• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA - DOCRPIJM 1504143791BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA - DOCRPIJM 1504143791BAB III"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA

3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang, pemerintah kota menyusun RTRW Kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW Kota mempunyai fungsi sebagai:

a.Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);

b.Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota; c. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam

wilayah kota;

d.Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta;

e. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;

f. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan

g. acuan dalam administrasi pertanahan.

(2)

a.Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah;

b.Rencana struktur ruang (sistem jaringan prasarana bidang Cipta Karya);

c. rencana pola ruang wilayah; dan d.penetapan kawasan strategis kota.

3.1.1 Tujuan, Penataan Ruang Wilayah

Tujuan penataan ruang wilayah daerah kota Magelang adalah : Memewujudkan ruang Daerah sebagai kota jasa bertaraf regional yang berbudaya, maju, dan berdaya saing dalam masyarakat madani dan mampu menyejahterakan masyarakat, aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

3.1.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang

Kota Magelang

Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Kota Magelang meliputi 4 (empat) bagian, adapun kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang mampu meningkatkan peran dan fungsi Kota Magelang menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Purwomanggung;

b. Pengembangan dan peningkatan akses, serta jangkauan pelayanan kawasan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Magelang yang merata dan berhierarki guna meningkatkan produktifitas dan daya saing Kota Magelang;

c. Pengembangan sistem sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan sistem regional, provinsi, dan nasional; dan

(3)

Kebijakan penataan struktur ruang Kota Magelang masing-masing akan dijabarkan kedalam langkah-langkah strategis untuk menggariskan arah rencana pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang untuk mewujudkan tujuan penatan ruang.

3.1.3 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota

Magelang;

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Kota Magelang terbagi kedalam 2 (dua) bagian yaitu kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung dan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya, kedua kebijakan dan stretegi tersebut harus memperhatikan prinsip-prinsip Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), sehingga kebijakan yang ditempuh dapat sinkron dengan permasalahan dan isue-iseu strategis bidang lingkungan hidup, meliputi :

a. Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung Kota Magelang

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung

dirumuskan sebagai upaya dalam pemantapan kawasan lindung sesuai dengan karakter atau daya dukung, permasalahan dan upaya pencapaiannya. Kawasan lindung di Kota Magelang meliputi kawasan perlindungan setempat dan kawasan rawan bencana yaitu perlindungan sekitar sungai (sempadan sungai), perlindungan sekitar mata air, RTH, perlindungan kawasan cagar budaya dan kawasan mitigasi bencana alam. Kebijakan pengembangan kawasan lindung Kota Magelang meliputi:

(1) pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan

(4)

b. Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya Kota Magelang

Kebijakan dan strategi pemantapan kawasan budidaya

dirumuskan sebagai upaya dalam pemantapan kawasan budidaya sesuai dengan karakter atau daya dukung, permasalahan dan upaya pencapaiannya. Kawasan budidaya dapat diklasifikasikan menurut fungsi peruntukan lahan seperti perumahan, kawasan industri, perdagangan jasa, pertanian, RTH, dan jalur hijau.

Kebijakan pengembangan kawasan budidaya Kota Magelang terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu sebagai berikut:

(1) perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya*, yang dimaksud dengan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya mengandung pengertian bahwa kawasan budidaya yang dikembangkan bersifat saling menunjang satu sama yang lainnya, sehingga dapat mewujudkan sinergi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(2) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung lingkungan hidup.

c. Kebijakan dan Strategi Sektoral Pola Ruang

Bagian ini akan dijelaskan kebijakan dan strategi khusus untuk kegiatan budidaya yang akan dikembangkan pada masing-masing peruntukan lahan sebagai penjabaran dari strategi pengembangan kawasan budidaya adalah sebagai berikut:

(1) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan

Perdagangan

(5)

ekonomi baru pada kawasan-kawasan strategis kota. Adapun keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang dengan Kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat dilihat dalam gambar 3.1

PERDAGANGAN

MISI

Pengoptimalan sarana perdagangan yang sudah ada dan pengembangan pusat-pusat perdagangan pada embrio ekonomi baru pada kawasan-kawasan strategis kota

