• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE FRAGMENTED UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR MENGACU PADA KURIKULUM 2013 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE FRAGMENTED UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR MENGACU PADA KURIKULUM 2013 SKRIPSI"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE FRAGMENTED UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

MENGACU PADA KURIKULUM 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransiska Rina Anggraeni NIM: 141134156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Santo Yudas Tadeus

Yang telah menganugrahi kesehatan dan melindungi saya dalam suatu keadaan

Kedua orangtuaku yang tersayang Bapak Khasir dan Ibu Maria Goreti Marsinem

Yang selalu menguatkan, medoakan dan memberikan dukungan yang terbaik kepada saya dalam menempuh pendidikan strata 1 ini

Kakak-kakakku yang saya banggakan dan sayangi

Kakak Yohanes Teddy Darmawan, Vincentius Megi Nugroho, Prawigati Legowo

yang memberikan motivasi dan semangat kepada saya

Teman-teman terkasih

Teman-teman PGSD angkatan 2014 atas dinamika bersama selama perkuliahan menempuh strata 1

(5)

v

Sahabat dan kerabat yang tekasih

Seluruh teman dekat di kampus; Beti, Vita, Mia, Intan, Rianti, Erna. Sahabat-sahabat SMA Santa Maria 1 Cirebon; Desy Carolina, Maria Tyas, Rinto Musak, Theofilus, Khatarina Purwatiningsi, Dadan, Tobi dan

kerabat dekat; Kiki, Rara, Berna, Wulan, Adven, Agnes, Dika, Thomas dan Monica

Yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada saya supaya cepat menyelesaikan tugas akhir ini

Yang terkasih Leonardus Riyan Sutapa

Yang selalu menghibur, menemani, mendukung, dan memberikan motivasi dalam perjalanan menyelesaikan tugas akhir ini

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma

(6)

vi MOTTO

Gunakan ilmu padi, semakin berisi ia semakin merunduk

Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup (Non Scholae, Sed Vitae Discimus)

-Seneca-

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang

yang mengetok, baginya pintu dibukakan. -Matius 7:7-8-

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 08 Maret 2018 Peneliti,

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahaiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiska Rina Anggraeni

Nomor Mahasiswa : 141134156

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Mengacu Pada Kurikulum 2013

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 08 Maret 2018 Peneliti

(9)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE FRAGMENTED UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

MENGACU PADA KURIKLUM 2013

Fransiska Rina Anggraeni Universitas Sanata Dharma

2018

Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Melalui kurikulum tersebut diharapkan guru dapat menyusun perangkat pembelajaran. Namun dengan adanya kurikulum 2013 banyak guru mengalami kesulitan dalam membuat perangkat pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum Sekolah Dasar 2013 tipe fragmented untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembang. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall yang dikombinasi dengan prosedur pengembangan Dick and Carey. Kedua prosedur pengembang tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembang yang digunakan dalam penelitian meliputi 7 langkah yaitu: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji Coba Produk, (7) Revisi Produk.

Bedasarkan validasi dengan dua orang pakar pembelajaran terpadu menghasilkan skor 4,35 dengan kategori “sangat baik” dan skor 3,81 dengan kategori “baik”. Kemudian bedasarkan dengan validasi dengan dua orang guru kelas 1 Sekolah Dasar mendapatkan skor 4,36 dengan kategori “sangat baik” dan skor 4,36 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil yang sudah di dapatkan oleh peneliti, maka perangkat pembelajaran ini mendapat rerata 4,22 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian perangkat pembelajaran terpadu yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangakat pembelajaran terpadu tipe fragmented yang mengacu kurikulum 2013.

Kata Kunci: Kurikulum 2013, pembelajaran terpadu tipe fragmented, perangkat pembelajaran

(10)

x ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING DEVICE FRAGMENTED TYPE FOR THE FIRST GRADER OF PRIMARY SCHOOL

BASED ON CURICULUM 2013 Fransiska Rina Anggraeni Sanata Dharma University

2018

In educational context, curriculum is very significant particularly as the guideline in educational context. Through the curriculum 2013, the teachers can develop the learning materials properly. Nevertheless, since there is a change in curricula, not a few teachers are having difficulties in creating the appropriate learning materials. As result, in this case the researcher is intended to do a research which is focused on the 2013 Elementary School Curriculum particularly on the fragmented type which is beneficial for the teachers in performing the teaching and learning activities.

The type of this research is development research. Furthermore, the development of this learning device is using the development procedure which is initiated by Borg and Gall, which is also combined with another development procedure by Dick and Carey. Both of the development procedures had made simpler in order to be the review of related literature. In addition, there are seven steps which is used in this research as it should be in the developer procedure; (1) Potency and Problems, (2) Data Collecting, (3) Design of the product, (4) Design Validation, (5) Design Revision, (6) Product Trials, (7) Product Revision.

The results of the validation based on the two experts of integrated learning are having “very good” categorizations. The scores of those two results are 4.35 and 4.36. In addition, another result based on the validation that has been done with the two teachers of first grade in the elementary school are 4.36 and 4.36 with “very good” categorization. Consequently, according to the result which is already gained by the research, it can be concluded that this learning device has 4.22 score as the average with “very good” categorization. Therefore, it can be said that the developed learning device is feasible to be used as the proper learning device with fragmented type in the 2013 Curriculum.

Keywords: Curriculum 2013, integrated learning with fragmented type, a learning device.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangakat Pembelajaran Tipe Fragmented Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Yang Mengacu Pada Kurikulum 2013 dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(12)

xii

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah membantu peneliti dengan baik.

