• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA 1 STABAT T.P 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA 1 STABAT T.P 2013/2014."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Edi Susanto NIM 4102121003

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Edi Susanto dilahirkan di Tandam Hilir II pada tanggal 6 April 1992.

Ayah bernama Radi dan ibu bernama Tumiani dan merupakan anak kedua dari

dua bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 104192 Tandam Hilir

dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke SMP

Negeri 2 Hamparan Perak dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007,

penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Stabat

dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010, penulis diterima di

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED). Kegiatan

intrakurikuler yang pernah diikuti di UNIMED yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa

(4)

iii

Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil B elaja r Si swa pada M ate ri K alo r di K ela s X

Semester II SMA N 1 Stabat T.P 2013/2014 Edi Susanto

NIM 4102121003 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi kalor.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Peminatan MIPA SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014. Sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling yaitu kelas X-PIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-PIA 4 sebagai kelas kontrol masing-masing berjumlah 37 orang. Instrumen yang digunakan adalah test yang berjumlah 10 soal.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya

yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga

skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan.

Skiripsi berjudul ” Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor di Kelas X Semester II SMA 1 Stabat T.P

2013/2014.” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan (UNIMED).

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada: Ibu Dr. Derlina, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs. Abd Hakim, M.Si, Bapak Drs. Pintor

Simamora, M.Si, dan Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd

selaku dosen Validator yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk

melakukan penelitian dan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

Marabangun Harahap, M.S. selaku dosen pembimbing akademik dan kepada

seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA

UNIMED yang sudah membantu penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda Radi dan

Ibunda tercinta bernama Tumiani yang telah membimbing dan mendidik penulis

dengan kasih sayang, bantuan, doa, spiritual materi dan penguatan selama

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua

(6)

v

kepada semua saudara kandung saya yaitu Kak Rika Puspa Dewi, karena telah

memberi dukungan, serta motivasi kepada penulis selama perkuliahan dan

penyusunan skiripsi ini.

Ucapan Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Suherman,

M.Pd yang telah membantu proses dilokasi pelaksanaan penelitian juga rekan

saya Nora Hawari Daulay dan Taufik Hambali yang telah membantu proses

penelitian mendorong saya dan memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi

ini, juga kepada seluruh teman seperjuangan dibangku kuliah kelas Fisika DIK B

2010. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca

yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan

terima kasih.

Medan,

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

(8)

vii

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian 36

4.2 Uji Persyaratan Analisis Data 37

4.3 Observasi 38

4.4 Pembahasan 40

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 45

5.2 Saran 45

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan 36

Kelas Kontrol

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan 37

Kelas Kontrol

Gambar 4.3 Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa

pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas

terendah ke tertinggi 42

Gambar 4.4. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Aktivitas siswa 10

Tabel 2.2. Kata-kata kerja kognitif untuk indicator 11

Tabel 2.3. Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 18

Tabel 2.4. Tabel hasil penelitian terdahulu 19

Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttest Design 28

Tabel 3.2. Indikator Observasi Aktivitas Siswa 30

Tabel 3.3. Kriteria Penskoran Tes Uraian 30

Tabel 3.4. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 31

Tabel 3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa 31

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 37

Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji t 38

Tabel 4.4 Nilai Pretest, Nilai Aktivitas Belajar Siswa dan Nilai Posttest 38

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 49

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 61

Lampiran 3 Penilaian aspek afektif, psikomotor 72

Lampiran 4 Lembar kerja siswa (LKS) 76

Lampiran 5 Tabel kisi-kisi tes belajar 81

Lampiran 6 Penilaian dan penskoran validator 85

Lampiran 7 Pretest/postest dan penskoran tes belajar 88

Lampiran 8 Pedoman dan penilaian observasi aktivitas Siswa 91

Lampiran 9 Rekapitulasi aktivitas Siswa kelas eksperimen 93

Lampiran 10 Rekapitulasi hasil belajar 97

Lampiran 11 Perhitungan �1, S, dan �2 105

Lampiran 12 Uji normalitas data 108

Lampiran 13 Uji homogenitas 111

Lampiran 14 Uji hipotesis 113

Lampiran 15 Tabel statistika 117

Lampiran 16 Dokumentasi penelitian 121

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa

dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu

kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping

menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara

materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima

materi pelajaran tersebut, sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan dalam

makna pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan

bangsa karena berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat

berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya. Oleh karena itu,

pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang ini semakin giat dilaksanakan.

