• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Gambaran Umum Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bab 3 Gambaran Umum Wilayah"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Sesuai dengan potensi, masalah, dan prospek pengembangan Kabupaten Bangkalan dalam konteks regional dan nasional, maka diperlukan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang dalam jangka waktu 20 tahun. Adapun strategi ini meliputi: struktur dan pemanfaatan ruang wilayah, strategi penataan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan kawasan tertentu, strategi penataan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan, strategi penataan sistem prasarana wilayah, strategi penataan kawasan yang diprioritaskan, strategi penataan kawasan pesisir dan kepulauan, dan strategi penataan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.

3.1. Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan

Secara umum kabupaten Bangkalan dapat di jelaskan dengan asumsi sebagai berikut : kondisi fisik, kependudukan, administrasi, keuangan, perekonomian daerah, dan kebijakan penataan ruang pemerintah daerah serta tanggung jawab pemerintah daerah.

3.1.1. Letak Geografis

(2)

Sebelah Utara berbatasan dengan : Laut Jawa;

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Sampang; Sebelah Barat berbatasan dengan : Selat Madura;

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Selat Madura

3.1.2. Kondisi Fisik

Kemampuan tanah di Kabupaten Bangkalan dilihat dari kemiringannya sebagian besar memiliki kemiringan 2-15° yaitu sekitar 50,45% atau 63.002 Ha. Dan kemiringan 0-2° sekitar 45,43% atau 56.738 Ha. Sedangkan tekstur tanah sebagian besar bertekstur sedang yaitu seluas 116.267 Ha atau sekitar 93,10% dan untuk kedalaman spektip tanah di Kabupaten Bangkalan memiliki kedalaman >90 cm yaitu seluas 64.130/64.131 Ha atau 51,35%.

Dilihat dari topografi, Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2-100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2-10 m di atas permukaan air laut. Sedangkan wilayah yang terletak pada bagian tengah mempunyai ketinggian antara 19-100 m di atas permukaan air laut. Lokasi tertinggi terletak di Kecamatan Geger dengan ketinggian 100 m diatas permukaan laut. Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di Kabupaten Bangkalan terdapat sejumlah mata air, waduk, dan sungai. Pola aliran permukaan dapat dilihat dari pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sungai-sungai utama dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangkalan bermuara di selat Madura dan Laut Jawa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangkalan.

(3)

lokasi sumber air di Kabupaten Bangkalan yang mempunyai debit yang relatif besar. Dari ke-60 sumber air tersebut, sumber air Pocong mempunyai debit terbesar yaitu 200 liter/detik, sehingga oleh Pemerintah Daerah dipergunakan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan penduduk di bawah pengelolaan PDAM.

3.1.3. Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Bangkalan adalah 1.260,14 km², yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 18 kecamatan, 8 kelurahan dan 273 desa.

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten Bangkalan Nama

Kecamatan

Jumlah Kelurahan/ Desa

Luas Wilayah Administrasi Terbangun

Ha Total (%) Ha Total (%)

Kamal 10 4.140 3,285 2.484 3%

Labang 13 3.523 2,796 2.114 3%

Kwanyar 16 4.781 3,794 2.869 4%

Modung 17 7.879 6,252 4.727 6%

Blega 19 9.282 7,366 5.569 7%

Konang 13 8.109 6,435 4.865 6%

Galis 21 12.056 9,567 7.234 10%

Tanah Merah 23 6.856 5,441 4.114 5%

Tragah 18 3.958 3,141 2.375 3%

Socah 11 5.382 4,271 3.229 4%

Bangkalan 13 3.502 2,779 2.101 3%

Burneh 12 6.610 5,254 3.966 5%

Arosbaya 18 4.2.46 3,369 2.548 3%

Geger 13 12.331 9,785 7.399 10%

Kokop 13 12.575 9,979 7.545 10%

Tanjung Bumi 14 6.749 5,356 4.049 5%

Sepuluh 15 7.325 5,813 4.395 6%

Klampis 22 6.710 5,325 4.026 5%

Jumlah 281 126.014 100 75.609 100%

Sumber data BPS : Kabupaten Bangkalan dalam angka 2015

3.2. Demografi

3.2.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bangkalan mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan sebanyak 1.308.414 jiwa.

