LAPORAN TUTORIAL LAPORAN TUTORIAL
BLOK GASTROINTESTINAL SKENARIO I BLOK GASTROINTESTINAL SKENARIO I
ANAKKU DIARE LENDIR DARAH ANAKKU DIARE LENDIR DARAH
KELOMPOK VIII KELOMPOK VIII Y YOOSSA A AANNGGGGA A OOKKTTAAMMAA GG00001133223399 Y YUUSSAAK K AADDIITTYYA A SSEETTYYAAWWAANN GG00001133224411 M MUUHHAAMMMMAAD D RRIIZZKKI I KKAAMMIILL GG00001133116611 J
JEEVVI I IIRRGGIIYYAANNII GG00001133112255 R
RIIDDHHAANNI I RRAAHHMMA A VV GG00001133220011
IIIILLIIA A VVIIAANNY Y EEVVAAJJEELLIISSTTAA GG00001133006655 N
NIIKKKKO O RRIIZZKKY Y AAMMAANNDDAA GG0000113311!!!! S
SAANNTTI I DDWWI I AAHHYYAANNII GG00001133221133 A
ALLII""IIS S SSAAYYAANNDDRRI I MMEEIIAASSYYII""AA GG00001133001199 A
ANNIISSA A KKUUSSUUMMA A AASSTTUUTTII GG00001133003333 H
HEEGGA A ""IITTRRI I NNUURRAAGGAA GG00001133110099 K
KHHAARRIIZ Z ""AAHHRRUURRRROOZZII GG00001133113311
TUTOR # L$%& S'()'*')+, -./, S(/M TUTOR # L$%& S'()'*')+, -./, S(/M
"AKUL
"AKULTTAS AS KEDOKTERKEDOKTERANAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TA
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN SKENARIO 1 SKENARIO 1
ANAKKU DIARE LENDIR DARAH ANAKKU DIARE LENDIR DARAH
Seorang dokter puskesmas mendapatkan 2 pasien anak.
Seorang dokter puskesmas mendapatkan 2 pasien anak.
Pasien pertama seorang bayi laki-laki berumur 6 bulan dibawa oleh
Pasien pertama seorang bayi laki-laki berumur 6 bulan dibawa oleh
ibunya, dengan keluhan BAB lendir darah. Sejak 2 hari sebelum ke puskesmas,
ibunya, dengan keluhan BAB lendir darah. Sejak 2 hari sebelum ke puskesmas,
pasien mengalami diare. Ibu
pasien mengalami diare. Ibu pasien membelikan obat anti
pasien membelikan obat anti diare di apotek,
diare di apotek, tetapi diare
tetapi diare
tidak membaik. Satu hari sebelum ke puskesmas, pasien tidak lagi diare tetapi BAB
tidak membaik. Satu hari sebelum ke puskesmas, pasien tidak lagi diare tetapi BAB
menjadi lendir darah tanpa ampas, disertai perut kembung, tidak bisa kentut dan
menjadi lendir darah tanpa ampas, disertai perut kembung, tidak bisa kentut dan
muntah. Saat ibu pasien menekan perut anaknya di sekitar pusar, anaknya tampak
muntah. Saat ibu pasien menekan perut anaknya di sekitar pusar, anaknya tampak
kesakitan dan menangis keras. Pada pemeriksaan isik abdomen didapatkan bising
kesakitan dan menangis keras. Pada pemeriksaan isik abdomen didapatkan bising
usus meningk
usus meningkat, borborigm
at, borborigme
e !"#,
!"#,
met
metali
alic
c sou
sound
nd
!"#,
!"#,
defens
defense muscula
e muscularr
!-#,
!-#, sausage
sausage
shape
shape
!"#,
!"#,
dance sign
dance sign
!"# pada perut pasien. Pemeriksan
!"# pada perut pasien. Pemeriksan
re
rectal toucher
ctal toucher
didapatkan
didapatkan
lendir darah !"# dan eses !-#. $emudian dokter merujuk pasien ke %umah Sakit
lendir darah !"# dan eses !-#. $emudian dokter merujuk pasien ke %umah Sakit
untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut.
untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut.
Pasien kedua adalah seorang anak perempuan berumur 2,& tahun dibawa
Pasien kedua adalah seorang anak perempuan berumur 2,& tahun dibawa
ibunya, dengan keluhan diare lendir darah. 'iare sudah berlangsung selama ( hari.
ibunya, dengan keluhan diare lendir darah. 'iare sudah berlangsung selama ( hari.
