• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2013"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAN DEWAN

DEWAN PERWAKILAN PERWAKILAN RAKYAT RAKYAT DAERAH DAERAH KABUPATEN/KOTAKABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM, Me

Meninimbmbang ang : : a. a. babahwhwa a bebe rdrd asas arar kaka n n keke tete ntnt uaua n n PasPasal al 8 8 ayayat at (1(1) ) hurhuruf uf cc Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yaitu menyusun dan Perwakilan Rakyat Daerah, yaitu menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah;

Pemerintah;

b. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan untuk b. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan untuk

melaksana

melaksanakan ketentuan Pasal kan ketentuan Pasal 59 59 ayat ayat (3) (3) dan dan Pasal Pasal 6767 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

Daerah, perlu perlu menetapkan menetapkan Peraturan Peraturan Komisi Komisi PemilihanPemilihan Umum tentang Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Umum tentang Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota;

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota;

Mengingat

Mengingat : : 1. 1. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 8 8 Tahun Tahun 1974 1974 tentang tentang Pokok-PokokPokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Kepegawaian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);Negara Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Papua sebagaimana diubah dengan Khusus Bagi Papua sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4884);

Negara Nomor 4884);

12. Undang ... 12. Undang ...

(2)

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168);

Negara Nomor 4168);

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan 4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun 2003

 Tahun 2003 Nomor 70, Nomor 70, Tambahan LembTambahan Lembaran Negara aran Negara NomorNomor 4297);

4297);

5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem 5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun 2003

 Tahun 2003 Nomor 78, Nomor 78, Tambahan LembTambahan Lembaran Negara aran Negara NomorNomor 4301);

4301);

6. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara 6. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun

 Tahun 2004 2004 Nomor Nomor 127, 127, Tambahan Tambahan Lembaran Lembaran NegaraNegara Nomor 4439);

Nomor 4439); 7.

7. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 11 11 Tahun Tahun 2006 2006 tentangtentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun

 Tahun 2006 2006 Nomor Nomor 62, 62, Tambahan Tambahan Lembaran Lembaran NegaraNegara Republik Indonesia Nomor 4633);

Republik Indonesia Nomor 4633); 8.

8. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 29 29 Tahun Tahun 2007 2007 tentangtentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4744);

93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4744); 9.

9. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politiktentang Partai Politik sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2  Tahun

 Tahun 2011 2011 (Lembaran (Lembaran Negara Negara Republik Republik Indonesia Indonesia NomorNomor  Tahun

 Tahun 2011, 2011, Nomor Nomor 8 8 Tambahan Tambahan Lembaran Lembaran NegaraNegara Republik Indonesia Nomor 5189);

Republik Indonesia Nomor 5189); 10.

10. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 12 12 Tahun Tahun 2011 2011 tentangtentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,  Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);

 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 11.

11. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 15 15 Tahun Tahun 2011 2011 tentangtentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5246);

Lembaran Negara Nomor 5246);

12. Undang ... 12. Undang ...

(3)

12. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan 12. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316);

Nomor 5316); 13.

13. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 60 TahNomor 60 Tahun 1999 un 1999 tentangtentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun

 Tahun 1999 1999 Nomor Nomor 115, 115, Tambahan Tambahan Lembaran Lembaran NegaraNegara Republik Indonesia Nomor 3859);

Republik Indonesia Nomor 3859); 14.

14. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 37 TahNomor 37 Tahun 2004 un 2004 tentangtentang Larangan Pegawai Negeri Sipil menjadi Anggota Partai Larangan Pegawai Negeri Sipil menjadi Anggota Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4440);

Indonesia Nomor 4440); 15.

15. Peraturan Pemerintah NPeraturan Pemerintah Nomor 20 omor 20 Tahun 2007 tentang Tahun 2007 tentang PartaiPartai Politik Lokal Di Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Politik Lokal Di Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun

 Tahun 2007 2007 Nomor Nomor 46, 46, Tambahan Tambahan Lembaran Lembaran NegaraNegara Republik Indonesia Nomor 4711);

Republik Indonesia Nomor 4711); 16.

16. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 55 TahNomor 55 Tahun 2007 un 2007 tentangtentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124,  Tambahan

 Tambahan Lembaran Lembaran Negara Negara Republik Republik Indonesia Indonesia NomorNomor 4769);

4769); 17.

17. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 53 TahNomor 53 Tahun 2010 un 2010 tentangtentang Disiplin Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik Disiplin Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program

Program Paket A, Paket A, Program Paket Program Paket B, dan PB, dan Program Paket rogram Paket C;C; 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 59 Tahun 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 59 Tahun 2008 tentang Pengesahan Fotokopi Ijazah/Surat Tanda 2008 tentang Pengesahan Fotokopi Ijazah/Surat Tanda  Tamat

 Tamat Belajar, Belajar, Surat Surat Keterangan Keterangan Pengganti Pengganti yangyang Berpenghargaan Sama dengan Ijazah/Surat Tanda Tamat Berpenghargaan Sama dengan Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar dan Penerbitan Surat Keterangan Pengganti yang Belajar dan Penerbitan Surat Keterangan Pengganti yang Berpenghargaan Sama dengan Ijazah/Surat Tanda Tamat Berpenghargaan Sama dengan Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar;

Belajar;

20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 Tahun 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 Tahun 2009 tentang Ujian Nasional Program Paket A, Program 2009 tentang Ujian Nasional Program Paket A, Program Paket B, Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruan Paket B, Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruan  Tahun 2010;

 Tahun 2010;

21. Peraturan ... 21. Peraturan ...

(4)

21.

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan KPeraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35ebudayaan Nomor 35  Tahun

 Tahun 2012 2012 tentang tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Ujian Ujian NasionalNasional Pendidikan Kesetaraan (Lembaran Negara Republik Pendidikan Kesetaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 565);

Indonesia Tahun 2012 Nomor 565);

22. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1 22. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1

 Tahun

 Tahun 2012 2012 tentang tentang Pengesahan Pengesahan Fotokopi Fotokopi Ijazah/STTB,Ijazah/STTB, Surat Keterangan Pengganti yang Berpenghargaan Sama Surat Keterangan Pengganti yang Berpenghargaan Sama dengan Ijazah/STTB dan Penerbitan Surat Keterangan dengan Ijazah/STTB dan Penerbitan Surat Keterangan Pengganti Ijazah/STTB pada Satuan Pendidikan Dasar Pengganti Ijazah/STTB pada Satuan Pendidikan Dasar Islam, Satuan Pendidikan Menengah Islam dan Pendidikan Islam, Satuan Pendidikan Menengah Islam dan Pendidikan Keagamaan Islam di Lingkungan Kementerian Agama di Keagamaan Islam di Lingkungan Kementerian Agama di Lingkungan Kementerian Agama);

Lingkungan Kementerian Agama); 23.

