• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam Subtema 4 Aku Istimewa Mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam Subtema 4 Aku Istimewa Mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

INOVATIF DALAM SUBTEMA 4 AKU ISTIMEWA

MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

M. Ermelinda Galih Widiatmaja NIM: 151134058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Bapa yang selalu memberikan kekuatan dan jalan kepadaku dalam menyelesaikan penelitian ini.

Bunda Maria

Bunda yang selalu memberikan kekuatan dan selalu menyertaiku dalam menyelesaikan penelitian ini.

Kedua orang tua tercinta

Bapak Emanuel Yosep Advianto dan Ibu Ana Maria Esti Triyuliningsih yang selalu membimbing dan memotivasi setiap langkah hidupku serta telah

menjadikanku orang yang tangguh dan kuat dalam menjalani hidup.

Adikku

Yolenta Intan Puspa Revika

yang telah menolong dan memberikan pelajaran hidup bagiku sehingga diriku dapat berkembang menjadi lebih baik.

Keluarga besar dan saudara-saudaraku yang selalu membantu, memotivasi, dan membimbingku setiap saat.

Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

(5)

v MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

(Roma 12: 12)

Lebih baik melangkah sedikit demi sedikit dari pada diam menunggu, karena dengan bergerak ada sesuatu yang dihasilkan meskipun hanya sedikit.

Manfaatkanlah waktu yang kamu miliki dengan sebaik-baiknya, karena waktu yang kamu sia-siakan hari ini adalah waktu yang kamu pinjam di kemudian hari.

Ora et Labora Berdoa dan Berusaha

Usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Februari 2019 Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : M. Ermelinda Galih Widiatmaja

Nomor Mahasiswa : 151134058

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF

DALAM SUBTEMA 4 AKU ISTIMEWA MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Dengan demikian penyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 8 Februari 2019

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUBTEMA 4 AKU ISTIMEWA MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

M. Ermelinda Galih Widiatmaja Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan bahwa guru SD Kelas I memerlukan contoh perangkat pembelajaran inovatif dalam subtema 4 Aku Istimewa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang berupa perangkat pembelajaran inovatif yang mencakup Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), silabus, dan 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan dua model pembelajaran inovatif yaitu Generatif dan Problem Based Learning (PBL) mengacu Kurikulum 2013.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan menggunakan langkah-langkah pengembangan dari Borg and Gall. Borg and Gall memaparkan 10 langkah pengembangan, tetapi peneliti membatasi sampai 7 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, dan 7) revisi produk sampai menghasilkan produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran inovatif berbasis Kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dua validator mengenai perangkat pembelajaran inovatif dalam subtema 4 Aku Istimewa mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Kelas I SD dengan menggunakan model Generatif dan model Problem Based Learning (PBL) diperoleh hasil sebagai berikut: validasi dari validator A dan validasi dari validator B memberi skor rata-rata 4,32 dengan kategori “sangat baik”. Hasil uji coba terbatas Guru SD Kelas I dan calon guru memberi skor rata-rata 4,28 dengan kategori “sangat baik”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan peneliti memiliki kualitas “sangat baik” dan layak untuk digunakan.

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING DEVICES IN

SUBTHEME 4 “AKU ISTIMEWA” REFERRING TO CURRICULUM 2013 FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

M. Ermelinda Galih Widiatmaja Sanata Dharma University

2019

This research was conducted based on a needs analysis which showed that elementary school teachers of grade I needed examples of innovative learning

devices in subtheme 4 “Aku Istimewa”. This reaserch aims to produce a product

of innovative learning devices that include the Annual Program (Prota), Semester Program (Prosem), syllabus, and 6 Learning Implementation Plans (RPP) that use two innovative learning models namely Generative and Problem Based Learning (PBL) refers to Curriculum 2013.

The research method used Research and Development (R & D) using development steps from Borg and Gall. Borg and Gall explained 10 steps of development, but researchers limited to 7 steps, namely: 1) potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design revisions, 6) product trials, and 7) product revisions to produce final products in the form of innovative learning devices based on Curriculum 2013.

Based on the results of validation carried out by two validators on

innovative learning devices in the subtheme 4“Aku Istimewa” refer to

Curriculum2013 for Class I elementary school students using Generative model and Problem Based Learning model (PBL) obtained the following results: validation from validator A and validation from validator B gave an average score of 4.32 with the category "very good". Limited trial result elementary teachers of grade I and prospective teacher gave an average score of 4.28 in the "very good" category. These results indicate that the innovative learning devices developed by researchers have a "very good" quality and are feasible to use.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala berkat dan kasih karunia yang telah diberikan-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Subtema 4 Aku Istimewa Mengacu

Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar” untuk memenuhi salah satu

syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan yang diberikan oleh banyak pihak. Oleh sebab itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria di Surga, atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

5. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan arahan, dan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Th. Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum. dan Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Penguji yang sudah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk peneliti.

(11)

xi

8. Seluruh Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, atas ilmu yang diberikan kepada peneliti.

9. Ibu Novidha Ratna L., S.Pd., selaku pelaksana Kurikulum 2013 yang sudah berpengalaman dan telah memvalidasi dan memberikan saran dalam pengembangan produk yang dibuat oleh peneliti.

10. Ibu Paulina Rukun Triandari, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Condongcatur atas ijin yang diberikan sehingga peneliti dapat melakukan pengambilan data dan penelitian.

11. Ibu Ch. Elsa Dwi Apriani, S.Pd., selaku Guru Kelas I SD Kanisius Condongcatur atas validasi produk dan bantuan yang diberikan sehingga peneliti dapat melakukan uji coba penelitian.

12. Bapak Advianto, Ibu Esti, dan Adik Vika tercinta, atas doa, dukungan, dan bantuan kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. 13. Seluruh keluarga besar tercinta, atas doa, bantuan, dan dukungan sehingga

peneliti berhasil menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat dan teman-teman terkasih: Najla, Helmi, Nuvi, Olivia, Mei, Ester, Mega, Diah, Hilaria, Julius, Bela, Carissa, Lestari, Tika, Lucia, Resa, Rani, Irma, Clara, Febty, Erwin, dan Lintang atas bantuan, dukungan, dan informasi yang diberikan selama peneliti menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma hingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. 15. Teman-teman magang dari Semester II hingga VII yang tidak dapat

disebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungan selama peneliti menempuh pendidikan di Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

16. Teman-teman payung Kelas I Tema 1: Nindya, Mei, dan Lucia atas bantuan, dukungan, dan informasi yang diberikan dari awal penelitian sampai akhir penyusunan skripsi ini.