6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, M.T.,M.Sc. selaku validator Pakar Pembelajaran Terpadu yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Drs. Albertus Hartana, S.J.M.Pd. selaku validator Pakar Pembelajaran Terpadu yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

8. Drs. Abu Yamin selaku kepala sekolah SDN Dayuharjo yang telah memberikan bantuan selama penelitian di sekolah.

9. Margareta Daryati,S.Pd.SD. selaku guru kelas I SDN Dayuharjo yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi uji coba produk penelitian.

10. Marciana Sarwi, M.Pd selaku kepala sekolah SD Kanisius Kintelan yang telah memberikan ijin untuk peneliti melakukan validasi uji coba produk penelitian.

11. Aryaduta Yustina Yones, S. Pd. Selaku guru kelas I SD Kanisius Kintelan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi uji coba produk penelitian.

12. Orang tuaku Khasir dan Maria Goreti Marsinem yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(13)

xiii

13. Kakak-kakakku yang saya cintai, Tedy Darmawan, Megi Nugroho, dan Prawigati Legowo yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada saya jika saya mengalami kesulitan.

14. Patner saya, Agnestya Cahya Kirana Marmer yang mendukung dan berjuang bersama dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

15. Sahabat dan kerabat terkasih yang selalu memberikan dukungan kepada saya dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir saya ini.

16. Teman-teman satu payung saya yang saling mendukung dan memberi motivasi saat proses penyusunan tugas akhir ini.

17. Teman-teman PGSD angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

18. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 08 Maret 2018 Peneliti

(14)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK TUGAS KEPENTINGAN AKADEMIS ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

KATA PENGANTAR ... xiv

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah... 6

(15)

xv

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Karakteristik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar ... 11

2.1.2 Perangkat Pembelajaran ... 18

2.1.3 Pembelajaran Terpadu ... 26

2.1.4 Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented ... 38

2.2 Penelitian Relevan ... 42

2.3 Kerangka Pikir ... 46

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

3.1 Jenis Penelitian ... 48

3.2 Prosedur Pengembangan ... 55

3.3 Uji Coba Terbatas ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Analisis Kebutuhan ... 67

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 71

4.3 Validasi Ahli dan Revisi Produk ... 73

4.4 Uji Coba Terbatas ... 75

4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 78

BAB V PENUTUP ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

(16)

xvi

5.3 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ... 91

LAMPIRAN FOTO ... 131

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientifik ... 13

Tabel 2.2 Tiga Ranah Kompetensi ... 14

Tabel 2.3 Kompetensi Inti Sekolah Dasar Kelas I ... 15

Tabel 2.4 Kompetensi Dasar PPKn Kelas I ... 16

Tabel 2.5 Tabel Kemampuan Afektif Menurut Bloom ... 21

Tabel 2.6 Tabel Kemampuan Kognitif Menurut Bloom ... 22

Tabel 2.7 Tabel Kemampuan Psikomotor Menurut Bloom ... 23

Tabel 2.8 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif ... 31

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 58

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima ... 64

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 66

Tabel 4.1 Saran Pakar Pembelajaran Terpadu dan Revisi ... 74

Tabel 4.2 Saran Guru dan Revisi ... 77

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep ... 40

Gambar 2.2 Peta Konsep Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented Menurut Peneliti ... 41

Gambar 2.3 Peneliti Yang Relevan ... 45

Gambar 2.4 Kerangka Pikir... 46

Gambar 3.1 Bagan Borg and Gall ... 49

Gambar 3.2 Bagan Dick and Carey... 52

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Instrumen Pedoman Wawancara ... 92

Rangkuman Wawancara... 93

Instrumen Validasri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 95

Instrumen Validasi Uji Coba ... 100

Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu I ... 105

Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu II ... 111

Hasil Validasi Uji Coba SD N Dayuharjo... 117

Hasil Validasi Uji Coba SD Kanisius Kintelan... 122

Surat Ijin Penelitian SD N Dayuharjo ... 127

Surat Ijin Penelitian SD Kanisius Kintelan ... 128

Surat Keterangan Penelitian SD N Dayuharjo ... 129

Surat Keterangan Penelitian SD Kanisius KIntelan ... 130

(20)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan sebagai proses dan

upaya untuk mentransformasikan manusia muda menjadi manusia yang dilekai dengan kemanusian sesuai dengan kodratnya, yakni bermanfaat bagi dirinya, sesama, alam lingkungan beserta segenap isi dan peradabannya. Dalam hakikat yang mulia tersebut, pada praktiknya lembaga pendidikan menemui sejumlah tantangan yang wajib diperhatikan. Tantangan berat salah satunya ialah laju jaman yang terus berubah ke arah positif atau negatif (Fadlillah, 2014: 5).

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis secara bertanggung. Dalam menanggapi tujuan pendidikan tersebut, tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan yang baik.

Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum itu sendiri adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum

(21)

mustahil pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien sesuai yang diharapkan. Karena itu, kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masing-masing satuan pendidikan. Dalm konteks ini, kurikulum dimaknai sebagai upaya untuk menanggapi tujuan (Fadlillah, 2014:13-14).

Kurikulum yang dipakai saat ini kurikulum 2013 sebagai hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya atau lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut menghendaki, bahwa sesuatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari mengenai konsep, teori, dan fakta melainkan di aplikasikan juga ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas dasar hal-hal pelafalan dan pemahaman tetapi tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis. Tujuan dari kurikulum 2013 ini yaitu untuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran. Sehingga guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai dan dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Murfiah, 2017:23).

Pembelajaran terpadu akan terjadi jika kejadian yang wajar atau eksplorasi suatu topik yang merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif dalam eksplorasi tersebut, siswa akan

(22)

mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.

Pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran. Oleh karena itu dalam memilih istilah model pembelajaran bedasarkan dua alasan penting, yaitu pertama istilah model mempunyai makna yang lebih luas daripada pada stategi, metode, atau prosedur. Kedua model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-anak. Model pembelajaran diklasifikasikan bedasarkan tujuan pembelajaran, sintaksisnya, dan sifat lingkungan belajarnya. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolahan kelas. Ada 10 model pembelajaran di antaranya yaitu Fragmented, Connected, Nested, Sequenced, Integrated, Immersed dan Networked. Peneliti memilih salah satu model pembelajaran yaitu Fragmented, karena dibutuhkan perangkat pembelajaran oleh karena itu peneliti akan membuat produk yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tipe Fragmented (Margunayasa, 2014: 3)

(23)

Bedasarkan hasil wawancara di SD Dayuharjo wilayah jalan kaliurang km 9, menunjukan bahwa pembelajaran terpadu ideal untuk sekolah dasar tetapi masih ada kekurangan yang dialami oleh setiap guru dalam menerapkan pembelajaran terpadu di kelas. Dari hasil wawancara yang dilakukann peneliti mendapatkan hasil untuk membantu dalam memberikan informasi untuk penelitian pengembangan perangkat pembelajaran. Di sini peneliti mewawancarai salah satu guru di SD N Dayuharjo, beliau mengajar di kelas 1. Beliau sudah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun 2016-2017. Yang beliau ketahui mengenai kurikulum 2013 dengan menggunkan pembelajaran terpadu yaitu dalam penyampaian suatu pembelajaran beliau tidak lagi memulai dengan “hari ini kita akan belajar matematika” tetapi langsung mengintegrasikan suatu pembelajaran bedasarkan tema dan subtema. Beliau mendapatkan pengetahuan mengenai kurikukulum 2013 dengan mengikuti KKG dan pelatihan dari dinas, dalam sebulan beliau mengikuti 4 sampai 5 kali. Ketika peneliti menanyakan mengenai 10 jenis pembelajaran terpadu, beliau tidak mengetahuinya sama sekali yang beliau tahu mengintegrasikan pembelajaran. Kesulitan yang dihadapi dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran terpadu saat merencanakan pembelajaran terpadu guru tidak mengalami kesulitan karena adanya buku pegangan guru yang menjadi patokan dan panutan dalam setiap merencanakan pembelajaran. Selain itu pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Matematika itu guru merasa kesulitan, dan masih ada siswa yang belum mengerti dan paham dalam salah satu materi dari pelajaran

(24)

matematika maka guru tersebut kembali menggunakan kurikulum KTSP. Selain mengalami kesulitan tersebut guru kurangnya memahami konsep dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Pentingnya pemahaman konsep terhadap pembelajaran yang akan dilakukan sehingga tidak adanya kesulitan yang dialami selanjutnya. Dengan hal ini guru membutuhkan perangkat pembelajaran, karena guru hanya melihat dari panduan buku pegangan guru dan guru masih belum mengerti betul dengan pembelajaran terpadu tipe fragmented. Sehingga guru memerlukan banyak contoh-contoh yang mudah dipahami dan bisa guru terapkan dengan mudah dan lebih kreatif lagi sehingga tidak lagi terpatok pada buku pegangan guru.

Bedasarkan masalah tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah perangkat pembelajaran yang baik untuk guru berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tipe fragmented dan webbing. Pembelajaran terpadu hendaknya menghadapkan siswa dengan permasalahan serhari-hari yang sering dijumpai siswa dan berkaitan dengan permasalahan sistematis.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe Fragmented untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe Fragmented untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

(25)

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman berharga mengenai kebutuhan perangkat pembelajaran untuk siswa kelas 1 di Sekolah Dasar

2. Bagi Guru

Guru mempunyai tambahan pengetahuan mengenai pengembangan perangkat pembelajaran terpadu dan membantu guru lebih mudah dalam penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan webbing dari perangkat pembelajaran tipe Fragmented .

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013 tipe Fragmented.

1.5.Batasan Masalah

1. Pembelajaran terpadu adalah suatu bagian dari upaya guru dan siswa untuk menghilangkan dinding-dinding pemisah di antara mata-mata pelajaran yang ada dalam kurikulum

2. Pembelajaran terpadu tipe Fragmented adalah dalam setiap kurikulum, setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah-pisah, tanpa ada usaha untuk menghubungkan atau memadukan satu sama lainnya. Setiap mata pelajaran dipandang sebagai mata pelajaran kajian murni berdiri sendiri. Kalaupun terdapat tumpang tindih materi dalam pelajaran IPS dan IPA,

(26)

misalnya hubungan kedua materi itu didekati secara implisit, tidak secara eksplisit.

3. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.digunakan oleh sebagaian guru ialah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri dapat menjadi panduan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajaran. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran. Secara sederhana RPP merupakan penjabaran dari silabus dan dijadikan pedoman/skenario pembelajaran. 5. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini digunakan di pendidikan

Indonesia. Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan terpadu dan mengembangkan sikap spiritual dan sosial yang menekankan kemampuan interpersonal, antarpersonal, dan kemampuan berpikir kritis.

1.6.Spesifik Produk Yang Dikembangkan

1. Produk yang dibuat dan dicetak menggunakan kertas A4. Pada cover buku kertas dengan jenis ivory dengan ukuruan 100 mili dan pada bagian isi dengan jenis kertas HVS ukuran 80 mili.

(27)

2. Produk yang dibuat berisi cover yang memiliki judul Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tipe Fragmented untuk Kelas 1 Sekolah Dasar yang Mengacu Pada Kurikulum 2013. Dalam cover tersebut memuat gambar yang mencerminkan pembelajaran terpadu tipe fragmented, dan dilengkapi dengan nama penulis, NIM dan prodi penyusun produk tersebut. Cover pada buku tersebut berwarna ungu.

