• Tidak ada hasil yang ditemukan

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGE

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

JULIANI FEBIYANTI 1 1 0 4 0 3 0 0 6

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK.

PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di dalam bidang usaha produksi keramik. Permasalahan yang terdapat pada gudang saat ini adalah adanya produk keramik yang cacat karena penempatan produk jadi yang tidak teratur. Penempatan produk keramik yang tidak teratur, yang dapat menyebabkan ketidakefisienan waktu pengambilan dan menyulitkan pekerja karena terbatas ruang gerak yang dapat menghambat ruang gerak pekerja pada lantai produksi. Permasalahan diatas dapat diatasi dengan menggunakan metode Shared storage dimana barang diletakan pada area penyimpanan yang terdekat dengan pintu masuk-keluar (I/O).Metode ini akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik yang memiliki ukuran dimensi produk yang sama atau tidak jauh berbeda. Kurang baiknya prosedur penataan barang pada gudang menimbulkan masalah pada gudang tersebut, sehingga gudang terkesan sempit dan kurang tertata. Kondisi tata letak gudang yang tidak berdasarkan suatu perancangan tata letak yang menyeluruh dapat menyebabkan ketidakefisienan waktu pengambilan dan penyimpanan material serta menyulitkan operator dalam menangani material karena keterbatasan gudang. Dalam hal ini proses penempatan barang pada gudang pada pabrik keramik PT. XYZ akan diatur untuk mengurangi jarak perpindahan forklift lebih pendek yang dapat dilihat dari hasil rancangan usulan pada tata letak penempatan produk jadi pada gudang. Melihat perancangan layout gudang produk keramik usulan didapatkan persentase penghematan jarak perjalanan total di gudang produk jadi adalah 37,76%.

Kata kunci: tata letak fasilitas, perancangan gudang, metode shared storage

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan Penelitian ... I-5 1.3.1. Tujuan Umum ... I-5 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-6 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-8

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.3.2. Jam Kerja ... II-7 2.4. Proses Produksi ... II-7

2.4.1. Bahan Baku ... II-7 2.4.2. Bahan Penolong ... II-9 2.4.3. Bahan Tambahan ... II-9 2.5. Uraian proses ... II-9 2.6. Gudang ... II-11

III LANDASAN TEORI

3.1. Tata Letak Fasilitas ... III-1 3.2. Tujuan Tata Letak Pabrik ... III-1 3.3. Prinsip Dasar Dalam Tata Letak Pabrik ... III-3 3.4. Pengertian Gudang ... III-6 3.5. Perancangan Tata Letak Gudang ... III-6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.6. Hubungan Antara Penanganan Material dan Tata Letak Pabrik ... III-7 3.7. Pengertian Material Handling ... III-8 3.8. Penyimpanan/Storage ... III-8 3.9. Kebijakan Penyimpanan dalam Gudang ... III-9 3.9.1. Dedicated Storage Location ... III-9 3.9.2. Metode Randomized Storage ... III-10 3.10. Metode Shared Storage ... III-11

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian ... IV-1 4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.5. Variabel Penelitian ... IV-2 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-4 4.7. Pengolahan Data ... IV-5 4.8. Kesimpulan dan Saran ... IV-7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Primer ... V-1 5.2. Pengolahan Data ... V-7 5.3. Pengolahan Data dengan Menggunakan Metode Shared

Storage ... V-8 5.4. Menentukan Jumlah Permintaan Produk Rata-Rata Per Bulan

dan Frekuensi Permintaan Masing-Masing Produk... V-8 5.5. Perhitungan Kebutuhan Ruang (Space Requirement) untuk

Setiap Produk pada Kondisi Awal. ... V-11 5.6. Perhitungan Throughput ... V-13 5.7. Perhitungan Jarak Perjalanan (Travel Distance) Antara

Tiap Tumpukan Penyimpanan dengan Titik I/O.. ... V-14 5.8. Rancangan Perbaikan Tata Letak Gudang dengan

Shared Storage ... V-37 5.8.1. Penempatan Produk Usulan ... V-37 5.8.2. Perhitungan Jarak Perjalanan (Distance Travel) Antara

Tiap Tumpukan Penyimpanan dengan Titik I/O ... V-41 5.8.2.1. Alternatif I ... V-41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

5.8.2.2. Alternatif II ... V-48

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.8.2.3. Alternatif III ... V-54 5.8.3. Jarak Perjalanan Total... V-60 5.8.3.1. Alternatif I ... V-60 5.8.3.2. Alternatif II ... V-74 5.8.3.3. Alternatif II ... V-86

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Hasil Penempatan Produk Keramik ... VI-1 6.2. Penggunaan Metode Shared Storage ... VI-8

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(8)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 1.1. Data Kerusakan Produk pada Gudang Tahun 2015 ... I-5 5.1. Data Produk, Tanggal Pengiriman, dan Tanggal Pemesanan ... V-4 5.2. Data Produksi dan Penjualan Produk 2015 ... V-7 5.3. Jumlah permintaan produk keramik 20 x 25 rata-rata Per Bulan ... V-9 5.4. Jumlah permintaan produk Keramik 30 x 40 rata-rata Per Bulan .... V-10 5.5. Rekapitulasi Jumlah Permintaan Rata-Rata Per Bulan ... V-10 5.6. Frekwensi Jumlah Permintaan Per Bulan ... V-11 5.7. Kebutuhan Ruang (Space Requirement) Tiap Produk ... V-12 5.8. Penerimaan dan Pengiriman Rata-Rata Masing-masing Produk /

Bulan ... V-14 5.9. Troughput Tiap Jenis Produk ... V-14 5.10. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 20 x 25 ... V-17 5.11. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 30 x 40 ... V-19 5.12. Perbandingan Throughput (Tj) dan Space Requirement (Sj) ... V-21 5.13. Distance Traveled Produk Tataletak Gudang Sekarang ... V-23 5.14. (Tj) dan Space Requirement (Sj) kondisi gudang sekarang ... V-37 5.15. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 20 x 25 ... V-42 5.16. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 30 x 40 ... V-46 5.17. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 20 x 25 ... V-49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(9)

5.18. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 30 x 40 ... V-52

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN 5.19. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 20 x 25 ... V-55 5.20. Jarak tempuh antara pintu ke penyimpanan keramik 30 x 40 ... V-58 5.21. Distance Traveled Produk Tataletak Gudang Usulan 1 ... V-60 5.22. Distance Traveled Produk Tataletak Gudang Usulan 2 ... V-74 5.23. Distance Traveled Produk Tataletak Gudang Usulan 3 ... V-87 6.1. Total Space Requirement untuk Produk Keramik Ukuran 20 x 25

dan 30 x 40 ... VI-2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(10)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.2. Tata Letak Gudang ... I-3 2.1. Struktur Organisasi PT. XYZ ... II-3 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data... IV-7 5.1. Tata Letak Gudang ... V-2 5.2. Dimensi Forklift ... V-3 5.3. Tata Letak Gudang Sekarang ... V-36 5.4. Tata Letak Gudang Usulan (Alternatif I) ... V-38 5.5. Tata Letak Gudang Usulan (Alternatif II) ... V-39 5.6. Tata Letak Gudang Usulan (Alternatif III) ... V-40 6.1. Tata Letak Gudang kondisi awal ... VI-5 6.2. Tata Letak Gudang Alternatif (Alternatif 1) ... VI-6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Layout Kondisi gudang awal ... L-1 2. Layout Kondisi gudang usulan... L-2 3. Form Tugas Akhir... L-3 4. Surat Penjajakan... L-4 5. Surat Balasan ... L-5 6. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-6 7. Lembar Asistensi ... L-7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas sarjana ini.