(12)

xii

18. Teman-teman Kelas E Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015 atas pengalaman dan kerja sama yang diberikan selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu peneliti selama menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan, sehingga peneliti membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata peneliti berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya pembaca.

Yogyakarta, 8 Februari 2019 Peneliti

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 6

F. Spesifikasi Produk ... 7

1. Fisik Produk ... 7

2. Isi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Karakteristik Kurikulum SD 2013 ... 11

2. Keterampilan Belajar Dasar Abad 21 ... 18

(14)

xiv

4. Pembelajaran Inovatif ... 30

5. Model Pembelajaran Inovatif ... 33

6. Teori Perkembangan Anak ... 37

B. Penelitian yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Pertanyaan Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian ... 45

B. Setting Penelitian ... 48

C. Prosedur Pengembangan ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Wawancara ... 51

2. Observasi ... 51

3. Kuesioner ... 52

E. Instrumen Penelitian... 52

1. Pedoman Wawancara ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 59 A. Hasil Penelitian Pengembangan ... 59

1. Analisis Kebutuhan ... 59

2. Deskripsi Produk Awal ... 68

3. Validasi Ahli dan Revisi Produk ... 72

4. Uji Coba Terbatas ... 84

5. Kajian Produk Akhir ... 93

(15)

xv

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN

SARAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Keterbatasan Pengembangan ... 106

C. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN ... 111

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Konversi Skor ke Nilai Skala Lima ... 55

Tabel 3.2 Konversi skala lima ... 57

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 58

Tabel 4.1 Komentar validator dan revisi produk Model Generatif ... 76

Tabel 4.2 Komentar validator dan revisi produk Model Problem Based Learning (PBL)... 80

Tabel 4.3 Komentar Guru SD Kelas I dan calon guru serta revisi model Generatif ... 86

Tabel 4.4 Komentar Guru SD Kelas I dan calon guru serta revisi model Problem Based Learning (PBL) ... 88

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Tiap Muatan Pelajaran ... 91

Tabel 4.6 Rekapitulasi Validasi Pelaksana Kurikulum 2103, Guru SD Kelas I, dan Calon guru Terhadap Pelaksanaan Uji Coba Produk ... 94

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Literature Map ... 40 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 43 Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg

and Gall ... 45 Gambar 3.2 Langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan dilakukan

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 112

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ... 114

Lampiran 3. Rangkuman Hasil Wawancara... 116

Lampiran 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi... 127

Lampiran 5. Pedoman Observasi ... 130

Lampiran 6. Rangkuman Hasil Observasi ... 133

Lampiran 7. Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif ... 141

Lampiran 8. Kisi-kisi Pernyataan Uji Coba Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif ... 145

Lampiran 9. Pernyataan Uji Coba Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif ... 147

Lampiran 10. Hasil Validasi Produk Validator 1 ... 149

Lampiran 11. Hasil Validasi Produk Validator 2 ... 163

Lampiran 12. Hasil Validasi Uji Coba Produk Guru SD ... 177

Lampiran 13. Hasil Validasi Uji Coba Produk Calon guru ... 185

Lampiran 14. Daftar Nilai Siswa Hasil Uji Coba Produk ... 193

Lampiran 15. Contoh Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa ... 195

Lampiran 16. Contoh Hasil Refleksi Siswa ... 199

Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian ... 200

Lampiran 18. Surat Pernyataan Kepala Sekolah ... 201

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan satu wadah yang berfungsi untuk membentuk insan yang berkualitas. Suatu insan dapat dikatakan berkualitas apabila memiliki kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan yang seimbang. Pembentukan insan yang berkualitas diperlukan adanya beberapa faktor yang mendukung di dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah kurikulum.

Di Indonesia sudah mengalami beberapa pergantian kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menggunakan tema untuk mempelajari pokok bahasan dengan mengaitkan pokok bahasan yang relevan dalam mata pelajaran dan atau memadukan beberapa mata pelajaran (Yani, 2014: 144). Pemetaan tema-tema tersebut diharapkan mampu memudahkan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran dan dapat mengembangkannya.

(20)

2

melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi (Mulyasa, 2013: 167).

Pembentukan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif dapat dilakukan dengan menciptakan pembaruan atau inovasi dalam pembelajaran atau pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif saat ini bukanlah menjadi kalimat yang asing di kalangan guru. Banyak guru yang mengupayakan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran inovatif. Menurut Suyatno (2009: 6) pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru sebagai wujud gagasan atau teknik yang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kunandar, 2014: 3). Perangkat pembelajaran pada dasarnya memiliki peran yang penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kemudian dalam menggunakan pembelajaran inovatif, guru dapat memilih jenis-jenis model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran inovatif merupakan konsep yang mampu membantu guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa (Trianto, 2009: 12).

Di dalam buku Shoimin (2014: 24) terdapat 68 model pembelajaran inovatif. Model-model tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing sehingga model-model tersebut dapat dipilih sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari. Selain itu, melalui model pembelajaran inovatif siswa mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bersifat lebih menyenangkan serta memberikan pengalaman belajar secara langsung sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013. Oleh karena itu pembelajaran inovatif sangat efektif untuk diterapkan di sekolah dasar khususnya kelas bawah.

(21)

3

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan 2 (dua) guru kelas I di Kabupaten Sleman dan 1 (satu) guru di wilayah Kota Yogyakarta pada 2 April 2018, didapatkan beberapa masalah guru terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran inovatif berbasis Kurikulum 2013. Beberapa permasalahan tersebut yaitu, (1) guru belum membuat perangkat pembelajaran sendiri melainkan menggunakan perangkat pembelajaran yang dibuat dari yayasan atau dinas, (2) guru kurang memperhatikan perkembangan terbaru dalam penyusunan perangkat pembelajaran, (3) guru menyusun perangkat pembelajaran khususnya RPP hanya menyalin dari buku guru tanpa memperhatikan beberapa aspek yang harus termuat di dalamnya, (4) guru belum menggunakan tingkatan taksonomi bloom pada tingkat berpikir yang paling tinggi, (5) guru mengalami kendala dalam mengembangkan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran, (6) guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian secara otentik, dan (7) guru belum menguasai dan menggunakan berbagai model pembelajaran inovatif.