23. Peraturan Komisi Peraturan Komisi Pemilihan Umum NoPemilihan Umum Nomor 05 Tmor 05 Tahun 2008ahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah terakhir dengan Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010.2010. 24.

24. Peraturan Komisi Peraturan Komisi Pemilihan Umum NoPemilihan Umum Nomor 06 Tmor 06 Tahun 2008ahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat  Jenderal

 Jenderal Komisi Komisi Pemilihan Pemilihan Umum, Umum, Sekretariat Sekretariat KomisiKomisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22  Tahun 2008;

 Tahun 2008; 25.

25. Peraturan Komisi Peraturan Komisi Pemilihan Umum NoPemilihan Umum Nomor 07 Tmor 07 Tahun 2012ahun 2012 tentang Tahapan, Program dan Jadual Penyelenggaraan tentang Tahapan, Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Anggota Dewan Perwakilan Pemilihan Umum Anggota Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014 sebagaimana diubah keempat Rakyat Daerah Tahun 2014 sebagaimana diubah keempat kali dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 kali dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06  Tahun 2013;

 Tahun 2013; 26.

26. Peraturan Komisi Peraturan Komisi Pemilihan Umum NoPemilihan Umum Nomor 05 Tmor 05 Tahun 2013ahun 2013 tentang Tata Cara Penetapan Daerah Pemilihan dan tentang Tata Cara Penetapan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Setiap Daerah Pemilihan Anggota Dewan Alokasi Kursi Setiap Daerah Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum  Tahun

 Tahun 2014 (Berita 2014 (Berita Negara Republik Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun Tahun 20132013 Nomor 305);

Nomor 305);

Memperhatikan ... Memperhatikan ...

(5)

Memperhatikan

Memperhatikan : : 1. 1. Keputusan Keputusan Komisi Komisi Pemilihan Pemilihan Umum Umum Nomor Nomor :: 08/Kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Jumlah Penduduk 08/Kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Jumlah Penduduk Provinsi dan Kabupaten/Kota Serta Jumlah Kursi DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota Serta Jumlah Kursi DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Pemilihan Umum Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Pemilihan Umum  Tahun 2014 tanggal 15 Januari 2013;

 Tahun 2014 tanggal 15 Januari 2013;

2. Putusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 4 2. Putusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 4

Maret 2013. Maret 2013.

MEMUTUSKAN : MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Menetapkan : : PERATURAN PERATURAN KOMISI KOMISI PEMILIHAN PEMILIHAN UMUM UMUM TENTANGTENTANG PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA.

BAB I BAB I KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1.

1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut PemiluPemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,  jujur, dan

 jujur, dan adil dalam adil dalam Negara Kesatuan Negara Kesatuan Republik IndonesiaRepublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Republik Indonesia Tahun 1945. 2.

2. Undang-undang adalah Undang-Undang Nomor 8 TahunUndang-undang adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Rakyat Daerah. 3.

3. Peraturan Daerah Khusus, yang selanjutnya disebutPeraturan Daerah Khusus, yang selanjutnya disebut Perdasus, adalah Peraturan Daerah Provinsi Papua dan Perdasus, adalah Peraturan Daerah Provinsi Papua dan Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat dalam rangka Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat dalam rangka pelaksanaan pasal-pasal tertentu dalam Undang-Undang pelaksanaan pasal-pasal tertentu dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 sebagaimana diubah dengan Nomor 21 Tahun 2001 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008. 4.

4. Dewan Perwakilan Rakyat selanjutnya disingkat DPR,Dewan Perwakilan Rakyat selanjutnya disingkat DPR, adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia  Tahun 1945.

 Tahun 1945.

5. Dewan ... 5. Dewan ...

(6)

5.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyaDewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota disingkat DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Negara Republik Republik Indonesia Indonesia Tahun 19Tahun 1945.45. 6.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh yang selanjutnya disingkatDewan Perwakilan Rakyat Aceh yang selanjutnya disingkat DPRA adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DPRA adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Aceh sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Aceh sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. 7.

7. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota di wilayahDewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Aceh yang selanjutnya disingkat DPRK adalah Provinsi Aceh yang selanjutnya disingkat DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Aceh sebagaimana dimaksud dalam wilayah Provinsi Aceh sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pemerintahan Aceh. 8.

8. Dewan Dewan Perwakilan Perwakilan Rakyat Rakyat Papua Papua dan dan Dewan Dewan PerwakilanPerwakilan Rakyat

Rakyat Papua Barat Papua Barat yang selanjutnya yang selanjutnya disingkat DPRdisingkat DPRP danP dan DPRPB adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DPRPB adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua Barat sebagaimana dimaksud dalam Papua Barat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Papua sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Bagi Papua sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008.

Nomor 35 Tahun 2008. 9.

9. Pemilu Anggota DPR dan DPRD adalah Pemilu untukPemilu Anggota DPR dan DPRD adalah Pemilu untuk memilih Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD memilih Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 10.

10. Penyelenggara Penyelenggara Pemilu Pemilu adalah adalah lembaga lembaga yangyang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas KPU, KPU menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan

dan Panwaslu Panwaslu Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota sebagai sebagai satu satu kesatuankesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota fungsi penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota secara demokratis gubernur, bupati, dan walikota secara demokratis sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

11. Komisi ... 11. Komisi ...

(7)

11.

11. Komisi Pemilihan Umum selanjutnya disingkat KPU,Komisi Pemilihan Umum selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Penyelenggara Pemilihan Umum. 12.

12. Komisi Pemilihan Umum Provinsi selanjutnya disingkatKomisi Pemilihan Umum Provinsi selanjutnya disingkat KPU Provinsi, adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas KPU Provinsi, adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di provinsi.

melaksanakan Pemilu di provinsi. 13.

13. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota selanjutnyaKomisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota, adalah penyelenggara disingkat KPU Kabupaten/Kota, adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di kabupaten/kota.

kabupaten/kota. 14.