EKSISTING

·Kegiatan ekonomi pada pasar tradisional sudah mengalami penurunan seperti pada Pasar Gotong-royong dan Rejowinangun (akibat dari proses rehabilitasi yang cukup lama) dan adanya pusat-pusat pelayanan baru pada daerah perbatasan (Mis: pasar Tegalrejo)

·Penataan sarana ekonomi masih sangat kurang, terutama untuk aktivitas parkir dan bongkar muat barang

·Pelayanan perdagangan skala regional dirasa masih sangat minim seperti pusat grosir, pasar swalayan, dsb

·Masih minimnya aktivitas pedagangan dengan pelayanan 24 jam

KEBIJAKAN

·Kota Magelang memiliki prasarana ekonomi yang memadai dan dapat menjangkau seluruh kota

·Kota Magelang memiliki fokus pengembangan sarana ekonomi secara tematik (zona-zona)

·Kota Magelang memiliki sebuah pusat perdagangan (trade center) dengan skala pelayanan regional seperti Mall Besar, Pusat Grosir, dsb

·Di Kota Magelang terdapat aktivitas perdagangan skala 24 jam, misalnya dengan pengembangan kawasan pecinan menjadi area PKL (pusat kuliner malam hari)

STRATEGI

· Pengembangan sarana perdagangan skala regional dengan mengedepankan kenyamanan, keamanan dan kelengkapan fasilitas bagi pengunjung

· Penataan, peningkatan dan pengembangan fasilitas perdagangan dengan memperhatikan kelengkapan pendukung seperti tempat parkir yang aman dan nyaman, aktivitas bongkar muat yang tidak menganggu trafic jalan, dsb

· Pengfokusan arah pengembangan sarana prasarana ekonomi baik itu jenis, skala pelayanan, zona peruntukan, dan sebagainya. · Pengembangan kawasan menjadi pusat kuliner malam hari yaitu pada Jl. Jenggolo dengan menutup akses dari Jl. Pajajaran s/d Jl. Pajang

VISI

Mewujudkan Magelang sebagai sentra (pusat) distribusi barang dan jasa yang unggul

Gambar 3.1

Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan Kota Magelang

(2) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Kesehatan

(6)

KESEHATAN

EKSISTING

·Rumah sakit yang tersedia masih dengan pelayaan Tipe B

·Belum ada memiliki industri farmasi/herbal dsb

·Tenaga medis masih kurang

·Fasilitas pendukung seperti RS Bersalin, Puskusmas Pembantu, dsb, dirasa masih kurang

·Skala Pelayanan kesehatan yang ada cenderung msdih pada tingkat skala lokal Kota Magelang (Kawasan Masatandur dan sekitarnya)

KEBIJAKAN

·Adanya Rumah Sakit dengan Pelayanan Tipe A

·Magelang memiliki industri farmasi/herbal untuk pelayanan skala lokal ataupun tingkat regional

·Pengembangan tenaga medis yang handal dengan spesialis khusus, seperti spesialis paru, jantung, THT, bedah, dsb

·Pengembangan Pusksemas 24 jam, klinik jaga, dokter praktek, dsb

·Pelayanan Kesehatan di Kota Magelang dapat melayani Skala Regional (Kawasan Purwomanggung dan sekitarnya)

STRATEGI

· Peningkatan jenis pelayanan (Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Rehabilitasi Medik, dsb)

· Peningkatan jasa kesehatan yang murah dan dapat dijangkau sampai dengan masyarakat lingkungan terkecil seperti penyedian Balai Kesehatan, Bidan, dsb

· Pengembangkan industri farmasi/herbal dengan skala pelayanan regional ataupun internasional

· Peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga medis melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan

· Peningkatan Managemen (pemasaran) terkait jasa pelayanan kesehatan seperti dengan ISO standart mutu pelayanan kesehatan

· Peningkatan status (mutu akademik) sekolah pendidikan pada jenjang strata yang lebih tinggi (Sekolah Tinggi Kesehatan) VISI

Menjadikan Magelang sebagai pusat pelayanan kesehatan skala regional

MISI

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang handal dan profesional

Gambar 3.2

Strategi Pengembangan Sektor Kesehatan Kota Magelang

(3) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Pendidikan

(7)

