PENGARUH PENGETAHUAN, FASILITAS DAN
LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA
IAIN SALATIGA DALAM MENGGUNAKAN JASA
PERBANKAN SYARIAH DENGAN KEPERCAYAAN
SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
SITI MUALIFA
NIM 21313109
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
PENGARUH PENGETAHUAN, FASILITAS DAN
LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA
IAIN SALATIGA DALAM MENGGUNAKAN JASA
PERBANKAN SYARIAH DENGAN KEPERCAYAAN
SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
SITI MUALIFA
NIM 21313109
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
skripsi Saudara:
Nama : Siti Mualifa
NIM : 21313109
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN, FASILITAS DAN LOKASI
TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA IAIN SALATIGA
DALAM MENGGUNAKAN JASA PERBANKAN SYARIAH
DENGAN KEPERCAYAAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 14 Juli 2017
Pembimbing
Nur Huri Mustofa, M.SI NIP.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Mualifa
NIM : 21313109
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN, FASILITAS DAN LOKASI
TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA IAIN SALATIGA
DALAM MENGGUNAKAN JASA PERBANKAN SYARIAH
DENGAN KEPERCAYAAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 14 Juli 2017
Penulis,
Siti Mualifa
NIM. 213 13 109
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Mualifa
NIM : 21313109
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN, FASILITAS DAN LOKASI
TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA IAIN SALATIGA
DALAM MENGGUNAKAN JASA PERBANKAN SYARIAH
DENGAN KEPERCAYAAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila di kemudian hari terbukti karya
saya ini bukan karya sendiri maka saya sanggup menanggung semua
konsekuensinya.
Salatiga, 14 Juli 2017
Penulis,
Siti Mualifa
NIM. 213 13 109
MOTTO
Kebahagiaanmu tergantung dari bagaimana engkau membahagiakan
kedua orang tuamu
Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan (hadist).
Balaslah hinaan dan ejekan yang menerpamu dengan
kesuksesanmu bukan dengan ucapanmu
Barang siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai pada
tujuannya (hadist)
Four things for success: work & pray, think &
believe
PERSEMBAHAN
Untuk almarhum ayah terkasih yang tak sempat mendampingiku dan
adik meraih cita-cita, semoga allah memberikan tempat terbaik disana,
ibu tercinta yang telah menginspirasiku, adikku tersayang yang selalu
menjadi tempat berkeluh kesahku , para dosenku, para guruku,
saudara-saudaraku dan sahabat-sahabat seperjuanganku
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan,
Fasilitas dan Lokasi terhadap Keputusan Mahasiswa IAIN Salatiga dalam
Menggunakan Jasa Perbankan Syariah dengan Kepercayaan sebagai Variabel
Intervening” dengan lancar.
Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad Saw. yang kita harapkan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Penulis menyadari dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tak langsung.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, SE,. M.SI selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.SI selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
4. Bapak Nur Huri Mustofa, M.SI selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam
menempuh studi selama ini.
7. Sumber inspirasiku, sumber kekuatanku, penyemangat hidupku yaitu Kedua
orang tua (Alm. Bapak S. Sunarno HP dan Ibu Siti Fatimah), adik tercinta
(Bagus Arif Prasetyo), terima kasih untuk semua kesempatan, kepercayaan
dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini, dan untuk saudara terkasih,
mas Aan Zaenal Abidin dan mbak Sunarmi, mas Arief Rahman dan mbak Siti
Rahayu Palupi, serta keponakan tersayang Nabila, Rahma, Andien dan Adin
yang telah memberi warna dalam kehidupan penulis.
8. Temen-temen KKN Posko 99 (Azkia, Muna, Risna, Ika, Tiwi, Riki, Munir
Alvin) terima kasih untuk silaturahmi yang tetap terjaga hingga saat ini dan
semoga selamanya, kangen masak bareng, kangen nonton PAKEM sampe
direlain pulangnya lewat kuburan yang serem, kangen semuanya pokoke,
semangat temen-temen “ayo gek digarap skripsine jare wisuda bareng” .
9. Teman-teman PS S1 angkatan 2013 dan Nida & Luluk matur thank you udah
nemenin nyebar kuesioner di kampus 1, kampus 2 dan kampus 3. Tetap
semangat!!! Yakin bisa !!!
10.Keluarga besar KSEI IAIN salatiga, terima kasih untuk segala ilmu dan
pengalaman yang sangat berharga selama jadi anggota dan pengurus di KSEI.
11.Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang selama ini
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Salatiga, 14 Juli 2017
Penulis
ABSTRAK
Mualifa, Siti. 2017.Pengaruh Pengetahuan, Fasilitas dan Lokasi terhadap Keputusan Mahasiswa IAIN Salatiga dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah dengan Kepercayaan sebagai Variabel Intervening . Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Nur Huri Mustofa, M.SI
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki banyak mahasiswa. Mahasiswa merupakan sasaran yang tepat bagi perbankan syariah untuk memperbesar pertumbuhan tabungan atau dana pihak ketiga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap keputusan mahasiswa, pengaruh fasilitas terhadap keputusan mahasiswa, pengaruh lokasi terhadap keputusan mahasiswa, pengaruh kepercayaan terhadap keputusan mahasiswa dan pengaruh pengetahuan, fasilitas, dan lokasi terhadap keputusan mahasiswa dalam menggunakan jasa perbankan syariah dengan kepercayaan sebagai variabel intervening.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa IAIN Salatiga angkatan 2013-2015. Sampel yang diambil sebanyak 150 responden dengan teknik Stratified random sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 21.
Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa pengetahuan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa IAIN Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah, sedangkan fasilitas, lokasi dan kepercayaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa IAIN Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah. Uji Ftest menunjukkan pengetahuan,
fasilitas, lokasi dan kepercayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa IAIN Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah dengan pengaruh sebesar 44,8% sisanya 55,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kepercayaan mampu memediasi pengaruh pengetahuan, fasilitas dan lokasi terhadap keputusan mahasiswa IAIN Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
Kata Kunci: Pengetahuan, Fasilitas, Lokasi, Kepercayaan, Keputusan Mahasiswa
DAFTAR ISI
SAMPUL i
LEMBAR BERLOGO ii
HALAMAN JUDUL iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
PENGESAHAN KELULUSAN v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI vii
MOTTO viii
PERSEMBAHAN ix
KATA PENGANTAR x
ABSTRAK xii
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Kegunaan Penelitian... 10
E. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II LANDASAN TEORI 13 A. Telaah Pustaka ... 13
1. Pengetahuan 13
2. Fasilitas 16
3. Lokasi 18
4. Kepercayaan 21
B. Kerangka Teori... 24
1. Konsep Bank Syariah 24 2. Dasar Perbankan Syariah 25 3. Produk Jasa Perbankan Syariah 26 4. Pengetahuan 30 5. Fasilitas 32 6. Lokasi 33 7. Kepercayaan 36 8. Keputusan 38 C. Kerangka Penelitian ... 42
D. Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN 55 A. Jenis Penelitian ... 55
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55
C. Populasi dan Sampel ... 55
D. Teknik Pengumpulan Data ... 58
E. Skala Pengukuran ... 59
F. Definisi Konsep dan Operasional ... 60
G. Instrumen Penelitian... 63
H. Uji Instrumen Penelitian ... 65
I. Alat Analisis ... 66
BAB IV ANALISIS DATA 69 A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 69
1. Sejarah Berdirinya IAIN Salatiga 69
2. Alih Status Menjadi STAIN Salatiga 70
3. Alih Status Menjadi IAIN Salatiga 71
4. Visi, Misi dan Tujuan IAIN Salatiga 72
B. Analisis Data ... 74
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian 74 a. Hasil Uji Reliabilitas ... 74
b. Hasil Uji Validitas ... 74
2. Hasil Uji Statistik 76 a. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 76
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 77
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)... 78
3. Hasil Uji Asumsi Klasik 80 a. Hasil Uji Multikolineritas ... 80
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81
c. Hasil Uji Normalitas ... 83
C. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) ... 84
1. Hasil Persamaan Regresi Pertama 84 2. Hasil Persamaan Regresi Kedua 85 D. Uji Hipotesis ... 86
BAB V PENUTUP 98 A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah 4
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 15
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu 18
Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu 20
Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu 23
Tabel 2.5 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional 25
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa IAIN Salatiga 56
Tabel 3.2 Pembobotan Nilai untuk Jawaban Responden terhadap Kuesioner
60
Tabel 3.3 Variabel dan Definisi Operasional 62
Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas 74
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas 75
Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi 76
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik F78
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik t 79
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas 81
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas 82
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas 83
Tabel 4.9 Persamaan Regresi Pertama 84
Tabel 4.10 Persamaan Regresi Kedua 85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian 43
Gambar 3.1 Diagram Jalur 67
Gambar 4.1 Hasil Analisis Jalur 86
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Hasil Olah Data Kuesiner
Lampiran 4 Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga
intermediasi yang menunjang perekonomian nasional. Untuk
meningkatkan peran dan fungsi bank di dalam memulihkan perekonomian
nasional, pengaturan perbankan terus disempurnakan dan melakukan
berbagai upaya dalam rangka optimalisasi sistem perbankan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi
sistem perbankan adalah pengembangan sistem perbankan syariah.
Disamping itu di sisi lain, masyarakat muslim Indonesia menginginkan
suatu konsep perbankan sesuai dengan kebutuhan dan syariat Islam.
Konsep perbankan syariah apabila dipandang dari ekonomi makro, maka
dapat dikemukakan bahwa dalam ekonomi Islam pemilik mutlak terhadap
segala sesuatu yang ada di bumi termasuk harta benda adalah Allah SWT.
Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif sebatas untuk
melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan
ketentuan- Nya (Rastono, 2008: 16).
Dilihat dari perspektif teoritis, perbankan syariah berbeda dengan
bank konvensional karena bank syariah menerapkan prinsip-prinsip
Syariah khususnya yang berkaitan dengan larangan praktek riba, kegiatan
yang spekulatif yang serupa dengan perjudian (maysir), ketidakpastian
(gharar) dan pelanggaran prinsip keadilan dalam transaksi serta keharusan
penyaluran dana investasi pada kegiatan usaha yang etis dan halal secara
syariah. Sebuah fitur unik ditawarkan oleh bank syariah yakni sistem profit
and loss sharing (Utomo, 2014: 4).
Awal pendirian bank syariah di Indonesia disemangati dari
Lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” tanggal 18-20 Agustus 1990,
yang kemudian dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (MUNAS MUI) di Hotel Sahid Jakarta tanggal 22-25 Agustus
pada tahun yang sama. Berdasarkan hasil MUNAS tersebut, MUI
membentuk Tim Steering Committee yang diketuai (Alm) Dr.Ir. Amin
Aziz, yang bertugas mempersiapkan berdirinya bank syariah di Indonesia.
Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, terbentuklah bank syariah
pertama dengan nama PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1
November 1991 di Jakarta berdasarkan Akte Pendirian oleh Notaris Yudo
Panipurno, S.H. dengan surat izin Menteri Kehakiman No.C.2.2413
HT.01.01. Selanjutnya, berdasarkan surat izin prinsip dari Menteri
Keuangan Republik Indonesia No.1223/MK.013/1991 tanggal 5 November
1991, BMI resmi beroperasi. Berdirinya BMI tidak serta-merta diikuti
pendirian bank syariah lainnya sehingga perkembangan perbankan syariah
nyaris stagnan sampai 7 tahun (BRI Syariah, 2015: 5).
Kemudian pada tahun 1998 mulai diterapkan dual banking system atau sistem perbankan ganda yaitu terselenggaranya dua sistem perbankan
(konvensional dan syariah), yang diatur dalam UU No. 10/1998 sebagai
perubahan UU No. 7/1992 tentang perbankan yang berisi aturan tentang
peluang usaha syariah bagi bank konvensional. Sejak saat itu, perbankan
syariah mulai mengalami perkembangan yang ditandai dengan berdirinya
Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999 dan Unit Usaha Syariah (UUS)
Bank BNI pada tahun 2000, serta bank-bank syariah dan UUS lain pada
tahun-tahun berikutnya. Sepuluh tahun setelah UU Nomor 10 tersebut,
pemerintah bersama Dewan Perwakilan mengeluarkan UU Nomor 20
tentang Sukuk dan UU Nomor 21 tentang Perbankan Syariah pada tahun
2008 yang semakin melengkapi landasan beroperasinya bank syariah di
Indonesia (BRI Syariah, 2015: 6).
Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan mencatat bahwa aset Bank Umum Syariah (BUS) per Februari
2017 telah menembus angka Rp 250,589 M, penghimpunan Dana Pihak
Ketiga mencapai Rp 208,429 M dan FDR (Financing to Deposit Ratio) mencapai 83,78 %. Sedangkan untuk aset Unit Usaha Syariah (UUS) per
Februari 2017 mencapai Rp 95,920 M, penghimpunan Dana Pihak Ketiga
mencapai Rp 72,655M dan FDR (Financing to Deposit Ratio) mencapai 97,98%.
Jumlah Bank Umum Syariah (BUS) per Februari 2017 sebanyak 13
unit dengan jumlah kantor sebanyak 1.872 unit dan nasabah Dana Pihak
Ketiga sebanyak 5.895.495 orang, Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS sebanyak 21 unit, jumlah kantor sebanyak 333 unit dan
nasabah Dana Pihak Ketiga sebanyak 3.114.943 orang serta Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencapai 166 unit dengan jumlah
kantor sebanyak 451 unit (Statistik Perbankan Syariah, 2017: 2-4).
