• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

1. Kajian tentang Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok a. Pengertian Intensitas

Menurut Ajzen (Frisnawati, 2012) intensitas adalah kegiatan yang dilakukan seseorang guna mencapai tujuan yang diinginkan. Ajzen membagi intensitas menjadi empat aspek diantaranya sebagai berikut :a) perhatian (attention) adalah minat seseorang terhadap kegiatan yang sesuai dengan minatnya. b) penghayatan (comprehetion) yaitu memahami dan menangkap informasi kemudian individu mencoba untuk memproses, menikmati dan menyimpan informasi sebagai wawasan baru. c) Durasi (duration) merupakan lamanya suatu aktivitas berlangsung. d) Frekuensi (frequency) yaitu banyaknya pengulangan perilaku, dalam penelitian ini berarti penggunaan media. Kategori frekuensi dapat dikategorikan tinggi apabila berlangsung lebih dari empat kali dalam sehari dan masuk dalam kategori rendah apabila pengulangannya hanya 1-4 kali dalam sehari.

(Juditha, 2011).

Sedangkan menurut Andarwati 2016, menyatakan bahwa intensitas mengacu pada dua aspek yaitu :

1) Frekuensi

Frekuensi yang mengacu pada satuan kurun waktu tertentu seperti perhari, perminggu, perbulan.

2) Durasi

Durasi yanng menyatakan pada satuan kurun waktu tertentu seperti permenit, perjam

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan dapat peneliti simpulkan bahwa yaitu intensitas merupakan pengulangan aktivitas yang dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan

(2)

aspek perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ajzen (Frisnawati, 2012).

b. Pengertian Media Sosial Tikok

Van Dijk mengungkapkan pendapatnya mengenai definisi dari media sosial bahwa media sosial merupakan suatu wadah yang berfokus pada kehadiran pelanggan yang memungkinkan mereka terlibat dan berkolaborasi. Oleh karena itu, media sosial dapat digambarkan sebagai media online (penyedia) tujuannya untuk mempererat hubungan pengguna serta membangun ikatan sosial (Nasrullah, 2017).

Sementara itu Shirky mengemukakan media sosial adalah alat yang berguna untuk menambah kemampuan pengguna untuk bekerja sama (to cooperate), berbagi (to share) serta untuk melakukan tindakan secara bersama (kolektif) antar pengguna secara luas (Nasrullah, 2017).

Kaplan dan Haenlein (2010) mengklasifikasikan ada 6 jenis platform media sosial berdasarkan fungsinya, jenis media sosial tersebut diantaranya: (1) situs blog dan microblog seperti twitter dan tumbler; (2) situs jejaring sosial seperti facebook; (3) proyek kolaborasi seperti wikipedia; (4) dunia permainan virtual seperti world of warcraft; (5) dunia sosial virtual seperti farmfile; dan (6) situs konten komunitas seperti youtube dan tiktok. Diantara keenam jenis media sosial tersebut situs yang paling sering diakses saat ini adalah situs konten komunitas salah satunya adalah tiktok.

Tiktok merupakan platform aplikasi video pendek yang dipadukan dengan musik dan berdurasi 15 – 30 detik (Pratama & Muchlis, 2020).

Tiktok merupakan media sosial yang diluncurkan oleh Tiongkok pada September 2016 yang berfokus pada video musik (Aji, 2020).

Dikutip dalam laman website resmi tiktok www.tiktok.com, tiktok merupakan aplikasi yang easy to use atau mudah digunakan karena menyediakan alat untuk memotret dan berbagai fitur editing video dengan efek spesial,filter, musik dan masih banyak lagi. Konten yang ditawarkan dalam aplikasi tiktok pun beragam mulai dari komedi, musik, tips dan trik,

