kemampuan menyimak mata pelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menyajikan materi pembelajaran yang menarik dan sebagai strategi baru untuk melakukan kegiatan menyimak dalam pelajaran bahasa Indonesia.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam menerapkan strategi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan minat dan kemampuan dengan menggunakan media audio visual dalam kegiatan menyimak mata pelajaran bahasa Indonesia.

a. Pembatasan Operasional

1. Minat berbeda dengan kesenangan. Kesenangan hanya bersifat sementara. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan bersifat lebih tetap (Hurlock, 2005).

(26)

komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008).

3. Cerita rakyat adalah sebagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar turun-temurun secara kolektif dan tradisional dalam versi yang berbeda baik bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembantu (Brudfand dalam Danandjaya, 2002)

(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disampaikan landasan teori yang menunjang penelitian. Pembahasan atas landasan teori ini meliputi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

A. Kajian pustaka 1. Minat

a. Pengertian Minat

Banyak ahli telah mengemukakan tentang pengertian minat. Menurut Slameto (2010:57), minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Winkel (2004:212) mengemukakan minat sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan Slameto dan Winkel minat berhubungan dengan perasaan. Perasaan tersebut berkaitan dengan rasa senang dan ketertarikan pada sesuatu hal.

(28)

kebutuhan. Namun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi atau mata pelajaran. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap kegiatan menyimak akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain.

Minat berbeda dengan kesenangan. Kesenangan hanya bersifat sementara. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan bersifat lebih tetap (Hurlock, 2005). Anak yang mempunyai minat terhadap suatu pekerjaan atau permainan akan berusaha lebih keras dibanding dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diartikan bahwa minat merupakan suatu perasaan atau ketertarikan terhadap suatu hal atau pekerjaan, sehingga timbul keinginan untuk melakukan atau menekuni hal atau pekerjaan tersebut.

b. Ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar

Menurut Slameto (2003:58), siswa yang berminat dalam belajar akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Mempunyai kecenderungan untuk memberikan perhatian lebih terhadap sesuatu.

2) Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati.

(29)

4) Ada rasa keterikatan pada aktivitas-aktivitas yang diminati.

5) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

6) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Djamarah (2002:132) mengemukakan beberapa indikator siswa berminat dalam belajar yaitu pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati. Hurlock (2005:115) mengemukakan ciri-ciri minat anak sebagai berikut.

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental anak.

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar anak. 3) Minat bergantung pada kesempatan belajar. 4) Minat dipengaruhi oleh budaya.

5) Minat berbobot emosional. 6) Minat bersifat egosentris.

(30)

c. Faktor-faktor yang mempengaruh minat belajar di sekolah

Hurlock (2005:139) mengemukakan faktor yang mempengaruhi minat belajar di sekolah adalah sebagai berikut:

1) Pengalaman dini di sekolah

Anak yang secara fisik dan emosional telah siap untuk belajar di sekolah, akan lebih mudah dalam menyesuaikan diri dan mendapatkan pengalaman yang lebih menyenangkan.

2) Sikap dan penerimaan oleh teman sebaya

Minat dan sikap terhadap sekolah dan berbagai kegiatan di sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebaya. Untuk diterima dalam suatu kelompok teman sebaya, anak akan berusaha untuk menerima minat dan penilaian kelompok.

3) Keberhasilan akademik

Keberhasilan akademik sangat berpengaruh pada sikap dan minat anak di sekolah. Besarnya pengaruh keberhasilan akademik tergantung pada besarnya nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Kegagalan dalam bidang akademik akan mengakibatkan rasa tidak senang terhadap lingkungan sekolah dan mengurangi minatnya pada sekolah.

4) Hubungan guru dan murid

(31)

gambaran tentang sosok guru melalui perkataan orang tua, media massa dan dari pengalamannnya sendiri. Jika seorang anak memperoleh gambaran negatif tentang guru, akan cenderung bersikap kurang memperhatikan guru dan mempengaruhi minatnya.

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah pengalaman dini di sekolah, sikap dan penerimaan oleh teman sebaya, keberhasilan akademik, hubungan guru dan murid dan suasana emosional di sekolah.

d. Metode pengukuran minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo (1995:95) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang kurang distandarisasikan. Dimana, yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara.