Peneliti juga melakukan observasi kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diperoleh beberapa informasi yaitu (1) guru cenderung menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan buku pegangan guru dan siswa, (2) sebagian besar penyampaian materi disampaikan dengan metode ceramah dan para siswa cenderung lebih terlihat pasif, (3) guru memberikan soal-soal latihan sesuai dengan buku pegangan guru, dan (4) meskipun penyampaian materi sudah dilakukan oleh guru secara terintegrasi, tetapi pada kegiatan penutup guru tidak memberikan refleksi dan evaluasi kepada siswa. Oleh karena itu, guru yang diwawancarai dan diobservasi kegiatan mengajarnya menginginkan contoh pengembangan dari perangkat pembelajaran inovatif yang terbaru.

(22)

4

perkembangan terbaru dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan aspek-aspek apa saja yang harus dimuat di dalamnya dalam rangka membantu siswa mencapai proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik. Melihat keadaan tersebut, maka diperlukan suatu pembaruan atau inovasi dan contoh untuk guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan prosedur pembuatan dan aspek-aspek yang dimuat di dalamnya mulai dari guru sekolah dasar kelas bawah khususnya kelas I.

Peneliti memilih kelas I karena anak usia pada tingkat pendidikan tersebut memerlukan adanya suatu contoh kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga mereka lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Peneliti juga memilih Tema 1 Diriku Subtema 4 Aku Istimewa dikarenakan siswa perlu mengenal diri mereka sendiri mulai sejak dini dan melalui subtema tersebut siswa diajarkan untuk lebih mengenal kemampuan, kelebihan, dan kekurangan diri sendiri sehingga mereka dapat menyayangi dan menghargai diri sendiri dan orang lain. Kemudian peneliti memilih SD Kanisius Condongcatur sebagai tempat penelitian dikarenakan setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara, SD tersebut khususnya Kelas I belum menggunakan pembelajaran inovatif dan guru cenderung sering melakukan kegiatan ceramah ketika sedang menyampaikan materi serta mengalami beberapa kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran inovatif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif pada Subtema 4 Aku Istimewa Berbasis Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar dengan menggunakan dua model pembelajaran inovatif yaitu Generatif dan

Problem Based Learning (PBL). Peneliti memilih model pembelajaran

Generatif dan Problem Based Learning (PBL) dengan berbagai alasan sesuai dengan pendapat Shoimin (2014: 77 – 129).

(23)

5

mudah memahami materi suatu pelajaran. Sedangkan alasan peneliti menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah dalam memecahkan masalah yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari. Selain itu, peneliti memilih model Generatif dan Problem Based

Learning (PBL) karena peneliti merasa model tersebut sesuai dengan

karakteristik siswa yang aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena melalui model-model pembelajaran tersebut siswa diajak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mengasah kemampuan berpikir mereka. Penelitian ini dapat membantu guru untuk memberikan contoh dalam menciptakan pembelajaran inovatif dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kualitas produk pengembangan perangkat pembelajaran inovatif pada subtema aku istimewa berbasis kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan kualitas produk pengembangan perangkat pembelajaran inovatif pada subtema aku istimewa berbasis kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

a. Membantu guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian yang sesuai dengan panduan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.

(24)

6 2. Bagi siswa

a. Membatu siswa dalam mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi. b. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

3. Bagi sekolah

a. Meningkatkan kualitas peserta didik melalui pencapaian kemampuan berpikir tingkat tinggi para siswa.

4. Bagi peneliti

a. Mendapatkan wawasan bahwa dengan menggunakan pengembangan perangkat pembelajaran yang inovatif mampu membantu siswa dalam mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

E. Definisi Operasional

1. Pembelajaran inovatif adalah kegiatan belajar mengajar yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang baru dan dapat memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri sesuai dengan kemampuannya sendiri.

2. Perangkat pembelajaran inovatif adalah sekumpulan rencana kegiatan pembelajaran yang dibuat dengan adanya pembaruan di dalamnya dengan harapan dapat mencapai kegiatan pembelajaran yang dapat membatu proses belajar dan hasil belajar anak menuju ke arah yang lebih baik.

3. Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang menerapkan keseimbangan nilai spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam satu kegiatan pembelajaran dan mengajarkan kemandirian pada siswa.

4. Model pembelajaran inovatif Generatif adalah model pembelajaran dengan menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan siswa yang baru.

(25)

7 F. Spesifikasi Produk

1. Fisik Produk

a. Cover produk

Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat

pembelajaran inovatif yaitu Perangkat Pembelajaran Inovatif pada Subtema 4 Aku Istimewa Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar; gambar yang mencerminkan pembelajaran inovatif; nama penulis; logo Universitas Sanata Dharma, keterangan yang berisi Program Studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan, Fakultas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat peneliti.

b. Ukuran kertas

Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.

c. Format tulisan

Produk ditulis menggunakan theme fontTimes New Rowman” dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam perangkat pembelajaran terlihat jelas.

2. Isi Produk

a. Kata Pengantar

Kata Pengantar berisi tentang ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah membantu dalam pembuatan produk yang dikembangkan; orang-orang yang sudah membantu dalam penyusunan pengembangan produk; kesediaan peneliti dalam menerima kritik dan saran dari pembaca terkait produk yang dikembangkan.

b. Daftar Isi

(26)

8

c. Program Tahunan (Prota) untuk Kelas I SD

Program Tahunan merupakan rencana umum pelaksanaan pembelajaran yang berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai dengan kalender pendidikan dari tahun 2018/2019. Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain satuan pendidikan, kelas, semester) dan format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu). Program tahunan terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk potrait.

d. Program Semester (Prosem) untuk Kelas I SD semester gasal

Program Semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari semester gasal tahun 2018/2019. Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester berbentuk landscape.

e. Silabus untuk Kelas I SD semester gasal tahun 2018/2019

Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

f. Komponen perangkat pembelajaran RPP

(27)

9

dan rubrik penskoran. Dalam satu subtema terdapat enam pembelajaran, sehingga menghasilkan 6 (enam) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

g. Model Pembelajaran

RPP menggunakan dua model pembelajaran inovatif yaitu 1) Generatif yang menekankan pada proses pembelajaran yang menekankan pada proses pembelajaran agar siswa mampu membangun pengetahuan yang ada di pikirannya dan 2) Problem

