Oleh : Edi Susanto NIM 4102121003
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Edi Susanto dilahirkan di Tandam Hilir II pada tanggal 6 April 1992.
Ayah bernama Radi dan ibu bernama Tumiani dan merupakan anak kedua dari
dua bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 104192 Tandam Hilir
dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke SMP
Negeri 2 Hamparan Perak dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007,
penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Stabat
dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010, penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED). Kegiatan
intrakurikuler yang pernah diikuti di UNIMED yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa
iii
Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil B elaja r Si swa pada M ate ri K alo r di K ela s X
Semester II SMA N 1 Stabat T.P 2013/2014 Edi Susanto
NIM 4102121003 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi kalor.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Peminatan MIPA SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014. Sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling yaitu kelas X-PIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-PIA 4 sebagai kelas kontrol masing-masing berjumlah 37 orang. Instrumen yang digunakan adalah test yang berjumlah 10 soal.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya
yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga
skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Skiripsi berjudul ” Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor di Kelas X Semester II SMA 1 Stabat T.P
2013/2014.” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan (UNIMED).
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada: Ibu Dr. Derlina, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Abd Hakim, M.Si, Bapak Drs. Pintor
Simamora, M.Si, dan Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd
selaku dosen Validator yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk
melakukan penelitian dan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Marabangun Harahap, M.S. selaku dosen pembimbing akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda Radi dan
Ibunda tercinta bernama Tumiani yang telah membimbing dan mendidik penulis
dengan kasih sayang, bantuan, doa, spiritual materi dan penguatan selama
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua
v
kepada semua saudara kandung saya yaitu Kak Rika Puspa Dewi, karena telah
memberi dukungan, serta motivasi kepada penulis selama perkuliahan dan
penyusunan skiripsi ini.
Ucapan Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Suherman,
M.Pd yang telah membantu proses dilokasi pelaksanaan penelitian juga rekan
saya Nora Hawari Daulay dan Taufik Hambali yang telah membantu proses
penelitian mendorong saya dan memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi
ini, juga kepada seluruh teman seperjuangan dibangku kuliah kelas Fisika DIK B
2010. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca
yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan
terima kasih.
Medan,
Penulis,
DAFTAR ISI
vii
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian 36
4.2 Uji Persyaratan Analisis Data 37
4.3 Observasi 38
4.4 Pembahasan 40
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 45
5.2 Saran 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan 36
Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan 37
Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa
pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas
terendah ke tertinggi 42
Gambar 4.4. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Aktivitas siswa 10
Tabel 2.2. Kata-kata kerja kognitif untuk indicator 11
Tabel 2.3. Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 18
Tabel 2.4. Tabel hasil penelitian terdahulu 19
Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttest Design 28
Tabel 3.2. Indikator Observasi Aktivitas Siswa 30
Tabel 3.3. Kriteria Penskoran Tes Uraian 30
Tabel 3.4. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 31
Tabel 3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa 31
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37
Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 37
Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji t 38
Tabel 4.4 Nilai Pretest, Nilai Aktivitas Belajar Siswa dan Nilai Posttest 38
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 49
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 61
Lampiran 3 Penilaian aspek afektif, psikomotor 72
Lampiran 4 Lembar kerja siswa (LKS) 76
Lampiran 5 Tabel kisi-kisi tes belajar 81
Lampiran 6 Penilaian dan penskoran validator 85
Lampiran 7 Pretest/postest dan penskoran tes belajar 88
Lampiran 8 Pedoman dan penilaian observasi aktivitas Siswa 91
Lampiran 9 Rekapitulasi aktivitas Siswa kelas eksperimen 93
Lampiran 10 Rekapitulasi hasil belajar 97
Lampiran 11 Perhitungan �1, S, dan �2 105
Lampiran 12 Uji normalitas data 108
Lampiran 13 Uji homogenitas 111
Lampiran 14 Uji hipotesis 113
Lampiran 15 Tabel statistika 117
Lampiran 16 Dokumentasi penelitian 121
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa
dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu
kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping
menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara
materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima
materi pelajaran tersebut, sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan dalam
makna pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan
bangsa karena berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat
berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya. Oleh karena itu,
pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang ini semakin giat dilaksanakan.
Berbagai carapun ditempuh untuk memperoleh pendidikan, baik pendidikan
secara formal maupun pendidikan secara nonformal .
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang
cerdas, damai, terbuka dan demokratis. UU RI No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Sistem pendidikan nasional menyebutkan,
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah. Rendahnya
berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah
adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam
yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis, dan
rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Fisika dapat dijelaskan
berdasarkan pada tiga aspek fisika atau dimensi fisika, yakni: isi fisika, sikap
fisikawan dan metode fisika. Berdasarkan aspek isi fisika, pada dasarnya fisika
adalah konsep, hukum, dan teori. Aspek sikap fisikawan adalah ahli dalam
melakukan kegiatan fisika. Dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk
bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis
melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah dalam menyelesaikan masalah
fisika, yakni: sikap ingin tahu, kritis, obyektif, menemukan, menghargai karya
orang lain, tekun dan terbuka. Metode fisika merupakan metode yang digunakan
fisikawan dalam mengembangkan isi fisika. Pada dasarnya metode fisika adalah
metode ilmiah berbasis eksperimen.
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 81A tahun 2013
tentang implementasi kurikulum pedoman pembelajaran, secara prinsip, kegiatan
pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik
menjadi kompetensi yang diharapkan. Di dalam pembelajaran, peserta didik
didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan
melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai
dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Di dalam pembelajaran,
peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi
dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta
3
mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang
ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut
semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri sebagai
salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.