Tabel 1.1
Perkembangan Perbankan Syariah
No Tipe Januari 2017 Februari 2017 Keterangan
1 Bank Umum Syariah
a. Aset Rp 248,819 M Rp 250,589 M Meningkat b. Dana Pihak Ketiga Rp 205,783 M Rp 208,429 M Meningkat c. Nasabah DPK 15.723.348 org 15.895.495 org Meningkat
d. FDR 84,74 % 83,78 % Meningkat
e. Jumlah BUS 13 unit 13 unit Tetap
f. Jumlah Kantor 1.681 unit 1.872 unit Meningkat 2 Unit Usaha Syariah
a. Aset
b. Dana Pihak Ketiga 71,931 M 72,655 M Meningkat c. Nasabah DPK 3.069.118 org 3.114.943 org Meningkat
d. FDR 97,43 97,98 Meningkat
e. Bank Konvensional yang memiliki UUS
21 unit 21 unit Tetap
f. Jumlah Kantor 285 unit 333 unit Meningkat
3 Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS)
a. Jumlah BPRS 166 unit 166 unit Tetap
b. Jumlah Kantor 451 unit 451 unit Tetap
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, 2017: 2-4
Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa nasabah Dana Pihak Ketiga
(DPK) dalam jangka waktu 1 bulan saja sudah mengalami peningkatan
yang cukup tinggi yaitu sebanyak 217.972 nasabah. Peningkatan jumlah
nasabah ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan.
Pengetahuan merupakan pengalaman aktual yang tersimpan dalam
kesadaran manusia. Pengetahuan tentang perbankan syariah mempengaruhi
keputusan nasabah. Utomo (2014: 22) menyatakan bahwa faktor
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam
memilih bank syariah. Namun dalam penelitian Lestari (2015: 1-18)
menemukan bahwa variabel pengetahuan mampu menjelaskan variasi
sebesar 43.602% atau menjadi yang terkecil dari semua variabel yang
diteliti atau dapat dikatakan bahwa pengetahuan tidak berpengaruh
terhadap preferensi menabung.
Seseorang yang terbuka terhadap informasi dan mengetahui tentang
bank syariah dengan baik cenderung akan tetap menjadi nasabah bank
syariah. Informasi atau pengetahuan yang lebih tentang bank syariah
sangat diperlukan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap bank
syariah yang sampai saat ini masih rendah. Hal ini sesuai dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain pengalaman
belajar dan kelompok anutan. Seorang nasabah akan menentukan tindakan
atau pengambilan keputusan membeli setelah konsumen mempelajari
produk, merk dan pelayanan yang dianggap memuaskan. (Maski, 2010:
54).
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga merupakan salah satu
perguruan tinggi yang memiliki banyak mahasiswa. Berdasarkan data yang
diperoleh dari bagian akademik IAIN Salatiga, jumlah seluruh mahasiswa
pada tahun akademik 2106/2017 mencapai 6.858 orang. Mahasiswa
merupakan sasaran yang tepat bagi perbankan syariah untuk memperbesar
pertumbuhan tabungan. Salah satu jasa tabungan yang banyak dibutuhkan
oleh mahasiswa perantauan atau luar kota adalah tabungan untuk
menyimpan uang bulanan. Mahasiswa juga membutuhkan jasa perbankan
syariah untuk berbagai kepentingan terutama dalam pembayaran Uang
Kuliah Tunggal (UKT), karena saat ini IAIN Salatiga sudah bekerja sama
dengan Bank Rakyat Indonesia Syariah dalam hal pembayaran UKT dan
pembayaran pendaftaran Mahasiswa Baru (PPMB) yang dilakukan secara
online.
Pengetahuan mahasiswa tentang perbankan syariah dapat diperoleh
melalui jalur pendidikan formal dan informal. Dalam pendidikan formal
pengetahuan tentang Perbankan Syariah dapat diperoleh dalam bentuk
mata kuliah tentang perbankan dan lembaga keuangan bagi mahasiswa
yang kuliah di jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Selain itu,
pengetahuan tentang Perbankan Syariah juga dapat diperoleh dari
pendidikan informal dalam bentuk interaksi dengan orang tua, teman
sebaya, masyarakat, dan media (TV, radio, majalah, koran, sosialisasi dari
bank-bank syariah atau buku-buku tentang Perbankan Syariah. (Rahmah
dan Wahyuni, 2016: 4).
Dalam usaha perbankan, pihak bank diharuskan mendapat
kepercayaan dari nasabah. Kepercayaan akan timbul apabila semua data
nasabah dalam hubungannya dengan bank tersebut dapat tersimpan secara
rahasia sehingga membawa konsekuensi kepada bank untuk memikul
tanggung jawab menjaga kerahasiaan data tersebut sebagai timbal balik
dari kepercayaan yang diberikan. Dengan adanya jaminan kerahasiaan atas
semua data nasabah dalam hubungannya dengan bank maka nasabah akan
percaya untuk memanfaatkan jasanya atau untuk mempercayakan uangnya
di simpan di bank tersebut.
Guna untuk mempertahankan kepercayaan nasabah, pemegang
saham, mitra bisnis dan pemangku kepentingan lainnya maka perbankan
syariah menerapkan sistem atau pola atau pondasi transparan, sehat dan
beretika yang disebut dengan Good Corporate Governance (GCG) yaitu
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan
nilai tambah untuk semua stakeholder dengan prinsip kewajaran, kemandirian, pertanggungjawaban, akuntabilitas dan transparansi. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip GCG pada industri perbankan syariah,
diharapkan pengelolaan bank dapat dilakukan secara profesional,
transparan dan efisien, dan seluruh keputusan yang diambil dilandasi oleh
nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap prinsip syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Kaihatu, 2006: 2). Dalam
penelitian Yulianti, dkk. (2016), Roziq dan Rohmah (2016), Roziq dan Diptyanti (2013), Sukma (2012) serta Maski (2010) disimpulkan bahwa
kepercayaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan
nasabah dalam menabung maupun menggunakan jasa perbankan syariah.
Suatu bank juga harus menyediakan fasilitas yang sesuai kebutuhan
dan harapan dari nasabah dan harus tertata tersebut harus tetap rapi dan
menarik. Fasilitas yang tampak langsung ini bersifat peka karena sangat
mempengaruhi kenyamanan nasabah. Lokasi yang strategis, mudah
dijangkau dengan transportasi umum, dekat dengan pusat-pusat keramaian
dan merupakan lokasi yang aman juga menjadi salah satu pertimbangan
bagi nasabah dalam memilih perbankan syariah.
Viranti dan Ginanjar (2015: 35-60) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa variabel independen (fasilitas, promosi, produk dan
lokasi) sangat berpengaruh terhadap variabel dependen (keputusan nasabah
non muslim menjadi nasabah BRI Syariah). Semakin baik fasilitas yang
disediakan maka akan meningkatkan keputusan nasabah non muslim
menjadi nasabah BRI Syariah. Sedangkan dalam penelitian Junaidi (2015)
dan Tielung (2015) menemukan bahwa fasilitas dan lokasi tidak
berpengaruh signifikan tidak mempengaruhi keputusan masyarakat dalam
arti bahwa aspek ini kurang mendukung responden untuk menjadi nasabah
atau memilih bank syariah.