14. Komisi Independen Pemilihan selanjutnya disingkat KIPKomisi Independen Pemilihan selanjutnya disingkat KIP adalah KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota yang adalah KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota yang merupakan bagian dari KPU dan diberi wewenang oleh merupakan bagian dari KPU dan diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk menyelenggarakan Pemilu Undang-Undang untuk menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu Anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi/DPRA dan DPRD Kabupaten/Kota/DPRK, DPRD Provinsi/DPRA dan DPRD Kabupaten/Kota/DPRK, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. 15.

15. Badan Pengawas Pemilu selanjutnya disingkat Bawaslu,Badan Pengawas Pemilu selanjutnya disingkat Bawaslu, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

tentang Penyelenggara Pemilu. 16.

16. Badan Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disebutBadan Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pemilu di provinsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

Penyelenggara Pemilu. 17.

17. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnyaPanitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwaslu Kabupaten/Kota, adalah Panitia yang disebut Panwaslu Kabupaten/Kota, adalah Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugas mengawasi dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di kabupaten/kota sebagaimana penyelenggaraan Pemilu di kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

tentang Penyelenggara Pemilu.

18. Panitia ... 18. Panitia ...

(8)

18.

18. Panitia Pemilihan adalah panitia/kelompok penyelenggaraPanitia Pemilihan adalah panitia/kelompok penyelenggara  yang

 yang menyelenggarakan menyelenggarakan Pemilu Pemilu terdiri terdiri atas atas PanitiaPanitia Pemilihan Kecamatan/Panitia Pemilihan Luar Negeri, Pemilihan Kecamatan/Panitia Pemilihan Luar Negeri, Panitia Pemungutan Suara, Kelompok Penyelenggara Panitia Pemungutan Suara, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara/Kelompok Penyelenggara Pemungutan Pemungutan Suara/Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri serta Panitia Pengawas Pemilu Suara Luar Negeri serta Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, dan Panitia Pengawas Pemilu Lapangan Kecamatan, dan Panitia Pengawas Pemilu Lapangan selanjutnya disingkat PPK/PPLN, PPS, KPPS/KPPSLN selanjutnya disingkat PPK/PPLN, PPS, KPPS/KPPSLN serta Panwascam dan Panwaslap sebagaimana serta Panwascam dan Panwaslap sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

tentang Penyelenggara Pemilu. 19.

19. Partai Politik Peserta Pemilu, selanjutnya disebut partaiPartai Politik Peserta Pemilu, selanjutnya disebut partai politik adalah peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD politik adalah peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014 Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Komisi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor : 05/Kpts/KPU/TAHUN 2013 Pemilihan Umum Nomor : 05/Kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014, dan partai politik lokal Aceh untuk Pemilu Anggota 2014, dan partai politik lokal Aceh untuk Pemilu Anggota DPRA dan DPRK di wilayah provinsi Aceh sebagaimana DPRA dan DPRK di wilayah provinsi Aceh sebagaimana dimaksud dalam Keputusan KIP Aceh Nomor 02 Tahun dimaksud dalam Keputusan KIP Aceh Nomor 02 Tahun 2013 tentang Penetapan Partai Politik Lokal Sebagai 2013 tentang Penetapan Partai Politik Lokal Sebagai Peserta Pemilu Anggota DPRA dan DPRDK Tahun

Peserta Pemilu Anggota DPRA dan DPRDK Tahun 2014.2014. 20.

20. Pimpinan Partai Politik adalah Ketua dan Sekretaris partaiPimpinan Partai Politik adalah Ketua dan Sekretaris partai politik sesuai tingkatannya atau dengan sebutan lain politik sesuai tingkatannya atau dengan sebutan lain sesuai Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga sesuai Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) partai politik yang bersangkutan.

(ART) partai politik yang bersangkutan. 21.

21. Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebutBadan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN,

BUMN, adalah badan adalah badan usaha yang usaha yang seluruh atau seluruh atau sebagiansebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

dipisahkan. 22.

22. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebutBadan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD

BUMD adalah adalah badan badan usaha yang usaha yang seluruh atau seluruh atau sebagiansebagian besar

besar modalnya modalnya dimiliki dimiliki oleh oleh pemerintah pemerintah daerah daerah melaluimelalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan.

daerah yang dipisahkan.

23. Daftar ... 23. Daftar ...

(9)

23.

23. Daftar Calon Sementara Anggota DPR, Daftar CalonDaftar Calon Sementara Anggota DPR, Daftar Calon Sementara Anggota DPRD Provinsi dan Daftar Calon Sementara Anggota DPRD Provinsi dan Daftar Calon Sementara Anggota DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya Sementara Anggota DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut DCS Anggota DPR, DCS Anggota DPRD Provinsi disebut DCS Anggota DPR, DCS Anggota DPRD Provinsi dan DCS Anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah daftar dan DCS Anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah daftar calon sementara yang memuat nomor urut partai politik, calon sementara yang memuat nomor urut partai politik, nama partai politik, tanda gambar partai politik, nomor nama partai politik, tanda gambar partai politik, nomor urut calon, pas foto calon, nama lengkap, jenis kelamin urut calon, pas foto calon, nama lengkap, jenis kelamin dan Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal dan Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal calon.

calon. 24.

24. Daftar Calon Tetap Anggota DPR, Daftar Calon TetapDaftar Calon Tetap Anggota DPR, Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Provinsi dan Daftar Calon Tetap Anggota Anggota DPRD Provinsi dan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut DCT Anggota DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut DCT Anggota DPR, DCT Anggota DPRD Provinsi dan DCT Anggota DPRD DPR, DCT Anggota DPRD Provinsi dan DCT Anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah daftar calon tetap yang memuat Kabupaten/Kota adalah daftar calon tetap yang memuat nomor urut partai politik, nama partai politik, tanda nomor urut partai politik, nama partai politik, tanda gambar partai politik, nomor urut bakal calon, pas foto gambar partai politik, nomor urut bakal calon, pas foto bakal calon, nama lengkap bakal calon, jenis kelamin dan bakal calon, nama lengkap bakal calon, jenis kelamin dan Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal calon. Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal calon. 25.

