• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK.

KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

NURUL RAHMADHANI NIM : 140200422

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK.

KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

NURUL RAHMADHANI NIM : 140200422

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

(3)

ABSTRAK

KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK.

KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

Nurul Rahmadhani*

Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H.,M.Hum**

Tri Murti Lubis, SH.,MH***

CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan, karena di negara Indonesia ada Undang-Undang yang mengatur tentang kewajiban pelaksanaan CSR oleh Perusahaan. Selain untuk mematuhi Undang-undang, CSR dilakukan juga karena kesadaran perusahaan dalam membantu negara mengentaskan kemiskinan. Secara normatif CSR telah dinyatakan sebagai kewajiban bagi setiap perusahaan yang bergerak dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 74 UUPT. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor wilayah Jakarta Kota mempunyai banyak program dalam melaksanakan CSR. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peraturan perundang-undangan mengenai program CSR yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, bentuk program CSR yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program CSR.. Program CSR Studi pada Divisi Corporate University PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota merupakan salah satu bentuk kewajiban perusahaan dalam menerapkan CSR.

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif yaitu menitikberatkan pada data sekunder yaitu dengan memaparkan tentang peraturan yang berlaku dalam mengatur corporation social responsibility.

Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program CSR yang dilakukan PT.

Bank Negara Indonesia, Tbk, Kantor Wilayah Jakarta Kota telah melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR), dengan menetapkan 6 bidang yang menjadi fokus kegiatan CSR, yaitu pendidikan, kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, kegiatan keagamaan, bantuan bencana dan pelestarian alam.Manfaat dari Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan bisa membuat PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota terus aktif dalam kegiatan CSR untuk menghapus kemiskinan sehingga tercapai masyarakat yang adil dan makmur di Negara Republik Indonesia..

Kata Kunci : CSR, Program , PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota

*) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

**) Dosen Pembimbing I

***) Dosen Pembimbing II

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi tugas akhir dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan program kekhususan Hukum Ekonomi.

Skripsi ini dengan judul “Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota (Studi pada Divisi Corporate University PT. Bank Negara Indonesia, Tbk)” penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kelemahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi materi. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Penullis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan dan kebaikan skripsi ini di masa yang akan datang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini saya juga mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan ucapan terimakasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan, saya menyampaikan terimakasih kepada :

Bapak Prof.Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum. Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;

1. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

(5)

2. Bapak Dr. Ok. Saidin, SH., M.Hum. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

3. Ibu Puspa Melati, SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Prof.Dr. Bismar Nasution, SH.,M.Hum. Selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi, sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan arahan dalam proses penulisan skripsi ini;

6. Ibu Tri Murti Lubis, SH.,MH, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan/bimbingan serta memberikan banyak ilmunya kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan;

7. Kepada seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Hukum USU yang selama ini telah banyak membantu Penulis;

Medan, 10 Januari 2018

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Abstrak...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...7

D. Keaslian Penulisan...9

E. Tinjauan Kepustakaan...9

F. Metode Penelitian...14

G. Sistematika Penulisan...16

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY A. Sejarah Corporate Social Responsibility...19

B. Bentuk dan Manfaat Corporate Social Responsibility...22

C. Pengaturan mengenai Corporate Social Responsibility...33

BAB III PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERBANKAN DI INDONESIA A. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Usaha Kecil dan Menengah...40

B. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Pendidikan...44

C. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor

Lingkungan...46

(7)

BAB IV KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PT.

BANK NEGARA INDONESIA, TBK. KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

A. Pengaturan Corporate Social Responsibility PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota ditinjau dari pengaturan Corporate Social Responsibility di Indonesia ...52 B. Bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan

oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota terhadap masyarakat sekitar...65 C. Kendala yang dihadapi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor

Wilayah Jakarta Kota dalam penerapan Corporate Social Responsibility...83 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...89

B. Saran ...91

DAFTAR PUSTAKA...94

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan riel per kapita. Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk menaikkan pendapatan nasional riel dan meningkatkan produktifitas. Pada umumnya tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri.

1

Corporate Social Responsibility (tanggung jawab perusahaan) merupakan masalah penting dalam perdebatan kontemporer. Kebanyakan masalah ini bersumber pada skala dan pengaruh perusahaan modern. Skala beberapa perusahaan lebih besar daripada sebquah negara. Pengaruhnya meluas ke seluruh dunia. Kegiatan mereka dapat menentukan kemakmuran masyarakat dan kesehatan lingkungan.

Pada awalnya, konsep Corporate Social Responsibility (CSR) muncul sebagai akibat dari adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap korporasi.

Masyarakat menganggap korporasi sebagai pihak yang selalu mengeruk keuntungan tanpa memperdulikan kondisi masyarakat maupun lingkungan sekitarnya.

