• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Fisika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Fisika."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

SIMULASI PhET UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 1

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh: Adevia Widy Astuti

Nim : 161424040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? ) [Qs. Ar-Rahman:13]

“Hidup yang baik adalah hidup yang diinspirasi oleh cinta dan dipandu oleh ilmu pengetahuan.”

{ Bertrand Russell.}

Karya ini saya persembahkan kepada:

 Kedua orang tuaku tercinta Bapak Bambang Purwanto dan Ibu Siti Marfu’ah.  Adek Arief Hidayat

 Mamas Sari Pujiyanto  Sahabat penulis.

(5)

v

(6)
(7)

vii

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Menggunakan Metode Demonstrasi Dengan Bantuan Simulasi PhET Untuk Smp Kelas VIII Semester 1. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Dalam penelitian ini menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET, hal ini bertujuan:1) Mengembangkan modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan media simulasi PhET. 2) Mengetahui kualitas pengembangan modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan media simulasi PhET.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam hal ini peneliti mengembangkan modul pembelajaran fisika. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Data yang diolah merupakan data dari modul yang telah divalidasi oleh validator ahli.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, produk yang dikembangkan berupa modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET untuk SMP Kelas VIII layak diujicobakan dengan perbaikan sesuai saran validator. Perolehan skor rerata rakapitulasi dari empat validator yaitu 3,82 dengan kriteria “Baik”.

(8)

viii

Demonstration Method with the Help of PhET Simulation for Junior High School Class VIII Semester 1.Thesis. Yogyakarta: Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences.Faculty of Teacher Training and Education.Sanata Dharma University.

Module is a form of teaching material that is packaged in a comprehensive and systematic manner, which contains a set of planned learning experiences designed to help students master specific learning goals. In this study, a demonstration method with the help of PhET simulation is used. The objectives are: 1) Developing a physics learning module on Newton's Law material using a demonstration method with PhET simulation media. 2) Knowing the quality of physics learning module development on Newton's Law material using the demonstration method with PhET simulation media.

This research is a research development or Research and Development (R&D). Research and development methods or Research and Development (R&D) are research methods used to produce certain products and test the effectiveness of these products. In this case the researcher developed a physics learning module. The data analysis techniques used in this research are quantitative and qualitative descriptions. Processed data is data from modules that have been validated by expert validators.

The results showed that the product developed in the form of a physics learning module on Newton's Law material using a demonstration method with the help of PhET simulation for Class VIII SMP was feasible to be tested with improvements according to the validator's suggestion. The average score of the four validators was 3.82 with the criteria of "Good".

Keywords: Module, demonstration method, PhET simulation, and R&D

(9)

ix

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Menggunakan Metode Demosntrasi Dengan Bantuan Simulasi Phet Untuk SMP Kelas

VIII

Semester 1” dapat tersusun hingga selesai. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat dukungan, doa, semangat, usaha, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika, dan segenap dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu, dan pengalaman kepada penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Fisika Sanata Dharma.

4. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, memberikan motivas, dan masukan yang membangun dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., dan Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

6. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan bekal Ilmu pengetahuan kepada penulis..

7. Segenap karyawam sekretaria JPMIPA dengan kesabarannya telah membantu dalam segala hal terkait administrasi penulis selama belar di Universitas Sanata Dharma. 8. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim M.Ed., Ph.D., Bapak Albertus Hariwangsa Panuluh

M.Sc., Ibu Elisabeth Kris Giovani, S. Pd, dan Ibu Antonia Indriyani Juniar, S.Pd selaku penguji validitas modul.

9. Kedua Orang Tua sata tercinta Bapak Bambang Purwanto dan Ibu Siti Marfu’ah yang telah memberikan dukungan materi maupun moril serta doa yang tiada hentinya, kasih sayang, perhatian sehingga saya termotivasi untuk tetap memperjuangkan apa yang telah saya mulai.

(10)

x

12. Sahabatku seperjuangan skripsi Klara, Glori, dan Pasca. Saling bahu membahu, menyemangati satu sama lain, saling memberi kekuatan dan doa sehingga kami bisa menyelsaikan skripsi ini bersama-sama.

13. Teman SMP ku yang selalu ada Diah, Dina, Rezky, Mega, Hayu, Azom, dan Usamah yang telah memeberikan semangat, dukungan, motivasi, dan doa.

14. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2016.

15. Semua pihak yang tidak penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, Penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 28 Januari 2021 Penulis

(11)

xi

HALAMAN PENGESAHAN OLEH PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK... vii ABSTRACT ... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI ... xi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Batasan Masalah ... 5 1.4 Tujuan Penelitian ... 5 1.5 Manfaat penelitian ... 6

BAB 2 DASAR TEORI ... 7

2.1 Modul ... 7

2.1.1 Pengertian Modul ... 7

2.1.2 Tujuan Penyusunan Modul ... 8

2.1.3 Karakteristik Modul ... 9

2.2 Metode Demosntrasi ... 11

2.2.1 Pengertian Demonstrasi ... 11

2.2.2 Yang Perlu Diperhatikan Selama Demonstrasi ... 12

2.2.3 Keutungan Sebuah Demonstrasi ... 12

2.2.4 Kelemahan Metode Demonstrasi ... 13

2.3 Simulasi Komputer ... 13

2.4 Materi Hukum Newton ... 15

2.4.1 Hukum I Newton ... 15

2.4.2 Hukum II Newton ... 16

2.4.3 Hukum III Newton... 18

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 19

(12)

xii

3.4 Pengumpulan Data... 25

3.5 Instrumen Penelitian ... 25

3.6 Teknik Analisi Data ... 28

3.6.1 Kualitatif ... 28

3.6.2 Kuantitatif ... 29

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Analisis Kebutuhan ... 32

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 33

4.3 Data Hasil Validasi Produk ... 34

4.3.1 Data Hasil Validasi Oleh Validator I ... 35

4.3.2 Data Hasil Validasi Oleh Validator II ... 37

4.3.3 Data Hasil Validasi Oleh Validator III... 39

4.3.4 Data Hasil Validasi Oleh Validator IV ... 40

4.3.5 Data Hasil Validasi Keempat Validator ... 42

4.4 Revisi Produk Akhir ... 43

4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 45

4.5.1 Kajian Produk Akhir ... 45

4.5.2 Pembahasan ... 47 4.6 Kendala/Keterbatasan ... 55 BAB 5 KESIMPULAN ... 56 5.1 Kesimpulan ... 56 5.2 Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN ... 60