Penulisan tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat yang harus dilalui untuk memperoleh gelar sarjana di jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Tugas sarjana ini berjudul ” Perancangan Tata Letak Gudang Produk Jadi Menggunakan Metode Shared Storage di PT. XYZ” disusun berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan di perusahaan tersebut.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna sehingga diperlukan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penulis

MEDAN, Desember 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(13)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan penelitian tugas sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri dan Dosen Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan, motivasi, serta kepercayaan kepada penulis untuk mengerjakan laporan tugas sarjana ini.

3. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan. Motivasi, serta kepercayaan kepada penulis untuk mengerjakan laporan tugas sarjana ini.

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc selaku koordinator Tugas Akhir.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku koordinator bidang keilmuan Manajemen Sains.

6. Ibunda Dra. Prasti Novida, dan Ayahanda Ir. Bambang Irawan atas do’a, nasihat, bimbingan dan dukungan moril serta materil, serta adik-adikku Fira

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(14)

Nurul Izmi dan Muhammad Qhodri yang selalu memberikan semangat serta dorongan dalam menyelesaikan laporan ini.

UCAPAN TERIMA KASIH ( LANJUTAN)

7. Seluruh Dosen di Departemen Teknik Industri USU atas segala ilmu dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan , serta seluruh Staff Administrasi yang ada di Departemen Teknik Industri USU.

8. Bapak Chandra dan Wahyu selaku Pembimbing Lapangan penulis dan seluruh jajaran Staff di Lingkungan PT. XYZ yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian tugas sarjana.

9. Sahabat-sahabat Rasya Ararya, Siti Widya Wulandari, Fatimah Hanum Lubis, Marissa Christina Tampubolon, Syafrin Hamdani, Indri Marpaung yang selalu memberikan semangat serta dorongan dalam menyelesaikan laporan ini.

10. Abang dan kakak senior serta adik-adik junior yang telah memberikan semangat dan informasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pada zaman globalisasi ini, semakin banyak industri yang saling bersaing satu sama lain. Hal tersebut membuat semua pengusaha yang bergerak di bidang industri harus semakin meningkatkan daya saing perusahaannya. Untuk meningkatkan daya saing perlu dilakukan perbaikan terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan tersebut.

PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi keramik.

Perusahaan mealakukan produksi make to order. PT. XYZ memiliki satu gudang produk jadi keramik dengan luas 64 m x 32m. Berdasarkan pengamatan pada gudang produk jadi di PT. XYZ yang bergerak pada produksi keramik.

Permasalahan yang terdapat pada gudang saat ini adalah produk keramik yang cacat karena penempatan produk jadi yang tidak teratur, penempatan produk keramik yang tidak sesuai dimana seharusnya barang yang memiliki frekuensi pengiriman terbanyak dan yang sering keluar-masuk di dekatkan dengan pintu keluar, jarah perjalanan (distance travel) yang jauh.

1Menurut swift journal (2016), pengaturan dalam tata letak menentukan jumlah yang akan disimpan merupakan material setengah jadi atau bahan baku yang siap proses, dalam penentuan langkah tata letak sebuah gudang diperlukan

1 Hadi, Indramawan. 2016. Tata Letak Gudang Raw Material Chemical Menggunakan Metode Shared Storage dan Rel Space. Sidoarjo: Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(16)

beberapa langkah yaitu: memperhitungkan kapasitas area , perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing materialnya, penentuan tata letak dan moving untuk masing-masing area. Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan menyusun area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai gudang, kemudian diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk I/O, sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakan pada area yang paling dekat dan begitu seterusnya. Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dimana barang yang cepat dikirim diletakan pada area penyimpanan yang terdekat dengan pintu masuk-keluar (I/O). Metode ini akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik yang memiliki ukuran dimensi produk yang sama atau tidak jauh berbeda. Karena setiap area penyimpanan bisa saja ditempati oleh jenis produk yang berbeda-beda berdasarkan waktu produksi dan tanggal pengiriman produk tersebut.

Permasalahan pada gudang produk jadi adalah penempatan tumpukan yang tidak beraturan sehingga gudang terlihat sempit, jarak antara tumpukan yang terlalu dekat pada lebar aisle (gang). Ini menyebabkan sulitnya forklift mengambil produk keramik dan produk yang berada di area forklift mengalami kerusakan akibat tertabrak forklift. Penempatan produk yang memiliki frekuensi pengiriman terbanyak dan yang sering keluar-masuk jauh dengan pintu masuk/keluar, serta jarah perjalanan (distance travel) yang jauh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(17)

Pada gambar, keadaan gudang yang sekarang menjelaskan bahwa letak produk keramik sangat jauh dari pintu masuk/ keluar. Sehingga forklift membutuhkan perjalanan yang panjang untuk mencapainya.

Alasan menggunakan metode shared storage karena permasalahan yang dihadapi oleh pabrik keramik terjadi di gudang produk jadi. Kurang baiknya peletakan barang pada gudang menimbulkan masalah pada gudang tersebut sehingga gudang terkesan sempit, jarak antara tumpukan yang terlalu dekat pada lebar aisle (gang), produk yang berada di area forklift mengalami kerusakan akibat tertabrak forklift. Jarak tempuh (Distance Travel) yang jauh dari pintu masuk/keluar saat pengambilan/peletakan produk keramik. Meskipun suatu perusahaan telah berhasil mencapai kesuksesan namun pada dasarnya selalu ada jalan yang lebih baik dalam mencapai sukses, mungkin lebih cepat, lebih murah, lebih sederhana atau juga lebih aman.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah kurang baiknya peletakan barang pada gudang, jarak antara tumpukan yang terlalu dekat pada lebar aisle (gang), produk berada di area forklift mengalami kerusakan akibat tertabrak forklift. Jarak tempuh (Distance Travel) yang jauh dari pintu masuk/keluar saat pengambilan/peletakan produk keramik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(18)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah perbaikan tata letak gudang produk jadi yang lebih fleksibel terhadap pemindahan material di gudang sehingga mempermudah proses pemindahan dan pengiriman, meminimisasi jarak tempuh, mempermudah operator gudang dalam melakukan penyimpanan/penarikan produk jadi, memanfaatkan kapasitas gudang sebenarnya dan merancang tata letak ruang gudang usulan namun tetap mempertahankan luas gudang yang sudah ada.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan kebutuhan luas lantai.

