• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daily N ws Market Snapshot Thursday, 3 March 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Daily N ws Market Snapshot Thursday, 3 March 2011"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IPO: Indovision Siap Lepas Saham 30 Persen

Energy: Pembatasan BBM Bersubsidi Bisa Dimulai April Commodity: Harga Minyak Mentah Tembus 100 Dollar AS ISAT : Laba Indosat Tergerus 56,8% ke Rp 647,2 Triliun ADMF : Pefindo Naikkan Peringkat Adira Finance

Major Indices

Close Chg Chg %

JCI 3,486.20 (26.42) -0.76%

LQ-45 618.62 (4.12) -0.67%

Turnover (in Mn Rp.)

Volume Value

JCI 2,762.81 3,144.64

LQ-45 1,679.30 2,636.79

Market Cap (in Tn Rp.)

Value JCI 2,955,129.00 LQ-45 2,045,879.00

Foreign Transaction (in Mn Rp.)

Buy Sell Net

Foreign 1.52 1.62 (0.10)

JCI Top 5 Leading Movers

Close Chg %

BBCA IJ 6,500 0.78 BMRI IJ 5,950 0.85 BTEL IJ 300 5.26 BDMN IJ 6,350 0.79 BBTN IJ 1,450 2.11

JCI Top 5 Lagging Movers

Close Chg %

TLKM IJ 7,350 -2 PGAS IJ 3,575 -2.72 ADRO IJ 2,350 -3.09 ITMG IJ 44,200 -3.6 SMGR IJ 8,450 -2.31

World Indexes

Close Chg % PER

NIKKEI 10,492.38 -2.43% 19.09

HANGSENG 23,048.66 -1.49% 13.57

KOSPI 1,928.24 -0.57% 14.00

STI 3,027.51 -1.31% 11.37

DOW JONES 12,066.80 0.07% 13.89

FTSE 5,914.89 -0.35% 13.55

Commodities

Close Chg %

WTI Crude ($/barrel) 102 0.19

Gold 100 (USD/t oz) 1,434 -0.06

CPO (RM/MT) 3,562 -0.08

Coal Newc. (USD/MT) 130 4.34

Nickel (USD/MT) 28,600 -0.61

Tin (USD/MT) 31,600 -1.86

source : Bloomberg

Daily N ws Market Snapshot

• Market Prediction

Pada perdagangan hari Rabu (2/3) Indeks Dow Jones ditutup naik 8 point (+0.07%) ke level 12,066.80 menyusul membaiknya jumlah tingkat penyerapan kerja AS yang melebihi estimasi semula.

Sementara IHSG kemarin (2/3) ditutup turun 26 point (-0.75%) ke level 3,486.20 menyusul kembali naiknya harga minyak yang menjadi sentimen negatif bagi kebanyakan bursa global. Asing pada kemarin (2/3) tercatat melakukan net sell sebesar Rp17 miliar dengan sektor yang paling banyak keluar adalah sektor energy dan mining. Secara teknikal IHSG terlihat masih dalam fase konsolidasi dengan indicator stochastic dan MACD masih menunjukan kecenderungan menguat.

Pada perdagangan hari ini (3/3) IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 3,432 – 3,547 dengan saham – saham yang dapat diperhatikan a.l. BBTN, LSIP, dan JSMR.

• News & Analysis

Thursday, 3 March 2011

“Invest a few moments in thinking. It will pay good interest.”

• Chart in Focus

ITMG (Trading Sell) BUMI (SoS)

LSIP (Trading Buy) BBTN (Trading Buy)

PGAS (Spec Buy) JSMR (Spec Buy)

• Economic & Strategy

TBLA : Pendapatan Tembus Rp 3 Triliun

TBIG : Fitch Ratings Tetapkan Peringkat Tower Bersama “BB”

(2)

Comment: Adira Finance merupakan perusahaan pembiayaan konsumen yang terbesar di Indonesia, yang mempunyai lebih dari 350 jaringan usaha di seluruh Indonesia. Kontribusi ADMF pada tahun 2010 mencapai sepertiga dari laba Danamon yang mencatat kenaikan laba sebesar 88% dibandingkan tahun 2009.

Kenaikan peringkat ADMF menunjukan kuat nya posisi perusahaan sebagai sebuah perusahaan Financing. Hal ini antara lain didukung dengan besar nya kredit yang diberikan oleh Adira yang mencakup segala merk, dan kendaraan baru atau bekas. Laba bersih ADMF pada tahun 2010 ini pun meningkat 21%

dibandingkan tahun 2009. Pertumbuhan kredit Adira untuk tahun 2011 ini akan bergantung pada stabil nya suku bunga, kebijakan pajak dan pembatasan BBM Subsidi. Konsensus Bloomberg untuk TP ADMF adalah Rp 11950, dengan 1 merekomendasikan BUY.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dan obligasinya dari "idAA" menjadi

"idAA+" dengan outlook stabil. Dalam keterangan persnya, Pefindo menyatakan, kenaikan peringkat ini salah satunya didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar yang kuat di bisnis pembiayaan sepeda motor dan mobil. Pada 2010, perseroan mencatatkan pangsa pasar sebesar 15,7% dalam pembiayaan sepeda motor baru atau meningkat dibanding 2009 yang sebesar 13,2%. Sedangkan pangsa pasar pembiayaan mobil baru tumbuh signifikan dari 3,4% pada 2009 menjadi 5,2% pada periode yang sama. (Investor/TD)

Comment: Berita ini merupakan kabar negatif bagi perseroan, penurunan Laba bersih yang menurun sebesar 56,8% menjadi Rp 647,2 miliar dibanding tahun 2009, jauh dari ekspektasi analis yang memperkirakan laba bersih perseroan sebesar Rp 966,59 miliar. Penurunan ini menyebabkan laba bersih persaham juga turun sebesar 56,8% menjadi Rp119,1 yang disebabkan menurunnya laba atas kurs, meningkatnya beban pendanaan dan peningkatan beban penyusutan dan amortisasi.amortisasi. Kami menyambut positif langkah perseroan yang akan mempercepat pembayaran fasilitas kredit dan pelunasan obligasi karena hal ini akan mengurangi beban hutang perseroan dengan catatan perseroan melakukan pembayaran dengan pendanaan yang berasal dari internal kas perusahaan atau berasal dari sumber dana dengan cost of fund yang lebih murah. Berdasarkan konsensus analis sebanyak 11 analis merekomendasikan buy, 6 analis merekomendasikan hold, dan 4 analis merekomendasikan sell dengan target harga rata-rata adalah sebesar Rp 6.438,597.

ADMF

Open High Low Close

10,600 10,600 10,600 10,600

ISAT

Open High Low Close

5,050 5,050 5,000 5,000

News & Analysis

ISAT: Laba Indosat Tergerus 56,8% ke Rp 647,2 Triliun

PT Indosat Tbk (ISAT) mengalami penurunan laba bersih sebesar 56,8% di 2010 menjadi Rp647,2 miliar dibanding perolehan 2009 sebesar Rp1,49 triliun. Dalam laporan keuangan Perseroan yang disampaikan ke BEI, Rabu (2/3) dijelaskan penurunan laba bersih di 2010 ini dipicu penurunan pendapatan usaha sebesar 16,7% menjadi Rp3,77 triliun dibanding periode 2009 sebesar Rp4,52 triliun. Perseroan juga akan melakukan pembayaran dipercepat atas fasilitas kredit BCA (Rp1,3 triliun), fasilitas kredit DBS (Rp400 miliar) dan fasilitas kredit Mandiri (Rp900 miliar). Selain itu Perseroan berencana melunasi obligasi dolar AS jatuh tempo 2010 sebesar US$234 juta, pelunasan awal obligasi dolar AS jatuh tempo pada tahun 2012 sebes ar US$109 juta dan pembayaran obligasi rupiah jatuh tempo pada tahun 2010 sebesar Rp640 miliar. (detik/wsn)

ADMF: Pefindo Naikkan Peringkat Adira Finance

(3)

Comment: Pendapatan TBLA pada kuartal IV-10 mencapai Rp1 triliun, lebih tinggi 40,7% daripada pendapatan pada kuartal III-10. Presentasi kenaikan pendapatan melebihi kenaikan kuartal III-10 dari kuartal II-10 yang sebesar 19,6%. Kenaikan harga(average selling price) CPO pada kuartal IV-10 yang cukup drastis memang mendorong banyak pendapatan perusahaan CPO. Harga rata – rata CPO pada kuartal IV-10 mencapai RM3.230,73 lebih tinggi 27,5% dari harga rata – rata CPO pada kuartal III-10 sebesar RM 2.534,14. Secara yoy harga CPO pada akhir tahun 2010 lebih tinggi 40,2% dari harga CPO pada akhir tahun 2009.

Harga komoditas CPO yang diperdagangkan di Malaysia pada 1 Maret kemarin ada di level RM 3.619 atau USD 1.189,93, dan harga rata – rata CPO pada dua bulan tahun 2011 adalah RM 3.795,87 atau 17% lebih tinggi dari harga rata – rata kuartal IV-10. Dengan asumsi bahwa kenaikan asp (average selling price) CPO akan menopang kenaikan pendapatan perusahaan, maka dapat diperkirakan bahwa pendapatan perusahaan CPO pada kuartal I-11 juga akan meningkat.

PT Tunas Baru Lampung Tbk CTBLA) membukukan pendapatan (belum audit) sebesar Rp 3 triliun pada 2010. Pendapatan tersebut meningkat 7,756 dibandingkan 2009 senilai Rp 2,78 triliun. Wakil Presiden Direktur Tunas Baru Lampung Sudarmo Tasmin mengatakan, pendapatan tahun lalu ditopang oleh peningkatan harga dan volume penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO), palm kernel oil(PKO), dan minyak goreng.

Tahun ini, Sudarmo menargetkan peningkatan pendapatan dan laba sebesar 20%, dengan asumsi harga penjualan untuk ketiga komoditas perseroan naik 25%. Tunas Lampung berencana mengembangkan usahanya dengan memperluas kebun sawit dan membangun pabrik tahun ini. Perseroan menyiapkan total dana Rp 581 miliar. Dana tersebut berasal dari pinjaman bank dan kas internal. (Investor/lnd)

Comment: Peringkat yang diberikan oleh Fitch mencerminkan outlook yang positif ke perusahaan tersebut ke depan nya. Stabil nya cash flow, prospek perusahaan, tinggi nya demand akan layanan tower, dan kontrak-kontrak jangka panjang yang mereka miliki adalah beberapa nilai plus dari TBIG. Saat ini emiten bekerja sama hamper dengan semua layanan operator seluler yang ada di Indonesia seperti Telkom Flexi, Telkomsel, Indosat, Mobile 8, Bakrie Telecom, Three, Excelcom, dan AXIS. Untuk mengembangkan bisnis nya, TBIG berencana untuk mengakuisisi dan membangun menara baru sampai 2 tahun ke depan.

Tahun 2011 ini perusahaan berencana untuk membagikan dividend sebesar Rp 125 Miliar dari hasil usaha 2010. Target Price consensus untuk Bloomberg adalah Rp3250, dengan 2 rekomendasi BUY.

TBIG: Fitch Ratings Tetapkan Peringkat Tower Bersama “BB”

Fitch Ratings telah menetapkan peringkat BB atas risiko kredit jangka panjang mata uang asing maupun Rupiah dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan outlook stabil. Dalam edarannya tertanggal 21 Februari 2011, Fitch menyatakan bahwa peringkat TBI menc erminkan kualitas portofolio dari penyewanya, yaitu sekitar 60% dari Pendapatan dan EBITDA Perseroan didapatkan dari empat perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom, dengan peringkat “BB+”/Stabil), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel, dengan peringkat “BBB –“/Stabil), PT Indosat Tbk (Indosat, dengan peringkat “BBB-

“/Stabil) dan PT XL Axiata Tbk (XL, dengan peringkat “BB”/Stabil). (inil ah/TD)

TBLA: Pendapatan Tembus Rp 3 Triliun

Open High Low Close

2,375 2,375 2,325 2,375

TBIG

Open High Low Close

400 400 395 395

TBLA

(4)

Comment: Kenaikan harga minyak lebih dipengaruhi oleh situasi di Timur Tengah daripada pemulihan ekonomi global. Maka kenaikan ini lebih bersifat sementara karena lebih dipacu kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak karena ketegangan di Libya yang berpotensi menyebar ke Iran, negara penghasil minyak terbanyak keempat di dunia. Kenaikan harga minyak akan memberatkan pemerintah Indon esia karena subsidi BBM. Namun Indonesia adalah juga salah satu exporter terbesar komoditas batu bara, timah dan minyak sawit (CPO).

Kenaikan harga minyak akan mendorong harga komoditas lainnya terutama batu bara yang merupakan substitusi dari minyak untuk s ektor manufaktur. Sektor – sektor yang akan diuntungkan oleh kenaikan minyak mentah adalah sektor pertambangan terutama batu bara.

Economic & Strategy

Commodity: Harga Minyak Mentah Tembus 100 Dollar AS

Harga minyak di pasar Asia, Rabu (2/3), kembali berada di atas 100 dollar AS seiring kekhawatiran pasar terhadap terus berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah. Harga minyak Kontrak New York untuk pengiriman April, yang dikenal sebagai West Texas Intermediate (WTI), naik 59 sen menjadi 100,22 dollar AS per barrel. Adapun minyak mentah jenis Brent North Sea untuk pengiriman April nai k 58 sen menjadi 116,00 dollar AS per barrel. (kompas/lnd)

Comment: Kami melihat bahwa pembatasan BBM bersubsidi yang direncakan dimulai Ap ril 2011 merupakan langkah yang tepat. Hal ini hendaknya didukung dengan kesiapan yang mantap sehingga tidak meninmbulkan masalah baru dalam teknis penyelenggaraannya.

Sekalipun dimulai pada masa deflasi, dampak dari pembatasan BBM bersubsidi tersebut menu rut kami akan mendorong laju inflasi. Untuk menahan laju inflasi akibat pembatasan BBM bersubsidi, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan ekonomi lain seperti kebijakan dibidang perpajakan, import dan pengembangan sektor riil.

Energy: Pembatasan BBM Bersubsidi Bisa Dimulai April

Pemerintah tidak lagi dapat berkelit untuk menunda pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, Tim Kajia n Pembatasan BBM bersubsidi menyatakan pembatasan bisa dilakukan di April. Ketua Tim Kajian Pembatasan BBM Bersubsidi Anggito Abimanyu mengimbau agar pemerintah tetap melaksanakan pembatasan pada April. Alasannya pada bulan tersebut akan terjadi deflasi.

"Pemerintah sebaiknya menerima, karena April itu bulan deflasi. Saya rasa sudah cukup matang," ungkap Anggito kala ditemui di Hotel Nikko, Thamrin, Jakarta, Rabu (3/2/2011). (Okezone/AA)

Comment: Prospek dari tv cable atau tv berbayar ini cukup baik dikarenakan tingkat penetrasi yang masih rendah (dibawah 2%) dan peningkatan kemakmuran. Pertumbuhan pendapatan akan besar walaupun mulai banyak pesaing. Yang menjadi pertanyaan adalah pada harga berapa IPo tersebut apakah ditawarkan dengan harga yang relative murah.

IPO: Indovision Siap Lepas Saham 30 Persen

PT MNC Sky Vision, pengelola stasiun televisi berbayar Indovision dan Top TV, berencana melepas saham kepada publik sebesar 2 5-30 persen. Pelepasan saham melalui mekanisme penawaran umum perdana atau i nitial public offering (IPO) akan dilakukan tahun ini.

Perseroan berencana menunjuk UBS dan Morgan Stanley sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter). Selama 2010, MNC Sky Vision mampu meningkatkan jumlah pelanggan sebesar 26 persen dari 479.394 menjadi 604.234 pelanggan. Sekitar 516.055 adalah pelanggan Indovision dan sisanya sebanyak 88.179 merupakan pelanggan Top TV. MNC Sky Vision juga mengklaim dapat mempertahankan dominasi pada industri televisi berbayar dengan pangsa pasar hingga 78 persen yang terdiri atas Indovision 67 persen dan Top TV 11 persen.

(5)

Charts in Focus

ITMG (Trading Sell) BUMI (SoS)

LSIP (Trading Buy) BBTN (Trading Buy)

PGAS (Spec Buy) JSMR (Spec Buy)

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 3,350 YU 11,871 BW 3,998

R2 3,475 RX 4,801 NI 3,636

S1 3,150 YP 1,268 KZ 3,101

S2 3,025 BD 650 BK 2,870

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 3,650 RO 10,122 ML 38,381

R2 3,775 YP 7,766 AK 34,057

S1 3,475 NI 6,008 BK 8,355

S2 3,375 LG 5,247 FS 4,701

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 1,470 RX 20,000 DP 20,000

R2 1,500 AK 11,381 CC 7,129

S1 1,420 CP 5,446 DX 6,040

S2 1,380 KZ 5,100 CD 5,011

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 2,375 PK 3,863 DX 5,947

R2 2,500 HP 3,579 BJ 1,580

S1 2,200 BW 3,000 YJ 1,270

S2 2,100 GR 2,560 KI 1,251

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 2,875 CS 46,671 BW 13,736

R2 2,775 LG 5,482 DR 10,354

S1 3,100 DB 5,389 ML 8,773

S2 3,200 HD 3,950 AK 6,473

Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume

R1 44,850 YP 721 YU 3,221

R2 45,500 NI 574 KZ 1,658

S1 43,650 DX 516 AK 712

S2 42,800 CC 459 PK 269

(6)

Disclaimer:

This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT eTrading Securities. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable.

No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT eTrading Securities (“eTS”) and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any represe ntation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in rela tion to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opin ions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of eTS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceed ings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither eTS, its affiliated companies or their respective employees or a gents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the r eport or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.

This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recomm endations herein before they have been provided to you. © PT eTrading Securities 2011.

Betrand Raynaldi Head of Research

Cement & Strategist

Andrew Argado

Consumer Goods

Budhy S M Siallagan

Property & Construction

Linda Lauwira M Wafi

Banking

Yessy Amelia

Eva Puspawati

Nurul Tiffani

Fitri Purnamasari Utfi Humaya

Research Analyst :

Research Support :

eTrading Research

Teddy Dwitama Sally Agustina

Wisnu Karto

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga jika angka Rp 4 triliun tersebut dapat tercapai pada kuartal ini, maka laba bersih BBRI tercatat meningkat sebesar 86,04% dibanding periode yang sama

Pada saat ini PER perseroan 8.4 X bila target produksi tercapai PER perseroan bisa mencapai 6 X, kami melihat valuasi saham secara PER masih menarik, apalagi

Melihat pertu mbuhan Revenue sebesar 24,1% ini, kami melihat angka tersebut masih pada batas yang cukup waja r, namun melihat kontribusi yang cukup besar da ri

Dengan penambahan jumlah total saham yang dimiliki Lippo Group secara menyeluruh tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan terhadap operasional maupun kinerja LPKR

Pada conference ini sebagian besar perwakilan provinsi memaparkan rencana pembangunan di sector infrastruktur untuk daerah mereka masing-masing sesuai dengan kebutuhan daerahnya,

Comment: Pembagian dividen UNVR yang mencapai 100% dari laba bersih tahun 2010 menurut kami merupakan hal yang positif bagi pemegang saham.. Momentum pembagian dividen ini

Efek dari penerimaan fasilitas tersebut akan menaikan Debt to equity rasio EXCL dari 0,78 pada tahun 2011 menjadi 0,83 pada awal tahun 2012 dan efek selanjutnya

Comment: dengan naiknya laba AKRA yang disebabkan karena divestasi anak perusahaan ini menjadikan AKRA memiliki dana yang cukup untuk lebih mengembangkan