PENDIDIKAN

MISI

Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan utama di bidang pendidikan (formal, informal dan non formal)

EKSISTING

·Kota Magelang memiliki beberapa sekolah unggulan seperti sekolah militer, ataupun sekolah dengan standar internasional

·Kota Magelang memiliki beberapa universitas dan akademi (bertaraf nasional/Akademi Militer) seperti AKMIL, SECABA, UNTID, UMM, AKATIRTA, dll

·Kota Magelang memiliki beberapa sekolah kesehatan seperti AKPER Bina Karya Nusantara dan AKPER Keperawatan Jiwa, serta Akademi

KEBIJAKAN

·Upaya menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar dengan cara pemfokusan mata pelajaran sekolah kejuruan di bidang otomotif, perhotelan, sekolah olahragarestoran (tataboga) dan peningkatan kualitas belajar mengajar (kurikulum berbasis internasional).

·Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan seperti perpustakaan umum, toko buku/pusat grosir buku, Elektronik/IT yang melayani seluruh wilayah Purwomanggung dan sekitar

STRATEGI

· Pengembangan kualitas fasilitas pendidikan untuk menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar

· Pengembangan balai latihan kerja dan pusat pelatihan tenaga kerja terampil yang siap digunakan terutama di bidang otomotif (untuk menyuplai tenaga kerja PT. Armada dan karoseri lain), bidang perhotelan dan restoran untuk mendukung Kota Magelang sebagai kota jasa

· Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan berupa perpustakaan umum, sekolah khusus olahraga, toko yang khusus menyediakan alat tulis, buku pelajaran, buku umum, dsb, agar masyarakat di Purwomanggung dan sekitar cukup terlayani kebutuhan di Kota Magelang

VISI

Kota Magelang Sebagai Pusat Pendidikan Terpadu/Pendidikan Tinggi

Gambar 3.3

Strategi Pengembangan Sektor Pendidikan Kota Magelang

(4) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Perumahan/

Permukiman

(8)

PERUMAHAN/PERMUKIMAN

MISI

Menyedikan ruang permukiman kota yang sehat, nyaman huni, aman dari bencana dan tidak merusak lingkungan

EKSISTING

·Perumahan yang ada cenderung menempati ruang kosong yang perkembangannya tidak teratur (sporadis) karena keterbatasan lahan

·Masih banyak perumahan yang menyalahi aturan, seperti tidak sesuai dengan IMB, permukiman dibantaran sungai, permukiman tanpa memperhitungkan building coverade, dsb

·Penyediaan sarana prasarana penunjang perumahan masih sangat terbatas, terutama pada masyakat pinggiran kota seperti penyediaan sarana persampahan, ruang terbuka/ruang bermain anak, dsb

STRATEGI

·Pengembangan Rumah Susun Bersama untuk memenuhi kebutuhan pelayanan perumahan yang sehat, murah dan terjangkau oleh semua kalangan, khususnya kalangan masyarakat kelas bawah

·Penertiban ijin mendirikan bangunan, baik pada bangunan yang sudah berdiri ataupun dalam proses pembangunan

·Penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan perumahan dengan standart pelayanan yang sesuai dengan aturan teknis perkotaan, seperti pemenuhan pelayanan persampahan, kesehatan, perdagangan, pendidikan, ruang bermain, dsb

VISI

Terwujudnya ruang hunian kota yang aman dan nyaman serta manusiawi

KEBIJAKAN

·Kota Magelang memiliki Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang sehat dan murah (terjangkau masyarakat kalangan bawah)

·Berkembangnya lokasi perumahan-perumahan baru pada kawasan-kawasan non produktif kota dengan pengaturan sesuai standart pembangunan perumahan

·Terpenuhinya sarana prasarana pendukung kegiatan permukiman/perumahan seperti tersedianya sarana persampahan terpadu, tersedianya ruang bermain anak, dsb

Gambar 3.4

Strategi Pengembangan Sektor Permukiman Kota Magelang

(5) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kebijakan pengembangan pariwisata dengan Menjadikan Kota Magelang menjadi Kota Magelang tujuan wisata MICE

(Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) di Jawa

(9)