Based Learning (PBL) atau yang dikenal juga dengan Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) yang menekankan pembelajaran berdasarkan pada masalah mengenai materi yang akan dipelajari. h. Pendekatan scientific

Pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan.

i. Menggunakan keterampilan belajar abad 21

Mengembangkan empat keterampilan 4C yaitu berpikir kritis

(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama

(collaborative), dan komunikasi (communicative).

j. Pembelajaran terpadu

(28)

10 k. Penguatan pendidikan karakter

Pendidikan karakter diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter yang dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

l. Menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS)

High Order Thinking Skill (HOTS) meliputi tingkat taksonomi

bloom pada C4 sampai C6. C4 merupakan kegiatan menganalisis yang menggunakan kata kerja operasional memilih, membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dan lain-lain. Sedangkan C5 yaitu kegiatan mengevaluasi yang menggunakan kata kerja operasional mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan, dan lain-lain. Dan C6 yaitu kegiatan mencipta yang menggunakan kata kerja operasional merumuskan, merencanakan, memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, menciptakan, dan lain-lain.

m. Menerapkan penilaian otentik

Penilaian otentik mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek atau pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik observasi, dan cara skoring.

n. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

(29)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Kurikulum SD 2013

Sebelum membahas mengenai karakteristik kurikulum SD 2013, ada baiknya terlebih dahulu mengenal pengertian dari kurikulum itu sendiri. Kurniasih dan Berlin (2014: 6) menjelaskan kurikulum adalah seperangkat yang dijadikan acuan untuk proses pembelajaran peserta didik dengan harapan tercapainya suatu tujuan pembelajaran dalam dunia pendidikan secara umum. Majid (2014: 1) menjelaskan kurikulum merupakan program yang disediakan oleh lembaga pendidikan khususnya sekolah untuk peserta didik. Yani (2014: 5) juga menjelaskan bahwa kurikulum merupakan perancangan kegiatan interaksi yang dilakukan oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran dengan lingkungan belajar, sumber belajar, dan dengan lingkungan sosialnya.

Kurikulum pada dasarnya merupakan program yang sudah disediakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Edward A. Kurg (dalam Kurniasih dan Berlin, 2014: 5) menjelaskan bahwa dengan adanya kurikulum, maka suatu tujuan yang dibuat sekolah dapat tercapai melalui berbagai cara yang sudah disusun di dalamnya. Berdasarkan ketiga pengertian kurikulum di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu program yang memuat rancangan-rancangan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

(30)

12

Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013 diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia (Idi, 2016: 25).

Adanya pergantian Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, hingga pada peradaban dunia (Kunandar, 2014: 16). Pergantian kurikulum ini juga didasarkan karena masih ada kelemahan-kelemahan pada kurikulum sebelumnya (Mulyasa, 2013: 60). Untuk mencapai tujuan tersebut, Kurikulum 2013 mengimplementasikan kegiatan yang menekankan kegiatan 5 M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan) sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa (Mulyasa, dkk, 2016: 19). Selain itu, untuk mencapai tujuan tersebut Kurikulum 2013 perlu melakukan penguatan pada tiga aspek yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang merupakan tindak lanjut dari Kurikulum 2004 untuk mengembangkan ketiga ranah tersebut dalam proses pembelajaran secara terintegrasi (Mulyasa, 2013: 65 & 68).

Berdasarkan pembahasan kurikulum dan kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum hasil dari penyempurnaan kurikulum sebelumnya dengan menerapkan tiga ranah belajar dalam kegiatan pembelajaran yaitu keterampilan, sikap, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sendiri. Berikut karakteristik Kurikulum SD 2013.

a. Menggunakan pembelajaran tematik terpadu

(31)

13

sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik, bermakna, dan otentik (Rusman, 2014: 254). Fogarty (2009: 65) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu dengan model tematik atau tematik terpadu merupakan pembelajaran yang membahas suatu tema yang dipelajari dari beberapa disiplin ilmu.

Pemetaan tema dalam pembelajaran tematik sangat diperlukan karena merupakan salah satu langkah yang perlu dilakukan sebelum guru membuat perangkat pembelajaran seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kadir dan Hanun, 2014: 63). Tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa, oleh sebab itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa kemudian beranjak ke lingkungan yang terjauh dari siswa (Alwasilah, dkk dalam Majid, 2014: 100). Tema dapat ditetapkan atas kesepakatan guru dengan siswa atau guru dengan guru kemudian tema yang sudah disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan beberapa disiplin ilmu (Daryanto, 2014: 15).

(32)

14

Subtema 4 Aku Istimewa. Pada Subtema 4 Aku Istimewa siswa diajarkan untuk lebih mengenal dirinya sendiri sehingga dapat menghargai dan menyayangi diri sendiri dan orang lain serta menumbuhkan sikap untuk bersyukur atas kemampuan yang dimilikinya dan dapat mengembangkan kemampuan tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran tematik terpadu merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran sesuai dengan materi yang akan dibahas dan dikaji ke dalam suatu tema tertentu.

b. Menggunakan pendekatan scientific

Pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif dalam membangun dan menemukan konsep, hukum atau prinsip dengan menggunakan keterampilan proses 5M (Daryanto, 2014: 51). Keterampilan proses 5M tersebut di antaranya: 1) mengamati, 2) menanya, 3) mengumpulkan informasi/ mencoba, 4) mengasosiasi/ menalar, dan 5) mengomunikasikan (Yani dan Mamat, 2018: 99). Kelima langkah tersebut menuntun siswa untuk mempelajari suatu materi berdasarkan pengalaman langsung yang berupa observasi, eksperimen, atau cara lainnya sehingga siswa lebih memahami materi yang dipelajari (Kosasih, 2014: 72). Senada dengan pernyataan tersebut Hosnan (2014: 34) menjelaskan bahwa dengan pendekatan scientific siswa diharapkan mampu mengenal dan memahami berbagai materi melalui berbagai sumber belajar dan tidak bergantung pada informasi yang diberikan oleh guru.