25. Daftar Calon Sementara Hasil Perbaikan Anggota DPR,Daftar Calon Sementara Hasil Perbaikan Anggota DPR, Daftar Calon Sementara Hasil Perbaikan Anggota DPRD Daftar Calon Sementara Hasil Perbaikan Anggota DPRD Provinsi dan Daftar Calon Sementara Hasil Perbaikan Provinsi dan Daftar Calon Sementara Hasil Perbaikan Anggota DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Anggota DPRD Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut DCSHP Anggota DPR, DCSHP Anggota DPRD Provinsi dan DCSHP Anggota DPR, DCSHP Anggota DPRD Provinsi dan DCSHP Anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah daftar DCSHP Anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah daftar calon sementara hasil perbaikan yang memuat nomor urut calon sementara hasil perbaikan yang memuat nomor urut parpol, nama parpol, tanda gambar parpol, nomor urut parpol, nama parpol, tanda gambar parpol, nomor urut calon, pas foto calon, nama lengkap, jenis kelamin dan calon, pas foto calon, nama lengkap, jenis kelamin dan Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal calon. Kabupaten/Kota atau Kecamatan tempat tinggal calon. 26.

26. Verifikasi kelengkapan administrasi pengajuan bakal calonVerifikasi kelengkapan administrasi pengajuan bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota adalah verifikasi terhadap kebenaran dan keabsahan adalah verifikasi terhadap kebenaran dan keabsahan pemenuhan persyaratan pengajuan bakal calon serta pemenuhan persyaratan pengajuan bakal calon serta kebenaran dan keabsahan pemenuhan persyaratan bakal kebenaran dan keabsahan pemenuhan persyaratan bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi, Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

dan KPU Kabupaten/Kota.

27. Petugas ... 27. Petugas ...

(10)

27.

27. Petugas penghubung adalah pengurus partai politik yangPetugas penghubung adalah pengurus partai politik yang bertugas sebagai penghubung antara partai politik dengan bertugas sebagai penghubung antara partai politik dengan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam proses verifikasi kelengkapan pemenuhan persyaratan proses verifikasi kelengkapan pemenuhan persyaratan pengajuan bakal calon dan persyaratan bakal calon, pengajuan bakal calon dan persyaratan bakal calon, penyusunan dan penetapan DCS, pengajuan pengganti penyusunan dan penetapan DCS, pengajuan pengganti bakal calon, penyusunan dan penetapan DCSHP, serta bakal calon, penyusunan dan penetapan DCSHP, serta penyusunan dan penetapan DCT Anggota DPR, DPRD penyusunan dan penetapan DCT Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. 28.

28. Sinkronisasi daftar bakal calon adalah pencocokkan danSinkronisasi daftar bakal calon adalah pencocokkan dan pemeriksaan data daftar bakal calon Anggota DPR, DPRD pemeriksaan data daftar bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota (Model BA) untuk Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota (Model BA) untuk mengetahui

mengetahui pengajuan pengajuan bakal bakal calon calon oleholeh DPP/DPW/DPD/DPC Partai Politik pada lebih dari satu DPP/DPW/DPD/DPC Partai Politik pada lebih dari satu lembaga perwakilan dan/atau lebih dari satu daerah lembaga perwakilan dan/atau lebih dari satu daerah pemilihan serta pengajuan bakal calon oleh lebih dari satu pemilihan serta pengajuan bakal calon oleh lebih dari satu partai politik.

partai politik. 29.

29. Sistem Informasi Pencalonan, adalah seperangkat sistemSistem Informasi Pencalonan, adalah seperangkat sistem dan teknologi informasi yang berbasis web untuk dan teknologi informasi yang berbasis web untuk mendukung kerja penyelenggara pemilu dalam melakukan mendukung kerja penyelenggara pemilu dalam melakukan verifikasi kelengkapan pemenuhan persyaratan pengajuan verifikasi kelengkapan pemenuhan persyaratan pengajuan bakal calon dan keabsahan pemenuhan persyaratan bakal bakal calon dan keabsahan pemenuhan persyaratan bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Kabupaten/Kota. 30.

30. Ijazah atau surat tanda tamat belajar yang selanjutnyaIjazah atau surat tanda tamat belajar yang selanjutnya disebut STTB adalah surat pernyataan resmi dan sah yang disebut STTB adalah surat pernyataan resmi dan sah yang berlaku secara nasional yang menyatakan bahwa seorang berlaku secara nasional yang menyatakan bahwa seorang peserta didik telah lulus ujian sekolah dan lulus ujian peserta didik telah lulus ujian sekolah dan lulus ujian nasional.

nasional. 31.

31. Surat keterangan pengganti ijazah/STTB adalah suratSurat keterangan pengganti ijazah/STTB adalah surat pernyataan resmi dan sah yang berlaku secara nasional pernyataan resmi dan sah yang berlaku secara nasional  yang

 yang berpenghargaan berpenghargaan sama sama dengan dengan ijazah/STTB ijazah/STTB yangyang menyatakan bahwa seorang peserta didik telah lulus ujian menyatakan bahwa seorang peserta didik telah lulus ujian sekolah dan lulus ujian nasional.

sekolah dan lulus ujian nasional. 32.

32. Hari adalah hari kalender.Hari adalah hari kalender.

Pasal 2 Pasal 2

KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tahapan pencalonan Anggota DPR, DPRD melaksanakan tahapan pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, berpedoman pada asas Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, berpedoman pada asas penyelenggara pemilu :

penyelenggara pemilu :

a. mandiri ... a. mandiri ...

(11)

a. a. mandiri;mandiri; b. b.  jujur; jujur; c. c. adil;adil; d.

d. kepastian hukum;kepastian hukum; e.

e. tertib;tertib; f.

f. kepentingan umum;kepentingan umum; g. g. keterbukaan;keterbukaan; h. h. proporsionalitas;proporsionalitas; i. i. profesionalitas;profesionalitas;  j.  j. akuntabilitas;akuntabilitas; k.

k. efisiensi; danefisiensi; dan l.

l. efektivitas.efektivitas.

Pasal 3 Pasal 3

Partai politik dalam mengajukan bakal calon Anggota DPR, Partai politik dalam mengajukan bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota mempunyai hak, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota mempunyai hak, kesempatan, dan menerima pelayanan yang setara kesempatan, dan menerima pelayanan yang setara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB II BAB II

PERSYARATAN BAKAL CALON DAN PERSYARATAN BAKAL CALON DAN

PENGAJUAN BAKAL CALON PENGAJUAN BAKAL CALON

Bagian Kesatu Bagian Kesatu

Persyaratan Bakal Calon Persyaratan Bakal Calon

Pasal 4 Pasal 4

Bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah Warga Negara Indonesia, wajib Kabupaten/Kota adalah Warga Negara Indonesia, wajib memenuhi persyaratan :

memenuhi persyaratan : a.

a. telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih;telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih; b.