(3)

makanan, olahraga, hewan dan masih banyak lagi. Tiktok merupakan aplikasi pembuatan video dimana penggunanya dapat mengekspresikan diri, serta memudahkan penggunanya untuk meniru dan mengikuti pengguna atau trend yang sedang terjadi (Marini, 2019).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Sensor Tower Store Intelligence aplikasi diluar permainan yang sering diunduh di dunia yaitu tiktok (the most downloaded non gaming app worldwide). Pada bulan Oktober 2020 tiktok telah menyentuh 66 juta pengunduh, yang merepresentasikan 9,5% penambahan dari bulan Oktober 2019. Data dari Sensor Tower menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan keempat negara dengan pengguna aplikasi tiktok terbanyak, tercatat ada sekitar 30,7 juta. Mayoritas tiktok diakses oleh remaja usia sekolah atau yang familiar disebut generasi Z (Aji, 2020).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media sosial tiktok adalah aplikasi video pendek berlatar musik berdurasi 15-30 detik yang menyediakan berbagai fitur serta konten yang menarik sebagai sarana bagi penggunanya agar dapat saling berinteraksi, terhubung satu sama lain serta memudahkan penggunanya untuk membuat, berbagi konten maupun berkolaborasi secara luas

c. Asal-mula Media Sosial Tiktok

Tiktok merupakan platform video pendek berlatar musik yang diluncurkan pertama kali di China pada September 2016 dengan nama Douyin. Dilansir dari laman website resmi tiktok www.tiktok.com, tiktok pertama kali diluncurkan secara global pada melalui Google Playstore dan Apple Store pada Mei 2017. Alasan aplikasi tiktok dikembangkan yaitu karena tiktok memiliki misi untuk mengembangkan kreativitas serta untuk mengabadikan momen berharga para penggunanya dalam format video pendek. Tiktok dikembangkan oleh perusahaan teknologi raksasa asal China bernama ByteDance.Ltd. Perusahaan teknologi raksasa tersebut

(4)

dimiliki oleh Yiming Zhang selaku CEO dan penemu dari perusahaan ByteDance.Ltd. Tiktok.com (2021:01).

Tiktok merupakan pelopor platform video pendek situs konten komunitas yang mempermudah pengguna untuk menemukan informasi yang disukai, serta tiktok memberikan penggunanya wadah untuk mengekspresikan kreatifitas mereka. yang membantu. Tiktok juga merupakan produk andalan dari perusahaan ByteDance.Ltd. Aplikasi besutan ByteDance.Ltd tersebut saat ini telah tersebar lebih dari 125 kota secara global. Tiktok juga telah memiliki kantor cabang di kota besar diseluruh dunia seperti, Los Angeles, New York, London, Jakarta, Paris, Seoul, Tokyo dan masih banyak lagi. Tiktok.com (2021:02)

Aplikasi tiktok tahun 2018 telah mengalahkan aplikasi yang sudah ada dan populer sebelumnya seperti Whatsapp, Youtube, Facebook serta Instagram. Di Indonesia tiktok pernah diblokir oleh pemerintah yaitu pada 3 Juli 2018. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan pemantauan karena mendapati keluhan dan laporan mengenai aplikasi tiktok.Kurang lebih ada sekitar 2 ribu laporan masuk. Rudiantara selaku menteri kominfo menjelaskan bahwa pemblokiran tersebut dilakukan karena banyak kontenyang bermuatan negatif khususnya untuk anak-anak.

Namun setelah berbagai pertimbangan yang dilakukan akhirnya bulan Agustus 2018 kominfo mengeluarkan regulasi baru yang mengizinkan aplikasi tiktok dapat di unduh kembali. Regulasi tersebut yaitu batasan usia pengguna yaitu 11 tahun. (Marini, 2019).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media sosial tiktok pertama kali diluncurkan pada tahun 2016 dan menjadi pelopor platform video pendek berlatar musik.

d. Fitur-fitur Media Sosial Tiktok

Media sosial tiktok memiliki berbagai fitur yang tersedia bagi penggunanya, berikut fitur-fitur media sosial tiktok menurut Adawiyah (2020) diantaranya sebagai berikut: a) Watermark video atau tanda air merupakan penanda khas yang ada di setiap sudut dalam video tiktok. b)

(5)

Editing video, tiktok memiliki fitur edit video secara langsung pada aplikasi. c) Video kreatif, tiktok menyajikan berbagai efek yang membuat penggunanya dapat berkreasi dan meningkatkan kreativitas, d) Video Challenge yaitu tiktok memiliki fitur challenge atau tantangan pada setiap videonya. d) Lypsinc yaitu fitur lypsinc atau sinkronisasi bibir yang seolah kreator dapat bernyanyi seperti penyanyi aslinya.