(33)

15

c. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

Yani (2014: 74) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 mengembangkan keterampilan menalar, mengomunikasikan, dan mencipta dan akan dianggap berhasil apabila lulusannya memiliki kemampuan-kemampuan tersebut. Dalam penyusunan indikator pembelajaran di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus menggunakan kata kerja operasional sebagai penanda pencapaian Kompetensi Dasar (KD) yang memperhatikan tingkatan kognitif siswa (Prastowo, 2014: 165). Kata kerja operasional terdapat dalam Taksonomi Bloom (revisi) dengan 6 tingkatan berpikir dari yang terendah (mengingat, memahami, dan menerapkan) sampai yang tertinggi (menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) (Anderson dan Krathwohl, 2014: 6).

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan memperhatikan tingkatan berpikir dari Taksonomi Bloom (revisi) yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalam perumusan indikator dan tujuan.

d. Mengembangkan pendidikan karakter

(34)

16

disampaikan secara terintegrasi dengan KI 3 dan KI 4 yang memuat aspek pengetahuan dan keterampilan. Selaras dengan pendapat Yani, Akbar (2013: 127) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter dapat dilakukan melalui berbagai mata pelajaran oleh karena itu guru dituntut untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berorientasi pada pendidikan karakter dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai pendidikan yang menanamkan nilai-nilai dalam diri siswa yang dalam pencapaiannya dilakukan secara terintegrasi dengan aspek kognitif dan keterampilan dalam pembelajaran sehari-hari.

e. Penilaian otentik

(35)

17

yang mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kosasih, 2014: 131).

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan dengan menilai proses maupun hasil dari kegiatan pembelajaran yang mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

f. Pembelajaran berpusat pada siswa

Pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan proses pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subjek utamanya (Akbar, dkk, 2016: 19). Sedangkan peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator dengan memberikan sesuatu yang dapat mempermudah dan memperlancar siswa dalam kegiatan belajar (Daryanto, 2014: 5). Pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru harus mempertimbangkan beberapa karakteristik peserta didik yaitu karakteristik umum, kemampuan awal atau prasyarat, dan gaya belajar (Mudlofir dan Evi, 2016:34 – 35).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan guru lebih bersifat sebagai pemberi fasilitas belajar pada siswa dengan

memperhatikan karakteristik yang dimiliki siswa. g. Berbasis kompetensi

(36)

18

ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Senada dengan pernyataan dari Permendikbud, Mulyasa, dkk (2013: 68) menyebutkan bahwa Kurikulum 2013 yang berbasis pada kompetensi merupakan konsep kurikulum yang memberikan penekanan untuk mengembangkan kemampuan dalam pengetahuan, pemahaman, nilai, sikap, dan minat peserta didik sehingga mereka dapat merasakan hasilnya yang berupa penguasaan terhadap kemampuan tertentu.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan kurikulum yang menekankan untuk pengembangan kompetensi-kompetensi yang harus dicapai siswa dalam menyelesaikan masa belajarnya pada jenjang pendidikan yang sedang ditempuh.

Berdasarkan penjelasan karakteristik Kurikulum 2013 di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 yaitu: 1) pembelajaran tematik terpadu, 2) pendekatan scientific, 3) mengembangkan HOTS, 4) menerapkan pendidikan karakter, 5) menggunakan penilaian otentik, 6) berpusat pada siswa, dan 7) berbasis kompetensi.

2. Keterampilan Belajar Dasar Abad 21

(37)

19

ke-21 yaitu: 1) pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber bukan diberitahu (informasi tersedia di mana saja dan kapan saja), 2) pembelajaran diarahkan untuk dapat merumuskan masalah (menanya) bukan menyelesaikan masalah (menjawab), 3) pembelajaran diarahkan untuk melatih berpikir analitis (pengambilan keputusan) bukan mekanitis (rutin), 4) pembelajaran menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah (komunikasi dari mana saja dan kapan saja) (Kunandar, 2014: 21).

Gambaran ideal manusia Indonesia yang diciptakan oleh Kurikulum 2013 yaitu: 1) memiliki kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical-thinking and problem-solving skills), 2) memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (communication

and collaboration skills), 3) memiliki kemampuan menciptakan dan

membaharui (creativity and innovation skills), 4) memiliki literasi teknologi informasi dan komunikasi (information and communications

technology literacy), 5) memiliki kemampuan belajar kontekstual

(contextual learning skills) dan 6) memiliki kemampuan informasi dan

literasi media (information and media literacy skills) (Yani, 2014: 74). Senada dengan Yani, Hosnan (2014: 87) menjelaskan bahwa tuntutan pada abad ke-21 menuntut anak untuk memiliki kecakapan 4C yaitu: 1)

communication skill (kecakapan berkomunikasi), 2) collaboration skill

(kolaborasi), 3) critical thinking and problem solving skill (kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah), dan 4) creativity and inovation

skill (kecakapan kreativitas).

Berdasarkan uraian keterampilan dasar di abad 21 di atas dapat diartikan bahwa keterampilan abad 21 meliputi 4C (communication, collaboration, critical thinking and problem solving, creativity and

innovation) yang perlu dikuasai anak untuk menghadapi kemajuan zaman

(38)

20 3. Perangkat Pembelajaran

KBBI (2008: 1052 & 23) menjelaskan bahwa perangkat memiliki pengertian alat atau perlengkapan sedangkan pembelajaran merupakan proses atau cara menjadikan orang belajar. Sehingga apabila digabungkan perangkat pembelajaran yaitu alat atau perlengkapan untuk proses atau cara menjadikan orang belajar. Pada pelaksanaan pembelajaran perangkat pembelajaran sangat dibutuhkan di sekolah agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan kompetensi yang diharapkan (Akbar, dkk, 2016: 24). Oleh karena itu, guru perlu membuat perangkat pembelajaran yang lengkap, sistematis, dan mudah diaplikasikan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran agar perangkat pembelajaran yang dibuat dapat menjadi panduan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Abidin, 2014: 287).

Kunandar (2014: 3) menyebutkan program yang harus disusun oleh guru di antaranya: 1) program tahunan, 2) program semester, 3) silabus, dan 4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan RPP yang mengacu pada Standar Isi (Abidin, 2014: 289).

(39)

21

(communication, collaboration, critical thinking and problem solving,

creativity and innovation).