'ia
'iare
re seh
sehari
ari )
) kali
kali,
, sed
sediki
ikit-s
t-sedi
edikit
kit,
, bau
bau es
eses
es aga
agak
k bus
busuk,
uk, did
didapat
apatkan
kan mun
muntah
tah,,
tenesmus, dan anak tidak mau makan. Pemeriksaan isik didapatkam suhu (),&
tenesmus, dan anak tidak mau makan. Pemeriksaan isik didapatkam suhu (),&
oo*,
*,
tanpa !belum# ada tanda dehidrasi. Berat badan anak ++ kg, gii tampak kurang.
tanpa !belum# ada tanda dehidrasi. Berat badan anak ++ kg, gii tampak kurang.
$emudian dokter menyarankan untuk pemeriksaan eses. asil pemeriksaan eses
$emudian dokter menyarankan untuk pemeriksaan eses. asil pemeriksaan eses
didapatkan bakteri 2", leukosit +/0PB, amoeba !-#. 1idak dilakukan kultur eses dan
didapatkan bakteri 2", leukosit +/0PB, amoeba !-#. 1idak dilakukan kultur eses dan
uji sensitiitas. 'okter memberikan terapi antibiotik.
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA SEVEN JUMPS
A/ L'' I
3 4emba5a skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam
skenario.
+. 'iare 3 pengeluaran tinja berkali-kali dengan konsistensi 5air dan rekuensi
yang berlebihan !lebih dari ( dalam 27 jam# !'orland#
2. Borborigme 3 suara yang mun5ul ketika lapar, biasanya karena gas di usus.
(.
Metalic Sound
3 bising usus meninggi karena obstruksi usus.
7.
Defense Muscular
3 nyeri tekan seluruh lapang abdomen karena rangsangan
pada peritoneum parietale.
&.
Sausage shape3 massa menonjol seperti sosis pada abdomen, biasanya terjadi
karena masuknya segmen usus ke usus lain.
6. 1enesmus 3 rasa ingin BAB walaupun tidak ada e5es, nyeri karena
peregangan dan pergerakan usus.
8.
Dance sign 3 pemeriksaan untuk melihat adanya sausage shape dan adanya
retraksi di abdomen.
). 9eses 3 sisa hasil digesti yang dikeluarkan lewat anus dengan konsistensi +/(
padat dan 2/( 5airan#
B/ L'' II
3 4enentukan/mendeinisikan permasalahan.
Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut
$asus +
+. 4engapa pasien BAB dengan lendir darah: -2 diare, lalu -+ hanya lendir
darah saja:
2. 4engapa keluhan tidak membaik setelah diberi obat anti diare:
(. 4engapa perut kembung, tidak bisa kentut, muntah, dan sakit saat ditekan:
7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan isik dan mekanisme terjadinya:
&. Bagaimana mekanisme dan jenis diare:
6. Bagaimana pemeriksaan lanjut dan tatalaksana kasus:
8. 4engapa pasien dirujuk:
;. Apakah trias inaginasi:
+. Apakah ma5am obat anti diare: 'an apakah eek samping loperamid:
++. Apakah deense mus5ular itu:
$asus 2
+. Bagaimanakah tanda dehidrasi:
2. 4engapa tidak dilakukan kultur dan uji sensitiitas, mengapa langsung diberi
obat antibioti5:
(. 4engapa e5es keluar sedikit-sedikit, bau busuk, muuntah, tenesmus, tidak
mau makan:
7. <bat antibioti5 apa yang mungkin diberikan:
&. Bagaimana interpretasi pemeriksaan isik pasien:
6. Apakah a5tor risiko kasus dan kaitannya dengan kurang gii:
8. Bagaimana kaitan usia dengan diare:
/ L'' III
3 4enganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara
mengenai permasalahan.
KASUS 1
2/ M$'(' $%' )+-' $7'+ 8$)$%' -+7$.+ 7') ')+ -+'.$:
<bat anti diare yang diberikan tidak 5o5ok.
Anti spasmodik
0operamid 3 merupakan deriat opioid yang bekerja dengan mengurangi
kontraksi usus. 0operamid dapat diberikan pada dewasa dan anak usia +2 tahun
ke atas.
=ek Samping 3
•
Penggunaan loperamid pada anak di bawah 2 tahun dapat menyebabkan
illeus paralitik.
•
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan intussisepsi karena
ketidakseimbangan kontraksi.
•
=ek samping ringan meliputi nyeri perut, pusing, mual, dan muntah !'rugs,
2+&#
3/ M$'(' ($.) $7, )+-' 7+8' $)), )', -' 8'+) 8'') -+)$':
a# Perut kembung3 terdapat gas di usus, menyebabkan hipokalemi. >as juga bisa
disebabkan karena laktosa tidak ter5erna, sehingga diermentasi oleh bakteri di
5olon.
b# 1idak bisa kentut 3 gas yang dihasilkan di usus tadi tidak bisa dikeluarkan
karena terjadi obstruksi usus. ?sus menjadi hipermotil. 'itunjang dengan
pemeriksaan isik sausage shape, yaitu adanya massa pada usus, yang bisa
menghalangi keluarnya gas dari perut. al ini juga bisa menyebabkan mual,
muntah, dan sakit saat ditekan yang biasa disebut
defense muscular.
al-hal di atas merupakan tanda adanya suatu inaginasi/intususepsi.