(4)
(5)

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk

Tahun Tahun Tahun Tahun

2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012

Kamal 45.942 56.743 64.422 12.401 16.167 19.144 0,184 0,184 0,184 1.110 1.371 1.623

Labang 33.322 46.908 18.087 7.503 11.951 8.805 -0,263 -0,263 -0,263 946 1.331 981

Kwanyar 41.751 62.512 43.208 9.977 15.334 15.599 0,017 0,017 0,017 873 1.308 1.330

Modung 43.928 64.816 63.805 10.748 15.641 18.850 0,205 0,205 0,205 558 823 991

Blega 52.058 78.545 34.867 11.661 18.163 14.864 -0,182 -0,182 -0,182 561 846 693

Konang 45.023 59.049 46.719 10.201 13.589 13.843 0,019 0,019 0,019 555 728 742

Galis 72.705 106.968 62.604 17.066 23.927 22.203 -0,072 -0,072 -0,072 603 887 823

Tanah Merah 56.798 100.504 49.966 12.494 23.172 21.734 -0,062 -0,062 -0,062 828 1.466 1.375

Tragah 26.599 41.859 45.323 5.462 10.065 13.138 0,305 0,305 0,305 672 1.058 1.381

Socah 52.953 75.131 90.671 12.649 18.962 24.813 0,309 0,309 0,309 984 1.396 1.827

Bangkalan 76.499 94.211 42.300 17.737 25.851 19.223 -0,256 -0,256 -0,256 2.184 2.690 2.000

Burneh 55.840 81.865 50.759 12.596 19.573 18.661 -0,047 -0,047 -0,047 845 1.239 1.181

Arosbaya 40.203 59.296 20.880 9.207 15.525 11.189 -0,279 -0,279 -0,279 947 1.397 1.006

Geger 62.755 100.182 57.318 14.965 25.835 24.690 -0,044 -0,044 -0,044 509 812 776

Kokop 64.531 79.818 81.811 15.723 18.425 20.746 0,126 0,126 0,126 513 635 715

Tanjung Bumi 48.668 66.320 31.829 12.153 19.480 15.754 -0,191 -0,191 -0,191 721 983 795

Sepulu 38.826 59.272 34.089 9.658 14.950 14.008 -0,063 -0,063 -0,063 530 809 758

Klampis 48.360 74.415 28.692 11.654 19.779 15.235 -0,230 -0,230 -0,230 721 1.109 854

(6)

3.3. Penggunaan Lahan

Secara umum penggunaan lahan di kabupaten Bangkalan terbagi menjadi dua, yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya sehingga setiap wilayah memiliki pengelompokan dari setiap kawasan tersebut untuk dijadikan sebagai berikut ini :

3.3.1. Kawasan Lindung

Wilayah yang ditetapkan fungsi utamanya sebagai kawasan melindungi dan melestarikan lingkup hidup dan keanekaragaman hayati seperti sumber daya alam dan sumber daya buatan.

3.3.1.1. Kawasan Sempadan Mata Air

Kebijakan melindungi kawasan sumber mata air sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan juga pencegahan agar tidak terjadi kerusakan sumber mata air tersebut.

3.3.1.2. Kawasan Sempadan Waduk/Embung

Kebijakan melindungi fungsi waduk sebagai kegiatan budidaya untuk keberlajutan aktivitas sehari-hari manusia dan juga dilakukan pencegahan agar tidak terjadi kerusakan waduk tersebut yang berdampak pada wilayah lingkup sekitarnya.

3.3.1.3. Kawasan Sempadan Sungai

Kebijakan pemerintah dalam melindungi fuunsi sungai secara fisik untuk keberlajutan lingkungan serta mengawasi kondisi fisik dan dasar sungai serta aliranya.

3.3.1.4. Kawasan Sempadan Pantai

Kebijakan pemerintah dalam melindungi funsi pantai sebagai keindahan alam serta pelestarian biota disekitar pantai agar terciptanya kawasan pantai yang masih alami

3.3.1.5. Kawasan Pelestarian Cagar Budaya

Kawasan yang digunakan sebagai pengembangan rekreaki, edukasi, dan pariwisata serta adanya peran dari pemerintah dalam peningkatan kualitas kawasan cagar budaya.

3.3.1.6. Kawasan Rawan Bencana

Kawasan yang dikhususkan untuk tidak digunakan dalam pengembangan karena kawasan tersebut memiliki potensi terhadap lingkungan serta memberikan jarak zonasi aman agar tidak ada bangunan yang dibangun pada kawasan rawan bencana.

(7)

Kawasan sebagai bagian dari penyerapan air/hidrologis dengan strategi yang diterapkan oleh pemerintah dalam untuk mengembalikan fungsi kawasan yang telah rusak dan reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang telah disesuaikan pada fungsi lindung tersebut.

3.3.2. Kawasan Budidaya

Wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

3.3.2.1. Kawasan Budidaya

Kawasan pengembangan dalam suatu wilayah yang mencakup hutan produksi biasa dengan memanfaatkan pengendalihan usaha dan kawasan hutan rakyat yang digunakan pengembangan pola tanaman hutan industry.

3.3.2.2. Kawasan Pertanian

Mempertahankan fungsi kawasan pertanian khususnya sawah irigasi dan pengembangan waduk sebagai cadanga air ketika musim kemarau, kawasan perkebunan dan pertanian lahan kering, kawasan peternakan.