2. Penentuan penghematan jarak perjalanan total di gudang produk jadi.

3. Merencanakan jarak perjalanan minimum di gudang produk jadi.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi peneliti sendiri. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Pihak Perusahaan

Masukan bagi perusahaan dalam perbaikan tata letak gudang produk jadi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(19)

2. Pihak Peneliti

Sarana bagi penulis untuk mendapat pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat dari perkuliahan khususnya tentang tata letak gudang produk jadi dan menambah pengalaman dalam memahami dunia kerja.

3. Pihak Departemen Teknik Industri USU

Menambah cakrawala dunia keilmuan, yaitu kaitan antara teoritis dengan aplikasi dan mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah digunakan agar penelitian yang dilakukan terfokus pada satu masalah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ingin diselesaikan.

Maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Analisis dan pengukuran tata letak hanya dilakukan pada gudang produk jadi keramik di PT. XYZ.

2. Mengevaluasi jarak transportasi (distance traveled).

4. Penelitian ini tidak membahas biaya akibat perubahan tata letak seperti yang direncanakan.

5. Pengukuran dilakukan pada penyimpanan produk jadi, jalan forklift dan peralatan pengangkatan produk keramik.

6. Pengukuran jumlah hasil produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

7. Penelitian hanya dilakukan pada produk permintaan oleh pembeli tetap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(20)

8. Produk sesuai dengan jumlah produksi yang diperoleh dari dokumen/catatan perusahaan.

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Proses produksi berlangsung secara normal dan tidak ada gangguan.

2. Tidak terjadi perubahan ukuran dan jenis material handling yang digunakan.

3. Tidak ada penambahan luas gudang.

4. Tidak terjadi penambahan jenis produk baru.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah yang mendasari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi dan batasan yang digunakan dalam penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah PT. XYZ, ruang lingkup perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, tugas dan tanggung jawab dalam perusahaan, jam kerja karyawan, bahan-bahan yang digunakan baik bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong, mesin dan peralatan yang digunakan serta uraian proses produksi pengolahan keramik.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai tata letak fasilitas, gudang, hubungan antara penanganan material dan tata letak pabrik, pengertian material

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(21)

handling, penyimpanan/storage, kebijakan penyimpanan dalam gudang, Metode Shared Storage.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan yaitu meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, variabel penelitian, rancangan penelitian, pengolahan data, serta kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, bab yang memuat data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer seperti jenis produk, luas gudang, ukuran (dimensi produk), tata letak gudang sekarang, serta data sekunder seperti data permintaan dan penjualan produk, data produksi. Kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan metode shared storage.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, menguraikan hasil pengolahan data serta mengalisis hasil pengolahan data.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, kesimpulan berisikan butir-butir penting mulai dari rumusan masalah hingga hasil-hasil analisa dan diskusi secara ringkas.

Bagian saran berisikan tentang mengenai berbagai hal tentang kemungkinan aplikasi hasil Tugas Sarjana dalam dunia nyata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. XYZ berdiri pada bulan Agustus tahun 2016. Perusahaan mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan kualitas mutu produk terjamin, pelayanan yang cepat dan berharga yang terjangkau. Perkembangan pesat ini didukung oleh Level Top Management yang berpengalaman dalam industri keramik. PT. XYZ terus meningkatkan mutu agar dapat menjadi market leader dalam bidang industri keramik.

Penanaman modal PT. XYZ adalah berstatus penanaman modal asing.

PT. XYZ memiliki sebuah gudang yang cukup luas untuk menyimpan persediaan keramik dan granit yang diproduksi PT. XYZ untuk melayani daerah Sumatera dan sekitarnya.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. XYZ bergerak dalam usaha produksi keramik. PT. XYZ terus meningkatlan mutu agar dapat menjadi market leader keramik dalam bidang industri keramik. Jumlah produksi PT. XYZ adalah 9.000.000 m2/tahun.

Dalam setiap proses produksi dan distribusinya PT. XYZ selalu menjaga kualitas produk dan pelayanannya sebagai komitmen dalam menjamin kepuasan pelanggan. Bahan baku produk berupa pasir kuarsa (bahan galian yang terdiri atas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(23)

kristal silika), tanah liat, felspar (sebagai mineral silikat pembentuk batuan). PT.

XYZ menghasilkan produk keramik yang akan dipasarkan di dalam negeri (lokal) 70% maupun di luar negeri (interlokal) 30%.

2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. XYZ berbentuk lini, karena pelimpahan wewenang langsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pemimpinan terhadap bawahannya.

Uraian tugas dan tanggung jawab:

a. Manajer Umum (General Manager)

1) Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari.

2) Bertindak sebagai decision making untuk kepentingan dan kelangsungan perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai.

3) Melakukan hubungan kerja dengan pihak pemerintah dan swasta.

b. Manajer Keuangan (Finance Manager)

1) Memeriksa dan menganalisa data, laporan aliran dana dan biaya perusahaan.

2) Merencanakan dan mengawasi setiap aktivitas keuangan perusahaan.

3) Menyetujui kontrak penjualan dengan pihak customer.

c. Manajer Operasi (Mill Operation Manager)

1) Bertanggung jawab penuh terhadap jalannya proses produksi.

2) Merencanakan produksi sesuai dengan spesifikasi standar mutu untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(24)

3) Mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan produksi dengan mendeteksi kesalahan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.

d. Supervisor Quality Assurance

1) Bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas.

2) Melakukan kerjasama dengan pihak produksi untuk meningkatkan mutu dari produk.

e. Manajer Keteknikan (Engineering Manager)

1) Mengawasi setiap operasi mesin-mesin produksi yang ada di lantai pabrik.

2) Mengawasi pelaksanaan perawatan mesin, peralatan atau fasilitas pendukungnya agar produksi dapat berjalan dengan baik.