(32)

a. Observasi

Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik di kelas maupun luar kelas. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar. Pencatatan hasil observasi sering menemui beberapa kendala, misalnya penafsiran terhadap hasil-hasil observasi yang bersifat subyektif dan jarak waktu yang panjang antara tingkah laku yang diobservasi.

b. Interview (wawancara)

Pelaksanaan interview baik digunakan untuk mengukur minat anak-anak. Interview dilakukan dalam situasi tidak formal, sehingga percakapan akan berlangsung dengan bebas dan hasil yang didapatkan juga lebih jelas.

c. Kuesioner

Kuesioner dapat dilakukan terhadap sejumlah siswa sekaligus, sehingga jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Kuesioner dilakukan dalam bentuk tertulis dan pertanyaan yang diajukan pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan isi pertanyaan dalam interview.

d. Inventiori

(33)

dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.

Djiwandono (2008) mengungkapkan ada beberapa cara untuk mengetahui minat siswa. Hal yang paling sering dilakukan adalah menanyakan kepada siswa secara langsung atau menggunakan angket. Cara lain yang dapat dilakukan adalah mengobservasi langsung kegiatan-kegiatan siswa. Guru dapat memperhatikan siswa-siswa selama pelajaran berlangsung.

Penelitian ini menggunakan observasi (pengamatan), wawancara dan kuesioner. Pengamatan dilakukan pada pelaksanaan siklus I dan II. Kuesioner diisi oleh siswa pada ahkir siklus, sedangkan wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data awal sebelum penelitian dilakukan.

2. Menyimak

a. Pengertian Menyimak

Salah satu pengertian menyimak yang dikutip dalam penelitian ini adalah pengertian menyimak menurut Henry Guntur Tarigan sebagai berikut:

(34)

Anderson dalam Tarigan (2008:30) mengungkapkan bahwa menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta mengintepretasikan lambang-lambang lisan. Menurut Hermawan (2012:29), menyimak adalah suatu keahlian komunikasi verbal yang sulit dan unik dibandingkan dengan komunikasi verbal lainnya seperti berbicara, menulis dan membaca.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu keahlian mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.

b. Tujuan Menyimak

Logan dalam Tarigan (2008:60-61) mengemukakan tujuan menyimak adalah sebagai berikut.

1) Menyimak untuk belajar, yaitu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dari bahan yang disampaikan si pembicara.

2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu kegiatan untuk menikmati sesuatu yang disampaikan si pembicara terutama dalam bidang seni.

(35)

4) Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan, yaitu kegiatan untuk menikmati seta menghargai sesuatu yang disimaknya (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi dan perdebatan).

5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, yaitu kegiatan untuk mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu kegiatan yang

bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. Sehingga penyimak mampu membedakan bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan bunyi yang tidak membedakan arti.

7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analitis, melalui kegiatan ini penyimak akan memperoleh masukan berharga.

8) Menyimak untuk meyakinkan diri, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meyakinkan diri terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan.

(36)

c. Jenis-jenis menyimak

Menurut Tarigan (2008:37-59), keterampilan menyimak dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Menyimak ekstensif terdiri dari menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik dan menyimak pasif sedangkan menyimak intensif terdiri dari menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, menyimak selektif

1) Menyimak ekstensif

(37)

2) Menyimak sosial

Menyimak sosial merupakan kegiatan menyimak yang meliputi dua hal, yaitu menyimak secara sopan-santun dan penuh perhatian terhadap percakapan dalam situasi-situasi sosial dan memahami peran pembicara dan penyimak dalam kegiatan komunikasi tersebut.

3) Menyimak sekunder

Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan saja.

4) Menyimak estetik

Menyimak estetik merupakan fase terahkir dalam dalam kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk dalam kegiatan ekstensif.

5) Menyimak pasif

Menyimak pasif merupakan jenis menyimak yang menyerap suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, dan berlatih serta menguasai suatu bahasa. 6) Menyimak intensif

(38)

butir-butir bahasa sebagai bagian dari pengajaran dan menyimak intensif yang diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum. 7) Menyimak kritis

Menyimak kritis merupakan jenis kegiatan menyimak yang berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan dari suatu ujaran. 8) Menyimak konsentratif

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menyimak konsentratif ini, yaitu mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan, mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab-akibat, memperoleh butir-butir informasi tertentu, memperoleh pemahaman yang mendalam, merasakan serta menghayati ide-ide pembicara, sasaran, atau perorganisasiannya, memahami urutan ide-ide pembicara, serta mencari fakta-fakta penting.

