• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI - DOCRPIJM 1480391285BAB 6 Profil Kabupaten Gowa ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI - DOCRPIJM 1480391285BAB 6 Profil Kabupaten Gowa ok"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

Profil Kabupaten Gowa

6.1 Gambaran Geografis dan Administrasif Wilayah

Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten di bagian selatan

Sulawesi Selatan yang berjarak kurang lebih 10 km dari Ibu kota Propinsi

Sulawesi Selatan, terletak di antara 505’ - 5034.7’ LIntang Selatan (LS) dan 12033 19’-13015 17’ Bujur Timur (BT), dengan batas-batas administrasi:

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Makassar dan Kab. Maros

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Takalar dan Kab. Jeneponto

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Makassar dan Kab. Takalar.

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kab. Sinjai, Kab. Bulukumba dan

Kab. Bantaeng

Selanjutnya batas administrasi Kabupaten Gowa dapat dilihat pada peta

Administrasi wilayah Kabupaten Gowa sebagai berikut:

(2)

Luas wilayah Kab. Gowa sekitar 1.883,33 km² atau sekitar 3,01% dari luas

wilayah Sulawesi Selatan, terbagi dalam 18 kecamatan yang meliputi 167

desa/kelurahan. Dari 18 kecamatan di Kabupaten Gowa dibagi menjadi 2

golongan kecamatan berdasarkan sebagian besar wilayah, yaitu kecamatan

dataran rendah dan kecamatan dataran tinggi.Luas kecamatan bervariasi dengan

tingkat kelerengan daerah yang bervariasi dari dataran rendah hingga dataran

tinggi.Terdapat 9 kecamatan yang terletak di dataran rendah dan 9 kecamatan di

dataran tinggi. Ibu kota Kabupaten Gowa adalah Sungguminasa, yang meliputi

seluruh wilayah Kecamatan Somba Opu, sebagian Kecamatan Pallangga, dan 2

(dua) Kelurahan di wilayah Kecamatan Bontomarannu

Tabel 6.1.

Luas Daerah Menurut Ketinggian Daerah dan Kecamatan Di Kabupaten Gowa Tahun 2012

KECAMATAN LUAS (km²)

KETINGGIAN DAERAH

0-25M 25-100 100-500

Km² % Km² % Km² %

Bontonompo Bontonompo Sel Bajeng

(3)

Disamping itu, dari 18 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Gowa,

terdapat 3 kecamatan luas, yaitu Kecamatan Parang Loe dengan luas 221,26

Km² atau 11,75% dari luas Kabupaten Gowa, Kecamatan Tombolo Pao dengan

luas 251,82 km² atau 13,37% dari luas Kabupaten Gowa dan Kecamatan

Biringbulu yang mempunyai luas 218,84 km² atau 11,26% dari luas Kabupaten

Gowa secara keseluruhan. Berikut tabel mengenai luas daerah dan pembagian

daerah administratif di Kabupaten Gowa.

Tabel 6.2.

Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administratif Di Kabupaten Gowa Tahun 2012 Defenitif Persiapan Jumlah

Bontonompo

Bontonompo Sel

Bajeng

Bajeng Barat

Pallangga

Tombolo Pao

(4)

1. Kondisi Meteorologi

Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa dikenal

dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau

berlangsung pada bulan Desember hingga Maret.Keadaan ini berarti setiap

setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu bulan April - Mei dan

Oktober - November.

Curah hujan di Kabupaten Gowa dipengaruhi keadan iklim, keadaan geografi

dan perputaran/pertemuan arus udara.Oleh karena itu jumlah curah hujan

beragam. Catatan curah hujan tertinggi yang di pantau oleh beberapa stasiun/pos

pengamatan terjadi pada bulan Januari yang mencapai rata-rata 710 mm,

sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli-September yang bisa

dikatakan hampir tidak ada hujan.

Tabel 6.3.

Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Pos Pengamatan Di Kabupaten Gowa Tahun 2012

BULAN

STASIUN GEOFISIKA GOWA

MAKASSAR

DIPERTA GOWA BPP LIMBUNG

Curah

(5)

6.2 Demografi

a) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Dilihat dari jumlah penduduknya, Kabupaten Gowa termasuk kabupaten

terbesar ketiga di Sulawesi Selatan Setelah Kota Makassar dan Kabupaten

Bone.Berdasarkan hasil Sensus penduduk pada tahun 2010, penduduk

Kabupaten Gowa tercatat sebesar 652.941 jiwa. Pada tahun 2011 bertambah

659.513 jiwa atau sebesar 5,45%.