Dari beberapa temuan penelitian yang telah diuraikan, terlihat
bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian antara pengetahuan, fasilitas dan
lokasi terhadap keputusan nasabah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PENGETAHUAN, FASILITAS DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN JASA PERBANKAN SYARIAH DENGAN KEPERCAYAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pengetahuan terhadap keputusan mahasiswa
IAIN Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah?
2. Bagaimana pengaruh fasilitas terhadap keputusan mahasiswa IAIN
Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah?
3. Bagaimana pengaruh lokasi terhadap keputusan mahasiswa IAIN
Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah?
4. Bagaimana pengaruh kepercayaan terhadap keputusan mahasiswa
IAIN Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah?
5. Apakah kepercayaan mampu memediasi pengetahuan, fasilitas dan
lokasi terhadap keputusan mahasiswa IAIN Salatiga dalam
menggunakan jasa perbankan syariah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menguji pengaruh pengetahuan terhadap keputusan mahasiswa IAIN
Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
2. Menguji pengaruh fasilitas terhadap keputusan mahasiswa IAIN
Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
3. Menguji pengaruh lokasi terhadap keputusan mahasiswa IAIN Salatiga
dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
4. Menguji pengaruh kepercayaan terhadap keputusan mahasiswa IAIN
Salatiga dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
5. Menguji apakah kepercayaan mampu memediasi pengetahuan, fasilitas
dan lokasi terhadap keputusan mahasiswa IAIN Salatiga dalam
menggunakan jasa perbankan syariah.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
Bagi Penulis : Menjadi sarana informasi dan komunikasi untuk
menambah pengetahuan tentang penelitian di lapangan serta sebagai sarana
pengembangan teori pengetahuan yang selama ini dipelajari dibangku
kuliah untuk diterapkan dan dikembangkan dalam dunia nyata.
Bagi Lembaga : Menjadi sumber informasi yang dapat menjadi
suatu sumber referensi bagi yang membutuhkan.
Bagi Akademisi : Dapat memperkaya bahan kepustakaan dan
mampu memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu khususnya
Perbankan Syariah.
E. Sistematika Penulisan
Perumusan sistematika ini untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai materi pembahasan dalam penelitian sehingga dapat
mempermudah pembaca untuk mengetahui maksud dilakukannya
penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Dalam bab ini
diuraikan latar belakang keputusan yang dipengaruhi oleh pengetahuan,
fasilitas, lokasi dan kepercayaan. Selain itu juga diuraikan mengenai
rumusan permasalahan yang dijadikan dasar dari penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan landasan teori yang berupa penjabaran teori-teori
yang mendukung perumusan hipotesis serta sangat membantu dalam
analisis hasil-hasil penelitian lainnya. Di dalamnya juga terdapat hasil dari
penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Bab ini
juga menjelaskan tentang kerangka pemikiran yang diteliti serta hipotesis
yang timbul dari pemikiran tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan deskripsi bagaimana penelitian ini dilakukan
secara operasional. Oleh karena itu, dalam bab ini dijelaskan jenis dan
lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala
pengukuran yang digunakan serta metode analisis yang digunakan.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisikan deskripsi dari obyek yang dipilih untuk penelitian
dan hasil dari analisis data. Dalam bab ini dibahas hasil penelitian yang
telah dianalisis dengan metode penelitian yang ditentukan sebelumnya
dengan pembahasan yang detail dan mendalam.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan yang
telah dilakukan sebelumnya serta saran kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan suatu penelitian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu sekaligus sebagai perbandingan dan
gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian selanjutnya. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada populasi dan sampel serta
adanya variabel intervening yang ikut mempengaruhi variabel independen dan variabel dependen. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Berikut ini temuan penelitian terdahulu terkait variabel
pengetahuan terhadap keputusan menggunakan jasa perbankan syariah.
Penelitian Lestari (2015) dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Vol.3 No.1 : 1-18
dengan judul “Pengaruh Religiusitas, Produk Bank, Kepercayaan,
Pengetahuan, dan Pelayanan terhadap Preferensi Menabung pada
Perbankan Syariah” menemukan bahwa preferensi utama menabung
mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis universitas brawijaya malang
pada perbankan syariah adalah karena kepatuhan agama sedangkan
pengetahuan tidak berpengaruh terhadap keputusan menabung pada
perbankan syariah.
Dalam penelitian Utomo (2014) dalam Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya: Vol.1
No.1 : 1-24 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Nasabah dalam Memilih Jasa Perbankan Syariah (Studi
Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Malang)” disimpulkan
bahwa faktor pengetahuan tentang konsep bank syariah mempunyai
nilai beta yang paling besar. Artinya faktor pengetahuan tentang bank
syariah adalah faktor yang dominan terhadap keputusan nasabah dalam
memilih bank syariah.
Besra dan Surya (2014) dalam Jurnal Business & Manajemen
Vol.1, No.2 : 1-16 dengan judul penelitian ”Pengaruh Fatwa MUI
tentang Bunga Bank Haram terhadap Keputusan Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Andalas dalam Memilih Bank di Kota Padang”
menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan responden tentang bank syariah dan sikap responden
terhadap fatwa MUI dengan keputusan untuk memilih atau
menggunakan jasa bank syariah.
Penelitian yang dilakukan Isnurhadi (2013) dalam Laporan
Hasil Penelitian Program Studi Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sriwijaya : 1-29 dengan judul penelitian “Kajian
Kasus: Masyarakat Kota Palembang)” menyimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap muamalah di dalam Islam
berpengaruh positif terhadap tingkat literasi masyarakat terhadap
perbankan syariah.
Haryadi (2007) dalam Jurnal Bisnis & Manajemen Vol.7 No.2
: 189-204 dengan judul “Persepsi Masyarakat terhadap Perbankan
Syariah” menyimpulkan bahwa pengetahuan, pelayanan dan lokasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku masyarakat pada
perbankan syariah.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Pengetahuan terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Perbankan Syariah
Alfi Mulikhah Nasabah dalam Memilih Jasa Perbankan Syariah
(Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Malang)
faktor pengetahuan tentang bank syariah adalah faktor yang dominan terhadap
Pengaruh Fatwa MUI tentang Bunga Bank Haram terhadap Keputusan Mahasiswa Fak Ekonomi Universitas Andalas dalam Memilih Bank di Kota Padang
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden tentang bank syariah dan sikap responden terhadap fatwa MUI dengan keputusan untuk
memilih/menggunakan jasa bank syariah
2013 Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah
(Studi Kasus: Masyarakat Kota Palembang)
masyarakat terhadap muamalah di dalam Islam berpengaruh positif terhadap tingkat literasi masyarakat terhadap perbankan syariah
Haryadi,2007 Persepsi Masyarakat terhadap
Sumber : Lestari (2015), Utomo (2014), Besra dan Surya (2014), Isnurhadi (2013)
dan Haryadi (2007)
2. Fasilitas
Berikut ini temuan penelitian terdahulu terkait variabel fasilitas
terhadap keputusan menggunakan jasa perbankan syariah.
