PENGEMBANGAN LKPD MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK RANTAI MAKANAN DALAM SUBTEMA 3 UNTUK MENUMBUHKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BAGI SISWA KELAS V SD SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
MARIA MELLYANA TRI ASTUTI NIM: 181134154
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2022
2 PENGEMBANGAN LKPD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK RANTAI MAKANAN DALAM SUBTEMA 3 UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF BAGI SISWA KELAS V SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
MARIA MELLYANA TRI ASTUTI NIM: 181134154
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2022
3 SKRIPSI
PENGEMBANGAN LKPD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK RANTAI MAKANAN DALAM SUBTEMA 3 UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BAGI
SISWA KELAS V SD
Oleh:
Maria Mellyana Tri Astuti NIM: 181134154
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal 20 Januari 2022
4 SKRIPSI
PENGEMBANGAN LKPD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK RANTAI MAKANAN DALAM SUBTEMA 3 UNTUK
MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BAGI SISWA KELAS V SD
Dipersiapakan dan ditulis oleh : Maria Mellyana Tri Astuti
NIM: 181134154
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 3 Februari 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Yogyakarta, 3 Februari 2022
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo,S.Pd., M.Si.
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Kintan Limiansih. S.Pd., M.Pd. .……….
Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………...
Anggota Drs. Puji Purnomo, M.Si. ………...
Anggota Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………...
Anggota FX. Murti Hadi Wijayanto, S.J. . ………..
i PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi dan menuntun saya dalam proses penyusunan skripsi.
2. Orang tua tercinta, Antonius Warno dan Antonia Suwarni yang ada di surga, aku tau kalian tak pernah lelah untuk memberikan doa, semangat, dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Peace Love.
3. Kakak- kakak saya, Anang Hermawan dan Andriyani Erawati yang selalu memberikan dukungan untuk saya agar mengerjakan skripsi.
4. Teman dekat saya Timothius Gabriel Nathan Wungow yang telah menemani, memberikan semangat, membantu, dan mendoakan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabat dan teman-teman saya Mei Dwi Utami, Kuintina C, Patricia Merry, Margaretha Twins, Anna Mutoharoh, Christina Septi, Anna Tazqya, Yohana Ika, dan Lucia Desy yang telah memberikan semangat, dukungan, membantu, dan memberikan masukan dan menemani dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman payung R&D yang telah berjuang bersama, saling memberikan masukan dan dukungan.
7. Semua suadara dan teman-teman kelas B yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
8. Almamater Universitas Sanata Dharma.
ii MOTTO
Yosua 1:9
"Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi."
1 Petrus 1:18
"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas."
Amsal 21:5
"Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan."
Yeremia 29:11
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan."
Ulangan 31:8
"Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."
iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Februari 2022 Peneliti
Maria Mellyana Tri Astuti
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMUAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
iv Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa
Universitas Sanata Dharma :
Nama : Maria Mellyana Tri Astuti Nomor Mahasiswa : 181134154
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGEMBANGAN LKPD MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK RANTAI MAKANAN DALAM SUBTEMA 3 UNTUK MENUMBUHKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BAGI SISWA KELAS V SD berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 3 Februari 2022 Yang menyatakan
Maria Mellyana Tri Astuti
v ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKPD MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK RANTAI MAKANAN DALAM SUBTEMA 3 UNTUK MENUMBUHKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BAGI SISWA KELAS V SD Maria Mellyana Tri Astuti
Universitas Sanata Dharma 2022
Penelitian ini dilatar belakangi oleh penggunaan bahan ajar yang berupa LKPD yang belum sepenuhnya membantu guru dalam proses pembelajaran dan adanya permasalahan pembelajaran berupa menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKPD menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan dalam subtema 3 untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SD dan dapat mengembangkan kualitas LKPD dengan baik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini melibatkan 3 validator produk sebagai expert judgment dan 15 anak untuk uji coba terbatas. Subjek dalam penelitian ini adalah dosen biologi, guru kelas V SD, dan lima belas siswa kelas V SD. Objek dalam penelitian ini adalah LKPD menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) prosedur penelitian dan pengembangan LKPD menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif menggunakan langkah ADDIE yaitu Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation; (2) kualitas LKPD menggunakann model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif yang telah divalidasi oleh dosen biologi serta guru mendapatkan hasil sangat tinggi dengan rata-rata 3,561, berdasarkan aspek dalam pengembangan LKPD yang terdiri dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan atau tampilan. LKPD yang dikembangkan juga terbukti dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif sebesar 36%. Dengan demikian LKPD menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diujicobakan pada skala yang lebih luas.
Kata Kunci : LKPD, Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Berpikir Kreatif.
vi ABSTRACT
DEVELOPMENT OF LKPD USING GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON FOOD CHAIN MAIN MATERIALS IN SUBTHEME 3 TO GROW CREATIVE THINKING ABILITY OF 5 GRADE ELEMENTARY
SCHOOL STUDENTS
Maria Mellyana Tri Astuti Sanata Dharma University
2022
The background of this research is the use of teaching materials in the form of LKPD, which have not fully assisted teachers in the learning process and the learning problems in the form of student to grow creative thinking ability. This research aims to develop LKPD using a guided inquiry learning model on the subject matter food chain in sub-theme 3 to grow creative thinking ability of five grade elementary school students and to develop a good quality of LKPD.
The method used in this is research and development (R&D). This study involvef 3 product validators as expert judment and 15 children for limited product trials. The subject of this research are learning model expert, teachers three grade elementary school teachers, and fiveteen grade elementary school students. The object of this research is LKPD using a guided inquiry learning model to grow creative thinking ability.