3. Di dalam produk terdapat kata pengantar yang terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penjelasan dari kerangka pikir mengenai pembelajaran terpadu tipe fragmented, penjelasan spesifik produk yang dikembangkan, ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dalam penyusunan produk, dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran.

4. Produk tersebut memuat daftar isi yang garis besar dalam produk yang ditandai dengan nomor halaman.

5. Pada bagian I menjelaskan mengenai Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented yang berisi a) Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented. b) Langkah (Prosedur) Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented. c) Contoh Bagan dan Peta Konsep Tipe Fragmented, dan d) Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented.

6. Pada bagian II menjelaskan Jaringan Kompetensi dan Indikator Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented.

(28)

7. Pada bagian III menjelaskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented yang terdiri dari a) identitas RPP, b) Kompetensi Inti, c) Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran, d) Materi ajar, e) Pendekatan model dan metode pembelajaran, f) media, g) Kegiatan pembelajaran, h) Penilaian, i) Lampiran-lampiran. Pada lembar lampiran terdiri dari materi pembelajaran, lembar kerja siswa, refleksi, media pembelajaran instrumen penilaian dan rubrik.

8. Memuat daftar referensi yang digunakan dalam produk

9. Mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013, pada RPP yang dikembangkan mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013 yaitu Pembelajaran terpadu, pendekatan saintifik, mengembangkan pendidikan karakter, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan penilaian yang otentik. 10. Indikator yang dibuat untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa

tingkat tinggi, sesuai dengan tingkatan ranah taksonomi Bloom yang direvisi, yaitu menampilkan, mengemukakan, mengidentifikasi, menuliskan, membuat, menceritakan.

11. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu tipe Fragmented,berikut karakteristiknya : Kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu tipe fragmented, Setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dan Adanya keterpaduan konsep dari satu mata pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan logis.

12. Pada bagian lampiran terdapat gambar-gambar yang di ambil untuk membantu dalam memberikan contoh dalam LKS dan materi

(29)

pembelajaran. https://www.google.co.id/search?q=gambar+anggota+keluarga&dcr=0&tb m=isch&source=iu&ictx=1&fir=BCDaHTHscK2efM%253A%252CpIds-RN14M46xM%252C_&usg=__U8hXU8dMWXin8U84LAzzAptckcc%3 D&sa=X&ved=0ahUKEwjr6LD20vnZAhUEjJQKHRThDzQQ9QEILzAC

#imgrc=BCDaHTHscK2efM: (di unggah pada hari selasa tanggal 12

Maret 2018 pukul 19.35)

13. Perangkat pembelajaran ini menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dimana penyusun memperhatikan tanda baca, huruf kapital, nama orang, kata penghubung dan nama tempat.

(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Karakteristik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

Pendidikan di Indonesia sangatlah rumit jika kita lihat dan mengamatinya. Pergantian kurikulum dan penyempurnaan yang terus menerus di lakukan agar tercapainya tujuan dari kurikulm di Indonesia ini, Dan sampailah pada kurikulum 2013. Seperti yang tertera pada Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada pasal 31 ayat 3 menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Maka di terbitkannya kurikulum 2013 yang akan di laksanakan pada tahun 2013/2014, dan kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

(31)

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum adalah serangkaian pengalaman belajar peserta dapat pula dimaknai sebagai serangkaian pengalaman belajar peserta didik. Sebagaimana disebutkan oleh para tokoh pendidikan bahwa kurikulum bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus dipelajari, melainkan menyangkut seluruh usaha sekolah untuk memengaruhi siswa belajar, baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah (Sanjaya, 2008:7)

Dalam pembelajaran kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum-kurikulum yang telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut : a) Pendekatan pembelajaran, pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 ialah pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara scientific tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan scientific ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(32)

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran

Mengamati (observing) Mellihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat)

Menanya (questioning)  Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis.

 Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)

Mencoba (experimenting)

 Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan.

 Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen).

 Mengumpulkan data.

Menalar (associating)  Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/ kategori.

 Menyimpulkan dari hasil analisis data.

 Dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure.

Mengkomunikasikan (communicating)

 Menyampaikan hasil konseptualisasi.

 Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientific

Sedangkan pendekatan tematik-integratif dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tesebut dibuat per-tema dengan mengacu karakteristik peserta

(33)

didik dan dilaksankan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. b) Kompetensi Lulusan, dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. pada kurikulum 2013 yang diprioritaskan ialah kemampuan sikap (afektif). Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki perolehan yang berbeda, maka secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati Menjalankan Memahami Menanya Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

Menciptakan Tabel 2.2 Tiga Ranah Kompetensi

Baik kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan harus berjalan secara seimbang sehingga peserta didik mampu memiliki ketiga kompetensi tersebut. Harapannya setelah selesai menempuh bangku pendidikan peserta didik mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill. c) Penilaian, pada kurikulum 2013 proses penilaianpembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian otentik ialah penilaian secara utuuh, meliputi kesiapan peserta didik,

(34)

proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran.

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasional SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek, sikpa, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. kompetensi inti haris menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skiils dan soft skiils. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur penggorganisasi kompetensi dasar. Berikut Kompetensi Inti SD Kelas 1:

No Kompetensi Inti Kelas 1 Sekolah Dasar 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya bedasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

(35)

yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Tabel 2.3 Kompetensi Inti SD kelas 1

Selain adanya kompetensi inti maka ada pula kompetensi dasar dalam kurikulum 2013. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkann dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai beberapa kompetensi dasar Kurikulum 2013 kelas 1 mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai berikut:

Kompetensi Dasar

1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah. 1.2 Menerima kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugrah Tuhan Yang

Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah.