2

Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat semakin sadar akan pentingnya perlindungan atas hak-hak mereka. Masyarakat menuntut perusahaan

1 Irwan dan Suparmoko, Ekonomika Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE,1990), hlm.5.

2 Gunawan Widjaya dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR, (Jakarta : PT. Percetakan Penebar Swadaya, 2008), hlm. 11.

(9)

untuk lebih peduli pada masalah-masalah yang terjadi dalam komunitas mereka.

Lebih jelasnya, masyarakat menuntut tanggung jawab sosial perusahaan.

3

Bagi pengusaha, hal ini harus diperhatikan dengan baik, agar tidak menjadi bumerang pada akhirnya. Dengan semakin baiknya kesadaran masyarakat akan hak-hak mereka dan kepedulian mereka terhadap lingkungan mereka, pengusaha harus mewujudkan tanggung jawab sosialnya.

4

Ada usaha yang cukup berpengaruh untuk menempatkan gelombang diskusi tanggung jawab perusahaan dalam lingkup yang lebih luas. Tidak bisa dihindari lagi, ini menjangkau masalah yang menyentuh semua penilaian terhadap tanggung jawab perusahaan. Penilaian ini meliputi etika, kebijaksanaan perusahaan, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan, perubahan teknologi, tujuan dan praktik manajemen, lingkungan, dan keadilan sosial.

5

Dalam pelaksanaan kebijakan Corporate Social Responsibility masing- masing perusahaan memiliki alasan tersendiri atas kebijakan yang dibuat. Secara umum kebijakan ini dilakukan karena adanya pengaruh atas operasional yang dilakukan perusahaan. Corporate Social Responsibility dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan lingkungan maupun masyarakat sekitar dalam peningkatan kinerja perusahaan.

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan berkembang secara evolusioner dalam jangka waktu yang cukup panjang. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan menjalani beberapa tahap yan dipengaruhi oleh sepak terjang para

3 Ibid., hlm.17.

4Ibid., hlm.18.

5 Tom Cannon, Loc. Cit

.

(10)

pelaku usaha dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya. Konsep tersebut juga mendapat pengaruh dari perkembangan ideologi dan tatanan kehidupan bangsa dan antarbangsa. Segala hal tersebut ikut memberikan kontribusi hingga tiba pada suatu saat dimana para pelaku usaha menyadari perlunya aksi bersama masyarakat setempat demi kepentingan semua pihak.

6

Tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan peningkatan partisipasi perusahaan dalam masyarakat harus dimaknai sebagai upaya menciptakan kemaslahatan bersama bagi perusahaan dan masyarakat.

7

Elkington menegaskan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula, memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

8

Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah untuk pemberdayaan masyarakat, bukan memperdayai masyarakat. Pemberdayaan bertujuan mengkreasikan masyarakat mandiri, kalau berbicara tentang Corporate Social Responsibility, terdapat banyak defenisi. Kata sosial sering diinterprestasikan dengan kedermawanan. Padahal Corporate Social Responsibility terkait dengan sustainability dan acceptability, artinya diterima dan berkelanjutan untuk berusaha di suatu tempat. Selama ini Corporate Social Responsibility (CSR) kebanyakan diukur dari sudut berapa besar uang yang dikeluarkan. Sebenarnya bukan uang saja, uang itu hanya sebagian nilai karena ada nilai intangible yang sangat penting, artinya ada sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang. Kata

6Matian Siagian dan Agus Suriadi, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif Pekerjaan Sosial, (Medan : FISIP USU PRESS, 2010), hlm.6.

7 M. Yasir Yusuf, Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian Empiris Pembiayaan Mikro Baitulmal Aceh, Jurnal Ekonomi Islam L a_Riba, Vol.IV, No.2, Des 2010, hlm.198

8 Edi Suharto, CSR dan Comdev, Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, Bnadung: CV. Alfabeta, Cet. Ke-1, 2010, hlm.4.

(11)

sosial sering hanya dipahami sebagi bentuk kedermawanan. Padahal, kedermawanan itu adalah sebagian kecil dari Corporate Social Responsibility (CSR), itu sebabnya ada perusahaan yang menggunakan kata corporate responsibility atau CR. Corporate responsibilities ada dua. Pertama, yang sifatnya ke dalam atau internal. Kedua, yang internal menyangkut transparansi, sehingga ada yang nama nya Good Corporate Governance. Dikalangan perusahaan publik diukur dengan keterbukaan informasi.

9

Menurut Princess Of Wales Foundation ada lima hal penting yang dapat mempengaruhi implementasi CSR, pertama, menyangkut human capital atau pemberdayaan manusia. Kedua, environments yang berbicara tentang lingkungan.

