• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI – NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA

PADA SISWA KELAS VI DI SD NEGERI BANTARMANGU 01

Disusun oleh:

Nama : Vina Anggia Nastitie Ariawan, S.Pd NIP : 19940123 201902 2 006

Gol./Angkatan : III a / CXCIX No. Presensi/NIS : 17 / 207

Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama Unit Kerja : SD Negeri Bantarmangu 01 Coach : Ir. Supriyanto, M.Si.

Mentor : Sumaryono, S.Pd.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXCIX PEMERINTAHAN KABUPATEN CILACAP BEKERJA SAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI – NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA

KELAS VI DI SD NEGERI BANTARMANGU 01

Dinyatakan disetujui oleh Coach dan Mentor untuk diseminarkan pada:

Hari, tanggal : Rabu, 11 September 2019

Tempat : Sasana Diklat Praja Kabupaten Cilacap,

Cilacap, 11 September 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Vina Anggia Nastitie Ariawan, S.Pd. NIP 19940123 201902 2 006

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Ir. Supriyanto, M.Si NIP. 19620517 199103 1 004

Sumaryono, S.Pd. NIP. 19611010 197911 1 001

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : OPTIMALISASI PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA KELAS VI DI SD NEGERI BANTARMANGU 01

Telah diperbaiki atas saran Coach, Mentor, dan Narasumber yang diseminarkan pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 11 September 2019

Tempat : Sasana Diklat Praja Kabupaten Cilacap

Cilacap, 11 September 2019 Peserta Pelatihan Dasar

Vina Anggia Nastitie Ariawan, S.Pd NIP. 19940123 201902 2 006

Mengesahkan, Coach,

Ir. Supriyanto, M.Si NIP. 19620517 199103 1 004 Mentor, Sumaryono, S.Pd. NIP. 19611010 197911 1 001 Narasumber, Drs. Sutarjo, MM. NIP.19600325 198703 1 004

(4)

iv PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi walaupun belum mencapai kesempurnaan. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. yang syafaatnya dinantikan di hari akhir. Berkat karunia dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan rancangan aktualisasi yang berjudul “OPTIMALISASI PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA KELAS VI DI SD NEGERI BANTARMANGU 01”.

Rancangan aktualisasi ini saya susun sebagai salah satu bagian penting dari Latihan Dasar CPNS Golongan II dan III Angkatan 199 Kabupaten Cilacap Kerja sama dengan Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan yang ada dalam rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mencerminkan nilai nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) meliputi materi tentang Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang dapat diterapkan di unit kerja.

Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta pengarahan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada

1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si, selaku kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah,

2. Bapak H. Tato Suwarto Pamuji, selaku Bupati Cilacap yang telah memberi kesempatan untuk mengikuti Latihan dasar CPNS Golongan II dan Golongan III Angkatan CXCIX,

3. Seluruh Widyaiswara dan Binsuh yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan Golongan III Angkatan CXCIX,

(5)

v

4. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan Golongan III Angkatan CXCIX,

5. Ir. Supriyanto, M.Si, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik,

6. Bapak Sumaryono, S.Pd., selaku mentor dari SD Negeri Bantarmangu 01 yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik,

7. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan Golongan III Angkatan CXCIX atas Inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya,

8. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungannya untuk penulis,

9. Semua pihak yang membantu terselesaikannya rancangan aktualisasi ini.

Penulis menyadari bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran dari berbagai pihak guna tercapainya hasil yang maksimal.

Cilacap, 11 September 2019

(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah ... ... 4

C. Tujuan ... 10

D. Manfaat ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Sikap dan Perilaku Bela Negara ... 12

B. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil... 14

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ... 24

D. Karakter Cinta Tanah Air ... 27

E. Pembelajaran Berbasis Budaya ... 29

BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA A. Profil Organisasi ... 32

B. Tugas Jabatan Peserta Latsar ... 41

C. Role Model ... 45

BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi ... 46

B. Jadwal Pelaksanaan ... 63

(7)

vii

BAB V PENUTUP ... 66 DAFTAR PUSTAKA ... 68 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 70

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu ... 5

Tabel 1.2 Parameter APKL ... 6

Tabel 1.3 Penetapan Isu dengan APKL ... 7

Tabel 1.4 Penjelasan USG ... 8

Tabel 1.5 Parameter USG ... 8

Tabel 1.6 Analisis Isu dengan Metode USG ... 9

Tabel 3.1 Identitas Sekolah ... 32

Tabel 3.2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN Bantarmangu 01 ... 33

Tabel 3.3 Jumlah Siswa SDN Bantarmangu 01 ... 34

Tabel 3.4 Prasarana SDN Bantarmangu 01 ... 35

Tabel 4.1 Tahapan Kegiatan Aktualisasi ... 47

Tabel 4.2 Daftar Rancangan Aktualisasi ... 48

Tabel 4.3 Jadwal Rancangan Aktualisasi ... 62

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SD Negeri Bantarmangu 01 ... 36 Gambar 3.2 Role Model ... 45

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Satu dari beberapa tujuan bangsa Indonesia menurut UUD 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Demi mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut dibutuhkan tenaga pendidik yang profesional pada setiap jenjang pendidikan.