2.1 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan niali dan moral Pancasila.

2.2 Menunjukan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah.

(36)

2.3 Menunjukan perilaku kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah 5.1 Mengenal simbol-simbol sila pancasila dalam lambang Negara “Garuda

Pancasila”.

5.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah.

5.3 Mengenal keberagaman karakteristik individu di rumah dan di sekolah. 5.4 Mengenal arti bersatu dalam keberagaman di rumah dan sekolah.

4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekoalh dan mengaitkannya dengan pengenalannya terhadap salah satu simbol sila pancasila. 4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah.

4.3 Mengamati dan menceritakan kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah.

4.4 Mengamati dan menceritakan keberagaman karakteristik individu di rumah dan sekolah.

Tabel 2.4 Kompetensi Dasar PPKn kelas 1

Indikator hasil belajar adalah ciri-ciri yang tampak, dapat dilihat, teramati dan dapat diukur sebagai ciri petunjuk bahwa seseorang telah belajar. Indicator ini di turunkan dari kompotensi dasar, yang artinya indikator hasil belajar ini adalah sejumlah kemampuan kecil, tugas-tugas, yang merupakan komponen dari suatu kompetensi dasar. Setelah indikator hasil belajar berhasil dikembangakan dan tersusun dalam suatu struktur hasil belajar berhasil dikembangkan dan tersusun dalam suatu struktur susunan bedasarkan logika tertentu, tugas

(37)

selanjutnya yaitu menterjemahkan indikator hasil belajar menjadi tujuan pembelajaran. Maka tujuan pembelajaran yaitu arapan tentang proses belajar.

Tujuan pembelajaran yaitu kegiatan menyusun rencana pembelajaran adalah salah satu tugas penting bagi guru dalam proses pembelajaran siswa. Dalam permendiknas RI No.52 tahun 2008 tentang standar proses disebutkan bahwa dalam satu komponen dalam penyusunan RPP yaitu adanya tujuan pembelajaran yang didalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Agar proses pembelajaran dengan baik maka guru di tuntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas.

2.1.2 Perangkat Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah memerlukan perangkat pembelajaran yang baik agar pelaksanaan di dalam kelas dapat berjalan dengan baik dan lancar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin di capai. Menurut Ibrahim, (dalam Trianto 2010: 96) Perangkat yang dipergunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), serta media pemebelajaran.

Pada penelitian ini hanya dibatasi pada pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saja dan tidak mengembangkan silabus, karena peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe

(38)

fragmented yang dilaksankan dengan alokasi waktu 3 jp (3x35 menit) dalam kurun waktu satu hari.

Sistem pengelolaan pendidikan yang berpusat seperti di Indonesia, dalam penyusunan silabus dilakukan oleh pemerintah pusat yang menangani tentang bidang pendidikan. Dengan demikian silabus sudah disusun oleh pemerintah pusat pendidikan yang berada di Indonesia (Akbar: 2013: 7). Maka dari itu, penelitian ini dibatasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD (Kompetensi Dasar) tertentu, atau gabungan KD apabila dalam pembelajaran terpadu. Waktunya lebih singkat dibandingkan silabus, yaitu satu sampai tiga pertemuan. Dalam RPP inilah kegiatan pembelajaran apa yang akan dilakukan diuraikan. Dengan demikian, RPP akan menjadi pedoman praktis dalam pelaksanaan pembelajaran (Kurniawan, 2014: 122).

Di dalam pengembangan RPP termasuk rencana pengembangan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran, sehingga tercapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi (SI) setiap mapel, seperti yang sudah dijabarkan dalam silabus. Makna dari RPP yaitu rencana pembelajaran yang dikembangkan secara perinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus (Al-Tabany, 2014: 255)

Sejalan dengan yang diamanatkan oleh Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, bahwa rencana pelaksanaan

(39)

pembelajaran adalah rencana yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup:

1) Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/ semester

2) Alokasi waktu ditentukan sesuai keperluan untuk ketercapaian kompetensi dasar (KD) dan beban belajar serta mempertimbangkan jumlah jam yang diperlukan dalam silabus dan KD yang harus tercapai 3) Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar

4) Indikator, dalam pembuatan indikator harus memiliki karakteristik indikator hasil belajar yang baik. Maka ada empat kriteria yang bisa dijadikan pegangan untuk mengembangkan indikator hasil belajar yang baik, yaitu: a) Harus mendukung pencapaian kompetensi dasar, b) Meliputi seluruh aspek kemampuan (kognitif, afektif, motorik, dan sikap), c) jumlah indikator hasil belajar jumlahnya lebih banyak dari jumlah kompetensi dasar yang dijabarkannya, d) Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur (Kurniawan, 2014:147) Bloom et al. Menggolongkan hasil belajar itu menjadi tiga bagian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Kurniawan, 2014: 10)

a) Hasil Belajar Afektif

Hasil belajar afektif yaitu merujuk pada hasil belajar yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Jenis hasil belajar ranah ini terdiri dari lima jenis yang membentuk tahapan pula. Dari kelima jenis kemampuan afektif terdapat adanya tumpang tindih dan juga

(40)

mengandung unsur kemampuan kognitif. Berkikut contoh bagan kemampuan afektif:

Rendah Tinggi

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati Memilih Mempertan yakan Mengikuti Memberi Menganut Mematuhi Meminati Menjawab Membantu Mengajukan Mengpromosika n Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak Mengasumsikan Meyakini Melengkapi Menyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungka n Mengusulkan Menekankan Menyumbangka n Menganut Mengubah Menata Mengkalsifik asikan Mengombina sikan Mempertaha nkan Membangun Membentuk Pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk Mengubah perilaku Berakhlak mulia Memperngaruh i Mendengarkan Mengkualifika si Melayani Menunjukan Membuktikan Memecahkan