Peneliti mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Tema 1 Diriku khususnya pada Subtema 4 Aku Istimewa Kelas I. Peneliti membuat 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan 2 model pembelajaran inovatif yaitu Generatif dan

Problem Based Learning (PBL).

a. Program Tahunan dan Semester

Kemendikbud (2016 : 34 – 36) menjelaskan bahwa program tahunan adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran dari seluruh muatan pelajaran yang berisi penetapan alokasi waktu dalam satu tahun pembelajaran. Sedangkan program semester adalah penjabaran dari program tahunan sehingga program semester belum bisa disusun apabila program tahunan belum disusun. Senada dengan Kemendikbud, Kunandar (2014: 3) menjelaskan bahwa program tahunan adalah program umum yang berisikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran seperti jumlah minggu efektif dan tidak efektif dalam satu tahun dari setiap kelas yang dikembangkan oleh guru sebagai pedoman pengembangan program-program selanjutnya seperti program-program semester, program-program mingguan, program harian, atau program pembelajaran setiap pokok bahasan. Sedangkan program semester adalah program yang berisikan garis besar kegiatan yang akan dilakukan dalam satu semester (6 bulan).

(40)

22

subtema, pembelajaran ke, alokasi waktu, bulan yang dirinci per minggu, dan keterangan yang diisi waktu pelaksanaan berlangsung).

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa program tahunan dan semester merupakan serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu semester dan satu tahun agar dapat tercapai segala tujuan yang diharapkan dan mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b. Silabus

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 menjelaskan bahwa silabus merupakan pedoman penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap topik yang ditentukan dalam mata pelajaran. Senada dengan pendapat tersebut, Abidin (2014: 289) memaparkan bahwa silabus adalah kerangka kegiatan pembelajaran untuk setiap kajian bidang studi. Akbar, dkk (2016: 24) menyebutkan komponen yang harus terdapat di dalam silabus di antaranya: 1) identitas mata pelajaran, 2) identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas, 3) kompetensi inti, 4) kompetensi dasar, 5) tema, 6) materi pokok, 7) kegiatan pembelajaran, 8) penilaian, 9) alokasi waktu, dan 10) sumber belajar. Berdasarkan komponen yang terdapat di dalam silabus dapat disimpulkan silabus merupakan garis besar dari program pembelajaran (Akbar, 2013: 7).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah serangkaian rencana pembelajaran yang memuat keseluruhan yang akan dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(41)

23

Kosasih (2014: 144) menjelaskan bahwa setiap pendidik memiliki tanggung jawab untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dijadikan pedoman agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih terarah dan dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan.

Permendikbud No. 22 tahun 2016 menyebutkan beberapa komponen yang harus terdapat di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu:

1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) identitas mata pelajaran atau tema/ subtema; 3) kelas/ semester;

4) materi pokok;

5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang terdapat di dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi;

(42)

24

12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

13) penilaian hasil pembelajaran.

Setiap pendidik pada satuan pendidikan memiliki kewajiban untuk menyusun RPP berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif (Al-Tabany, 2014: 256). Permendikbud No. 24 tahun 2016 menjelaskan bahwa kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik pada suatu mata pelajaran tertentu. Pada RPP kompetensi dasar kemudian dirumuskan ke dalam indikator.

Perumusan Indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan yang akan dicapai setelah selesai mengikuti pelajaran (Trianto, 2010: 85). Noorsyam (dalam Akbar, 2013: 12) menjelaskan bahwa perumusan indikator didasarkan pada Kompetensi Dasar (KD) dan setiap KD dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua). Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan dibuat ke dalam instrumen penilaian (Prastowo, 2014: 164). Oleh karena itu penggunaan kata kerja operasional penting digunakan sebagai penanda keberhasilan dalam pencapaian KD yang ditandai dengan kata kerja yang menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(43)

25

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson dan Krathwol, 2014: 6).

Setelah indikator dirumuskan langkah selanjutnya adalah menurunkan indikator menjadi tujuan. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur dengan mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotor (Kunandar, 2013: 5). Kemendikbud (2016: 21 – 22) menjelaskan pada ranah afektif mencakup sikap spiritual dan sikap sosial. Dalam perumusan tujuan pembelajaran dilakukan dengan menarik dari rumusan indikator akan tetapi diberikan tambahan kalimat pengantar untuk menunjukkan tentang pengalaman belajar yang akan diberikan kepada peserta didik untuk menguasai suatu kompetensi pembelajaran (Prastowo, 2014: 190).

Suatu rumusan tujuan harus dirumuskan secara lengkap, jelas, dan spesifik yaitu memuat unsur-unsur ABCD (Kosasih, 2014: 27). Menanggapi Kosasih, Abidin (2014: 300) menjelaskan dari setiap unsur ABCD yaitu sebagai berikut:

1) A merupakan singkatan dari audience. Audience dalam hal ini adalah siswa, sehingga dalam tujuan harus tertulis siapakah yang menjadi audience-nya.

2) B merupakan singkatan dari behaviour. Behaviour merupakan tingkah laku yang dilakukan siswa selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Untuk merumuskan behaviour harus menggunakan kata operasional.

3) C merupakan singkatan dari condition. Dalam unsur ini, digambarkan secara jelas bagaimana siswa belajar melalui kondisi yang dapat mengantarkan siswa dalam mencapai perilaku yang diharapkan.

(44)

26

tingkat kuantitatif sehingga jelas dan mudah dalam pengukurannya.

Selain memuat unsur ABCD perumusan tujuan juga berisikan satu kata benda yang mendeskripsikan pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) (Anderson dan Krathwohl, 2014: 19). Berikut penjelasan mengenai pengetahuan-pengetahuan tersebut:

1) Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui siswa ketika mereka mempelajari atau menyelesaikan masalah dalam suatu disiplin ilmu.

2) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang meliputi skema, model, mental, dan teori yang mempresentasikan pengetahuan manusia tentang bagaimana suatu materi kajian ditata dan distrukturkan, bagaimana bagian-bagian informasi saling berkaitan secara sistematis, dan bagaimana suatu bagian-bagian dapat berfungsi secara bersamaan.

3) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu.

4) Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari berbagai ilmu.

Langkah berikutnya setelah merumuskan indikator dan tujuan, hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menentukan materi. Materi pembelajaran merupakan materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Prastowo, 2014: 194). Dalam menentukan materi dapat memuat pengetahuan fakta, konsep, dan prosedur (Permendikbud 2016).

(45)

langkah-27

langkah pembelajaran. Berikut akan dijelaskan pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran (Amri: 2013:5):

1) Pendekatan pembelajaran merupakan arah yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan melihat cara materi tersebut disajikan. Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 (dalam Prastowo, 2014: 243) pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan scientific dan pendekatan tematik terpadu.