Tabel 6.4

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per-Kecamatan Di Kabupaten Gowa Tahun 2011

KECAMATAN

JENIS KELAMIN RASIO

JENIS KELAMIN Laki-Laki Permpuan Jumlah

Bontonompo

Bontonompo Sel

Bajeng

Bajeng Barat

Pallangga

Tombolo Pao

(6)

Sedangkan untuk jumlah penduduk Kabupaten Gowa berdasarkan struktur

umur tahun 2011, kelompok umur 5-9 tahun yang terbanyak dengan jumlah

69.707 jiwa dan kelompok umur 60-64 tahun terkecil dengan jumlah 7.605 jiwa.

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.5.

Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kabupaten Gowa Tahun 2008-2011

KELOMPOK UMUR

JENIS KELAMIN

JUMLAH Laki-Laki Perempuan

0 - 4 35.045 33.003 68.048

5 - 9 37.781 31.926 69.707

10 - 14 37.135 32.288 69.423

15 - 19 31.469 26.838 58.307

20 - 24 27.078 24.643 51.721

25 - 29 24.595 32.769 57.364

30 - 34 25.249 27.094 52.343

35 - 39 25.599 26.573 52.172

40 - 44 22.842 24.255 47.097

45 - 49 16.670 18.815 35.485

50 - 54 14.863 13.860 28.723

55 - 59 9.980 10.524 20.504

60 - 64 7.605 10.164 17.769

65+ 13.490 17.359 30.849

JUMLAH 2011 329.403 330.110 659.513

2010 320.793 332.148 652.941

2009 305.202 312.115 617.317

2008 295,104 310,772 605,876

Sumber : Kabupaten Gowa Dalam Angka 2012

Penduduk Kabupaten Gowa pada tahun 2007 berjumlah 594.423 jiwa

menjadi 659.513 jiwa pada tahun 2011 yang tersebar di 18 kecamatan, dengan

(7)

Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan selama

periode 2010 – 2011, Kecamatan Sombaopu merupakan kecamatan yang paling

tinggi tingkat pertumbuhannya yaitu 6.50 % pertahun, hal ini disebabkan banyak

tumbuh pemukiman baru baik yang dibangun oleh swasta/developer maupun yang

dibangun secara perorangan, kemudian menyusul Kecamatan Pallangga dengan

tingkat pertumbuhan 4,83% per tahun.

Tabel 6.6.

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut KecamatanDi Kabupaten Gowa Tahun 2007 – 2011

KECAMATAN 2007 2008 2009 2010 2011 PERTUMBUHAN/ TAHUN

Bontonompo

Bontonompo Sel

Bajeng

Bajeng Barat

Pallangga

Tombolo Pao

(8)

b) Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jumlah penduduk menurut angkatan kerja di Kabupaten Gowa pada tahun

2011 berjumlah 298.089 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 188.640 jiwa dan

perempuan dengan jumlah 109.449 jiwa. Dari seluruh angkatan kerja yang

berjumlah 298.089 jiwa, terdapat 178.012 jiwa laki-laki yang bekerja dan 10.628

jiwa laki-laki yang mencari pekerjaan. Sedangkan jumlah seluruh penduduk

perempuan yang bekerja adalah sebanyak 99.048 jiwa dan yang mencari

pekerjaan sebanyak 10.401 jiwa.

Tabel 6.7.

Penduduk Menurut Angkatan Kerja Di Kabupaten Gowa Tahun 2011

KEGIATAN

JUMLAH PERSENTASE

Laki-Laki Perempuan Total

Laki-Laki Perempuan Total

01. ANGKATAN KERJA a. Bekerja b. Mencari

pekerjaan

178.012 10.628

99.048 10.401

277.060 21.029

64,25 50,53

35,75 49,47

100.00 100.00

02. BUKAN ANGKATAN KERJA a. Sekolah b. Mengurus

Rumah Tangga c. Lainnya

11.002

2.440

14.830

16.077

101.103

10.973

27.079

103.453

25.803

40.62

2.35

57.47

59.38

97.65

42.53

100.00

100.00

100.00

JUMLAH 216.912 237.512 454.424 Sumber : Kabupaten Gowa Dalam Angka 2012

Dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kabupaten Gowa

bekerja di sektor pertanian, yaitu berjumlah 62,460 jiwa laki-laki dan 21.453

perempuan. Selain itu sektor yang juga menyerap tenaga kerja cukup besar

adalah sektor perdagangan dan jasa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

(9)

Tabel 6.8.

Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja Di Kabupaten Gowa Tahun 2011

LAPANGAN KERJA LAKI-LAKI PERMPUAN TOTAL

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Pertanian

Industri

Perdagangan

Jasa

Lainnya

78.655

21.018

27.785

19.420

31.134

44.18

11.80

15.60

10.90

17.48

51.508

8.774

21.388

13.562

3.846

52.00

8.82

21.59

13.69

3.88

13O.163

29.762

49.173

32.982

34.98

46.98

10.74

17.74

11.90

12.62

JUMLAH 178.012 100.00 99.048 100.00 277.06 100.00 Sumber : Kabupaten Gowa Dalam Angka 2012

c) Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan secara tidak langsung

dapat menjadi indikator tingkat kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia

suatu wilayah. Untuk mengetahui lebih jelas jumlah penduduk menurut tingkat

pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.9.

Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Gowa Tahun 2011

TINGKAT PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH

Laki-Laki Perempuan

- Belum Pernah Sekolah 28.830 39.674 68.503

- Belum Tamat Sd 61.126 52.776 113.903

- Sekolah Dasar/ Sederajat 53.144 66.069 119.214

- Smp/Sederajat 42.725 36.444 79.169

- Sma/Sederajat 31.473 31.957 63.430

- Smk 9.822 9.426 19.249

- Diploma I / Ii 1.021 3.551 4.572

- Diploma Iii/Sarmud 1.326 3.205 4.531

- D Iv / S1 / S2 / S3 11.999 8.693 20.692

(10)

6.3 Topografi

Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi

yaitu sekitar 72,26 %. Ada 8 wilayah Kecamatan yang merupakan dataran tinggi

yaitu Parangloe, Manuju, Tinggi Moncong, Tombolo Pao, Bungaya,

Bontolempangan, Tompo Bulu dan Biring Bulu. Kondisi topografi atau ketinggian

tempat di Kabupaten Gowa cukup bervariasi antara 0 sampai diatas 1000 meter

dari permukaan laut (mdpl).

Berdasarkan data kemiringan lereng yang diperoleh, Kabupaten Gowa

memiliki kemiringan lereng yang bervariatif mulai dari daerah landai bergelombang

dan sangat curam.Beberapa Wilayah Kecamatan dengan kategori sangat curam

adalah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya, Bontolempangan dan

Tompobulu.Daerah Kabupaten Gowa memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS)

Jene’berang yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Gowa.Dengan aliran sungai sepanjang 90 Km. Dan luas daerah aliran sungai sekitar 881 Km. Untuk

memaksimalkan daerah aliran sungai Je’neberang maka dibuat DAM Bili-bili, yang berfungsi sebagai daerah penyalur aliran air sehingga pemanfaatan air sungai

jeneberang dapat dioptimalkan dan dimaksimalkan untuk kebutuhan masyarakat.

Daerah aliran sungai (DAS) lain adalah Je’netallasa, Pa’bundukang, Malino, Cadika, Pallappakang. Anak sungai-sungai ini berlanjut ke sungai yang akhirnya

bermuara ke Samudra Indonesia ataupun selat Makassar.

Tabel 6.10.

Kondisi dan Luas Kemiringan lereng Lahan di Kabupaten Gowa

Kecamatan Kemiringan Total Luas

(Ha)

>40 0-8 15-25 25-40 8-15

Kec. Bajeng 5.253,89 5.253,89

Kec. Bajeng Barat 1.903,02 1.903,02

Kec. Barombong 2.898,41 2.898,41

Kec. Biringbulu 217,58 3.237,55 8.290,04 4.077,65 6.394,05 22.216,87

Kec. Bontolempangan 49,99 1.350,58 4.001,27 799,12 3.626,18 9.827,15

Kec. Bontomarannu 3.877,90 97,26 598,82 4.573,97

Kec. Bontonompo 3.931,73 3.931,73

Kec. Bontonompo

(11)

Kecamatan Kemiringan Total Luas (Ha)

>40 0-8 15-25 25-40 8-15

Kec. Bungaya 1.308,36 672,42 8.630,00 6.351,03 4.688,86 21.650,66

Kec. Manuju 2.002,56 3.492,57 1.500,01 2.829,31 9.824,44

Kec. Palangga 5.276,18 5.276,18

Kec. Parangloe 378,93 7.896,28 3.988,72 1.388,48 4.982,75 18.635,16

Kec. Parigi 791,47 1.089,47 2.249,65 1.301,82 1.355,24 6.787,66

Kec. Pattallassang 6.901,81 439,05 852,50 8.193,36

Kec. Somba Opu 2.968,01 2.968,01

Kec. Tinggi Moncong 1.350,04 839,40 7.133,99 6.635,31 2.875,16 18.833,90 Kec. Tombolo Pao 3.208,49 1.424,09 5.995,79 4.433,94 5.937,30 20.999,61 Kec. Tompobulu 1.545,02 1.928,05 2.856,82 2.931,62 3.540,44 12.801,95