'einisi
Intususepsi adalah masuknya segmen usus progsimal !ke arah oral# ke
rongga lumen usus yang lebih distal !ke arah anal# sehingga menimbulkan gejala
obstruksi berlanjut strangulasi usus. 'einisi lain inaginasi atau intususepsi yaitu
masuknya segmen usus !intusu5eptum# ke dalam segmen usus di dekatnya
!intusus5ipient#. Pada umumnya usus bagian proksimal yang mengalami
inaginasi !intusu5eptum# memasuki usus bagian distal !intusus5ipient#, tetapi
walaupun jarang ada juga yang sebaliknya atau retrograde. Paling sering
masuknya ileum terminal ke 5olon. Intususeptum yaitu segmen usus yang masuk
dan intususipien yaitu segmen usus yang dimasuki segmen lain. Intususepsi
merupakan keadaan yang umum terjadi pada anak-anak, dan merupakan kejadian
yang jarang pada orang dewasa.
Insidensi
Inaginasi dapat terjadi pada setiap umur, bahkan dapat terjadi
intrauterine. 1ujuh puluh persen bahkan lebih terjadi pada penderita berumur di
bawah + tahun. ?mur penderita tersering sekitar 6-8 bulan. Intususepsi terjadi
pada +-7 bayi dari + bayi kelahiran hidup. Intususepsi lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada perempuan. Angka kejadian pada anak laki-laki ( kali lebih
besar bila dibandingkan anak perempuan. Seiring dengan pertambahan umur,
perbedaan kelamin menjadi bermakna. Pada anak usia lebih dari 7 tahun, rasio
insidensi anak laki-laki dengan anak perempuan adalah ) 3 +.
Patoisiologi
Penyebab pasti intususepsi belum diketahui. Ini mungkin berhubungan
dengan ineksi pada anak, pengaruh dari perubahan diet, pemberian makanan
padat. Pemberian makanan selain susu ketika umur kurang dari 7 bulan akan
berakibat buruk terhadap bayi, karena sistem pen5ernaan bayi pada usia ini belum
tumbuh kembang sempurna. Pemberian makanan pada usia itu berpeluang
terjadinya inaginasi usus halus.
Inaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan
peristaltik berlebihan biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi
pada dewasa. Pada anak-anak ;&@ penyebab tidak diketahui, hanya &@ yang
memiliki kelainan pada usus, misalnya diertikulum 4e5keli, po lip, hemangioma.
'ua puluh persen dari kasus intususepsi timbul setelah ineksi irus !ineksi
pernaasan bagian atas, gastroenteritis# yang menimbulkan pembesaran dari
jaringan limoid ileum distal. Intususeptum akan didorong masuk oleh peristalsis
ke dalam usus yang lebih distal dengan mesenterium dari intususeptum ikut
terjepit masuk. al ini kemudian diikuti terjadinya sembab, kongesti ena dan
lima yang akan menyebabkan keluarnya tinja yang berwarna kemerahan akibat
darah yang ter5ampur mukus !current jelly stool/red current jelly#. Selanjutnya,
jika tekanan kongesti melampaui tekanan arteri maka akan terjadi nekrosis.
Baru- baru ini diduga ada hubungan antara rotairus dan intususepsi, walaupun laporan
kasus terjadinya intususepsi selama bayi diaksin sangat ke5il. %otairus
merupakan penyebab gastroenteritis berat pada bayi dan anak usia di bawah &
tahun di ?SA.
$lasiikasi
Intususepsi dapat diklasiikasikan dalam tiga tipe3 enteroenterik,
kolokolik, dan enterokolik. Intususepsi enterokolik hanya melibatkan usus halus.
Intususepsi kolokolik hanya terjadi pada kolon, sigmoid, dan rektum. Sedangkan
intususepsi enterokolik melibatkan kedua usus halus dan kolon, ini adalah tipe
yang paling sering terjadi.
>ejala $linis
- kebanyakan terjadi pada anak dengan gii baik.
- usia + tahun.
- sebagian besar terjadi pada daerah ileosekal.
-
Crampy abdominal pain !kolik# yang mendadak dan intermiten, disertai dengan
tangisan yang tidak dapat dihentikan dan tungkai yang ditarik ke arah perut.
- 4untah.
- 1inja yang berbentuk seperti jeli kemerahan !
current jelly stool/red current jelly#
- Se5ara bertahap anak akan pu5at dan lemas, bisa menjadi dehidrasi, merasa
demam, dan perut mengembung.
- 4asa abdomen berbentuk seperti sosis pada kuadran kanan atas atau epigastrium
tengah.