Viranti dan Ginanjar (2015) dalam The Journal Of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1 : 35-60 dengan judul penelitian “Influence
of Facilities, Promotion, Product and Location Islamic Banking on
Decision Non Muslim Customers Patronizing at BRIS Case Study In
BRI Syariah” menyimpulkan bahwa variabel independen (fasilitas,
promosi, produk dan lokasi) sangat berpengaruh terhadap variabel
dependen (keputusan nasabah non muslim menjadi nasabah BRI
Syariah). Semakin baik fasilitas yang disediakan maka akan
meningkatkan keputusan nasabah non muslim menjadi nasabah BRI
Syariah.
Menurut Lempoy et.all. (2015) dalam Jurnal EMBA Vol.3 No.1 : 1072-1083 dengan judul “Pengaruh Harga, Lokasi, dan Fasilitas
Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Taman Wisata Toar
maupun parsial harga, lokasi, dan fasilitas berpengaruh signifikan
terhadap keputusan menggunakan jasa taman wisata toar lumimuut.
Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Yupitri dan
Sari (2012) dalam Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1: 48-60
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Non
Muslim Menjadi Nasabah Bank Syariah Mandiri di Medan” juga
menemukan fasilitas memiliki pengaruh yang sedang, variabel promosi
dan produk memiliki pengaruh yang kuat terhadap nasabah non
muslim untuk menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri.
Namun dalam penelitian yang dilakukan Junaidi (2015) dalam
Jurnal Fokus Bisnis, Vol. 14, No. 02 : 1-13 dengan judul “Persepsi
Masyarakat untuk Memilih dan Tidak Memilih Bank Syariah (Studi
Kota Palopo)” disimpulkan bahwa faktor penentu masyarakat muslim
untuk memilih bank syariah adalah religiusitas dan pemahaman.
sedangkan pelayanan dan fasilitas tidak mempengaruhi keputusan
masyarakat dalam arti bahwa aspek ini kurang mendukung responden
untuk menjadi nasabah atau memilih bank syariah.
Fahd Noor dan Yulizar Djamaludin Sanrego (tanpa tahun)
dalam Journal TAZKIA Islamic Business And Finance Review : 65-79
dengan judul “Preferensi Masyarakat Pesantren terhadap Bank Syariah
(Studi Kasus DKI Jakarta)” juga menyimpulkan bahwa pengetahuan
dan akses sangat berpengaruh positif terhadap masyarakat pesantren.
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah
Firza Aulia Viranti on Decision Non Muslim Customers Patronizing at Jasa Taman Wisata Toar Lumimuut (Taman Eman) Sonder
harga, lokasi, dan fasilitas berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen
menggunakan jasa taman wisata toar lumimuut
Evi Yupitri dan Raina Linda Sari, Desember 2012
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Non Muslim Menjadi Nasabah Bank Syariah Mandiri di Medan
Fasilitas memiliki pengaruh yang sedang terhadap nasabah non muslim untuk menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri
pelayanan dan fasilitas tidak mempengaruhi keputusan Syariah (Studi Kasus DKI Jakarta)
profesionalitas dan fasilitas justru berpengaruh negative
Sumber : Viranti dan Ginanjar (2015), Lempoy et.all. (2015), Yupitri dan Sari (2012),
Junaidi (2015) serta Noor dan Sanrego
3. Lokasi
Berikut ini temuan penelitian terdahulu terkait variabel lokasi
Penelitian Hapsari dan Beik (2014) dalam Jurnal Al-Muzara’ah,
Vol. 2, No. 1 : 69-87 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nasabah Non-Muslim dalam Menggunakan Jasa Bank
Syariah di DKI Jakarta” menemukan bahwa semakin dekat lokasi bank
syariah dengan kantor cabang dan ATM yang mudah dan banyak
ditemukan, maka makin besar peluang nasabah non-muslim berminat
terhadap bank syariah lebih tinggi.
Dalam penelitian Widowati dan Purwanto (2013) dalam Jurnal
Fokus Ekonomi, Vol.9 No. 1 : 65-80 dengan judul “Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian dengan Visual Merchandising sebagai Variabel Moderating (Studi pada Minimarket Alfamart di Kota Semarang)” disimpulkan bahwa secara simultan
maupun parsial kualitas pelayanan dan lokasi berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian serta berpengaruh
semakin kuat terhadap keputusan pembelian bila didorong oleh Visual Merchandising.
Fitra dan Yuniati (2013) dalam Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen Vol. 2 No. 2 : 1-17 dengan judul penelitian ”Pengaruh
Produk, Harga, Fasilitas dan Lokasi terhadap Keputusan Konsumen
Berbelanja di Pusat Grosir Surabaya” menemukan bahwa
masing-masing variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh
terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya.
pengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen berbelanja di
Pusat Grosir Surabaya.
Namun dalam penelitian yang dilakukan Tielung (2015) dalam
Jurnal EMBA Vol.3 No.1 : 1106-1116 dengan judul penelitian
“Pengaruh Citra Merek, Kualitas Layanan dan Lokasi terhadap
Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Salon Headquarters Manado
Town Square” menyimpulkan bahwa citra merek, kualitas layanan dan
lokasi secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen menggunakan jasa Salon Headquarters
sedangkan secara parsial lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen menggunakan jasa Salon Headquarters.
Kustiningsih (2014) dalam eJournal Ilmu Administrasi Bisnis,
Vol. 2, No. 2 : 201-214 dengan judul “Variabel-Variabel yang
Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Tabungan Faedah Bank
BRI Syariah Cabang Samarinda” juga menyimpulkan secara parsial
variabel harga, produk, dan promosi yang berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat sedangkan tempat, karyawan, proses dan
wujud fisik tidak berpengaruh signifikan.
Tabel 2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah
Fithri Tyas Hapsari dan Irfan Syauqi
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Beik, 2014 Nasabah Non-Muslim dalam Menggunakan Jasa Bank Syariah di DKI Jakarta
dan ATM yang mudah dan banyak ditemukan, maka makin besar peluang nasabah non-muslim berminat terhadap bank syariah lebih tinggi Pembelian dengan Visual Merchandising sebagai Variabel Moderating (Studi pada Minimarket Alfamart di Kota Semarang)
Secara simultan maupun parsial kualitas pelayanan dan lokasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen berbelanja di Pusat Grosir Surabaya Jasa Salon Headquarters Manado Town Square
tempat, karyawan, proses dan wujud fisik tidak berpengaruh signifikan
Sumber : Hapsari dan Beik (2014), Utomo (2014), Widowati dan Purwanto (2013),
Fitra dan Yuniati (2013), Tielung (2015) serta Kustiningsih (2014)
4. Kepercayaan
Berikut ini temuan penelitian terdahulu terkait variabel kepercayaan
terhadap keputusan menggunakan jasa perbankan syariah.
Penelitian Yulianti, dkk. (2016) dalam Jurnal Wawasan
Manajemen, Vol. 4, Nomor 2 : 127-138 dengan judul “Pengaruh Kualitas
Keputusan Menjadi Nasabah Bank Syariah di Banjarmasin” menemukan
bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi
nasabah bank syariah di Banjarmasin.
