NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyal candle mengkonfirmasikan positif bagi pergerakan IHSG, ditambah dengan indikasi dari MA5 dan MA20 yang mengisyaratkan positif bagi indeks bursa domestik ini. Meski dari leading indikator baik Stochastic maupun MACD masih mengkonfirmasikan negatif. Namun, secara teknis IHSG berpeluang apresiasi dalam pekan ini.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4885.688 +24.247 8,212.60 6,723.86
LQ-45 853.651 +4.579 2,828.01 4,759.82
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG berhasil menguat sebesar 24,25 poin (0,50%) dari level 4.861,44 ke level 4.885,69 pada perdagangan hari Kamis (17/3). Dari pasar domestik, BI rate turun sebanyak 25 bps dari 7.00% ke 6.75%. Bunga Deposit Facility juga turun menjadi 4,75% dan Lending Facility turun menjadi 7,25% berlaku mulai 18 Maret 2016. Penurunan suku bunga acuan ini merupakan penurunan yang ketiga di tahun 2016. Penurunan BI rate diharapkan dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman sehingga pertumbuhan kredit diharapkan dapat meningkat dan membuat kegiatan ekonomi kembali bergairah. Dari pasar global, Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuan jangka pendeknya untuk tidak berubah, sesuai dengan ekspektasi para analis, mencatat bahwa “perkembangan ekonomi dan keuangan global terus menimbulkan risiko” bagi ekonomi AS. Sebagai informasi, the Fed telah menaikkan kisaran target untuk suku bunga Fed 25 bp menjadi 0,25-0,5% pada Desember 2015 yang merupakan kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade, mengakhiri akhir dari sebuah era pelonggaran kebijakan moneter yang luar biasa. Akan tetapi, gejolak di pasar keuangan dan pelambatan ekonomi global sejak awal tahun ini telah menimbulkan meningkatnya kekhawatiran tentang kekuatan ekonomi AS, memaksa pembuat kebijakan the Fed untuk menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut sejak itu. Dalam pernyataan yang dirilis pada hari Rabu setelah pertemuan kebijakan selama dua hari, the Fed mengatakan “kegiatan ekonomi AS telah berkembang pada kecepatan yang moderat” meskipun perkembangan ekonomi dan keuangan global dalam beberapa bulan terakhir terus menimbulkan risiko. Selanjutnya, harga minyak dunia mengalami “rebound”, dipicu oleh sentimen positif terkait spekulasi bahwa para produsen menyetujui pertemuan April untuk membatasi produksi minyak dunia dalam upaya untuk menstabilkan pasar minyak. Dari pasar regional, mayoritas saham regional menguat mengikuti pasar global. Indeks Shanghai Composite menguat 34,4 poin (1,2%) ke level 2.904,83. Selanjutnya, indeks Hang Seng juga ditutup menguat sebesar 246,11 poin (1,22%) ke level 20.503,81. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 38,07 poin (0,22%) ke level 16.936,38. Dari Eropa, bursa Eropa dibuka tentatif menguat di awal perdagangan.
Nilai rupiah terapresiasi hingga ke Rp 13.047/USD, sebelum keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur kemarin. Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,75% dari sebelumnya 7%. Hal itu sesuai dengan ekspektasi pasar. Sedang lending rate dan deposit rate turun 25 bps menjadi masing-masing 7,25% dan 4,75%. Suku bunga rendah akan membantu tujuan mencapai suku bunga pinjaman bank ke single digit. Apresiasi rupiah dan bursa saham dikarenakan keputusan The Federal Reserve dalam FOMC yang mempertahankan Fed Rate di kisaran 0,25%-0,5%. The Fed juga menurunkan perkiraan kenaikan tingkat bunga pada tahun 2016 menjadi 2 kali dari sebelumnya 4 kali. Selain itu The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2016 menjadi 2,2% dari sebelumnya 2,4% menyusul prospek pertumbuhan ekonomi global yang masih lemah. Keputusan The Fed itu mengacu pada pertemuan G20 di Shanghai lalu untuk menggunakan seluruh alat kebijakan guna memperkuat pertumbuhan. Sedang Bank of England mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5%. IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 sebesar 4,9% dan World Bank memproyeksi GDP Indonesia turun menjadi 5,1%. Namun pemerintah optimis target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 dalam APBN 2016 sebesar 5,3% dapat tercapai. Hal itu didasarkan pada indikasi masuknya investasi ke Indonesia sejak awal tahun 2016. Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi akan mulai terangkat pada kuartal II 2016. Komisi Keuangan DPR menyetujui Rencana Undang-undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) yang bertujuan memperkuat kemampuan sistem perbankan dalam menahan krisis. RUU ini akan dibawa ke sidang paripurna DPR pada Kamis mendatang. RUU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) menetapkan proses untuk menghadapi krisis keuangan dan detil bagi bank secara sistemik penting guna mendapatkan dana talangan. UU ini penting untuk landasan hukum bagi pembuat kebijakan. Pemerintah akan mengeluarkan daftar bank
dalam katagori “too big too fail” dalam 3 bulan ke depan. Hasil FOMC
diperkirakan masih menjadi katalis hari ini. Potensi upside akan ditunjang oleh sentimen individual emiten, seperti kinerja keuangan dan rencana bisnis. Namun potensi upside itu rawan technical
correction, karena IHSG sudah memasuki dalam ruang jenuh beli.