Sementara itu menurut Susilowati (2018) tiktok memiliki berbagai fitur yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut : a) Proses editing yaitu tiktok menyediakan berbagai spesial efek yang dapat menjadi pilihan penggunanya. b) Filter tiktok menyediakan berbagai filter yang dapat digunakan penggunanya. c) Angle yaitu sudut pengambilan gambar dalam video. d) Share yaitu video tiktok dapat dibagikan di semua media sosial.

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan dapat peneliti simpulkan bahwa fitur fitur media sosial tiktok oleh yaitu watermark video,editing video, video kreatif, video challenge,serta lypsync.

e. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Sosial Tiktok

Mulyana mengemukakan faktor yang mempengaruhi penggunaan tiktok diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari dalam diri sendiri seperti kebutuhan, keinginan, keadaan fisik, nilai, minat, motivasi, proses belajar, karakteristik seseorang, perasaan, sikap dan prasangka, perhatian. Sementara faktor eksternal meliputi latar belakang keluarga, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengetahuan, hal baru serta keasingan sebuah obyek (Deriyanto, Qorib, 2018).

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri contohnya perasaan. Perasaan merupakan suatu keadaan kerohanian saat kita mengalami perasaan senang ataupun sedih dalam suatu hubungan dan bersifat subyektif (Ahmadi, 2009). Menurut W. Wundt (Ahmadi, 2009) perasaan dapat dilihat dari berbagai dimensi. Seperti halnya pengguna tiktok mengekspresikan perasaanya misalnya saat mereka sedang bahagia mendapatkan nilai ujian yang bagus mereka akan membuat

(6)

video yang mengekspresikan kebahagiannya begitu pula sebaliknya ketika mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan mereka akan mengungkapkan kesedihannya, hal tersebut membuktikan bahwa dalam sebuah perasaan terdapat peran tingkah laku.

Menurut Gerungan (2010) prasangka adalah sikap atau perasaan yang dimiliki orang terhadap orang lain, ras atau kebudayaan tertentu yang menentang atau berbeda dari kelompok. Gerungan mengemukakan bahwa prasangka memiliki pengaruh pada penggunaan Tiktok ketika orang sudah berprasangka buruk mengenai aplikasi tiktok mereka tidak ingin menggunakan aplikasi tersebut pun sebaliknya ketika mereka memiliki prasangka yang baik mengenai tiktok mereka cenderung ingin menggunakan aplikasi terebut. Faktor internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan tiktok. Faktor internal tersebut misalnya dalam proses belajar, tiktok memiliki peran penting dalam memengaruhi proses belajar seseorang. Pengaruh proses belajar tersebut disebabkan karena media sosial sudah menjadi suatu kebutuhan seiring dengan perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, dalam penggunaan media sosial tiktok saat ini penggunanya tidak hanya belajar berinteraksi dan mengekspresikan dirinya melalui aplikasi pembuatan video tersebut namun apabila terlalu menikmati media sosial seperti tiktok dapat menimbulkan rasa malas dan lupa waktu yang menimbulkan berkurangnya produktifitas diri yang berakibat pada prokrastinasi (penundaan) akademik.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal yang memengaruhi penggunaan tiktok yang pertama ada latar belakang keluarga atau yang bisa kita kaitkan dengan sosio-ekonomi. Keluarga dengan ekonomi yang cukup cenderung memiliki kesempatan dan fasilitas seperti gadget, internet yang dapat menunjang penggunaan media sosial seperti tiktok (Deriyanto, Qorib, 2018).