Dalam peraturan menteri tersebut pembelajaran langsung mencakup KD
yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara
bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan
KI-2. Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,
kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta
didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan
kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah
model problem based learning (PBL). Model PBL merupakan pendekatan yang
efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi, Trianto (2010). Berpikir
tingkat tinggi adalah kerja keras. Pembelajaran PBL dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan
mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.
Menurut Arends (2008), model PBL merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan
“pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning) dan ”pembelajaran bermakna (anchored instruction).
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi
dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar
maupun kompleks.
Penerapan Model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh
beberapa peneliti sebelumnya, seperti Widodo, Lusi Widayanti (2012)
menerapkan model PBL di VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun
Pelajaran 2012/2013 hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan
aktivitas siswa dan hasil belajar setelah menerima pembelajaran dengan metode
PBL, sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut hasil
penelitian Siagian (2009) yang menerapkan model PBL di SMP N 2 Rantau Utara
pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen 4,197
setelah dilakukan perlakuan dengan model PBL diperoleh hasil postes 7,54.
Berdasarkan hasil kedua peneliti ini diketahui bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar siswa.
Kelemahan dari kedua penelitian tersebut tidak memperhatikan aspek yang
lain dari siswa, seperti tidak mengukur aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas sangat penting diperhatikan
karena pada hakekatnya belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
menyangkut pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah
keterampilan bertanya, memecahkan masalah, mempresentasikan hasil karya dan
melakukan percobaan.
Sardiman (2009) mengatakan bahwa “pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan, tidak
ada belajar kalau tidak ada aktivitas, sehingga aktivitas merupakan prinsip atau
asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Hal ini didukung
5
asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.” Perlu ditambahkan
bahwa aktivitas belajar itu bersifat fisik maupun mental. Kegiatan belajar kedua
aktivitas itu harus selalu berkait. Sehubungan dengan hal tersebut, Piaget
menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa
perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir
sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf
verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Untuk
itulah perlu adanya observasi untuk mengetahui aktivitas selama proses
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan psikomotorik dan
afektif.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan:
a. Model pembelajaran yang diajarkan guru kurang bervariasi.
b. Proses pembelajaran umumnya bersifat analitis dengan
menitik-beratkan pada penurunan rumus-rumus fisika melalui analisis
matematis.
c. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.
d. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1
Stabat T.P 2013/2014.
c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Kalor.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?
b. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada
materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P
2013/2014?
c. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran
konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1
Stabat T.P 2013/2014?
d. Apakah ada pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa pada
materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P
2013/2014?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model PBL
pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P
2013/2014.
b. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada
materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P
2013/2014.
c. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran
Konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri
7
d. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model PBL terhadap hasil
belajar siswa pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1
Stabat T.P 2013/2014
1.6 Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran PBL pada materi Kalor di SMA Negeri 1 Stabat.
b. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model
pembelajaran di sekolah.
c. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian lebih lanjut.
1.7 Defenisi Operasional
a. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya termasuk buku-buku,
film, komputer, kurikulum dan lain-lain, Joyce et all. (2009).
b. Model pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di
mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan
kemandirian dan percaya diri, Arends (2008).
c. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian, sistematika
sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah
dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning
pada materi Kalor mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81
menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada materi Kalor juga mengalami peningkatan dari nilai
rata-rata pretes 44,05 menjadi 68,81 pada nilai rata-rata postes.
3. Aktivitas belajar siswa yang diobservasi dengan menerapkan model
pembelajaran PBL mengalami peningkatan sebesar 35,89% dengan nilai
rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- I sebesar 61% dengan kriteria Aktif
dan nilai rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- II sebesar 75% dengan
kriteria Aktif.
4. Ada pengaruh model problem based learning untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X pada materi Kalor di SMAN 1 Stabat T.P. 2013/2014
5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. Kepada peneliti selanjutnya, pada aktivitas perlu ditingkatkan
berdasarkan deskriptor-deskriptor yang ada.
2. Kepada peneliti selanjutnya pada proses kegiatan belajar mengajar
sintaks sangat perlu dimaksimumkan.
3. Pada penelitian ini sampel berdistribusi normal tetapi taksonomi
bloom tidak menunjukkan berdistribusi normal, maka sebaiknya perlu
46
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto,S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto.S, (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadly, Aditya. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Malang: Universitas
Negeri Malang.
Halliday, D., Resnik, R., (1994), Fisika, Erlangga, Jakarta.
Ibrahim, M., Nur, M., (2000), Pengajaran Berdasarkan Masalah, University Press, Surabaya.
Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2006), Fisika SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kennedy. 2009. Perbedaan Hasil belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Konvensional pada Materi Pokok Pemuaian di SMA Negeri 4 Kisaran T.A. 2008/2009. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.
Marzano, R.J. (2006). Classroom Assessment & Grading that Work. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA.
Matlin, M. E. (2009). Cognitive Psychology. Seventh Edition. Internasional Student Version. Jhon Wiley & Sons, Inc.
Meltzer, D. E. (2002). “The Relationshif between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score”.Am,J.Phys.70,(2), 1259-1267.
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung.
Sanjaya., W, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta.
Sanjaya, Wina., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A 2008/2009. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Sihotang, I. M. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X SMA St. Yoseph Medan. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed
Siregar, D. S. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam Meningkakan Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Di Sekolah Menengah Atas Kelas X. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed
Sitanggang, N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI MAN 1 Medan T.P 2011/2012. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
48
Wardani, Kusuma. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning menggunakan Multimedia dan Modul di Tinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa. Semarang: Universitas negeri Semarang.