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c.

c. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republikbertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

Indonesia; d.

d. cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasacakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia;

Indonesia; e.

e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas,berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau pendidikan lain yang sederajat;

aliyah kejuruan, atau pendidikan lain yang sederajat;

f. setia ... f. setia ...

(12)

f.

f. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945; g.

g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusantidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; h.

h. sehat jasmani dan rohani;sehat jasmani dan rohani; i.

i. terdaftar sebagai pemilih;terdaftar sebagai pemilih;  j.

 j. bersedia bekerja penuh waktu;bersedia bekerja penuh waktu; k.

k. mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepalamengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah atau badan lain yang anggarannya bersumber dari daerah atau badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara yang dinyatakan dengan surat keuangan negara yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali;

pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali; l.

l. bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik,bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), atau tidak melakukan pekerjaan penyedia barang (PPAT), atau tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; m.

m. bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabatbersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan negara lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah serta badan lain yang anggarannya usaha milik daerah serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara;

bersumber dari keuangan negara; n.

n. menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu;menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu; o.

o. dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan; dandicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan; dan p.

p. dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.

Pasal 5 ... Pasal 5 ...

(13)

Pasal 5 Pasal 5 (1)

(1) Yang dimaksud dengan ketentuan bertempat tinggal diYang dimaksud dengan ketentuan bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c termasuk Warga Negara dimaksud dalam Pasal 4 huruf c termasuk Warga Negara Indonesia yang karena alasan tertentu pada saat Indonesia yang karena alasan tertentu pada saat pendaftaran calon bertempat tinggal di luar negeri, dan pendaftaran calon bertempat tinggal di luar negeri, dan bakal calon yang bersangkutan wajib melengkapi bakal calon yang bersangkutan wajib melengkapi persyaratan surat keterangan dari Perwakilan Republik persyaratan surat keterangan dari Perwakilan Republik Indonesia di negara setempat.

Indonesia di negara setempat. (2)

(2) Pendidikan lain yang sederajat sebagaimana dimaksudPendidikan lain yang sederajat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e, antara lain meliputi Sekolah dalam Pasal 4 huruf e, antara lain meliputi Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Pondok Pesantren Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Pondok Pesantren Salafiah, Sekolah Menengah Teologia Kristen, dan Sekolah Salafiah, Sekolah Menengah Teologia Kristen, dan Sekolah Seminari yang kesederajatannya ditetapkan oleh Dinas Seminari yang kesederajatannya ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota atau Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota berdasarkan Kementerian Agama Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ketentuan peraturan perundang-undangan. (3)

(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf gPersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g dikecualikan bagi orang yang dipidana penjara karena dikecualikan bagi orang yang dipidana penjara karena alasan politik dan bagi jabatan publik yang dipilih (

alasan politik dan bagi jabatan publik yang dipilih (elected elected  officials 

officials ) sepanjang memenuhi persyaratan kumulatif :) sepanjang memenuhi persyaratan kumulatif : a.

a. telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat 5telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dihitung sejak yang bersangkutan keluar (lima) tahun dihitung sejak yang bersangkutan keluar dari lembaga pemasyarakatan sampai dengan dari lembaga pemasyarakatan sampai dengan penetapan bakal calon dalam DCT Anggota DPR, DPRD penetapan bakal calon dalam DCT Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, yang dibuktikan Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Lembaga dengan surat keterangan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan;

Pemasyarakatan; b.

b. secara terbuka dan jujur mengemukakan kepadasecara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan narapidana, publik bahwa yang bersangkutan mantan narapidana,  yang

 yang dibuktikan dibuktikan dengan dengan surat surat pernyataan pernyataan yangyang bersangkutan yang dimuat pada surat kabar bersangkutan yang dimuat pada surat kabar lokal/nasional disertai dengan bukti surat kabar yang lokal/nasional disertai dengan bukti surat kabar yang memuat pernyataan tersebut; dan

memuat pernyataan tersebut; dan c.

c. bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang,bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang,  yang

 yang dibuktikan dibuktikan dengan dengan surat surat keterangan keterangan catatancatatan kepolisian paling rendah setingkat Kepolisian Resort. kepolisian paling rendah setingkat Kepolisian Resort. (4)

(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf hPersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h tidak dimaksudkan untuk membatasi hak warganegara tidak dimaksudkan untuk membatasi hak warganegara disabilitas yang memiliki kemampuan untuk disabilitas yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai anggota DPR, DPRD melaksanakan tugasnya sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pasal 6 ... Pasal 6 ...

(14)

Pasal 6 Pasal 6 (1)

(1) Pemenuhan perPemenuhan persyaratan syaratan pendidikan pendidikan paling paling rendah rendah tamattamat sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau pendidikan

pendidikan lain lain yang yang sederajat sederajat sebagaimana sebagaimana dimaksuddimaksud dalam Pasal 4 huruf e dan Pasal 5 ayat (2), wajib dalam Pasal 4 huruf e dan Pasal 5 ayat (2), wajib melampirkan :

melampirkan : a.

a. fotokopi ijazah/STTB fotokopi ijazah/STTB yang yang dilegalisasi oleh dilegalisasi oleh kepalakepala satuan pendidikan/ sekolah yang mengeluarkan satuan pendidikan/ sekolah yang mengeluarkan ijazah/STTB yang bersangkutan; atau

ijazah/STTB yang bersangkutan; atau b.

b. fotokopi fotokopi surat surat keterangan keterangan pengganti pengganti yangyang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB yang dilegalisasi oleh kepala satuan pendidikan/sekolah dilegalisasi oleh kepala satuan pendidikan/sekolah  yang

 yang mengeluarkan mengeluarkan ijazah/STTB ijazah/STTB yang yang bersangkutan;bersangkutan; atau

atau c.