3.3.2.3. Kawasan Pertambangan

Mengembangkan kawasan yang mempunyai potensi bahan galian strategis/vital untuk kegiatan-kegiatan penelitian umum, eksploitasi yang termasuk dalam wilayah kuasa pertambangan, dengan strategi pemantauan kegiatan pertambangan yang tidak merusak fungsi lindung dan pengendalihan fungsi lindung sebagi kawasan pengendalihan pertambangan.

3.3.2.4. Kawasan Industri

Pengelolaan kawasan industri yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya, dengan strategi; pengembangan kawasan perindustrian di wilayah perkotaan dan pedesaan dalam bentuk : industri besar, menengah dan kecil.

3.3.2.5. Kawasan Pariwisata

Mengembangkan kawasan prioritas yang memiliki objek wisata terutama untuk wisatawan lokal dan mancanegara yang pengembangannya diharapkan akan berdampak positif bagi kawasan-kawasan lainnya, dengan kebijakan pengembangan sarana dan prasarana kawasan wisata untuk menunjang para wisatawan datang.

(8)

Kawasan yang digunakan sebagai pemusatan penduduk yang ditunjang oleh beberpa sarana dan prasarana yang memadahi sesuai dengan hierarki dan fungsinya yang meliputi permukiman pedesaan dan permukiman perkotaan.

3.4. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan di kabupaten Bangkalan dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu :primer, sekunder dan tersier sehingga perbandingan menjadi tiga tahun terakhir sebagai berikut :

3.3 Tabel Ketenagakerjaan Kabupaten Bangkalan

No. Ketenagakerjaan 2012 2013 2014

1. Primer (pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan)

289.974 305.344 270.607

2. Sekunder (pertambangan, penggalihan, industry pengolahan, listrik, gas, air minum dan konstruksi)

41.725 40.148 44.519

3. Tersier (perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi)

112.646 97.171 131.391

Sumber data : Kabupaten Bangkalan dalam angka 2015

3.5. Kebijakan Dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Kabupaten Bangkalan

Kebijakan dan Strategi struktur ruang wilayah terdiri atas: pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan, sistem pusat permukiman perkotaan, dan arahan sistem prasarana wilayah.

3.5.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Permukiman 3.5.1.1 Kebijakan Pengembangan Sistem Permukiman

A. Mengendalikan perkembangan kawasan metropolitan pada Wilayah Kabupaten Bangkalan yang berada dalam lingkup wilayah Surabaya Metropolitan Area yaitu ada wilayah Kecamatan Labang, Tragah, Kamal, Socah, Bangkalan dan Burneh yang merupakan kawasan utama pengembangan perkotaan pasca pembangunan Jembatan Suramadu

B. Mengarahkan struktur permukiman pusat Perkotaan secara berhirarki dan mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung memusat kearah kawasan metropolitan di Kabupaten Bangkalan

C. menata pusat permukiman perkotaan SSWP direncanakan berperan sebagai pusat-pusat mandiri.

(9)

E. membentuk Ruang Terbuka Hijau kawasan perkotaan minimal seluas 30 % dari luas wilayah kawasan permukiman perkotaan

3.2.1.2 Strategi Pengembangan Sistem Permukiman

A.Penentuan hirarki perkotaan yang dibagi dalam hirarki sebagai berikut: a. Pusat Kegiatan Lokal ( PKL )

Yaitu merupakan wilayah yang menjadi pusat regional skala kabupaten dan menjadi kutub pertumbuhan utama pada seluruh wilayah Kabupaten Bangkalan. Wilayah yang terkategori sebagai Kawasan Perkotaan Metropolitan Bangkalan ini adalah : kawasan perkotaan Bangkalan sebagai ibukota Kabupaten Bangkalan, kota ini berperan sebagai pusat regional, dengan wilayah pelayanan seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan, Kawasan perkotaan di Kaki Jembatan Suramadu yang meliputi kawasan perkotaan di Kecamatan Labang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh variabel kebijakan pembangunan yang menetapkan kawasan perkotaan ini akan menjadi wilayah pusat kegiatan skala regional untuk kegiatan industri dan perdagangan jasa skala regional , Selain itu termasuk juga kawasan perkotaan Kecamatan Klampis

sebagai kawasan yang akan berkembang menjadi pelabuhan peti kemas internasional. Kawasan ini akan memiliki pusat kegiatan transportasi laut skala regional, selain itu kawasan perkotaan yang terdapat pada wilayah Kecamatan Tanjung Bumi, Kecamatan Blega dan Kecamatan Tanah merah, kawasan perkotaan ini memiliki wilayah pelayanan lebih dari satu kecamatan dan berperan menjadi pusat kegiatan dan pelayanan hingga di luar wilayah Kecamatanya sendiri. Kawasan perkotaan ini direncanakan dapat berperan sebagai pusat-pusat pelayanan dengan skala pelayanan lebih dari satu kecamatan, serta kawasan Perkotaan Socah dan Desa Dakiring yang akan diperuntukan sebagai kawasan industri.

b. Pusat Perkotaan Kecamatan ( PPK )

(10)

c. Pusat Perkotaan Lokal ( PPL )

Yaitu desa – desa yang menjadi area hinterland dari PPK. Desa – desa ini berada dalam pengaruh perkembangan wilayah kota di masing-masing Ibukota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Bangkalan. Kelurahan/desa memiliki keuntungan lokasional jalan lokal primer didalamnya atau keberadaan guna lahan kawasan dengan skala pelayanan tingkat kecamatan. Selain itu juga termasuk desa – desa berada di luar pengaruh secara langsung perkembangan wilayah kota di Ibukota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Bangkalan dan memiliki akses berupa jalan lokal sekunder atau jalan desa.