Tabel 2.5 Tabel Kemampuan Afektif menurut Bloom (Kurniawan, 2014: 11) b) Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan ingatan, kemampuan berpikir atau intelektual. Pada kategori ini hasil belajar terdiri dari enam tingkatan. berikut contoh bagan dari hasil belajar kognitif:

(41)

Rendah Tinggi Menging at Memaha mi Mengaplik asikan Menganalisi s Mengevalu asi Mencipta Memasan gkan Membaca Memberi indeks Memberi kode Memberi label Membilan g Memilih Mempelaj ari Menamai Menandai Mencatat Mencatat Mendafta r Menelusu ri Mengenal i Menggam bar Menghafa l Mengiden tifikasi Mengulan g Mengutip Meninjau Meniru Mentabul asi Menulis Menunjuk an Memperki rakan Menjelask an Mengkate gorikan Mencirika n Mengasos iasikan Memband ingkan Menghitu ng Mengkont raskan Mengubah Memperta hankan Mengurai kan Menjalin Membeda kan Mendisku sikan Menggali Menconto hkan Menerang kan Mengemu kakan Mempola kan Memperlu as Memerluka n Menyesuaik an Mengalokas ikan Mengurutka n Menerapka n Menentuka n Menugaska n Memperole h Mencegah Mencanang kan Mengakalk ulasi Menangkap Memodifik asi Mengklasifi kasikan Melengkapi Menghitung Membangu n Membiasak an Mendemon strasikan Menurunka n Menentuka n Mengaudit/m emeriksa Membuat blueprint Membuat garis besar Memecahkan Mengkarakte ristikan Membuat dasar pengelompok an Merasionalka n Menegaskan Membuat dasar pengkontras Mengkorelas ikan Mendektesi Mendiagnosi s Mendiagram kan Mendiversifi kasikan Menyeleksi Memerinci ke bagian-bagian Menominasi kan Mendokume ntasikan Menjamin Menguji Mempertim bangkan Menilai Membandin gkan Menyimpul kan Mengkontra skan Mengarahk an Mengkritik Menimbang Mempertah ankan Memutuska n Memisahka n Mempredik si Menilai Memperjela s Merangking Menugaska n Menafsirka n Memberi pertimbang an Membenark an Mengukur Memproyek si Mengabstra ksi Menganima si Mengatur Mengumpu lkan Mendanai Mengkateg orikan Mengkode Mengkomb inasikan Menyusun Mengarang Membangu n Menanggul angi Menghubu ngkan Menciptaka n Mengkreasi kan Mengkorek si Memotret Merancang Mengemba ngkan Merencana kan Mendikte

(42)

c) Hasil Belajar Psikomotor

Hasil belajar psikomotor yaitu berupa kemampuan gerak tertentu. Kemampuan gerak ini juga bertingkat mulai dari gerak sederhana yang mungkin dilakukan secara reflex hingga gerak kompleks yang terbimbing hingga gerak kreativitas. Melalui proses belajar diharapkan yang bisa terbentuk adalah gerak-gerak yang kompleks menurut kaidah tertentu hingga gerak kreativitas.

Rendah Tinggi

Persepsi Kesiapan Gerakan terbimbing Gerakan terbiasa Gerakan kompleks Penyesuai an Kreativitas Kemamp uan memilah-milah dan kepekaan terhadap berbagai hal Bersiap diri secara fisik Kemampuan meniru contoh Kemampu an yang berpegang pada pola Berkemam puan luwes, gesit, lincah Kemampu an mengubah dan mengatur kembali Kemampua n menciptaka n pola baru

Tabel 2.7 Tabel Kemampuan Psikomotor menurut Bloom ( Kurniawan, 2014:13)

5) Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terapat dalam indikator, dalam bentuk pertanyaan yang operasional. Dengan demi kompetensi inti, jumlah rumusan tujuan pembelajaran dapat sama atau lebih banyak darin pada indikator. Dalam tujuan pembelajaran mengandung unsur audience (A) adalah peserta didik yang menjadi subyek tujuan pembelajaran, behavior (B) merupakan kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan audience setelah pembelajaran, condition (C) merupakan situasi pada saat tujuan tersebut diselesaikan,

(43)

dan degree (D) merupakan standar yang harus dicapai oleh audience sehingga dapat dinyatakan telah mencapai tujuan (Majid, 2014:227) 6) Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Yang harus diketahui bahwa materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus. Oleh karena itu, materi pembelajaran dalam RPP harus dikembangkan secara terinci bahkan jika perlu guru dapat mengembangkannya menjadi buku siswa (Majid, 2014: 227)

7) Pendeketan dan metode pembelajaran dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran (Majid, 2014: 228)

8) Media, alat dan sumber pembelajaran

9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Langkah-langkah kegiatan memuat pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan. (Majid, 2014: 228)

10) Penilaian

11) Lampiran-lampiran

Kesebelas komponen tersebut merupakan ruang lingkup RPP Kurikulum 2013. Secara umum komponen-komponen tersebut sama seperti RPP pada kurikulum sebelumnya. Hanya saja ada beberapa komponen yang

(44)

ada perubahan, misalnya pada bagian langkah-langkah pembelajaran dan lembar penilaian peserta didik. Berikut contoh format RPP Kurikulum 2013 :

Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Materi Pokok : Alokasi waktu : A. Kompetensi Inti

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Catatan :

KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)

E. Metode Pembelajaran (rincian dari kegiatan pembelajaran) F. Media, alat, dan sumber pembelajaran

1. Media 2. Alat/bahan

(45)

3. Sumber belajar

G. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 1. Pertemuan kesatu:

a. Pendahuluan/kegiatan awal ( . . . menit) b. Kegiatan inti ( . . . menit)

c. Penutup ( . . . menit) 2. Pertemuan kedua:

a. Pendahuluan/ kegiatan awal ( . . . menit) b. Kegiatan inti ( . . . menit)

Penutup ( . . . menit), dan seterusnya

2.1.3 Pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan Tema atau Topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam pembelajaran terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian. Misalnya dalam bidang kajian IPA tentang tema lingkungan dapat dibahas dari sudut makhluk hidup dan proses kehidupan (biologi), energy dan perubahannya (fisika) da materi dan sifatnya (kimia). Pembahasan tema juga dimungkinkan hanya dari aspek makhluk hidup dan proses kehidupan dan energi dan perubahannya, atau materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan, atau energi dan perubahannya dan materi dan sifatnya saja. Dengan demikian, melalui

(46)

pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif (Trianto 2010: 7).

Pembelajaran terpadu sangat sederhana jika diterapkan dalam Sekolah Dasar, dalam materi yang dikembangkan atau mata pelajaran yang dikembangkan memerlukan pendekatan yang terpadu sesuai acuan dasar untuk membentuk sebuah tema, pada Sekolah Dasar memungkinkannya dilakukan pendekatan tematik. Bahkan, kompetensi inti kelas 1 menyeimbangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Standar kompetensi lulusan pada ranah sikap pribadi yang beriman, berkahlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya dengan cara menerima, menjalankan, mengahargai, menghayati dan mengamalkan.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa autentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali kegiatan pembelajaran. Dengan berpartisipasi didalam eksplorasi tema/

(47)

peristiwa tersebut, siswa belajar tentang proses dan isi beberapa mata pelajaran secara bersamaan (Joni dalam Murfiah, 2017:10)

1. Hakikat Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu sebagai konsep dapat dikatan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Joni, T.R : 1996). Pengemasan pembelajaran yang dirancang untuk para siswa akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa. Pengalaman belajar yang dirancang lebih menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual, baik intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran. Maka hakikat pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut: a) Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran lainnya. b) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan dari berbagai mata

(48)

pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling siswa dan pada rentang kemampuan dan perkembangan siswa. c) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa secara simultan. d) Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda. Harapannya siswa akan belajar dengan lebih aktif dan bermakna

2. Landasan Pembelajaran Terpadu di sekolah dasar, yaitu Teori Konstruktivis, Teori Psikologi Gestalt, Teori Pekembangan Kognitif dan Filsafat Progresivisme:

a) Teori Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri (Matthews dalam Suparno, 1997). Bahwa menurut kaum kontruktivis, belajar merupakan proses aktif mengkonstruksi artinya yang berasal dari teks, dialog, pengalaman dan sebagainya (Suparno, 1997:61). Dalam teori konstruktivisme juga menyebutkan bahwa setiap orang haris menyususn pengetahuannya sendiri dan pengalamannya. Tindakan seperti ini merupkan kunci utama belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain yang sudah diabstraksikan. Dalam kelas berspektif kontruktivis, guru tah berhak lagi memasok pengetahuan kepada siswanya. Pengetahuan tumbuh dan berkembang benih-benih

(49)

yang disebut children’s ideas. Kehadiran guru diperlukan sebagai pembimbing, pencipta lingkungan belajar.

b) Teori Psikologi Gestalt menganggap bahwa segala pengindraan dan kesadaran merupakan suatu keseluruhan. Teori Gestalt juga menjelaskan bahwa pengamatan atau pengenalan pertama terhadap sesuatu diawali dari pengamatan terhadap keseluruhan atau totalitas. Setelah berhasil mengenal dan memahami sesuatu secara menyeluruh, timbullah keinginan siswa untuk mengetahui bagian-bagiannya dengan melakukan analisis dan sintesis. Daya analisis dan sintesis merupakan milik setiap siswa sebagai daya untuk memotivasi keingintahuan mereka terhadap sesuatu. Para gestalis berpandangan bahwa para siswa memiliki wawasan atau pemahaman bila mereka melihat hubungan berbagai eleman dalam situasi yang dihadapinya. Terkait dengan pandangan ini, penganut teori gestalt menganjurkan agar setiap guru mengorganisasikan mata-mata pelajarannya dengan cara memperlihatkan kepada siswa secara menyeluruh hubungan-hubungan diantara berbagai bagian.

c) Teori Perkembangan Kognitif, setiap anak mengalami perkembangan kognitif yang berbeda-beda bergantung pada umur dan lingkungannya. Lingkungan sangat memengaruhi perkembangan kognitif anak. Teori perkembangan kognitif menggambarkan bahwa belajar merupakan suatu proses

(50)

perkembangan terjadi interaksi anak-anak dengan lingkungan fisik dan sosial yang ada di sekitarnya (Maccoby dan Zellner, 1970 dalam Farris, 1993:39). Seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kgnitif yaitu : tahap sensorimotor, praoperasional, operasi konkrit dan operasi formal. Kecepatan perkembangan tiap individu melalui urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak ada individu yang melompati salah satu dari tahap tersebut. Tiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan-kemampuan intelektual baru yang memungkinkan orang memahami dunia dengan cara yang semakin kompleks. Berikut tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget:

Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan Utama Sensoromotor Lahir sampai 2 tahun Pengetahuan individu berkembang

melalui interaksi indera fisiknya dengan lingkungan. Stimulus atau informasi hanya diperoleh melalui respon alat inderanya.

Praoperasional 2 sampai 7 tahun Individu mulai berusaha mengenal beberapa keteratuaran-keteraturan dan melakukan klasifikasi atau mengelompokkan objek-objek yang dapat direspon oleh alat inderanya bedasarkan kemauannya atau mengikuti pola tertentu.