(12)

6.4 Geologi

Struktur geologi batuan Kabupaten Gowa yang memiliki karakteristik geologi

yang kompleks dicirikan oleh adanya jenis satuan batuan yang bervariasi akibat

pengaruh struktur geologi. Beberapa jenis batuan yang dapat ditemukan di

Kabupaten Gowa pada umumnya antara lain:

 batuan epiklastik gunungapi (batupasir andesitan, batulanau, konglomerat

dan breksi

 batugamping kelabu hingga putih berupa lensa-lensa besar

 batugamping terumbu

 batupasir hijau, grewake, napal, batulempung dan tuf, sisipan lava bersisipan

(13)

 batupasir, konglomerat, tufa, batulanau, batulempung, batugamping, napal

 batusabak, kuarsit, filit, batupasir kuarsa malih, batulanau malih dan pualam,

setempat batulempung malih

 granit, granodiorit, riolit, diorit, dan aplit

 hasil erupsi parasit

 konglomerat, sedikit batupasir glokonit dan serpih

 lava andesit dan basal, dan latit kuarsa

 lava, breksi, tufa, konglomerat

 napal diselingi batulanau gampingan dan batupasir gampingan

 napal, kalkarenit, batugamping koral bersisipan dengan tuf dan batupasir,

setempat dengan konglomerat

 serpih coklat kemerahan, sepi napalan kelabu, batugamping, batupasir

kuarsa, konglomerat, batugamping dan setempat batubara

Struktur geologi sangat mempengaruhi pola penyebaran batuan dan

keterdapatan bahan galian.Formasi geologi Kabupaten Gowa, dilihat tabel dan

(14)

6.5 Jenis Tanah

Hasil penelitian terdahulu berupa Pemetaan Geologi Lapangan dalam Sekala

1:250.000 yang dilakukan oleh Rab. Sukamto dan Supriatna 1982 berupa peta

Geologi Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai diperoleh bahwa sifat fisik,

tekstur, atau ukuran butir, serta genesa dan batuan penyusunnya maka jenis

tanah di kabupaten Gowa diklasifikasikan dalam: 4 (empat) tipe:

a. Alluvial Muda merupakan endapan aluvium (endapan aluvial sungai, pantai

dan rawa ) yang berumur kuarter (resen) dan menempati daerah morfologi

pedataran dengan ketinggian 0-60 m dengan sudut kemiringan lereng <3%.

Tekstur beraneka mulai dari ukuran lempung, lanau, pasir, lumpur, kerikil,

(15)

b. Regosol adalah tanah hasil lapukan dari batuan gunungapi dan menempati

daerah perbukitn vulkanik, dengan ketinggian 110-1.540 m dengan sudut

kemiringan lereng >15%. Sifat-sifat fisiknya berwarna coklat hingga

kemerahan, berukuran lempung lanauan – pasir lempungan, plastisitas

sedang, agak padu, tebal 0,1-2,0 m.

c. Litosol merupakan tanah mineral hasil pelapukan batuan induk, berupa

batuan beku (intrusi) dan/atau batuan sedimen yang menempati daerah

perbukitan intrusi dengan ketinggian 3-1.150 m dan sudut lereng < 70%.

Kenampakan sifat fisik berwarna coklat kemerahan, berukuran lempung,

lempung lanauan, hingga pasir lempungan, plastisitas sedang-tinggi, agak

padu, solum dangkal, tebal 0,2-4,5 m.

d. Mediteran merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batugamping

yang menempati daerah perbukitan karst, dengan ketinggian 8-750 m dan

sudut lereng > 70%. Kenampakan fisik yang terlihat berwarna coklat

kehitaman, berukuran lempung pasiran, plastisitas sedang-tinggi, agak padu,

permeabilitas sedang, rentan erosi, tebal 0,1-1,5 m.

Berdasarkan jenis tanah tersebut, memberikan pengaruh terhadap Jenis

tanah yang terdapat di Kabupaten Gowa didominasi oleh jenis tropudults,

dystropepts dan utrandepts, sedangkan yang paling kecil adalah jenis tanah

rendolis. Jenis tanah tersebut tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Gowa.