Roziq dan Rohmah (2016) dalam Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan Vol. 10, No.1 : 161-186 dengan judul “Variabel Penentu dan
Ekskalasi Jumlah Tabungan Mudharabah di BRISyariah Cabang Jember”
menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan, bagi hasil, Kesesuaian hukum
syariah, Reputasi bank, dan Informasi yang diperoleh nasabah secara
parsial maupun simultan pengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan
mudharabah di BRI Syariah Cabang Jember.
Menurut Roziq dan Diptyanti (2013) dalam Jurnal Ekonomi
Akuntansi dan Manajemen Vol. XII No. 1 : 1-24 dengan judul “Variabel
Penentu dalam Keputusan Memilih Tabungan Mudharabah pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Jember” tingkat kepercayaan, promosi
pengembalian hasil, dan kesesuaian hukum syariah berpengaruh signifikan
dalam membedakan nasabah dan non nasabah dalam memilih dan tidak
memilih tabungan mudharabah.
Dalam penelitian Sukma (2012) pada Jurnal Ekonomi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma : 1-15 dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Social
Networking Websites” menemukan bahwa berdasarkan hasil regresi
variabel kepercayaan, persepsi dan resiko secara signifikan berpengaruh
Maski (2010) dalam Journal Of Indonesian Applied Economics Vol. 4 No. 1 : 43-57 dengan judul “Analisis Keputusan Nasabah
Menabung: Pendekatan Komponen dan Model Logistik Studi pada Bank
Syariah di Malang” menemukan bahwa pelayanan dan kepercayaan
memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan nasabah dalam
menabung.
Tabel 2.4
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Rika Yulianti, dkk, 2016
Pengaruh Kualitas Layanan, Promosi, Kepercayaan dan Nilai-Nilai Agama, terhadap
Ahmad Roziq dan Ika Ratna Qorikaten
Tingkat kepercayaan, bagi hasil, Kesesuaian hukum Tabungan Mudharabah pada
Bank Syariah Mandiri nasabah dan non nasabah dalam memilih dan tidak
Ghozali Maski, 2010 Analisis Keputusan Nasabah Menabung: Pendekatan Komponen dan Model Logistik Studi pada Bank Syariah di Malang
pelayanan dan kepercayaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan nasabah dalam menabung
Sumber : Yulianti, dkk. (2016), Roziq dan Rohmah (2016), Roziq dan Diptyanti (2013)
Sukma (2012) serta Maki (2010)
B. Kerangka Teori
1. Konsep Bank Syariah
Menurut Muhamad (2016: 1), bank syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau
disebut dengan Bank Tanpa Bunga merupakan lembaga
keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank syariah
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2008 pasal 1 ayat (1) tentang Perbankan Syariah, disebutkan bahwa
bank syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam pasal 1 ayat (7)
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
disebutkan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
Perbankan syariah memberikan layanan bebas bunga kepada
para nasabahnya. Pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam
semua bentuk transaksi. Islam melarang kaum muslim menarik atau
membayar bunga (riba). Pelarangan inilah yang membedakan sistem
perbankan syariah dengan sistem perbankan konvensional. Berikut ini
adalah perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional:
Tabel 2.5
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sisi/Aspek Bank Syariah Bank Konvensional
Falsafah Tidak berdasarkan : Bunga (riba) Spekulasi (gharar) Ketidakjelasan (mayshir)
Berdasarkan Bunga
Operasional Dana diakui sebagai : Titipan
Investasi berbasis bagi hasil
Penyaluran untuk :
Usaha yang Halal & Menguntungkan
Dana diakui sebagai : Simpanan berbasis imbalan bunga
Penyaluran untuk :
Sektor yang menguntungkan
Sosial Dinyatakan eksplisit (dalam laporan)
Tidak diketahui dengan tegas
Organisasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tidak ada DPS Sumber : BTN Syariah, 2015: 5
2. Dasar Perbankan Syariah
Agama Islam melarang adanya riba. Riba secara literal berarti
tambahan, berkembang, atau tumbuh. Akan tetapi tidak setiap
tambahan atau pertumbuhan itu dilarang oleh Islam. Dalam syariah,
riba secara teknis mengacu kepada pembayaran “premi” yang harus
pemgembalian pokok sebagai syarat pinjaman atau perpanjangan batas
jatuh tempo (Chapra, 2000: 21-22).
Larangan tentang praktik riba setidaknya disebutkan empat kali
dalam Alquran yaitu Surat ar-Rum: 39, Surat an-Nisa` Ayat 166, Surat
Ali Imran Ayat 130-132 dan Surat Al-Baqarah Ayat 275-281 yang
intinya memaparkan larangan pengambilan riba, menegaskan
perbedaan yang jelas antara perniagaan dan riba, dan menuntut kaum
muslimin agar menghapuskan utang piutang yang mengandung riba,
menyerukan mereka hanya mengambil pokoknya saja, dan
mengikhlaskan kepada peminjam yang mengalami kesulitan.
3. Produk Jasa Perbankan Syariah
Selain menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, bank
syariah juga dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan
mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Bentuk
produknya antara lain : bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer dan
lain-lain (Yudiana, 2014: 30). Terdapat beberapa akad yang dapat
diterapkan dalam produk jasa bank syariah antara lain : (BRI Syariah,
2015: 19)
1) Rahn (Gadai)
Secara terminologi pengertian rahn terdapat beberapa
pendapat, diantaranya menurut Sayyid Sabiq, Rahn adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan
Menurut Syafi’i Antonio (2000), “Akad Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjamannya”. Seperti yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 283
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)...” (Yudiana, 2014: 15).
Rahn merupakan akad menggadaikan barang dari pihak nasabah ke pihak bank syariah dimana barang yang digadaikan
berfungsi sebgai jaminan atas pinjaman yang diterima nasabah dari
bank syariah.
Akad rahn mengacu kepada Fatwa Dewan Syariah
Nasional MUI No:25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No:26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas (BRI Syariah, 2015: 19).
2) Wakalah (Perwakilan)
Wakalah merupakan salah satu jenis akad yakni
pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam
hal-hal yang diwakilkan. Menurut Fatwa DSN MUI
No:10/DSN-MUI/IV/2000, wakalah adalah akad pelimpahan kekuasaan dari satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan."
Aplikasi wakalah dalam perbankan syariah berbentuk jasa pelayanan dimana bank syariah memberikan jasa wakalah sebagai
wakil dari nasabah sebagai pemberi kuasa (muwakil) untuk melakukan sesuatu (taukil). Dalam hal ini bank syariah akan mendapatkan upah atau biaya administrasi atas jasanya tersebut
(Yudiana, 2014: 14). Sebagai contoh bank dapat menjadi wakil
untuk melakukan pembayaran rekening telepon, listrik, pulsa, dan
pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.
Akad wakalah mengacu kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:10/DSN-MUI/IV/2000
tentang Wakalah (BRI Syariah, 2015: 20).