(13)

xiii

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Validasi Modul ... 26

Tabel 3.2 Angket validasi oleh ahli ... 27

Tabel 3.3 Konvensi data kuantitatif ke data kualitatif skala lima ... 29

Tabel 4.1 Data hasil rekapitulasi validator I ... 35

Tabel 4.2 Data hasil rekapitulasi validator II ... 37

Tabel 4.3 Data hasil rekapitulasi validator III ... 39

Tabel 4.4 Data hasil rekapitulasi validator IV ... 41

Tabel 4.5 Hasil revisi produk oleh validator I ... 42

Tabel 4.6 Hasil revisi produk oleh validator I ... 43

Tabel 4.7 Hasil revisi produk oleh validator II ... 44

Tabel 4.8 Hasil revisi produk oleh validator III ... 45

(14)

xiv

Gambar 2.1 benda akan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan walaupun padanya

bekerja gaya-gaya yang seimbang. ... 15

Gambar 4.1 Tampilan cover sebelum direvisi ... 49

Gambar4.2 Tampilan cover setelah direvisi ... 49

Gambar4.3 Tampilan halaman kedua sebelum direvisi ... 49

Gambar4.4 Tampilan halaman kedua setelah direvisi ... 49

Gambar4.5 Sebelum direvisi ... 50

Gambar4.6 Setelah direvisi ... 50

Gambar4.7 Peta Konsep sebelum direvisi ... 50

Gambar4.8 Peta Konsep setelah direvisi ... 50

Gambar4.9 Sebelum ada contoh soal ... 51

Gambar4.10 Sesudah ada contoh soal ... 51

Gambar4.11 Isi materi Hukum II Newton sebelum direvisi ... 52

Gambar4.12 Isi Materi Hukum II Newton Setelah Direvisi... 53

Gambar4.13 Syarat Terjadinya Aksi-Reaksi Sebelum Direvisi ... 54

Gambar4.14 Syarat Terjadinya Aksi-Reaksi Setelah Direvisi ... 54

Gambar4.15 Petunjuk Sebelum Direvisi ... 54

(15)

xv

Lampiran 2 Modul ... 74

Lampiran 3 validasi angket oleh validator 1 ... 98

Lampiran 4validasi angket oleh validator 2 ... 101

Lampiran 5 validasi angket oleh validator 3 ... 104

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan bertujuan untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alam dan masyarakat. Kegiatan belajar pada proses pendidikan dapat bersifat formal dan non-formal, pendidikan secara formal dilakukan disekolah sedangkan pendidikan non-formal dilakukan diluar sekolah.

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menyampaikan materi dengan benar dan menarik perhatian peserta didik sehingga apa yang telah diajarkan oleh guru dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka pembelajaran harus dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan sebagai prinsip yang telah terbukti keunggulannya secara empirik (Annurahman, 2012: 34).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terbagi menjadi 3 bidang yaitu Kimia, Fisika, dan Biologi. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam pada benda-benda mati secara empiris, logis, sistematis, dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Fisika merupakan mata pelajaran

(17)

yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir peserta didik yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik agar peserta didik dapat lebih memahami alam sekitar secara ilmiah. Peserta didik diarahkan untuk berpikir kritis untuk dapat mengidentifikasimasalah, mengolah masalah, dan menyimpulkan masalah-masalah yang ada sehingga memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Agar peserta didik mampu memahami materi yang ada, maka seorang guru dapat memulai kegiatan pembelajaran yang sederhana dengan mengajak peserta didik mengamati lingkungan atau alat-alat Fisika yang cocok dengan materi yang sedang diajarkan. Salah satu metode yang sesuai dengan pembelajaran Fisika adalah metode demonstrasi. Pengertian metode demonstrasi menurut Muhubbin Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau yang sedang disajikan. (Anas, Muhammad. 2014: 27).

Mengingat pentingnya mempelajari fisika, maka perlu adanya kegiatan pembelajaran fisikayang efektif dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.Saat ini, pengajaran fisika di sekolah masih menekankan konsep-konsep fisika yang cenderungdifahamisebagai persamaan dan rumus matematis.Banyaknya rumus dalam fisika menyebabkan banyak peserta didik yang menganggap bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Selain itu Fisika juga mempelajari konsep-konsep yang terkadang membuat peserta didik tidak mengerti sehingga konsep-konsep yang telah diajarkan tidak dapat dipahami dengan baik.

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika Pengenalan Lapangan Persekolahan Perencanaan Pembelajaran (PLP KP), dalam proses belajar mengajar secara umum masih menggunakan buku paket yang disediakan

(18)

oleh sekolah. Namun peserta didik kurang berminat dalam membaca dan kurangnya dalam mencari informasi karena isi dari buku tersebut berisikan rumus yang sudah siap pakai dan penjelasannya kurang, sehingga membuat informasi penting yang berkaitan dengan materi tidak semua tersampaikan dikarenakan keterbatasan jam pelajaran disekolah. Beberapa guru sudah mempunyai bahan ajar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Namun dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru lebih memilih bahan ajar berupa buku paket yang telah disediakan oleh sekolah, dan menggunakan power point. Hal ini dikarenakan guru sulit membagi waktu.

Proses belajar mengajar fisika tidak hanya mengenai rumus-rumus saja, tetapi juga lebih melatih keterampilan proses peserta didik berdasarkan fakta yang ada di lingkungan sekitar mereka. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar untuk menemukan sesuatu yang baru dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan sendirinya. Sesuai dengan karakterstik sasaran pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu mencapai kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan. Saat ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik, pada kurikulum 2013 guru juga berperan sebagai fasilitator dan peserta didik yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu sumber belajar yang tepat sangat dibutuhkan peserta didik dapat memahami materi dengan baik. Sumber belajar sangatlah banyak seiring dengan perkembangan teknologi peserta didik dapat belajar dengan mandiri. Selain itu juga guru juga harus memberikan sumber belajar yang tepat dan berkualitas bagi peserta didik. Guru juga dituntut untuk mengembangkan bahan ajar yang menarik agar materi yang tersampaikan mudah dipahami oleh peserta didik. Bahan ajar merupakan seperangkat alat pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi. Didesain secara sistematis dan menarik untuk mencapai

(19)

tujuan yang diharapkan. ( Kelana, Jajang Bayu & D. Fadly Pratama, 2019 : 3 )

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, saat ini banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika, seperti simulasi komputer. Salah satu simulasi komputer yang dapat digunakan untuk media pembelajaran adalah PhET (Physics Education Technology. PhET adalah suatu aplikasi yang menyediakan simulasi fenomena fisik berbasis penelitian yang adapat mengajak siswa untuk belajar dengan cara eksplorasi langsung sehingga peserta didik dapat melihat secara langsung fenomena-fenomena fisika yang disimulasikan. Dengan carasepertiini diharapkan peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari fisika dan membuat mereka lebih memahami konsep-konsep yang telah diajarkan dan juga dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga membuat peserta didik lebih antusias dalam mempelajari fisika.