B.Pembagian Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) dalam penyusunan

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangkalan yang sebelumnya terdiri dari 5 SSWP dirubah menjadi 6 SSWP, yaitu :

a. SSWP I yang meliputi Kecamatan Bangkalan, Socah dan Burneh, dengan IKK Bangkalan sebagai pusatnya.

1) Fungsi Kegiatan :

a) Perdagangan skala regional dan lokal b) Pertanian

c) Perkebunan d) Peternakan

e) Industri dan pergudangan f) Jasa transportasi angkutan darat

g) Jasa pemerintahan umum skala regional

b.SSWP II yang meliputi Kecamatan Kamal, Labang, Tragah dan Kwanyar Dengan IKK Labang (Kawasan Kaki Jembatan Suramadu) sebagai pusat pertumbuhan.

2) Fungsi Kegiatan :

h) Industri dan pergudangan skala regional i) Perdagangan skala regional dan lokal j) Pertanian

k) Peternakan

(11)

c. SSWP III yang meliputi Kecamatan Arosbaya, Geger, Klampis dan Sepulu. Dengan IKK Klampis ( Kawasan Pelabuhan Peti kemas ) sebagai pusat pertumbuhan.

3) Fungsi Kegiatan :

m) Jasa Transportasi angkutan laut n) Industri dan pergudangan skala regional o) Pariwisata

p) Pertanian q) Perikanan

d. SSWP IV yang meliputi Kecamatan Blega, Modung dan Konang. Dengan IKK Blega sebagai pusat pertumbuhan.

4) Fungsi Kegiatan : r) Pertanian

s) Peternakan t) Perkebunan u) Industri kecil

v) Perdagangan skala lokal

e. SSWP V yang meliputi Kecamatan Tanjungbumi dan kokop. Dengan IKK Tanjungbumi sebagai pusat pertumbuhan.

5) Fungsi Kegiatan : w) Pertanian x) Perikanan y) Peternakan z) Angkutan laut

aa) Industri kecil dan kerajinan rakyat bb) Pariwisata

f. SSWP VI yang meliputi Kecamatan Tanah Merah dan Galis. Dengan IKK Tanah Merah sebagai pusat pertumbuhan

(12)

menata kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan peran masing – masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan, jasa, pemerintahan , pendidikan, kesehatan, serta transportasi, pergudangan dan sebagainya

C. Untuk menunjang fungsinya sebagai pusat pelayanan umum maka pada tiap-tiap pusat SSWP sebagaimana tersebut diatas harus tersedia pusat pelayanan kesehatan hingga tingkat rumah sakit (klas C), pusat pendidikan hingga tingkat kejuruan, terdapat fasilitas taman rekreasi dan hiburan, pusat pusat perkantoran dan pelayanan Bank. pusat pelayanan moda transportasi darat dan transportasi laut pada kawasan pesisir.

D. Sedangkan IKK yang tidak memiliki fungsi sebagai pusat pertumbuhan (SSWP), maka IKK tersebut tetap merupakan wilayah inti bagi desa-desa sekitarnya pada tingkat kecamatan. Wilayah perkotaan kecamatan ini juga harus memberikan pelayanan minimal sampai tingkat wilayah administrasi kecamatan itu sendiri. Seperti halnya wilayah yang berfungsi sebagi pusat SSWP, maka IKK yang termasuk dapat golongan ini juga harus memberikan pelayanan sosial-ekonomi bagi wilayah sekitarnya seperti halnya pada pusat SSWP dengan lingkup pelayanan lokal tingkat kecamatan. mendorong pertumbuhan wilayah dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah permukiman serta melengkapi pusat permukiman dengan pelayanan jasa pemerintahan , pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

E. Disamping itu sebaiknya setiap kecamatan menyediakan tanah dan ruang yang diperuntukan bagi :

1) Pengembangan kawasan industri dalam skala besar maupun kecil yang mengolah komoditi unggulan

2) Kawasan peternakan skala besar bagi pengembangan pertanian, perkebunan dan perikanan

3) Pembukaan jalan baru (yang bertujuan meningkatkan akses) 4) Pengembangan transportasi laut beserta sarana dan prasarananya 5) Bagi pengembangan dan pemberdayaan serta pengelolaan sumber air

bagi irigasi dan air minum

(13)

30% wilayahnya sebagai Ruang Terbuka Hijau atau yang terdiri dari Ruang Terbuka Hijau Publik sebesar 20% dan Ruang Terbuka Hijau Privat sebesar 10%.