3) Kafalah
Menurut bahasa kafalah berarti ad-dhaman (jaminan), hamalah (beban) dab za’amah (tanggungan). Sedangkan menurut istilah merupakan akad pemberian jaminan yang diberikan oleh
satu pihak kepada pihak lain, dimana pemberi jaminan (kaafil) bertanggung jawab atas pembayaran kembali utang yang menjadi
memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya." (Yudiana, 2014: 14-15).
Contoh dari kafalah antara lain: bank garansi dan jamnian pembiayaan. Akad kafalah mengacu kepada Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia No:11/DSN-MUI/IV/2000
tentang Kafalah (BRI Syariah, 2015: 20).
4) Hawalah
Hawalah merupakan akad pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
Dalam praktek perbankan syariah, fasilitas hawalah lazimnya digunakan untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.
Akad hawalah mengacu kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:12/DSN-MUI/IV/2000
tentang Hawalah (BRI Syariah, 2015: -20).
5) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
Sharf merupakan pertukaran mata uang sejenis maupun
antar mata uang yang berlainan jenis dengan syarat:
a) Tidak untuk spekulasi
b) Bila mata uang sejenis, nilainya harus sama dan tunai
c) Bila mata uang berlainan jenis, harus dilakukan dengan nilai
tukar (kurs) yang berlaku saat transaksi dilakukan dan harus
Akad sharf mengacu kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:28/DSN-MUI/III/2002
tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) (BRI Syariah, 2015: 20-21).
6) Ijarah (Sewa)
Ijarah (sewa) yaitu menyewakan simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian),
dalam hal ini bank mendapatkan imbalan sewa dari jasa tersebut
(Yudiana, 2014: 30).
Akad Ijarah mengacu kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:09/DSN-MUI/IV/2000
tentang Pembiayaan Ijarah (BRI Syariah, 2015: 18).
4. Pengetahuan
Menurut Tafsir (2003: 16) pengetahuan adalah keadaan tahu
atas semua yang diketahui. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal pikirannya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya,
misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,
ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa dan aroma
masakan tersebut.
Menurut Philip Kotler yang dialih bahasakan oleh Hendra
teguh, Ronny A. Rusly dan Benyamin Molan dalam jurnal Yuliawan
perubahan dalam perilaku seorang individu yang berasal dari
pengalaman”.
Pengetahuan konsumen merupakan suatu informasi yang
dimiliki oleh konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa
serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa
tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen (Sumarwan, 2014: 147).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan
informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan konsumen tentang bank syariah dapat menjadi
pertimbangan bagi konsumen untuk memilih antara bank
konvensional dan bank syariah. Jika pemasar berhasil memberikan
pengetahuan yang jelas mengenai bank syariah, maka bisa jadi
konsumen akan mempertimbangkan memilih jasa bank syariah.
Perbankan syariah akan semakin tinggi lagi pertumbuhannya apabila
masyarakat mempunyai permintaan dan antusias yang tinggi
dikarenakan faktor peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang
bank syariah, disamping faktor penyebab lainnya. (Gaffar, 2014: 6-7).
Menurut Sumarwan (2014: 149), pengetahuan calon nasabah
pengetahuan umum seperti pengetahuan tentang larangan riba dalam
perbankan syariah, pengertian dari bank syariah, perbedaan bank
syariah dan bank konvensional, produk-produk bank syariah, akad
yang digunakan dalam bank syariah, syarat-syarat untuk membuka
rekening dan minimal setoran awal saat pembukaan rekening.
5. Fasilitas
Setiap kegiatan usaha mempunyai tujuan utama yaitu mencari
laba sebanyak–banyaknya termasuk juga perbankan syariah (sesuai
dengan prinsip-prinsip islam). Namun tujuan tersebut tidak akan
tercapai apabila tidak ada faktor pendukungnya. Fasilitas merupakan
salah satu faktor penting untuk tercapainya tujuan tersebut. Semakin
mudah, cepat, tertata dengan baik dan mengikuti perkembangan
teknologi mutakhir suatu fasilitas maka akan semakin memanjakan
nasabah yang dapat membuat rasa kenyamanan bagi mereka. (Viranti
dan Ginanjar, 2015: 48).
Fasilitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi dan memberikan
kemudahan, sedangkan menurut Kotler (2009: 45), fasilitas
merupakan segala sesuatu yang sengaja disediakan oleh penyedia jasa
untuk dipakai serta dinikmati oleh konsumen yang bertujuan
memberikan tingkat kepuasan yang maksimal. Fasilitas merupakan
segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008: 148) Fasilitas
merupakan penampilan, kemampuan sarana prasarana dan keadaan
lingkungan sekitarnya dalam menunjukkan eksistensinya kepada
eksternal yang meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan dan
peralatan. Yang termasuk fasilitas dapat berupa alat, benda-benda,
perlengkapan, uang, ruang tempat kerja.
Jadi, fasilitas adalah segala sesuatu yang sengaja disediakan
untuk dapat dinikmati agar memberikan kemudahan keamanan dan
kenyamanan pada nasabah. Fasilitas berorientasi pada keputusan dan
selera nasabah, maka penyediaan fasilitas harus diperhatikan agar
tidak mengecewakan dan beralih ke bank yang lain.
Kotler (2009: 47) mengemukakan ada 5 indikator yang harus
diperhatikan oleh suatu industri agar para konsumen tertarik untuk
membeli atau menggunakan jasa dari industri tersebut yaitu ruang
kantor bersih, ruang tunggu dan tempat duduk yang nyaman, tempat
parkir luas dan aman serta sarana dan prasarana yang memadai dan
mudah dijumpai.
6. Lokasi
a. Pengertian Lokasi
Lokasi yang strategis sangat menentukan kelangsungan dari
suatu usaha. Lokasi merupakan tempat dimana perusahaan harus
lokasi yang strategis dan memiliki daya tempu yang dekat
membuat konsumen tertarik melakukan keputusan dalam
menggunakan suatu produk berupa barang atau jasa.
Menurut Tjiptono (2002: 92) lokasi adalah tempat
perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan
untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi
ekonominya.
Sedangkan menurut Swastha (2002: 24) lokasi adalah
tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Faktor
penting dalam pengembangan usaha adalah letak lokasi terhadap
daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke
tujuan.
Lokasi menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009: 42)
berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan
melakukan operasi atau usahanya. Dalam hal ini ada tiga jenis
interaksi yang mempengaruhi lokasi antara lain:
1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan). Apabila
keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan
konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus
2) Perusahaan mendatangi konsumen. Dalam hal ini lokasi tidak
terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah
penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.
Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sara
tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini
lokasi sangat tidak penting selama komunikasi atara kedua
belah pihak terlaksana dengan baik.
b. Indikator-indikator Lokasi
Menurut Fajriyah (2013: 21), lokasi bank adalah tempat di
mana diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat
pengendalian perbankan. Lokasi bank syariah adalah tempat bank
syariah mengoperasikan produk-produk perbankan dan untuk
mengatur serta mengendalikan perbankan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariat Islam.
Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank,
antara lain lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu,
kantor kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri/ATM
(Kasmir, 2008: 145).