PARIWISATA

MISI

Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) di Jawa Tengah EKSISTING

·Belum adanya cluster wisata

·Wisata budaya seperti bangunan kuno cenderung kurang terangkat (kurang dikenal)

·Belum optimalnya penataan/pengembangan terkait dengan wisata yang ada di Kota Magelang (seperti Wisata religi)

·Wisata alam masih terabaikan, padahal sangat berpotensi untuk dikembangkan

KEBIJAKAN

·Adanya pengaturan cluster wisata secara terpadu

·Terangkatnya bangunan kuno sebagai wisata bersejarah yang bernilai seni tinggi

·Berkembangkan wisata religi secara terpadu disertai dengan pengembangan fasilitas penunjang

·Berkembangnya Wisata alam yang tetap disertai dengan kelestarian lingkungan

STRATEGI

· Penataan dan pengembangan sektor kepariwisataan melalui penyusunan studi kepariwisataan (Penyusunan Rencana Induk Pariwisata)

· Pengembangan Event-event wisata khusus seperti lomba-lomba terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota Magelang seperti jatilan, ketoprak, keroncong, sendratari dsb pada kawasan-kawasan bersejarah dengan pengenalan produk wisata yang ada di Kota Magelang, secara intensif dan berkesinambungan

· Pengembangan wisata militer dan ketangkasan seperti wisata museum.

· Peningkatan sarana penunjang wisata seperti rumah makan (pusat-pusat kuliner), pusat oleh-oleh, penginapan, travel perjalanan dsb

· Pengembangan sekolah-sekolah yang berbasis wisata

· Pengembangan kawasan rekreasi alam, disekitar kawasan Sungai Progo (sekitar kawasan hotel Puri Asri/kyai Langgeng) dan Elo, seperti arum jeram, outbond, dsb yang dilengkapi dengan fasilitas home stay, villa, hotel dan sebagainya untuk menangkap view sungai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan pada kawasan lindung (sempadan sungai, dan sebagainya)

· Pengembangan wisata religi seperti Makam Kyai Tuk Songo, Tuk Drajat dan Makam di lokasi Gunung Tidar VISI

Terwujudnya perkembangan kota pariwisata yang berbudaya

Gambar 3.5

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Magelang

(6) Kebijakan Penetapan Ruang Kegiatan Sektor Informal

(10)

SEKTOR INFORMAL

MISI

Menyediakan kawasan untuk pengembangan sektor informal kota sebagai wahana alternatif

sebagai wahana baru rekreasi kota yang aman, nyaman dan bernilai jual EKSISTING

·Lokasi PKL sebagai salah satu sektor informal masih menyebar diseluruh sudut kota tanpa ada pengaturan secara rinci

·Belum ada lokasi khusus terkait pengembangan sektor informal

·Sangat minimnya kawasan kota yang hidup 24 jam

·Belum ada sanksi yang tegas bagi pelangar

KEBIJAKAN

·Adanya pengaturan terkait sektor informal

·Kota Magelang memiliki kawasan khusus pengembangan sektor informal

·Kota Magelang memiliki kawasan khusus yang hidup 24 jam

·Adanya payung hukum yang tegas terkait masalah sektor informal

STRATEGI

· Penetapan kawasan khusus untuk pengembangan sektor informal sebagai sarana rekreasi belanja : 1. Siang hari :

Pengembangan kawasan PKL di Kelurahan Kemirirejo sebagai pusat grosir (aneka makanan ringan, dan pernak-pernik) yang disertai dengan ketersedian area parkir, serta pedestrian ways yang aman dan nyaman.

2. Malam hari :

Pengembangan kawasan PKL di Jl. Jenggolo sebagai pusat kuliner/jajanan malam di Kota Magelang (seperti : Kya-kya Kembang Jepun Surabaya)àDengan memperdagangkan makanan khas dan unggulan Magelang dan sekitarnya

Pengembangan kawasan PKL di Kawasan Armada Estate sebagai pusat kuliner malam di bagian utara Kota Magelang

· Penertiban kawasan alun-alun kota dari aktivitas PKL liar dan mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan khusus publik seperti Olahraga, Taman Bermain, Konser Musik, dsb

VISI

Tewujudnya kawasan khusus pengembangan sektor informal kota

Gambar 3.6

Strategi Penetapan Ruang Kegiatan Sektor Informal Kota Magelang

3.1.4 Kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis

Kota Magelang.