Ketiga adalah Good Corporate Governance. Keempat, social cohesion. Artinya, dalam melaksanakan CSR jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial.

Kelima adalah economic strength atau memberdayakan lingkungan menuju kemandirian dibidang ekonomi.

10

Pada awalnya CSR hanya bersifat sukarela (voluntary). Hal ini sejalan dengan pendapat Isa Wahyudi, bahwa meskipun belum ada kesatuan bahasa dalam memaknai CSR, tetapi CSR ini telah diimplementasikan oleh perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas kesukarelaan.

11

Hal inilah yang menjadi masalah karena sifat kesukarelaan dalam menjalankan CSR menjadikan perusahaan enggan untuk melaksanakan CSR. Hal itulah yang

9 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta :Sinar Grafika Offset, 2009),hlm.9-10.

10 Ibid,hlm.11-12.

11 Isa Wahyudi & Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan dan Implementasi,(Malang: In-TransPublishing,2008), hlm.28.

(12)

dikhawatirkan jika tidak ada pengaturan yang bersifat mengikat perusahaan dalam melaksanakan CSR.

12

Oleh sebab itu, muncul pengaturan mengenai CSR di Indonesia dengan menggunakan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Pengaturan/regulasi mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia dituangkan dalam hierarki perundang-undangan yang berbentuk Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, serta berbentuk Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

Munculnya tiga pengaturan diatas, maka menimbulkan kelegaan tersendiri bahwa sudah ada peraturan yang secara tegas mengatur tentang kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perseroan terbatas tidak hanya dituntut mencari keuntungan atau laba semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Baik atau buruknya amanat Undang-Undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan menganggarkan dana pelaksanaan tanggung jawab sosial, bergantung pada aturan pelaksanaan yang akan disusun pemerintah. Terkait hal itu, para pelaku bisnis berharap pemerintah lebih bijaksana menafsirkan aturan ini, yang dimaksud dengan perseroan, menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

12Ibid, hlm.13

(13)

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Ketentuan tersebut dengan tegas menyatakan bahwa perseroan terbatas adalah badan hukum.

13

Didalam pasal 74 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Inilah yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam hal ini, tidak hanya sekedar perseroan yang menjalankan usahannya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam saja yang memiliki Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, melainkan semua perseroan memiliki Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk yang memfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank BNI telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik.

Berbagai bentuk program CSR dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota sebagai wujud tanggung jawab sosial PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota pada lingkungan. Tidak

13Ibid.,hlm.13.

(14)

mudah untuk mewujudkan kebijakan dan program CSR perbankan yang ideal, namun pada intinya program CSR harus terkait dengan upaya memaksimumkan dampak positif dan meminimumkan dampak negatif dari suatu kegiatan bisnis perbankan. Oleh karena itu diperukan konsep penerapan CSR yang efektif dan efisien yang sesuai kegiatan utama perbankan. Sehingga CSR tidak hanya memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat tetapi juga bagi perusahaan.

Umumnya perbankan di Indonesia memiliki berbagai program pengembangan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial, sebagian bank di Indonesia hanya melakukan kegiatan CSR yang bersifat Charity, kepedulian terhadap lingkungan sosial, bantuan bencana alam dan sebagainya.

B. Perumusan Masalah

Agar tidak menjadi bias dan melebarnya pembahasan dalam skripsi ini maka perlu untuk mengangkat permasalahan yang dijadikan sebagai landasan atau acuan dari pokok materi penulisan sehingga suatu kesimpulan dapat diperoleh.

Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan Corporate Social Responsibility PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota ditinjau dari pengaturan Corporate Social Responsibility di Indonesia ?

2. Apa saja bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan

oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota

terhadap masyarakat sekitar ?

(15)

3. Apa yang menjadi kendala yang dihadapi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota dalam penerapan Corporate Social Responsibility ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Tujuan pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Corporate Social Responsibility PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota ditinjau dari pengaturan Corporate Social Responsibility di Indonesia.

b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota terhadap masyarakat sekitar.

c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota dalam penerapan Corporate Social Responsibility.

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan akan memberikan kontribusi pemikiran serta pemahaman dan pandangan baru terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) terutama dalam penerapannya.

b. Secara Praktis

(16)

Pembahasan terhadap masalah ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi pembaca, khususnya dunia perusahaan yang berhubungan langsung dengan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut kemudian dapat mengimplementasikan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan sebaik-baiknya sehingga membawa manfaat baik bagi perusahaan, bagi pemerintah, bagi masyarakat, maupun bagi kelestarian lingkungan.

D. Keaslian Penulisan

“Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota (Studi pada Divisi Corporate University PT. Bank Negara Indonesia, Tbk” yang diangkat menjadi judul skripsi belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada terdapat judul yang hampir sama dengan yang ini, akan tetapi substansi pembahasannya berbeda. Penulis menyusunnya melalui bahan-bahan referensi buku-buku, media cetak dan elektronik, serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa

ketentuan dan batasan yang menjadi sorotan dalam mengadakan studi

kepustakaan. Hal ini berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup

skripsi agar berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah

disebutkan di atas.

(17)

Terkait dengan topik yang diangkat dalam skripsi ini perlu dilakukan pembatasan terhadap beberapa hal sebagai berikut:

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Grup Bisnis Bank Dunia (The World Bank Group) memberikan definisi CSR sebagai:“the commitment of business to contribute to sustainable economic development, working with employees and their representatives, their families, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development.

14

Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR diartikan sebagai “business commitment to contribute to sustainable economic development, working with employees, their families, the local community, and society at large to improve their quality of life.”

CSR dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

15

Istilah CSR tidak dikenal dalam UUPT namun, dipersamakan dengan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (“TJSL”). Pasal 1 angka 3 UUPT menyebutkan bahwa:

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik

14Amin Widjaja Tunggal, Business Ethics dan Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus, (Havarindo, 2008), hlm.23

15Ronny Irawan, Corporate Social Responsibility: Tinjauan Menurut Peraturan Perpajakan di Indonesia, Surabaya, 6 September 2008, hlm.1.

(18)

bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

16

Dalam hal ini penulis mengasumsikan bahwa istilah TJSL dengan CSR adalah memiliki pengertian yang sama. Untuk itu dalam tulisan ini penulis akan memakai istilah CSR sampai akhir tulisan ini.

2. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

17

3. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidaklangsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

18

4. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.

19

16 Indonesia (UUPT)

17Indonesia (UMKM), UU Tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah, UU No. 20 Tahun2008, LN Nomor 93 Tahun2008, TLN Nomor 4866. Pasal 1 Angka 1.

18Ibid. Pasal 1 Angka 2.

19 Ibid. Pasal 1 Angka 3.

(19)

5. UKM adalah Singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan dianggap sama dengan UMKM. Untuk keperluan tulisan ini penulis akan memakai satu istilah yang dianggap lebih populer yaitu UMKM.

6. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk

20

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut

“BNI” atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero, dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 1A.

BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan

20 Perusahaan BNI, Sejarah BNI, http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/tentangbni/sejarah, Diakses pada tanggal 24 Nopember 2018 pukul 23:01 WIB

(20)

sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010.

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan ke putusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU -AH.01.02- 50609 tanggal 12 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Ber ita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23 Desember 2008 Tambahan No. 29015. Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015. Saat ini, 60%

saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia,

(21)

sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing.

BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance. BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.

F. Metode Penulisan

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa, penelitian merupakan suatukegiatan ilmiah yang berkaitan dengan anlisa konstruksi yang dilaksanakan secar metodologis dan konsisten.

21

Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu.

22

Sistematis berarti berdasarkan suatu sistem yang konsisten yang berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu keterangan tertentu.

23

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan agar dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan yang digunakan antara lain:

1. Jenis penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, digunakan Metode Penelitian Hukum Normatif yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah

21 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta.1986), hlm.46.

22 Ibid, hlm 46

23 Ibid, hlm.47

(22)

penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data-data sekunder.

Sedangkan yang bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut kadangkala dilakukan dengan melakukan suatu survei ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung teori yang telah ada.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu : a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Pengumpulan data ini dilakukan melalui wawancara atau interview, baik terstruktur maupun tidak terstruktur dengan pihak di PT.Bank BNI.

b. Data Sekunder yaitu data yang berkaitan erat dengan data primer yang digunakan untuk membantu menganalisis pada data primer yang diperoleh dilapangan. Data sekunder ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan, antara lain mencakup dokumen- dokumen resmi, buku-buku, peraturan perundang-undangan, serta laporan dari Pihak PT.Bank BNI.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1) Penilitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian

yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau

yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder

yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain

berasal dari buku-buku baik yang diambil dari media cetak

maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah,

termasuk peraturan perundang-undangan.

(23)

2) Penelitian Lapangan (Fields Research), yaitu suatu pengumpulan data dengan cara terjun ke lapangan guna memperoleh data-data yang diperlukan, dan data yang diperoleh tersebut disebut data primer. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara (interview). Wawancara (interview) adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face-to-face), seketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yangdirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang responden.

24

3. Analisa Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini,sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah, maka pembahasannya harus diuraikan secara sistematis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab perbab yang

24 Ferd. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gajahmada University Press, Cetakan Kelima, 1996),hlm.770.

(24)

saling berangkaian satu sama lain. Adapun sistematikan penulisan skripsi ini adalah :

BAB I: Berisikan Pendahuluan yang merupakan pengantar yang di dalamnya terurai mengenai Latar Belakang Penulisan Skripsi, Perumusan Masalah kemudian dilanjutkan dengan Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,Metode Penulisan, yang kemudian diakhiri oleh Sistematika Penulisan.

BAB II : Merupakan bab yang membahas tentang Tinjauan Umum Mengenai Corporate Social Responsibility dimana di dalamnya diuraikan Sejarah Corporate Social Responsibility, Bentuk dan Manfaat Corporate Social Responsibility, Pengaturan mengenai Corporate Social Responsibility di Indonesia.

BAB III: Merupakan bab yang membahas Penerapan Corporate Social Responsility Perbankan Di Indonesia, dimana di dalamnya diuraikan, Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Usaha Kecil dan Menengah, Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Pendidikan, Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Kesehatan.

BAB IV: Merupakan bab yang membahas mengenai Kajian Hukum

Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota

(Studi pada Divisi Corporate University PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk), dimana di dalamnya diuraikan, Pengaturan

(25)

Corporate Social Responsibility PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota Ditinjau Dari Pengaturan

Corporate Social Responsibility Di Indonesia, Bentuk-bentuk

Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Bank

Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota Terhadap

Masyarakat Sekitar, Kendala yang Dihadapi PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota dalam Penerapan

Corporate Social Responsibility.

(26)

BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL RESPONSILITY A. Sejarah Corporate Social Responsbility (CSR)

Istilah CSR pertama kali muncul dalam tulisan Social Responsibility of the Businessman tahun 1953. konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab keresahan dunia bisnis.

25

Belakangan CSR segera diadopsi, karena bisa jadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha di cap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Secara konseptual, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Namun secara empiris CSR ini telah diterapkan oleh perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas kesukarelaan (voluntary). CSR tersebt dilakukan dengan motivasi yang beragam, tergantung pada sudut pandang dan bagaimana memaknai CSR itu sendiri.

Rumusan tentang CSR diantaranya telah diungkapkan oleh The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merumuskan CSR sebagai

“ The counting commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and

25 Chairil N. Siregar, “Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia Jurnal Sosioteknologi” Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007

(27)

their families as well as of the local community and society at large to improve their quality of life.

26

Tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interkasi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan sering diidentikan dengan CSR ini antara lain Pemberi/Amal perusahaan (Corporate Giving/Charity), kedermawanan perusahaan (Corporate Philantrophy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community/Public Relations), dan Pengembangan Masyarakat (Community Development). Keempat nama itu bisa juga dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Invesment/Investing) yang didorong oleh spectrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga

“pemberdayaan”.

27

Menurut Nor Hadi,tanggung jawab sosial perusahaan memiliki kandungan dan konsukuensi baik secara sosial maupun secara ekonomi. Dapat dijelaskan bahwa sebuah perusahaan melakukan kegiatan tanggung jawab dengan penuh keseriusan, dan didukung oleh strategi implementasinya yang tepat, memiliki manfaat seperti : meningkatkan nilai bagi masyarakat, mengurangi komplain

26 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012).hlm.16.

27Being Bedjo Tamudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia,(E- Book),hlm.93.

(28)

masyarakat, dapat membantu pemecahan persoalan yang dihadapi masyarakat baik di bidang sosial, ekonomi, lingkungan maupun kesehatan.

28

H.R. Brown berpendapat bahwa para pelaku bisnis memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai berpikir dalam konsep pengembangan tanggung jawab sosial (Social Responsibility).

29

Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang disertai dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas.

30

Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan adaah dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dunia bisnis pun dapat menerapkan Tanggung Jawab Sosial karena perilaku seperti itu diwajibkan oleh hukum, karena akan meningkatkan citra perusahaan.

31

Pandangan lain tentang defenisi tanggung jawab sosial perusahaan dikemukakan oleh bank dunia. Organisasi keuangan global ini mengemukakan defenisi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai suatu persetujuan atau komitmen perusahaan agar bermanfaat bagi pembangunan ekonomi yang

28 Nor Hadi, Corporate Social Responsibility, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011 ), hlm.6.

29 Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility : from charty to sustainability, (Jakarta : Salemba Empat,2009),hlm.1.

30Ibid, hlm.48.

31 Amin Widjaja Tunggal,Strategi Korporat dan Strategi Bisnis Perusahaan,(Jakarta:

Havarido.2008),hlm.83.

(29)

berkesinambungan, bekerja dengan para perwakilan dan perwakilan mereka, masyarakat setempat dan masyarakat dalam ukuran lebih luas, untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan demkian eksistensi perusahaan tersebut akan baik bagi perusahaan itu sendiri dan baik pula bagi pembangunan.

32

Pengertian CSR dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Pasal I ayat (3) menyebutkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

CSR diatur pula dalam penjelasannya Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 Penanaman Modal (UUPM). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Tampak bahwa UUPM 2007 mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab lingkungan, yang mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan terhadap pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan.

B. Bentuk dan Manfaat Corporate Social Responsibility

Beberapa bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain :

1. Cause Promotions

32 Matian Siagian dan Agus Suriadi, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif Pekerjaan Sosial, (Medan : FISIP USU PRESS, 2010), hlm.66.

(30)

Dalam Cause Promotions ini perusahaan berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat mengenai suatu isu tertentu, dimana isu ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis perusahaan dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat untuk menyumbangkan waktu, dana atau benda mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Dalam cause promotions ini, perusahaan bisa melaksanakan programnya secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya : non goverment organization.

Cause promotions dapat dilakukan dalam bentuk meningkatkan awareness dan concern masyarakat terhadap suatu isuue tertentu. Mengajak masyarakat untuk mencari tahu secara lebih mendalam mengenai suatu issue tertentu di masyarakat. Mengajak masyarakat untuk menyumbangkan uang, waktu ataupun barang milik mereka untuk membantu mengatasi dan mencegah suatu permaslaahan terrtentu. Mengajak orang untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan event tertentu, misalnya : mengikuti gerak jalan, menandatangani petisi, dll.

2. Cause-Related Marketing

Dalam Cause-Related Marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu.

Cause Related Marketing dapat berupa :

(31)

Setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan didonasikan.

Setiap pembukaan rekening atau account baru, maka beberapa rupiah akan didonasikan.

3. Corporate Social Marketing

Corporate Social Marketing ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat (Behavioral Changes) dalam suatu isu tertentu.

Biasanya Corporate Social Marketing, berfokus pada bidang-bidang di bawah ini, yaitu :

a. Bidang kesehatan (Health Isuues), misalnya : mengurangu kebiasaan merokok, HIV/AIDS, kanker, eating disorders, dll.

b. Bidang keselamatan (Injury Prevention Isuues), misalnya:

keselamatan berkendara, pengurangan peredaran senjata api, dll.

c. Bidang lingkungan hidup (Environmental Isuues), misalnya : konservasi air, polusi, pengurangan penggunaan pestisida.

d. Bidang masyarakat (Community Involvement Isuues), misalnya : memberikan suara dalam pemilu, menyumbangkan darah, perlindungan hak-hak binatang, dll.

4. Corporate Philanthropy

Corporate Philanthropy mungkin merupakan bentuk Corporate Social

Responsibility yang paling tua. Corporate Philanthropy ini dilakukan oleh

perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung

(32)

dalam bentuk, dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga, perorangan ataupun kelompok tertentu.

Corporate Philanthropy dapat dilakukan dengan menyumbangkan:

a. Menyumbangkan uang secara langsung, misalnya : memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu, dll.

b. Memberikan barang/produk, misalnya : memberikan bantuan peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekoolah terbuka, dll.

c. Memberikan jasa, misalnya : memberikan bantuan imunisasi kepada anak-anak di daerah terpencil, dll.

d. Memberi ijin untuk menggunakan fasilitas atau jalur distribusi yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya : sebuah hotel menyediakan satu ruangan khusus untuk menjadi showroom bagi produk-produk kerajinan rakyat setempat, dll.

5. Community Volunteering

Community Volunteering adalah bentuk Corporate Social Responsibility dimana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam program Corporate Social Responsibility yang sedang dijalankan dengan jalan mengkontribusikan waktu dan tenaganya.

Beberapa bentuk Community Volunteering, yaitu :

b. Perusahaan mengorganisir karyawannya ikut berpartisipasi

dalam program Corporate Social Responsibility yang sedang

dijalankannya oleh perusahaan, misalnya : sebagai staff

pengajar, dll.

(33)

c. Perusahaan memberikan dukungan dan informasi kepada karyawannya untuk ikut serta dalam program-program Corporate Social Responsibility tersebut disesuaikan dengan bakat dan minat karyawan.

d. Memberikan kesempatan (waktu) bagi karyawan untuk mengikuti kegiatan Corporate Social Responsibility pada jam kerja, dimana karyawan tersebut tetap mendapatkan gajinya.

e. Memberikan bantuan dana ke tempat-tempat dimana karyawan terlibat dalam program Corporate Social Responsibility nya.

Banyaknya dana yang disumbangkan tergantung pada banyaknya jam yang dihabiskan karyawan untuk mengikuti program Corporate Social Responsibility di tempat tersebut.

Dalam Socially Responsible Business, perusahaan melakukan perubahan terhadap salah satu atau keseluruhan sistem kerjanya agar dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat.

Socially Responsible Business, dapat dilakukan dalam bentuk :

33

a) Memperbaiki proses prosuksi, misalnnya : melakukan penyaringan terhadap limbah sebelum dibuang ke alam bebas, untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan, menggunakan pembungkus yang dapat didaur ulang (ramah lingkungan).

33Kotler, “Corporate Social Responsibiity : Doing The Most Good for Your Company”, (2005).

(34)

b) Menghentikan produk-produk yang dianggap berbahaya tapi tidak ilegal.

c) Hanya menggunakan distributor yang memenuhi persyaratan dalam menjaga lingkungan hidup.

d) Membuat batasan umur dalam melakukan penjualan, misalnya barang-barang tertentu tidak akan dijual kepada anak yang belum berumur 18 tahun.

Pada dasarnya program CSR dari suatu perusahaan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk seperti berikut :

a. Public Relations

Usaha untuk menurunkan perspektif positif kepada komunitas

tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang biasanya

berbentuk kampanye yang tidak terkait sama sekali dengan produk

yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Bentuk ini lebih

menekankan pada penanaman persepsi tentang perusahaan dengan

mengadakan kegiatan-kegiatan sosial maka akan tertanam dalam

image masyarakat bahwa prusahaan tersebut banyak melakukan

kegiatan sosial sehingga masyarakat/komunitas tidak mengetahui

produk apa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Atau dapat juga

terjadi sebaliknya di mana masyarakat/komunitas mengetahui produk

dari perusahaan tersebut akan tetapi masyarakat/komunitas

mengetahui bahwa perusahaan selalu menyisihkan sebagian dari

keuntungan nya untuk kegiatan sosial.

(35)

b. Strategi Defensif

Usaha yang dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan untuk menangkis anggapan negatif masyarakat/komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan. Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan merupakan bentuk perlawanan terhadap pandangan negatif masyarakat/komunitas dan perusahaan berusaha mengubah pandangan tersebut menjadi positif.

c. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar berasal dari visi perusahaan tersebut.

Perusahaan melakukan program CSR untuk kebutuhan masyarakat/komunitas dan tidak mengambil keuntungan secara materiil. Program CSR yang dijalankan merupakan keinginan tulus dari perusahaan, yang bisa dilihat dari komitmen perusahaan terhadap kegiatan CSR dengan menuangkannya ke dalam visi dan misi CSR.

34

10 keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social Responsibility, yaitu :

35

1) Mempertahankan dan Mendongkrak Reputasi dan Image Perusahaan

Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan, sebaliknya kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi positif perusahaan. Image/citra yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan.

34 Nurantono Setyo Saputro, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vo.21 No.2,Agustus 2010,hlm.132-133.

35 Wibisono Yusuf,Membedah Konsep & Aplikasi CSR Corporate Social Responsibility,(Gresik : Fasco Publishing,2007),hlm.78

.

(36)

2) Layak mendapatkan Social Licence to Operate

Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan.

Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan.

Sehingga imbalan yang diberikan kepada perusahaan adalah keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.

3) Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan

Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha.

Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya untuk recovery/perbaikan akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program Corporate Social Responsibility.

Oleh karena itu, pelaksanaan Corporate Social Responsibility sebagai langkah preventif untuk mencegah memburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat perhatian.

4) Melebarkan Akses Sumber Daya

Track records/rekam jejak yang baik dalam pengelolaan

Corporate Social Responsibility merupakan keunggulan

bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan

jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.

(37)

5) Membentangkan Akses Menuju Market

Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social Responsibility ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk loyalitass konsumen dan menembus pasar baru.

6) Mereduksi Biaya

Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan Corporate Social Responsibility, misalnya : dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi.

Selain dapat menghemat biaya produksi, juga membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan.

7) Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder

Implementasi Corporate Social Responsibility akan membantu menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders, dimana komunikasi ini akan semakin menambah trust stakeholders kepada perusahaan.

8) Memperbaiki Hubungan dengan Regulator

Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility umumnya akan meringankan beban pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

9) Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan

Image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan

kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat

(38)

serta lingkungan akan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka.

10) Peluang Mendapatkan Penghargaan

Banyaknya reward atau penghargaan yang diberikan kepada pelaku Corporate Social Responsibility sekarang, akan menambah kan bagi perusahaan untuk mendapatkan award.

Menurut A.B. Susanto dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, anatara lain sebagai berikut :

36

1) Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan yang tidak pantas yang dterima perusahaan.

Perusahaan menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya. CSR akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan. Manakala terdapat pihak-pihak tertentu yang menuduh perusahaan melakukan perilaku serta praktik-praktik yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukan pembelaannya.

Karyawan pun akan berdiri di belakang perusahaan, membela tempat institusi-institusi mereka bekerja.

36A.B.Susanto, Reputation-Driven Corporate Social Responsiblity : Pendekatan Strategi Management dalam CSR, Jakarta :Esensi, divisi Penerbit Erlangga,2009,hlm.14-15.

(39)

2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.

Demikian pula ketika suatu perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya.

Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen consumen goods yang lalu dilanda isu adanya kandungan berbahaya dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat dapat memaklumi dan memaafkannya sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas kinerjanya.

3) Keterlibatan dan kebanggaan karyawan

Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas, sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja keras demi kemajuan perusahaan. Hal ini akan berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.

4) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu

memperbaiki dan mempererat hubungan antara

perusahaan dengan para stakeholdersnya.

(40)

Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Ha ini mengakibatkan para stakeholders senang dan merasa nyaman dalam menjalankan hubungan dengan perusahaan.

5) Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search Worlwide.

Konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

6) Insentif-insentif lannya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggung jawab sosialnya.

C. Pengaturan Mengenai Corporate Social Responsibility di Indonesia

Dasar hukum Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain yaitu

pertama, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat (1) diatur

mengenai kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bagi PT.Pelabuhan

Indonesia IV(Persero) yang menangani bidang atau berkaitan dengan Sumber

Daya Alam,ayat (2) mengenai perhitungan biaya dan asas kepatutan serta

kewajaran, ayat (3) mengenai sanksi, dan ayat (4) mengenai aturan lanjutan.

(41)

Kedua, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 15 huruf b menyebutkan “Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Jika tidak dilakukan maka dapat diberikan sanksi administrasi berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan, hingga pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal (Pasal 34 ayat (1) UU Nomor 25 Tahun 2007). Sedangkan yang dimaksud “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

37

Ketiga, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05/MBU/2007, menerangkan mengenai aturan Program Kemitraan (PK), sebagaimana dalam Pasal 1 ayat 6 membahas mengenai bantuan terhadap peningkatan usaha kecil, dan Program Bina Lingkungan (BL) diatur dalam Pasal 1 ayat 7 dimana ruang lingkup BL diatur dalam Pasal 11 ayat (2) huruf e, meliputi bantuan terhadap korban bencana alam, pendidikan atau pelatihan, penigkatan kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, bantuan sarana ibadah, dan bantuan pelestarian alam.

Keempat, Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada :

38

1. Menimbang butir b

37Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

38Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

(42)

Bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijakan nasional yang terpadu menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan;

2. Menimbang butir c

Bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup;

3. Menimbang butir d

Bahwa penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global dan serta perangkat hukum internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

4. Pasal 1 butir 1

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsugan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain.

5. Pasal 1 butir 2

(43)

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.

6. Pasal 1 butir 3

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemauan. Kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

7. Pasal 1 butir 14

Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayati yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pemba ngunan yang berkelanjutan.

8. Pasal 1 butir 24

Orang adalah orang perseorangan, dan/atau kelompok orang, dan/atau badan hukum.

9. Pasal 3

Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas

tanggung jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan

untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

(44)

dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

10. Pasal 4

Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :

a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan kesimbangan antara manusia dan lingkungan hidup;

b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;

c. Tercapainya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;

f. Terlindungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

11. Pasal 6

(1) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.

(2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan

berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai

pengelolaan lingkungan hidup.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan usaha pertambangan tanpa IUP, IPR atau IUPK” sebagaimana yang didakwakan

Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Penelitian Kepustakaan dilakukan dengan menganalisis Putusan

3. suatu sebab yang halal. Pos Indonesia bergerak dalam bidang jasa, maka faktor yang sangat penting yang perlu di perhatikan adalah kepercayaan pengguna jasa, dimana

a) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, terdiri dari peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian. Bahan hukum primer yang

Ketidakterlaksanaannya suatu kontrak konstruksi dapat menimbulkan perselisihan atau yang sering disebut dengan “sengketa konstruksi” diantara pihak pengguna dengan pihak

Maka dengan demikian, berdasarkan pembahasan yang dijelaskan sebagaimana yang dimaksud di atas, timbul keinginan untuk mengkaji tentang keringanan pajak sebagai bentuk insentif

Maka, atas pertimbangan tersebutlah Majelis Hakim menyatkan bahwa terdakwa harus dilepaskan dari tuntutan hukum (ontslag van rechtvervolging). Dari pemaparan

Menimbang, bahwa menurut hemat hakim, pidana terhadap anak yang berkonflik dengan hukum adalah merupakan hal yang refresif akibat perbuatan yang dilakukan karena