3.5.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah 3.5.2.1 Kebijakan Pengembangan Sistem Jaringan Sarana dan Prasarana Wilayah

a. Menata sistem sarana dan prasarana wilayah secara berhirarki dan merata b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang mendorong interaksi

kegiatan antar satuan wilayah pengembangan, mendorong pemerataan pembangunan, dan memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi

3.5.2.2 Strategi Penataan Sistem Transportasi a. Transportasi Darat

a. Jalan Lintas Selatan Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan yang menghubungkan antara Kota Bangkalan Kecamatan Kamal Kecamatan Labang -Kecamatan Kwanyar - -Kecamatan Modung - Kabupaten Sampang.

b. Jalan Lintas utara Kabupaten Bangkalan yaitu Jaringan jalan yang menghubungkan antara Kota Bangkalan - Kecamatan Arosbaya - Kecamatan Klampis - Kecamatan Sepulu - Kecamatan Tanjungbumi - Kabupaten Sampang c. Jaringan jalan Modung – Blega – Konang – Kokop – Tanjung bumi

yang menghubungkan wilayah pesisir selatan kabupaten Bangkalan dengan wilayah pesisir utara

d. Pengembangan Jaringan jalan Bangkalan – Burneh atau Bangkalan – Socah – Morkepek – Burneh.

e. Pengembangan jalan lokal primer yang merupakan tindak lanjut dari pengembangan jalan sirip dari jalan akses suramadu di Kabupaten Bangkalan dan selain itu pengembangan jalan lokal primer yang menjadi akses penghubung antar kecamatan di Kabupaten Bangkalan

b. Transportasi laut

a. Pengembangan Pelabuhan Internasional Peti Kemas di Kecamatan Klampis b. Pelabuhan Telaga Biru di Kecamatan Tanjungbumi yang dikembangkan menjadi

pelabuhan regional

(14)

3.5.2.3 Strategi Pengembangan Telematika

a. Wilayah yang memiliki potensi tumbuhnya kegiatan ekonomi baru.

b. Mengembangkan fasilitas telekomunikasi perdesaan sebagai tanggung jawab pemerintah dalam memberikan pelayanan telekomunikasi kepada seluruh lapisan masyarakat.

c. Mengembangkan teknologi modern (mengembangkan sambungan tanpa kabel) untuk meningkatkan luas daerah pelayanan, khususnya wilayah yang secara geografis memilki lokasi yang sulit.

3.5.2.4 Strategi Pengembangan Sumber Daya Air

a. Pembangunan dan meningkatkan volume waduk dan tandon untuk menyediakan air baku, dengan tujuan penyehatan lingkungan akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih tinggi;

b. Pemanfaatan sumber air baku alternatif; c. Pembangunan prasarana pengendali banjir; d. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi;

e. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya melestarikan kawasan konservasi untuk menjaga ketersediaan air tanah yang berpengaruh terhadap volume prasarana penampungan air.

3.5.2.5 Strategi pengembangan Prasarana Energi

a. Meningkatkan upaya eksplorasi sebagai kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh cadangan migas;

b. Peningkatan pengelolaan lingkungan akibat penambangan termasuk pencegahan, penanggulangan pencemaran atas terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

3.5.2.6 Strategi Pengembangan Prasarana Lingkungan

a. Pembangunan tempat pembuangan akhir terpadu antar wilayah yang dikelola bersama, secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan maka diperlukan tempat yang jauh dari permukiman.

b. Meningkatkan teknologi pengomposan sampah organik, teknologi daur ulang sampah nonorganik, teknologi pembakar pembakaran sampah dengan incenerator serta teknologi sanitary landfill.

c. Pengelolaan lingkungan buatan ditekankan pada pengendalian pencemaran baik di daerah perkotaan maupun perdesaan terutama yang berkaitan dengan perlindungan mutu air tanah, laut dan udara serta pengeloaan limbah B3 secara terpadu

(15)

3.5.3.1 Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Lindung

Kawasan lindung mempunyai fungsi utama untuk perlindungan sumber daya untuk kawasan setempat dan atau kawasan pengaruhnya. Pemantapan kelestarian kawasan lindung dapat dilakukan melalui pemanfaatan fungsi tanah baik pada kawasan lindung mutlak maupun kawasan lindung bawahannya.

Strategi pemantapan kawasan lindung pada dasarnya harus dikaitkan dengan konteks keseimbangan ekosistem dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini berarti bahwa pemantapan kawasan lindung harus memperhatikan faktor-faktor lainnya, yaitu :

a. Keseimbangan hidrologis b. Keseimbangan flora dan fauna c. Keseimbangan cagar budaya

d. Perlindungan terhadap dampak lingkungan lainnya.