Kebijakan pengembangan Kawasan Strategis Kota Magelang yang meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan strategis untuk kepentingan pertahanan dan keamanan, kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, dan kawasan strategis sosial dan budaya ditetapkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

a. Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis

Adapun Kebijakan pengembangan kawasan strategis di Kota Magelang sebagai penjabaran dari tujuan penataan ruang meliputi:

(11)

meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya Kota Magelang;

2.pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan dalam kerangka ketahanan nasional;

3.pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian Kota Magelang yang produktif, efisien, dan mampu berdaya saing; dan

4.pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa.

b. Kebijakan dan Strategi Sektoral Kawasan Strategis Sinkronisasi

terhadap RPJPD

Penetapan kawasan strategis kota di Kota Magelang didapatkan dari kawasan strategis yang sebagian teridentifikasi oleh produk RPJP Kota Magelang dan RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Tengah. Adapun kawasan strategis yang terdapat di Kota Magelang adalah :

1.Kawasan Sidotopo;

2.Kawasan GOR Samapta;

3.Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar; 4.Kawasan Sukarno-Hatta;

5.Kawasan Kebonpolo; 6.Kawasan Alun-alun Kota;

7.Kawasan Strategis Lindung Gunung Tidar; 8.Kawasan Historical (Bangunan Kuno); dan 9.Kawasan Strategis Militer.

(1) Kebijakan dan Strategi Kawasan Sidotopo

(12)

Perdagangan, rekreasi/pariwisata, pendidikan dengan skala pelayanan lokal dan regional)

Strategi:

 Peningkatan penataan sistem transportasi menuju

Kawasan Sidotopo misalnya dengan pengembangan jaringan jalan baru, penambahan trayek, dan sebagainya.

 Peningkatan penataan peruntukan lahan di jalur strategis (Koridor arteri primer Semarang-Magelang-Yogyakarta).

(2) Kebijakan dan Strategi Kawasan GOR Samapta

Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan GOR Samapta sebagai wahana rekreasi dan olahraga skala regional.

Strategi :

 Peningkatan penataan sistem transportasi menuju

Kawasan GOR Samapta dengan pengembangan jaringan jalan baru dan terhubung dengan kawasan-kawasan potensial lain seperti pembukaan jalur alternatif GOR Samapta-Kyai Langgeng.

 Peningkatan jalan menuju GOR Samapta (Perlebaran Jl.

Jeruk) dari Jalan Utama (Jl. Ahmad Yani).

(3) Kebjakan dan Strategi Kawasan Sentra Perekonomian

Lembah Tidar

(13)

Strategi :

 Peningkatan penataan lokasi Pasar Rejowinangun,

Shoping Center, Pasar Gotong-royong, dan sebagainya (misalnya pengembangan lokasi pasar secara vertikal).

 Penyediaan ruang bongkar muat barang yang dapat menampung aktivas kawasan.

 Penyediaan ruang parkir yang aman, nyaman, dan tidak

menganggu aktivitas lalu lintas di sekitar kawasan tersebut (Jl. Jend. Soedirman).

 Pengembangan sub terminal pada Kawasan Shoping

Center.

(4) Kebijakan dan Strategi Kawasan Soekarno-Hatta

Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan Soekarno-Hatta sebagai sarana perpindahan moda angkutan antar regional antar kota-provinsi.

Strategi :

 Peningkatan penataan sistem transportasi yang melalui

jalur koridor arteri primer (Yogyakarta-Magelang-Semarang).

 Peningkatan penataan peruntukan lahan di jalur strategis (Koridor arteri primer Semarang-Yogyakarta).

(5) Kebijakan dan Strategi Kawasan Kebonpolo.

Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan Kebonpolo sebagai pusat perdagangan kota dengan memadukan antara kegiatan perdagangan dan transportasi.

Strategi:

 Peningkatan skala pelayanan pasar Kebonpolo menjadi

(14)

(Perdagangan Modern) untuk membangkitkan perkembangan di kawasan utara Kota Magelang.

 Pengoptimalan Sub Terminal (terminal tipe C) Kebonpolo

dan pengintegrasian dengan Kawasan Perdagangan dan Jasa.