Media sangatlah berperan penting dalam memudahkan guru menjelaskan materi yang ada. Oleh karena itu peneliti ingin menggunakan simulasi PhET sebagai media, disini peneliti ingin memberikan wawasan dan pengalaman baru kepada guru dan juga peserta didik bahwa adanya simulasi PhET yang akan menjadi media dalam menjelaskan konsep maupun untuk eksperimen. Menggunakan PhET tidaklah sulit karna dapat diakses dimana saja selama tersambung dengan koneksi internet, beberapa simulasi dapat digunakan ketika sudah didownload, ada juga yang bisa langsung digunakan dan dapat juga beberapa simulasi di akses melalui handphone. Oleh karena itu akan memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami konsep fisika dimana saja dan juga dapat langsung mengulang dan menggunakan simulasi PhET. Selain itu peneliti menggunakan media ini agar menambah wawasan dan pengetahuan siswa maupun guru tentang penggunaan teknologi informasi sebagai media pembelajaran fisika.

Berdasarkan dengan permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar fisika untuk ketercapaian tujuan

(20)

pembelajaran dan kurikulum 2013 memberikan peluang bagi peserta didik dalam merangsang keterampilan prosedur kerja. Bahan ajar yang ingin dikembangkan oleh peneliti adalah bahan ajar fisika menggunakan metode demonstrasi dengan media simulasi PhET.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET?

2. Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan media simulasi PhET?

1.3 Batasan Masalah

Supaya pembahasannya lebih terarah, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan suatu bahan ajar fisika dalam bentuk modul. Didalam modul dilengkapi dengan peta konsep, lembar kerja peserta didik, gambar yang relavan, cara penggunaan simulasi PhET, latihan soal, rangkuman, dan evaluasi diri.

2. Dalam modul yang dikembangkan hanya memuat materi mengenai Hukum Newton dengan metode demonstrasi dan cara menggunakan simulasi PhET sebagai media pembelajaran.

3. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.

4. Penelitian pengembangan modul ini dilakukan hanya sampai 5 tahap saja yaitu potensi dan masalah, mengembangkan produk, desain produk, validasi desain, dan produk akhir.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

(21)

1. Mengembangkan modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET.

2. Mengetahui kualitas pengembangan modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET?

1.5 Manfaat Penelitian 1. Guru

Hasil dari penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk membantu guru menambah referensi media pembelajaran berbasis komputer, dapat juga sebagai media yang membantu Guru dalam menjelaskan konsep dan juga dapat digunakan oleh guru untuk memberikan eksperimen kepada peserta didik agar peserta didik lebih paham materi yang diajarkan. Penelitian ini juga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam membuat bahan ajar yang menarik untuk meningkatkan minat belajar peserta didik, minat membaca, ingin tahu, dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

2. Peserta Didik

Peserta didik dapat meningkatkan pembelajaran fisika dengan baik, penelitian ini dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampikan guru. Mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan hasil dari belajar fisika itu baik. Dapat membuat peserta didik termotivasi dan menimbulkan minat untuk mempelajari Fisika dan siswa juga mendapat pengetahuan baru mengenai media belajar menggunakan simulasi PhET.

3. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam upaya membantu pemahaman siswa agar dapat memahami konsep fisika dengan baik, dan juga menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari fisika.

(22)

7 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Modul

2.1.1 Pengertian Modul

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/subtansi belajar, dan evaluasi (Rahdiyanta, 2016).

Suwing (2019), memberi penjelasan dari Prastowo bahwa, modul merupakan sebuah buku yang ditulis untuk membantu peserta didik untuk belajar secara mandiri atau sebagai pengganti fungsi guru, oleh karena itu modul menggunakan bahasa yang sederhana, memiliki banyak gambar dan mudah dipahami sesuai dengan usianya masing-masing sehingga memungkinkan peserta didik lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan yang lainnya. Modul adalah materi pelajaran yang disusun secara runtut, dan rinci dengan bahasa sederhana yang bertujuan agar peserta didik mampu mengerti maupun memahami mata pelajaran.

Menurut Nasution (1984),modul adalah pembelajaran yang didalamanya terdiri dari kegiatan belajar yang di buat untuk membantu peserta didik mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

Cristiani (2017), memberi penjelasan dari Santyasa keuntungan yang diperoleh dari belajar menggunakan modul adalah (1) meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi, (2) meningkatkan motivasi siswa, (3) setelah evaluasi, guru dan siswa mengetahui tingkat pencapaian belajar, (4) siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya, (5) bahan pelajaran terbagi

(23)

lebih merata dalam satu semester, dan (6) pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik. Melihat keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan bahan ajar berbentuk modul ini sangatlah efektif. karena, modul dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Dalam hal ini juga peserta didik dapat memperoleh atau mencapai hasil sesuai dengan kempauannya.

Dari pendapat beberapa tokoh diatas maka dapat disimpulkan bahwa modul sangatlah berguna untuk peserta didik. Modul dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang ia miliki, maka peserta didik memiliki kesempatan dalam mengekspresikan diri dalam proses belajar dan mengajar.

2.1.2 Tujuan Penyusunan Modul

Suwing (2019), telah menyatakan bahwa Prastowo menjelaskan tujuan dari modul sebagai berikut:

a. Agar peserta didik mampu mempelajari materi tanpa bimbingan dari pendidik.

b. Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.

c. Melatih kejujuran peserta didik. Maksud dalam hal ini adalah peserta didik dapat berusaha belajar lebih keras jika dalam proses pembelajaran masih mendapatkan nilai yang tidak memuaskan. d. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta

didik.

e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.

Menurut Rahdiyanta (2016) dalam penulisan modul memuat tujuan sebagai berikut:

a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu verbal.

(24)

b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta didik maupun guru.

c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: d. Meningkatkan motivasi belajar bagi peserta didik.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

f. Memungkinkan pesrta didik untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

g. Memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

2.1.3 Karakteristik Modul

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sis-tematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut (Kependidikan, D. T, 2008).

1. Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;

a. Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;

b. Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas; c. Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran;

d. Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya;

e. Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya;

(25)

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h. Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi; i. Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya

mengetahui tingkat penguasaan materi; dan

j. Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendu- kung materi pembelajaran dimaksud.

2. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul,belajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan

(26)

modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

2.2 Metode Demonstrasi

2.2.1 Pengertian Demonstrasi

Demonstrasi berasal dari kata demonstrasion yang berarti pertunjukan. Maka model pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar peserta didik dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika. Tujuannya adalah agar peserta didik lebih memahami bahan yang diajarkan lewat suatu kenyataan yang dapat diamati sehingga peserta didik mudah mengerti dan memahami (Suparno, 2007:142). Model demonstrasi ini dapat bersifat kontruktivis bila dalam demonstrasi guru tidak hanya menunjukkan proses ataupun alatnya, tetapi disertai banyak pertanyaan yang mengajak peserta didik berpikir dan menjawab persoalan yang di ajukan. Maka demonstrasi yang baik selalu diawali dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru, sehingga peserta didik berpikir dan membuat hipotesis ataupun ide awal. Setelah itu guru menunjukkan demontrasinya dan peserta didik mengamati apakah yang mereka pikirkan dan jawabkan itu sama dengan yang mereka amati.

(27)

2.2.2 Yang Perlu Diperhatikan Selama Demontrasi

Trowbridge & Bybee (1996) dalam Suparno (2007:144) secara rinci menekankan apa yang perlu diperhatikan selama guru melakukan demonstrasi, yaitu:

a. Demonstrasi hendaknya jelas dan dapat terlihat oleh peserta didik. Bila pesrta didik duduk paling belakang dan tidak terlihat maka diminta maju ke depan agar dapat jelas apa yang akan didemokan.

b. Bicaralah yang keras sehingga peserta didik dapat mendengar apa yang anda katakan.

c. Libatkan peserta didik dalam proses, misalnya ikut mengamati, mengukur, mencatat hasil dan lain-lain.

d. Mulailah dengan pertanyaan awal, suruh siswa membuat hipotesis, baru mulai ditunjukkan jalannya demonstrasi.

e. Jelaskan apa yang anda lakukan, tujuannya, dan bagaimana prosesnya.

f. Bila anda bertanya kepada peserta didik, beri waktu mereka untuk berpikir terlebih dahulu.

g. Gunakan papan tulis untuk menulis tujuan dari demo itu sehingga peserta didik menjadi jelas dan dapat berpikir secara terfokus.

h. Dalam mengambil kesimpulan, biarkan peserta didik menyimpulkan terlebih dahulu.

2.2.3 Keuntungan Sebuah Demontrasi

Menurut Suyanto (2013:147) keuntungan sebuah demontrasi sebagai berikut:

a. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian peserta didik lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.

(28)

b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca didalam buku, karena peseta didik telah memperoleh gambaran yang jelas dan hasil pengamatannya. c. Bila peserta didik turut aktif bereksperimen, maka peserta didik

akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya dan peserta didik juga dapat memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.

d. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri peserta didik dapat dijawab waktu mengamati demontrasi.

2.2.4 Kelemahan Metode Demonstrasi

Menurut Suyanto (2013:148) Kelemahan metode demontrasi sebagai berikut:

a. Daya tangkap setiap peserta didik berbeda, sehingga guru harus mengulang suatu bagian yang sama agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran.

b. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah.

c. Demontrasiakan menjadi metode yang kurang baik apabila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh peserta didik.

d. Demonstrasi menjadi tidak efektif, jika peserta didik tidak mengikuti eskperimen dan menjadikannya pengalaman berharga. 2.3 Simulasi komputer (PhET)

Muzana, S. R. (2017) menyatakan, laboratorium virtualadalah serangkaian alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software)komputer berbasis multimedia interaktif seperti simulasi PhET, simulasi PhET yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berasal berada pada laboratorium sebenarnya. Phisycs Education Tecnologi (PhET) menciptakan simulasi interaktif dengan tujuan untuk

(29)

meningkatkan minat siswa dan proses pembelajaran (Wieman & Perkins, 2006: 290). Simulasi interaktif adalah simulasi yang memberikan informasi kepada pelajar tentang suatu objek atau kejadian yang dilandasi oleh asas-asas ilmu (Alessi & Trollip, 2001: 217). Simulasi dapat diunduh secara gratis lewat internet di alamat http://phet.colorado.edu.

Laboratorium virtual potensial untuk memberikan peningkatan secara signifikan dan pengalaman belajar yang lebih efektif. Penggunaan simulasi PhET ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik dan mengatasi permasalahan tentang biaya dalam pengadaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu. Simulasi PhET membantu peserta didik dengan mudah untuk melakukan ekperimen dimanapun berada.

Simulasi PhET dikembangkan untuk membantu siswa mencapai tiga tujuan pembelajaran, yaitu:

a. Untuk menghubungkan pengetahuan prosedural dalam bentuk formula fisika dan kenyataan aslinya.

b. Untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan prosedural dan keterampilan jadi mereka tidak hanya belajar bagaimana melakukan prosedur percobaan tapi juga kapan prosedur tersebut dapat berlaku. c. Untuk membantu siswa memahami penerapan pengetahuan mereka

dalam dunia nyata.

Simulasi PhET merupakan salah satu produk unggulan hasil kemajuan teknologi informasi dan laboratorium, karena simulasi PhET ini merupakan hasil perpaduan antara pengembangan perangkat lunak komputer yang dirancang untuk memwakili sebuah laboratorium sehingga dapat menjadi alternatif pelaksanaan praktikum yang sulit dilaksanakan secara langsung. Pembelajaran berbasis simulasi PhET dapat dijadikan alternatif pengganti untuk mengeleminasi keterbatasan perangkat laboratorium.

(30)

2.4 Materi Hukum Newton 2.4.1 Hukum 1 Newton

Pengalaman kita sehari-hari menunjukkan bahwa benda yang bergerak cenderung berhenti jika tidak didorong terus menerus. Jika pada benda diam bekerja dua buah gaya yang segaris, sama besar, dan berlawanan arah sehingga terjadi keseimbangan, benda itu akan tetap diam. Bahkan, benda tersebut akan tetap diam walaupun ada beberapa gaya yang bekerja, asalkan gaya total yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

Demikian juga pada benda yang sedang bergerak lurus dengan kecepatan konstan. Jika bekerja dua gaya atau lebih yang seimbang, benda itu akan bergerak lurus dengan kecepatan konstan, asalkan gaya total yang bekerja pada benda itu sama dengan nol.

Fa

Fb

Gambar 2.1 benda akan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan walaupun padanya bekerja gaya-gaya yang seimbang. (Sutanto, Agus dkk, 2014:33) Arah gerak benda Dua gaya yang seimbang

(31)

Dengan demikian, bunyi hukum 1 Newton adalah:

“jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang mula-mula diam akan terus diam (mempertahankan keadaan diam), sedangkan jika benda mula-mula bergerak, akan terus bergerak dengan kecepatan tetap (mempertahankan keadaan bergeraknya)”(kanginan, marten 2002:21).