Berbagai carapun ditempuh untuk memperoleh pendidikan, baik pendidikan

secara formal maupun pendidikan secara nonformal .

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang

cerdas, damai, terbuka dan demokratis. UU RI No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Sistem pendidikan nasional menyebutkan,

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah. Rendahnya

(13)

berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah

adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam

yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis, dan

rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Fisika dapat dijelaskan

berdasarkan pada tiga aspek fisika atau dimensi fisika, yakni: isi fisika, sikap

fisikawan dan metode fisika. Berdasarkan aspek isi fisika, pada dasarnya fisika

adalah konsep, hukum, dan teori. Aspek sikap fisikawan adalah ahli dalam

melakukan kegiatan fisika. Dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk

bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis

melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah dalam menyelesaikan masalah

fisika, yakni: sikap ingin tahu, kritis, obyektif, menemukan, menghargai karya

orang lain, tekun dan terbuka. Metode fisika merupakan metode yang digunakan

fisikawan dalam mengembangkan isi fisika. Pada dasarnya metode fisika adalah

metode ilmiah berbasis eksperimen.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 81A tahun 2013

tentang implementasi kurikulum pedoman pembelajaran, secara prinsip, kegiatan

pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang

semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan

yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta

berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan

pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik

menjadi kompetensi yang diharapkan. Di dalam pembelajaran, peserta didik

didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan

melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai

dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Di dalam pembelajaran,

peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi

dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta

(14)

3

mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang

ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut

semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri sebagai

salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Dalam peraturan menteri tersebut pembelajaran langsung mencakup KD

yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara

bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk

mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan

dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan

KI-2. Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,

kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta

didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi

menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan

kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui

penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,

kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran

yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah

model problem based learning (PBL). Model PBL merupakan pendekatan yang

efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi, Trianto (2010). Berpikir

tingkat tinggi adalah kerja keras. Pembelajaran PBL dikembangkan untuk

membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan

keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan

mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.

Menurut Arends (2008), model PBL merupakan suatu pendekatan

pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan

maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri

dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan

(15)

“pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning) dan ”pembelajaran bermakna (anchored instruction).

Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi

dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial

dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar

maupun kompleks.

Penerapan Model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh

beberapa peneliti sebelumnya, seperti Widodo, Lusi Widayanti (2012)

menerapkan model PBL di VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun

Pelajaran 2012/2013 hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan

aktivitas siswa dan hasil belajar setelah menerima pembelajaran dengan metode

PBL, sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah

dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut hasil

penelitian Siagian (2009) yang menerapkan model PBL di SMP N 2 Rantau Utara

pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen 4,197

setelah dilakukan perlakuan dengan model PBL diperoleh hasil postes 7,54.

Berdasarkan hasil kedua peneliti ini diketahui bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar siswa.

Kelemahan dari kedua penelitian tersebut tidak memperhatikan aspek yang

lain dari siswa, seperti tidak mengukur aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas sangat penting diperhatikan

karena pada hakekatnya belajar merupakan perubahan tingkah laku yang

menyangkut pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah

keterampilan bertanya, memecahkan masalah, mempresentasikan hasil karya dan

melakukan percobaan.