(6) Kebijakan dan Strategi Kawasan Gunung Tidar.

Untuk Kawasan Gunung Tidar sebaiknya tetap dipertahankan sebagai kawasan lindung diluar kawasan hutan (paru-paru Kota).

Strategi:

 Peningkatan penghijauan dan pengayaan

tanaman-tanaman tertentu untuk meningkatkan peran Gunung Tidar sebagai paru-paru kota.

 Pembatasan aktivitas di Gunung Tidar misalnya Jenis

kegiatan yang bisa dilakukan hanya bersifat studi dan tidak merusak lingkungan, atau hanya dapat dimanfaatkan sebagai arena rekreasi alam dan wisata spiritual.

(7) Kebijakan dan Strategi Kawasan Alun-alun dan sekitarnya

(Losmenan dan lain sebagainya)

Kebijakan Pengembangan Kawasan pusat Kota (CBD) sebagai aktivitas bisnis utama di Kota Magelang.

Strategi :

 Peningkatan sarana prasarana pendukung kegiatan,

seperti penyediaan tempat parkir bersama.

 Penghijauan disepanjang kawasan alun-alun Kota

dengan jenis tanaman/bunga yang khas.

 Peningkatan pelayanan sistem transportasi dan

(15)

(8) Kebijakan dan Strategi Kawasan Wisata dan Pengembangan

Wisata Bangunan Kuno/Heritage

Kebijakan pengembangan terkait Kawasan wisata bangunan kuno sebagai alternatif pengembangan sektor jasa untuk mendukung peran Kota Magelang (MICE).

Strategi :

 Rehabilitasi dan penataan kawasan bangunan kuno

dengan tidak mengurangi bentuk aslinya.

 Peningkatan promosi dan ivent-ivent budaya untuk memancing minat investor dan mengenalkan budaya yang dimiliki Kota Magelang.

 Pengembangan wisata religi makam Kyai Tuk Drajat dan

Tuk Songo serta makam Gunung Tidar dengan penyediaan fasilitas sarana prasarana pendukung seperti Jalan, tempat parkir, dan sebagainya

 Pembuatan tugu atau ornamen pada lokasi khusus sebagai penanda identitas/ciri khas Kota Magelang seperti Patung Pahlawan pada pertigaan Menowo atau gerbang selamat datang di Kota Magelang perbatasan kota bagian utara (Kota Magelang sambung) dan selatan kota (penataan kawasan perbatasan).

(9)Kebijakan dan Strategi Kawasan Strategis Militer.

Kebijakan pengembangan kawasan strategis militer dilaksanakan sesuai dengan kewenangan pemerintah Kota Magelang yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

Strategi:

 Melakukan koordinasi terkait dengan pengembangan

(16)

yang meliputi kawasan AKMIL, RINDAM, SECABA, dan YON ARMED.

 Mengembangkan dan mengarahkan kawasan budidaya

tidak terbangun sebagai zona penyangga di Kawasan Militer dan ikut mengembangkan RTH.

(a) Magelang (Transportasi Darat)

Rencana sistem prasarana utama wilayah Kota Magelang adalah rencana sistem jaringan prasarana transportasi darat. Rencana sistem jaringan prasarana transportasi darat berupa sistem jaringan jalan, yang meliputi:

- pengembangan jaringan jalan berdasarkan sistem; - pengembangan lokasi dan kelas pelayanan terminal; - pengembangan sarana dan prasarana angkutan

umum; dan

- pengembangan fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

3.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

(17)

Penyusunan RPIJM Kota Magelang tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Kota Magelang agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Uraian tentang RPJMD Kota Magelang secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut :

A. Visi Pembangunan Kota Magelang

Visi Pembangunan Kota Magelang Tahun 2011-2015, adalah: “TERWUJUDNYA KOTA MAGELANG SEBAGAI KOTA JASA YANG MAJU, PROFESIONAL, SEJAHTERA, MANDIRI DAN

BERKEADILAN”

Pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan dijabarkan berikut ini untuk membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.