Aparatur Sipil Negara (ASN) ialah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur Sipil Negara (ASN) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat menjadi tenaga pendidik profesional yang berupaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) turut menjelaskan bahwa ASN dituntut untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya. Nilai-nilai dasar tersebut tertuang dalam nilai dasar ANEKA yang merupakan singkatan dari Akuntabilitas,

(11)

2

Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi. Kelima nilai dasar tersebut berperan penting sebagai pedoman bagi ASN agar menjadi ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, berlaku sesuai etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga sesuai dengan harapan pemerintah.

Aktualisasi kelima nilai dasar profesi ASN disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta visi dan misi unit kerja. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara No 12 tahun 2018 bahwa setiap peserta pelatihan dasar CPNS harus mampu menjelaskan konsep aktualisasi, menyusun dan menjaikan rancangan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi di tempat kerja, menyusun laporan, dan menyajikan hasil aktualisasi.

Arus globalisasi yang terus berkembang saat ini menyebabkan semakin mengikisnya nilai jati diri Bangsa Indonesia di kalangan siswa yang masuk melalui agen budaya luar sekolah terutama media massa. Hal ini menyebabkan siswa lebih tertarik dengan budaya luar dan kurang mengenal budaya sendiri (Ghufron, Budiningsih, & Hidayati, 2017). Gejala yang mengindikasikan bahwa siswa SD Negeri Bantarmangu 01 belum menunjukkan karakter rasa cinta tanah air. Beberapa penyebab belum munculnya karakter cinta tanah air pada siswa yaitu (1) pembelajaran hanya berfokus pada penguasaan materi ujian nasional sehingga pembelajaran seni budaya kurang diperhatikan; (2) pembelajaran kurang memerhatikan aspek afektif dan psikomotor sehingga siswa kerap berperilaku tidak sopan dan berkata kasar; (3) sekolah kurang memfasilitasi pembelajaran yang berbasis akan budaya sehingga pengetahuan siswa akan budaya sangat rendah.

Selain melemahnya rasa cinta tanah air di kalangan siswa, Bangsa Indonesia tampak kehilangan karakter nasionalismenya. Fenomena yang sempat terjadi akibat mengikisnya rasa cinta tanah air

(12)

3

di Indonesia yaitu Reog Ponorogo dan batik diakui sebagai bagian dari budaya negara lain, atau peristiwa perebutan Pulau Ambalat yang juga diakui sebagai bagian dari pulau negara lain. Berbagai gejala tersebut merupakan salah satu indikator lemahnya rasa cinta tanah air. Lemahnya rasa cinta tanah air akan mengakibatkan penurunan kualitas persatuan.

Apabila gejala tersebut tetap dibiarkan maka Bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya. Rasa cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini agar masyarakat Indonesia khususnya generasi muda dapat memiliki rasa bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia (Firdaus & Badriyah, 2018). Cinta tanah air adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap budaya, bahasa, maupun lingkungan sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang merugikan bangsa sendiri (Suyadi, 2013). Sebagai upaya agar Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki jati diri maka perlu adanya penanaman rasa cinta tanah air yang kuat pada siswa. Apabila setiap individu pada Bangsa Indonesia memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi maka Bangsa Indonesia mempunyai modal besar untuk maju.

Merujuk pada persoalan rendahnya rasa cinta tanah air pada siswa maka penulis selaku Calon Aparatur Sipil Negara diwajibkan membuat kegiatan aktualisasi dan habituasi di unit kerjanya. Melalui aktualisasi dan habituasi, penulis berharap nilai-nilai dasar ASN dapat diterapkan dalam kegiatan dan rutinitas sehari-hari di unit kerja maupun di lingkungan sekitar. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis budaya, penulis berharap mampu memberi pengaruh positif di unit kerja. Salah satu contoh pembelajaran berbasis budaya yaitu menyanyikan lagu daerah Indonesia sebelum atau sesudah pembelajaran yang bertujuan mengenalkan serta melestarikan lagu daerah yang sudah jarang terdengar.