Secara matematis dapat dirumuskan: ∑

Kecendrungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak lurus disebut dengan inersia. Oleh karena itulah hukum 1 Newton sering disebut hukum inersia. Inersia disebut juga dengan kelembaman. Lembam berarti kecenderungan bertahan pada keadaan semula.

2.4.2 Hukum II Newton

Hukum I Newton membicarakan apa yang terjadi pada benda yang dipengaruhi oleh gaya yang resultannya nol dan diketahui bahwa pengaruh gaya itu benda akan tetap diam ataupun tetap bergerak. Pada hukum II Newton ini akan membicarakan keadaan benda jika resultan gaya yang bekerja tidak nol.

Oleh Newton dinyatakan:

“percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda itu dan berbanding terbalik dengan massa benda itu. Arah percepatan sama dengan arah yang bekerja padanya”(Sutanto, Agus dkk, 2014:35).

Hukum II Newton ini menyatakan bahwa gaya berbanding lurus dengan percepatan. Artinya, semakin besar gaya, semakin besar perubahan kelajuan yang di timbulkan.

(32)

Persamaan diatas dapat ditulis:

∑ Atau

∑ Keterangan:

∑ = Jumlah resultan gaya yang bekerja (N) = Pecepatan benda (m/s2)

= Massa benda (m)

Jika gaya bekerja pada suatu benda dan arahnya searah dengan arah gerak benda, kecepatan gerak benda akan bertambah. Bertambahnya kecepatan secara teratur ini dikatakan mengalami percepatan. Sebaliknya, jika gaya yang diberikan tersebut berlawanan arah dengan arah gerak benda, kecepatan gerak benda tersebut akan terus berkurang. Dengan kata lain, benda tersebut akan mengalami perlambatan. Akhirnya, benda akan berhenti. Bahkan benda akan bergerak berlawanan arah semula. Faktor lain yang mempengaruhi percepatan gerak benda adalah massa. Hukum kedua Newton membahas kaitan antara gaya, percepatan, dan massa.

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa jika pada benda yang bermassa lebih besar bekerja gaya yang sama, percepatan yang timbul akan menjadi lebih kecil. Akan tetapi, pada kasus benda yang jatuh bebas, percepatan yang terjadi selalu sama. Gaya gravitasi yang menyebabkan benda tersebut jatuh dengan sendirinya akan memperbesar atau mengecil, seiring dengan bertambah atau berkurangnya massa benda tersebut.

Gaya berat berubah-ubah mengikuti massa benda. Pernyataan yang lebih tepat adalah agar memperoleh percepatan yang sama untuk benda

(33)

yang bermassa lebih besar, diperlukan gaya yang lebih besar, begitu juga sebaliknya.

2.4.3 Hukum III Newton

Hukum III Newton sering dikenal dengan hukum aksi reaksi. Hukum ini menjelaskan hubungan antara aksi dan reaksi suatu benda. Bunyi Hukum III Newton:

“ketika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua juga memberikan gaya yang sama besar, tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”(Sutanto, Agus dkk, 2014:37).

Hukum III Newton dinamakan juga hukum aksi-reaksi , yang ditulis sebagai berikut:

F

aksi

= -F

reaksi Keterangan:

Faksi = gaya yang bekerja pada benda

Freaksi = gaya aksi benda akibat gaya reaksi

Ada tiga syarat terjadinya aksi-reaksi, yaitu: a Besarnya nilai aksi sama dengan nilai reaksi b Arah aksi berlawana dengan arah reaksi

(34)

19 BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2017:407).

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luar, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dimaksud tidak selalu berbentuk benda ataupun perangkat keras seperti modul, buku, alat pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi juga berupa perangkat lunak seperti program komputer untuk pengolahan data, perpustakaan, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, dan lain-lain. Selain dibidang pendidikan, penggunaan metode penelitian dan pengembangan juga biaa diaplikasikan dalam bidang industri, bisnis, kedokteran, dan lain-lain.

3.2 Prosedur Pengembangan

Sugiyono (2017:408-426) terdapat sepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan yaitu sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berlanjut dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunkan akan memiliki nilai tambah bagi produk yang akan kembangkan. Potensi yang akan berkembang menjadi masalah jika kita tidak dapat memanfaatkan potensi-potensi yang sudah ada. Namun masalah yang ada dapat juga dijadikan potensi apabila kita dapat memanfaatkannya. Potensi dan masalah yang dipaparkan harus ditunjukkan dengan data empirik.

(35)

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi adanya masalah tersebut. Maka diperlukan metode yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ada dan dapat juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang hendak dicapai. 3. Desain Produk

Dalam penelitian Research adan Development, produk yang akan dihasilkan sangat bermacam-macam. Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk membuat, merancang, dan menilai untuk merancang modul yang akan dikembangkan agar terlihat lebih menarik sehingga materi juga mudah dipahami oleh pembaca.

4. Validasi Desain

Produk yang telah dikembangkan akan memasuki tahap selanjutnya yaitu tahap validasi desain. Validasi desain adalah suatu proses kegiatan untuk menilai kualitas dan kelayakan produk, apakah produk yang telah dikembangkan itu lebih efektif dari produk yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang telah berpengalaman dalam menilai suatu produk baru yang dirancang oleh peneliti. Setelah divalidasi oleh pakar maka peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan produk yang telah dikembangkan.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan ahli ainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Dalam hal memperbaiki yang bertugas adalah peneliti yang ingin menghasilkan suatu produk.

(36)

6. Uji Coba Produk

Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar yang baru lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode mengajar yang sebelumnya.

7. Revisi Produk

Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata lebih efektif dari metode lama. Produk baru yang telah dihasilkan telah diterapkan pada kelompok terbatas masih perlu direvisi agar dapat mengurangi kelemahan dalam pembuatan atau penggunaannya. Setelah direvisi maka perlu diujicobakan kembali untuk meninjau kembali kelemahannya untuk segera diperbaiki. Setelah selesai diperbaiki dan benar makan produk sapat diproduksi secara masa atau digunakan pada kelompok yang lebih luas lagi.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian pada produk berhasil, dan mungkin ada revisi tetapi tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengjar baru tersebut diterapkan dalam lingkup yang lebih luas. Dalam menerapkannya, metode baru tersebut tetap haru dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut. 9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan apanila dalam menerapkannya terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebeiknya peneliti selalu mengevaluasi produk baru untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.

(37)

10. Pembuatan Produk Masal

Bila produk baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan atau layak untuk diproduksi masal.