6.6 Hidrologi

Keadaan Hidrologi di Kabupaten Gowa umumnya dipengaruhi oleh sumber

air yang berasal dari Sungai Saddang dan anak sungai serta mata air dengan

debit yang bervariasi. Hulu Sungai Saddang yang merupakan sungai terpanjang di

Sulawesi Selatan merupakan satu daerah aliran sungai (DAS) Jeneberang berada

di Kabupaten Gowa merupakan sumber air bersih dan pertanian di Kabupaten

Gowa dan Kabupaten Takalar. Disatu sisi keberadaan sungai-sungai tersebut

sangat potensi dikembangkan bagi kepentingan pariwisata , misalnya arum jeram

(16)

Kondisi hidrologi Kabupaten Gowa secara umum adalah sebagai berikut;

 Air tanah, air tanah pada umumnya terdapat pada kedalaman 40-100 meter.

 Air permukaan, air permukaan pada umumnya berupa sungai dan genangan-genangan.

Dalam hal ini, hidrologi di Kabupaten Gowa untuk berbagai kepentingan

harus dilakukan secara bijaksana dengan kelestariannya harus tetap dijaga.

Potensi sumberdaya air di Kabupaten Gowa selain dipengaruhi oleh kondisi

klimatologi wilayah, juga dipengaruhi oleh beberapa aliran sungai yang melintas

pada beberapa kawasan. Potensi sumberdaya air tersebut dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk kegiatan pertanian dan sumber air baku untuk kebutuhan

lainnya.

Potensi sumberdaya air di wilayah Kabupaten Gowa yang telah

termanfaatkan oleh penduduk dalam kehidupan kesehariannya untuk berbagai

keperluan bersumber dari air tanah dangkal (air permukaan dan air tanah dalam

air tanah dangkal/permukaan dapat berupa air sungai, sumur, rawa-rawa,

bendungan, mata air dan lain sebagainya, sedangkan potensi air tanah dalam

dengan pemanfaatan air melalui pengeboran.

Penyediaan air minum merupakan suatu kebutuhan pokok penduduk di

suatu daerah, terutama pada daerah-daerah yang potensi air tanahnya terbatas

dan kualitasnya kurang memadai jika ditinjau dari aspek kesehatan. Meskipun

demikian, pengadaan air minum masih terbatas dan umumnya penduduk

menggunakan sumur air tanah dangkal, dalam (artesis), air permukaan dan mata

air yang bersumber dari pegunungan.

a. Peruntukan Air

Sungai sebagai sumberdaya air yang dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan yakni kebutuhan air bersih dan kepentingan pertanian (irigasi), dengan

keberadaan beberapa sungai menurut Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten

Gowa. Berdasarkan pada kajian potensi sumberdaya air maka daerah Kabupaten

Gowa terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, masing-masing terdiri dari DAS Je’neberang, je’netalasa, Pa’bundukang, Malino, Candika dan Pallappakang.Di luar dari enam DAS ini terdapat juga beberapa DAS kecil lainnya

yang umumnya hampir terdapat di seluruh wilayah pegunungan di pinggiran

kawasan pantai. Air dari beberapa DAS kecil ini yang terletak di bagian Timur

(17)

Berikut beberapa sungai yang terletak di Kabupaten Gowa untuk

masing-masing Kecamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

b. Sumberdaya Air Buatan

Sumberdaya air buatan di Kabupaten Gowa dimanfaatkan dengan membuat

bendungan air yang antara lain berupa pembuatan 1 buah bendungan yaitu

bendungan Bili-Bili yang tercakup dalam wilayah kecamatan Bontomarannu.

setelah itu dibangun pula beberapa bendungan/waduk Kecil sebagai aliran irigasi

yang tersebar di beberapa kecamatan di area wilayah kabupaten Gowa.

c. Daerah Resapan Air

Daerah resapan air yang ada di Wilayah Kabupaten Gowa terdapat pada

beberapa wilayah kecamatan, seperti Kecamatan Parangloe, Sombaopu,

Pallangga, Patallassang dan Bontomarannu.Daerah-daerah tersebut merupakan

dataran rendah sehingga potensi resapan air pada wilayah tersebut cukup besar.

d. Rawa dan Daerah Banjir

Wilayah Kabupaten Gowa yang terdiri dari wilayah dataran tinggi dan

dataran rendah serta daerah pesisir memiliki daerah-daerah rawa dan daerah

rawan banjir. Pada umumnya daerah tersebut berada pada wilayah kecamatan

yang berada di dataran rendah, seperti Kecamatan Bontonompo, Bontonompo

Selatan, Bajeng, Pallangga, Barombong, Sombaopu, Bontomarannu, Patallassang

(18)

6.7 Geomorfologi

Kondisi geomorfologi merupakan elemen penting dalam penentuan

kesesuaian pemanfaatan lahan atau kemampuan daya dukung lahan.Kabupaten

Gowa yang berada pada daerah perbukitan yang cukup tinggi merupakan limitasi

dalam pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Gowa.