(7)

Menurut Horrigan dalam Riyanti (2016) mengemukakan bahwa terdapat dua hal dalam yang berpengaruh dalam intensitas penggunaan internet seseorang yaitu frekuensi internet tentang seberapa sering internet digunakan dan lamanya penggunaan tiap kali mengakses internet. Pernyataan Horrigan mengenai intensitas tersebut didasarkan oleh frekuensi saat mengakses media sosial seperti tiktok serta lamanya mengakses media sosial tiktok yang bergantung pada tingkat kesibukan pengguna. Dapat disimpulkan bahwa durasi dan frekuensi merupakan faktor yang berpengaruh dalam tingkat intensitas penggunaan internet individu.

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial tiktok berasal dari dalam diri (internal) seperti perasaan dan prasangka serta faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) seperti faktor keluarga, teman sebaya dan masyarakat.

3) Kajian tentang Prokrastinasi Akademik a. Pengertian Prokrastinasi Akademik

Secara harfiah kata prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu, pro yang berarti bergerak maju dan crastinus yang diartikan sebagai keputusan hari esok. Apabila digabungkan istilah prokrastinasi memiliki arti menunda atau menangguhkan hingga hari esok (Ferrari, Johnson, &

McCown, 1995). Menurut Wie istilah prokrastinasi biasa diartikan sebagai suatu kecenderungan menunda untuk menyelesaikan tugas yang menyebabkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.

(Mawardi, 2019).

Sementara itu Solomon dan Rothblum mengemukakan prokrastinasi yaitu penundaan yang dilakukan dengan sengaja pada tugas yang dianggap penting, kegiatan tersebut sengaja diulang dan berakibat timbulnya perasaan kurang nyaman. Contoh penundaannya seperti mengerjakan tugas, mempersiapkan ujian, mengurus administrasi sekolah, serta kehadiran (presence) (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Millgram

(8)

berpendapat bahwa prokrasiasi merupakan suatu tindakan yang terdiri dari: a) Tindakan yang berkaitan dengan penundaan saat memulai ataupun menyelesaikan suatu tugas, b) Menyebabkan akibat seperti gagal dalam mengerjakan tugas ataupun terlambat menyelesaikan tugas, c) Mengabaikan tugas penting seperti tugas sekolah, pekerjaan kantor ataupun pekerjaan rumah tangga, d) Mengakibatkan perasaan emosi yang tidak menyenangkan seperti panik, cemas, marah, merasa bersalah dan lainnya. (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995).

Wolter (2003) mengemukakan prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda menyelesaikan tugas sampai batas akhir atau kegagalan menyelesaikan tugas akademik dalam kerangka waktu yang direncanakan.

Jeremy Hesieh mengemukakan bahwa prokrastinasi akademik dianggap sebagai suatu sifat kecenderungan pelajar yang sering menghadapi tugas yang memiliki tenggat waktu (deadline).Prokrastinasi akademik yang dilakukan terus menerus dapat menggangu produktivitas dan dapat menganggu individu secara psikis. Mawardi (2019).

Penjelasan yang telah disampaikan dapat peneliti simpulkan prokrastinasi akademik merupakan penundaan mengerjakan tugas yang mengakibatkan seseorang gagal menyelesaikan tugas secara tepat waktu.

b. Karakteristik Prokrastinasi Akademik

Menurut (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) perilaku prokrastinasi akademik memiliki berbagai karakteristik, berikut merupakan karakteristik dari perilaku prokrastinasi akademik diantaranya sebagai berikut : a) menunda untuk memulai dan menyelesaikan tugas, b), keterlambaatan dalam mengerjakan tugas, c) adanya perbedaan waktu antara penyelesaian tugas yang direncanakan dengan kinerja sebenarnya, d) Menjalankan kegiatan lainnya yang lebih menarik dibandingkan menyelesaikan tugas.