Sedangkan strategi yang ditempuh dalam penataan kelestarian kawasan lindung di Kabupaten Bangkalan adalah :

a.Penegasan batas nyata kawasan lindung dengan kawasan budidaya. b.Mengembalikan fungsi lindung bagi kawasan yang telah rusak. c.Pengelolaan kawasan lindung secara terpadu.

d.Pengendalian konservasi tanah dan air pada kawasan lindung.

Tabel 3.4

Strategi Pemantapan Kawasan Lindung

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN KAWASANTUJUAN DAN ARAH STRATEGI PEMANTAPANKAWASAN LINDUNG

1. Kawasan Lindung kegiatan budidaya disektar mata air yang dapat merusak kualitas mata air b. Penetapan minimum

berjari-jari 200 meter dari sumber mata air tersebut

a. Pencegahan

(16)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN KAWASANTUJUAN DAN ARAH STRATEGI PEMANTAPANKAWASAN LINDUNG kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dasar sungai serta mengamankan aliran sungai

melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian fungsi pantai.

fungsi waduk (terutama sabagai sumber air)

b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar waduk

c. Pengamanan daerah aliran sungai

a. Pencegahan

dilakukannya kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air kondisi fisik b. Pencegahan adanya

kawasan terbangun di sepanjang garis pantai. Sedangkan pada kawasan pantai yang sudah dikembangkan sebagai kawasan budidaya misalnya sebagai kawasan wisata maupun pertanian sepanjang tidak menimbulkan masalah lingkungan tetap boleh dikembangkan akan tetapi pemanfaatannya tidak lagi secara ekstensif (memperluas wilayah). c. Pada kawasan yang

(17)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN KAWASANTUJUAN DAN ARAH STRATEGI PEMANTAPANKAWASAN LINDUNG

5. Se

mpadan Hutan Bakau

Kawasan perlindungan mangrove adalah kawasan tempat tumbuhnya tanaman mangrove di wilayah pesisir/laut yang berfungsi untuk melindungi habitat, ekosistem, dan aneka biota laut, melindungi pantai dari sedimentasi, abrasi dan proses akresi (pertambahan pantai) dan mencegah terjadinya pencemaran pantai

dilarang ada peralihan fungsi, dan harus mempertahankan dan mengembangankan fungsi lindung yang ada misalnya dengan pembentukan hutan mangrove.

d. Pengembalian fungsi lindung pantai yang telah mengalami kerusakan.

a. Kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan dengan karakteristik setempat dan tetap mendukung fungsi lindungnya;

b. Untuk tetap

menjaga fungsi lindungnya maka perlu adanya

rekayasa teknis dalam pengembangan kawasan pantai berhutan bakau; c. Pengembangan

kawasan pantai berhutan bakau harus disertai dengan pengendalian pemanfaatan ruang;

2. Kawasan Pelestarian Alam

dan Cagar Budaya Pengembangan pendidikan,rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

a. Pengelolaan taman suaka nasional dengan mengembangkan zona-zona pemanfaatan ruang untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

pariwisata, rekreasi dan pendidikan

b. Pengelolaan taman wisata alam yang memadukan kepentingan pelestarian dan

pariwisata/rekreasi alam c. Melindungi

(18)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN KAWASANTUJUAN DAN ARAH STRATEGI PEMANTAPANKAWASAN LINDUNG

d. Membuat

peraturan pembangunan tidak boleh melebihi tinggi dari bangunan yang bernilai tinggi/situs purbakala

Perlindungan pada kawasan rawan bencana alam untuk mengeliminasi dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa bencana alam. kabupaten Bangkalan ;

b. Penyediaan

sistem peringatan dini

(early warning system);

c. Pelatihan

(19)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN KAWASANTUJUAN DAN ARAH STRATEGI PEMANTAPANKAWASAN LINDUNG

Sumber data : Hasil rencana

3.5.3.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Kawasan Budidaya

Penataan kawasan budidaya dimaksudkan agar kegiatan yang dikembangkan dapat memberikan kesejahteraan masyarakat secara merata di Kabupaten Bangkalan. Pengembangan kawasan budidaya menyangkut aspek-aspek :

(20)

b. Pengendalian dan pengaturan pemanfaatan ruang pada kewasan budidaya untuk menghindari konflik kepentingan antar sektor kegiatan.

Dengan demikian strategi penataan kawasan budidaya pada dasarnya memanfaatkan setiap kegiatan pembangunan yang berimplikasi terhadap ruang secara optimal sesuai dengan daya dukung lahannya, sebagai upaya untuk mendukung peningkatan laju pertumbuhan pembangunan daerah. Pemanfaatan kawasan budidaya yang lokasinnya berdekatan dengan kawasan lindung perlu pengawasan yang ketat agar tidak saling mengganggu keseimbangan ekosistem masing-masing. Disamping itu diperlukan juga pengembangan dan pembangunan jaringan infrastruktur yang diharapkan dapat menunjang pemanfaatan kawasan budidaya agar dapat memberikan hasil optimal, khususnya untuk kepentingan masyarakat.