9) Menyimak kreatif

(39)

penyelesaian masalah dan menguji hasil pemecahan masalah tersebut.

10) Menyimak eksploratif

Menyimak eksploratif adalah jenis menyimak intensif dengan maksud dan tujuan yang agak lebih sempit. Tujuan kegiatan ini untuk menemukan hal-hal baru yang menarik dan memperoleh informasi tambahan mengenai suatu topik.

11) Menyimak interogatif

Menyimak interogatif adalah kegiatan menyimak yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bertujuan penyimak memperoleh informasi atau pengetahuan dari pokok pembicaraan.

12) Menyimak selektif

Menyimak selektif mempunyai struktur ketatabahasaan yang diserap dalam proses ini cenderung membuat kebiasaan-kebiasaan dalam otak.

(40)

d. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar

Tarigan mengutip dari buku “Tulare Country Cooperative

Language Arts Guide” mengenai keterampilan menyimak (2008:64)

sebagai berikut.

1) Taman Kanak-kanak (4 2

1 -6 tahun)

Kegiatan menyimak dilakukan bersama teman-teman sebaya dalam kelompok-kelompok bermain. Anak mengembangkan waktu perhatian yang sangat panjang terhadap cerita atau dongeng, serta dapat mengingat petunjuk-petunjuk, serta pesan-pesan yang sederhana.

2) Kelas Satu (5 2

1 -7 tahun)

Kegiatan menyimak dilakukan untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran dan mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah didengarkan, serta menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan.

3) Kelas Dua (6 2

1 -8 tahun)

(41)

4) Kelas Tiga dan Empat (7 2

1 -10 tahun)

Kegiatan menyimak dapat dilakukan berdasarkan laporan orang lain, pita rekaman laporan mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta dapat ,menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu. Siswa sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai sumber informasi dan sumber kesenangan, juga memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya. 5) Kelas Lima dan Enam (9

2

1 -12 tahun)

Siswa dapat menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan, kesalahan-kesalahan, propaganda-propaganda, dan petunjuk-petunjuk yang keliru, serta mampu menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru.

Makmun (2009:99-100), mengemukakan tentang indikator perkembangan bahasa meliputi jumlah perbendaharaan kata, jenis, struktur dan bentuk kalimat, isi yang dikandungnya dan bentuk gerakan-gerakan tertentu yang bersifat ekspresif.

6) Pada masa bulan pertama dari masa bayi

(42)

(menolak benda yang dingin), bahasa mimik dan bahasa emosional ekspresif.

7) Pada masa enam bulan kedua dari masa bayi

Bahasa sensorimotorik berangsur berkurang, sedangkan bahasa merabanya semakin terarah dan berbentuk dengan dapat

meniru kata-kata tertentu yang diucapkan orang di sekitarnya. 8) Pada masa kanak-kanak

Individu sudah dapat mengenal dan menguasai sejumlah perbendaharaan kata.

9) Pada masa anak sekolah

Individu semakin menguasai keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain. Pada umur 6-8 tahun seorang anak akan senang hati pada saat membaca dan mendengar dongeng fantasi, usia 10-12 tahun gemar cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan dan riwayat para pahlawan).

10) Pada masa remaja awal

Individu senang menggunakan bahasa sandi, atau bahasa rahasia yang berlaku pada kelompoknya. Perhatiannya pada bahasa asing mulai berkembang.

(43)

perkembangan anak sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan suasana belajar menjadi menyenangkan bagi siswa.

3. Cerita Rakyat

Brudfand dalam Danandjaya (2002) mengungkapkan bahwa cerita rakyat adalah sebagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar turun-temurun secara kolektif dan tradisional dalam versi yang berbeda baik bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembantu.

a. Unsur-unsur pembangun cerita rakyat:

Cerita rakyat terdiri dari unsur-unsur pembangun, antara lain. a) Tokoh/Penokohan

Tokoh adalah pelaku berbagai peristiwa dalam sebuah cerita (Nurgiantoro, 2005:222). Aminudin (dalam Siswanto, 2008:142) menyatakan tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu mampu cerita sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan. Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto, 2005:20).

(44)

hanya berfungsi untuk memainkan cerita, melainkan berperan untuk menyampaikan ide, alur atau tema.

b) Tema

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya (Suharianto, 2005:17). Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan cerita rekaan oleh pengarangnya (Aminudin dalam Siswanto, 2008:16).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tema adalh gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya ataupun permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra.

c) Latar

(45)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar adalah tempat, waktu, suasana dalam cerita karya sastra. Penelitian ini karya sastra yang dimaksud adalah cerita rakyat. d) Amanat

Amanat adalah gagasan yang mendasari suatu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pendengar atau pembaca (Siswanto, 2008:162).

b. Media

1. Pengertian Media

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau

pengantar‟. Menurut Kustandi (2011:9), media adalah alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Media adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Anita dalam Sufanti, 2010:62).

(46)

menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Asosiasi Pendidikan Nasional (National Aeducation Association/ NEA) mengungkapkan pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya (Sadiman, 2009:7).

2. Pengertian Media Audio Visual

Pada awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun, sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasi. Dengan masuknya pengaruh tehnologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA) (Sadiman, 2009:7).

3. Keuntungan Penggunaan Media Audio Visual

Penelitian ini menggunakan media audi visual berupa cerita rakyat. Keuntungan menggunakan media ini adalah:

(47)

c. Mengembangkan pikiran dan pendapat siswa. d. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

e. Menjelaskan hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang sangat realistik.

f. Sangat kuat mempengaruhi seseorang.

g. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan siswa.

h. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.

i. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Keuntungan lain menggunakan media audio visual adalah melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa, menggambarkan suatu proses secara tepat, meningkatkan motivasi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

(48)

yang ada di Indonesia yaitu Malin Kundang dan Si Kecil (cerita rakyat dari Sulawesi Selatan).

4. Manfaat Media Pembelajaran Audio Visual

Dale dalam Kustandi (2002: 24-25) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat. Guru berperan untuk menyajikan pelajaran dengan bantuan media agar dapat merealisasikan manfaat seperti berikut ini.

a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. b. Membuahkan perubahan yang signifikan pada tingkah laku siswa. c. Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran, kebutuhan dan minat

siswadengan meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa. e. Membuahkan hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan

siswa.

f. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan cara melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan peningkatan hasil belajar.

g. Memberikan umpan balik yang diperlukan agar dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak hal yang telah mereka pelajari. h. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan konsep-konsep bermakna

yang dapat dikembangkan.

(49)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang sejenis dan sampai saat ini masih relevan untuk dilakukan penelitian. Penelitian yang diadakan bersifat untuk melengkapi penelitian terdahulu maupun yang bersifat baru.

Penelitian Purnawan (2011) dengan judul “Peningkatan Keterampilan

Menyimak Cerita Rakyat dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa

Kelas V SD Kanisius Bayat Klaten Tahun Ajaran 2010/2011”. Subjek

penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Bayat Klaten dengan jumlah 18 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra tindakan persentase ketuntasan siswa hanya 55,55% dengan nilai rata-rata kelas 75,33. Pada ahkir siklus I persentase ketuntasan siswa mencapai 88,88% dan nilai rata-rata kelas mencapai 85,22. Pada ahkir siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai 100 %.

Penelitian Dewi (2012) dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Menyimak Cerita Anak dengan Menggunakan Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Menyimak Siswa Kelas V SD Kanisius Kembaran Bantul Tahun

(50)

ahkir siklus I meningkat menjadi 73,95. Pada ahkir siklus II skor rata-rata menyimak siswa mengalami peningkatan menjadi 84,50.

Penelitian Purwaningsih (2013) yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menyimak Teks Berita Melalui Penggunaan Media Audio Siswa

Kelas VII H SMP Negeri Sedati-Sidoarjo Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri Sedati-Sidoarjo tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 26 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Siklus I terdapat 17 siswa yang memperoleh nilai 75 hanya 65,38% dengan nilai rata-rata 76,15. Siklus II terdapat 21 siswa yang tuntas memenuhi Standar Ketuntasan Maksimal (SKM) dan nilai rata-rata siswa menjadi 80,19.

Penelitian Wahyudin (2010) yang berjudul “ Keefektifan Pembelajaran

Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk

Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa”. Pendekatan yang digunakan

(51)

Penelitian Rahayu (2013) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Menyimak Cerita Menggunakan Media Audio Visual Kelas VB SDN Manukan

Kulon II/ 499 Surabaya”. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar menyimak mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan mencapai 68 % dan nilai rata-rata mencapai 77, 6. Pada ahkir siklus II mencapai 84 % dan nilai rata-rata mencapai 79,2.

Penelitian terdahulu membantu dalam memberikan gambaran bagi peneliti mengenai penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Subjek penelitian, objek penelitian, tempat penelitian dan materi penelitian yang berbeda merupakan keistimewaan dari penelitian ini. Dengan demikian, penelitian tentang keterampilan menyimak menggunakan media audio visual ini masih relevan untuk diteliti.

C. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Penggunaan Media Audio Visual

Menyimak merupakan salah satu keterampilan terpenting dalam berbahasa dan sangat dibutuhkan di lingkungan sekolah.

Minat dan Keterampilan Menyimak Kurang

Maksimal

Keterampilan menyimak jarang dilakukan di sekolah karena kendala-kendala dan lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan menulis.

(52)

Menyimak merupakan salah satu keterampilan terpenting dalam berbahasa. Manusia melakukan kegiatan menyimak di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Penguasaan keterampilan menyimak juga sangat dibutuhkan di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Keterampilan menyimak ini dalam pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala. Keterampilan menyimak berhubungan pula dengan aspek psikologis karena menyangkut minat dan perhatian (Hermawan, 2012:34). Siswa yang mempunyai minat terhadap menyimak akan berusaha lebih keras dibanding dengan anak yang kurang berminat. Hal ini juga mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi atau mata pelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan menyimak dilakukan dengan cara konvensional. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang mendukung kegiatan ini. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi minat dan kemampuan menyimak siswa.

(53)

menyenangkan dan membuat siswa tidak merasa terbebani, sehingga berpengaruh juga pada minat dan kemampuan menyimaknya.

Berdasarkan hal-hal di atas maka penggunaan media perlu dilakukan secara lebih optimal dan bervariasi. Penelitian ini menggunakan media audio visual yaitu berupa video. Penelitian dilakukan ke dalam dua siklus. Peneliti berharap pembelajaran dengan menggunakan media audio visual lebih menarik minat dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil kajian pustaka, peneliti mengemukakan dua hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita rakyat mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Jongkang tahun pelajaran 2013/2014.

(54)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini peneliti akan menguraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, tehnik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas, dan analisis data.

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Aqib (2006:19) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Kunandar (2008:45) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan sasaran ahkirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan. Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan yang sengaja dilakukan guru dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas dan berbentuk siklus kegiatan.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas karena dilakukan oleh peneliti berdasarkan permasalahan sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di kelas, penelitian ini dilakukan tanpa mengubah situasi rutin pembelajaran di kelas, adanya kolaborasi antara peneliti dan guru kelas yang bertujuan untuk mengatasi masalah di kelas.

(55)

dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Empat komponen yang saling berhubungan ini sering disebut siklus. Di bawah ini merupakan gambar tahapan pada setiap siklus.

Gambar 2. Model penelitian Taggart dan Kemmis

Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran cerita rakyat melalui media audio visual ini terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat komponen yaitu sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu kegiatan merencanakan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat. Kegiatan perencanaan meliputi mengidentifikasi masalah, menganalisis penyebab adanya masalah dan menentukan tindakan yang akan dilakukan sebagai bentuk pemecahan masalah.

Refleksi

SIKLUS II

Pengolahan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

(56)

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat. Pelaksanaan tindakan harus mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap tentang proses pembelajaran. Data yang diperoleh harus dengan indikator-indikator yang telah ditentukan.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Peneliti dapat menentukan apakah tujuan yang diiinginkan sudah tercapai atau belum. Kegiatan refleksi ini juga dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan siklus selanjutnya atau berhenti karena masalah sudah terselesaikan.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

(57)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Jongkang pada tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 siswa terdiri dari 4 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

3. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah minat dan kemampuan menyimak siswa kelas VB SD Negeri Jongkang dengan menggunakan media audio visual.

Standar Kompetensi (SK) yang digunakan adalah “5. Memahami cerita

tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara

lisan”, dengan Kompetensi Dasar (KD) “5.1 Mengidentifikasi unsur cerita

(tokoh, tema, latar, amanat)”.

C. Rencana Tindakan

Dalam tahap persiapan peneliti mengurus perijinan kepada Bapak Suyitno, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Jongkang. Setelah proses perijinan selesai dan disetujui oleh kepala sekolah, peneliti melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran dan karakteristik siswa SD Negeri Jongkang saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

(58)

saat mengikuti mata pelajaran bahasa Indonesia materi keterampilan menyimak serta banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi masalah yang diperoleh dan menetapkan alternatif pemecahannya. Peneliti juga mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi pokok dari KD tersebut.

Peneliti mulai menyusun instrumen penelitian dengan merumuskan permasalahan yang akan diangkat dan merumuskan hipotesis awal mengenai permasalahan tersebut. Peneliti juga menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta seluruh lampirannya yaitu ringkasan materi, Lembar Kerja Siswa (LKS), kuesioner dan lembar pengamatan minat untuk mengetahui minat siswa, soal evaluasi untuk mengukur kemampuan menyimak siswa dan media.

1. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah permasalahan yang akan diteliti telah diketahui, maka langkah selanjutnya yaitu membuat perencanaan setiap siklusnya. Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak 2 kali. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Rancangan setiap siklus akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Siklus 1

1) Perencanaan

(59)

yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti juga mempersiapkan bahan ajar, lembar kerja siswa, dan soal evaluasi.

Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperoleh data meliputi kusioner dan lembar pengamatan minat untuk mengukur tingkatan minat siswa dan soal evaluasi untuk mengukur kemampuan menyimak siswa. Peneliti juga mempersiapkan kartu nama untuk setiap siswa agar memudahkan pengamatan selama proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan (a) Pertemuan I

- Guru memberikan pertanyaan tentang cerita rakyat yang sering didengar oleh siswa.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

- Guru memberikan penjelasan mengenai unsur cerita (tokoh, latar, tema) dengan menggunakan power point.

- Siswa menyimak cerita dari video yang diputarkan guru.

- Siswa diberi tugas untuk menuliskan hal-hal penting mengenai tokoh, latar dan tema dari cerita yang telah disimak.

(60)

- Guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

- Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

(b)Pertemuan II

- Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran yaitu, menyebutkan tokoh, watak dan amanat dari cerita yang telah disimak.

- Guru memberikan penjelasan mengenai unsur cerita (tokoh, latar, tema) dengan menggunakan power point.

- Siswa menyimak cerita dari video “Malin Kundang” yang diputarkan guru.

- Siswa diberi tugas untuk menuliskan hal-hal penting mengenai tokoh, watak dan amanat dari cerita yang telah disimak.

- Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada lembar jawaban yang telah disediakan dan membacakan hasilnya di depan kelas.

- Siswa membuat “Album Karya Siswa” berdasarkan cerita yang telah disimak.

- Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru dan mengisi kuesioner minat.

(61)

- Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

3) Pengamatan

Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti melakukan penelitian mengenai minat siswa dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada saat melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh rekan yang membantu mengamati perilaku siswa yang muncul pada setiap siswa.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran, untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti dapat mengidentifikasi kelebihan maupun kekurangan selama pelaksanaan tindakan, sehingga peneliti dapat mencari solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut dan dapat memperbaiki pada siklus II.

b. Siklus 2

1) Perencanaan

(62)

2) Pelaksanaan (a) Pertemuan I

- Guru memberikan pertanyaan tentang cerita rakyat yang sering didengar oleh siswa.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

- Guru memberikan penjelasan mengenai unsur cerita (tokoh, latar, tema) dengan menggunakan power point.

- Siswa menyimak cerita dari video “Si Kecil Cerita Rakyat dari

Sulawesi Selatan” yang diputarkan guru.

- Siswa diberi tugas untuk menuliskan hal-hal penting mengenai tokoh, latar dan tema dari cerita yang telah disimak.

- Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada lembar jawaban yang telah disediakan dan membacakan hasilnya di depan kelas.

- Guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

- Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

(b)Pertemuan II

(63)

- Guru memberikan penjelasan mengenai unsur cerita (tokoh, latar, tema) dengan menggunakan power point. Kegiatan

dilanjutkan dengan menyimak cerita dari video “Si Kecil Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan” yang diputarkan guru.

- Siswa diberi tugas untuk menuliskan hal-hal penting mengenai tokoh, watak dan amanat dari cerita yang telah disimak.

- Siswa kemudian membuat mind map yang berkaitan dengan unsur cerita (tokoh, latar, tema) dari cerita “Si Kecil‟ secara berpasangan.

- Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada lembar evaluasi yang telah disediakan.

- Guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

- Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

3) Pengamatan

(64)

4) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan pada pada siklus 1 dan siklus 2. Refleksi yang dilakukan pada siklus kedua yaitu membandingkan nilai evaluasi dan pengamatan dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hasil analisis ini dapat menentukan apakah akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya atau menghentikan siklus.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010:308). Peneliti mengumpulkan data minat melalui lembar observasi, kuesioner dan wawancara. Peneliti juga mendokumentasikan proses pembelajaran dengan foto dan video sebagai pendukung data yang ingin didapatkan. Pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan menyimak peneliti menggunakan tes tertulis.

1. Pengumpulan Data Minat

(65)

a. Lembar Observasi Minat

Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah pengamatan terstruktur (pedoman pengamatan). Observasi digunakan untuk mengamati minat siswa dan interaksi antar siswa serta guru dalam proses belajar bahasa Indonesia.

b. Kuesioner Minat

Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dapat dilakukan terhadap sejumlah responden sekaligus, sehingga jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian dalam ini terdiri dari seperangkat pertanyaan dan telah diberi pilihan jawabannya (Sugiyono, 2011:192).

c. Wawancara

(66)

2. Pengumpulan Data Kemampuan Menyimak

Data kemampuan menyimak siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen tes tertulis (soal uraian). Instrumen tes ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dengan memberikan sejumlah pertanyaan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2011:83). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik pengamatan, angket, wawancara dan penilaian evaluasi.

1. Peubah Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi penanda atas keberhasilan yaitu adanya peubah minat dan kemampuan menyimak.

Tabel 1. Peubah, Data, Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No Peubah Indikator Data diperoleh dari hasil tes menyimak yang Persentase jumlah

(67)

2. Instrumen Data Minat

a. Rubrik Pengamatan Minat

Rubrik pengamatan yang disusun peneliti berdasarkan indikator-indikator minat. Pembuatan rubrik pengamatan disusun bersama anggota kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian tindakan kelas.

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat

No Indikator Kriteria Jumlah

1. Siswa b. Siswa mempersiapkan buku pelajaran bahasa

Indonesia sebelum pelajaran dimulai c. Siswa mengikuti pelajaran dengan antusias d. Siswa mengucapkan salam ketika guru datang e. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru tanpa mengeluh

a. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang dijelaskan

5

e. Siswa membawa buku sumber yang lain 3. Siswa

a. Siswa memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

5 b. Siswa berkonsentrasi mengikuti pelajaran,

walaupun teman-temannya menganggu c. Siswa tidak membuat kegaduhan

d. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

e. Siswa mencatat penjelasan guru 4. Siswa

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia

a. Siswa maju untuk mengerjakan soal

5 b. Siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan

oleh guru

c. Siswa mengajukan diri dalam menjawab pertanyaan

d. Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir

(68)

Rubrik pengamatan minat diisi ketika proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui peningkatan minat yang terjadi pada siklus I maupun siklus II. Pengamatan minat dilakukan pada setiap siswa dengan cara memberikan skor 1-4. Kriteria penskoran sebagai berikut: (1) jika siswa tidak merespon tindakan yang termasuk dalam kriteria, (2) jika tindakan siswa sering tidak sesuai dengan kriteria, (3) jika tindakan siswa kadang sesuai dengan kriteria, (4) jika tindakan siswa sesuai dengan kriteria. Secara lebih jelas, lembar pengamatan dapat dilihat padalampiran 19 halaman 158.

b. Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner terstruktur dengan menyediakan beberapa alternatif jawaban. Kuesioner minat ini digunakan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari siswa tersebut. Kuesioner ini diisi oleh siswa sendiri. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner minat siswa.

Tabel 3. Kisi-Kisi Kuesioner Minat:

Indikator No. Item

positif

No. Item

negatif Total

a. Siswa memiliki perasaan senang dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia

1, 9, 16 5, 12

20

b. Siswa memiliki kemauan untuk

mengembangkan diri 2,17 6, 13 c. Siswa memiliki sikap perhatian

dalam pembelajaran bahasa Indonesia

3, 10 7, 14, 19

d. Siswa berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran bahasa Indonesia 4, 11, 18 8, 15, 20

(69)

tanda (√) pada tempat yang sesuai dengan item pernyataan. Kuesioner

terdiri dari 4 pilihan jawaban yang meliputi “Sangat Setuju”, “ Setuju”,

“Tidak Setuju”, “ Sangat Tidak Setuju”. Peneliti menyediakan 4 alternatif jawaban dengan maksud agar responden tidak ragu-ragu terhadap jawaban yang diberikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Azwar (2007:34) yang menyatakan bahwa jawaban yang kita inginkan adalah jawaban yang diyakini oleh responden, kita tidak mengharapkan jawaban ragu-ragu, maka jawaban dalam aitem perlu cukup sensitif untuk memancing jawaban dari setiap responden.

c. Panduan wawancara

Panduan wawancara digunakan guna mengetahui minat awal dan kemampuan siswa dalam menyimak. Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang mendukung dan memperkuat hasil pengamatan terhadap minat. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Berikut panduan wawancara untuk guru kelas sebelum tindakan.

Tabel 4. Panduan Wawancara kepada Guru

No Pertanyaan

1 Apakah siswa antusias ketika pelajaran menyimak berlangsung? 2 Apakah siswa membuat kegaduhan pada saat pembelajaran? 3 Apakah siswa fokus ketika kegiatan menyimak?

4 Apakah siswa aktif menjawab pertanyaan?

5 Kesulitan apa yang dihadapi ketika pelajran menyimak? 6. Media apa yang digunakan dalam kegitan menyimak?

7. Hambatan apa yang ditemukan ketika menggunakan media pembelajaran?

(70)

3. Instrumen Kemampuan Menyimak Siswa a. Tes Tertulis

Instrumen penelitian tes tertulis ini merupakan instrumen yang digunakan unuk mengukur kemampuan menyimak siswa. Tes tertulis yang akan dilakukan terdiri dari 10 soal uraian.

Tabel 5. Kisi-Kisi Soal Evaluasi

Indikator Bentuk soal Aspek No.

Penyekoran pada tes yang diberikan kepada siswa, dilakukan dengan mempergunakan rubrik. Rubrik yang digunakan dalam penilaian menyimak sebagai berikut (Nurgiantoro, 2005).

Tabel 6. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Menyimak

No 2 Menyebutkan latar tempat 1 3 Menjelaskan latar waktu 2 4 Menjelaskan latar suasana 2 5 Menentukan tema cerita 2 6 Menjelaskan kegiatan tokoh 2 7 Menjelaskan watak tokoh 2 8 Mengidentifikasiwatak tokoh 2 9 Menjelaskan amanat cerita 5 10 Menuliskan isi cerita 6

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir ...........................................................................
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Gambar 2. Model penelitian Taggart dan Kemmis
Tabel 1. Peubah, Data, Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undang Pokok Agraria yang berlaku sejak tahun 1960 telah menyatakan bahwa pemerintah (penyelenggara negara) harus berupaya menyediakan/memberikan tanah minimal seluas 2

Namun kenyataan dalam kehidupan bersama membuktikan bahwa ada sekian banyak pasangan suami istri yang tidak dapat merengkuh kebahagiaan itu dan justru memilih untuk

32/MEN/XII/2008 tentang Tata Cara Pembentukan dan Susunan Keanggotaan LKS Bipartit menyebutkan bahwa, LKS Bipartit adalah forum komunikasi, dan konsultasi mengenai

Berdasarkan analisa data didapatkan bahwa dari 30 respon dan didapatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat keluarga sebagian besar berada pada katagori

Letak lokasi tanah yang akan dibuatkan Tidak 1 (satu) Minggu Petunjuk Teknis Program Pem- Kepmenkop & UKM Hak Atas Tanah Program sertifikasi. sertifikat jelas batas-batasnya

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Khusnul Fatiah (1104043) dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan bimbingan rohani Islam kepada pasien rawat inap di RSI Kendal.

Terdapat suatu keyakinan bahwa ketika semua para pekerja dalam organisasi sepenuhnya mampu mengembangkan dan melaksanakan kapasitas dasar mereka sebagai manusia, serta terdapat

Guna memberikan bekal yang lengkap dalam membuat desain pembelajaran IPS, maka kepada mahasiswa juga diberikan materi tentang taksonomi pembelajaran IPS, pendekatan