Tuckman (1990) mengemukakan bahwa terdapat 3 aspek prokrastinasi diantaranya: a) kecenderungan menunda melukakukan sesuatu (tendency to delay or put off doing thigs) yaitu keenderungan

(9)

untuk membuang waktu secara sia-sia dalam menyelesaikan tugas yang perlu diprioritaskan demi melakukan hal yang kurang penting b), kecenderungan untuk memiliki kesulitan dan penghindaran dalam melakukan suatu yang tidak disukai (tendency to have difficulty doing unpleasant things and when possible things and when possible to avoid or circumvent the unpleasantness) adalah kecenderungan merasa keberatan menyelesaikan hal yang tidak disukai, c) kecenderungan menyalahkan faktor lain (tendency to blame others for one’s own plight)

Menurut Mccloskey (2011) karakteristik prokrastinasi akademik diantaranya: gangguan, keyakinan psikologis mengenai kemampuan (tantangan dan tekanan), faktor sosial, inisiatif pribadi, manajemen waktu serta kemalasan.

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan disimpulkan bahwa karakteristik prokrastinasi akademik perilaku menunda untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambaatan dalam mengerjakan tugas, adanya perbedaan waktu antara penyelesaian tugas yang direncanakan dengan kinerja sebenarnya, serta menjalankan kegiatan lainnya yang lebih menarik dibandingkan menyelesaikan tugas.

c. Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik

Perilaku prokrastinasi akademik memiliki berbagai faktor penyebab, berikut faktor penyebab prokrastinasi akademik yang dikemukakan oleh Ferrari, Johnson, & Mc Cown (1995) diantaranya : a), Pikiran irrasional dari pelaku prokrastinasi yang berasumsi tugas harus diselesaikan dengan sempurna, b) Perasaan Cemas karena merasa kemampuannya dievaluasi, sulit mengambil keputusan, takut gagal karena prokrastinator memerlukan bantuan orang lain guna menyelesaikan tugasnya, c) Rasa malas, sulit memanajemen waktu serta kurang menyukai tugas yang diberikan, d) Kehadiran punishment dan reward juga dapat berakibat pada prokrastinasi, pelaku prokrasinasi membutuhkan reward (reward dapat berupa pujian,ataupun fasilitas peunjang lainnya yang dapat menunjang akademiknya) untuk dapat segera menyelesaikan tugasnya, e)

(10)

Faktor lingkungan, yaitu minimnya pengawasan terhadap lingkungan seperti keluarga, sekolah yang dapat berakibat pada tindakan penundaan, f) Prokrastinasi disebabkan juga oleh menumpuknya tugas, kelebihan tugas yang diberikan dan harus segera diselesaikan menyebabkan tindakan penundaan dan berdampak pada tertundanya tugas lain.

Menurut Candra, Wibowo, & Setyowani (2014) juga menjelaskan berbagai faktor penyebab prokrastinasi, faktor internal dan eksternal diantaranya sebagai berikut :

1) Faktor Internal merupakan faktor bersumber dari diri individu.

Faktor internal itu diantaranya kondisi fisik dan psikis. Kondisi fisik merupakan faktor yang berpengaruh dalam prokrastinasi akademik., salah satu penyebabnya yaitu kemampuan fisik meliputi ketekunan, keuletan dalam menghadap tugas, penilaian gender terhadap menyikapi tugas, urutan kelahiran (perbandingan kakak/adik) serta umur. Kondisi psikologis individu yang mempengaruhi prokrastinasi akademik yaitu rasa tanggung jawab, motivasi diri, konsep diri, rasa percaya diri dan sikap optimis serta inisiatif diri dalam menyelesaikan tugas.