Selain itu, ada gejala-gejala seperi anak menjadi 5epat marah, naas dangkal,
mendengkur, konstipasi.
4/ B''+'' +)$.(.$)'8+ ($$.+8'' ;+8+ -' $'+8$ )$.<'-+&': •
Bising usus meningkat 3 tanda motilitas usus meningkat, menandakan
adanya suatu obstruksi.
•
Borborigme " 3 bunyi yang dihasislkan saat perut lapar, menandakan perut
kosong tidak berisi makanan tetapi berisi udara.
•
Metallic sound
3 memperjelas dugaan adanya obstruksi pada usus.
•
Defense muscular
- 3 menandakan belum terjadi peritonitis. Bakteri usus
belum sampai pada peritoneum. Apabila " menandakan adanya peritonitis.
Patognomonik untuk intususepsi3
+.
Sausage shape 3 menandakan adanya segmen usus yang masuk ke segmen
usus yang lain
2. Dance sign 3 sensasi kekosongan biasanya pada perut kanan bawah, karena
masuknya 5ae5um pada 5olon as5endens.
5/ B''+'' $'+8$ -' <$+8 -+'.$:
=tiologi diare
+. 9aktor ineksi
a. Ineksi enteral
→ineksi pada >I1 !penyebab utama#
•Bakteri 3
Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli dll
•irus 3 %otairus !7-6@#, *oronairus, *al5iirus dll
•Parasit3 *a5ing !As5aris, <yuris,dll#, Protooa !
Entamoba
histolica,Giardia ambia, dll# Camur !Candida !lbicans#
b. Ineksi parenteral
→ineksi di luar >I1 !<4A, BP, =nsealitis,dll#
2. 9aktor malabsorbsi 3
$arbohidrat
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa, lemak, protein.
(. 9aktor makanan 3 basi/ bera5un, alergi.
7. 9aktor psikologis 3 takut dan 5emas, walaupun jarang dapat menimbulkan
diare
terutama pada anak yang lebih besar.
Patoisiologi diare
• VIRUS
masuk
→enterosit !sel epitel usus halus#
→ineksi D kerusakan ili
usus halus.
•
=nterosit rusak diganti oleh enterosit baru !kuboid/ sel epitel gepeng yg
blm matang#
→ungsi blm baik.
•
ili usus atropi
→tdk dpt mengabsorbsi makanan D 5airan dgn baik -E 1ek
$oloid <smotik meningkat
→motilitas meningkat
→ DIARE/• BAKTERI NON IN"ASI"
!ibrio 5holerae, =. 5oli patogen# masuk
→lambung
→duodenum
→berkembang biak
→mengeluarkan enim
mu5inase !men5airkan lap lendir#
→bakteri masuk ke membran
→mengeluarkan subunit A D B
→membran sel mngeluarkan mengeluarkan
!5A4P#
→merangsang sekresi 5airan usus, menghambat absobsi tampa
menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut
→olume usus meningkat
→dinding usus teregang
→ DIARE/asuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rint
Jasad renik tersebut berkembang biak
(multiplikasi) di dalam usus halus
Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin
diaregenik)
Bila diare melanjut sampai
2 minggu/lebih, kehilangan BB atau tidak
bertambah selama masa tersebut
Diare akut
Diare kronik
Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/lebih dan disertai gangguan pertum
erbaikan mukosa yang terlambat
Diare persisten
Melanjutnya kerusakan mukosa
• BAKTERI INVASI"
!Salmonella spp, Shigella spp, =. 5oli inasi,
*hampyloba5ter#
→prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini
dapat menginasi sel mukosa usus halus
→reaksi sistemik !demam, kram
perut# dan dapat sampai terdapat darah.
•
1oksin Shigella masuk ke serabut sara otak
→kejang.
>/ B''+'' ;'). .+8+ '88 1:
9aktor lingkungan
-
Sarana air bersih.
-
Camban.
-
$ualitas bakteriologis air.
-
Saluran pembuangan limbah.
-
$ondisi rumah.
9aktor ibu
-
Pengetahuan.
-
Pendidikan.
-
ygiene.
-
Perilaku.
-
Status kerja.
-
?mur.
9aktor anak
-
Status gii.
-
ASI eksklusi.
-
?sia !6-++ tahun#
-
Cenis kelamin.
9aktor sosial-ekonomi
-
Pendapatan.
-
Status ekonomi keluarga.
-
Cumlah bayi dalam keluarga.
-
Cumlah anggota keluarga.
9/ A('' ).+'8 +?'+'8+:
1rias inaginasi3
- Anak mendadak kesakitan episodik, menangis dan mengangkat kaki !5raping
pain
#, berlanjut sakit kontinyu.
Pasien
Diare
Obat Anti Diare
BAB Lendir Darah
Pemeriksaan Fisik: Rectal Toucher
Invaginasi
Dirujuk
Pemeriksaan Lanjutan
Diagnosis
Tatalaksana
tiologi
Patogenesis
Faktor Risiko
- 'eekasi eses 5ampur lender !kerusakan mukosa# atau darah !lapisan dalam#
current jelly stool
.
D/ L'' IV
3 4enginentarisasi permasalahan se5ara sistematis dan pernyataan
sementara mengenai permasalahan pada langkah III.
E/ L'' V
3 4erumuskan tujuan pembelajaran.
$asus +3
+. 4engapa terjadi BAB lendir darah:
2. 4engapa pasien tidak memaik setelah diberi anti diare:
(. Bagaimana pemeriksaan dan penatalaksanaan lanjut kasus ini:
7. 4engapa pasien dirujuk ke %umah Sakit:
&. Apa eek samping dari lapromid:
6. Apa trias dari intususepsis:
8. Apa saja penyebab intususepsis:
). Apa ma5am-ma5am obat anti diare:
$asus 23
+. Bagaimana tanda-tanda dehidrasi:
2. 4engapa tidak diakukan kultur dan uji sensitiitas dan langsung diberi
antibiotik:
(. 4engapa eses yang keluar sedikit, bau eses busuk, muntah, tenesmus, dan
tidk mau makan serta demam:
7. Antibiotik apakah yang mungkin diberikan:
&. Bagaimana interpretasi pemeriksaan eses:
6. Apa aktor resiko pada kasus ini dan apa kaitannya dengan gii buruk:
8. Bagaimana kaitan usia dengan diare:
"/ L'' VI
3 4engumpulkan inormasi baru.
G/ L'' VII
3 4elaporkan, membahas, dan menata kembali inormasi baru yang
diperoleh.
KASUS 1
1/ M$'(' ('8+$ BAB -$' %$-+. -'.': H@2 -+'.$, %'% H@1 '&' %$-+. -'.' 8'<':
a. ematokeia
'arah segar yang keluar lewat anus. 4erupakan maniestasi tersering.
$arena perdarahan kolon kiri bisa juga karena usus halus.
b. 4elena
9eses
hitam
dengan
bau
khas.
b
terkonersi
menjadi
hematin/hematokrom lain oleh bakteri setelah +7 jam.bisa karena usus halus,
atau kolon bagian kanan dengan pelambatan motilitas.
5. 'arah samar
Perdarahan ringan yang tidak sampai mengubah warna tinja.
2/ M$'(' ('8+$ )+-' $7'+ 8$)$%' -+7$.+ ')+-+'.$:
<bat diare ada yang menghambat peristaltik usus !5ontoh 3 imodium# dan ada
juga yang bersiat absorben yaitu menyerap 5airan. $emungkinan ibu bayi
tersebut membeli obat yang absorben, sehingga dengan diserapnya 5airan
tersebut, terjadi penghambatan dalam ekskresi kuman penyebab diare. Cadi agen
masih tetap ada sehingga diare juga masih tetap berlangsung karena ineksinya
terus berlangsung.
a. Anamnesis 3
Anamnesis dengan keluarga dapat diketahui gejala-gejala yang timbul dari
riwayat pasien sebelum timbulnya gejala, misalnya sebelum sakit, anak ada
riwayat dipijat, diberi makanan padat padahal umur anak dibawah 7 bulan.
b. Pemeriksaan isik 3
+# <bstruksi mekanik ditandai darm steiung dan darm 5ounter
2# 1eraba massa seperti sosis di daerah sub5ostal yang terjadi spontan
(# Fyeri tekan !"#
7# 'an5e sign !"# sensasi kekosongan pada kuadran kanan bawah akibat
masuknya sekum pada kooln asenden
&# %1 3 pseudo portio !"# sensasi seperti portio agina akibat inaginasi usus
yang lama, lender berdarah !"#
5. Pemeriksaan lanjutan dan penatalaksanaan intussisepsi
+# ?S>
?S> memiliki sensitiitas dan spesiitas yang tinggi pada kasus
intussisepsi
2# Pemeriksaan radiologi
4emiliki sensitiitas dan spesiitas yang rendah karena pada
intussisepsi massa yang diperiksa konsistensi nya lunak !usus#, sedangkan
oto radiologi digunakan untuk men5ari masa keras seperti tulang. Apabila
ingin memeriksa intussisepsi dapat ditambahkan dengan kontras sehingga
terlihat 5oiled spring appearan5e. 9oto abdomen tiga posisi. 1anda
obstruksi !"# 3 distensi, air luid leel, hearing bone !gambaran pli5a
5ir5ularis usus#.
4eskipun hasil laboratorium tidak spesiik untuk menegakkan
diagnosis intususepsi, sebagai proses dari progresiitas, akan didapatkan
abnormalitas elektrolit yang berhubungan dengan dehidrasi, anemia dan
atau peningkatan jumlah leukosit !leukositosisE+./mm
(#.
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan intussisepsi dapat berupa tindakan reduksi operati dan non
operati.
+# 1indakan non operati
'ilakukan dengan enema terapeutik berupa enema hidrostatik
menggunakan barium atau kontras larut air, atau dapat dilakukan enema
pneumatik dengan insulasi udara, untuk mengeluarkan bagian usus yang
terlipat.
2# 1indakan operati
'apat dilakukan dengan membuat insisi paraumbili5al kanan
kemudian menekan se5ara halus bagian usus yang masuk !intussuspektum#
ke arah usus yang dimasuki !intususipien#. Selain itu dapat dilakukan
tindakan laparoskopi. Pada dasarnya tindakan non operati didahulukan
ke5uali jika tindakan nonopada kontraindikasi absolut berupa peritonitis
dan perorasi. Apabila demikian maka dilakukan tindakan operati.
!Blan5o, 2+7#
4/ M$'(' ('8+$ -+.<:
1erkait komplikasi kasus yaitu kematian jaringan usus dan perorasi. Bila
ditolong kurang dari 27 jam, komplikasi bisa diminimalisasi sehingga risiko
kematian hanya +(@ namun jika dalam 2-& hari tidak mendapat penanganan
yang memadai bisa berakibat atal.
5/ E;$ 8'(+ -'.+
%($.'+-0operamid merupakan deriat opioid yang bekerja dengan mengurangi
kontraksi usus. 0operamid dapat diberikan pada dewasa dan anak usia +2 tahun
ke atas.
=ek Samping 3
a. Penggunaan loperamid pada anak di bawah 2 tahun dapat menyebabkan
illeus paralitik
b. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan intussisepsi karena
ketidakseimbangan kontraksi
5. =ek samping ringan meliputi nyeri perut, pusing, mual, dan muntah
!'rugs, 2+&#
6/ A('' ).+'8 +?'+'8+:
1rias inaginasi 3
a. Anak mendadak kesakitan episodik, menangis dan mengangkat kaki
!5raping pain#, berlanjut sakit kontinyu
b. 4untah warna hijau !5airan lambung#
5. 'eekasi eses 5ampur lender !kerusakan mukosa# atau darah !lapisan
dalam# 5urrent jelly stool
!Sudoyo, 26#
!/ P$&$7'7 +)88$(8+8
Penyebab intususepsis pada anak adalah idiopatik. Pada beberapa kasus,
penyebab paling sering adalah dierti5ulum 4er5kel. Pada dewasa, intususepsis
biasanya merupakan hasil dari beberapa kondisi medis misalnya3
a. 1umor
b. Caringan parut usus
5. Bekas operasi pada usus halus dan 5olon
d. ematoma
e. Inlamasi
>/ M'='@'=' 7') ')+-+'.$
a.
$elompok antisekresi selekti1erobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya se5ara
luas
racecadotril
yang bermanaat sekali sebagai penghambat
enim
en"ephalinase
sehingga enkephalin dapat bekerja kembali se5ara
normal. Perbaikan ungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit
sehingga keseimbangan 5airan dapat dikembalikan se5ara normal. 'i
Indonesia saat ini tersedia di bawah nama hidrase5 sebagai generasi
pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih aman
pada anak.
b. $elompok opiat
'alam kelompok ini tergolong kodein osat, loperamid *l serta
kombinasi dienoksilat dan atropin sulat !lomotil#. Penggunaan kodein
adalah +&-6mg ( sehari, loperamid 2 G 7 mg/ ( G 7 sehari dan lomotil
&mg ( G 7 sehari. =ek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan
propulsi, peningkatan absorbsi 5airan sehingga dapat memperbaiki
konsistensi eses dan mengurangi rekwensi diare.Bila diberikan dengan
5ara yang benar obat ini 5ukup aman dan dapat mengurangi rekwensi
deekasi sampai )@. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom
disentri obat ini tidak dianjurkan.
5. $elompok absorbent
Arang akti, attapulgit akti, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau
smektit diberikan atas dasar argumentasi bahwa at ini dapat menyeap
bahan ineksius atau toksin-toksin. 4elalui eek tersebut maka sel mukosa
usus terhindar kontak langsung dengan at-at yang dapat merangsang
sekresi elektrolit.
d. Hat idroilik
=kstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari
#lantago o$eta
,
#syllium,
%araya &Strerculia'
,
(spraghulla, Coptidis
dan
Catechu
dapat membentuk
kolloid dengan 5airan dalam lumen usus dan akan mengurangi rekwensi
dan konsistensi eses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan 5airan dan
elektrolit. Pemakaiannya adalah &-+ 55/ 2 sehari dilarutkan dalam air
atau diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet.
e. Probiotik
$elompok
probiotik
yang terdiri dari
actobacillus
dan
)ifidobacteria
atau
Saccharomyces boulardii
, bila mengalami
peningkatan jumlahnya di saluran 5erna akan memiliki eek yang positi
karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran 5erna. Syarat
penggunaan dan keberhasilan mengurangi/menghilangkan diare harus
diberikan dalam jumlah yang adekuat.
!%ani AA, 22#
KASUS 2
1/ B''+''' )'-' -$+-.'8+:
1anda dehidrasi
-
%ingan !hilang 5airan 2-&@ BB# 1urgor kurang, serak, pasien belum masuk
-
Sedang !hilang &-)@# 1urgor buruk, presyok- syok, nadi 5epat, naps
Penentuan derajat dehidrasi
3
a. $eadaan klinis
b. BC plasma
dehidrasi BC meningkat
a. Berat 3 +,(2 G +,7
b. Sedang 3 +,2) G +,(2
5. %ingan 3 +,2& G +,2)
5. Pengukuran *entral enous Pressure !*P#
Bila *P "7 s.d. "++ 5m
2< normal
Syok/dehidrasi
*P " 5m
2<
Skor penilaian klinis dehidrasi
$linis
Skor
%asa haus/muntah
1' sistol 6-; mmg
1dsistol 6 mmg
9rekuensi nadi E+2/menit
$esadaran apati
$esadaran somnolen sopor koma
9rekuensi napas E (/menit
9a5ies 5holeri5a
o 5holeri5a
1urgor kulit
Jasher womanKs hand
=kstremitas dingin
Sianosis
?mur &-6
?mur E6
+
+
2
+
+
2
+
2
2
+
+
+
2
-+
-2
Skor ( tanpa disertai syok
5airan peroral sedikit demi sedikit
Skor E( disertai syok
5airan per intraena
2/ M$'(' )+-' -+'' %). -' <+ 8$8+)+?+)'8 -' %'8 -+7$.+ ')+7+)+:
'okter tidak melakukan kultur dan uji sensitiitas, hal ini mungkin
disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana yang ada,mengingat kasus
tersebut terjadi di Puskesmas. Selain itu, pada pemeriksaan eses tidak ditemukan
adanya amoeba, temuan ini menyingkirkan diagnosis disentri amoeba. Sedangkan
pada pedoman J<, jika tidak ditemukan amoeba, disarankan untuk melakukan
pengobatan Shigella.
3/ M$'(' ;$8$8 &' $%'. 8$-++), 7' ;$8$8 78, )', )$$88, -' )+-' ' '' 8$.)' -$':
Berak sedikit-sedikit kemungkinan disebabkan oleh adanya tenesmus.
1enesmus adalah perasaan tidak lampias saat berak yang ditandai dengan rasa
ingin berak terus menerus walaupun kolon telah kosong. al ini dapat disebabkan
oleh adanya bakteri, keganasan, prolaps, polip, adenoma, hemoroid, atau abses.
Adanya darah kemungkinan disebabkan oleh adanya enterotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri !shigella dysenteriae# yang menginhibisi sintesis protein
sehingga terjadi nekrosis enterosit. Fekrosis ini menyebabkan terjadinya
perdarahan.
Adanya mukus pada eses disebabkan karena adanya hipersekresi mukus oleh
sel goblet epitel kolumner intestinum tenue dan 5olon. ipersekresi ini disebabkan
oleh adanya inlamasi yang menyebabkan dilepaskannya 5ytokine !e.g. 1F9-L#
yang meningkatkan transkripsi glikoprotein mu5in sekretorik 4?*2. !$im, 2+#
'emam dan muntah disebabkan oleh sitotoksin shiga yang dikeluarkan oleh
bakteri shigella dysenteriae.
4/ A)+7+)+ '('' &' + -+7$.+':
Antibiotik yang harus diberikan oleh dokter adalah antibiotikyang eekti
untuk Shigella, seperti Siproloasin, Seiksim, dan Asam Falidiksat. Selain itu
disarankan juga untuk ditambahkan preparat Hin5 dalam pengobatan disentri,
karena Hin5 dapat memper5epat penyembuhan, meningkatkan imun, dan
menurunkan risiko terulangnya diare dalam 2-( bulan kedepan.
Cika pada pemeriksaan eses ditemukan adanya amoeba, ditambahkan preparat
metronidaol ( sehari selama & hari .
5/ I)$.(.$)'8+ ($$.+8'' ;+8+ P$$.+8'' ;$=$8
a. Pemeriksaan isisk
+# Suhu ().&
!