(13)

4

Pembelajaran berbasis budaya tidak hanya bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air tetapi secara tidak langsung dapat meningkatkan aspek kognitif dan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran berbasis budaya diimplementasikan guna mewujudkan visi SD Negeri Bantarmangu 01 berupa, “Terciptanya manusia yang cerdas, terampil, berprestasi, berakhlak mulia, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Isu

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN terdiri atas identifikasi isu dan penetapan isu. Isu atau masalah ditemukan dari adanya kesenjangan antara kondisi nyata yang terjadi di SD Negeri Bantarmangu 01 dengan kondisi yang diharapkan. Beberapa isu ditemukan oleh penulis terkait dengan manajemen ASN, Whole Government, dan pelayanan publik. Analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, Growth) digunakan untuk mengidentifikasi isu yang akan diprioritaskan untuk ditangani. Berikut ini beberapa isu yang penulis temukan di lingkungan SD Negeri Bantarmangu 01.

1. Belum berkembangnya penanaman karakter cinta tanah air pada diri siswa.

2. Kurang berkembangnya perilaku green behaviour pada diri siswa. 3. Kurang optimalnya program literasi di sekolah.

4. Kurang optimalnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

5. Kurang optimalnya kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran.

Lebih lanjut, penulis menyajikan sumber isu beserta kondisi yang terjadi sebagai rujukan dalam proses identifikasi isu melalui tabel 1.1 berikut ini.

(14)

5

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan 1 Belum

optimalnya penanaman karakter cinta tanah air pada diri siswa

Pelayanan Publik

Pembelajaran masih berkutat pada peningkatan aspek kognitif sedangkan pembelajaran terintegrasi dengan budaya masih terabaikan. Hal ini berpengaruh pada perilaku siswa yang kurang menunjukkan karakter cinta tanah air seperti kerap

terdengarnya ucapan yang kasar, perilaku kurang sopan, siswa tidak mengenal lagu daerah, dan rendahnya

pengetahuan siswa akan budaya Jawa Adanya keseimbangan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui tumbuhnya karakter rasa cinta tanah air siswa

2 Kurang berkembangnya perilaku green behaviour pada diri siswa Pelayanan Publik

Sebagian besar siswa kurang peduli terhadap kebersihan diri dan kebersihan lingkungan

Semua siswa peduli terhadap kebersihan diri dan kebersihan lingkungan 3 Kurang optimalnya program literasi di sekolah Manajemen ASN

Sebagian besar siswa tidak menunjukkan perilaku reading habit

sehingga daya baca mereka masih rendah. Kunjungan ke perpustakaan belum terprogramkan dengan baik sehingga perpustakaan sepi pengunjung Tumbuhnya reading habit sehingga dapat meningkatkan daya baca siswa serta stabilnya pengunjung perpustakaan 4 Kurang optimalnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran Manajemen ASN Rendahnya kemampuan guru dalam penggunaan TIK dan kurangnya fasilitas TIK di sekolah menyebabkan

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran masih belum berjalan secara optimal. Hal ini turut berdampak pada keefektifan dan keefisienan pembelajaran Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran terlaksana secara optimal sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

(15)

6 5 Kurang optimalnya kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran Manajemen ASN

Guru masih terpaku menggunakan buku dalam pembelajaran. Media sebagai pendukung proses pembelajaran belum digunakan secara optimal. Hal ini cukup berdampak pada perolehan hasil belajar siswa yang kurang memenuhi kriteria ketuntasan Guru mengupayakan penggunaan media dalam proses pembelajaran agar siswa dapat menguasai materi dengan lebih baik sehingga hasil belajar memenuhi kriteria ketuntasan

2. Penetapan Isu

a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak)

Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan, dan layak dari isu-isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.

Tabel 1.2 Parameter APKL

No Indikator Keterangan

1 2 3

1 Aktual ( A ) Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.

2 Problematik ( P ) Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera

(16)

7 solusinya

3 Kekhalayakan ( K ) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil

4 Layak ( L ) Isu yang masuk akal, pantas dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Berikut ini beberapa isu di SD Negeri Bantarmangu 01 yang telah penulis identifikasi kemuedian isu-isu ini akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL. Penetapan isu dengan metode APKL secara lebih jelas tertera dalam tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3 Penetapan Isu dengan Metode APKL No Mata Pelatihan

Terkait

Identifikasi isu Kriteria Keterangan A P K L 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Pelayanan Publik Belum optimalnya penanaman karakter cinta tanah air pada diri siswa + + + + Memenuhi Syarat 2. Pelayanan Publik Kurang berkembangnya perilaku green behaviour

pada diri siswa

+ + + + Memenuhi Syarat 3. Manajemen ASN Kurang optimalnya program literasi di sekolah + + + + Memenuhi Syarat 4. Manajemen ASN Kurang optimalnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran + + - + Tidak memenuhi syarat 5. Manajemen ASN Kurang optimalnya kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran

- + - + Tidak memenuhi syarat

(17)

8

b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG

Berdasarkan metode APKL dari tabel di atas diperoleh tiga isu utama yang terpilih, yaitu (1) belum berkembangnya penanaman karakter cinta tanah air pada diri siswa; (2) kurang berkembangnya perilaku green behaviour pada diri siswa; (3) kurang optimalnya program literasi siswa. Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan metode USG(Urgency, Seriousness, Growth).

Tabel 1.4 Penjelasan USG

Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu menggunakan skala likert yang terinci melalui tabel 1.5 berikut.

Tabel 1.5 Parameter USG Nilai Urgency / Mendesak Seriousness / Kegawatan Growth / Pertumbuhan 1. Isu tidak mendesak

untuk segera diselesaikan

Isu tidak begitu serius untuk di bahas karena tidak berdampak ke hal yang lain

Isu lamban berkembang

2.

Isu kurang mendesak untuk segera

diselesaikan

Isu kurang serius untuk segera dibahas karena tidak kurang berdampak

Isu kurang cepat berkembang

No Komponen Keterangan

1 2 3

1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu

2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain kalu masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain)

3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.

(18)

9

ke hal yang lain 3. Isu cukup mendesak

untuk segera diselesaikan

Isu cukup serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain

Isu cukup cepat berkembang, segera dicegah 4. Isu mendesak untuk

segera diselesaikan

Isu serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain

Isu cepat

berkembang untuk segera dicegah 5. Isu sangat mendesak

untuk segera diselesaikan

Isu sangat serius untuk segera dibahas karena akan berdampak ke hal yang lain

Isu sangat cepat berkembang untuk segera dicegah

Hasil analisis USG terkait isu-isu di SD Negeri Bantarmangu 01 disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.6 Analisis Isu dengan Metode USG No Isu Kriteria Jumlah Peringkat U (1-5) S (1-5) G (1-5) 1 2 3 4 5 6 7 1. Belum optimalnya

penanaman karakter cinta tanah air pada diri siswa

5 5 5 15 1

2. Kurang berkembangnya perilaku green behaviour

pada diri siswa

5 4 4 14 2

3. Kurang optimalnya

program literasi di sekolah

5 4 3 13 3

Berdasarkan penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh satu isu yang memiliki peringkat tertinggi dan menjadi isu utama yaitu belum optimalnya penanaman karakter cinta tanah air pada diri siswa. Berdasarkan isu utama yang diperoleh, selanjutnya penulis menjabarkan secara lebih rinci identifikasi isu yang terpilih untuk dibuatkan rangkaian kegiatan beserta tahapannya kemudian setiap tahapan diintegrasikan dengan nilai-nilai

(19)

10

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

3. Rumusan Masalah

Isu utama dalam rancangan ini berupa belum berkembangnya penanaman karakter cinta tanah air pada diri siswa. Berdasarkan isu utama yang telah ditetapkan maka penulis menentukan rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pembelajaran berbasis budaya sebagai upaya untuk menanamkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VI SD Negeri Bantarmangu 01?

2. Bagaimana internalisasi nilai-nilai dasar ANEKA dalam proses aktualisasi dan habituasi di SD Negeri Bantarmangu 01?

C. Tujuan

Bersumber pada rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari rancangan aktualisasi sebagai berikut.

1. Menanamkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VI SD Negeri Bantarmangu 01 melalui pembelajaran berbasis budaya 2. Menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dalam proses

aktualisasi dan habituasi di SD Negeri Bantarmangu 01. D. Manfaat

1. Bagi Peserta Latsar CPNS

a. Mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi di lingkungan kerja.

b. Menjadi tenaga pendidik yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan SD Negeri Bantarmangu 01.

(20)

11 2. Bagi Siswa

a. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang optimal sebagai perwujudan nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.

b. Tumbuhnya perilaku yang sopan, ucapan yang santun, menyenangi dan mengagumi budaya Indonesia sebagai perwujudan dari karakter cinta tanah air.

3. Bagi Instansi

a. Membantu mewujudkan visi dan misi sekolah untuk mencipatakan manusia yang cerdas, terampil, berprestasi, berakhlak mulia, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SD Negeri Bantarmangu 01.

(21)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Bela Negara

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.

Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis

Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh pada pencapaian tujuan nasional. Analisis perubahan lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS. Oleh sebab itu, PNS dapat memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian PNS dapat

(22)

13

mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.

Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Oleh sebab tiu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti (1) kegiatan olah raga dan kesehatan fisik; (2) kesiapsiagaan dan kecerdasan mental; (3) kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara; (4) keprotokolan; (4) fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan; (5) kegiatan ketangkasan dan permainan.

(23)

14

B. Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Indikator masing-masing nilai ANEKA diuraikan sebagai berikut.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan sebagai berikut.

1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

3) Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

4) Tanggung Jawab

: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

(24)

15

6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan

tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

9) Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Berikut ini nilai dasar dari nasionalisme yang harus diperhatikan.

a. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut

(25)

16

kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

b. Sila Kedua Kemanusiaan yang adil dan beradap

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa

selira.

5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8) Berani membela kebenaran dan keadilan.

9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

(26)

17

10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Sila Ketiga Persatuan Indonesia

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan

bertanah air Indonesia.

5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar

Bhinneka Tunggal Ika.

7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan

untuk kepentingan bersama.

4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

(27)

18

6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

e. Sila Kelima Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4) Menghormati hak orang lain.

5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

(28)

19

10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut

Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu

a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila; b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia 1945;

c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif; f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

g. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

h. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;

i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

(29)

20

n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

Kode Etik Guru

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing. 3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh

informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.

8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,

(30)

21

dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Berikut jabaran dari nilai-nilai Komitmen Mutu.

a. Efektivitas

Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

b. Efisiensi

Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. c. Inovasi

Inovasi muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

(31)

22 d. Orientasi mutu

Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu

a. tangibles (bukti langsung) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

b. reliability (kehandalan), kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;

c. responsiveness (daya tangkap), keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap;

d. assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;

e. empathy, kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.Pada level puncak bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sementara itu, pada level unit

(32)

23

dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi

Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;

b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;

c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;

d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang mengatur;

e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;

f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);

(33)

24

g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;

h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita;

i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Sebagai upaya mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktik KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-asas manajemen ASN yaitu kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan,

(34)

25

nondiskriminatif, persatuan, kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima dijabarkan sebagai berikut. a. Partisipatif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlumelibatkan masyarakat dalam merencanakan,melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya. b. Transparan

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.

c. Responsif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.

d. Tidak Diskriminatif

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan

(35)

26

warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.

e. Mudah dan Murah

Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah.Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintahtidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.

f. Efektif dan Efisien

Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.

g. Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti nonfisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

h. Akuntabel

Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.

(36)

27 i. Berkeadilan

Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

3. Whole Of Government

Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

D. Karakter Cinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan sikap yang dicurahkan kepada bangsa dan negara. Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, da berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan kepada bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik bangsanya. Secara umum, cinta tanah air melibatkan identifikasi identitas etnis dengan negara. Cinta tanah air membuat masyarakat merasa yakin bahwa bangsanya merupakan bagian dari dirinya. Seseorang dapat dikategorikan berkarakter cinta tanah air bila memiliki beberapa ciri. Cara menilai karakter cinta tanah air pada siswa maka diperlukan indikator sebagai tolok ukurnya. Kemendiknas (2010) menerangkan bahwa ada dua jenis indikator cinta tanah air yang dikembangkan yaitu indikator sekolah dan kelas serta indikator mata pelajaran.

Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan kepala sekolah dan guru untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter. Sementara itu, indikator mata pelajaran

(37)

28

menggambarkan perilaku efektif siswa yang berkenaan dengan mata pelajaran tertentu.

Indikator sekolah berdasarkan Kemendiknas (2010) meliputi (1) menggunakan produk dalam negeri; (2) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar; (3) menyediakan informasi dari sumber cetak maupun elektronik tentang kekayaan alam dan sumber daya budaya Indonesa. Kemudian, indikator kelas berdasarkan Kemendiknas (2010) meliputi (1) memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia; (2) menggunakan produk buatan dalam negeri.

Indikator cinta tanah air bersifat berkembang secara progresif artinya perilaku yang dirumuskan dalam indikator untuk jenjang kelas 1-3 lebih sederhana daripada jenjang kelas 4-6. Kemendiknas (2010) membagi keterkaitan nilai dan indikator cinta tanah air untuk jenjang kelas 1-3 dan 4-6 sebagai berikut.

1. Indikator kelas 1-3

a. Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.

b. Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia.

c. Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia.

2. Indikator kelas 4-6

a. Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia.

b. Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia

c. Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah Negara Indonesia.

d. Mengagumi sumbangan produk pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia.

(38)

29

e. Mempelajari dan mempraktikkan kesenian dari berbagai budaya di Indonesia.

E. Pembelajaran Berbasis Budaya

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu gagasan, serta perkembangan pengetahuan (Kristin, 2015). Lebih lanjut, Sutarno (2012) menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis budaya sangat bermanfaat bagi pemaknaan proses dan hasil belajar bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual dan bahan apersepsi untuk memahami konsep ilmu pengetahuan dalam budaya lokal (etnis) yang dimiliki.

Di samping itu, model pengintegrasian budaya dalam pembelajaran dapat memperkaya budaya lokal (etnis) tersebut yang pada gilirannya juga dapat mengembangkan dan mengukuhkan budaya nasional yang merupakan puncak-puncak budaya lokal dan budaya etnis yang berkembang. Pembelajaran berbasis budaya diintegrasikan sebagai alat bagi proses belajar untuk memotivasi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan, bekerja secara kooperatif, dan mempersepsikan keterkaitan antara berbagai mata pelajaran (Kristin, 2015).

Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi suatu metode bagi siswa untuk mentransformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk dan prinsip yang kreatif tentang alam. Dengan demikian, melalui pembelajaran berbasis budaya, siswa bukan sekadar meniru dan atau menerima informasi yang disampaikan, tetapi siswa menciptakan makna, pemahaman,dan arti dari informasi yang diperolehnya. Pengetahuan bukan sekadar rangkuman naratif

(39)

30

dari pengetahuan yang dimiliki orang lain, tetapi suatu koleksi yang dimiliki seseorang tentang pemikiran, perilaku, keterkaitan,prediksi dan perasaan, hasil transformasi dari beragam informasi yang diterimanya (Gunawan, 2012).

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan seni dan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran, dan mengakui seni dan budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu gagasan, serta perkembangan pengetahuan (Pannen dalam Tanu, 2013). Pembelajaran berbasis budaya merupakan salah satu cara yang dipersepsikan agar dapat menjadikan pembelajaran bermakna dan kontekstual serta terkait dengan komunitas budaya di mana suatu bidang ilmu dipelajari dan akan diterapkan nantinya dengan komunitas budaya dari mana siswa berasal, serta menjadikan pembelajaran menarik dan menyenangkan.

Goldberg (dalam Tanu, 2013) mengemukakan pembelajaran berbasis budaya meliputi 3 macam, yaitu siswa belajar tentang budaya, siswa belajar dengan budaya, dan siswa belajar melalui budaya.

1. Siswa belajar tentang budaya

Proses belajar tentang budaya, sudah cukup dikenal selama ini, misalnya Seni Budaya dan Prakarya, seni dan sastra, seni suara, seni melukis atau menggambar, seni musik, seni drama, atau seni tari. Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus, tentang budaya. Mata pelajaran tersebut tidak terintegrasi dengan mata pelajaran lain, dan tidak berhubungan satu sama lain.

2. Siswa belajar dengan Budaya

Belajar dengan budaya maka budaya dan perwujudannya dalam proses belajar menjadi konteks dan contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, menjadi konteks penerapan

(40)

31

prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran. Pembelajaran yang memanfaatkan seni dan budaya memungkinkan siswa dan tenaga pengajar menyadari bahwa seni dan budaya merupakan ekspresi ide dan gagasan yang aestetik dalam suatu konteks komunitas budaya. Hal ini mendukung tercapainya pemahaman siswa yang lebih kontekstual dan bermakna terhadap bidang ilmu yang dipelajari, sekaligus pengenalan dan apresiasi seni dan budaya dalam komunitas budayanya.

3. Siswa belajar melalui budaya

Belajar melalui budaya merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya. Belajar melalui budaya merupakan salah satu bentuk multiple representation of learning assessment atau bentuk penilaian pemahaman dalam beragam bentuk.

(41)

32 BAB III

TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

Tabel 3.1 Tabel Identitas Sekolah Nama Sekolah : SD Negeri Bantarmangu 01

NSS : 101030114017

NPSN : 20386441

Status Sekolah : Negeri

Alamat Sekolah : Jalan Gunung Tiga RT 01 RW 01 Bantarmangu

Kecamatan : Cimanggu Kabupaten/Kota : Cilacap Provinsi : Jawa Tengah

Telepon/Fax : -

E-mail : sdnbantarmangu01@yahoo.co.id

Nama Kepala Sekolah : Sumaryono, S.Pd.

1. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain a) Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik di SD Negeri Bantarmangu 01 berjumlah 7 yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 5 guru kelas, 1 guru penjaskes merangkap guru kelas. Sementara itu, tenaga kependidikan berjumlah 1 orang. Tenaga pendidik di SD Negeri Bantarmangu 01 yang berstatus PNS berjumlah 1 yakni Kepala Sekolah dan 1 orang masih berstatus CPNS. Kemudian, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya masih berstatus guru honor atau disebut sebagai guru wiiyata bakti. Meskipun mayoritas tenaga pendidik dan kependidikan berstatus honorer, tetapi keseluruhan berjjenjang pendidikan Strata 1 (S1). Data tenaga pendidik di SD Negeri Bantarmangu 01 ditampilkan dalam tabel 3.2 berikut.

(42)

33

Tabel 3.2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri Bantarmangu 01

No Nama NUPTK JK NIP Status Kepegawaian Jenis PTK

1 Sumaryono 6342739640200003 L 196110101979111001 PNS Kepala Sekolah 2 Vina Anggia NA 7455772673130002 P 199401232019022006 CPNS Guru Kelas 6

3 Daryani 4639762664300002 P Guru Honor Sekolah Guru Kelas 1

4 Susi Yuliastuti 8051762663300003 P Guru Honor Sekolah Guru Kelas 2

5 Priyanto 2649760661200012 L Guru Honor Sekolah Guru Kelas 3/ Penjaskes 6 Dwi Nofitri A 5452763664300003 P Guru Honor Sekolah Guru Kelas 4

7 Husbaeni 1442763665130203 L Guru Honor Sekolah Guru Kelas 5

(43)

34 b) Peserta Didik

Awal tahun ajaran baru 2019/2020 jumlah siswa SD Negeri Bantarmangu 01 sebanyak 171. Siswa SD negeri Bantarmangu 01 berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Namun, kesadaran untuk menyekolahkan anak dikategorikan cukup tinggi sehingga SD Negeri Bantarmangu 01 selalu menerima siswa baru dengan jumlah lebih dari 10. Jumlah siswa SD Negeri Bantarmangu 01 secara rinci diuraikan dalam tabel 3.3. berikut.

Tabel 3.3

Jumlah Siswa SD Negeri Bantarmangu 01 Tahun Pelajaran 2019/2020 NO KELAS JUMLAH KELAS TAHUN 2019/2020 L P JUMLAH 1 1 1 14 11 24 2 2 1 15 16 31 3 3 1 13 22 35 4 4 1 14 13 27 5 5 1 18 10 28 6 6 1 16 10 26 JUMLAH 6 90 81 171 c) Sarana Prasarana

Sarana di SD negeri Bantarmangu 01 memenuhi status yang layak pakai. Sarana di SD Negeri Bantarmangu 01 di antaranya yaitu meja, kursi, papan tulis, lemari, rak sepatu, jam dinding, dan papan data. Kondisi prasarana di SD Negeri Bantarmangu 01 berada padakategori baik dan memenuhi kapasitas jumlah siswa. Berikut daftar prasarana SD Negeri Bantarmangu 01.

(44)

35

Tabel 3.4 Prasarana SD Negeri Bantarmangu 01 NO. Nama Prasarana Panjang Lebar Keterangan

1. Kamar mandi/WC Guru 3 2 Baik 2. Kamar mandi/WC

Siswa laki-laki 3 2 Baik

3. Kamar mandi/WC

Siswa perempuan 3 2 Baik

4. Ruang Guru 7 6 Baik

5. Ruang Kelas 1 7 6 Baik 6. Ruang Kelas 2 7 6 Baik 7. Ruang Kelas 3 7 6 Baik

8. Ruang kelas 4 7 6 Baik

10. Ruang Kelas 5 7 6 Baik

11. Ruang Kelas 6 7 6 Baik

12. Ruang Kepala Sekolah 7 6 Baik

(45)

36

Struktur organisasi pelaksana pendidikan di SD Negeri Bantarmangu 01 dapat dilihat pada bagan berikut.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Bantarmangu 01

2. Tugas Unit Kerja

a. Visi SD Negeri Bantarmangu 01

Terciptanya manusia yang cerdas, terampil, berprestasi, berakhlak mulia, beriman, dan bertaqa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Misi

 Mewujudkan sistem dan iklim belajar mengajar yang efektif, efisien, serta optimal.

 Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian mulia.

 Meningkatkan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. KEPALA SEKOLAH SUMARYONO, S.Pd. KOMITE SEKOLAH HARYONO GURU KELAS 1 DARYANI, S.Pd.SD GURU KELAS 2 SUSI YULIASTUTI, S.Pd.SD GURU KELAS 3 PRIYANTO, S.Pd. GURU KELAS 4 DWI NOFITRI A, S.Pd GURU KELAS 5 HUSBAENI,S.Pd.SD. GURU KELAS 6

VINA ANGGIA NA, S.Pd

GURU OLAHRAGA PRIYANTO, S.Pd

Ka Perpus

(46)

37

 Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan melalui pembelajaran di luar jam pembelajaran.

 Meningkatkan pelatihan seni budaya daerah maupun nasional.

 Meningkatkan fungsi dewan guru dan komite sekolah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

c. Nilai Sekolah

Nilai-nilai sekolah berpedoman pada 18 nilai pendidikan karakter bangsa yang disusun oleh Diknas. Nilai-nilai sekolah yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas di SD Negeri Bantarmangu 01 adalah

1) Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

2) Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

4) Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.

5) Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan)

(47)

38

dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

6) Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.

7) Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. 8) Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan

persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.

9) Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

10) Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.

11) Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

12) Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

13) Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang

(48)

39

santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

14) Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

15) Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. 16) Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu

berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

17) Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.

18) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

d. Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan tujuan umum pendidikan, visi, dan misi sekolah. Berdasarkan tiga hal tersebut, tujuan SD Negeri Bantarmangu 01 dijabarkan sebagai berikut. Tujuan Umum

Menerapkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Tujuan Khusus

1) Mewujudkan mutu lulusan

 Bersikap sebagai orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

(49)

40

 Berpengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dan metakognitif sebagai dukungan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata;

 Berketerampilan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.

2) Merumuskan struktur kurikulum

Menyusun struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan memuat kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan); materi pelajaran yang perlu siswa kuasai; penyebaran peta beban belajar siswa yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensi diri dan prestasi secara optimal secara alamiah melalui proses pengalaman belajar yang efektif.

3) Penyelenggaraan Pelayanan Belajar

Terselenggara pelayanan belajar yang efektif dengan dukungan sistem perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang terbarukan melalui kerja sama guru yang pembelajaran dengan indikator

 Semua guru menyusun RPP yang memenuhi kebutuhan siswa mengembangkan potensi dan prestasinya.

 Desain pembelajaran pada seluruh mata pelajaran sesuai konteks satuan pendidikan.

 Memenuhi standar proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik (menerapkan metode inkuiri, pemecahan masalah, dan proyek).

 Mendayagunakan sumber belajar yang beragam dengan memanfaatkan data yang terdekat, dari kongkrit sampai yang abstrak.

(50)

41

 Mendayagunakan kerja sama intenal dan eksternal sekolah dengan melibatkan orang tua siswa secara bijak.

 Mengembangkan model penilaian yang mendorong siswa belajar dan bekompeten.

 Mengoptimalkan pendayagunaan waktu secara efektif dan efisien.

 Meningkatkan keunggulan siswa secara kolaboratif.

 Mengevaluasi perkembangan belajar secara berkala melalui pertemuan dewan guru.

 Mengembangkan inovasi pelayanan belajar sebagai tindaklanjut dari data hasil evaluasi.

4) Penilaian

Terselenggara penilaian autentik yang menunjang terpenuhinya tertib dokumen sistem informasi penilaian dan mendorong siswa berprestasi dengan meningkatkan efektivitas (a) perbaikan instrument yang mengukur ketercapaian indikator hasil belajar (b) pengelolaan buku nilai guru (c) pengelolaan sistem infomasi penilaian tingkat satuan pendidikan (d) leger (f) buku induk siswa, dan (g) raport.

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat

1. Tugas Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)

Pegawai ASN turut serta dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara. Tugas pegawai ASN tercantum dalam Undang – Undang Nomor 5 tahun 2014 sebagai berikut.

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gambar

Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Tabel 1.2 Parameter APKL
Tabel 1.3 Penetapan Isu dengan Metode APKL  No  Mata Pelatihan
Tabel 1.5 Parameter USG  Nilai  Urgency /  Mendesak  Seriousness / Kegawatan  Growth /  Pertumbuhan  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melakukan kegiatan aktualisasi yang terdiri dari lima kegiatan dalam rancangan yang telah dilaksanakan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara kurang

Kegiatan rancangan aktualisasi dan habituasi ini akan dilaksanakan di Kantor Bagian Hukum Sekretariat Kabupaten Kolaka Utara dengan mengangkat tema Peningkatan Sistem Penataan

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan SD Negeri 7 Maginti pada kegiatan pembelajaran bagi siswa Kelas VI mata pelajaran IPA materi Konduktor dan Isolator

dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. 2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan

Melalui analisis AKPK dan USG di atas, maka core isu yang dipih adalah : “Belum optimalnya pengadministrasian kelengkapan dokumen bahan laporan”. Dari core issu ini, penulis

Meminta arahan dari yang akan pelayanan kesehatan yang terjalin pimpinan dilakukan bermutu, merata dan dengan baik Membuat surat terjangkau maka persetujuan kegiatan

Kegiatan pembuatan prosedur penggunaan LCD Projector dapat membantu siswa dalam memahami tatacara penggunaan LCD Projector sehingga membantu kegiatan pembelajaran di kelas

BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI Hari : Jumat Tanggal : 27 September 2019 Pukul : 11.30-11.55 Tempat : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhutani Madiun Telah diseminarkan