The results showed that : (1) the LKPD research and development LKPD procedure with a guided inquiry learning model on the subject matter on food chain to grow creative thinking ability using ADDIE steps, namely Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation; (2) the quality of LKPD using a guided inquiry learning model on the subject matter of food chain to grow creative thinking ability that have been validated by learning model experts and teachers get very high results with an average score of 3.561, according to aspects in the development of LKPD consisting of feasibility content, language, presentation, and graphics or appearance. The LKPD developed was also proven to increase student grow creative thinking ability by 36%.Thus, LKPD using the guided inquiry learning model can be tested on a wider scale.
Keyword : LKPD, Guided Inquiry Learning Model, Grow Creative..
vii KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan LKPD Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Rantai Makanan Dalam Subtem 3 Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Bagi Siswa Kelas V SD”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma.
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti tunjukan kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi dan menuntun saya dalam proses penyusunan skripsi.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing, yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan memberikan masukan terhadap proses penyusunan skripsi.
6. Kepala Sekolah SD Negeri Kebonagung yang sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Kebonagung.
7. Reni Himawanti, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Kebonagung yang sudah bersedia menjadi narasumber dan validator dalam penelitian ini.
8. Siswa Kelas V SD Negeri Kebonagung, selaku subjek dalam penelitian ini.
9. Sulistyono, M.Si. selaku Dosen Biologi yang sudah bersedia menjadi validator dalam penelitian ini.
10. Umi Laila Fadilah, S.Pd., selaku guru kelas V yang sudah bersedia menjadi validator dalam penelitian ini.
11. Ibu Tri, Mas Andi dan Pak Hermoyo yang sudah menjadi pertugas Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang ramah dan baik.
viii 12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, karena keterbatasan kemampuan peneliti. Maka, peneliti terbuka akan segala kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini. Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Peneliti
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... .5
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Definisi Operasional ... .7
1.6 Spesifikasi Produk ... .9
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 9
2.1.1.1 Belajar ... 9
2.1.1.2 Pembelajaran ... 10
x
2.1.2 LKPD ... 10
2.1.2.1 Pengertian LKPD ... 10
2.1.2.2 Manfaat LKPD ... 11
2.1.2.3 Kelebihan LKPD ... 12
2.1.2.4 Fungsi KPD ... 12
2.1.2.5 Syarat LKPD ... 12
2.1.3 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 15
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 15
2.1.3.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 16
2.1.3.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 17
2.1.3.4 Kelebihan Inkuiri Terbimbing... 20
2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif ... 20
2.1.4.1 Pengertian Berpikir Kreatif ... 20
2.1.4.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ... 21
2.1.4.3 Tujuan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 23
2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam SD ... 24
2.1.5.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam SD ... 24
2.1.6 Materi Pokok Rantai Makanan ... 25
2.1.6.1 Pengertian Rantai Makanan Pada Suatu Ekosistem ... 25
2.2 Penelitian Yang Relevan ... 27
2.3 Kerangka Berpikir ... 33
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Jenis Penelitian ... 37
3.2 Setting Penelitian ... 37
3.3 Prosedur Pengembangan ... 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.5 Instrumen Penelitian ... 43
xi
3.6 Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.1 Prosedur Pengembangan LKPD ... 51
4.1.2 Kualitas produk LKPD ... 64
4.1.3 Pembahasan ... 73
4.1.4 Hasil Uji Coba Terbatas ... 81
BAB V PENUTUP ... 84
5.1 Kesimpulan ... 84
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 85
5.3 Saran Penelitian ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN ... 88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 157
xii DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kelayakan LKPD. ... 14
Tabel 2.2 Aspek Penilaian LKPD. ... 15
Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif. ... 23
Tabel 3.1 Waktu Penelitian. ... 39
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas V SD Negeri Kebonagung ... 44
Tabel 3.3 Aspek Penilaian LKPD. ... 45
Tabel 3.4 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V SD Negeri Kebonagung. ... 45
Tabel 3.5 Instrumen Validasi LKPD. ... 47
Tabel 3.6 Instrumen Validasi Angket. ... 48
Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif. ... 50
Tabel 4.1 Hasil Validasi LKPD. ... 64
Tabel 4.2 Komentar oleh Dosen Biologi dan Revisi Produk. ... 65
Tabel 4.3 Komentar oleh Guru Kelas V dan Revisi Produk. ... 67
Tabel 4.4 Komentar Guru Kelas V dan Revisi Produk. ... 68
Tabel 4.5 Hasil Rangkuman Penilaian Kualitas LKPD. ... 69
Tabel 4.6 Kategori Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V SD Negeri Kebonagung. ... 70
xiii Tabel 4.7 Hasil Rerata Dua Angket Sebelum Menggunakan LKPD. ... 70 Tabel 4.8 Kategori Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V SD Negeri Kebonagung. ... 71 Tabel 4.9 Hasil Rerata Dua Angket Sesudah Menggunakan LKPD. ... 71 Tabel 4.10 Kategori Kenaikan Sebelum dan sesudah Menggunakan
LKPD. ... 72 Tabel 4.11 Hasil Skor Sebelum dan Sesudah Menggunakan LKPD. ... 72
xiv DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rantai Makanan. ... 26
Gambar 3.Model ADDIE dan Tahapannya. ... 40
Gambar 4.1 Pemetaan Kompetensi Dasar. ... 58
Gambar 4.2 Tujuan Pembelajaran. ... 59
Gambar 4.3 Indikator Pembelajaran... 59
Gambar 4.4 Tahapan Inkuiri Terbimbing. ... 60
Gambar 4.5 Kegiatan. ... 60
Gambar 4.6 Evaluasi. ... 61
Gambar 4.7 Materi. ... 61
Gambar 4.8 Daftar Referensi. ... 62
xv DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1 Penelitian Relevan. ... 32 Bagan 2.2 Skema Kerangka Berpikir. ... 35