3) Melakukan koordinir untuk memperbaiki mesin-mesin atau peralatan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

f. Manajer Pembelian (Strategic Procurement Manager)

a. Melakukan hubungan dengan pihak supplier untuk pembelian bahan baku dan bahan penolong.

b. Membuat jadwal ordering barang berdasarkan request dari bagian-bagian tertentu.

c. Melakukan persetujuan terhadap kontrak pembelian bahan baku dan bahan penolong dari pihak supplier.

g. Manajer Personalia (Human Resources & General Affairs Manager)

1) Mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(25)

2) Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

3) Menjalin dan membina kerjasama dengan pihak luar, baik dengan perusahaan lain maupun pejabat yang menangani ketenagakerjaan.

h. Manajer MIS (Management Information System)

1) Merencanakan sistem informasi yang ada di perusahaan agar berjalan dengan baik.

2) Mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal penyaluran informasi.

3) Membuat saluran LAN (Local Area Network) yang menghubungkan setiap bagian didalam perusahaan.

i. Financial Analyst

1) Melakukan pemeriksaan kegiatan internal perusahaan baik di kantor maupun di pabrik agar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2) Menangani perencanaan budget perusahaan.

3) Merencanakan dan mengontrol rencana pengeluaran biaya perusahaan.

j. Sales manager

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal pemasaran keramik serta menangani urusan administrasi penjualan.

k. Staff

1) Mencatat dan memeriksa status data penjualan mana yang sudah masuk dan yang belum agar memudahkan untuk menindaklanjuti kekurangannya.

2) Menginput data penjualan setiap hari dengan teliti benar dan tepat.

3) Melakukan penagihan dan menindak lanjuti pengiriman data penjualan harian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(26)

l. Accunting & Tax manager

1) Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akutansi 2) Memastikan semua kegiatan transaksi dengan benr

3) Bertanggung jawab atas dana dokumen dokumen penting m. Production manager

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dalam bagian produksi 2) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui

kekuragan

3) Meningkatkan produksi kerja n. Supervisor keramik

1) Bertanggung jawab mengawasi produksi di bagian keramik

2.3.2. Jam Kerja

PT. XYZ beroperasi secara kontinu selama 16 jam/hari. Tenaga kerja secara umum bekerja 48 jam/minggu. Waktu kerja bagi karyawan PT. XYZ dapat dikelompokkan menjadi dua shift, yaitu:

1. Waktu Kerja Shift I

a. Senin-Sabtu : Pukul 08.00-16.00 WIB b. Waktu Istirahat 12.00 – 13.00 WIB

c. Minggu : Libur

2. Waktu Kerja Shift II

a. Senin-Sabtu : Pukul 16.00-24.00 WIB b. Waktu Istirahat 18.00 – 19.00 WIB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(27)

c. Minggu : Libur

2.4. Proses Produksi

Proses produksi adalah upaya untuk menciptakan atau menambah nilai suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada yaitu material, tenaga kerja, mesin, metode dan lainnya. Sistem produksi yang dillakukan perusahaan ialah make to stock, dimana kegiatan produk dilakukan untuk mengisi persediaan yang jumlahnya ditentukan berdasarkan peramalan terhadap potensi permintaan pelanggan terhadap produk jadi.

2.4.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan pada produksi minuman di PT. XYZ adalah:

1. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.

Pasir tanah berfungsi sebagai penguat struktur tanah liat. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi sungai, danau, atau laut. Pasir kuarsa memp[unyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(28)

warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, berat jenis 2,65 , titik lebur 1.7150C. sebagai bahan baku utama misalnya digunakan dlam industri gelas kaca, semen, tegel, silikon, carbide, bahan arbasit (ampelas dan sand blasting).

2. Tanah liat (lempung) adalah salah satu bahan utama dalam pembuatan keramik. Secara definitif tanah liat adalah suatu zat yang terbentuk dari kristal berpartikel sangat kecil yang terbentuk dari mineral yang disebut kaolinit, bila bercampur dengan air akan mengakibatkan liat (plastis) pada tanah. Karena karakteristik plastik inilah tanah liat mudah dibentuk. Warna tanah liat tersebut bervariasi merah, kuning, biru, abu-abu, cokelat, dan sebagainya akibat dari oksidasi besi dan unsur organis. Disamping itu warna tanah juga disebabkan oleh pelpukan batuan keras seperti basal, dimana batuan ini akan membrikan warna merah pada lempung sedangkan warna putih diakibatkan batu granit.

3. Felspar sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar secara kimiawi dibagi menjai 4 kelompok mineral, yaitu kalium felspar (KalSi3O8) natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (BaAl2Si2O8).

2.4.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar:

1. CaCo3 (batu gamping)

Merupakan mineral lempung yang mengandung campuran kaolinit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(29)

2. Air

Merupakan bahan penolong di dalam produksi sebagai pencampuran senyawa kimia lainnya.

2.4.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan pada suatu proses ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah staim, frit, koalin, ziremium, dan kardus.

2.5. Uraian Proses

Tahapan proses pembuatan keramik di PT. XYZ adalah:

1. Proses penimbangan dan pengisian Ball mill

Untuk proses penimbangan bahan ditimbang sesuai dengan sesuai formula, tutup ball mill diangkat hingga ke lantai, sampah yang berada di dalam ball mill dibuang, air dan water glass diset sesuai kebutuhan, debu yang berada di konveyor terlebih dahulu dibuang dengan cara menjalankan konveyor, corong dipasang untuk pengisian ball mill.

2. Proses bongkar slip

Untuk proses ini yaitu membuka tutup kecil perlahan agar angin terbuang secara perlahan, ambil sampel slip berfungsi untuk cek rheologynya, masukkan filspar dan ar sesuai kebutuhan, informasikan ke atas bila ada penyimpangan. Bila hasil tes bongkar bagus maka pasang albow pengetapan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(30)

3. Proses transfer slip 4. Proses granulasi

Proses ini ditujukan untuk memisahkan tanah liat dari kandungan air menjadi bubuk powder yang memiliki kandungan air 0,2 – 6%. Pada proses ini juga dilakukan pengendalian kualitas.

5. Proses pengepresan

Dilakukan untuk memadatkan powder dan keluarannya disebut green tile.

Bahan baku yang semula tidak memiliki bentuk tersendiri harus dipres agar mempunyai bentuk geometri tertentu seperti bujursangkar.

6. Proses dryer dan printing

Tujuan dari proses ini adalah agar menambah daya rekat body dan mencegah terjadinya cacat sudut, sedangkan tujuan printing untuk penambahan motif terhadap keramik.

7. Proses penambahan alumina dan pembakaran klin

Pada proses ini untuk mencegah masuknya sisa-sisa zat yang tidak terpakai ataupun kotoran (residu) pada saat pembakaran di daerah kiln.

8. Proses pengepakan

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Tata Letak Fasilitas2

2 Rika Ampuh Hadiguna, ST, MT dan Heri Setiawan: “Tata Letak Pabrik”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008, p.7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(31)

Tata letak fasilitas (facilities layout) dapat didefenisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya perpindahan. Tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi, dimana dalam pengaturan tersebut akan dilakukan pemanfaatan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang lainnya, kelancaran gerakan pemindahan bahan (material handling), penyimpanan bahan (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanent, personel kerja dan sebagainya. Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan pengaturan tata letak dari mesin, peralatan, aliran bahan, dan orang-orang yang bekerja di masing- masing stasiun yang ada.

3.2. Tujuan Tata Letak Pabrik

Tata letak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan yang ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan, dimana barang-barang dapat diproduksi secara ekonomis. Sehingga tujuan utama yang ingin dicapai dari suatu tata letak pabrik adalah:

1. Memudahkan proses manufaktur

Tata letak harus dirancang sedemikian rupa termasuk susunan mesin-mesin, perencanaan aliran, sehingga proses manufaktur dapat dilaksanakan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(32)

cara yang efesien.

2. Meminimumkan pemindahan barang

Tata letak harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemindahan barang diturunkan sampai batas minimum, jika mungkin komponen dalam keadaan diproses ketika dipindahkan.

3. Memelihara fleksibilitas susunan dan operasi

Dalam suatu pabrik ada keadaan dimana dibutuhkan perubahan kemampuan produksi, dan hal ini harus direncanakan dari awal.

4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi

Keefesienan dapat tercapai bila bahan berjalan melalui proses operasi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

5. Menurunkan penanaman modal pada peralatan

Susunan mesin yang tepat dan susunan departemen yang tepat dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang dibutuhkan.

6. Menghemat pemakaian ruang bangunan

Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya.

Sehingga tiap meter persegi tersebut harus digunakan sebaik-baiknya.

7. Meningkatkan kesangkilan tenaga kerja

8. Tata letak yang baik antara lain dapat mengurangi pemindahan bahan yang dilakukan secara manual, meminimumkan jalan kaki.

9. Memberi kemudahan, keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja dalam melaksanakan pekerjaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(33)

Hal-hal seperti penerangan, kebisingan, pergantian udara, debu, kotoran, harus menjadi perhatian perencana. Susunan mesin yang tepat juga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

3.3. Prinsip Dasar Dalam Tata Letak Pabrik3 Enam tujuan dasar dalam tata letak pabrik, yaitu:

1. Integrasi keseluruhan dari manusia, mesin, material, dan aktivitas pendukung

2. Jarak minimun perpindahan antar operasi.

3. Aliran logis dari material melalui urutan operasi 4. Utilisasi efektif dari ruangan

5. Kepuasan dan keamanan pekerja

6. Fleksibilitas untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan

Tujuan-tujuan tersebut juga dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak pabrik yang selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Prinsip integrasi secara total

“That layout is best which integrates the men, material, machinery supporting activities, and any other considerations in way that result in the best compromise”.

Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.

3 Sritomo Wignjosoebroto, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, hal. 72-75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(34)

b. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal.

“Other things being equal, tha layout is best permits the materials to move the minimum distance between operations”.

Hampir semua proses yang terjadi dalam suatu industri mancakup beberapa gerakan perpindahan dari material, yang tidak bisa dihindari secara keseluruhan. Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi perpindahan jarak tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi sebelumnya.

c. Prinsip aliran suatu proses kerja

“Other things being equal, than layout is best that arranges the work area for each operations or process in the same order or sequence that forms, treats, or assembles the materials”.

Dengan prinsip ini, diusahakan untuk menghindari adanya gerak balik (back tracking), gerak memotong (cross movement), kemacetan (congestion), dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa ada interupsi. Ide dasar dari prinsip aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan.

d. Prinsip pemanfaatan ruangan

“Economy is obtained by using effectively all available space-both vertical and horizontal”.

Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(35)

yang memilki tiga dimensi yaitu aspek volume (cubic space), dan bukan hanya sekedar aspek luas (floor space). Dengan demikian, dalam perencanaan tata letak, faktor dimensi ruangan ini juga perlu diperhatikan.

e. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

“Other things being equal, that layout is best which makes works satisfying and safe for workers”.

Kepuasan kerja sangat besar artinya bagi seseorang, dan dapat dianggap sebagai dasar utama untuk mencapai tujuan. Dengan membuat suasana kerja menyenangkan dan memuskan, maka secara otomatis akan banyak keuntungan yang bisa kita peroleh. Selanjutnya, keselamatan kerja juga merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak pabrik. Suatu layout tidak dapat dikatakan baik apabila tidak menjamin atau bahkan justru membahayakan keselamatan orang yang bekerja di dalamnya.

f. Prinsip fleksibilitas

“Other things being equal, that layout is best that can be adjusted and rearrange at minimum cost and inconvenience”.

Prinsip ini sangat berarti dalam masa dimana riset ilmiah, komunikasi, dan transportasi bergerak dengan cepat, yang mana hal ini akan mengakibatkan dunia industri harus ikut berpacu mengimbanginya. Untuk ini, kondisi ekonomi akan bisa tercapai apabila tata letak yang ada telah direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian/pengaturan kembali (relayout) dengan cepat dan biaya yang relatif murah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(36)

3.4. Pengertian Gudang

Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang digunakan dalam produksi sesuai barang yang diminta sesuai jadwal produksi. Sejak dulu, gudang berfungsi sebagai buffer atau penyeimbang dan untuk menentukan langkah selanjutnya suatu perusahaan, apakah perusahaan akan menggunakan gudang untuk komersial atau lebih baik digunakan sendiri. Dalam perdagangan, gudang digunakan untuk pelayanan beberapa konsumen yang berbeda-beda dan secara umum, mempunyai tenaga kerja yang cukup serta perlengkapan.

3.5. Perancangan Tata Letak Gudang4

Gudang harus dirancang dengan memperhitungkan kecepatan gerak barang. Barang yang bergerak cepat lebih baik diletakkan dekat dengan tempat pengambilan barang, sehingga mengurangi seringnya gerakan bolak-balik. Dalam gudang penyimpanan faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap penanganan barang ialah letak dan desain gedung dimana barang itu disimpan. Tujuan Umum dari metode penyimpanan barang adalah:

1. Penggunaan volume bangunan yang maksimum 2. Penggunaan waktu, buruh dan perlengkapan baik 3. Kemudahan pencapaian bahan

4. Pengangkutan barang cepat dan mudah

4 David E Mulcahy, “Warehouse and Distribution Operation Handbook”, hal. 17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(37)

5. Identifikasi barang yang baik

6. Pemeliharaan barang yang maksimum 7. Penampilan yang rapi dan tersususun.

3.6. Hubungan antara Penanganan Material dan Tata Letak Pabrik5 Dalam sistem manufaktur, dua aktifitas yang sering berpengaruh satu sama lain adalah penanganan material dan tata letak pabrik. Hubungan dua aktivitas menyangkut data yang diperlukan untuk rancangan tiap aktivitas, tujuan umum, pengaruh ruangan dan pola aliran. Secara khusus masalah tata letak pabrik membutuhkan informasi mengenai biaya operasi peralatan agar penempatan departemen dapat menimbulkan total biaya penanganan material yang minimum.

dalamgudang, melingkupi produk-produk work in process dan finished goods.

Dalam penentuan tata letak produk ini dibutuhkan beberapa langkah, yakni:

1. Perhitungan kapasitas area di gudang.

2. Pengklasifikasian produk berdasarkan jenis.

3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing item.

4. Penentuan urutan moving untuk masing-masing area.

5. Penentuan tata letak.

3.7. Pengertian Material Handling

5 Hari Purnomo: Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta 2004, p.260

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(38)

Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/ proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Hal ini sejak material diterima di tempat penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya disimpan di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang barang jadi. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan dengan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan material handling.

3.8. Penyimpanan/Storage

Penyimpanan merupakan proses penahanan barang sewaktu menunggu permintaan untuk dikeluarkan, proses permintaan barang tersebut dilakukan di suatu tempat yang berupa gudang. Jadi gudang/storage merupakan tempat untuk menyimpan barang baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar gudang yang digunakan untuk menyimpan barang ditempatkan pada lokasi tertentu sampai barang tadi diperlukan di dalam proses produksi

3.9. Kebijakan Penyimpanan dalam Gudang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(39)

Ada beberapa kebijakan (metode) penyimpanan yang biasa digunakan, antara lain6:

1. Metode Dedicated Storage.

2. Metode Randomized Storage Location.

3. Metode Class-based Dedicated Storage Location.

4. Metode Shared Storage

Diberikan pada produk harus mampu memenuhi kebutuhan penyimpanan maksimum produk. Dengan penyimpanan multi produk, daerah penyimpanan yang dibutuhkan adalah jumlah kebutuhan penyimpanan maksimum untuk tiap produk.

3.9.1. Dedicated storage location

Dedicated storage juga disebut dengan petak penyimpanan yang tetap (fixed slot storage) yang menempatkan lokasi atau alamat simpanan yang spesifik untuk tiap barang yang disimpan. Hal ini dikarenakan satu lokasi simpanan diberikan pada satu produk yang spesifik.

Dua variasi dari dedicated storage yang secara umum digunakan adalah part number sequence storage dan throughput-based dedicated storage. Part number sequence storage adalah yang sering digunakan karena leebih sederhana.

Lokasi simpanan suatu produk didasarkan hanya pada nomor part yang diberikan padanya. Nomor part yang rendah diberikan lokasi "terbaik" pada daerah

6 Francis, R. L, McGinnis. L. F and White, J. A, Facilities Layout and Location: An Analitycal Approach 2nd Edition (New Jersey: Prentice-Hall Inc.,1992), p. 258-289.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(40)

simpanan dan nomor part yang lebih tinggi diberikan tempat yang lebih tidak

"baik". Secara khusus, pemberian nomor part dibuat secara random tanpa memperhatikan aktivitas yang ada. Oleh karena itu, jika satu part dengan nomor part yang sangat besar dengan aktivitas permintaan yang tinggi maka perjalanan berkali-kali akan terjadi pada lokasi penyimpanan yang sangat buruk.

Throughput-based dedicated storage merupakan metode yang mempertimbangkan pada perbedaan level aktiivitas dan kebutuhan simpanan diantara produk yang akan disimpan. Throughput-based dedicated storage lebih kepada part number sequencing storage pada saat dijumpai perbedaan yang signifikan pada level aktivitas ataupun level inventori barang yang disimpan.

Karena sering digunakan maka throughput-based dedicated storage saat ini sering disebut dedicated storage.

Dengan dedicated storage, jumlah lokasi penyimpanan yang diberikan pada produk harus marnpu memenuhi kebutuhan penyimpanan maksimum produk. Dengan multi produk, daerah penyimpanan yang dibutuhkan adalah jumlah kebutuhan penyimpanan maksimum untuk tiap produk. Aturan ini memperhatikan level aktivitas storage dan retrieval (S/R) yang dikembangkan untuk item yang berbeda.

3.9.2. Metode Randomized Storage

Randomized storage yang juga disebut sebagai petak penyimpanan yang tersebar (floating slot storage), membuat lokasi penyimpanan untuk produk tertentu berubah atau mengambang setiap waktu. Dalam prakteknya, randomized

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(41)

storage didefmisikan seperti berikut. Saat barang datang untuk disimpan barang iru ditempatkan di loksi memungkinkan yang terdekat retrieval dilakukan berbasis first- in, first-out. Jika ada lebih dari satu point, lokasi yang dipilih adalah yang terdekat dengan input point yang dilalui barang untuk masuk ke fasilitas penyimpanan.

Melihat adanya aturan yang diberikan dalam metode ini rasanya tidaklah tepat jika dikatakan penentuan lokasi penyimpanan dilakukan secara random karena istilah random dapat diartikan tanpa ada aturan atau bebas.

Dalam permodelannya, diasumsikan tiap slot (blok) penyimpanan yang kosong menjadi pilihan yang sama untuk penyimpanan saat operasi penyimpanan dilakukan sama halnya, diasumsikan tiap unit produk tertentu dianggap sama dalam hal pengambilan saat beberapa lokasi penyimpanan telah diisi produk dan operasi pengambilan terjadi. Pada saat gudang relatif penuh, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jarak perjalanan yang berlaku melalui asumsi "kesamaan"

dan yang dihasilkan dari praktek "slot terbuka yang terdekat". Tapi untuk "gudang yang jarang" akan ada perbedaan yang jarak perjalanan yang berlaku.

3.10. Metode Shared Storage

Shared storage bisa dianggap sebagai system pemindahan barang yang cepat terhadap suatu produk, jika masing-masing palet diisi di dalam area gudang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(42)

yang berbeda dari waktu ke waktu. 7Shared storage dapat mengambil keuntungan dari perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dipisahkan yaitu lamanya waktu dari palet secara individu untuk tinggal di dalam gudang. Di dalam usaha untuk mengurangi persyaratan ruang simpan pada dedicatedstrorage, beberapa manajer gudang menggunakan suatu variasi dari dedicatedstrorage dimana penempatan produk akhir diatur secara lebih hati-hati. Secara khususdari waktu ke waktu hasil-hasil yang berbeda menggunakan slot ruang simpan yang sama, sekalipun produk akhir itu hanya menduduki slot itu sekali saja. Untuk mendukung pertimbangan atas shared storage, jika kedatangan dari 100 palet dengan jumlah besar “perpindahan yang cepat” dari produk untuk disimpan. Palet dengan jumlah besar tersebut akan digunakan kembali dan akan dikirim sebanyak 5 palet per hari dalam rntang waktu 20 hari.

Material dapat dipindahkan secara manual maupun dengan menggunakan metode otomatis, material dapat dipindahkan satu kali maupun beribu kali.

Material dapat dialokasikan pada lokasi yang tetap maupun secara acak atau material dapat ditempatkan pada lantai maupun da atas. Apabila terdapat dua buah stasiun kerja/departemen I dan j yang koordinatnya ditunjukan sebagai (x,y) dan (a,b), maka untuk menghitung jarak antar dua titik tengah dij dapat dilakukan beberapa metode, yaitu:

1. Rectilinear Distance

Jarak di ukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus satu

7 Ardiansyah, Firman. 2012. Perencanaan Tata Letak Gudang Menggunakan Metode Shared Storage di Pabrik Plastik Kota Semarang. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Stikubank

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(43)

dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material yang berpindah sepanjang gang(aisle)rectilinier di pabrik.

dij =│x-a│+│y-b│

2. Euclidean Distance

Jarak diukur sepanjang lintasan garis lurus antara dua buah titik. Jarak euclidean dapat diilustrasikan sebagai conveyor lurus yang memotong dua buah stasiun kerja.

dij = √[(x2-x1)² + (y2-y1)²]

3. Squared Euclidean Distance

Jarak diukur sepanjang lintasan sebenarnya yang melintas antara dua buah titik.

Sebagai contoh pada sistem kendaraan terkendali (guided vehicle system), kendaraan pada perjalananya harus mengikuti arah-arah yang sudah ditentukan pada jaringan lintasan terkendali. Oleh karena itu, jarak lintasan aliran bisa lebih panjang dibandingkan dengan rectilinier atau Euclidean.

dij = (x-a)² + (y-b)²

8Di dalam usaha untuk mengurangi persyaratan ruang simpan pada dedicated storage, beberapa manajer gudang menggunakan suatu variasi dari dedicated storage di mana penempatan produk akhir diatur secara lebih hati-hati.

Secara khusus, dari waktu ke waktu, hasil-hasil yang berbeda menggunakan slot ruang simpan yang sama, sekalipun produk akhir itu hanya menduduki slot itu sekali saja.

8 Richard L. Francis, Lean f. McGinnis Jr and John A. White: “Facility Layout and Location: An Analytical Approach, 2nd Edition”, Prentice-Hall Inc., New Jersey, 1992. Hal 286-293.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(44)

Untuk mendukung pertimbangan atas shared storage, jika kedatangan dari 100 palet dengan jumlah besar "perpindahan yang cepat" dari produk untuk disimpan di slot penyimpanan. Palet dengan jumlah besar tersebut akan digunakan kembali dan akan dikirimkan sebanyak 5 palet per hari dalam rentang waktu 20 hari.

Dengan randomized storage, 100 slot ruang simpan yang kosong terpilih

"secara acak" untuk produk; tidak ada kepastian bahwa hasil itu adalah suatu perpindahan yang cepat. Dengan dedicated storage, sebaliknya, sedikitnya 100 slot yang kosong harus tersedia di antara lokasi-lokasi utama yang terpilih agar terjadi perpindahan yang cepat.

Jika randomized storage yang digunakan, setiap kali suatu beban palet dipindahkan dari ruang simpan, slot tersedia untuk digunakan oleh produk yang memerlukan ruang simpan berikutnya. Namun dengan dedicated storage, masing- masing kepindahan dari suatu palet dari ruang simpan membuat satu slot yang kosong yang tidak akan mungkin diisi paling awal sampai kedatangan dari pengiriman yang berikutnya dari produk yang sama. Shared storage bisa dianggap sebagai system pemindahan barang yang cepat terhadap suatu produk, jika masing-masing palet diisi di dalam area gudang yang berbeda dari waktu ke waktu. Tergantung pada jumlah dari produk di dalam gudang pada waktu pengiriman tiba, akan mungkin bahwa 5 palet yang terisi akan berada di ruang simpan hanya 1 hari. Sedangkan 5 palet yang lain di dalam pengiriman yang sama akan berada di gudang untuk 20 hari. Dari perspektif terhadap posisi ruang simpan di dalam gudang, 5 palet akan bersifat sangat cepat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

berpindah; palet sisa dipandang menjadi lebih lambat, mungkin perpindahan bersifat sedang. Shared storage dapat mengambill keuntungan dari perbedaan- perbedaan yang tidak bisa dipisahkan yaitu lamanya waktu dari palet secara individu untuk tinggal di dalam gudang. Variabel dari metode shared storage yang harus diketahui adalah:

1. Lama waktu work in process

2. Waktu pengiriman masing-masing produk 3. Jumlah produk tiap pemesanan

4. Frekuensi pemesanan tiap periode waktu

5. Jarak tiap-tiap area penyimpanan terhadap pintu keluar-masuk 6. Kebutuhan ruang

Berdasarkan langkah-langkah pengaturan produk dan variable dari metode shared storage, maka dalam proses penyusunan tata letak gudang berdasarkan Shared storage ada beberapa tahapan yaitu:

1. Perhitungan kapasitas area di gudang (lama waktu work in process, waktu pengiriman, jumlah produk)

2. Pengklasifikasian produk berdasarkan customer

3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing item.

4. Penentuan urutan moving untuk masing-masing area (pengurutan area berdasarkaan jarak ke pintu keluar masuk I/O)

5. Penentuan tata letak

Kebutuhan ruang ruang simpan untuk shared storage mencakup dari yang diperlukan untuk randomized storage dan yang diperlukan untuk dedicated

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(46)

storage, tergantung pada banyaknya informasi yang tersedia mengenai tingkat persediaan dari waktu ke waktu untuk masing-masing produk. Sebagai catatan di atas, pembedaan antara shared storage dan randomized storage adalah perencana melibatkan spesifikasi total mengenai lokasi-lokasi ruang simpan untuk produk, sedangkan dengan yang belakangan, lokasi-lokasi tergantung semata-mata pada tumbuh dari slot-slot yang kosong di dalam gudang. Shared storage dan dedicated storage berbeda karena pembedaan yang dibuat oleh perancang mengenai waktu dari masing-masing jumlah suatu produk memenuhi tempat di dalam ruang simpan; dedicated storage digunakan untuk pengisian kembali total kelompok suatu produk terhadap sejumlah ruang simpan yang didasarkan pada rata-rata waktu lamanya di dalam ruang simpan untuk melakukan pengisian kembali.

Suatu situasi yang mendasar tentu saja menyarankan pemakaian shared storage adalah untuk lini produksi yang digunakan untuk menghasilkan beberapa jenis produk. Karena produk yang dihasilkan secara berurutan dibanding secara serentak, pengisian kembali inventori dibagi-bagikan dari waktu ke waktu.

Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan menyusun area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai gudang, kemudian diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk I/O sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakkan pada area yang paling dekat dan begitu seterusnya.

Pada metode shared storage menentukan dan pengkodean area penyimpanan secara bertingkat berdasarkan jarak yang paling dekat antar area penyimpanan dengan pintu keluar. Langkah terakhir adalah melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(47)

pengkodean sehingga barang yang ada di gudang mudah diidentifikasi dan memudahkan pengisian berdasarkan FIFO area kosong yang terdekat dengan pintu keluar masuk I/O diisi terlebih dahulu.

Perbedaan antara shared storage dengan dedicated storage secara umum adalah dedicated storage dipakai pada pabrik yang menghasilkan beberapa produk dengan dimensi yang berbeda, dimana tempat penyimpanan area sudah ditentukan untuk masing-masing produk yang berbeda dimensinya. Sedangkan untuk random storage peletakan produk sembarang tempat dan untuk shared storage metode ini akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik yang memiliki ukuran dimensi produk yang sama atau tidak jauh berbeda, karena setiap area penyimpanan bisa saja ditempati oleh jenis produk dan permintaan konsumen yang berbeda-beda berdasarkan waktu produksi dan tanggal pengiriman produk tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(48)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. XYZ yang yang bergerak di bidang produksi keramik yang berlokasi di Jalan P. Pini, Kav. 600532, KIM Mabar. Penelitian dilakukan di bagian gudang produk jadi sejak bulan Agustus 2016.

4.2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah susunan tata letak pada gudang produk jadi di PT. XYZ. PT. XYZ memiliki satu gudang produk jadi keramik.

4.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus (case study)9, suatu jenis penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan personalitas (Maxfield,1930). Dengan penelitian ini, peneliti ingin memperlajari secara intensif latar belakang serta interaksi dari objek penelitian dengan tujuan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat atau karakter-karakter khas tersebut dicoba digeneralisasi.

9 Sinulingga, Sukaria: Metode Penelitian, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

4.4. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menunjukkan hubungan logis antara variabel- variabel yang telah diidentifikasi yang penting dan menjadi fondasi dalam melaksanakan penelitian.

Jenis Produk

Luas Gudang

Fasilitas

Luas Tiap Tumpukan

Laju Permintaan

Laju Produksi

Kebutuhan ruang dan Aktivitas produk

Rancangan Fasilitas Gudang yang Efisien

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

4.5. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama dalam penelitian.

Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif atau negatif (Sekaran, 2006). Variabel independen dan dependen dari penelitian adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(50)

Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Jenis Produk

Jenis Produk adalah jenis produk pada keramik diperoleh dari lantai pabrik melalui observasi dan wawancara.

b. Luas Gudang

Luas Gudang adalah ukuran luas pabrik pada gudang produk jadi diperoleh dari lantai pabrik melalui observasi.

c. Tata letak gudang

Tata letak gudang adalah gambaran dan ukuran pada gudang produk jadi yang sekarang

d. Luas tiap tumpukan

Luas tiap tumpukan adalah (ukuran pallet dan kapasitasnya untuk tiap produk)

e. Laju permintaan

Laju permintaan adalah data permintaan produk daun pintu pada bulan Januari 2015 - Desember 2015.

f. Laju produksi

Laju produksi adalah data produksi produk keramik pada bulan Januari 2015 - Desember 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

2. Variabel Intervening

Variabel intervening (penyela) adalah suatu faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena yang diobservasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan ruang

Kebutuhan ruang adalah area penyimpanan produk di gudang produk jadi.

2. Aktivitas produk

Aktivitas produk adalah ukuran jumlah aktivitas penyimpanan/ penarikan yang terjadi untuk tiap periode waktu.

3. Variable dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Rancangan Tata Letak Gudang.

4.6. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pada awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.

2. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data.

3. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(52)

1) Jenis Produk, diperoleh dari lantai pabrik melalui observasi dan wawancara.

2) Luas Gudang, diperoleh dari lantai pabrik melalui observasi.

3) Fasilitas Gudang, diperoleh melalui observasi dan dokumentasi.

4) Data lainnya, seperti ukuran produk, ukuran forklift, ukuran pallet, total pallet yang tersedia, dan jumlah produk rusak yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak manajemen. Data tersebut adalah:

1) Laju permintaan, produksi dan pengiriman produk Januari 2015 – Desember 2015.

2) Laju proses produksi, diperoleh melalui dokumentasi.

4.7. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah keseluruhan data yang dibutuhkan terkumpul, dimana rinciannya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah permintaan dan frekuensi permintaan produk.

Data jumlah permintaan 2015 diolah untuk menentukan permintaan untuk masing-masing produk, kemudian menentukan frekuensi pemesanan tiap produk.

2. Perhitungan kebutuhan ruang (Space Requirement) untuk setiap produk pada kondisi awal.

a. Penentuan area penyimpanan yang dibutuhkan dan kebutuhan luas lantai:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
Gambar 4.2.  Blok Diagram Pengolahan Data
Gambar 5.2.  Dimensi Forklift

Referensi

Dokumen terkait

Gapura adalah suatu struktur yang merupakan pintu masuk atau gerbang ke suatu wilayah atau kawasan. Dalam bidang arsitektur gapura sering disebut dengan entrance,

Tabel hitungan dan kurva Saudara salin ke lembar jawab. 2) Tuliskan urutan/cara /formula yang Saudara pakai untuk mendapatkan jawaban (bukan hanya angka jawaban yang keluar di tabel

Ini disebabkan karena dalam perhitungan total cost usulan digunakan model persamaan yang mempertimbangkan jumlah produk kadaluarsa dan biaya kadaluarsa minimum serta

Procurement (pengadaan) barang dan jasa merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya

Penelitian dilakukan untuk menghitung jumlah bahan baku yang seharusnya ditetapkan dan didapatkan total biaya dengan menggunakan metode Economic Order Quantity

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kinerja manufaktur halal pada UMKM Noerlen dengan menggunakan Metode SCOR (Supply Chain Operation Reference dan

Domusindo Perdana karena permintaan harga bahan baku yang berfluktuatif, maka dengan menggunakan metode Markov Chain dapat menghubungkan antara permintaan sekarang

Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan metode Critical Chain Project Management (CCPM) untuk mengoptimalkan feeding buffer dan project buffer (waktu tambahan)