c. fotokopi surat fotokopi surat keterangan keterangan berpendidikan berpendidikan sederajatsederajat SLTA yang dibuktikan dengan fotokopi Ijazah/STTB SLTA yang dibuktikan dengan fotokopi Ijazah/STTB  yang

 yang dilegalisasi dilegalisasi oleh oleh Kepala Kepala Dinas Dinas Pendidikan Pendidikan dandan Kebudayaan atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kebudayaan atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di wilayah sekolah tersebut berada. Kabupaten/Kota di wilayah sekolah tersebut berada. (2) Apabila sekolah tidak beroperasi lagi atau ditutup, (2) Apabila sekolah tidak beroperasi lagi atau ditutup, pengesahan fotokopi ijazah/STTB dan surat keterangan pengesahan fotokopi ijazah/STTB dan surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB dilegalisasi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dilegalisasi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota atau atau Kepala Kepala Kantor Kantor Kementerian Kementerian AgamaAgama Kabupaten/Kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri. Kabupaten/Kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri. (3)

(3) Apabila Apabila ijazah/STTB ijazah/STTB bakal bakal calon calon karena karena sesuatu sesuatu dan ldan lainain hal tidak dapat ditemukan atau hilang/musnah, bakal hal tidak dapat ditemukan atau hilang/musnah, bakal calon wajib menyertakan fotokopi surat keterangan calon wajib menyertakan fotokopi surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB  yang

 yang dilegalisasi dilegalisasi oleh oleh kepala kepala satuan satuan pendidikan/sekolahpendidikan/sekolah  yang mengeluarkan ijazah/STTB yang bersangkutan.

 yang mengeluarkan ijazah/STTB yang bersangkutan.

(4) Apabila ... (4) Apabila ...

(15)

(4)

(4) Apabila Apabila ijazah/STTB ijazah/STTB bakal bakal calon calon karena karena sesuatu sesuatu dan ldan lainain hal tidak dapat ditemukan atau hilang/musnah, hal tidak dapat ditemukan atau hilang/musnah, sedangkan sekolah tempat calon bersekolah tidak sedangkan sekolah tempat calon bersekolah tidak beroperasi lagi atau berganti nama atau telah bergabung beroperasi lagi atau berganti nama atau telah bergabung dengan sekolah lain dengan nama sekolah baru, bakal dengan sekolah lain dengan nama sekolah baru, bakal calon wajib menyertakan fotokopi surat keterangan calon wajib menyertakan fotokopi surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB  yang

 yang dikeluarkan dikeluarkan dan dan dilegalisasi dilegalisasi oleh oleh Kepala Kepala DinasDinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota atau Kepala Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota tempat Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.

sekolah dimaksud pernah berdiri. (5)

(5) Pengesahan fotokopi ijazah/STTB yPengesahan fotokopi ijazah/STTB yang diperoleh dariang diperoleh dari sekolah Indonesia di luar negeri dilakukan oleh kepala sekolah Indonesia di luar negeri dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau Direktur Jenderal sekolah yang bersangkutan dan/atau Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pendidikan dan Kebudayaan. (6)

(6) Pengesahan fotokopi ijazah/STTB yPengesahan fotokopi ijazah/STTB yang diperoleh dariang diperoleh dari sekolah asing di Indonesia dan sekolah internasional sekolah asing di Indonesia dan sekolah internasional dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan/atau Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (7)

(7) Pengesahan Pengesahan fotokopi fotokopi dokumen dokumen penyetaraan penyetaraan atasatas ijazah/sertifikat/diploma yang diperoleh dari sekolah dari ijazah/sertifikat/diploma yang diperoleh dari sekolah dari negara lain dilakukan oleh Direktur Jenderal Manajemen negara lain dilakukan oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

dan Kebudayaan. (8)

(8) Pengesahan fotPengesahan fotokopi okopi ijazah/STTB, ijazah/STTB, syahadah dari syahadah dari satuansatuan pendidikan yang terakreditasi, sertifikat, dan surat pendidikan yang terakreditasi, sertifikat, dan surat keterangan lain yang menerangkan kelulusan dari satuan keterangan lain yang menerangkan kelulusan dari satuan pendidikan atau program pendidikan yang diakui sama pendidikan atau program pendidikan yang diakui sama dengan kelulusan satuan pendidikan jenjang pendidikan dengan kelulusan satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah, termasuk dalam kategori ini adalah surat menengah, termasuk dalam kategori ini adalah surat keterangan lain yang menerangkan bahwa seseorang keterangan lain yang menerangkan bahwa seseorang diangkat sebagai guru atau dosen berdasarkan diangkat sebagai guru atau dosen berdasarkan keahliannya sesuai dengan ketentuan peraturan keahliannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dilakukan oleh kepala sekolah yang perundang-undangan, dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan atau Kepala Dinas Pendidikan dan bersangkutan atau Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kebudayaan Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

(9) Apabila ... (9) Apabila ...

(16)

(9)

(9) Apabila satApabila satuan pendidikan/sekoluan pendidikan/sekolah yang ah yang mengeluarkanmengeluarkan ijazah/STTB SMALB sudah tidak beroperasi atau ditutup, ijazah/STTB SMALB sudah tidak beroperasi atau ditutup, pengesahan fotokopi ijazah/STTB SMALB, surat pengesahan fotokopi ijazah/STTB SMALB, surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB SMALB dilegalisasi oleh Kepala Dinas ijazah/STTB SMALB dilegalisasi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi yang bersangkutan. Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi yang bersangkutan. (10)

(10) Apabila Apabila terdapat terdapat pengaduan pengaduan atau atau laporan laporan tentangtentang ketidakabsahan ijazah/STTB atau surat keterangan yang ketidakabsahan ijazah/STTB atau surat keterangan yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB di salah satu berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB di salah satu atau semua jenjang pendidikan, kewenangan untuk atau semua jenjang pendidikan, kewenangan untuk menindaklanjuti atas laporan tersebut diserahkan kepada menindaklanjuti atas laporan tersebut diserahkan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota kepada kepolisian, sampai dengan terbitnya putusan kepada kepolisian, sampai dengan terbitnya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

tetap.

(11) Apabila putusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada (11) Apabila putusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) telah memperoleh kekuatan hukum tetap, ayat (10) telah memperoleh kekuatan hukum tetap, keabsahan ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti keabsahan ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti  yang

 yang berpenghargaan berpenghargaan sama sama dengan dengan ijazah/STTB ijazah/STTB yangyang digunakan bakal calon pada saat pengajuan bakal calon, digunakan bakal calon pada saat pengajuan bakal calon, dinyatakan tidak memenuhi syarat.

dinyatakan tidak memenuhi syarat. (12)

(12) Kepala Kepala satuan satuan pendidikan/sekolah pendidikan/sekolah atau atau Kepala Kepala DinasDinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota bertanggung jawab dan menjamin bahwa penerima surat bertanggung jawab dan menjamin bahwa penerima surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB, pernah menerima ijazah/STTB yang berasal ijazah/STTB, pernah menerima ijazah/STTB yang berasal dari satuan pendidikan/sekolah yang bersangkutan.

dari satuan pendidikan/sekolah yang bersangkutan.

Pasal 7 Pasal 7

Untuk pendidikan Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan Untuk pendidikan Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan atau yang sederajat, pemenuhan persyaratan pendidikan atau yang sederajat, pemenuhan persyaratan pendidikan ditentukan :

ditentukan : a.

a. Pengesahan fotokopi ijazah/STTB atau surat keteranganPengesahan fotokopi ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan Ijazah/STTB pengganti yang berpenghargaan sama dengan Ijazah/STTB dilakukan oleh sekolah/satuan pendidikan keagamaan dilakukan oleh sekolah/satuan pendidikan keagamaan Islam di lingkungan Kementerian Agama yang Islam di lingkungan Kementerian Agama yang mengeluarkan ijazah/STTB.

mengeluarkan ijazah/STTB.

b. Apabila ... b. Apabila ...

(17)

b.

b. Apabila sekolah/satuan pendidikan keagamaan islam diApabila sekolah/satuan pendidikan keagamaan islam di lingkungan Kementerian Agama yang mengeluarkan lingkungan Kementerian Agama yang mengeluarkan ijazah/STTB tidak beroperasi atau ditutup, pengesahan ijazah/STTB tidak beroperasi atau ditutup, pengesahan fotokopi ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang fotokopi ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pada pendidikan berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pada pendidikan keagamaan

keagamaan Islam Islam di di lingkungan lingkungan Kementerian Kementerian AgamaAgama dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Kabupaten/Kota. c.

c. Apabila sekolah/satuan pendidikan keagamaan islam diApabila sekolah/satuan pendidikan keagamaan islam di Lingkungan Kementerian Agama yang mengeluarkan Lingkungan Kementerian Agama yang mengeluarkan ijazah/STTB beralih status dari sekolah/satuan pendidikan ijazah/STTB beralih status dari sekolah/satuan pendidikan keagamaan Islam di lingkungan Kementerian Agama yang keagamaan Islam di lingkungan Kementerian Agama yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi sekolah/satuan diselenggarakan oleh masyarakat menjadi sekolah/satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama yang pendidikan di lingkungan Kementerian Agama yang diselenggarakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan diselenggarakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, pengesahan fotokopi peraturan perundang-undangan, pengesahan fotokopi ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB dilakukan oleh berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB dilakukan oleh kepala sekolah/ satuan pendidikan keagamaan Islam di kepala sekolah/ satuan pendidikan keagamaan Islam di lingkungan Kementerian Agama yang telah beralih lingkungan Kementerian Agama yang telah beralih statusnya.

statusnya. d.

d. Pengesahan fotokopi dokumen penyetaraan ijazah/STTBPengesahan fotokopi dokumen penyetaraan ijazah/STTB  yang

 yang diperoleh diperoleh dari dari satuan satuan pendidikan pendidikan Islam Islam dari dari negaranegara lain, dilakukan oleh Direktur Jenderal atau Direktur yang lain, dilakukan oleh Direktur Jenderal atau Direktur yang berwenang pada Kementerian Agama.

berwenang pada Kementerian Agama. e.

e. Pengesahan fotokopi ijazah/STTB atau surat keteranganPengesahan fotokopi ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pada sekolah/satuan pendidikan keagamaan Islam di pada sekolah/satuan pendidikan keagamaan Islam di lingkungan Kementerian Agama yang berdomisili di luar lingkungan Kementerian Agama yang berdomisili di luar provinsi di mana ijazah/STTB atau surat keterangan provinsi di mana ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB dikeluarkan, dapat dilakukan oleh Direktur pada dikeluarkan, dapat dilakukan oleh Direktur pada Kementerian Agama yang berwenang atau Kepala Kantor Kementerian Agama yang berwenang atau Kepala Kantor wilayah Kementerian Agama setempat.

wilayah Kementerian Agama setempat.

Pasal 8 Pasal 8

(1) Apabila bakal calon mencantumkan riwayat pendidikan di (1) Apabila bakal calon mencantumkan riwayat pendidikan di atas sekolah menengah atas atau sederajat, wajib atas sekolah menengah atas atau sederajat, wajib menyertakan :

menyertakan :

a. fotokopi ijazah perguruan tinggi negeri yang dilegalisasi a. fotokopi ijazah perguruan tinggi negeri yang dilegalisasi oleh Dekan Fakultas/Program Studi yang bersangkutan oleh Dekan Fakultas/Program Studi yang bersangkutan atau oleh pimpinan perguruan tinggi negeri yang atau oleh pimpinan perguruan tinggi negeri yang bersangkutan; atau

bersangkutan; atau

b. fotokopi ... b. fotokopi ...

(18)

b. fotokopi ijazah perguruan tinggi swasta yang dilegalisasi b. fotokopi ijazah perguruan tinggi swasta yang dilegalisasi oleh pimpinan perguruan tinggi swasta yang oleh pimpinan perguruan tinggi swasta yang bersangkutan.

bersangkutan. (2)

(2) Apabila perguruan Apabila perguruan tinggi negeri tinggi negeri atau swasta atau swasta tempat bakaltempat bakal calon berkuliah telah berganti nama sebagaimana dimaksud calon berkuliah telah berganti nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), legalisasi dilakukan oleh pimpinan perguruan pada ayat (1), legalisasi dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi negeri atau swasta yang baru.

tinggi negeri atau swasta yang baru. (3)

(3) Apabila Apabila perguruan perguruan tinggi tinggi swasta swasta tempat tempat bakal bakal caloncalon berkuliah tidak beroperasi lagi sebagaimana dimaksud pada berkuliah tidak beroperasi lagi sebagaimana dimaksud pada ayat

ayat (1) (1) huruf huruf b, b, legalisasi legalisasi dilakukan dilakukan oleh oleh KoordinatorKoordinator Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS)/ Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS)/ Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Agama (KOPERTIS AGAMA) di Perguruan Tinggi Swasta Agama (KOPERTIS AGAMA) di wilayah perguruan tinggi swasta itu berada.

wilayah perguruan tinggi swasta itu berada. (4)

(4) Bakal calon Bakal calon yang yang menyampaikan fmenyampaikan fotokopi ijazah otokopi ijazah di atasdi atas sekolah menengah atas atau sederajat sebagaimana sekolah menengah atas atau sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetap wajib menyampaikan fotokopi dimaksud pada ayat (1), tetap wajib menyampaikan fotokopi ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang ijazah/STTB atau surat keterangan pengganti yang berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB sekolah berpenghargaan sama dengan ijazah/STTB sekolah menengah atas atau yang sederajat dan telah dilegalisasi menengah atas atau yang sederajat dan telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.

oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 9 Pasal 9 (1)

(1) Pemenuhan syarat sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf kPemenuhan syarat sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf k dibuktikan dengan surat keputusan pemberhentian yang dibuktikan dengan surat keputusan pemberhentian yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atas permohonan disahkan oleh pejabat yang berwenang atas permohonan pengunduran diri kepala daerah, wakil kepala daerah, pengunduran diri kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan pada badan komisaris, dewan pengawas, dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, serta badan lain.

serta badan lain. (2)

(2) Dalam hal surat keputusan pemberhentian sebagaimanaDalam hal surat keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum diterbitkan, pengunduran dimaksud pada ayat (1) belum diterbitkan, pengunduran diri bakal calon yang bersangkutan dibuktikan dengan diri bakal calon yang bersangkutan dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh atasan langsung surat keterangan yang ditandatangani oleh atasan langsung bakal calon yang menerangkan telah memberikan bakal calon yang menerangkan telah memberikan persetujuan pengunduran diri bakal calon yang persetujuan pengunduran diri bakal calon yang bersangkutan dan menyatakan akan memproses lebih bersangkutan dan menyatakan akan memproses lebih lanjut sampai diterbitkannya keputusan pemberhentian lanjut sampai diterbitkannya keputusan pemberhentian oleh pejabat yang berwenang.

oleh pejabat yang berwenang.

(3) Keputusan ... (3) Keputusan ...

(19)

(3)

(3) Keputusan pemberhentian yang diterbitkan oleh pejabatKeputusan pemberhentian yang diterbitkan oleh pejabat  yang

 yang berwenang berwenang sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksud pada pada ayat ayat (1),(1), harus sudah disampaikan kepada KPU, KPU Provinsi dan harus sudah disampaikan kepada KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota pada masa perbaikan DCS.

KPU Kabupaten/Kota pada masa perbaikan DCS. (4)

(4) Kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil,Kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan pada badan usaha milik negara pengawas, dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, serta badan lain yang dan/atau badan usaha milik daerah, serta badan lain yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak lagi memiliki status beserta hak dan kewenangannya tidak lagi memiliki status beserta hak dan kewenangannya sejak yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon dalam sejak yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon dalam DCT Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD DCT Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Kabupaten/Kota.

Bagian Kedua Bagian Kedua Persyaratan

Persyaratan Pengajuan Pengajuan Bakal Bakal CalonCalon Pasal 10

Pasal 10 (1)

(1) Setiap partai politik dapat mengajukan bakal calon AnggotaSetiap partai politik dapat mengajukan bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap daerah pemilihan.

setiap daerah pemilihan. (2)

(2) Setiap partai politik melakukan seleksi bakal calon AnggotaSetiap partai politik melakukan seleksi bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota secara DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota secara demokratis dan terbuka sesuai dengan anggaran dasar (AD), demokratis dan terbuka sesuai dengan anggaran dasar (AD), anggaran rumah tangga (ART), dan/atau peraturan internal anggaran rumah tangga (ART), dan/atau peraturan internal Partai Politik.

Partai Politik.

Pasal 11 Pasal 11 Dalam pengajuan bakal calon A

Dalam pengajuan bakal calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dannggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, Partai Politik wajib memperhatikan : DPRD Kabupaten/Kota, Partai Politik wajib memperhatikan : a.

a. Daftar bakal calon paling banyak 100% (seratus persen) dariDaftar bakal calon paling banyak 100% (seratus persen) dari  jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap daerah pemilihan.  jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap daerah pemilihan. b.

b. Daftar bakal calon menyertakan sekurang-kurangnya 30%Daftar bakal calon menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan di setiap (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan di setiap daerah pemilihan.

daerah pemilihan. c.

c. Nama-nama calon dalam daftar bakal calon disusunNama-nama calon dalam daftar bakal calon disusun berdasarkan nomor urut (Model BA).

berdasarkan nomor urut (Model BA). d.

d. Urutan Urutan penempatan penempatan daftar daftar bakal bakal calon perempuancalon perempuan sebagaimana dimaksud huruf c, yaitu setiap 3 (tiga) orang sebagaimana dimaksud huruf c, yaitu setiap 3 (tiga) orang bakal

bakal calon calon terdapat terdapat sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 1 1 (satu) (satu) orangorang perempuan bakal calon.

perempuan bakal calon.

Pasal 12 ... Pasal 12 ...

Gambar

FOTO NAMA LENGKAP NAMA LENGKAP JE JENI NI S KE S KELAMI LAMI N N( L /

Referensi

Dokumen terkait

- Aktifitas Chatting pada semester yang lalu dan pada semester yang akan datang tidak diwajibka - Aktifitas penting yang dianjurkan adalah Forum Upload/Edit Bahan Ajar dan

Bibi ku tercinta Jeva Tarmidi, Liana Wati, paman ku Denny Tarmidi, dan bapak juga ibu-ku serta adik-adik dan sepupu-sepupu khususnya Nuraida serta seluruh

Gambar 3.1 diatas menggambarkan aktivitas dari aktor panitia dimana seorang panitia dapat melakukan berbagai aktivitas mulai login untuk masuk ke dalam sistem, memasukan

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Satria Dimas Aji (2012) mengenai dampak paparan debu kayu terhadap keluhan kesehatan pekerja mebel di Kota Tasikmalaya

Dari 17 modul kategori lengkap, 16 modul telah sesuai format dan juga satu materi telah diperuntukkan untuk satu pertemuan saja; 1 modul tidak sesuai format, meskipun

Dari data yang diperoleh dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 56% dari semua siswa kelas II.Hasil siswa yang mendapatkan nilai

menjalankan tugasnya sesuai dengan job description. Hasil Anaisis Data Penelitian 1. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 30 karyawan Bank Muamalat Indonesia cabang

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan membagikan angket pada 20 responden pasien nifas minimal hari kedua di Alamanda