* 3 'emam sebagai gejala ineksi
2# 1idak didapatkan tanda-tanda dehidrasi
(# Berat badan ++ kg, tanda gii kurang 3 $urang gii meningkatkan risiko
terjadinya gangguan pen5ernaan.
b. Pemeriksaan e5es
+# Bakteri !2"# 3 'idapatkan bakteri di dalam e5es
2# 0eukosit +/0PB 3 didapatkan leukosit menandakan adanya ineksi
(# Amoeba !-# 3 Ineksi tidak disebabkan oleh amoeba
Sebab berak sedikit, tenesmus, adanya darah, dan lendir Berak
sedikit-sedikit kemungkinan disebabkan oleh adanya tenesmus. 1enesmus adalah perasaan
tidak lampias saat berak yang ditandai dengan rasa ingin berak terus menerus
walaupun kolon telah kosong. al ini dapat disebabkan oleh adanya bakteri,
keganasan, prolaps, polip, adenoma, hemoroid, atau abses.
Adanya darah kemungkinan disebabkan oleh adanya enterotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri !shigella dysenteriae# yang menginhibisi sintesis protein
sehingga terjadi nekrosis enterosit. Fekrosis ini menyebabkan terjadinya
perdarahan.
Adanya mukus pada eses disebabkan karena adanya hipersekresi mukus oleh
sel goblet epitel kolumner intestinum tenue dan 5olon. ipersekresi ini disebabkan
oleh adanya inlamasi yang menyebabkan dilepaskannya 5ytokine !e.g. 1F9-L#
yang meningkatkan transkripsi glikoprotein mu5in sekretorik 4?*2. !$im, 2+#
6/ K'+)' -$' ++ 7. :
4alnutrisi lewat 3
a. Penekanan aktor imunitas
b. Perubahan struktur mukosa usus
Seng berungsi untuk pertumbuhan sel terutama pembelahan sel dan
perbaikan jaringan rusak penyembuhan luka. 'eisiensi seng menyebabkan
memperpanjang mekanisme luka pada saluran 5erna menyebabkan abnormalitas
morologi mukosa sehingga absorbsi nutrisi terganggundan meningkatkan
permeabilitas usus terhadap makanan ataupun mikroba.
!/ B''+'' '+)' 8+' -$' -+'.$
Pada anak sering terjadi diare dikarenakan saluran pen5ernaan bayi sedang
membiasakan untuk menerima makanan pendamping ASI.
KESIMPULAN
'ari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada kasus pertama pasien
menderita intussusepsi/inaginasi intestinum. al ini ditandai dengan maniestasi
klinis pada skenario yaitu perut kembung yang diakibatkan oleh gas hasil ermentasi
makanan oleh bakteri, tidak bisa kentut karena obstruksi, dan muntah akibat distensi
intestinum bagian proksimal oleh adanya obsturksi. asil pemeriksaan isik abdomen
ditemukan peningkatan bising usus, dan metali5 sound yang menandakan
peningkatan aktiitas usus akibat obstruksi. Borborigme menandakan adanya gas di
dalam intestinum dan deense mu5ular yang negati menandakan tidak disertai
dengan peritonitis. 1anda patogmonik pada inaginasi intestinum adalah
ditemukannya sausage shape dan dan5e sign negati. Pada re5tal tou5he didapatkan
darah akibat pe5ahnya pembuluh darah akibat penekanan obstruksi dan tidak
didapatkan e5es yang memperkuat diagnosis obstruksi karena inaginasi intestinum.
Pemeriksaan yang dapat diandalkan untuk kasus inaginasi adalah ?S> yang
memiliki sensitiitas dan spesiitas tinggi. Penatalaksanaan kasus ini dapat berupa
tindakan operati dan tindakan non-operati dengan enema hidrostatik !kontras
barium# atau enema udara.
Pada kasus kedua pasien tampak bergii kurang yang merupakan aktor risiko
terkena diare. Pada pemeriksaan e5es didapatkan leukosit, bakteri, dan tidak ada
amoeba sehinggapasien kemungkinan besar menderita disentri basiler karena ineksi
shigella. 'isentri basiler ditandai dengan adanya demam,diare lendir darah, dehidrasi,
dan kadang disertai muntah. 0endir pada e5es disebabkan oleh adanya inlamasi
yang mengakibatkan hipersekresi mukus oleh sel goblet epitel kolumner intestinum
tenue dan 5olon. Adanya darah kemungkinan disebabkan oleh adanya enterotoksin
yang dihasilkan oleh bakteri !shigella dysenteriae# yang menginhibisi sintesis protein
sehingga terjadi nekrosis enterosit. Fekrosis ini menyebabkan terjadinya perdarahan.
'iare yang keluar sedikit-sedikit disebabkan karena adanya tenesmus yang
memberikan sensasi ingin BAB berlebihan. 1erapi yang dapat diberikan adalah
pemberian antibiotik seperti ampi5illin, 5otrimoaole, asam nalidiksat, atau
BAB IV SARAN