Sardiman (2009) mengatakan bahwa “pada prinsipnya belajar adalah

berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan, tidak

ada belajar kalau tidak ada aktivitas, sehingga aktivitas merupakan prinsip atau

asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Hal ini didukung

(16)

5

asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.” Perlu ditambahkan

bahwa aktivitas belajar itu bersifat fisik maupun mental. Kegiatan belajar kedua

aktivitas itu harus selalu berkait. Sehubungan dengan hal tersebut, Piaget

menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa

perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir

sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf

verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Untuk

itulah perlu adanya observasi untuk mengetahui aktivitas selama proses

pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan psikomotorik dan

afektif.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan:

a. Model pembelajaran yang diajarkan guru kurang bervariasi.

b. Proses pembelajaran umumnya bersifat analitis dengan

menitik-beratkan pada penurunan rumus-rumus fisika melalui analisis

matematis.

c. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.

d. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

(17)

b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1

Stabat T.P 2013/2014.

c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II

SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

b. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada

materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P

2013/2014?

c. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran

konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1

Stabat T.P 2013/2014?

d. Apakah ada pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa pada

materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P

2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model PBL

pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P

2013/2014.

b. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada

materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P

2013/2014.

c. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran

Konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri

(18)

7

d. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model PBL terhadap hasil

belajar siswa pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1

Stabat T.P 2013/2014

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran PBL pada materi Kalor di SMA Negeri 1 Stabat.

b. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model

pembelajaran di sekolah.

c. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam

melakukan penelitian lebih lanjut.

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya termasuk buku-buku,

film, komputer, kurikulum dan lain-lain, Joyce et all. (2009).

b. Model pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di

mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud

untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri

dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan

kemandirian dan percaya diri, Arends (2008).

c. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian, sistematika

sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah

dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning

pada materi Kalor mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81

menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional pada materi Kalor juga mengalami peningkatan dari nilai

rata-rata pretes 44,05 menjadi 68,81 pada nilai rata-rata postes.

3. Aktivitas belajar siswa yang diobservasi dengan menerapkan model

pembelajaran PBL mengalami peningkatan sebesar 35,89% dengan nilai

rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- I sebesar 61% dengan kriteria Aktif

dan nilai rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- II sebesar 75% dengan

kriteria Aktif.

4. Ada pengaruh model problem based learning untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas X pada materi Kalor di SMAN 1 Stabat T.P. 2013/2014

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai

berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya, pada aktivitas perlu ditingkatkan

berdasarkan deskriptor-deskriptor yang ada.

2. Kepada peneliti selanjutnya pada proses kegiatan belajar mengajar

sintaks sangat perlu dimaksimumkan.

3. Pada penelitian ini sampel berdistribusi normal tetapi taksonomi

bloom tidak menunjukkan berdistribusi normal, maka sebaiknya perlu

(20)

46

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto,S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto.S, (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadly, Aditya. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Malang: Universitas

Negeri Malang.

Halliday, D., Resnik, R., (1994), Fisika, Erlangga, Jakarta.

Ibrahim, M., Nur, M., (2000), Pengajaran Berdasarkan Masalah, University Press, Surabaya.

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kanginan, M., (2006), Fisika SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kennedy. 2009. Perbedaan Hasil belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Konvensional pada Materi Pokok Pemuaian di SMA Negeri 4 Kisaran T.A. 2008/2009. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.

Marzano, R.J. (2006). Classroom Assessment & Grading that Work. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA.

Matlin, M. E. (2009). Cognitive Psychology. Seventh Edition. Internasional Student Version. Jhon Wiley & Sons, Inc.

(21)

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationshif between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score”.Am,J.Phys.70,(2), 1259-1267.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung.

Sanjaya., W, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A 2008/2009. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sihotang, I. M. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X SMA St. Yoseph Medan. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Siregar, D. S. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam Meningkakan Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Di Sekolah Menengah Atas Kelas X. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed

Sitanggang, N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI MAN 1 Medan T.P 2011/2012. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

(22)

48

Wardani, Kusuma. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning menggunakan Multimedia dan Modul di Tinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa. Semarang: Universitas negeri Semarang.

Gambar

Gambar 4.1  Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model M/M/1 yang telah ada di antrian loket pembayaran pajak kendaraan pada jam operasional layanan ini dapat dipertahankan

Dilakukan bila: perawat ragu, tidak jelas, tak dengar, klien malu, bicara tidak. lengkap,

[r]

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDIT