• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM Dan pasca panen.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM Dan pasca panen.docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PENANGANAN PASCA PANEN

“OBSERVASI DI PETANI, PASAR DAN PEDAGANG ECERAN”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Penanganan Pasca Panen

Disusun Oleh:

Dengan mengucapkan “alhamdulillaahi rabbil aalamiin”, kami mengucapkan puji dan syukur dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada Allah SWT. Tentunya, hanya dengan pertolonganNya juga, kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan yang berjudul Observasi di Petani, Pasar dan Pedagang Eceran ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Penanganan Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.

(2)

Terakhir, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa mendokan serta teman-teman dan asisten laboratorium yang selalu memberikan pengarahan dan koreksinya. Laporan ini tentunya masih banyak membutuhkan koreksi, sehingga penulis sangat menerima masukan apabila terdapat hal-hal yang masih keliru ataupun belum sesuai pustaka yang ada.

Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut pasca produksi (postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitupasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing).

(3)

berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan industri.

Sehingga, dapat didefinisikan bahwa pascapanen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan.Penanganan pasca panen yang baik akan menekan kehilangan (losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak dikonsumsi.

Jeruk dan timun merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup melimpah hasilnya. Kelimpahan hasil ini secara materi tidak akan untung apabila kita salah dalam menangani pasca panennya. Pentingnya mengetahui bagaimana cara penanganan pasca panen komoditas pertaniaan agar mendapat hasil pertanian yang seefesien mungkin. Oleh karena itu, laporan ini dibuat agar menambah wawasan yang ingin diketahui. Hasil dalam laporan ini berdasarkan hasil observasi pada pasar tradisional dan pasar modern di Serang-Banten.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan penanganan pasca panen ditingkat petani, pasar, pedagang kecil atau eceran.

2. Mahasiswa mampu membedakan produk pertanian yang sudah mengalami penuruanan kualitas dengan yang masih baik.

BAB II

METODE PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Penanganan Pasca Panen yang berjudul “Observasi Di Petani, Pasar Tradisional Dan Pasar Moderen” dilaksanakan pada hari Sabtu, pukul 07:30-12:30 WIB bertempat di Cisalam, Pasar Baros Pandeglang dan Giant.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang akan digunakan dalam praktikum kali ini adalah Pedagang pasar, Petani, Pasar Moderen (Giant), transportasi, tanaman timun, tanaman timun suri, buah jeruk, timun, Hp, dan ATK

3.3. Cara Kerja

1. Menentukan lokasi areal Petani, Pasar Tradisonal dan Pasar Moderen yang akan dijadikan sebagai areal observasi penanganan pasca panen.

2. Mengajukan beberapa pertanyaan berupa pertanyaan yang berkaitan dengan penanganan pasca panen komoditas timun, jeruk di pasar Tradisional.

3. Mengajukan beberapa pertanyaan berupa pertanyaan yang berkaitan dengan penanganan pasca panen komoditas timun, dan timun suri kepetani.

4. Mendokumentasikan hasil observasi berupa foto.

(4)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Hasil Observasi Komoditi Jeruk

PASAR TRADISIONAL BAROS

1. Pedagang Jeruk 1 (Sampel 1)

Foto bersama pedagang 1

Peti Pengemasan Buah Jeruk

Buah yang busuk pada peti

(5)

Foto bersama pedagang 2

Buah Jeruk yang dijual Keranjang Pengemasan Buah Jeruk

Alur Pascapanen Jeruk Pedagang 1 dan 2

(6)

PASAR MODERN GIANT

Bentuk Penyimpanan di Pasar Modern

2. Hasil Observasi Komoditi Mentimun

(7)

Alur Pascapanen Mentimun di Tingkat Pasar Tradisional :

(8)

Alur Pascapanen Mentimun di Tingkat Pasar Modern

(9)

Alur Pascapanen Mentimun di Tingkat Petani

3.2 Pembahasan

Observasi yang dilakukan di tingkat petani, pasar tradisional serta pasar modern bertujuan untuk mengetahui cara penanganan pascapanen suatu komoditi serta mencari perbandingan penanganan pascapanen di ketiga tempat tersebut. Komoditi yang dipilih untuk diamati cara penanangan pascapanennya pada tiga tempat tersebut adalah Mentimun dan Jeruk.

(10)

wawancara pada sejumlah pedagang di Pasar Baros, setelah panen Mentimun hanya dikemas dalam karung plastik. Pengemasan dengan karung plastik hanya untuk memudahkan dalam proses pengangkutan. Pengangkutan Mentimun dari petani hingga ke pasar dilakukan dengan bantuan motor. Setelah sampai kepada pedagang sortasi dilakukan untuk mengelompokkan Mentimun berdasarkan ukuran untuk kemudian dikemas kembali menjadi kemasan-kemasan kecil. Pengemasan pun masih dilakukan dengan seadanya yakni hanya dibungkus dengan kantung plastik. Pada saat proses pemasaran berlangsung, Mentimun yang akan dijual hanya digelar begitu saja pada ruangan terbuka dengan beralaskan karung. Hal ini menyebabkan produk terkena sinar matahari langsung sehingga akan berpengaruh terhadap kualitasnya sehingga produk yang sampai kepada konsumen memiliki kualitas kurang baik. Apabila produk tidak habis terjual, biasanya pedagang hanya menyimpan produk dalam karung dan disimpan di ruangan terbuka. Produk yang disimpan dengan cara ini, hanya dapat bertahan selama kurang lebih 2 malam.

Demikian pula dengan penangan pascapanen untuk buah jeruk. Di kedua sampel pedagang yang kami wawancarai keduanya masih menerapkan teknik penanganan pascapanen yang sangat sederhana. Berdasarkan survei dan wawancara dengan 2 sampel pedagang tersebut, buah yang didapat bersumber dari Pasar Rau. Buah diletakkan di dalam kardus, peti dan keranjang. Peti biasanya dapat mengangkut sekitar 50 kg buah jeruk sehingga lebih banyak buah busuk dibanding pengangkutan menggunakan keranjang yang hanya dapat mengangkut 13 kg. Buah jeruk yang berwarna hijau dapat bertahan sampai seminggu sedangkan buah jeruk yang berwarna kuning hanya dapat bertahan sampai 3 hari. Di sini tidak dilakukan penanganan pasca panen seperti pencucian, sortasi, pendinginan awal dan sebagainya. Pengemasan hanya untuk memudahkan pengangkutan. Setelah sampai pada pedagang, penanganan pasca panen seperti sortasi dan grading dilakukan untuk memisahkan buah yang rusak dengan yang baik. Dengan demikian umur simpan dari hasil pertanian tersebut menjadi pendek hanya bertahan sampai 3 hari, tingkat kerusakan tinggi, sehingga sampai ke tangan konsumen kualitasnya menjadi rendah.

Observasi berikutnya dilakukan pada tingkat pasar modern. Pasar modern yang kami pilih adalah pasar modern Giant. Buah dan sayur yang dijual di pasar modern (super market) pada umumnya berasal dari petani yang sudah mengkhususkan diri melayani permintaan super market tersebut. Umumnya petani ini biasanya sudah maju dalam arti memiliki modal besar, pengetahuan yang baik, penggunaan sarana produksi yang unggul sehingga produk yang dihasilkan lebih baik dibanding produk yang dihasilkan petani tradisional.

Berdasarkan observasi kami terhadap penanganan pascapanen Mentimun dan jeruk pada pasar modern Giant menunjukkan bahwa penanganan pascapanen di pasar ini sudah dilakukan dengan sangat baik. Produk Mentimun yang dijual sudah dikemas dalam kemasan plastik wrap yang memiliki daya lekat kuat, lentur dan tidak mudah sobek sehingga menjadikan Mentimun tetap segar, tahan lama, tidak kering, dan melindungi produk agar tetap bersih. Dalam satu kemasan, terdapat beberapa Mentimun yang berukuran sama. Dengan demikian Mentimun telah dilakukan sortasi dan sizing terlebih dahulu sebelum dikemas. Selain itu, produk yang telah dikemas disimpan di dalam lemari pendingin serta terhindar dari sinar matahari, hal inilah yang menjadikan produk tetap segar dan tahan lama.

(11)

penguapan.Buah jeruk tetap segar, tidak kering, terlindungi dari sinar matahari dan polusi kendaraan. Namun demikian, daya simpan buah jeruk dengan cara ini masih lebih singkat apabila dibandingkan dengan buah jeruk yang dikemas menggunakan plastik wrap sehingga pada saat pengamatan masih banyak dijumpai buah jeruk yang hampir busuk.

Dengan adanya penanganan pascapanen hortikultura pada pasar modern menjadikan harga komoditi menjadi lebih tinggi dan kualitas barang lebih baik. Untuk melakukan pascapanen dibutuhkan tambahan pengetahuan. Disamping itu dibutuhkan pula tambahan biaya, tenaga, dan peralatan. Penanganan pascapanen yang baik di pasar modern menjadikan umur simpan buah dan sayur menjadi lebih panjang.

Observasi berikutnya dilakukan di tingkat petani. Petani yang kami pilih untuk dilakukan observasi mengenai cara penanganan pascapanen Mentimun adalah petani yang berada di Kp. Daragem Desa Cisalam Kecamatan Baros Kabupaten Serang Banten.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, buah mentimun terlebih dahulu dipanen dengan cara dipetik, kemudian buah segera dimasukkan ke dalam wadah yang strukturnya tidak keras, misalnya karung plastik bening. Setelah panen, mentimun diletakkan di tempat yang teduh.

Kemudian dilakukan precooling pada mentimun yaitu mentimun disimpan dalam suhu ruangan karenasebelum dipasarkan biasanya mentimun didiamkan pada ruangan penyimpanan. Perlakuan penyimpanan terdiri dari penyimpanan alami di lapangan waktu panen, kemudian setelah disimpan di lapangan pada waktu panen buah mentimun disimpan lagi dalam waktu semalam didalam ruangan, dalam keadaan buah mentimun sudah di dalam wadah karung plastik.

Setelah itu dilakukan pemilihan (sortir) pada buah mentimun. Buah yang kurang baik bentuknya (bengkok), busuk atau rusak harus dipisahkan dari buah yang baik. Buah mentimun diklasifikasikan sesuai dengan kriteria mutu yang diminta konsumen (pasar). Buah mentimun yang diminta konsumen (pasar) biasanya berukuran sedang yakni sekitar 15cm, bentuk buah bagus, lurus, bulat dan mulus. Setelah dilakukan penyortiran, dilakukan sizing pada buah mentimun, yaitu dengan memilih buah mentimun yang sesuai dengan kriteria yang diminta oleh konsumen, yakni sekitar 15cm untuk dijual.

Kemudian dilakukan Pengemasan (packing) pada buah mentimun. Pengemasan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum pemasaran. Kegiatan pengemasan bertujuan untuk mencegah kerusakan, kehilangan hasil, dan menjaga mutu dan penampilan tetap menarik. Jenis kemasan yang ideal adalah mudah diangkut, aman, dan ekonomis.Jenis-jenis kemasan (packing) yang biasa digunakan untuk mentimun, yaitu peti (dari bahan kayu atau plastik), keranjang bambu, kardus, karung jala, dan karung plastik. Pada observasi ini, petani menggunakan kemasan karung plastik dengan ukuran 40kg. Prinsip penggunaan kemasan ini adalah ekonomis, bahan banyak tersedia, ringan, kuat, dapat melindungi, tidak menyerap bau, dan mudah dibuang.

(12)

Tahap-tahap penyampaian hasil mentimun dari produsen ke konsumen (pemasaran), terdiri dari lapangan petani, pasar induk, dan pasar acuan. Pada masing-masing tahap ada perlakuan, misalnya sortir dan simpan, selanjutnya antara tahap penyampaian tersebut ada pengangkutan. Pada setiap tahap penanganan memerlukan waktu yang tidak lama, dikarenakan pemasaran yang dilakukan tidak terlalu jauh dari tempat petani.

Demikianlah hasil dari observasi yang kami lakukan di tingkat petani, pasar tradisional dan pasar modern khusus untuk komoditi jeruk dan mentimun. Terdapat beberapa perbedaan tahapan serta cara penanganan pascapanen dari ketiga tempat tersebut. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan pedangang/petani, serta biaya yang dibutuhkan untuk menunjang proses penanganan pascapanen yang baik.

BAB IV KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa di pasar tradisional di Baros, penanganan pascapanen hortikultura masih dilakukan dengan sangat sederhana. Baik itu mentimun ataupun buah jeruk Pedagang di Pasar Baros hanya mengemas timun dalam karung plastik dengan proses pengangkutannya menggunakan motor. Setelah itu disortasi, dan di kemas menggunakan kantung dan begitupun dengan buah jeruk diletakkan didalam kardus,peti dan keranjang. Pada pasar modern Giant, buah dan sayuran penanganan pasca panen sudah sangat baik mulai dari di penyimpanan di lemari pendingin saja dan pengemasan dengan plastik wrap dengandi simpanan di lemari pendinginyang sebelumnya di sortasi dahulu. Untuk buah jeruk tidak dilakukan pengemasantetapi buah diletakkan pada lemari pendingin yang terbuka atau kondisi AC yang kadang-kadang disemprot dengan butir-butir air yang halus untuk mengurangi penguapan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ke petani, setelah buah mentimun dipanen, lalu dilakukan precooling, penyimpanan, sortir, pengemasan, dan pengangkutan.Terdapat beberapa perbedaan tahapan serta cara penanganan pascapanen dari ketiga tempat tersebut. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan pedangang/petani, serta biaya yang dibutuhkan untuk menunjang proses penanganan pascapanen yang baik.

4.2. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Rosliani, R. 2011. Budidaya Mentimun. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bandung: BALITSA.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tanaman Mentimun di Lahan

Lampiran 2. Buah Mentimun di supermarket

(14)

Lampiran 5. Pengamatan di Lahan pertanian mentimun

Lampiran 6. Pengamatan buah Mentimun di supermarket

Lampiran 7. Pasar Moderen

Referensi

Dokumen terkait

Secara ringkas, percobaan yang akan dilakukan adalah sortasi buah, pencucian, penirisan, pencelupan buah dalam larutan fungisida 0,1 % selama 30 detik, penirisan kembali

Alat dan mesin panen yang sesuai dengan varietas padi akan memperkecil kemungkinan kehilangan hasil panen karena alat atau mesin yang digunakan sudah sesuai

Penanganan pasca panen merupakan segala kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kualitas produk baik sayur maupun buah sebelum sampai pada konsumen. Penanganan pasca

Tahapan atau cara dalam proses budidaya tanaman padi meliputi yaitu memilihan benih yang sesuai, persemaian benih bakal bibit ke lahan, pengolahan lahan atau

Sebaiknya setelah panen buah mangga perlu dilakukan penanganan pasca panen yang benar sehingga hasil panen mangga tetap berkualitas dan mempunyai daya simpan yang lama

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum acara II ini adalah: pisang dapat dimatangkan dengan menggunakan gas pematangan buah, dan lebih cepat matang dibandingkan dengan

Pengamatan teknologi pengemasan N o Tanggal Produk Indikator Komoditas Wortel Apel Selada Pakchoy 1 9/12/2015 Tanpa Kemas Ruang Terbuka Warna Kesegaran Kontaminan Tetap Segar

Laporan pengamatan kemasan plastik makanan dan minuman serta pengemasan buah dan sayur pada suhu