2) Faktor Eksternal, yaitu faktor prokrastinasi yang bersumber dari luar individu. Faktor tersebut diantaranya faktor keluarga serta faktor lingkungan. Faktor keluarga diantaranya seperti, pemberian fasilitas seperti pemberian gadget, internet, laptop, komputer, tv dan lain sebagainya. Fasilitas kemudahan yang telah diberikan orang tua terhadap anak. Sementara, faktor lingkungan diklasifikasikan menjadi dua yang pertama lingkungan sekolah dan yang kedua lingkungan masyarakat. Lingkungan sekolah juga mempengaruhi terjadinya prokratinasi akademik, diantaranya seperti pengaruh teman sebaya, sarana dan prasarana sekolah serta kinerja guru mapel. Lingkungan masyarakat berpengaru terhadap terjadinya prokratinasi seperti lingkungan masyarakat yang kurang kondusif.

(11)

Dapat disimpulkan bahwa faktor keluarga, sangat berpengaruh terhadap prokratinasi akademik, karena dengan kurangnya pengawasan orang tua serta banyaknya dorongan fasilitas yang disediakan orang tua menyebabkan siswa menjadi malas dan melakukan penundaan mengerjakan tugas.

d. Dampak Prokrastinasi Akademik

Menurut Suhadianto, Pratitis (2020) menyatakan bahwa prokrastinasi akademik memiliki beberapa dampak, dampak tersebut diantaranya pada aspek :

1) Afektif

Prokrastinasi akademik dapat menimbulkan berbagai dampak seperti perasaan gelisah,perasaan takut, perasaan cemas, menyesal, stress, emosi yang tidak terkontrol, panik menangis hingga sedih.

2) Kognitif

Prokrastinasi akademik pada aspek kognitif contohnya seperti perasaan dihantui tugas yang belum terselesaikan serta perasaan bahwa diri telah gagal

3) Perilaku

Prokrastinasi akademik dapat menyebabkan rasa malas mengerjakan tugas lainnya, mengakibatkan terlambat mengumpulkan tugas, terlambat masuk kelas serta terburu buru.

4) Fisik

Prokrastinasi pada aspek fisik dapat menimbulkan berbagai dampak seperti kelelahan , pusing kepala, kesulitan tidur,nafsu makan menurun, jantung berdebar hingga jatuh sakit

5) Akademik

Pada aspek ini dampak yang ditimbulkan yaitu seperti mengakibatkan tugas menumpuk, tugas tertunda serta nilai menurun.

6) Moral

Dampak yang ditimbulkan pada aspek ini adalah menyebabkan siswa menjadi bersikap tidak jujur (menyontek)

(12)

7) Interpersonal

Dampak yang ditimbulkan pada aspek ini adalah perasaan sungkan atau tidak enak dengan guru, dimarahi, serta mendapat penilaian buruk dari orang lain.

Sedangkan Mancini (Mela Rahmawati, 2011) mengemukakan dampak prokrastinasi akademik dibagi menjadi dua, dampak internal dan eksternal. Dampak Internal tersebut diantaranya: perasaan takut gagal karena berasumsi bahwa semua pelajaran sulit, sehingga membuat mereka berpikir takut gagal dan akhirnya melakukan prokrastinasi secara berulang. Dampak Eksternal, tugas yang kurang jelas berlebihan dan kurang menyenangkan berdampak pada prokrastinasi akademik.

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan dapat peneliti simpulkan bahwa dampak prokrastinasi akademik menyebabkan perasaan yang gelisah,cemas, emosi, menyesal hingga dihantui perasaan takut gagal.

3. Kajian tentang Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok dengan Prokrastinasi Akademik

Kaitan antara media sosial tiktok dengan prokrastinasi akademik bahwa media sosial tiktok merupakan faktor eksternal dari faktor penyebab terjadinya prokrastinasi akademik. Faktor eksternal tersebut merupakan faktor dari lingkungan keluarga, mengenai fasilitas yang disediakan dari orang tua kepada anak. Pemberian gadget atau smartphone yang bertujuan sebagai fasilitas penunjang akademik anak sering disalahgunakan sebab penggunaannya tanpa ada pengawasan dari orang tua, hal itu menyebabkan frekuensi dan intensitas anak bermain gadget tidak terkontrol sehingga menyebabkan penundaan atau prokrastinasi akademik. Alasan peneliti mengambil judul ini karena ditemukan data bahwa terjadi peningkatan pengguna media sosial tiktok, dibuktikan pada survey We Are Social yang menyatakan bahwa pada kuartal pertama tahun 2020 tiktok telah diunduh hampir 350 juta pengguna dan Indonesia menyumbang sekitar 11% dari total unduhan global. Peneliti tertarik untuk meneliti adakah hubungan antara intensitas penggunaan media sosial tiktok dengan prokrastinasi

(13)

akademik. Penelitian ini penting dilakukan sebagai bahan masukan kepada guru bimbingan dan konseling penyebab terjadinya prokrastinasi akademik di kalangan siswa saat ini.

Untuk memperkuat proses penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti mencantumkan hasil penelitian yang relevan. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu:

Penelitian Pertama dilakukan oleh Marini (2019) dengan judul Pengaruh Media Sosial TIK TOK terhadap prestasi belajar peserta didik di SMPN 1 Gunung Sugih Kab. Lampung Tengah. Penelitian ini dikembangkan dengan sasaran siswa kelas VIII di SMPN 1 Gunung Sugih Kab Lampung Tengah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa lebih banyak menghabikan waktunya untuk bermain handphone dan membuat video tiktok, sehingga menyebabkan individu melalaikan waktu belajar. Hal tersebut dibuktikan dari uji hipotesis (Uji T) dengan uji korelasi diperoleh nilai 14,21978>2,002272 artinya penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikn dari media sosial tiktok terhadap prestasi belajar.

Penelitian Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Sherlyanita dan Rakhmawati (2016) dengan judul Pengaruh dan Pola Aktivitas Penggunaan Internet serta Media Sosial pada siswa SMPN 52 Surabaya. Subyek dalam penelitian ini yaitu 44 siswa dan 2 guru di SMPN 52 Surabaya. Hasil dari penelitian ini adalah frekuensi siswa di SMPN 52 Surabaya dalam menggunakan internet menunjukkan hasil tertinggi yaitu sekitar 39%. Tingkat ketergantungan remaja berada pada tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap internet, media sosial, belanja online maupun game.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian Nursikawagus dkk (2020) dengan judul Kajian Saintifik Fenomena Adiksi Gadget dan Media Sosial di Indonesia.Penelitian ini dilakukan pada 1312 responden. Hasil dari penelitian ini adalah setelah dilakukannya uji validitas Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha ditemukan hasil yang menunjukkan bahwa 42,45% mengalami kecanduan ringan, 10,82% kecanduan sedang dan 0,38%

kecanduan yang sangat kuat terhadap gadget. Sedangkan untuk hasil kecanduan

(14)

dengan media sosial diperoleh hasil 37,50% responden mengalami kecanduan ringan, sebanyak 7,85% kecanduan level sedang, lalu 0,38% mengalami adiksi sangat kuat terhadap media sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecanduan gadget dan media sosial ini sudah terbukti, sehingga perlu mendapat perhatian khusus agar dapat meminimalisir kecanduan gadget dan media sosial.

Dari pemaparan tersebut, sudah terdapat penelitian yang menggambarkan bahwa kecanduan bermain media sosial khususnya tiktok dapat mengurangi produktifitas dan menurunkan prestasi belajar.Tetapi belum ada penelitian yang membahas hubungan media sosial tiktok dengan prokrastinasi akademik siswa.

Oleh karena itu, penelitian ini akan berfokus pada penelitian mengenai hubungan intensitas penggunaan media sosial tiktok dengan prokrastinasi akademik pada peserta didik.

B. Kerangka Berpikir

Intensitas penggunaan media sosial tiktok merupakan tingkat keseringan dan seberapa banyak waktu yang dihabiskan individu dalam mengakses media sosial tiktok. Aspek intensitas penggunaan media sosial tiktok ditandai dengan perhatian, penghayatan, durasi serta frekuensi. Intensitas penggunaan media sosial yang terlalu sering menyebabkan terjadinya kenaikan penggunaan media sosial yang diikuti dengan kenaikan tingkat prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda mengerjakan tugas yang menyebabkan individu gagal menyelesaikan tugasnya secara tepat waktu. Aspek prokrastinasi ditandai dengan cara kecenderungan untuk menunda melakukan sesuatu, kecenderungan untuk memiliki kesulitan dan penghindaran dalam melakukan sesuatu yang tidak disukai dan kecenderungan untuk menyalahkan faktor lain.

Kecenderungan untuk menunda melakukan sesuatu ditandai dengan menunda menyelesaikan tugas akademik, kecenderungan untuk melakukan penghindaran terhadap sesuatu yang tidak disukai seperti menghindari tugas atau mata pelajaran yang tidak disukai serta kecenderungan untuk menyalahkan faktor lain dapat ditemukan pada faktor eksternal penyebab prokrastinasi akademik seperti keluarga, teman sebaya serta masyarakat. Pemberian fasilitas gadget yang tidak terkontrol menyebabkan meningkatnya intensitas mengakses media sosial seperti

(15)

tiktok, adanya pengaruh ajakan teman sebaya juga dapat meningkatkan intensitas mengakses media sosial serta trend yang sedang beredar di masyarakat semakin meningkatkan rasa penasaran untuk lebih mengakses media sosial seperti tiktok.

Hal tersebut diyakini peneliti bahwa antara media sosial tiktok dengan prokrastinasi akademik saling berkaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Adapun kerangka berpikir hubungan media sosial tiktok dengan prokrastinasi akademik digambarkan sebagai berikut:

(16)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Intensitas Penggunaan Media

Sosial Tiktok

Tingkat keseringan dan seberapa banyak waktu yang dihabiskan individu dalam mengakses media sosial tiktok.

Prokrastinasi Akademik Perilaku menunda mengerjakan tugas yang menyebabkan individu gagal menyelesaikan tugasnya secara tepat waktu.

Aspek Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok 1. Perhatian

2. Penghayatan 3. Durasi 4. Frekuensi

Aspek Prokrastinasi Akademik 1. Kecenderungan untuk menunda

melakukan sesuatu

2. Kecenderungan untuk memiliki kesulitan dan penghindaran dalam melakukan sesuatu yang tidak disukai

3. Kecenderungan untuk menyalahkan faktor lain

Hubungan antara Intensitas Penggunaan Media Sosial Tiktok dengan Prokrastinasi Akademik Peserta Didik di SMAN 2

(17)

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2017). Hipotesis harus dibuktikan kebenarannya karena sifatnya yang masih praduga. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 berarti tidak ada hubungan antara intensitas penggunaan media sosial tiktok dengan prokrastinasi akademik.

Ha berarti terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial tiktok dengan prokrastinasi akademik.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Intensitas Penggunaan Media

Referensi

Dokumen terkait

Association of School Administrators (2009) menguraikan faktor-faktor tersebut di atas sehingga dapat menyebabkan timbulnya perilaku bullying. Faktor-faktor individu yang

Motivasi merupakan pendorong yang berasal dari dalam diri atlet untuk melakukan sesuatu secara bersungguh- sungguh. Ketika atlet memiliki motivasi yang tinggi atlet akan

Bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan strategi tertentu harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) relevan dengan standar kompetensi mata

Sejalan dengan penjelasan yang disampaikan Winkel, Jingga GM (2013: 84) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan.. pengetahuan,

Selain itu, penelitian yang dilaksanakan oleh Sukerti (2013) tentang penggunaan media gambar beseri pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan menulis narasi

Desain pembelajaran guling belakang dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe TAI dalam penelitian ini adalah : (a) guru memberikan penjelasan klasikal mengenai

Secara lebih rinci Shoimin (2014: 184-185) menyebutkan kelebihan lain dari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) yaitu: 1) materi yang disampaikan

Fitur-Fitur Media Sosial Instagram Menurut Oktaresiyanti, 2019 menyatakan bahwa media sosial instagram terdapat fitur yang menarik untuk digunakan, yaitu: 1 Home-Page Home page