Kondisi geomorfologi di Kabupaten Gowa dalam 5 tahun terakhir terus

mengalami perubahan.Tingginya frekwensi bencana alam seperti gempa bumi dan

tanah longsor telah banyak mengubah kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup

di kabupaten ini.Selain oleh alam, perubahan kondisi geomorfologi dan lingkungan

hidup juga turut dipicu oleh pemanfaatan sumber daya tanpa mengindahkan

(19)

dukung lingkungan. Kondisi ini antara lain terlihat dari terus berkurangnya luas

areal hutan dan bertambahnya luas lahan kritis. Problematika tersebut turut

memicu terjadinya banjir dan longsor.

Berbagai upaya untuk menekan laju kerusakan lingkungan telah ditempuh

oleh pemerintah daerah Kabupaten Gowa, akan tetapi sejauh ini upaya-upaya ini

belum cukup efektif untuk menekan laju kerusakan lingkungan dan mengurangi

dampak bencana alam sehingga berbagai terobosan masih sangat diperlukan

dalam pembangunan 20 tahun ke depan.

Dalam pada itu, Kabupaten Gowa mempunyai topografi yang relatif

bergelombang dan berbukit, sedangkan topografi datar relatif sedikit.Kawasan

yang mempunyai kemiringan lahan datar (0-8%) pada umumnya berada di daerah

di sebelah timur dan lahan-lahan sepanjang jalan poros. Selanjutnya kawasan

yang mempunyai kemiringan lahan 8-15% tersebar di seluruh wilayah Kabupaten

Gowa, sedangkan kemiringan lahan di atas 40% pada umumnya berada di

sebelah timur meliputi kecamatan Tinggimoncong, Kecamatan Tombolo Pao,

Kecamatan Tompobulu, Kecamatan Biringbulu, Kecamatan Bungaya, Kecamatan

Parigi dan beberapa kecamatan lainnya merupakan kawasan lindung.

6.8 Kondisi Sosial dan Ekonomi a) Sosial Budaya

Masyarakat Kabupaten Gowa, seperti halnya masyarakat Sulawesi Selatan

pada umumnya termasuk kategori masyarakat homogeny, cirinya dapat dilihat dari

berkembangnya sifat kegotong royongan dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari, terutama pada saat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang

pelaksanaanya dilakukan secara bersama. Karakter budaya masyarakat Gowa

cukup sarat mengingat latar belakang historisnya yang panjang sebagai bekas

kerajaan terbesar di Sulawesi Selatan.Dominan mereka melaksanakannya dengan

kegiatan seremonial yang bersifat ritual.

Untuk mendasari pembangunan Kabupaten Gowa untuk mewujudkan

cita-cita yang ingin dicapai dalam perspektif jangka panjang sebagaimana tertuang

(20)

Tahun 2005-2025, yakni mencapai visi mewujudkan “Gowa Menjadi Andalan

Sulawesi Selatan dan Sejajar Daerah Termaju di Indonesia dalam

Mensejahterahkan Masyarakat”.

Untuk mewujudkan visi di atas, telah ditetapkan misi:

1. Meningkatkan Daya Saing Daerah

2. Mendorong Kemandirian Pembangunan Yang Berkelanjutan

Berdasarkan Visi Kabupaten tersebut diatas, maka visi Bupati Gowa tahun

2005-2010 yVaitu: “Terwujudnya Gowa Yang Handal Dalam Peningkatan

Kualitas Hidup Masyarakat”, dan Visi 2010-2015 yaitu ”Terwujudnya Gowa

Yang Handal Dalam Meningkatan Kualitas Hidup Masyarakat dan

Penyelenggaraan Pemerintah” yang juga memiliki filosofi pemerintahan dan

masyarakat dan kemasyarakatan Kabupaten Gowa dalam menciptakan etos kerja

adalah “Rewako Gowa”, “Tiada Hari Tanpa Perubahan”, dan “Lakukan Lebih Baik Dari Yang Orang Lain Pernah Lakukan”. Ketiga filosofi tersebut memiliki makna sendiri secara tepisah, mamun memiliki keterkaitan sangat erat dan tak

terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

b) Pertumbuhan Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gowa atas dasar harga

konstan pada tahun 2010 sebesar Rp.5.028.230.000,- mengalami kenaikan pada

tahun 2011 menjadi Rp.5.931.380.000. Sedangkan berdasarkan harga konstan

2000 tercatat bahwa PDRB tahun 2010 sebesar 1.890.380.000 milyar rupiah

meningkat menjadi 2.007.280.000 milyar rupiah pada tahun 2011.

Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 disamping ekonomi Kabupaten

Gowa mengalami perkembangan, secara riil ekonomi daerah ini juga mengalami

pertumbuhan sebesar 6,20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Gowa pada periode tahun 2007-2011 secara terinci dapat

(21)

Tabel 6.11.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gowa Tahun 2007-2011

No. Rincian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pdrb Atas

Dasar Harga

Konstan

(Juta Rupiah

2.854.932,88 3.473.358,11 4.309.671,23 5.028.230,41 5.931.369

2. Pertumbuhan

Ekonomi (%)

5,74 6,17 6,19 6,92 6,95

Sumber : Kabupaten Gowa Dalam Angka 2012

Untuk lebih jelasnya pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha tahun

2010-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6.12.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten GowaMenurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2011

NO. LAPANGAN USAHA

(SEKTOR) 2010 2011

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Pertanian

Pertambangan &

Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan Dan Hotel

Angkutan & Komunikasi

Keuangan , Persewaan

Dan Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa

44,61

0,67

3,08

1,55

2,42

13,87

6,00

6,05

21,74

43,31

0,72

3,07

1,52

2,4

14,22

5,98

6,53

22,19

PERTUMBUHAN EKONOMI

6,92 6,95

(22)

c) Struktur Ekonomi

Berdasarkan angka PDRB Kabupaten Gowa atas dasar harga berlaku Tahun

2007-2011, menunjukkan bahwa pada tahun 2010 sektor (lapangan usaha)

pertanian mempunyai kontribusi yang besar, yaitu sebesar 44,61% terhadap

PDRB, pada tahun 2011 mengalami penurunan besar 1,30% menjadi 43,31%

penurunan kontribusi sektor pertanian tersebut bergeser kepada peningkatan

kontribusi sektor jasa-jasa (pemerintahan umum dan swasta), di mana pada

tahun 2010 peranan sector jasa-jasa terhadap perekonomian Kabupaten Gowa

sebesar 21,74%, yang pada pada tahun 2011 meningkat menjadi 22,19%. Sektor

jasa-jasa yang terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa

swasta, pada kurun tahun 2010-2011 masih didominasi oleh peranan sub sektor

jasa pemerintahan umum, yaitu sebesar 20,96 % pada tahun 2010, meningkat

menjadi 21,44% pada tahun 2011.

Sedangkan sub sektor jasa swasta yang terdiri dari jasa sosial/jasa

kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan dan rumah tangga

pada tahun 2010 hanya berperan sebesar 0,78%, dan pada tahun 2010

mengalami penurunan menjadi 0,75%. Struktur ekonomi Kabupaten Gowa Pada

kurun waktu Tahun 2010-2011 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.13.

Struktur Ekonomi Kabupaten Gowa Tahun 2010-2011 (dalam %)

NO. LAPANGAN USAHA

(SEKTOR) 2010 2011

1 2 3 4 5 6 7 8

9

Pertanian

Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan

Perdagangan Dan Hotel Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa

44,61 0,67 3,08 1,55 2,42 13,87

6,00 6,05

21,74

43,31 0,72 3,07 1,52 2,4 14,22

5,98 6,53

22,19

Pertumbuhan Ekonomi 6,92 6,95

(23)

Untuk lebih jelasnya struktur perekonomian Kabupaten Gowa tahun 2011

dapat dilihat pada gambar berikut :

Struktur Perekonomian Kabupaten Gowa Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Gowa Dalam Angka 2012

Pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Gowa pada tahun 2007

adalah Rp.2.854.932,-, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp.5.931.369,-.

Hal ini menunjukkan bahwa pada kurun waktu 2007-2011 terjadi peningkatan

sebesar Rp.3.076.437,- atau sebesar 89,00% dan bila dirata-ratakan terjadi

peningkatan 17,80% per tahun. Pendapatan perkapita Gowa tahun 2007-2011

secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.14.