Strategi yang ditempuh dalam penataan kawasan budidaya di Kabupaten Bangkalan adalah:

a.Menciptakan kesempatan ekonomi di kawasan budidaya. b. Menata ruang sesuai dengan daya dukung lingkungan.

c.Penataan ruang untuk kegiatan industri yang terpisah dari kawasan perumahan. d. Penataan ruang untuk perdagangan.

e.Penataan ruang untuk perumahan. f. Penataan ruang untuk pertanian. g. Pengembangan obyek wisata

Tabel 3.5

Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN RUANG (1) Kawasan Hutan

a.

Kawasan hutan produksi biasa

Memanfaatkan hasil hutan, yang eksploitasinya dilakukan baik dengan cara tebang pilih

1. Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan hutan serta perladangan ilegal

(21)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN

Memanfaatkan potensi hutan pada kawasan yang pemanfaatannya dapat dialihkan untuk kegiatan lain

kawasan hutan produksi konservasi untuk kegiatan pertanian (Perkebunan dan tanaman pangan) sesuai dengan potensinya

1. Pengembangan pola hutan tanaman industri (HTI)

2. Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas tebangan

perkebunan dan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering

b. Kawasan peternakan

Mengembangkan areal produksi perkebunan terutama untuk komoditas utama dengan memanfaatkan

potensi/kesesuaian lahan, serta mengembangkan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering.

Mengembangkan produksi usaha ternak terutama untuk

1. Peremajaan dan perluasan areal tanaman perkebunan

2. Pengembangan wilayah-wilayah tanaman perkebunan sesuai dengan potensi/kesesuaian lahannya untuk pertanian pangan lahankering

5. Bila tidak cukup air, lahan basah dapat

dimanfaatkan untuk lahan kering

1. Pengembangan ternak unggulan (ternak besar-ternak kecil) sesuai dengan unggulan dan potensi yang ada

(22)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN

Mengembangkan kawasan yang mempunyai potensi bahan galian strategis/vital untuk kegiatan-kegiatan penyelidikan umum, dan eksploitasi yang termasuk dalam wilayah kuasa pertambangan

1. Pemantauan dan

pengendalian kegiatan pengusahaan pertambangan agar tidak mengganggu fungsi lndung

2. Pengendalian fungsi lindung pada kawasan bekas pertambangan.

(4)

(4) Kawasan Perindustrian

Pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya

Pengembangan kawasan perindustrian di wilayah perkotaan dan perdesaan dalam bentuk peruntukan industri besar, menengah, dan sentra industri kecil

(5) KawasanPariwisata Mengembangkan kawasan prioritas yang memiliki obyek wisata terutama untuk wisatawan mancanegara yang pengembangan diharapkan akan berdampak positif bagi kawasan-kawasan lainnya

1. Penataan ruang kawasan pariwisata

2. Pengembangan

obyek dan fasilitas pariwisata

(23)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN

Mengembangkan kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk yang ditunjang oleh penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadahi sesuai dengan hirarki dan fungsinya.

Mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang tersebar sesuai dengan potensi pertanian

Penataan ruang kota Kabupaten Bangkalan yang terdiri perkotaan Bangkalan, perkotaan Labang dan Tragah(Kawasan kaki jembatan Suramadu), perkotaan Socah, perkotaan Burneh, dan area pengembangan perkotaan di Kecamatan permukiman desa, penyediaan fasilitas dan utilitas desa. (7) Kawasan Perdagangan

dan Jasa

1. Memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar masyarakat yang membutuhkan (sisi permintaan) dan masyarakat yang menjual jasa (sisi penawaran); 2. Menyerap tenaga kerja di

perkotaan dan memberikan kontribusi yang dominan terhadap PDRB

1. Pengembangan kawasan perdagangan dan kegiatan komersil lain yang berpengaruh bagi pertumbuhan skala wilayah dan atau berpengaruh pada tata ruang dalam lingkup

wilayah perlu

memperhatikan kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Bangkalan 2. Pengembangan kawasan

perdagangan dilakukan secara bersinergi dengan perdagangan informal sebagai aktivitas perdagangan yang saling melengkapi

(8) Kawasan Ruang Tata Hijau

(RTH)

Mempertahankan keberadaan

RTH di wilayah Kabupaten Peningkatan luasan RTHsebesar 30% dari wilayah perkotaan

(9) Kawasan Pesisir & Pulau- Pulau kecil

Pengembangan kota-kota pesisir

Di Kabupaten Bangkalan

(24)

NO. JENIS KAWASAN KEBIJAKAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN RUANG

2. Pengembangan pelayanan penunjang kegiatan perdagangan internasioanl berskala kecil hingga besar 3. Meningkatkan prasarana

dan sarana penunjang kegiatan social ekonomi masyarakat

4. Meningkatkan kegiatan ekonomi dengan sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya lokal (sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya buatan);

5. Mempertahankan dan menjaga kelestariannya ekosistem dengan membatasi pembukaan areal tambak baru yang mengakibatkan

terganggunya ekosistem di kawasan pesisir dan pulau – pulau kecil.