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penggunaan metode R&D:

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan produk final berupa modul pembelajaran fisika menggunakan metode demosntrasi dengan media PhET. Prosedur pengembangan yang digunakan oleh peneliti didasarkan oleh prosedur atau langkah-langkah dalam penggunaan R&D (Sugiyono, 2017:408-426). Dalam penelitian ini hanya sampai pada lima langkah pengembangan dikarenakan keterbatasan waktu penelitian dan kondisi yang tidak memungkinkan. Lima langkah dalam pengembangan ini adalah tahap (1) potensi dan masalah, (2) mengembangkan produk, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) produk akhir.

Potensi dan Masalah Mengumpulkan Informasi Desain Produk Validasi Desain Perbaikan

Desain Uji Coba Produk

Revisi Produk Uji coba pemakaian Revisi produk Pembuatan Produk Masal

(38)

Untuk menjelaskan lebih detail, maka peneliti merinci lima tahapan proses pengembangan yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah

Penelitian ini berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunkan akan memiliki nilai tambah bagi produk yang akan kembangkan. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah, peneliti mencari beberapa sumber informasi yang melandaskan adanya masalah sehingga peneliti dapat mengetahui dan mengidentifikasi fakta yang terjadi dilapangan menyangkut sejauh mana pemahaman yang di dapatkan oleh peserta didik, yang menyangkut dengan pembelajaran fisika menggunakan metode demontrasi dengan adanya simulasiPhET. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapakan, maka peneliti ingin mengembangkan modul menggunakan metode demonstrasi dengan simulasiPhET ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan materi Fisika kelas XI.

2. Mengembangkan produk

Didalam pengembangan modul, terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan. Modul harus dikembangkan atas dasar hasil analisis kebutuhan dan kondisi. Perlu diketahui dengan pasti materi belajar apa saja yang perlu disusun menjadi suatu modul, berapa jumlah modul yang diperlukan, siapa yang akan menggunakan, sumberdaya apa saja yang diperlukandan telah tersedia untuk mendukung penggunaan modul, dan hal-hal lain yang dinilai perlu. Selanjutnya, dikembangkan desain modul yang dinilai paling sesuai dengan berbagai data dan informasi objektif yang diperoleh dari analisis kebutuhan dan kondisi. Bentuk, struktur dan komponen modul seperti apa yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan kondisi yang ada.

3. Desain Produk

Dalam membuat pengembangan modul ini terdapat beberapa langkah-langkah dalam mendesain produk dalam penelitian ini meliputi:

(39)

a. Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal pengembangan modul. Selanjutnya, dilakukan dengan memilih materi yang akan digunakan.

b. Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. c. Pembuatan desain pada halaman depan.

d. Pembuatan halaman kata pengantar dan daftar isi.

e. Menampilkan SK, dan membuat indikator serta peta konsep

f. Pembuatan pembelajaran yang menggunakan media yang menggunakan PhET.

g. Penulisan rangkuman h. Penulisan daftar pustaka i. Pembutan sampul belakang 4. Validasi Desain

Setelah desain produk pengembangan modul selesai maka langkah selanjutnya adalah validasi oleh pakar/ahli yang akan memvalidasi desain produk terdiri dari satu validator pakar/ahli. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan penilaian terkait kualitas produk yang telah dihasilkan dan kelayakan penggunaannya sehingga dapat menunjukkan kelebihan dan kelemahan yang ada pada produk tersebut. Setelah itu hasil dari penilaian tersebut, peneliti dapat melakukan perbaikan kembali untuk penyempurnaan produk.

5. Produk Akhir

Setelah validasi desain selesai dan diperoleh penilaian dari pakar/ahli. Selanjutnya, penelitian akan melanjutkan merevisi produk yang telah dinilai yang nantinya menghasilkan produk akhir berupa pengembangan modul pembelajaran fisika untuk materi Hukum Newton.

3.3 Validitas

Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (valid untuk). Validitas menunjuk pada kesesuaian, kepenuh-artian, bergunanya kesimpulan

(40)

yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Suatu tes disebut valid bila memang mengukur yang mau diukur (Suparno, 2014: 65).

Pada penelitian ini menggunakan content validity atau validitas isi. Validitas isi mengukur apakah dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur. Apakah item tes sungguh mempresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2014: 65). Isntrumen yang dimaksudkan disini adalah angket, angket ini untuk menguji kelayakan modul yang telah dikembangkan yang akan di validasi oleh Dosen Ahli.

3.4 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan modul ini menggunakan angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui. Ada tiga macam angket, yaitu angket dengan cara menjawab, angket dari jawaban yang diberikan dan angket dari bentuknya (Suparno, 2010: 61). Dalam peneltian ini angket digunakan untuk uji kelayakan dan uju validitas modul, serta tanggapan dosen ahli. Jenis angket untuk uji kelayakan dan uji validitas bahan ajar pada penelitian ini adalah daftar cocok (check list) yaitu deretan pertanyaan dimana responden hanya menjawab dengan cara check list jawaban ditempat yang disediakan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Suparno,2010: 53). Instrumen penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tes dan nontes. Tes terdiri dari beberapa jenis, diantaranya tes tertulis, tes lisan, dan tes tindakan, sedangkan nontes terdiri dari angket, observasi, wawancara, dokumentasi, dan skala penilaian (Arifin, Zainal, 2011: 226). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yakni angket.

(41)

Tabel 3.1Kisi- kisi Instrumen Validasi Modul Pembelajaran Fisika menggunakan metode demonstrasi dengan simulasi PhET. Pada Materi Hukum Newton Untuk SMP Kelas VIII.

NO Sub Aspek Indikator Nomor Item

1. Kelengkapan Materi Modul

1. Sasaran modul terlihat jelas 2. Kesesuaian materi dengan

kompetensi dasar dan kompetensi inti

3. Ketepatan penggunaan materi 4. Tujuan pembelajaran

5. Penyajian modul runtun

1,2,3,4,5,6,7

2. Bahasa 1. Bahasa yang digunakan mudah di pahami dan tepat

2. Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia

8,9

3. Metode Demonstrasi

1. Penggunaan metode tepat 2. Stimulation/ stimulasi 3. Observing/ mengamati 4. Questioning/ menanya 5. Communication/ mengkomunikasikan 6. Kesimpulan 10,11,12,13,14,1 5

4. Tampilan 1. Pemilihan font dan ukuran font 2. Judul buku dan cover sesuai

dengan materi

3. Kesimbangan warna sesuai 4. Mudah digunakan

5. Tampilan menarik

(42)