Pendapatan Perkapita Kabupaten Gowa Tahun 2007 – 2011

NO. RINCIAN 2007 2008 2009 2010 2011

1.

2.

Pendapatan

Perkapita

(Rupiah

Pendapatan

Perkapita Atas

Dasar Harga

Berlaku (Rupiah)

2.854.932

1.543.568,3

3.473.358

1.650.323,75

4.309.671

1.782.158,63

5.082.230

1.890.032

5.931.369

2.007.276

Sumber: Kabupaten Gowa Dalam Angka 2012

43%

6%

2% 2% 6.53%

1% 14.22%

22%

3% Pertanian

Pengangkutan dan Komunikasi

Bangunan

Listrik,Gas & Air Bersih

Keuangan

Pertambangan

Perdagangan

Jasa-Jasa

(24)

Kebanyakan perbankan di Kabupaten Gowa sangat diharapkan dapat

memacu dunia usah di berbagai sektor, baik dari sektor pertanian yang

merupakan sektor paling dominan, maupun di sektor jasa-jasa sebagai pendukung

sektor usaha lainnya, terutama dalam perannya sebagai penyedia permodalan

usaha. Sebagian besar perbankan nasional dan daerah seperti BNI, BRI, BTN,

Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Sulsel, BCA, Bank Niaga,

Bank Panin, BTPN dan BPR Hasamitra sudah membuka cabang di Kabupaten

Gowa. Hal ini menunjukkan kondisi perekonomian Kabupaten Gowa yang semakin

baik. Dengan demikian, peranan perbankan pada masa mendatang diharapkan

semakin meningkat, khususnya dalam penyediaan kredit dengan bunga rendah

serta kemudahan dalam mengaksesnya.

Seiring dengan bertambahnya perbankan yang masuk di Kabupaten Gowa,

maka nilai tabungan masyarakat juga terrus meningkat. Berdasarkan data Bank

Indonesia Makassar diketahui bahwa pada tahun 2010 angka tabungan masih

sebesar Rp.634.575.000,000-, milyar pada tahun 2011 meningkat signifikan

menjadi Rp.810.326.000.000,- milyar, Pergerakan nilai tabungan masyarakat

tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat dari

tahun ke tahun.

Selain hal tersebut diatas, ada beberapa kegiatan penghimpunan dana dari

masyarakat juga dilakukan oleh lembaga keuangan lainnya seperti perum

pegadaian, jasa asuransi dan koperasi. Untuk jasa asuransi di Kabupaten Gowa

terdapat 2 jasa asuransi yang aktif melayani masyarakat, yaitu: Asuransi

Jiwasraya dan Asuransi Bumi Putera. Sedangkan untuk jasa koperasi baik KUD

ataupun Non KUD di Kabupaten Gowa untuk tahun 2010 tercatat berjumlah 403

(25)

Tabel 6.15.

Banyaknya Koperasi KUD dan Non KUD Menurut KecamatanDi Kabupaten Gowa Tahun 2009-2010

KECAMATAN

Bontonompo Sel

Bajeng

Bajeng Barat

Pallangga

Tombolo Pao

Parigi

Gambar

Gambar 6.1.
Tabel 6.1.
Tabel 6.2.
Tabel 6.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suku-suku yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan antara lain:  Suku Banggai, Saluan dan Balantak merupakan suku asli yang terdapat.. hampir diseluruh wilayah

Penduduk Kabupaten Bantul mendiami wilayah dengan luas 506,85 kilometer persegi, sehingga angka kepadatan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2013 adalah 1.847 orang per

luas wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah 1.021,97 Ha terdapat di Kelurahan Meri,. Gunung Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan, Santanan dan

LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KEMIRINGAN DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN

Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti adalah 3.714,19 km 2 dengan wilayah kecamatan terbesar adalah Kecamatan Tebing Tinggi Timur.. dengan luas 768 km2 dan Kecamatan

Profil demografi Kabupaten Kutai Timur yang akan dijabarkan meliputi jumlah penduduk menurut kecamatan, komposisi per wilayah (kepadatan), struktur penduduk

Sedangkan kelerengan wilayah yang cukup ekstrim yakni di atas 40 % (&gt; 40 %) terdapat pada bagian utara yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Kapala Pitu, sebagian

Jalan arteri melintasi beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Tegal yaitu, Kecamatan Warureja, Suradadi, Kramat, Dukuhturi, Talang, Adiwerna, Slawi,