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Hasil Wawancara Guru SD Kelas V... 89
Lampiran 2 Instrumen Validasi Instrumen. ... 92
Lampiran 2.1 Instrumen Validasi Angket. ... 92
Lampiran 3 Instruemen Validasi Lembar Penilaian LKPD. ... 93
Lampiran 3.1 Surat Izin Validasi Produk. ... 94
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Dosen Biologi. ... 96
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru Kelas V. ... 99
Lampiran 3.4 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru Kelas V SD Negeri Balangan 1. ... 103
Lampiran 3.5 Rekapitulasi Validasi Produk. ... 107
Lampiran 4.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari SD. ... 109
Lampiran 4.3 Surat Permyataan Validasi Instrumen Guru Kelas V SD Negeri Kebonagung. ... 110
Lampiran 4.4 Surat Pernyataan Validasi Instrumen Guru Kelas V SD Negeri Balangan 1. ... 111
Lampiran 4 Uji Coba Terbatas. ... 112
Lampiran 4.1 Surat Izin Penelitian... 112
Lampiran 4.5 Hasil Angket. ... 113
Lampiran 4.6 Rekapitulaasi Angket. ... 133
Lampiran 5 RPP. ... 134
Lampiran 5.1 RPP Pembelajaran I. ... 134
Lampiran 5.2 RPP Pembelajaran II. ... 142
xvii Lampiran 5.3 RPP Pembelajaran III. ... 149 Lampiran 6 Dokumentasi. ... 156
1 BAB 1
PENDAHULUAN
Uraian di dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu hal yang pokok bagi kehidupan manusia.
Menurut Syah (2017:10), pendidikan adalah sebuah proses dengan metode- metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhannya. Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar dan pembelajaran, karena dengan hal itu seorang akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang baru. Proses pembelajaran dapat dilakukan secara formal dan informal, salah satunya dengan cara memperoleh pembelajaran secara formal yaitu kegiatan di sekolah. Sekolah adalah salah satu tempat yang digunakan oleh siswa untuk menuntut ilmu (Wijaya, 2019:121). Hal ini dapat terlihat dari kepercayaan orang tua yang menitikan anak kepada kepala sekolah untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Pendidikan di Indonesia selalu berusaha memperbaiki kualitas, dengan berbagai perubahan kebijakan. Salah satunya dengan kebijakan terhadap kurikulum pendidikan. Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai standar Pendidikan Nasional di Indonesia. Kurikulum 2013 dirancang dengan bertujuan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang memiliki wawasan yang luas, berpikir kreatif, inovatif, dan memiliki tingkah laku yang baik (good attitude). Berdasarkan Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 81 A tentang implementasi kurikulum, menjelaskan bahwa pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan berpusat pada siswa (student centered). Kurikulum 2013 memungkinkan pengalaman belajar
2 langsung siswa (learned curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dengan kemampuan awal peserta didik.
Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.
Penggunaan media yang dapat membantu pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media LKPD sangat baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada umumnya, LKPD berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan di rumah, materi untuk berdiskusi, dan soal-soal latihan maupun segala bentuk petunjuk yang mampu mengajak peserta didik beraktivitas dalam proses pembelajaran. Media LKPD adalah salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKPD yang digunakan juga mempermudah peserta didik dalam mengerjakan tugas mandiri maupun berkelompok.
Model yang digunakan untuk menanamkan keterampilan berpikir kreatif, aktif dan ilmiah serta melatih peserta didik melakukan suatu penemuan yaitu inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing dapat diartikan sebagai proses dan mencari tahu jawaban dengan pertanyaan ilmiah yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing pelaksanaannya pendidik menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada peserta didik dan mempersiapakan peserta didik pada situasi untuk melakukan penemuan sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin mencari jawaban sendiri serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, kemudian membandingkan apa yang ditemukan peserta didik lainnya.
3 Model yang cocok untuk diterapkan pada anak SD adalah inkuiri terbimbing. Karena inkuiri terbimbing dapat menempatkan peserta didik dalam mempersiapkan untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lainnya, dan membandingkan apa yang ditemukan peserta didik lainnya.
Dalam penelitian ini model yang digunakan oleh model penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau disingkat menjadi R&D.
Model penelitian dan pengembangan (Reserch and Development) adalah model penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2016:7). Model dalam pengembangan ini adalah model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation). Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Model ini disusun secara terprogram dengan urut-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya memecahkan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber media belajar yang sesuai kebutuhan dan karakteristik pembelajaran. Model ADDIE terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perencanaan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation), (5) evaluasi (evaluation).
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti melakukan dengan guru kelas V SD Negeri Kebonagung, bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru adalah Buku Siswa. Berdasarkan penjelasan guru mengenai LKPD, peneliti mendapatkan data bahwa fasilitas belajar berupa LKPD masih kurang. Di SD tersebut juga belum menggunakan LKPD, bahan ajar yang digunakan hanya Buku Siswa saja. Kurangnya fasilitas LKPD tersebut yang mengakibatkan peserta didik kurang dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Guru juga membutuhkan bahan ajar LKPD yang simpel, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, materi di dalamnya dijelaskan secara mendalam dan disertai dengan gambar-gambar yang menarik perhatian siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, tingkat berpikir kreatif kelas V tersebut masih sekitar 2,09 dimana hal tersebut masuk ke dalam kategori rendah.