DAILY REPORT
18 Maret 2016
• SMGR & PT. Samana Citra bentuk JV PT. Semen Indonesia Aceh • Laba bersih INTP mengalami penurunan 17,65% YoY pada 2015 • Laba berish PGAS tahun 2015 sebesar USD 401,9 juta • Pemerintah sayangkan AALI bergabung dalam IPOP • TLKM raih pendapatan Rp 23 T dari bisnis ICT di tahun 2015 • EXCL targetkan layanan digital berkontribusi 7% pada 2018 • TELE alami kenaikan laba 19,07%
• KRAS hentikan produksi hulu baja
• KRAS menargetkan penjualan meningkat 41% • KRAS menargetkan laba bersih USD 69 juta pada 2016 • BBRI cari mitra strategis BPD
• Kredit korporasi BBNI tembus Rp154,7 triliun
• BBCA hadirkan versi terbaru layanan elektronik Sakuku • BTPN siap perkuat modal jika berdampak sistemik • BTPN jaga kemitraan dengan IFC
• BJTM proyeksikan kontribusi capai 12% • TURI incar pertumbuhan 10%
• VIVA akan lakukan refinancing USD 166 juta • VIVA berencana mencari partneruntuk MDIA • ATIC lanjutkan akuisisi 2 perusahaan tahun ini
• IMPC beri pinjaman USD 500 juta ke Impack Vietnam Company
Support Level 4870/4855/4840
Resistance Level 4901/4916/4931
Major Trend Down
Minor Trend Up
18 March 2016
18 March 2016
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Semen Indonesia (SMGR) membuka pabrik di Indonesia bagian Timur. Semen Indonesia dengan PT Samana Citra Indonesia membentuk perusahaan patungan (joint venture) bernama PT Semen Indonesia Aceh. Pembentukan perusahaan patungan itu sebagai upaya pembangunan pabrik semen di Kecamatan Batee dan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh di lahan seluas 1.500 ha berkapasitas 3 juta ton per tahun. Semen Indonesia memiliki mayoritas saham sebesar 72,5%, sedangkan Samana Citra Indonesia sebesar 12,5%. Nilai investasi untuk pabrik baru di Aceh ini sekitar Rp 5 triliun. Dana pembangunan berasal dari kas internal Semen Indonesia dan sebagian berasal dari pinjaman perbankan. Proyek ini direncanakan dimulai tahun 2016 dan diharapkan beroperasi pada tahun 2020. Pabrik semen ini akan memenuhi kebutuhan semen di wilayah Sumatera khususnya Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Perseroan menilai bahwa daerah pantai timur Sumatera memiliki potensi pertumbuhan konsumsi semen yang tinggi.
Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) mengalami penurunan laba bersih sebesar 17,65% YoY menjadi Rp 4,35 triliun pada 2015. Pendapatan turun menjadi Rp 17,79 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 19,99 triliun.
Perusahaan Gas Negara (PGAS) membukukan laba bersih tahun 2015 sebesar USD 401,19 juta. Pendapatan bersih tahun 2015 tercatat USD 3,07 miliar dan laba operasi USD 565,49 juta serta EBITDA USD 941,08 juta. Selama tahun 2015 PGAS menyalurkan gas bumi sebanyak 1591 mmscfd yang terdiri dari volume gas distribusi sbanyak 802 mmscfd dan volume transmisi sebanyak 789 mmscfd. PGAS juga menyelesaikan pembangunan infrastruktur gas bumi, baik pembangunan pipa distribusi maupun pipa transmisi sepanjang lebih dari 800 km di wilayah eksisting dan wilayah baru. Pada tahun 2015 PGAS telah menyelesaikan priyek pipa transmisi gas bumi Kalija I sepanjang lebih dari 200 km.
Pemerintah menyayangkan bergabungnya Astra Agro Lestari (AALI) dalam Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP). Padahal skema IPOP dinilai sangat memberatkan petani sawit dan persyaratannya melampaui aturan perundangan yang berlaku di Indonesia. Pemerintah tidak bisa bersikap tegas terhadap keberadaan IPOP, karena kesepakatan yang dibangun IPOP adalah bersifat business to business .
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) meraih pendapatan Rp 23 triliun di tahun 2015 dari bisnis teknologi informasi (ICT) di segmen high end market atau tumbuh 30% YoY. Rata-rata pertumbuhan industri ICT di segmen high end market Indonesia sebesar 12%. Konsumen di segmen ini meliputi perusahaan, pemerintah, dan UKM. Sebagian besar pendapatan tersebut dikontribusi oleh pencapaian pendapatan dari segmen enterprise, yakni sebesar 69%. Pendapatan enterprise tumbuh 27% di banding 2014. Pendapatan dari segmen Small Medium Enterprise (SME) berkontribusi sebesar 20% atau tumbuh 70% dibanding 2014. Sementara kontribusi dari segmen Government sebesar 11% terhadap pendapatan ICT di segmen high end market, tumbuh 20% dibanding tahun lalu. Portofolio broadband
connectivity di tahun 2015 tumbuh sebesar 10% terhadap tahun
2014. Portofolio bisnis ini mengkontribusi 29% pendapatan di segmen High End Market. AT Kearney memproyeksikan pertumbuhan industri ICT di segmen High End Market tahun 2016 mencapai 15%.XL Axiata (EXCL) menargetkan lini layanan digital dapat berkontribusi sekitar 7% dari total pendapatan pada 2018 dari saat ini sekitar 4%. Lini digital yang akan ditingkatkan sebagai penopang pemasukan di antaranya mobile advertising, machine to machine (M2M) atau internet of things (IoT), serta XL tunai lewat mobile payment.
Tiphone Mobile (TELE) alami kenaikan laba bersih sebesar 19,07% per Desember 2015 menjadi Rp370,35 miliar dan laba bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp311,03 miliar. Adapun, pendapatan naik menjadi Rp22,04 triliun dari pendapatan tahun sebelumnya Rp14,58 triliun dan beban pokok pendapatan naik menjadi Rp20,83 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp13,77 triliun. Laba kotor naik menjadi Rp1,20 triliun dari laba kotor tahun sebelumnya Rp819,16 miliar. Laba usaha naik menjadi Rp776,26 miliar dari laba usaha tahun sebelumnya Rp540,86 miliar. Total aset per Desember 2015 menjadi Rp7,12 triliun, naik dari total aset per Desember 2014 sebesar Rp5,01 triliun.
Krakatau Steel (KRAS) menghentikan sementara fasilitas produksi hulu baja, electric arc furnace, untuk meningkatkan daya saing di tengah harga baja yang rendah serta tingginya harga gas alam Indonesia. Saat ini, perusahaan mengimpor produk setengah jadi untuk kembali diproduksi menjadi produk hilir bernilai tambah dan berdaya saing. Kebijakan ini merespons perkembangan pasar global. Namun, dengan adanya pabrik blast furnace baru, KRAS meyakini dapat menurunkan biaya dan meningkatkan produktivitas. Tingginya harga gas alam yang didapatkan perusahaan menyebabkan fasilitas produksi hulu baja tidak dapat bersaing dengan produk impor dari China.
Krakatau Steel (KRAS) optimistis tahun ini penjualan dapat meningkat 41% menjadi 2,7 ton. Untuk meningkatkan efisiensi, perusahaan berupaya memperbesar kapasitas serta meningkatkan produktivitas produksi melalui otomasi. Adapun, kapasitas terpasang KRAS sampai saat ini seperti HRC, CRC, wire rod dan lainnya sejumlah 3,15 juta ton per tahun. Selain itu, harga baja sejak minggu kedua Maret sudah membaik. Untuk meningkatkan daya saing, tahun ini pabrik blast furnace yang mampu mengurangi ongkos produksi slab hingga US$60 per ton dari efisiensi energi hingga 100 Megawatt per hari akan selesai. Krakatau Steel (KRAS) menargetkan laba bersih sejumlah US$69 juta di 2016, didorong oleh peningkatkan volume penjualan sebesar 41% dan perbaikan kinerja anak usaha. Posisi laba bersih tersebut tidak memperhitungkan kontribusi dari PT Krakatau Posco yang sepanjang tahun lalu menderita kerugian US$106,25 juta. Adapun, KRAS mempersiapkan belanja modal sebanyak US$403,1 juta tahun ini untuk penyelesaian beberapa proyek strategis a.l pabrik blast furnice dan pabrik hot strip mill (HSM) 2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) membuka peluang untuk menjadi partner strategis bagi bank-bank pembangunan daerah yang ingin memperkuat profil perusahaan di industri perbankan nasional. Setelah melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng), perusahaan tertarik melakukan hal serupa pada bank pembangunan daerah (BPD) lainnya. Secara umum, MoU dengan Bank Jateng dilakukan dalam rangka kerja sama pengembangan bisnis antara kedua belah pihak. Kerjasama dilakukan dalam bentuk operasional, pengembangan teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia. Selain itu, ke depannya kerja sama ini pun dimungkinkan berkembang hingga ke bisnis permodalan.
18 March 2016
18 March 2016
Bank Negara Indonesia (BBNI) memproyeksikan kredit korporasi pada kuartal I/2016 dapat mencapai Rp154,7 triliun pada tahun ini. Porsi sektor infrastruktur mendominasi sebesar 41% dalam kredit korporasi perusahaan tahun ini. Sepanjang kuartal I/2016, kredit korporasi diproyeksikan tumbuh 30% menjadi Rp154,7 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun, sektor infrastruktur yang paling dominan menyasar kepada perusahaan yang di bidang pembangkit listrik, jalan tol, minyak dan gas, dan telekomunikasi. Khusus untuk kredit korporasi sektor infrastruktur melonjak pada tiga bulan pertama tahun ini menjadi Rp74 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp48,5 triliun. Detailnya, perusahaan memberikan porsi paling besar kepada korporasi di bidang pembangkit listrik sebanyak 27%, jalan tol 21%, minyak dan gas 19% dan telekomunikasi 15%. Selain tiga bidang itu, perusahaan juga menyalurkan kredit ke perusahaan yang bergerak di bidang pelabuhan, bandara dan kemaritiman.
Bank Central Asia (BBCA) kembali menghadirkan inovasi terbaru dari produk layanan perbankan berbasis transaksi elektronik Sakuku. Bila sebelumnya nasabah dapat menggunakan Sakuku untuk mengisi pulsa untuk pribadi, untuk orang lain, maupun permintaan pulsa dan membayar belanja di merchant online maupun merchant fisik, saat ini Sakuku Plus memungkinkan split bill dengan membagikan tagihan transaksi pembayaran kepada sesama pengguna Sakuku Plus. Selain itu, nasabah dapat tetap menarik saldo Sakuku Plus di ATM BCA terdekat.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) siap memperkuat modal bila masuk ke dalam kelompok bank-bank berdampak sistemik, yang akan ditetapkan OJK. Dari segi CAR, perseroan dalam kondisi yang memadai dengan CAR berada pada level 23,8% pada 2015.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) memperkuat komitmen kemitraan dengan salah satu pemegang saham perusahaan, International Finance Corporation, meski belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait mitra strategis PT BTPN Syariah. Sebelumnya, IFC mengaku berminat melakukan investasi di empat bank syariah Indonesia, antara lain PT Bank Muamalat Indonesia, PT Bank Syariah Mandiri, unit usaha syariah (UUS) Bank Danamon Indonesia (BDMN), dan BTPN Syariah. Selain itu, hubungan antara IFC dengan BTPN sudah cukup erat, dibuktikan dengan kerja sama seperti, rencana bisnis bank nirkantor dan pembiayaan mikro maupun pertanian. Hingga saat ini, IFC sudah memberikan pinjaman sekitar Rp2-3 triliun kepada BTPN.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) memproyeksikan kontribusi penyaluran kredit di sektor pertanian dan agrobisnis dapat meningkat hingga 12% pada tahun ini. Saat ini, kontirbusi penyaluran kredit di sektor tersebut di bawah 10%. Untuk itu, BJTM akan lebih banyak melakukan kerjasama dengan perusahaan agrobisnis agar penyaluran kredit bisa tercapai. Saat ini, BJTM telah bekerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) mengembangkan skema Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA) dan PTPN XI. Nilai kredit yang disiapkan untuk PTPN X dan XI mencapai Rp300 miliar, dengan rerata kredit setiap koperasi di pabrik gula sekitar Rp20-30 miliar.
Tunas Ridean (TURI) tahun ini menargetkan dapat meraih pertumbuhan pendapatan dan laba di kisaran 5% hingga 10% dari tahun lalu. Pada 2015, pendapatan bersih yang diraih mencapai Rp10,15 triliun. Adapun, untuk laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang dibukukan TURI pada tahun lalu mencapai Rp291,14 miliar. Pertumbuhan kinerja didorong
oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari tahun lalu, didorong oleh kebijakan pemerintah yang sudah dikeluarkan sejak tahun lalu.
Visi Media Asia (VIVA) tahun ini berencana melakukan refinancing utang berdenominasi dolar AS senilai USD 166 juta. Refinancing akan meningkatkan cash flow karena penurunan bunga dan dapat menurunkan risiko nilai tukar Rupiah. Dengan refinancing utang ke Rupiah, perseroan akan mendapatkan keuntungan hingga sebesar Rp 200 miliar, karena hilangnya risiko nilai tukar. Tahun ini, VIVA menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,55 triliun dengan EBITDA margin sebesar 40%.
Visi Media Asia (VIVA) juga berencana menjadi partner yang mau menjadi pemegang saham anak usahanya, Intermedia Capital (MDIA). Perseroan membuka peluang bagi perusahaan yang mau memiliki 10-30% saham MDIA. VIVA juga berencana untuk menjadi partner pelaku usaha digital di Indonesia dalam lima tahun mendatang.
Anabatic Technologies (ATIC) akan mengakuisisi dua perusahaan teknologi informasi tahun ini. Perseroan akan mengakuisisi satu perusahaan di Malaysia. ATIC akan menyiapkan dana sebesar Rp 140 miliar untuk akuisisi dua perusahaan tersebut. ATIC berencana untuk menjadi pemegang saham mayoritas. Selain kawasan Asia Tenggara, perseroan juga berencana ekspansi ke Jepang.
Impack Pratama (IMPC) memberi pinjaman kepada anak usaha yaitu Impack Vietnam Company Co. Ltd. sebesar USD 500.000. Jangka waktu pinjaman selama 11 bulan sejak pencairan pinjaman dengan bunga 4% per tahun. Pinjaman ini akan dicairkan secara bertahap. Impack Vietnam akan menggunakan pinjaman ini untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.
18 March 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 40.34 0.14 TLKM (US) 54 17,517 595
Natural Gas (US$)/mmBtu 1.94 0.01 ANTM (GR) 0.02 311 0
Gold (US$)/Ounce 1258.13 0.19
Nickel (US$)/MT 8600.00 45.00
Tin (US$)/MT 16705.00 -150.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 52.30 -10.10
Coal (RB) (US$)/MT* 53.95 -9.41
CPO (ROTH) (US$)/MT 675.00 27.50
CPO (MYR)/MT 2513.00 -11.00
Rubber (MYR/Kg) 601.50 11.50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 740.72 -0.68
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17481.49 0.90 0.32 15.98 14.32 2.99 2.86 5,272.3
USA NASDAQ COMPOSITE 4774.98 0.23 -4.64 20.15 17.09 3.28 2.99 7,499.5
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6201.12 0.42 -0.66 16.55 14.08 1.73 1.67 1,529.8
CHINA SHANGHAI SE A SH 3039.98 1.20 -17.93 12.37 11.01 1.36 1.24 3,763.4
CHINA SHENZHEN SE A SH 1853.50 3.57 -23.27 21.97 19.23 2.97 2.61 2,849.1
HONG KONG HANG SENG INDEX 20503.81 1.21 -6.44 10.85 9.73 1.04 0.98 1,669.8
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4885.69 0.50 6.37 16.95 14.67 2.54 2.31 397.0
JAPAN NIKKEI 225 16936.38 -0.22 -11.02 17.52 15.27 1.45 1.37 2,733.2
MALAYSIA KLCI 1703.19 0.58 0.63 16.34 15.12 1.72 1.63 248.4
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2880.17 1.26 -0.09 12.99 12.27 1.09 1.05 294.9
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,075.00 -192.00 1000 IDR/ USD 0.08 0.0011
EUR/IDR 14,793.58 50.54 EUR / USD 1.13 -0.0004
JPY/IDR 117.40 0.34 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,678.16 60.86 SGD / USD 0.74 -0.0006
AUD/IDR 10,003.38 30.94 AUD / USD 0.77 0.0002
GBP/IDR 18,926.98 250.88 GBP / USD 1.45 -0.0006
CNY/IDR 2,018.60 2.36 CNY / USD 0.15 0.0011
MYR/IDR 3,223.42 16.05 MYR / USD 0.25 0.0048
KRW/IDR 11.14 0.03 100 KRW / USD 0.09 0.0014
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.31
BI Rate (%) Indonesia 6.75 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.07
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.66
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description February-16 January-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.42 0.51 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.42 4.14 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % -0.09 0.51 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 104.54 Bn 102.13 Bn SBIS (12M) 7.15
18 March 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
21 Mar US Existing Home Sales Turun menjadi 5.34 juta dari 5.47 juta
21 Mar US Existing Home Sales MoM Turun menjadi -2.4% dari 0.4%
23 Mar US New Home Sales Naik menjadi 502 ribu dari 494 ribu
23 Mar US New Home Sales MoM Naik menjadi 1.6% dari -9.2%
24 Mar US Initial Jobless Claims --
24 Mar US Continuing Claims --
24 Mar US Durable Goods Orders Turun menjadi -2.5% dari 4.7%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 7325 1.74 4.78 EMTK IJ 9300 -4.12 -2.13 BBCA IJ 13725 0.92 2.88 BMRI IJ 10100 -0.74 -1.64 KLBF IJ 1310 2.75 1.55 UNVR IJ 43875 -0.40 -1.26 TLKM IJ 3455 0.44 1.43 BBRI IJ 11000 -0.45 -1.15 PTBA IJ 7000 10.24 1.42 GGRM IJ 62500 -0.79 -0.91 LPPF IJ 18275 2.67 1.31 HMSP IJ 104350 -0.17 -0.77 MIKA IJ 2525 3.91 1.31 NISP IJ 1200 -5.14 -0.70 ICBP IJ 15625 1.46 1.24 BIRD IJ 6175 -3.89 -0.59 CPIN IJ 3545 2.16 1.16 KPIG IJ 1270 -5.58 -0.49 BSDE IJ 1875 3.31 1.09 MYOR IJ 30300 -1.46 -0.38
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Bank Ganesha Banking & Finance
102-105 6100.00 TBA TBA Indo Premier Securities
PT Buyung Poetra Sembada
18 March 2016
18 March 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BBYB 1.48 Cash Dividend 17 Mar-16 18 Mar-16 22 Mar-16 08 Apr-16
BBNI 122.53 Cash Dividend 17 Mar-16 18 Mar-16 22 Mar-16 13 Apr-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ALKA Stock Split 1:5 -- -- TBA TBA
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 04 Apr’16 05 Apr’16 11 Apr – 09 May’16
SIPD Rights Issue 108:46 1000.00 28 Mar’16 29 Mar’16 04 Apr – 08 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 07 Apr’16 08 Apr’16 14 Apr – 27 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA 15 May’16
16 May’16
24 May – 30 May’16
TRIL Tender Offer -- 50.00 --
--
22 Feb – 22 Mar’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
RIMO RUPSLB 18-Mar-16
GMTD RUPST
18-Mar-16
BMRI RUPST
21-Mar-16
SDPC RUPST
22-Mar-16
BJBR RUPST
23-Mar-16
SDRA RUPST/LB
23-Mar-16
BBRI RUPST
23-Mar-16
LPCK RUPST
23-Mar-16
AISA RUPSLB 24-Mar-16
LPKR RUPST 24-Mar-16
BBTN RUPST
24-Mar-16
BIMA RUPSLB
28-Mar-16
ITMG RUPST
28-Mar-16
MERK RUPST 29-Mar-16
BNLI RUPST/LB 29-Mar-16
MFMI RUPST
30-Mar-16
LPLI RUPST
30-Mar-16
LPPS RUPST
30-Mar-16
KARW RUPSLB 30-Mar-16
ABDA RUPST
30-Mar-16
JSMR RUPST
30-Mar-16
FMII RUPSLB 31-Mar-16
NIKL RUPST
31-Mar-16
CSAP RUPST/LB
31-Mar-16
18 March 2016
18 March 2016
LSIP
TRADING BUY
S1 1715 R1 1800 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1650 R2 1865
Closing
Price 1760
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 1715-Rp 1800
• Entry Rp 1760, take Profit Rp 1800
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 87.08 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 56.55 Positif
Bollinger Band (Mid) 1523 Positif
MA5 1703 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800
August September October November December 2016 February March
LSIP Upward Sloping Channel
1,703 1,656.25 1,655 1,587 1,587 1,522.75 1,372.05 1,745 1,760 1,760 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 LSIP - Stochastic %D(6,3,3) = 77.11, Stochastic %K = 78.34, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
77.1126 77.1126 20 78.3365 78.3365 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 LSIP - MACD (5,3) = -26.32, Signal() = -25.14
-26.3238 -25.1425 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LSIP - TSI(3,5,3) = 56.55, Volume() = 15,024,100.00
56.5521 0.00000
59.1832 15,024,10
LSIP - William's % R(14) = -2.47, Volume() = 15,024,100.00 -2.46914
15,024,10
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
WSKT
TRADING BUY
S1 1920 R1 2000 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1880 R2 2040
Closing
Price 1965
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 1940-Rp 2000
• Entry Rp 1965, take Profit Rp 2000
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 63.28 Positif
MACD 5.55 Positif
True Strength Index (TSI) 40.57 Positif
Bollinger Band (Mid) 1926 Positif
MA5 1938 Positif 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200
August September October November December 2016 February March
WSKT Upward Sloping Channel
1,948.75 1,948.75 1,938 1,928.75 1,925.5 1,880 1,789.66 1,955 1,965 1,965 1,965 2,171 2,171 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WSKT - Stochastic %D(6,3,3) = 70.42, Stochastic %K = 77.92, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
70.4167 70.4167 20 77.9167 77.9167 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 WSKT - MACD (5,3) = -7.67, Signal() = -5.30 -7.67141 -5.29535 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WSKT - TSI(3,5,3) = 40.57, Volume() = 48,381,200.00 29.4411 0.00000 40.5688 48,381,20 WSKT - William's % R(14) = -5.56, Volume() = 48,381,200.00 -5.55556 48,381,20
18 March 2016
18 March 2016
PTBA
TRADING BUY
S1 6700 R1 7200 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 6300 R2 7600
Closing
Price 7000
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 6700-Rp 7200
• Entry Rp 7000, take Profit Rp 7200
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 72.82 Positif
MACD 160.11 Positif
True Strength Index (TSI) 38.11 Positif
Bollinger Band (Mid) 5674 Positif
MA5 6440 Positif 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000
August September October November December 2016 February March
PTBA 6,446.88 6,440 6,075 6,075 6,075 5,674.25 4,687.26 6,900 7,000 7,000 7,000 7,547.73 7,547.73 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PTBA - Stochastic %D(6,3,3) = 44.99, Stochastic %K = 51.26, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
44.9922 44.9922 20 51.2596 51.2596 80 -200 -100 0 100 200 0 PTBA - MACD (5,3) = -136.62, Signal() = -92.19
-136.621 -92.1896 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PTBA - TSI(3,5,3) = 38.11, Volume() = 13,237,600.00
35.4501 0.00000 38.1058
13,237,60
PTBA - William's % R(14) = -1.11, Volume() = 13,237,600.00 -1.11111
13,237,60
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ELSA
TRADING BUY
S1 340 R1 385 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 310 R2 415
Closing
Price 364
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 340-Rp 385 • Entry Rp 364, take Profit Rp 385
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 79.57 Positif
MACD 8.19 Positif
True Strength Index (TSI) 52.65 Positif
Bollinger Band (Mid) 297 Positif
MA5 331 Positif 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0
August September October November December 2016 February March
ELSA Upward Sloping Channel Bullish Breakout 331 326.375 311 297.2 278 278 211.847 339 351.818 351.818 364 364 364 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ELSA - Stochastic %D(6,3,3) = 57.94, Stochastic %K = 58.45, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
57.9409 57.9409 20 58.4524 58.4524 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ELSA - MACD (5,3) = -8.26, Signal() = -5.47
-8.25987 -5.46523 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ELSA - TSI(3,5,3) = 52.65, Volume() = 309,750,112.00
52.6472 0.00000
53.5406 309,750,11
ELSA - William's % R(14) = -3.16, Volume() = 309,750,112.00 -3.15789
309,750,11
18 March 2016
18 March 2016
BSDE
TRADING BUY
S1 1840 R1 1925 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1770 R2 1995
Closing
Price 1875
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1840-Rp 1925 • Entry Rp 1875, take Profit Rp 1925
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 69.93 Positif
MACD 18.71 Positif
True Strength Index (TSI) 75.53 Positif
Bollinger Band (Mid) 1733 Positif
MA5 1789 Positif 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900
August September October November December 2016 February March
BSDE Wedge 1,733.25 1,730 1,730 1,685.77 1,685.77 1,675 1,675 1,761.25 1,765 1,789 1,875 1,875 1,875 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BSDE - Stochastic %D(6,3,3) = 81.48, Stochastic %K = 93.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
81.4815 80 20 81.4815 93.3333 93.3333 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 BSDE - MACD (5,3) = -25.88, Signal() = -18.91
-25.8831 -18.9085 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BSDE - TSI(3,5,3) = 75.53, Volume() = 81,584,200.00
58.6096 0.00000 75.525
81,584,20
BSDE - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 81,584,200.00 0.00000
81,584,20
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BBKP
TRADING BUY
S1 590 R1 640 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 545 R2 685
Closing
Price 615
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 590-Rp 640 • Entry Rp 615, take Profit Rp 640
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 62.41 Positif
MACD 5.92 Positif
True Strength Index (TSI) 6.00 Positif
Bollinger Band (Mid) 561 Positif
MA5 583 Positif 520.0 560.0 600.0 640.0 680.0 720.0
August September October November December 2016 February March
BBKP Upward Sloping Channel
583 582.5 565 560.5 525.417 525.417 515 610 615 615 615 623.846 623.846 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBKP - Stochastic %D(6,3,3) = 39.17, Stochastic %K = 45.12, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
39.1744 39.1744 20 45.1178 45.1178 80 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 0.0 BBKP - MACD (5,3) = -7.17, Signal() = -4.39 -7.17047 -4.39183 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BBKP - TSI(3,5,3) = 46.43, Volume() = 21,507,400.00 37.6188 0.00000 46.4263 21,507,40 BBKP - William's % R(14) = -5.00, Volume() = 21,507,400.00 -5 21,507,40
18 March 2016
18 March 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
17-03-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Buy 17800 17800 17975 17175 17575 17975 18375 Positif Positif Positif 19550 14000
LSIP Trading Buy 1760 1760 1800 1650 1715 1800 1865 Positif Positif Positif 1745 1335
SGRO Trading Buy 1905 1905 1920 1890 1900 1910 1920 Positif Positif Positif 1925 1715
Mining
PTBA Trading Buy 7000 7000 7200 6300 6700 7200 7600 Positif Positif Positif 6900 4295
ADRO Trading Buy 745 745 755 715 735 755 775 Negatif Positif Positif 800 500
MEDC Trading Buy 970 970 985 915 950 985 1020 Negatif Positif Positif 1060 670
INCO Trading Buy 1940 1940 1975 1795 1885 1975 2065 Negatif Positif Positif 2045 1375
ANTM Trading Buy 461 461 465 451 458 465 472 Negatif Positif Positif 467 331
TINS Trading Buy 780 780 795 725 760 795 830 Positif Positif Positif 780 510
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 1015 1015 1035 975 1005 1035 1065 Positif Positif Positif 1040 930
SMGR Trading Buy 10575 10575 10650 10300 10475 10650 10825 Negatif Positif Positif 11175 9925
INTP Trading Buy 20700 20700 20850 20200 20525 20850 21175 Negatif Negatif Positif 20800 18450
SMCB Trading Buy 1100 1100 1155 1035 1075 1115 1155 Positif Positif Positif 1115 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 7325 7325 7400 7150 7275 7400 7525 Positif Positif Positif 7250 6050
GJTL Trading Sell 660 660 645 610 645 680 715 Negatif Negatif Negatif 695 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7200 7200 7275 7025 7150 7275 7400 Negatif Negatif Negatif 7575 6125
GGRM Trading Buy 62500 62500 63925 59075 61500 63925 66350 Negatif Negatif Negatif 67375 57300
UNVR Trading Buy 43875 43875 44325 42325 43325 44325 45325 Positif Negatif Positif 47800 36525
KLBF Trading Buy 1310 1310 1320 1250 1285 1320 1355 Negatif Positif Positif 1370 1250
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1875 1875 1925 1770 1840 1925 1995 Positif Positif Positif 1825 1630
PTPP Trading Buy 3915 3915 3925 3865 3895 3925 3955 Positif Positif Positif 4015 3645
WIKA Trading Buy 2705 2705 2720 2660 2690 2720 2750 Positif Positif Positif 2780 2425
ADHI Trading Buy 2775 2775 2785 2735 2760 2785 2810 Positif Positif Positif 2770 2475
WSKT Trading Buy 1965 1965 2000 1880 1920 2000 2040 Positif Positif Positif 2000 1735
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2670 2670 2695 2585 2640 2695 2750 Positif Positif Positif 2760 2365
JSMR Trading Buy 5600 5600 5650 5400 5525 5650 5775 Positif Positif Positif 6250 5200
ISAT Trading Buy 6125 6125 6175 5925 6050 6175 6300 Positif Positif Positif 6100 4700
TLKM Trading Buy 3455 3455 3470 3410 3440 3470 3500 Positif Positif Positif 3510 3140
Finance
BMRI Trading Sell 10100 10100 9975 9725 9975 10225 10475 Negatif Negatif Negatif 10400 9175
BBRI Trading Sell 11000 11000 10775 10775 10950 11125 11300 Negatif Negatif Negatif 12300 10425
BBNI Trading Buy 5375 5375 5400 5300 5350 5400 5450 Negatif Positif Positif 5675 4840
BBCA Trading Buy 13725 13725 13850 13400 13625 13850 14075 Positif Positif Positif 13700 12875
BBTN Trading Buy 1750 1750 1765 1725 1745 1765 1785 Positif Negatif Positif 1760 1350
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 15450 15450 15500 15200 15350 15500 15650 Positif Positif Positif 17475 14475