Sumber : Hasil rencana

3.5.4.1 Kebijakan Dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis

Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut :

a. Pelestarian dan peningkatan fungsi sesuai dengan daya dukung lingkungan sehingga terwujud pemanfaatan ruang yang berkelanjutan mendukung kehidupan di wilayah Kabupaten Bangkalan

b. Peningkatan dan pemantapan kawasan agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan mendorong peran wilayah Kabupaten Bangkalan dalam perkembangan wilayah propinsi dan nasional;

(25)

3.5.4.1 Kawasan Strategis Militer

Kawasan strategis Militer ini di Kabupaten Bangkalan hanya berupa kawasan Gudang Amunisi & Laboratorium Senjata.

Kebijakan : pengamanan dan melindungi tempat serta ruang disekitar kawasan militer arsenal Batuporon di Kecamatan Kamal dan Laboratorium senjata militer di Kecamatan Labang.

Strategi :

a. Penataan kawasan khusus militer berdasarkan karakteristik kawasan diarahkan agar lokasinya jauh dari kegiatan umum perkotaan dan masyarakat umum;

b. Penetapan jarak bebas aman kawasan khusus militer dengan guna lahan lainnya, terutama permukiman.

3.5.4.2 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Ketahanan Ekonomi

Kawasan strategis dari sudut kepentingan ketahanan ekonomi di Kabupaten Bangkalan meliputi : kawasan strategis dan kawasan tertinggal.

kebijakan : peningkatan dan pemantapan kawasan agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan mendorong peran wilayah dalam perkembangan wilayah Propinsi dan Nasional

a. Kawasan Strategis Ekonomi

Strategi :

a. Pengembangan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS)

b. Pengembangan Rencana Pelabuhan Petikemas Internasional di Tanjung Bulupandan

c. Pengembangan kawasan akses Koridor Jalan poros Surabaya-Madura

d. Pengembangan Kawasan Jalan sirip Surabaya-Madura.

b. Kawasan Andalan

Strategi :

a. Mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan sekitarnya

(26)

3.5.4.3 Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Dan Budaya

Kebijakan : melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang disekitar bangunan bersejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu serta mengembangkan kawasan tertinggal

a) Kawasan strategis (KS) dari sudut kepentingan sosial dan budaya, meliputi : kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia.

Strategi :

a. Melestarikan kawasan sekitar serta memberikan gambaran berupa relief atau sejarah yang menerangkan obyek/situs tersebut;

b. Pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga peninggalan sejarah; dan

c. Meningkatkan nilai tambah kawasan melalui pengembangan sebagai obyek wisata sejarah, menjaga dan melestarikan kearifan lokal (local indigenous)

d. Meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya yang mencerminkan jati diri bangsa yang berbudi luhur

e. Mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan masyarakat; dan

f. Melestarikan situs warisan budaya bangsa.

3.5.4.4 Kawasan Pengendalian Ketat

Kebijakan : Pengendalian terhadap kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan

a) Kawasan Pengendalian Ketat adalah kawasan meliputi; 1. Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS); 2. Koridor akses Suramadu Labang – Burneh; 3. Wilayah aliran sungai;

4. Transportasi terkait area/lingkup kepentingan pelabuhan & kawasan disekitar jalan arteri/tol;

(27)

Strategi :

Gambar

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten Bangkalan
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bangkalan
Tabel 3.4Strategi Pemantapan Kawasan Lindung
Tabel 3.5Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

Referensi

Dokumen terkait

Ulak Pianggu merupakan wilayah dusun lima dari desa Keman kecamatan Pampangan kabupaten Ogan Komering Ilir, dengan usaha yang cukup rumit dari masyarakat dusun lima tepat pada

15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, dimana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk

Desa/Kelurahan merupakan wilayah kerja kepala desa/lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kecamatan. Desa/Kelurahan dipimpin oleh Kepala

Secara geografis Kecamatan Natar merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Lampung yaitu

Desa yang ditetapkan sebagai daerah titik pengamatan, satu desa di masing- masing wilayah kecamatan, yaitu Desa Nageri di wilayah Kecamatan Juhar, Desa Kinangkong di wilayah

Desa Negeri Baru merupakan salah satu desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Blambangan Umpu.. Kondisi Umum Desa

Dengan melihat bahwa wilayah dengan kelerengan di atas 40% (40,12%) sangat menyebar luas dan mendominasi wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, maka kondisi tersebut mempunyai

Kecamatan Batujajar terdiri dari 7 desa, yaitu Desa Selacau, Desa Batujajar Barat, Desa Batujajar Timur, Desa Giriasih, Desa Galanggang, Desa Pangauban, dan Desa Cangkorah.. Luas