1.Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa

Bermodal dari kondisi daerah dengan karakteristik unggulan di sektor jasa dan letak geografis yang strategis maka Kota Magelang merupakan tempat penyediaan pelayanan jasa di semua bidang (khususnya di bidang pendidikan,kesehatan, perdagangan, pariwisata, dan perbankan) bagi terpenuhinya kepentingan dan kebutuhan masyarakat kota dan masyarakat daerah sekitar.

2.Maju

(18)

perbaikan kualitas secara terus-menerus dan berkelanjutan. Kota Magelang yang lebih maju akan dicapai melalui upaya yang difokuskan pada peningkatan derajat kesehatan, pengembangan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatifdan memilki etos kerja yang tinggi.

3.Profesional

Dalam rangka menciptakan pelayanan jasa secara efektif, efisien dan bersih harus didukung dengan aturan dan prosedur baku yang transparan dan akuntabel serta dilaksanakan oleh SDM aparat pemerintah yang kompeten, yakni menguasai bidang tugas dan fungsi masing-masing, memiliki integritas yang tinggi, senantiasa bersikap independen dan objektif, serta berorientasi kepada penciptaan hal-hal baru (inovatif) yang dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan daerah. Sumber daya manusia aparatur pemerintah yang profesional akan dicapai melalui upaya yang difokuskan pada penciptaan pemerintahan yang bersih dan profesional dengan peningkatan kapasitas dan responsif aparatur yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran dan berkeadilan.

4.Sejahtera

(19)

Daerah dan masyarakat Kota Magelang yang lebih sejahtera akan dicapai melalui upaya yang difokuskan pada peningkatan sumber-sumber pendanaan dan mendorong tumbuhnya iklim investasi untuk pengembangan usaha yang mampu membuka peluang penyerapan tenaga kerja yang luas bagi masyarakat.

5.Mandiri

Suatu kondisi daerah yang ditandai dengan perkuatan dan peningkatan perekonomian kerakyatan melalui optimalisasi seluruh potensi daerah secara benar, sadar, dan bertanggungjawab yang didukung oleh sikap ketidaktergantungan, kedewasaan, berdayaguna, dan peran serta aktif masyarakat dalam mewujudkan ketahanan ekonomi masyarakat ditengah pemberlakuan pasar bebas era globalisasi.

Daerah dan masyarakat Kota Magelang yang lebih mandiri akan dicapai melalui upaya yang difokuskan pada peningkatan pembangunan pelayanan perkotaan dengan pengembangan budaya daerah disertai dengan peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan aspek kemandirian.

6.Berkeadilan

(20)

Masyarakat Kota Magelang yang berkeadilan lebih sejahtera akan dicapai melalui berbagai upaya yang difokuskan pada (1) Perkuatan dan peningkatan pertumbuhan perekonomian kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi daerah yang didukung oleh kemandirian masyarakat; (2) Mengembangkan paham kebangsaan dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan guna mewujudkan rasa aman ketentraman masyarakat.

B. Misi Pembangunan Kota Magelang

Misi pembangunan daerah adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi serta memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.

Dari itu untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kota Magelang tersebut di atas selanjutnya dirumuskan misi pembangunan daerah Kota Magelang Tahun 2011 – 2015 sebagai berikut:

1.Menciptakan Pemerintahan yang bersih dan profesional dengan peningkatan kapasitas dan responsifitas aparatur yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran dan berkeadilan; 2.Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan mendorong

tumbuhnya iklim investasi untuk pengembangan usaha yang mampu membuka peluang penyerapan tenaga kerja yang luas bagi masyarakat;

3.Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi daerah yang didukung oleh kemandirian masyarakat;

(21)

peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan aspek kemandirian;

5.Mendorong peningkatan derajat kesehatan, pengembangan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan memilki etos kerja yang tinggi; 6.Mengembangkan paham kebangsaan dan meningkatkan

kualitas keimanan dan ketaqwaan guna mewujudkan rasa aman ketentraman masyarakat;