2) Model pembelajaran merupakan suatu desain pembelajaran yang menggambarkan proses pembelajaran. Misalnya problem based

learning/ pembelajaran berbasis masalah, generatif, cooperatif

learning, dan lain-lain.

3) Metode pembelajaran merupakan cara mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Misalnya ceramah, diskusi, tanya jawab, dan lain-lain.

4) Teknik pembelajaran merupakan penerapan secara khusus dari metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan guru dan siswa serta media yang digunakan. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan media dan sumber belajar yang digunakan. Penggunaan sumber belajar tidak hanya dari buku melainkan dari berbagai sumber belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran misalnya: lingkungan sekitar, media cetak dan elektronik, dan lain-lain (Fadillah, 2014: 157). Sedangkan tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk mempermudah pembelajaran dan pemahaman siswa tentang suatu materi yang disampaikan (Sanaky dalam Suryani, dkk, 2018: 9).

(46)

28

mana masing-masing disertai alokasi waktu (Majid, 2014 :263). Alokasi waktu yang terdapat di setiap kegiatan, harus disesuaikan dengan perkiraan waktu yang sudah tercantum pada silabus untuk menguasai KD yang kemudian dapat disesuaikan lagi sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan (Fadillah, 2014: 157). Berikut akan dijelaskan hal-hal yang dilakukan pada setiap kegiatan yaitu:

1) Kegiatan pendahuluan, guru perlu menyiapkan siswa, memberikan motivasi agar siswa semangat dalam mengikuti pelajaran, kemudian mengajukan pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan, dan guru menyampaikan skenario pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Kegiatan inti, pada bagian ini guru menggunakan tahapan 5M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan). Berikut penjelasan dari Yani dan Mamat (2018: 99 – 135)setiap tahapan 5 M yaitu:

a) mengamati merupakan kegiatan yang mengoptimalkan kelima indera yang dimiliki oleh peserta didik untuk menangkap dan memahami masalah.

b) menanya merupakan kegiatan yang merangsang peserta didik untuk menanyakan tentang objek yang sudah mereka amati.

c) mencoba merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik untuk mencari suatu informasi dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan siswa mengenai masalah yang sudah mereka amati.

(47)

29

e) mengomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hasil dari kegaitan menalar yang sudah dilakukan oleh peserta didik.

Selain menggunakan pendekatan scientific, pada kegiatan inti juga harus mengembangkan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa pada abad ke-21 yaitu 4C (communication,

collaboration, critical thinking, and creativity). Hosnan (2014:

87) menjelaskan setiap keterampilan yaitu sebagai berikut:

a) critical thinking merupakan keterampilan untuk berpikir atau

memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit.

b) creativity merupakan keterampilan untuk menciptakan suatu

hal dalam kegiatan pembelajaran atau dalam kehidupan sehari-hari.

c) collaboration skill merupakan keterampilan dalam

bertanggung jawab dalam lingkungan sosialnya misalnya dalam kerja sama, menghargai pendapat orang lain, memiliki jiwa kepemimpinan, dan lain-lain.

d) communication skill merupakan keterampilan dalam

menyampaikan atau mengutarakan ide yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik secara lisan, tulisan, dan multimedia.

3) Kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan, melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, memberikan umpan balik terhadap hasil belajar siswa, dan guru memberikan tindak lanjut kepada siswa dalam bentuk remedial serta menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.

(48)

30

Menurut Permendikbud No. 104 Tahun 2014 (dalam Yani dan Mamat, 2018: 171) menjelaskan bahwa pada Kurikulum 2013 penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik. Melalui penilaian otentik, peserta didik dinilai kemampuannya melalui berbagai cara (proyek atau penugasan, hasil tes tertulis, portofolio, pekerjaan rumah, karya peserta didik, presentasi, demonstrasi, karya tulis, jurnal, diskusi kelompok, dan lain-lain) tidak hanya dari hasil tes tertulis saja.

Teknik penilaian yang digunakan mencakup 3 aspek, yaitu: 1) penilaian proses atau keterampilan, yang dilakukan melalui observasi saat siswa bekerja, 2) penilaian produk, dilakukan melalui tes tertulis mengenai pemahaman suatu konsep, dan 3) penilaian sikap, dilakukan dengan observasi mengenai tingkah laku siswa selama pembelajaran (Hosnan, 2014: 396).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah seperangkat rencana pembelajaran yang memuat beberapa komponen untuk menunjang proses pembelajaran dan diuraikan atau dijabarkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama satu hari dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.

4. Pembelajaran Inovatif

a. Hakikat Pembelajaran Inovatif

(49)

31

dan efisien. Sedangkan menurut Uno dan Nurdin (2011: 11) menjelaskan bahwa pembelajaran inovatif adalah adanya sesuatu yang baru dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya oleh guru sebagai fasilitator melainkan juga oleh siswa yang sedang belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran inovatif adalah adanya suatu pembaruan dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar anak. b. Karakteristik Pembelajaran Inovatif

Uno dan Nurdin (2011: 106) menyebutkan bahwa karakteristik dari pembelajaran inovatif yaitu: 1) berpusat pada siswa (proses pembelajaran dirancang agar siswa belajar), 2) siswa terlibat secara aktif (siswa aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan lain-lain dalam pembelajaran), 3) guru berperan sebagai fasilitator (guru memfasilitasi siswa untuk belajar bukan sebagai sumber satu-satunya dalam belajar), dan 4) membuat pembelajaran yang bermakna (siswa mampu memahami bukan hanya menghafal). Senada dengan pendapat Uno dan Nurdin, Suyatno (2009: 8 - 15) menyebutkan beberapa karakteristik dari pembelajaran inovatif yaitu: 1) berpusat pada siswa (siswa secara aktif membangun pengetahuannya, 2) berbasis masalah (siswa dapat belajar suatu konsep dari suatu permasalahan sekaligus belajar untuk menyelesaikannya), 3) terintegrasi (mengaitkan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain), 4) pembelajaran yang bermakna (siswa dapat mengimplementasikan ilmu yang dipelajari di kelas ke dalam lingkungan masyarakat), dan 5) guru sebagai fasilitator (memberikan jalan kepada siswa untuk belajar).