Pertimbangan pertimbangan yang cermat dalam menentukan
lokasi meliputi indikator-indikator sebagai berikut: (Tjiptono,
1) Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah
dijangkau sarana transportasi umum.
2) Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi
jalan.
3) Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu banyaknya orang yang lalu lalang bisa
memberikan besar terjadinya impulse buying dan kepadatan
dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan,
misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran,
dan ambulans.
4) Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk
perluasan usaha di kemudian hari.
5) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang
ditawarkan.
7. Kepercayaan
Menurut Hasan (2010: 213) tidak berbohong, tidak menipu,
tidak mengada-ada fakta, tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar
janji merupakan bentuk perbuatan yang dianjurkan oleh agama Islam
untuk membangun kepercayaan orang lain terhadap diri kita.
Rasulullah Saw. selalu mengingatkan para pedagang untuk tidak
mengobral janji atau promosi secara berlebihan yang cenderung
mengada-ada (bohong, menipu) semata-mata agar barang
Kepercayaan pada dasarnya berhubungan dengan perasaan
seseorang terhadap suatu objek yang didasarkan pada berbagai
pertimbangan. Kepercayaan terkait dengan rasa percaya atau tidak
percaya dalam diri seseorang terhadap apa yang ditawarkan oleh orang
lain, karena itu kepercayaan juga berhubungan dengan perasaan yakin
atau tidak yakin yang dimiliki oleh seseorang terhadap apa yang
dijanjikan oleh orang lain (Fitriani, 2013 : 42). Menurut Barnes (2003:
148) kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang akan
menemukan apa yang ia inginkan pada diri orang lain.
Sedangkan menurut Mayer (1995: 712 dalam Yulianti, 2016 :
131) kepercayaan adalah keinginan satu pihak untuk mendapatkan
perlakuan dari pihak lainnya dengan harapan bahwa pihak lainnya
akan melakukan tindakan penting untuk memenuhi harapan tersebut,
terlepas dari kemampuannya untuk memonitor atau mengontrol pihak
lain.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan adalah suatu dasar dalam menjalin hubungan dalam
kecenderungan nasabah untuk mempercayai kehandalan suatu produk
atau jasa bank. Untuk menimbulkan rasa kepercayaan terhadap pihak
bank, kepercayaan harus dibangun dari awal dan membutuhkan proses
untuk menimbulkan rasa percaya tersebut.
Kepercayaan merupakan hal yang sangat penting bagi
tidak perlu dilihat (Jasfar, 2009: 165). Kepercayaan menjadi sesuatu
yang penting ketika seseorang menggunakan sistem teknologi online
karena antara penjual dan pembeli tidak saling bertemu.
Beberapa elemen penting dan termasuk indikator dari
kepercayaan antara lain:
1) Reputasi perusahaan.
2) Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada produk dan
jasa dari suatu perusahaan.
3) Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan
dapat diandalkan.
4) Transaksi secara online dapat dipercaya.
5) Manfaat yang dirasakan maksimal Mayer (1995: 712 dalam
Yulianti, 2016 : 131).
8. Keputusan
a. Pengertian Keputusan
Menurut James A.F. Stoner (dalam Utomo, 2014: 9),
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi
ini mengandung tiga pengertian. Pertama, ada pilihan atas dasar
logika atau pertimbangan. Kedua, ada beberapa alternatif yang
harus dan dipilih salah satu yang terbaik. Ketiga, ada tujuan yang
ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan
Keputusan menurut Setiadi (2003: 38) adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih yang
terbaik salah satu diantaranya.
Keputusan memilih produk perbankan syariah merupakan
proses seleksi yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah
satu diantaranya yang kuat hubungannya dengan karakter personal
dan pengambilan keputusan. Pemilihan masyarakat terhadap bank
syariah disebabkan adanya keistimewaan-keistimewaan yang
membedakan dengan bank konvensional antara lain sebagai
berikut: (Yulianti, 2015: 19-20).
1) Adanya persamaan ikatan emosional yang kuat antara
pemegang saham, pengelola bank, dan nasabahnya.
2) Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga akan
menimbulkan akibat-akibat yang positif yang bersifat sosial.
3) Melekatnya konsep dengan berorientasi kebersamaan,
mendorong investasi dan memerangi kemiskinan.
4) Tidak adanya beban biaya diluar kemampuan nasabah
5) Alternatif sistem ekonomi yang berkeadilan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan
yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa
alternatif. Pengambilan keputusan oleh nasabah dapat diartikan
sebagai suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
alternatif yang ada secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan sebagai pedoman untuk memilih bank), oleh karena itu
informasi yang lengkap, terpercaya dan aktual sangat diperlukan
dalam rangka pengambilan keputusan.
b. Tahap Pengambilan Keputusan
Terdapat beberapa tahapan-tahapan yang termasuk indikator
dan harus dilalui oleh konsumen dalam proses keputusan
pembelian. Menurut Setiadi (2005: 16-19) tahapan tersebut terdiri
dari urutan kejadian sebagai berikut:
1) Pengenalan Masalah Kebutuhan
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya
masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan
antara kondisi yang sesungguhnya dengan yang diinginkannya.
Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dan
eksternal.
2) Pencarian Informasi
Pencarian informasi internal adalah proses mengingat
kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan. Informasi
yang tersimpan ini sebagian besar adalah berupa pengalaman
informasi eksternal adalah pencarian informasi dari lingkungan
luar.
Ada dua tipe sumber eksternal yaitu non marketing controlled (dikendalikan oleh non pemasaran) berkaitan
dengan pengalaman pribadi (teman, keluarga, kenalan, rekan
kerja) dan sumber publik kedua adalah marketing controlled (marketing mix 4 P yaitu product, price, place and promotion).
Reaksi konsumen rumah tangga akan merespon produka tau
jasa sesuai dengan rangsangan produsen melalui iklan televisi.
3) Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi konsumen yang
bersifat kognitif, yaitu permasalahan memandang konsumen
sebagai pembentuk penilaian terhadap produk utama
berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat
kepercayaan dimana setiap merk berbeda pada ciri
masing-masing.
4) Keputusan Pembelian
Tujuan pembelian dipengaruhi oleh faktor keadaan
yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang
diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang
keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah
tujuan pembeli.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk atau menggunakan suatu
jasa, konsumen mengharapkan dampak tertentu dari suatu
pembelian tersebut, mungkin konsumen puas atau tidak puas.
Kepuasan konsumen adalah fungsi dari seberapa dekat antara
harapan konsumen atau produk dengan daya guna atau manfaat
yang dirasakan akibat mengkonsumsi produk tersebut.
Jika daya guna tersebut berlaku dibawah harapan
konsumen, maka konsumen merasa dikecewakan dan juga
sebaliknya. Jika kenyataan melebihi harapan maka bisa
dipastikan bahwa konsumen akan merasa puas. Kepuasaan
atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa
akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian yang dapat disusun dari kajian teoritis
mengenai pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dan pengaruh antara masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen yang di mediasi dengan variabel