(51)

Operasi konkrit 7 sampai 11 tahun Mampu berpikir logis. Mampu konkrit memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat menghubungkan dimensi ini satu sama lain belum bisa berpikir abstrak

Opeasional formal

11 sampai usia dewasa Mengklasifikasi dengan detail/lengkap (multiple classification),generalisasi,

konservasi logis, serial ordering bedasarkan kriteria baik tampak maupun abstrak, memahami sifat-sifat konsep abstrak, aksioma dan teori. Berpikir kombinasi, seperti menghitung secara sistematik. Menginterpretasi hubungan fungsional dalam persamaan matematika. Mengindetifikasi dan menetapkan variabel.

Tabel 2.8 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif

d) Filsatat Progresivisme, menurut filsatat pendekatan ini yang tepat digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan yang perpusat pada anak. Anak memperoleh kesempatan melakukan aktivitas belajar secara alami dan mengalami secara langsung, sehingga seluruh aktivitas belajar lebih bermakna. Dalam hal ini kesempatan siswa untuk beraktivitas, berkreasi dan mengalaminya secara langsung sesuai dengan teori belajar yang

(52)

dikembangakan oleh Jhon Dewey yang lebih dikenal dengan teori Learning by Doing. Selain itu mereka diberikan kesempatan berusaha untuk mencoba dan menenmukan (problem solving) mersikpun usaha itu menuai kegagalan bagi mereka, kegagalan merupakan cambuk utnuk terus maju dan menambah self-esteem siswa. Self-esteem merupakan faktor penting untuk keberhasilan prestasi akademik anak. Sejak awal spembelajaran siswa berusaha menemukan tema atau subtema-subtema yang diminatinya untuk dibahas. Tema atau subtema yang ditemukannya biasanya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Aktivitas seperti yang dilakukan siswa dapat membangkitkan kegairahannya untuk terus menggali dan menemukan sesuatu yang berkaitan dengan tema/subtema. Siswa akan mampu mengajar dengan baik apabila secara aktif mereka mengenal dunianya. Bedasarkan filsafat ini, pembelajatan terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif secara aktif dalam memperkaya khasanah pengetahuannya mengenai dunia nyata. Sehingga siswa tidak begitu saja menerima informasi secara pasif, melainkan mereka berperan aktif dalam menafsirkan informasi yang mereka peroleh pengalaman dan mengadaptasikannya ke dalam khasanah pengenatuan yang telah mereka miliki sebelumnya.

(53)

3. Karakteristik Pembelajaran Terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu : a) Holistik suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. b) Bermakna pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atass, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antara konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul didalam kehidupannya. c) Otentik, pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. d) Aktif, pembelajaran terpadu menenkankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. (Depdikbud 1996:3)

4. Keunggulan Pembelajaran Terpadu adalah esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan secara murni. Selain itu, guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya (Fogarty, 1991: 5). Hal tersebut menunjukan gambaran yang menunjukan ada

(54)

nya beberapa sisi positif menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu. Berikut keunggulan yang didapatkan:

a) Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.

b) Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.

c) Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.

d) Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa. e) Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dnegan

mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

5. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu

a) Model fragmented (terpisah) merupakan suatu model belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain. Seperti sebuah periskop, memandang satu arah, focus pada setiap mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan makna atau isi dan keterkai tan antara satu pelajaran dan pelajaran lain (Forgaty, 1991:4)

b) Connected ini didasari oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran

(55)

tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti kosakata, struktur membaca, dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan bernahasa dan bersastra. Hanya saja, kemampuan pembentukan pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis, oleh karenanya guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.

c) Nested Ini merupakan pemaduan antara berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.

d) Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel, isi cerita dalam roman sejarah misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristi kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembalajarannya pada alokasi jam yang sama.

e) Shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.

(56)

f) Webbed adalah model yang bisa dikatakan paling populer. Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.

g) Threaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya; melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel dan sebagainya.

h) Intergrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu

i) Immersed ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakainya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

j) Networked yaitu model networked ini merupakan pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus

(57)

karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.

2.1.4 Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented

1. Pengertian dan karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented yaitu, Kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu tipe fragmented, setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dan adanya keterpaduan konsep dari satu mata pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan logis. Model fragmented (terpisah) merupakan suatu model belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengkaitkan dengan mata pelajaran lain. Seperti halnya sebuah periskop, memandang satu arah, fokus pada setiap mata pelajaran. hal ini di pelajari siswa tanpa menghubungkan makna atau isi dan karakteristik antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya (Forgaty, 1991:4)

2. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented yaitu ada 4 tahapan yang meliputi tahap yaitu:

a) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini yang harus dilakukan yaitu menentukan kompetensi dasar dan kemudian menentukan indikator untuk menentukan tujuan pembelajaran.

b) Langkah-langkah yang ditempuh guru

Selanjutnya dalam tahap langkah-langkah yang ditempuh guru yaitu menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik (materi), menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta

Gambar

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientific
Tabel 2.4 Kompetensi Dasar PPKn kelas 1
Tabel 2.5 Tabel Kemampuan Afektif menurut Bloom (Kurniawan, 2014: 11)  b)  Hasil Belajar Kognitif
Tabel 2.6 Tabel kemampuan Kognitif Menurut Bloom (Kurniawan, 2014:10)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yakni perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik Integratif

Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Benca Alam untuk siswa kelas I Sekolah

Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013, peneliti menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berpikir tingkat

Dengan demikian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 sudah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.. Kata kunci : Kurikulum

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PEKERJAAN ORANG

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN MENGACU KURIKULUM SD