(50)

32

mengaitkan materi yang sesuai dalam beberapa disiplin ilmu, dan 5) menciptakan pembelajaran yang bermakna.

c. Keunggulan Pembelajaran Inovatif

Mulyasa, dkk (2016: 102 – 103) menjelaskan beberapa keunggulan dari pembelajaran inovatif yaitu dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar, meningkatkan kreativitas siswa, meningkatkan hasil belajar siswa, dan terwujudnya proses pembelajaran yang efektif yang lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup bersama secara harmonis (learning to live together). Uno dan Nurdin (2011: 11) juga memaparkan beberapa keuntungan dari pembelajaran inovatif yaitu guru dapat menggunakan beberapa sumber belajar yang relevan, siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna, siswa tidak akan buta akan teknologi karena melalui pembelajaran inovatif siswa diajak untuk belajar dan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman, dan terciptanya interaksi belajar dan saling membangun antara guru dan siswa.

(51)

33 5. Model Pembelajaran Inovatif

Model pembelajaran merupakan pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di dalam kelas (Joyce & Weil dalam Darmawan dan Dinn, 2018: 1 – 2). KBBI (2008: 538) menjelaskan pengertian dari inovatif adalah bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inovatif adalah pola yang digunakan untuk merancang bahan-bahan dan membimbing proses pembelajaran dengan sesuatu yang baru.

Shoimin (2014: 18) menjelaskan bahwa siswa dilibatkan secara aktif atau dijadikan subyek dalam kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran inovatif. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan model atau strategi untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa (Sugiyanto, 2010: 3). Berbagai model pembelajaran dapat dipilih dengan menyesuaikan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai (Amri, 2013: 3). Berikut beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan dalam melaksanakan pembelajaran:

a. Generatif

(52)

34

Model pembelajaran Generatif memiliki langkah-langkah kegiatan yang dapat digunakan guru untuk membimbing kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah tersebut yaitu (Shoimin, 2014: 78):

1. Tahap orientasi, yaitu tahap memberikan kesempatan pada siswa agar mampu membangun kesan terhadap konsep yang sedang dipelajari mengaitkan konsep yang sedang dipelajari dengan pengalaman sehari-hari siswa. Tujuannya untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep tersebut.

2. Tahap pengungkapan ide, yaitu siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide mengenai konsep yang dipelajari. Tujuannya agar siswa mengetahui bahwa ada perbedaan pendapat mengenai konsep tersebut.

3. Tahap tantangan dan restrukturisasi/penyusunan kembali, siswa diminta untuk membandingkan pendapat mereka dengan pendapat siswa lain. Kemudian guru melakukan demonstrasi untuk menguji kebenaran pendapat siswa. Pada tahap ini diharapkan siswa sudah mulai dapat mengubah struktur pemikiran mereka.

4. Tahap penerapan, yaitu guru meminta siswa untuk menyelesaikan persoalan baik sederhana atau kompleks dari konsep awal yang dimiliki siswa dan mengujinya melalui kegiatan tersebut.

5. Tahap melihat kembali, yaitu siswa diberikan kesempatan untuk mengevaluasi kelemahan dari konsepnya yang lama. Siswa juga diharapkan mampu mengingat kembali apa saja yang sudah dipelajari selama pembelajaran.

(53)

35 Kelebihan:

1. Memberikan kesempatan untuk siswa dalam mengungkapkan pikiran, pendapat, dan pemahamannya tentang satu konsep. 2. Melatih siswa untuk mengomunikasikan konsep.

3. Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyusun kembali pengetahuannya sendiri.

5. Dapat menciptakan suasana kelas yang aktif.

6. Guru mengajar menjadi kreatif dalam mengarahkan siswa untuk menyusun kembali konsep yang akan dipelajari.

7. Guru menjadi terampil dalam memahami pandangan siswa dan mengorganisasi pembelajaran.

Kekurangan:

1. Siswa yang pasif merasa tertekan dalam menyusun kembali konsep.

2. Membutuhkan waktu yang lama.

3. Bagi guru yang tidak berpengalaman akan mengalami kesulitan dalam mengorganisasi pembelajaran.

Berdasarkan uraian penjelasan tersebut, model pembelajaran generatif adalah model pembelajaran yang dilakukan untuk membangun konsep awal di dalam pikiran peserta didik yang kemudian dibandingkan dengan konsep yang baru.

b. Problem Based Learning (PBL)

Pendidikan pada abad ke-21 berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam dunia nyata (Rusman, 2014: 230). Daryanto (2014: 29) menjelaskan bahwa model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) atau yang dikenal dengan

(54)

36

di lingkungan sekitar siswa yang dipilih dan direkayasa agar dapat memenuhi tujuan pendidikan (Yani dan Mamat, 2018: 71).

Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki langkah-langkah kegiatan yang dapat digunakan guru untuk membimbing kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah tersebut yaitu (Hosnan, 2014: 302):

1) Orientasi pada masalah, yaitu guru menjelaskan tujuan dan motivasi serta menyiapkan sarana yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan mengenalkan siswa pada suatu masalah nyata.

2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, yaitu guru memberikan tugas terkait dengan cara memecahkan masalah yang sudah disampaikan sebelumnya.

3) Membimbing penyelidikan, yaitu guru mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan atau pengumpulan informasi mengenai cara-cara memecahkan masalah tersebut

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil, yaitu guru membantu siswa untuk menyajikan hasil/ karya hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, yaitu guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah.

Shoimin (2014: 132) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kelebihan dan kekurangan tersebut di antaranya:

Kelebihan:

1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan nyata.

Gambar

Gambar 3.2 Langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan dilakukan
Gambar 2.1 Literature Map
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yakni perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik Integratif

Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Benca Alam untuk siswa kelas I Sekolah

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk perangkat pembelajaran mencakup pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan

Dengan demikian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 sudah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.. Kata kunci : Kurikulum

Di Sekolah Dasar proses pembelajarannya menggunakan tematik dan terpadu, (6) Penilaian, dalam penerapan kurikulum 2013 terdapat perubahan dalam penerapan penilaian pada

Peneliti memperoleh data bahwa (1) guru belum paham mengenai Kurikulum 2013; (2) pemahaman guru terkait dengan pendekatan sains dalam pembelajaran masih terbatas;

Cover depan produk terdiri dari judul Perangkat Pembelajaran Inovatif Dalam Sub Tema 2 Kegiatan Siang Hari Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar;

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif sub tema Bermain di Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II