• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL. Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memproleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURNAL. Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memproleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) BERDASARKAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.20 TAHUN 2016

TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS (Studi Pada Kaos Medan Bah Di Kota Medan)

JURNAL

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memproleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

RISKY SIANIPAR 150200451

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)

ABSTRAK Risky Sianipar*

Dr.Edy Ikhsan, S.H., M.A**

Zulfi Chairi, S.H., M.Hum***

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan strategis dalampembangunan ekonomi nasional. Sebesar 60% (enam puluh persen) kekuatan ekonomi Indonesiaada di sektor industri UMKM.Jumlah UMKM di Indonesia pun setiap tahunnya mengalamipeningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, masih cukup banyak pelaku industri UMKMdi Indonesia yang belum mendaftarkan merek dagangnya dikarenakan terbatasnya permodalan dan minimnya pemahaman akan manfaat pendaftaran merek bagi industri UMKM.

Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi ini, Bagaimana Perlindungan Hukum Hak atas Merek di Indonesia, Bagaimana Perlindungan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, Apa Keuntungan dan kerugian Merek Kaos Medan Bah sebelum dan sesudah didaftarkan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan yuridis normatif dan penelitian yuridis empiris.Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang- undangan.Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu penelitian yang menitikberatkan perilaku individu atau masyarakat dalam kaitannya dengan hukum.

Dengan demikian, UMKM yang tidak mendaftarkan merek dagangnya tidak mendapatkan perlindungan hukum, sebab suatu merek dagang akan mendapatkan perlindungan hukum jika telah melakukan pendaftaran merek. Dengan demikian, diperlukan kebijakan yang mengatur agar industri UMKM di Indonesia memperoleh perlindungan hukum terhadap merek dagangnya. Sehingga dalampenelitian ini akan meneliti mengenai bagaimanakah upaya perlindungan hukum terhadap merek industri UMKM di Indonesia.

Kata Kunci: Hukum, Merek, Perlindungan, UMKM

* Mahasiswa

** Dosen Pembimbing I

***Dosen Pembimbing II

(4)

ABSTRACT Risky Sianipar*

Dr.Edy Ikhsan, S.H., M.A**

Zulfi Chairi, S.H., M.Hum***

Micro, small, and medium enterprises (UMKM) have an important role in the development of strategic and national economy. Of 60% (sixty percent) of Indonesian economic power exist in the industrial sector of small medium enterprises. The number of small medium enterprises in Indonesia was increasing every year which is pretty significant.

However, it is still quite a lot of small medium enterprises in Indonesia, Industries that have yet to register its trade name brand due to the limited capital and lack of understanding of the benefits of brand registration for industry small medium enterprises.

As for problems in writing this thesis, How legal protection rights to the brand in Indonesia, How legal protection micro small medium enterprises (UMKM) based on law no.20 year 2016 about brands and geographical indications, What advantages and disadvantages of brand Kaos Medan Bah before and after registered.

The type of research used in this study is the juridical normative approach and empirical juridical research. Normative juridical research is a research method which refers to the legal norms contained in the legislation. The study also uses empirical juridical approach, namely, the research focuses on the behavior of the individual or of the community in relation to the law.

Thus, Small Medium Enterprises that did not register its trade name brand does not get legal protection for a trademark will get legal protection if you already register the brand.

Thus, the necessary policy that regulates the industry Small Medium Enterprises in Indonesia obtaining legal protection of its trade brand. So in this study will examine how efforts regarding legal protection of small medium enterprises industry brand in Indonesia.

Keywords : Legal, Brand, Protection, Small Medium Enterprises.

* Law Student of University of Sumatera Utara

** Supervisor I Faculty of Sumatera Utara

***Supervisor II Faculty of Sumatera Utara

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Merek merupakan hal yang sangat penting dalam dunia bisnis. Merek produk (baik barang dan jasa) tertentu yang sudah menjadi terkenal dan laku di pasar tentu saja akan memacu produknya bersaing dengan merek terkenal, bahkan dalam hal ini akhirnya muncul persaingan tidak sehat. Merek dianggap sebagai “roh” bagi suatu produk barang atau jasa.1

UMKM mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.Sebesar 60% (enam puluh persen) kekuatan ekonomi Indonesia ada di sektor industri UMKM.Jumlah UMKM di Indonesia pun setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, masih cukup banyak pelaku industri UMKM di Indonesia yang belum mendaftarkan merek dagangnya dikarenakan masih rendahnya kesadaran UMKM untuk mendaftarkan mereknya, karena tidak mengetahui manfaat dari pendaftaran merek, pihak UMKM merasa dengan mendaftarkan mereknya akan mengeluarkan biaya yang sangat besar dimana rata-rata UMKM ini merupakan usaha menengah kebawah. UMKM bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.2Dengan demikian, diperlukan kebijakan yang mengatur agar industri UMKM di Indonesia memperoleh perlindungan hukum terhadap merek dagangnya.

Sehingga dalam penelitian ini akan meneliti mengenai bagaimanakah upaya perlindungan hukum terhadap merek industri UMKM di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan merek KAOS MEDAN BAH yang merupakan salah satu produk yang banyak digemari oleh

1 Insan Budi Maulana, Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten, dan Hak Cipta, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal.60

2 Indonesia, Undang-Undang Tentang Usaha Menengah Kecil Mikro Kecil dan Koperasi, UU No.20 Tahun 2008, Lembarr Negara Tahun 2008, Nomor 93

(6)

banyak kalangan anak muda sekarang, dikarenakan merek tersebut motif sablonnya gaul dan khas Medan. Merek KAOS MEDAN BAH ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh khas medan, dimana desain kaos merek tersebut berisi tentang gambar-gambar khas Medan seperti gambar pahlawan Sisimangaraja dan gambar sudako, bukan hanya gambar khas medan namun terdapat juga desain dengan bahasa khas Medan yang unik-unik seperti:

“horas medan”, “mantap krina”, “medan heritage”, “ku tunggu ko balek medan”, “cocok kam rasa”. Tidak heran merek tersebut banyak di gemari oleh anak muda jaman sekarang dan bukan hanya anak medan saja tetapi orang luar kota medan juga tertarik dengan produk khas medan tersebut. Merek KAOS MEDAN BAH tersebut merupakan suatu merek dagang yang telah memperoleh hak atas merek melalui pendaftaran pada tahun 2015.3

Sebelum pemilik merek KAOS MEDAN BAH mendaftarkan mereknya pada tahun 2015, pemilik merek KAOS MEDAN BAH belum menyadari pentingnya pendaftaran merek tersebut, dikarenakan pemilik merek KAOS MEDAN BAH menganggap prosesnya yang lama dan memakan waktu yang lama. Dan juga pemilik merek tersebut tidak paham akan tujuan dari mendaftarkan merek produknya tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu pemilik merek KAOS MEDAN BAH mengalami kerugian cukup besar seperti hilangnya reputasi merek tersebut, membuat konsumen kecewa karena mutu yang tidak baik serta hilangnya citra merek produk merek tersebut, terdapatnya produk-produk yang dijual eceran di pasar tradisional dengan harga yang murah dan mutu produknya juga tidak baik yang di produksi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.4

3 Wawancara dengan M.Mukhlis selaku pemilik merek Kaos Medan Bah, Senin 4 Februari 2019, Pukul 13.00

4 Wawancara dengan M.Mukhlis selaku pemilik merek Kaos Medan Bah, medan, Senin 4 Februari 2019, Pukul 13.00

(7)

Setelah merek KAOS MEDAN BAH didaftarkan pada tahun 2015 maka terdapatnya jangkauan perlindungan hukum, dengan mendaftarkan merek produk tersebut maka akan diberikan perlindungan dalam melakukan kegiatan bisnis. Pemilik merek produk tersebut dapat melarang pelaku bisnis lain menggunakan merek yang mirip atau identik dengan merek yang dimilikinya.5

Para pemilik merek yang telah terdaftar akan mendapatkan Hak Merek, yaitu hak ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik merek yang terdaftar umum Merek.

Berdasarkan Hak Merek tersebut, para pemilik Merek akan mendapatkan perlindungan hukum sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan tenang tanpa takut Mereknya diklaim oleh pihak lain. Disisi lain, pihak-pihak tertentu yang beritikad tidak baik menempuh jalan pintas dengan melakukan peniruan atas merek yang telah terdaftar.

Inilah yang terjadi terhadap pengusaha UMKM KAOS MEDAN BAH.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis memilih Judul Perlindungan Hukum UMKM Berdasarkan Undang Undang RI No.20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi Pada Merek Kaos Medan Bah Di Kota Medan).

B.Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka secara lebih konkrit masalah penelitian yang penulis dapat rumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Perlindungan Hukum Hak atas Merek di Indonesia ?

2. Bagaimana Perlindungan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis ?

5 Wawancara dengan M.Mukhlis selaku pemilik merek Kaos Medan Bah, medan, Senin 4 Februari 2019, Pukul 13.25

(8)

3. Apa keuntungan dan kerugian Merek Kaos Medan Bah sebelum dan sesudah didaftarkan ?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari pembahasan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perlindungan hukum hak atas merek di Indonesia

2. Untuk mengetahui perlindungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berdasarkan Undang Undang No 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian merek kaos medan bah sebelum dan sesudah didaftarkan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini baik secara teoritis maupun praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, memperluas cakrawala berpikir penulis dan menambah pengalaman penulis dalam melakukan penelitian hukum yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.

b. Untuk memperkaya khasanah ilmu hukum, terkhusus tentang Perlindungan Hukum Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.

c. Bermanfaat bagi penulis yaitu dalam rangka menganalisis dan menjawab keingintahuan penulis terhadap perumusan masalah dalam penelitian ini.

(9)

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitan ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan HAM dalam peningkatan pemeriksaan suatu merek yang hendak didaftarkan oleh pelaku usaha.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dan tujuan tertentu. Metode keilmuan itu merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.Pendekatan rasional memberikan kerayat berpikir yang koheren dan logis, sedangkan pendekatan empiris memberikan kerayat pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.6

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan yuridis normatif dan penelitian yuridis empiris.Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.7Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu penelitian yang menitikberatkan perilaku individu atau masyarakat dalam kaitannya dengan hukum.8

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalalah deskriptif analitis karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas dan rinci, yang didasarkan atas satu atau dua variable yang saling berhubungan yang didasarkan

6 Ery Priyono, bahan kuliah metodologi penelitian (Semarang : UNDIP,2003/2004) hal.47

7 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjaunan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2009, hal.1

8 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta,2010, hal.87

(10)

pada teori atau konsep yang bersifat umum yang diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data atau menunjukkan komparansi ataupun hubungan dengan seperangkat data dengan data lainnya.9

3. Sumber data

Penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan data sekunder sebagai penyalur kelengkapan data.Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber aslinya.Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti melalui wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, antara lain: buku-buku literatur, laporan penulisan, tulisan para ahli, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini yang merupakan Data sekunder yang digunakan sebagai bahan dasar penelitian ini terdiri atas:

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari aturan hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan atau berbagai perangkat hukum, seperti Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,Undang-Undang No 20 Tahun 2016. Selain itu, hasil wawancara yang didapatkan melalui studi lapangan Kaos Medan Bah Di Kota Medan menjadi bahan hukum primer yang membantu dalam mengkaji masalah dalam penelitian ini.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis, dan disertasi hukum dan jurnal-jurnal hukum. Apabila tulisan itu berupa

9 Bambang Soenggono, Metodologi Penelitian Hukum, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2007), hal.37.

(11)

tesis, disertasi atau artikel di jurnal hukum yang dapat memberikan inspirasi bagi peneliti untuk menjadi titik anjak dalam memulai penelitian.10

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier memberikan petunjuk/penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, internet dan ensiklopedia.11

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan tinjauan pustaka.Berupa buku-buku yang dipinjam melalui di perpustakaan, artikel-artikel baik cetak maupun elektronik, buku-buku milik pribadi, peraturan perundang-undangan, maupun hasil wawancara secara langsung dengan Muhammad Muklis selaku pemilik hak atas Merek Produk Kaos Medan Bah Di Kota Medan.

5. Analisis data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dari penelitian pustaka maupun penelitian lapangan.Data primer yang didapat dari lapangan terlebih dahulu diteliti kelengkapannya dan kejelasannya untuk diklarifikasi serta dilakukan penyusunan secara sistematis serta konsisten untuk memudahkan melakukan analisis.

Data sekunder yang didapat dari kepustakaan dipilih serta dihimpun secara sistematis sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan analisis.Dari hasil data penelitian baik pustaka maupun lapangan ini dilakukan pembahasan secara deskriptif analisis.

10 Peter Mahmud Marzuki,Op.Cit, hal.155

11 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Op.Cit, hal.13

(12)

BAB II

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Hak atas Merek di Indonesia

Kebutuhan adanya perlindungan hukum atas merek semakin berkembang dengan pesat setelah banyaknya orang melakukan peniruan.Terlebih pula setelah dunia perdagangan semakin maju, serta alat transportasi yang semakin baik, juga dengan dilakukannya promosi maka wilayah pemasaran barang pun menjadi lebih luas lagi.Keadaan seperti itulah menambah pentingnya merek untuk membedakan asal usul dan kualitasnya, juga menghindari peniruan.12

Selain perlindungan merek barang dan jasa, dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2016 diatur juga perlindungan terhadap indikasi geografis, yaitu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang karena faktor lingkungan geografis, yaitu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang karena faktor lingkungan geografis, termasuk faktor alam atau faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. Selain itu juga diatur mengenai indikasi asal.

Suatu merek mendapat perlindungan hukum apabila merek tersebut didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Karena disebutkan dalam perjanjian TRIPs dan dalam Pasal 1 ayat 5 UU Merek 2016 bahwa merek terdaftar memiliki hak eksklusif untung melarang pihak ketiga yang tanpa izin dan sepengatahuan pemilik merek tersebut untuk memakai merek yang sama untuk barang dan/atau jasa yang telah didaftarkan terlebih dahulu.

12 Erna Wahyuni, dkk, Kebijakan dan Manajemen Hukum Merek, YPAPI, Yogyakarta, 2002, hal.2.

(13)

Adapun yang dimaksud dengan hak khusus yang diberikan Negara kepada pemilik merek yang terdaftar meliputi:13

1. Menciptakan hak tunggal (sole or single right)

Hukum atau Undang-Undang memberi hak tersendiri kepada pemilik merek. Hak itu terpisah dan berdiri sendiri secara utuh tanpa campur tangan pihak lain;

2. Mewujudkan hak monopoli (monopoly right)

Siapapun dilarang meniru, memakai, dan mempergunakan dalam perdagangan barang dan jasa tanpa izin pemilik merek

3. Memberi hak paling unggul (superior right)

Hak superior merupakan hak yang diberikan doktrin hak paling unggul bagi pendaftar pertama. Oleh Karena itu, pemegang hak khusus ataus suatu merek menjadi unggul dari merek orang lain untuk dilindungi.

Kebutuhan akan perlindungan hukum yang diberikan kepada pemilik merek meliputi penggunaan atau eksploitasi merek menurut M. Yahya Harahap mencakup:14

a. Melindungi penggunaan hak ekslusif merek, meliputi:

1) Menggunakan tanda merek sebagai logo, label, atau gambar dalam surat menyurat, pada barang atau jasa, pada kemasan (packaging) dalam advertensi atau promosi;

2) Menikmati secara ekslusif manifestasi yang lahir dari merek, meliputi goodwill, atau well-known, reputasi tinggi (high reputation), indikasi

sumber asal/geografis, sentuhan cultural (cultural attachment), dan sentuhan keakraban (familiar attachment).

13 Sudargo Gautama, Hak Merek Dagang Menurut Perjanjian TRIPs-GATT dan UndangUndang Merek RI, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, hal.19.

14 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedilah, Op.Cit, 207

(14)

b. Melindungi hak ekslusif menggunakan merek sebagai alat eksploitasi memperoleh keuntungan dalam perdagangan, meliputi:

1) Memasarkan barang atau jasa dalam perdagangan nasional, regional, global

2) Menyimpan barang yang dilindungi merek, asal tidak bertentangan dengan ketentuan monopoli atau spekulasi untuk menaikkan harga 3) Menyuplai barang

c. Melindungi hak memperluas wilayah dan segmen pemasaran, sesuai dengan system pasar atau perdagangan bebas dan dilakukan sesuai dengan prinsip persaingan bebas, jujur, dan sehat

d. Melindungi pengalihan atau transfer dalam bentuk:

1) Transfer berdasarkan title umum sesuai dengan ketentuan hukum waris 2) Transfer dalam segala bentuk transaksi yang dibenarkan oleh undang

undang

3) Dalam bentuk lisensi, memberi izin kepada orang lain atau badan hukum untuk menggunakanya

Demikian gambaran lingkup perlindungan hukum yang harus diberikan dan diterapkan terhadap hak ekslusif sebagai hak milik berdasar pada landasan sifat hak milik atas merek yang bersifat absolut, hukum harus memberi jaminan perlindungan penuh bagi siapa saja yang menganggu setiap kegiatan yang dilakukan pemilik sepanjang tindakan itu masih dalam batas-batas lingkup hak khusus dan lingkup perlindungan yang diberikan Undang-Undang.15

15Ibid, hal.372

(15)

B. Hukum Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) BerdasarkanUndang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Kaos Medan Bah Di Kota Medan)

UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.16

Indonesia merupakan Negara yang sebagian besar dana pemasukannya berasal dari UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sehingga UMKM menjadi salah satu faktor yang memiliki peranan besar dalam meningkatkan devisa Negara. Produk-produk yang diproduksi oleh UMKM di Indonesia banyak yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki keunikan terutama apabila sudah masuk dalam pasar luar negeri.Bangsa Indonesia kurang menyadari bahwa perlindungan hak kekayaaan Intelektual membawa nilai ekonomi yang tinggi apabila sudah masuk dalam dunia perdagangan.17

Perkembangan UMKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan sehingga menyebabkan lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan utama yang dihadapi UMKM, antara lain keterbatasan infrastruktur dan akses pemerintah terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan. Dengan segala persoalan yang ada, potensi UMKM yang besar itu menjadi terhambat. Meskipun UMKM dikatakan mampu bertahan dari adanya krisis global namun pada kenyataanya permasalahan-permasalahan

16Ibid.

17 Astti Wulan Adaninggar, Perlindungan Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah terkait Hak Kekayaan Intelektual dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean, Dipenogoro Law Jurnal, No.3 Vol.5, tahun 2016, hal.2.

(16)

yang dihadapi sangat banyak dan lebih berat. Hal itu dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis global, UMKM harus pula menghadapi persoalan domestic yang tidak kunjung terselesaikan seperti masalah upah buruh, ketenagakerjaan dan pungutan liar, korupsi, dan lain-lain.18

Sektor bisnis tidak pernah dapat luput dari Kekayaan Intelektual.Setiap usaha yang dilakukan pasti memiliki Kekayaan Intelektual yang terdapat di dalamnya. Kekayaan Intelektual yang dimaksud dapat berupa Merek, Cipta, Paten, Desain Industri, Rahasia Dagang, Dasar Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Indikasi Geografis. Sama halnya dengan UMKM, meskipun skala bisnis yang dijalankan di dalam UMKM bukanlah suatu skala yang besar tetapi pada umumnya seluruh UMKM memiliki suatu Merek, baik Merek yang dipergunakan di dalam Perdagangan atau bisa disebut sebagai Merek dagang ataupun Merek yang dipergunakan di dalam suatu produk Jasa.19

Perlindungan merek di Indonesia menganut asas konstitutif (pendaftaran) dengan prinsip firsttofile.20Artinya, Merek hanya mendapatkan perlindungan apabila Merek tersebut didaftarkan ke pemerintah melalui kementerian Hukum dan Ham dan dalam hal ini terdapat di Direktorat Kekayaan Intelektual.Apabila UMKM memiliki produk baik berupa barang maupun jasa dengan menggunakan suatu merek namun tidak didaftarkan, maka pelaku usaha UMKM tersebut kehilangan perlindungan hukum atas mereknya.

Dengan demikian Hak Kekayaan Intelektual dan produk perdagangan memiliki keterkaitan atau hubungan yang sangat erat. Untuk sampai ke tangan konsumen, produk perdagangan yang berkaitan dengan invensi dalam bidang teknologi memerluka Hak atas Paten, sedangkan untuk membedakan kualitas produk perdagangan dari sisi keterjaminan

18https://www.kemenkeu.go.id/, diakses Pada tanggal 4 Maret Pukul.20.26

19AndrewBethlehn,UpayaPerlindunganHukumTerhadapMerekIndustriUMKMdiIndonesa, Jurnal Law and Justice No.1 Vol.3 1 April 2018, hal.4.

20Khoirul Hidayah, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, Jakarta, 2017, hal.54.

(17)

original dan labeling maka diperlukan Hak atas Merek, dan dalam halnya membentuk suatu

kreasi berwujud yang berkaitan dengan seni pada produk perdagangan, agar kreasi tersebut memiliki kekuatan yang tetap maka diperlukan Hak atas desain. Dari penjabaran diatas dapat simpulkan bahwa produk perdagangan memiliki hubungan keterkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual khususnya Undang-Undang No.20 Tahun 2016 dari awal proses produksi hingga sampai ke tangan konsumen.

Undang-Undang No.20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis tidak banyak membahas terkait dengan Merek UMKM di Indonesia. Penyebutan terkait dengan merek UMKM tertuang di dalam konsideran huruf a UU Merek 2016 yang berisikan “bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi internasional yang telah diratifikasi Indonesia, peranan merek dan Indikasi Geografis menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat, berkeadilan, perlindungan konsumen, serta perlindungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dan industri dalam negeri.21

Keberadaan UU Merek2016 diharapkan bisa menjadi salah satu cara pemerintah dalam melindungi usaha UMKM melalui perlindungan kekayaan intelektualnya yang berupa merek. Dengan adanya pengakuan merek yang diberikan kepada pelaku usaha UMKM maka industri besar ataupun para pelaku usaha yang memiliki itikad baik, tidak serta merta dapat mengambil kekayaan intelektual milik pelaku usaha UMKM karena kepemilikan merek yang terdaftar diakui dan dilindungi oleh pemerintah. Apabila ada sengketa yang lahir dari adanya sengketa kepemilikan Merek, pemerintah hanya akan mengacu sertifikat merek sebagai bukti kepemilikan hak atas merek, kecuali terjadi pembatalan hak atas merek berdasarkan gugatan merek yang dilakukan oleh salah satu pihak di pengadilan Niaga.

21Konsideran Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

(18)

Tindakan pemegang Hak atas merek Kaos Medan Bah terhadap pelanggaran merek sering terjadi dalam praktek masyarakat, pelanggaran ini dilakukan oleh orang-orang yang berusaha mengambil keuntungan dari merek yang sudah terkenal di dalam masyarakat.Pemilik merek Kaos Medan Bah menemukan pelanggar itu dengan sengaja memproduksi barang-barang tertentu dan kemudian memberikannya merek sesuai dengan merek miliknya.Namun pada saat itu merek Kaos Medan Bah belum terdaftar di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual.Setelah terjadi hal demikian Pemilik sadar untuk mendaftarkan merek Kaos Medan Bah miliknya. Disaat proses pendaftaran yang memakan waktu yang lama Pemilik merek Kaos Medan Bah menemukan lagi merek miliknya di tiru oleh orang lain. Pada saat itu pemilik merek berada di Bogor dan melihat orang memakai merek bajunya dan pemilik merek bertanya dimana pengguna merek tersebut membeli Kaos Medan Bah tersebut, pengguna merek tersebut mengaku ia membeli di daerah pancabudi medan.Hal ini tentu saja sangat merugikan bagi pemegang merek yang sah tersebut dikarenakan pemilik merek tidak bisa melakukan tindakan hukum seperti menggugat secara pidana maupun perdata dikarenakan merek produknya masih dalam proses pendaftaran dan juga belum keluar no register merek produknya. Pemilik merek merasa proses pendaftaran merek memakan waktu yang lama.22

Apabila terjadi pelanggaran terhadap hak atas merek yang terdaftar dan pemegang hak atas merek yang sah dapat melakukan guugatan pidana dan perdata. Dapat diajukannya gugatan ini merupakan konsekuensi adanya perlindungan hukum hak atas merek, yaitu sebagaimana yang termuat dalam pasal 83 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang merek dan indikasi geografis. Pemberian hak kepada pemegang merek yang dilanggar haknya dapat melakukan gugatan kepada si pelanggar hak atas merek baik secara pidana maupun perdata.

22 Wawancara dengan M.Mukhlis selaku pemilik merek Kaos Medan Bah, Senin 18 Maret 2019, Pukul 19.30

(19)

C. Keuntungan atau kerugian merek kaos medan bah sebelum dan sesudah didaftarkan

Mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan merek sebelum dan sesudah didaftarkan, maka banyak pemilik merek yang memilih untuk tidak mendaftarkan mereknya.Pemilik merek Kaos Medan Bah mengungkapkan bahwa dengan tidak didaftarkannya merek produknya memiliki keuntungan yaitu sebelum mendaftarkan merek produknya, Pemilik merek Kaos Medan Bah tidak perlu mengeluarkan biaya pendaftaran merek, baik itu biaya resmi atau biaya lainnya yang harus dibayar ketika pertama kali pendaftaran merek dilakukan maupun pendaftaran untuk perpanjangannya dan tidak perlu berurusan dengan birokrasi pendaftaran merek yang cukup panjang serta mengurangi biaya ketika melakukan pengiriman (ekspor) barang melalui bea dan cukai.23

Merek dagang melambangkan orisinalitas produk yang diproduksi sehingga hal tersebut memegang peranan sangat penting dalam proses pemasaran produk dari produsen ke konsumen.Dari sudut pandang hukum, merek dagang masuk ke dalam kategori hak kekayaan intelektual yang dapat didaftarkan secara resmi melalui Dirjen Hak Kekayaan Intelektual yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, yang menjadi keuntungan merek setelah di daftarkan yaitu:24

1. Mendapat Perlindungan Hukum

Keuntungan yang paling besar dari mendaftarkan merek dagang adalah jaminan perlindungan hukum atas hak-hak Anda sebagai pemilik merek dagang.Hal ini dengan jelas telah diatur dalam undang-undang mengenai hak cipta tahun 2002 yang disahkan langsung oleh Presiden.

23 Wawancara dengan M.Mukhlis selaku pemilik merek Kaos Medan Bah, medan, Senin 18 Maret 2019, Pukul 19.30

24 https://indonesiana.tempo.co/read/122466/2018/02/07/indonesiagodigital1/5-keuntungan- mendaftarkan-merek-dagang-secara-resmi diakses pada tanggal 30 Maret 2019, Pukul 13.15

(20)

Perlindungan ini adalah senjata utama untuk melindungi orisinalitas perusahaan yang tengah Anda kembangkan.Jadi, jika suatu saat ada usaha penjiplakan yang dilakukan oleh kompetitor terhadap produk Anda, mereka dapat diseret ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

2. Mengurangi Risiko Terjadinya Tindakan Plagiarisme

kemajuan teknologi informasi saat ini turut menyebabkan peningkatan angka plagiarisme dalam berbagai bidang, mulai dari akademis hingga bisnis. Jika sudah didaftarkan, merek dagang Anda akan diakui oleh pemerintah sehingga usaha branding perusahaan akan semakin mudah dan aman dari tindakan plagiarisme yang sangat mungkin dilakukan oleh para kompetitor.

3. Menambah Nilai Aset Perusahaan

Branding merupakan salah satu aset terbesar sebuah perusahaan.Bahkan

saat perusahaan tersebut diterpa krisis dan hampir bangkrut, branding dapat menjadi penyelamat yang mengundang investor untuk datang menanamkan modal.

Nilai branding akan menjadi berharga apabila merek dagang perusahaan Anda sudah resmi terdaftar di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual. Sebab tanpa pengakuan dari pemerintah, merek dagang yang Anda gunakan dapat dipakai oleh sembarang pihak sehingga nilai jualnya sama sekali tidak berharga.

4. Membuka Peluang Waralaba

Karena memiliki nilai eksklusif atas penggunaan merek dagang, perusahaan yang sudah terdaftar dapat mengembangkan usahanya menjadi bisnis waralaba yang saat ini tengah menjamur.

(21)

5. Menjaga Citra Perusahaan dan Kepercayaan Konsumen

Tanpa adanya status merek dagang yang jelas, usaha apa pun yang Anda lakukan dalam memasarkan produk akan sia-sia karena siapa saja dapat menjiplak produk Anda. Hal ini sangat mungkin berujung pada penurunan citra perusahaan, apalagi jika produk jiplakan di pasaran memiliki kualitas rendah yang tidak memenuhi standar produksi perusahaan Anda.

Pemilik merek megungkapkan bahwa kerugian dari Merek Kaos Medan Bah sebelum didaftarkan ialah merek produk Kaos Medan Bah yang digunakan olehnya tidak dilindungi oleh Undang-Undang. Oleh sebab itu dapat ditiru oleh pihak lain.Seperti yang ditemukan Pemilik merek Kaos Medan Bah di pasar tradisional dimedan dan juga di daerah Pancabudi Medan. Dan ketika ada pihak lain yang melakukan peniruan pemegang merek tidak dapat melakukan tuntutan, baik itu secara perdata atau pidana. Merek yang tidak terdaftar yang digunakan oleh pengusaha dapat diajukan pihak lain untuk didaftarkan atas namanya,mengingat undang-undang yang berlaku adalah sistem konstitutif, dimana dalam sistem tersebut siapa yang mendaftarkannya pertama kali maka dialah yang dianggap berhak sebagai pemilik merek.25

Selain keuntungan yang didapat dalam mendaftarkan merek, terdapat juga beberapa kerugian atau kelemahan dalam sistem pengaturan merek yaitu:26

1. Tidak adanya persyaratan filosofi merek yang didaftarkan filosofi merupakan kata benda dari filsafat. Filsafat jika merujuk pada KBBI adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, asal, dan hukumnya (Merek adalah suatu tanda (sign) untuk membedakan barang-

25 Wawancara dengan M.Mukhlis selaku pemilik merek Kaos Medan Bah, Senin 18 Maret 2019, Pukul 19.30

26 Karlina Perdana, Kelemahan Undang-Undnag Merek dalam hal Pendaftaran Merek, Privat Law Vol.V No.2, Juli-Desember 2017, hal.89

(22)

barang atau jasa yang sejenis yang dihasilkan atau diperdagangkan seseorang atau kelompok orang atau badan hokum dengan barang atau jasa yang sejenis yang dihasilkan oleh orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai jaminan atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa).27

2. Terdapat multitafsir pemahaman mengenai merek terkenal dan persamaan pada pokokknya atau keseluruhannya permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jendral apabila merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau sejenisnya. Pernyataan tersebut menimbulkan pernyataan mengenai kualifikasi apa atau dengan kata lain, ukuran final apa yang ditetapkan undang-undang untuk dapat akhirnya memutuskan suatu merek sebagai merek terkenal dan suatu merek terbukti membonceng ketenaran merek lain karena adanya persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya. Karena dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis sendiri pun memiliki pemahaman yang berbeda-beda ditafsirkan. Merek terkenal diatur dalam Pasal 21 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang merek dan Indikasi Geografis dan kriteria merek terkenal dijelaskan dalam penjelasan Pasal 21 ayat (1) huruf b sebagai berikut:Penolakan permohonan yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan.

27 Agus Mardianto, Penghapusan Pendaftaran Merek Berdasarkan Gugatan Pihak Ketiga, Jurnal Dinamika Hukum, VOL.10 , No.1, tahun 2010, hal.2.

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijabarkan dalam pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Suatu merek mendapat perlindungan hukum apabila merek tersebut didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.Pendaftaranlah yang akan memberikan perlindungan terhadap suatu merek.Dengan demikian Undang-Undang No.20 Tahun 2016 hanya melindungi merek terdaftar (registered marks), sedangkan terhadap merek yang tidak didaftarkan (unregistered marks) tidak mendapat perlindungan hukum dan dianggap tidak memiliki hak ekslusif, meskipun telah memakainya bertahun-tahun. Ketentuan ini merupakan elemen pokok dalam sistem konstitutif ditegakkan atas landasan doktrin first to file.28

2. Keberadaan UU Merek 2016 diharapkan bisa menjadi salah satu cara pemerintah dalam melindungi usaha UMKM melalui perlindungan kekayaan intelektualnya yang berupa merek. Dengan adanya pengakuan merek yang diberikan kepada pelaku usaha UMKM maka industri besar ataupun para pelaku usaha yang memiliki itikad baik, tidak serta merta dapat mengambil kekayaan intelektual milik pelaku usaha UMKM karena kepemilikan merek yang terdaftar diakui dan dilindungi oleh pemerintah.

3. Pemilik merek Kaos Medan Bah mengungkapkan bahwa dengan tidak didaftarkannya merek produknya memiliki keuntungan yaitu sebelum mendaftarkan merek produknya, Pemilik merek Kaos Medan Bah tidak perlu

28Ibid.

(24)

mengeluarkan biaya pendaftaran merek, dan tidak perlu berurusan dengan birokrasi pendaftaran merek yang cukup panjang.Pemilik merek juga megungkapkan bahwa kerugian dari Merek Kaos Medan Bah sebelum didaftarkan ialah merek produk Kaos Medan Bah yang digunakan olehnya tidak dilindungi oleh Undang-Undang. Oleh sebab itu dapat ditiru oleh pihak lain.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Sehubungan dengan hasil-hasil penelitian yang dikemukakan penulis,

rekommendasi yang dapat dikemukakan adalah kepada pemerintah khususnya Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual disarankan untuk membantu para pemilik merek dalam mendaftarkan mereknya, sehingga mereka mendapat perlindungan optimal setelah mendaftarkan mereknya, baik dalam segi mempercepat proses pendaftaran dan meringankan dalam segi biaya

2. Industri UMKM diharapkan dapat mengerti dari tujuan pendaftaran merek dan segera mendaftarkan merek dagangnya, dikarenakan pendaftaran merek sangatlah penting untuk mencegah pihak lain melakukan peniruan terhadap merek dagangnya.

3. Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Ham Provinsi Sumatera Utara diharapkan melakukan sosialisasi atau iklan di tv mengenai keuntungan dari mendaftarkan mereknya, atau juga bekerjasama dengan dinas binaan seperti dinas industri dan perdagangan atau juga dinas koperasi UMKM kota medan agar dapat meningkatkan kesadaran para pemilik merek untuk mendaftarkan merek yang digunakan

(25)

21

DAFTAR PUSTAKA Buku

Djumhana,Muhammad dan R.Djubaelidah, Hak Milik Intelektual, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003

Gautama,Sudarga, Hak Merek Dagang Menurut Perjanjian TRIPs-GATT dan UndangUndang Merek RI, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994.

Hidayah,Khoirul, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, Jakarta, 2017.

Maulana,Insan Budi, Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten, dan Hak Cipta, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999.

Marzuki,Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta,2010.

Priyono,Ery, bahan kuliah metodologi penelitian, Undip,Semarang,2003/2004.

Soenggono,Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo, Persada, Jakarta, 2007

Wahyuni,Erna.dkk, Kebijakan dan Manajemen Hukum Merek, YPAPI, Yogyakarta, 2002.

Soekanto,Soerjonodan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjaunan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2009.

Artikel

Adaninggar,Astti Wulan, Perlindungan Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah terkait Hak Kekayaan Intelektual dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean, Dipenogoro Law Jurnal, No.3 Vol.5, tahun 2016

Bethlehn,Andrew,UpayaPerlindunganHukumTerhadapMerekIndustriUMKMdiIndonesia, Jurnal Law and Justice No.1 Vol.3 1 April 2018

Mardianto,Agus,Penghapusan Pendaftaran Merek Berdasarkan Gugatan Pihak Ketiga, Jurnal Dinamika Hukum, VOL.10 , No.1, tahun 2010

Perdana,Karlina, Kelemahan Undang-Undnag Merek dalam hal Pendaftaran Merek, Privat Law Vol.V No.2, Juli-Desember 2017

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Lembar Negara Tahun 2008, Nomor 93 Tentang Usaha Menengah Kecil Mikro Kecil dan Koperasi

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Lembar Negara Tahun 2008, Nomor 4486 Tentang Usaha Menengah Kecil Mikro Kecil dan Koperasi

(26)

22

Internet

https://www.kemenkeu.go.id/, diakses pada tanggal 4 Maret 2019

https://indonesiana.tempo.co/read/122466/2018/02/07/indonesiagodigital1/5-keuntungan- mendaftarkan-merek-dagang-secara-resmi diakses pada tanggal 30 Maret 2019

Wawancara

Wawancara dengan M.Mukhlis selaku pencipta merek Kaos Medan Bah, pada tanggal 18 Maret 2019

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini mengemukakan permasalahan mengenai bentuk-bentuk pelanggaran terhadap perempuan korban perang di Suriah ditinjau menurut hukum internasional, diantara banyak

e) Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.. landasan yuridis perubahan paradigma sifat CSR dari voluntary menjadi mandator. Apalagi bagi perusahaan yang

Apabila terjadi hal demikian maka para wajib pajak yang akan membayar Pajak Kendaraan bermotor yang sudah jatuh tempo pada hari itu juga harus mendatangi Kantor Bersama

Dalam hal pengurusan Sertipikat Kepemilikan Hunian Rumah Susun peranan Para Tergugat masih sangat diperlukan, karena sertipikat tersebut masih tercatat atas nama PT

3. suatu sebab yang halal. Pos Indonesia bergerak dalam bidang jasa, maka faktor yang sangat penting yang perlu di perhatikan adalah kepercayaan pengguna jasa, dimana

a) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, terdiri dari peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian. Bahan hukum primer yang

HITADO, atau dengan kata lain dapat disebutkan bahwa Pemohon Pernyataan Pailit Debitur Bagi Dirinya Sendiri atau Debitur Perseorangan atas nama MUHAMMAD ARIFIN HASIBUAN

Maka, atas pertimbangan tersebutlah Majelis Hakim menyatkan bahwa terdakwa harus dilepaskan dari tuntutan hukum (ontslag van rechtvervolging). Dari pemaparan