Tabel 3.2 Validasi oleh Ahli

No Aspek yang dianalisis Skor Keterangan

5 4 3 2 1 A. Aspek isi

1. Sasaran pengguna modul jelas 2. Materi pada modul sesuai dengan

kompetensi dasar dan kompetensi inti

3. Tujuan dari pembelajaran membantu peserta didik memahami makna materi yang dipelajari

4. Materi yang digunakan dalam modul tepat

5. Materi pada modul sesuai dengan indikator

6. Penyajian modul runtun dan sistematis

7. Fenomena yang terdapat pada modul sesuai dengan materi yang diajarkan

B. Bahasa

8. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan tepat

9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia

C. Metode Demonstrasi

10. Penggunaan metode tepat atau sesuai dengan materi yang dibahas

11. Simulasi yang digunakan sesuai dengan materi dan mampu membuat aktif peserta didik

(43)

12. Fenomena yang diamati sesuai dengan materi pembelajaran 13. Modul mampu membuat peserta

didik aktif dan bertanya

14. Modul dapat mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan

komunikasi peserta didik dalam kerja sama

15 Langkah-langkah pembelajaran dalam modul sesuai dengan metode dan simulasi yang digunakan

D. Tampilan

16. Pemilihan jenis font dan penentuan font tepat dan jelas

17. Judul buku dan cover sesuai dengan materi dan menarik untuk pengguna 18. Warna, gambar, huruf (cetak tebal,

miring, garis bawah, dsb ) 19. Tampilan modul menarik 20. Modul mudah digunakan

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Kualitatif

Kualitatif merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menerangkan atau menjelaskan suatu objek yang diteliti. Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, keadaan, daripada bilangan, transkip, wawancara, foto, dan lain sebagainya (Suparno, 2014:133). Dalam penelitian ini informasi yang diperoleh peneliti menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan cara menganalisis komentar dari validasi dosen ahli dan dari data kuantitatif. Hal ini

(44)

bertujuan untuk penyempurnaan pengembangan produk sebagai bahan ajar yang nantinya layak digunakan dan membantu peserta didik dalam memahamai materi Hukum Newton.

3.6.2 Kuantitatif

Kuantitatif merupakan desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, menggunakan statistik untuk menganalisis data (Suparno, 2014:119). Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung skor akhir dari angket yang telah divalidasi oleh dosen ahli dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan dari modul yang telah dikembangkan.

Tabel 3.3 Konvensi data kuantitatif ke data kualitatif skala lima (Widoyoko, 2009)

Rumus Rerata Skor Klasifikasi

̅ Sangat Baik ̅ ̅ Baik ̅ ̅ Cukup Baik ̅ ̅ Kurang Baik ̅ Sangat Kurang Baik

Skor maksimum ideal: 5 Skor minimum ideal: 1 ̅(Rerata Ideal)

= 3

(45)

sbi (Simpangan baku ideal)

o Klasifikasi sangat baik jika ̅

o Klasifikasi baik jika ̅ ̅

o Klasifikasi cukup baik jika ̅ ̅

o Klasifikasi kurang baik jika ̅ ̅

o Klasifikasi sangat kurang baik ̅

(46)

31

Bab 4

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau RnD adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Research and Development mempunyai 10 langkah penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti membuat produk akhir berupa pengembangan modul pembelajaran pada materi Hukum Newton dengan menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET untuk SMP kelas VIII Semester 1. Namun dalam penelitian ini, peneliti memodifikasi langkah penelitian sehingga menggunakan 5 tahap penelitian yang ada, yaitu potensi dan masalah, mengembangkan produk, desain produk, validasi desain, dan produk akhir. Peneliti hanya menggunakan 5 tahap penelitian dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan melakukan semua tahap penelitian. Selain itu juga pada penelitian ini tidak langsung terkonfirmasi oleh pengguna dalam hal ini peserta didik, dikarenakan Covid-19 sehingga peneliti hanya sampai tahap produk akhir dan tidak di ujicobakan kepada peserta didik. Selain itu terdapat juga keunggulan modul yang disusun untuk peserta didik, diantaranya: 1) mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, baik peserta didik maupun guru, 2) meningkatkan motivasi atau gairah belajar dan mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan belajar, 3) peserta didik dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar sendiri, 4) dapat langsung melakukan eksperimen tanpa harus ke lab, 5) membiasakan peserta didik untuk percaya pada diri sendiri. Belajar menggunakan modul banyak terdapat manfaat atau keunggulannya, pembelajaran menggunakan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien. Selain itu juga modul dapat meningkatkan kreativitas peserta didik.

(47)

4.1 Analisis Kebutuhan

Kegiatan awal yang peneliti lakukan untuk membuat produk berupa “Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Menggunakan Metode Demosntrasi Dengan Bantuan Simulasi PhET untuk SMP kelas VIII Semester Ganjil” yakni dengan langkah-langkah penelitian dan pengembangan. Sebelum membuat produk, peneliti mengambil langkah yaitu mengumpulkan informasi terlebih dahulu. Pengumpulan informasi dilakukan dengan membaca artikel-artikel yang membahas tentang Research and Development atau RnD khususnya dibidang fisika. Penulis melihat beberapa artikel yang membahas tentang penelitian dan pengembangan dalam membuat modul belajar untuk mata pelajaran fisika. Beberapa artikel yang membahas tentang penelitian dan pengembangan modul belajar untuk mata pelajaran fisika.

Pengembangan modul pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET ini berdasarkan dengan asumsi bahwa pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi akan membuat peserta didik aktif, dapat memahami pembelajaran dengan baik dan proses belajar mengajar lebih efektif. Modul pembelajaran yang dikembangkan didesain dengan menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET. Penggunaan metode belajar demonstrasi digunakan untuk mengajak peserta didik lebih aktif dan langsung dapat mengeksperimenkan materi yang sedang diajarkan. Kelebihan dari simulasi PhET, peserta didik bisa langsung bereksperimen dan mengamati percobaan percepatan yang dihasilkan benda pada materi hukum II Newton. Penggunaan simulasi PhET diasumsikan dapat meningkatkan respons siswa sehingga secara tidak langsung dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman konsep yang utuh. Simulasi PhET menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasari, mendukung pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan menyediakan tempat kerja kreatif. (Ahmad Toni Pramata: 2019). Oleh sebab itu simulasi PhET melengkapi kekurangan laboratorium nyata sehingga perlu dikembangkan secara lebih luas pada materi IPA yang

(48)

lain. Sehingga, ketika kekurangan alat dalam laboratorium dapat menggunakan lab virtual dengan simulasi PhET, apalagi pada kondisi saat ini yang tidak memungkinkan untuk kesekolah sehingga sulitnya untuk melaksanakan eksperimen.

4.2 Deskripsi Produk Awal

Dalam mengembangkan modul pembelajaran, peneliti mengikuti langkah-langkah yang sesuai dengan penelitian dan pengembangan. Langkah awal dalam mengembangkan modul pembelajaran yaitu dengan menentukan materi fisika berdasarkan kurikulum 2013 yang terdapat pada kelas VIII SMP semester ganjil, materi yang ditentukan dalam pengembangan modul pembelajaran ini adalah Hukum Newton yang terdiri dari beberapa sub bab yaitu pengertian Hukum Newton, Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton. Setelah menentuan materi yang akan di muat dalam modul, peneliti membuat indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditentukan. Kemudian peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan lembar kerja peserta didik (LKPD). Langkah selanjutnya merancang produk/modul sesuai dengan kerangka berpikir sebelumnya. Langkah selanjutnya peneliti membuat rancangan untuk mendesain sampul bagian depan dan sampul bagian belakang modul, peneliti mencari gambar di internet yang sesuai dengan judul dan materi yang telah dipilih untuk ditampilkan pada sampul bagian modul agar terlihat menarik. Lalu, pada sampul bagian belakang modul peneliti membuat gambaran umum yang akan di pelajari dan tujuan dari pembuatan modul, sehingga peserta didik mendapat gambaran umum apa yang akan diperoleh ketika mempelajari modul tersebut.

Dalam proses pengembangan modul fisika ini khusunya pada materi Hukum Newton menggunakan metode demontrasi dengan bantuan simulasi PhET ini menyesuaikan dengan unsur-unsur modul yang terdiri atas: judul modul yang terdapat pada halaman sampul depan, kata pengantara pada halaman paling awal, selanjutnya dilengkapi dengan daftar isi, kemudian

(49)

pendahuluan didalam pendahuluan ini terdapat latar belakang dan deskrepsi materi yang akan dipelajari pada kegiatan belajar, petunjuk penggunaan modul, kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi (IPK), peta konsep yang menunjukkan urutan materi pada sub bab yang akan dipelajari dalam kegiatan pembelajaran, manfaat yang akan didapatkan ketika mempelajari modul, tujuan pembelajaran, kemudian ada uraian materi, lembar kerja peserta didik (LKPD) yang dilengkapi dengan simulasi PhET yang bertujuan untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan kreatifitasnya dan melatih untuk bekerja sama dalam kelompok diskusi, selain itu terdapat contoh soal, dan latihan soal untuk mengukur sejauh mena pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam kegiatan belajar terdapat empat sub bab yaitu pengertian Hukum Newton, Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton.

Dalam pengembangan produk berupa modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET ini dipilih karena dalam setiap sub bab terdapat gambar yang berkaitan dengan materi Hukum Newton dan terdapat juga kegiatan praktikum atau simulasi yang akan membantu peserta didik dalam memahami materi dikarenakan peserta didik bisa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan metode demonstrasi ini diharapkan dapat membuat peserta didik dalam menambah pengetahuan, berpikir kreatif, dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakasanakan.

4.3 Data Hasil Validasi Produk

Hasil dari produk/modul yang telah dibuat dan dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh dua orang dosen pendidikan fisika dari Universitas Sanata Dharma dan dua orang guru fisika. Produk/modul yang telah dibuat dan dikembangkan hanya divalidasi satu kali. Tujuan dilakukannya validasi, untuk mengetahui kualitas kelayakan produk berupa

(50)

modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET untuk SMP kelas VIII. Hasil validasi dari keempat validator ini kemudian akan dijadikan sebagai acuan untuk merevisi produk sehingga kemudian dapat menjadi produk akhir. Terdapat empat aspek yang menjadi penilaian, yaitu aspek isi, bahasa, metode demontrasi, dan tampilan.

Berikut adalah hasil data dari masing-masing validator: 4.3.1 Data hasil validasi oleh Validator I

Validator yang memvalidasi modul pembelajaran fisika pada materi Hukum Newton menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan simulasi PhET untuk peserta didik SMP Kelas VIII yaitu Bapak Albertus Hariwangsa Panuluh, M. Sc., selaku dosen program setudi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Modul pembelajaran yang di kembangkan ini direvisi sebanyak satu kali. Aspek yang divalidasi meliputi aspek isi, bahasa, metode demonstrasi, dan tampilan. Berikut ini adalah rekapitulasi data hasil validasi oleh validator I:

Tabel 4.1 Data hasil rekapitulasi validator I Aspek yang dinilai Skor Jumlah Item Rerata= Kriteria Isi 27 7 3,8 Baik Bahasa 8 2 4 Baik Metode Demonstrasi 25 6 4,1 Baik Tampilan 18 5 3,6 Baik

Terdapat beberapa saran dan komentar yang diberikan oleh validator I terkait dengan isi, bahasa, metode demonstrasi, dan tampilan. Hasil skor validasi dari validator I pada aspek isi modul

Gambar

Gambar 2.1 benda akan diam  atau bergerak dengan kecepatan konstan  walaupun  padanya  bekerja  gaya-gaya  yang  seimbang
Tabel 3.1Kisi- kisi Instrumen Validasi Modul Pembelajaran Fisika menggunakan  metode demonstrasi dengan simulasi PhET
Tabel 3.2 Validasi oleh Ahli
Tabel 3.3 Konvensi data kuantitatif ke data kualitatif skala lima (Widoyoko,  2009)
+7

Referensi

Dokumen terkait

mereka tidak henti$henhtinya melakukan sosialisasi untuk menaaga mutu sesuai Standar &suhan Keperawatan (S&K+" amun, semua usaha dari Sub Mutu Komite Keperawatan

• steps in personal selling process • role of the sales manager.. •

BAB III. TATA LAKSANA SURVEY.. 1) Survey untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat dan lintas sektor terhadap kegiatan,progam dan layanan di puskesmas yang di lakukan satu tahun

analisis data meliputi 3 langkah, yaitu : Persiapan, tabulasi, penerapan data sesuai demgan pendekatan penelitian. Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam

Dalam hubungannya transparansi dengan meningkatkan kinerja dari perusahaan, prinsip ini mengatur berbagai hal diantaranya mengatur pengembangan teknologi informasi manajemen

Solusi dari pemecahan masalah yang diambil bisa dipertanggungjawabkan dengan pembuktian-pembuktian, (5) rasional dan realistis adalah analisis terhadap sesuatu

Sedangkan dalam Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak pengertian perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan

Bagi persepsi pelajar-pelajar Jabatan Pendidikan Teknik dan Kejuruteraan terhadap penglibatan pensyarah dalam e-pembelajaran, dapatan kajian menunjukkan bahawa pelajar- pelajar