4 Dalam proses pembelajaran guru juga masih menggunakan model pembelajaran ceramah dan diskusi. Guru menggunakan model pembelajaran tersebut karena sesuai dengan keadaan kelas dan siswa yang senang belajar secara berkelompok atau belajar dengan teman. Selain itu guru menggunakan model pembelajaran tersebut karena mudah dalam menerapkannya. Akan tetapi guru juga menyadari bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah dan diskusi masih konvensional sehingga belum sepenuhnya membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Dari permasalahan yang dihadapi oleh guru kelas V tersebut, maka sangat diperlukan sebuah bahan ajar yang benar-benar dapat membantu guru di dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa.
Dari permasalahan yang dihadapi oleh guru, maka sangat diperlukan media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Bedasarakan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Jannatul Alfaf Wahyu & Madlazim (2018) yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Ktrampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik”, di mana dalam penelitian tersebut terbukti bahwa penggunaan LKPD dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada peserta didik. Peningkatan keterampilan berpikir kreatif pada peserta didik yaitu dengan total rerata gain score 0,67.
Maka dari peneliti membuat sebuah pengembangan LKPD dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran.
Alasan yang lain dari peneliti memilih menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain yaitu karena siswa kelas V SD masih memerlukan bimbingan dari guru dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan meodel pembelajaran inkuiri terbimbing ini, siswa akan berusaha untuk dapat mencari dan menemukan fakta, konsep dan juga prinsip dari suatu permasalahan yang diberikan oleh guru. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) juga dilengkapi dengan berbagai aktivitas belajar yang dapat digunakan untuk menemukan fakta, konsep dan prinsip yang diberikan
5 oleh guru dan kegiatan tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model pembelajaran inkuiri terbimbing ini, masih membutuhkan peran guru sebagai pembimbing siswa, sehingga siswa tidak salah dalam menetukan kesimpulan dari suatu permasalahan. Guru juga dapat mengkontrol kegiatan yang terdapat di kelas, sehingga pembelajaran tetap berjalan kondusif.
Berdasarkan pemaparan penelitian yang sudah pernah dilakukan, maka peneliti membuat penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN LKPD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK RANTAI MAKANAN DALAM SUBTEMA 3 UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BAGI SISWA KELAS V SD” sesuai dengan yang dibutuhkan guru berdasarkan hasil wawancara. Pengembangkan LKPD ini juga butuh memperhatikan langkah- langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
1.2 Identifikasi Masalah / Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah yang dirumuskan dalam pengembangan ini adalah:
1.2.1 Bagaimana mengembangan produk LKPD menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan dalam subtema 3 untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif bagi siswa kelas 5 SD?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk LKPD menggunakan model pembejaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan dalam subtema 3 untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas V SD?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Menghasilkan LKPD berbasis model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan dalam subtema 3 yang layak untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas 5 SD.
6 1.3.2 Mengetahui peningkatan berpikir kreatif peserta didik dengan
menggunakan LKPD berbasis model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan dalam subtema 3 bagi siswa kelas 5 SD.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru dalam pengembangan produk LKPD dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk siswa dalam sub tema 3.
Produk LKPD yang dikembangkan memberikan pengatahuan bagi peneliti mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing secara utuh yang dapat menunjang proses belajar siswa dikelas.
1.4.2 Bagi Guru
Guru menjadi paham tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing dan semakin menyadari pentingnya menggunakan media LKPD dalam proses pembelajaran mengajar dikelas. Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pengembangan inkuiri terbimbing untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar, dan mengajak siswa untuk menemukan gagasan baru dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam LKPD.
1.4.3 Bagi Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan yang baru dengan menggunakan LKPD berbasis model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam sub tema 3. Dapat membantu siswa dalam menumbuhkan berpikir kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
1.4.4 Bagi Sekolah
Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai bahan ajar berupa produk LKPD dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Maka dari itu, sekolah dapat merekomendasikan dan mempertimbangkan pengembangan
7 LKPD yang membuat siswa menjadi kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
1.5 Definisi Operasional Variabel
1.5.1 LKPD adalah media yang berisikan bahan ajar cetak yang di dalamnya terdapat materi dan aktivitas belajar siswa untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.
1.5.2 Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas peserta didik untuk mencari dan menemukan fakta konsep dan prinsip yang telah ditentukan oleh guru.
1.5.3 Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang meliputi aspek : fluency, flexibility, elaboration, dan originality.
1.6 Spesifikasi Produk
1.6.1 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok rantai makanan dalam subtema 3 untuk siswa kelas 5 SD.
1.6.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan pada pemetaan Konsep Dasar (KD) yang sesuai dengan buku tematik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan peneliti akan menjadi pembeda dengan LKPD yaitu terdapat materi-materi dari rantai makanan, seni rupa daerah, kesatuan persatuan untuk membangun kerukunan hidup, dan konsep-konsep non fiksi. LKPD ini terdiri dari 3 pembelajaran, yang pada setiap pembelajaran terdapat mata pelajaran terpadu terdiri dari IPA, Bahasa Indonesia, PPKn, dan SBdP yang sesuai dengan KD akan tetapi focus pada materi rantai makanan.
1.6.3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan sesuai dengan aspek kelayakan yang terdapat dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang terdiri dari aspek isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan aspek kegrafisan atau tampilan.
1.6.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memiliki empat karakteristik yang meliputi (1) mengarahkan pada peserta didik untuk bersikap
8 aktif dalam pembelajaran, (2) mendorong peserta didik untuk dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah, (3) menuntut peserta didik untuk mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, dirumah, lingkungan sekitar dan juga internet, (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang terdiri dari: beroroentasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
1.6.5 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan berbentuk dengan ukuran A4, yang terdiri dari kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan, pemetaan KD dalam pembelajaran, isi LKPD, evaluasi, refleksi, daftar Pustaka, dan biodata penulis. LKPD ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Word 2010 untuk bagian isi dan juga menggunakan Canva untuk bagian covernya. Jenis fontnya yang digunakan adalah, ditulis menggunakan jenis huruf Comic Sans MS dengan ukuran font 12pt untuk bagian isi, untuk judul 18pt. spasi yang digunakan 1,5.
Kertas yang digunakan untuk LKPD ini adalah ivory untuk judul, dan untuk isi LKPD menggunakan kertas HVS 80gram. Tampilan dibuat smenarik mungkin dengan penggunaan gambar dan icon.
9 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II ini berisi Kajian Pustaka, teori-teori yang mendukung pelaksanaan penelitian, dengan hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah.
2.1 Kajian Pustaka
Dalam sub bab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian yang dipakai oleh peneliti. Adapun banyak hal yang pembahasan penelitian ini adalah belajar, pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), model pembelajaran Inkuiri Terbimbing, IPA, materi rantai makanan, dan berpikir kreatif.
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. B elajar sangat memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
Belajar menurut James O. Whittaker dalam Darsono (2000: 4) “Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience” belajar dapat didefinisikan sebagai proses menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Wingkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu proses aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Djamarah (2002:13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
10 2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, namun mempunyai arti yang berbeda. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja.
Guru berceramah sedangkan siswa hanya sebagai pendengar sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pengajaran masih belum maksimal. Pembelajaran yang baik juga harus ada interaksi antara guru dengan siswa. Untuk dapat pembelajaran yang baik sehingga terjadi interaksi berupa tanya jawab antara guru maupun siswa membutuhkan suatu alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun saat ingin mengilustrasikan cara kerja maupun ilustrasi yang lainnya.
2.1.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2.1.2.1 Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Trianto (2010:111) LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini berupa panduan untuk pengembangan aspek kognitif maupun panduan dalam pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk paduan
11 eksperimen atau demonstrasi. Menurut (Sukamto dalam Hairunisa, 2017: 17) mengungkapkan kegunaan LKPD antara lain: 1) memberikan pengalaman konkrit bagi peserta didik; 2) meningkatkan retensi belajar mengajar; 3) membantu variasi belajar; 4) membangkitkan minat peserta didik; dan 5) memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
Lembar kerja peserta didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis atau tugas- tugas praktis. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa LKPD adalah bahan cetak yang di dalamnya terdapat materi dan aktivitas belajar siswa untuk mancapai indikator keberhasilan belajar.
2.1.2.2 Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik Menurut Suyitno (1997) dalam Hidayat (2013) mengungkapkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c) Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.
12 d) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
e) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.
f) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
2.1.2.3 Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Ada beberapa kelebihan dari penggunaan lembar kerja peserta didik (LKPD) dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a) Dapat membantu pengembangan peserta didik.
b) Dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik.
c) Mampu mengarahkan cara belajar peserta.
d) Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing- masing.
e) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta didik maupun guru.
2.1.2.4 Fungsi LKPD
LKPD memiliki 4 fungsi yaitu sebagai berikut:
a) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik.
b) Sebagai bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang diberikan.
c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
d) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
2.1.2.5 Syarat- Syarat LKPD
Dalam pengembangan, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang baik harus memenuhi tiga aspek (Darmojo & Kaligis dalam Hairunisa, 2017: 18-19) yaitu:
13 1). Aspek Didaktik
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai saran utuk berlangsungnya proses belajar mengajar harus memenuhi syarat didaktik yang berarti harus mengikuti asas-asas belajar mengajar yang efektif, yaitu dengan (a) memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKPD yang baik adalah yang digunakan oleh semua peserta didik, (b) menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep, sehingga LKPD berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi peserta didik untuk mencari tahu konsep, (c) dapat mengembangkan komunikasi moral, sosial dan estetika pada peserta didik, dan (d) memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik yang ada dalam LKPD.
LKPD juga sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses pembelajaran yang harus mengikuti arus pembelajaran efektif yaitu: (a) tidak memperhatikan adanya perbedaan individual sehingga LKPD yang baik adalah yang dapat digunakan peserta didik lambat, sedang, dan pandai; (b) ditekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKPD berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi peserta didik untuk mancari tahu.
2) Aspek Kontruksi
Aspek kontruksi adalah aspek yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, kosa kata, tingkat kesukaran dan susunan kalimatnya. Dalam aspek – aspek tersebut harus dapat dimengerti oleh peserta didik. Pada aspek ini, LKPD dituntut untuk memenuhi kriteria sebagai berikut : (a) menggunakan struktur kalimat yang jelas, (b) menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, (c) tidak mengacu pada buku sumber dari luar keterbacaan peserta didik, (d) memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, (e) menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, (f) menyediakan ruang yang cukup untuk memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk menggambar maupun menulis
14 pada LKPD, (g) menggunakan kalimat sederhana dan pendek, (h) memiliki tujuan pembeljaaran yang jelas dan manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, (i) menggunakan lebih banyak ilustrasi dari pada penjelasan dengan kata-kata.
3) Aspek Teknik
Aspek teknik berkaitan dengan desain yang tata tulisnya meliputi berikut: (a) tulisannya dengan menggambar huruf cetak, huruf tebal yang agak besar untuk topic, dan perbandinganya besar huruf dengan gambar harus serasi dan seimbang, (b) ada kombinasi antara gambar dan tulisan, Tulisan tidak boleh lebih beda dari gambar, (c) gambar yang digunakan dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada peserta didik.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP,2012), terdapat beberapa aspek yang harus ada di dalam pengembangan LKPD yang meliputi aspek: aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian dan aspek kegrafisan. Indikator kelayakan dalam pengembangan LKPD disajikan dalam tabel 2.1:
Tabel 2.1 Indikator Kelayakan LKPD
Aspek Indikator
Kelayakan isi Materi yang disajikan sudah sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas
Keakuratan teori dalam penyajian materi Keakuratan fakta dalan penyajian materi
Kekuatan prosedur/metode dalam penyajian materi Keberadaan unsur yang mampu menanamkan nilai Kebahasaan Keinteraktifan komunikasi
Ketepatan struktur kalimat
Keterbakauan istilah yang digunakan
Ketepatan tata bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
Ketepatan ejaan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia Konsistensi penulisan nama ilmiah/asing
Penyajian Kesesuaian Teknik penyajian materi dengan sintaks model pembelajaran
Keurutan konsep
Penyertaan rujukan/sumber acuan dalam penyajian teks, tabel, gambar, dan lampiran
Kelengakapan identitas tabel, gambar, dan lampiran
15
Ketepatan penomoran dan penmaaan tabel, gambar, dan lampiran
Kegrafisan atau Tampilan
Tipografi huruf, warna, pusat pandang, komposisi, dan ukuran unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi Ilustrasi mampu memperjelaskan dan memudahkan pemahaman
Desain penampilan, warna, sudut pandang, komposisi, dan ukuran tata letak harmonis dan memperjelas fungsi
Tabel 2.2 Aspek Penilaian LKPD
No. Aspek Penilaian LKPD
1. Isi Mengenai empat karakteristik
2.
Tampilan Tampilan LKPD yang dikembangkan (warna, jenis huruf, ukuran huruf, cover)
3.
Bahasa Bahasa yang digunakan di dalam LKPD
4.
Penggunaan dan Penyajian
Petunjuk penggunaan dan jangka waktu
2.1.3 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Hanfiah & Suhana (2009:77) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal pada seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secraa kritis, logis dan juga sistematik segingga peserta didik sendiri pengetahuan, sikap dan juga keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Menurut Aman (2015: 16-9),inkuiri ini dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu inkuiri terkontrol, ikuiri terbimbing, inkuiri terencana, dan inkuiri bebas dalam penelitian ini peneliti menggunakan inkuiri terbimbing karena di sekolah tersebut siswa kelas V masih membutuhkan bimbingan dari guru.
Menurut Abidin (2014: 149), model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran yang
16 dikembangkan agar peserta didik dapat menemukan serta menggunakan berbagai sumber infomasi dan ide-ide yang meningkatkan pemahaman mereka mengenai masalah, topik, atau isu tertentu dan peran guru di sini juga sebagai penanya.
Menurut Sukma, Komariah & Syam, (2016:53) model inkuiri terbimbing merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada proses penemuan konsep yang berhubungan antar konsep di mana siswa merancang sendiri prosedur percobaan sehingga peran siswa lebih dominan, sedangkan guru hanya membimbing siswa ke arah yang tepat.
Berdasarkan pengertian di atas, model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas atau kegiatan peserta didik untuk menyelidiki dan menemukan fakta, konsep, dan prinsip.
2.1.3.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Sanjaya (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing, antara lain:
a. Inkuiri Terbimbing menekankan bahwa pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan fakta, konsep, dan prinsip.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik di arahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Pendidik diartikan sebagai fasilitator bukan sumber belajar.
c. Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Akibatnya dalam pembelajaran inkuiri terbimbing peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai pelajaran, namun bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
17 2.1.3.3 Langkah -langkah dalam Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing
Model inkuiri terbimbing tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi peserta didik yang ada, termasuk dalam pengembangan emosional dan keterampilan. Menurut Sanjaya (2008:202) langkah-langkah inkuiri terbimbing meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulakan data, menguji hipotesis , dan membuat kesimpulan, penjelasanya sebagai berikut:
a. Orientasi
Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu penjelasan topik, tujuan, dan hasil belajar peserta didik yang diharapkan, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan yang menjelaskan pentingnya topik tersebut.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah adalah langkah peserta didik membawa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki atau persoalan.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang bagi peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki ini merumuskan masalah tentu ada jawabannya, dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat dan benar.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu yang dikaji sebagai jawaban sementara atau dugaan, hipotesis ini perlu diuji kebenarannya. Potensi untuk berpikir itu dimulai dari setiap individu untuk mengira-ngira atau menebak dari suatu masalah.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data adalah proses mental
18 yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Peserta didik diminta mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang diangkat diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.
Menurut Majid (2014: 175-7), langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu :
a. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membuat suasana pembelajaran menjadi kondusif. Pada langkah orientasi ini peran guru yaitu mengkondisikan siswa agar siap dalam proses pembelajaran serta dapat merangsang siswa dan mengajak siswa agar mampu memecahkan masalah. Langkah orientasi ini adalah langkah yang paling penting karena keberhasilan proses pembelajaran inkuiri tergantung dari kemauan siswa dan juga keaktifan siswa untuk dapat memecahkan masalah. Jadi, dalam tahap orientasi saja sudah gagal, maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara lancar.
b. Merumuskan Masalah
19 Merumuskan masalah adalah langkah dimana membawa siswa menuju pada suatu persoalan yang disajikan adalah sebuah persoalan yang menantang bagi siswa.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang diteliti. Karena hipotesis adalah jawaban sementara, maka kebanaran dari hipotesis tersebut perlu diuji. Dalam merumuskan hipotesis ini perlu landasan berpikir yang kuat agar hipotesis yang dihasilkan adalah hipotesis yang logis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulakan data adalah kegiatan menghimpun informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Proses pengumpulan data, merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran inkuiri yaitu mengenai pengembangan intelektual. Dalam proses pengumpulan data perlu adanya niat dan ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Tugas dan peran guru dalam proses ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir dan mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menetukan jawaban yang dianggap benar sesuai dengan data informasi yang diperoleh berdasarkan proses pengumpulan data. Proses ini yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan atau kepercayaan siswa terhadap jawaban yang diberikan. Pada proses ini juga mengembangkan kemampuan berpikir rasional, yang artinya kebenaran didukung oleh data atau informasi yang telah didapatkan dan hal itu dapat dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses menjelaskan temuan atau data yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan adalah proses terakhir dan merupakan
20 penentu dalam proses pembelajaran ini. dalam proses merumuskan kesimpulan ini sering terjadi kesimpulan yang tidak valid, karena banyaknya data yang diperoleh. Oleh karena itu guru disini adalah memunjukkan kepada siswa mana data yang relevan sehingga kesimpulan yang didapat valid.
Berdasarkan pemaparan dari para ahli mengenai langkah- langkah model pembelajaran inkuiri, maka kesimpulan yang diperoleh oleh peneliti adalah langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terdiri dari 6 langkah, yaitu 1) orientasi; 2) merumuskan masalah; 3) merumuskan hipotesisi; 4) mengumpulkan data; 5) menguji hipotesis; 6) menarik kesimpulan. Berdasakan dari dua pendapat ahli maka peneliti lebih memilih menggunakan langkah- langkah model pembelajaran inkuiri menurut Majid dalam pengembangan LKPD.
2.1.3.4 Kelebihan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kelebihan pembelajaran inkuiri terbimbing:
a) Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pembelajaran.
b) Meningkatkan kemandirian peserta didik dalam belajar tanpa penjelasan materi peserta didik.
c) Dapat lebih mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membuat kesimpulan.
d) Peserta didik lebih aktif karena terlibat dalam proses menemukan.
e) Mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik.
f) Memberik pengalaman belajar secara langsung.
2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif 2.1.4.1 Pengertian Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif dapat memperkaya cara berpikir dengan alternatif yang beragam karena dapat memberikan jawaban yang lebih luas dan beragam. Kreativitas adalah kemampuan
21 untuk mengungkapan hubungan-hubungan baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru untuk membentuk kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang dikuasai sebelumnya, berpikir kreatif juga dapat dimaknai dengan berpikir yang dapat menghubungkan atau melihat suatau dari sudut pandang baru (Susanto,2013: 109). Setiap manusia memiliki kapasitas untuk menggunakan pikiran dan imajinasi mereka secara konstruktif untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Berpikir kreatif juga diartikan sebgaai upaya untuk menghubungkan benda-benda atau gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan (Rawlinson, 1989: 11). Pendapat lain juga disampaikan para ahli yang mengatakan pribadi kreatif mampu mempertahankan sikap bermain-main dengan masalah yang serius di kehidupan (Munandar, 2009: 33). Keadaan ini membuat seseorang kreatif mampu melihat sebuah permasalahan dengan cara yang segar, unik, dan inovatif.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan aktivitas berpikir yang muncul agar seseorang mencoba dan menghasilkan hal yang baru dirinya ataupun untuk sekitar.
2.1.4.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Munanadar (2012: 50) menjelaskan bahwa kriteria berpikir kreatif juga berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran (Fluency), keluwesan (flexibility), penguraian/memperinci (elanoration), dan keaslian (originality). Masing-masing aspek kemampuan berpikir kreatif memiliki indikator yaitu: 1) kemampuan Berpikir lancar (fluency) di mana peserta didik memiliki kemampuan untuk merumuskaan jawaban sehingga siswa mampu menjawab pernyataan dengan sejumlah fakta siswa mampu mengungkapkan gagasan sehingga lancar mengungkapkan
22 gagasan dari permasalahan yang disajikan, peserta didik mampu mengkritisi objek atau situasi dengan melihat kesalahan dari objek. 2) kemampuan berpikir Luwes (flexibility), siswa mampu melakukan panafsiran jawaban terhadap suatu permasalahan dengan cara memberikan sudut pandang, peserta didik mampu mencari alternatif jawaban dengan cara memikirkan permasalahan dengan cara memberikan sudut pandang yang berbeda-beda. 3) kemampuan berpikir asli (orginility) kemampuan siswa mampu merencanakan hal baru dengan cara menyelesaikan masalah baru. 4) kemampuan memeperinsi (elaboration) di mana kemampuan siswa ini mampu memecahkan masalah dengan prosedur terperinci dengan cara mencari arti lebih mendalam terhadap suatu permasalahan, siswa mampu mengembangkan gagasan dengan cara mengembangkan gagasan orang lain, siswa mampu menguji dengan cara membuat sesuatu hal yang baru.
Menurut Evans, Guilford dan Torrance (Jazuli, 2009) menyebutkan ciri-ciri berfikir kreatif antara lain: fluency, flexibility, elaboration, dan sensitivity. Adapun penjelasan adalah sebagai berikut:
a) Fluency (kelancaran) adalah kemampuan membangun banyak ide. Semakin banyak peluang yang didapat, maka semakin banyak peluang untuk mendapatkan ide- ide yang bagus.
b) Flexibility (keluwesan) adalah kemampuan membangun ide yang beragam yaitu kemampuan untuk mencoba berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah.
c) Originality (keaslian) adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang luar biasa yang tidak umum.
23 d) Problem sensitivity (kepekaan masalah) adalah
kemampuan mengenal adanya suatu masalah atau mengabaikan fakta yang kurang sesuai untuk mengenal masalah yang sebenarnya.
e) Elaboration (elaborasi) adalah kemampuan untuk memotong, mengembangkan atau membubuhi ide atau produk.
Menurut William (Munandar, 1987:135), berpikir kreatif adalah kemampuan yang meliputi 4 aspek kemampuan berpikir kreatif seperti pada tabel 2. 3 berikut ini :
Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan Berpikir Kreatif Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
1. Berpikir Lancar (Fluency) 1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban.
2. Memeberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
3. Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2. Berpikir Luwes (Flexibility) 1. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
2. Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
3. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda- beda.
4. Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.
3. Berpikir Elaboratif (Elaboration) 1. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk
2. Menambahkan atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
4. Berpikir Orisinil (originality) 1. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik 2. Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk
mengungkapkan sendiri
3. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur
Pada penelitian ini, aspek kemampuan berpikir kreatif difokuskan pada aspek kemampuan berpikir kreatif yang dikemukakan oleh William, yaitu meliputi: 1) berpikir Lancar (fluency), 2) berpikir luwes (flexibility), 3) berpikir elaborative (elaboration), 4) berpikir orisinil (originality).
2.1.4.2. Tujuan Kemampuan Berpikir Kreatif
24 Berfikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan
ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Karena dengan berfikir kreatif orang dapat mengembangkan skill dan pengetahuan untuk mengembangkan usahanya dan menemukan hal-hal dan inovasi baru dalam hidupnya.
2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam SD
2.1.5.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam SD
a) Hakikat IPA menurut Bridgman (Lestari, 2001: 7) dapat dimaknai sebagai kualitas, observasi dan eksperimen, ramalan, progresif dan komunikatif, proses, universal, adalah sebagai berikut: kualitas pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
b) Observasi dan eksperimen Merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
c) Ramalan (prediksi) Merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
d) Progresif dan komunikatif artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
e) Proses Tahapan-tahapan yang dilalui itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.
f) Universalitas Kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Menurut Suyoso (1998: 23) IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif secara dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode
25 tertentu yang teratur sistematis, berobjek, dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Menurut Sri Sulistyorini (2007: 40) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
c) Energi dan perubahannya, meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semesta, meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Menurut Sri Sulistyorini (2007: 41) standar isi mata pelajaran IPA kelas V, antara lain
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, 2) Benda dan sifatnya,
3) Energi dan perubahannya, 4) Bumi dan alam semesta.
IPA merupakan bagian kehidupan manusia dari pembelajaran IPA merupakan interaksi antar siswa dengan lingkungkan hidup di sekitarnya. Dengan pembelajaran IPA ditekankan supaya berorientasi dengan siswa. Lalu peran guru yang sangat utama yaitu sebagai fasilitator. Dengan mengingat hakikat pembelajaran IPA selain sebagai produk juga sebagai proses ilmiah maka dari itu guru berkewajiban untuk menyediakan wahana atau tempat untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran IPA tersebut. (Samatowa,2006:24).
26 2.1.6 Materi Pokok Rantai Makanan dalam Subtema 3 Untuk Kelas V SD
2.1.6.1 Pengertian Rantai Makanan pada suatu Ekosistem
Sumantoro dan Hermana (2009: 90) menjelaskan dalam rantai makanan merupakan perjalanan makan memakan seolah membentuk menjadi rantai makanan. Sedangkan rantai makanan tersusun dari produsen (penghasil), konsumen (pemakai), dan pengurai. Rantai makanan merupakan makhluk hidup yang ketergantungan dengan makhluk hidup lainnya namun pada umumnya dalam hal makan-memakan. Rantai makanan ini terjadi di semua ekosistem. Haryanto (2007: 86) menjelaskan bahwa ekosistem itu tempat berlangsungnya hubungan saling ketergantungan antar mhkluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Gambar. 2.1 Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan jalur perpindahan energi dari satu tingkat ke tingkat trofik berikutnya melalui peristiwa makan dan dimakan. Dalam rantai makanan ada yang tidak sebagai produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer).
Produsen adalah makhluk hidup autotroph yang bisa menghasilkan makanan sendiri dengan cara fotosintesis, tumbuhan merupakan produsen dalam rantai makanan.
Konsumen adalah pemakan makhluk hidup lain. Konsumen juga terdiri dari karnivora, herbivora, dan omnivora.
Pengurai (decomposer) adalah makhluk hidup yang mengurai