C. Arahan Kebijakan Bidang Cipta Karya

Arahan kebijakan pembangunan bidang keciptakaryaan diarahkan dalam rangka pencapaian misi yang ke 4 (Meningkatkan Pembangunan pelayanan perkotaan dengan pengembangan budaya daerah disertai dengan peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan aspek kemandirian) dengan salah satu tujuan

mewujudkan sarana dan prasarana/infrastruktur perkotaan

yang memadai dengan sasaran :

a. Terwujudnya Peningkatan kualitas Prasarana/infrastruktur Perkotaan

b.Terwujudnya Pengembangan Infrastruktur perumahan c. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

d.Terwujudnya Pengembangan Infrastruktur Kawasan Strategis

e. Tersedianya kelengkapan Rencana Tata Ruang dari RTRW, RDTRK, RTH dan RTBL

f. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Infrastruktur Transportasi Angkutan Darat

(22)

h.Tercapainya peningkatan daya saing dan daya jual destinasi pariwisat guna meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan

Adapun strategi yang akan ditempuh adalah Pembangunan sarana prasarana kota berdasarkan kriteria prioritas, yaitu peningkatan kemampuan ekonomi tidak membahayakan keberlanjutan kelestarian sumber daya alam dan aksesibel bagi semua kelompok masyarakat, termasuk diffabel

3.3 Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD)

Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan perkotaan jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai: a.Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan

perkotaan;

b.Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan;

c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan; dan

d.Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam

b.pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan.

(23)

3.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RI-SPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.

Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana Pengembangan SPAM yang terdiri dari:

a.Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah; b.Rencana Sistem Pelayanan;

c. Rencana Pengembangan SPAM; dan

d.Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum.

3.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

(24)

SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip: a.Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

b.Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan);

c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

d.Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’.

SSK dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM terutama untuk sektor Penyehatan Lingkungan dan Permukiman. Dalam SSK beberapa hal yang perlu dikutip pada bagian ini adalah:

a.Kerangka kerja pembangunan sanitasi yang meliputi: Visi dan Misi

b.Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi, yang meliputi:

b.Sub Sektor Air Limbah Domestik; c. Sub Sektor Persampahan;

d.Sub Sektor Drainase Lingkungan; dan

e. Aspek Higiene/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

3.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

(25)

b.Rencana Umum dan Panduan Rancangan; c. Rencana Investasi;

d.Ketentuan Pengendalian Rencana; dan e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:

a.Visi Pembangunan;

b.Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

d.Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

3.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) Kota Magelang

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa fungsi, yaitu:

(26)

b.Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang Cipta Karya di daerah;

c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM;

d.Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan

e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Dalam SPPIP, yang perlu dikutip dan dijadikan acuan penyusunan RPIJM adalah:

a.Visi dan Misi bidang Permukiman dan Infrastruktur;

b.Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kota; dan

c. Penetapan kawasan permukiman prioritas.

3.8 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP)

(27)

permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPIJM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RPKPP yang didetailkan pada program tahunan.

3.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kota dan Sektor

3.9.1 Strategi Pembangunan Kota

Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kota yang meliputi:

a.RTRW Kota sebagai acuan arahan spasial;

b.RPJMD Kota sebagai acuan arahan pembangunan;

b.KSPD sebagai acuan arahan pembangunan multi-sektor; c. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; d.RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan e. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.

3.9.2 Strategi Pembangunan Kawasan

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.2 Strategi Pengembangan Sektor Kesehatan Kota Magelang
Gambar 3.3 Strategi Pengembangan Sektor Pendidikan Kota Magelang
Gambar 3.4 Strategi Pengembangan Sektor Permukiman Kota Magelang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang mempunyai pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa Islam merupakan agama tauhid yang mengajak manusia untuk memurnikan ibadah mereka hanya kepada Allah dan

Dalam Pasal 82 dan Pasal 83 dapat disimpulkan bahwa korporasi (dalam hal ini perusahaan perfilman yang berstatus badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang usaha

kalau saya gunakan untuk beli barang tersebut uang itu habis saya ndak bisa mbayar yang minimumnya, paling nggak lebih banyak sedikit lab saya bayar seperti.

Selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah banyak memberikan dukungan serta kebijakan pada akademik saya.. Hapsari,

tinggi yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih rutin atau mendasar. Pemecahan masalah dalam bagian metode belajar adalah cara mengajar yang

Cooling Tower mini dengan menggunakan bahan dari plastik berupa ember dengan memberikan 1 buah fan di bagian bawah dan 2 buah fan di bagian atas yang berfungsi

faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku