• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk, dan harga terhadap motivasi konsumen untuk kembali berkunjung - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk, dan harga terhadap motivasi konsumen untuk kembali berkunjung - USD Repository"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA TERHADAP MOTIVASI KONSUMEN

UNTUK KEMBALI BERKUNJUNG

Studi pada Pet Gallery Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Arum Widayati NIM: 102214097

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Seseorang yang sukses adalah orang yang menerima banyak hal dari orang lain,

biasanya lebih banyak dibandingkan dengan apa yang ia berikan kepada orang

lain. Nilai seseorang seharusnya dilihat dari apa yang ia berikan , dan bukan dari

apa yang ia terima.

(Albert Einstein)

Maaf atas ketidaksempurnaanku, karena sesungguhnya

kesempurnaan itu milik Tuhan semata.

Aku belajar untuk menjadi yang terbaik, bukan untuk menjadi yang sempurna.

Semua karena cinta dan ketulusan,

kupersembahkan karya kecil ini

untuk mereka yang aku cintai :

♥ Tuhan Yesus Kristus Bapak & Ibu Tercinta

kakak & adeku tersayang

Semua Keluargaku Terkasih

Seseorang yang ada dihatiku Sahabat-sahabatku

Almamaterku Universitas Sanata

(5)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI

MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KUALITAS PRODUK, DAN

HARGA TERHADAP MOTIVASI KONSUMEN

UNTUK KEMBALI BERKUNJUNG

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 21 Agustus 2014 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa member pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta proses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, Pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 21 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan

segala berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas

Produk Dan Harga Terhadap Motivasi Konsumen Untuk Kembali Berkunjung“

yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari

berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si. selaku Kepala Prodi Manajemen Universitas

Sanata Dharma dan sebagai Dosen pembimbing I yang telah begitu baik

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

pengarahan dan bimbingan, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan

penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ibu Lucia Kurniawati, S.pd., M.S.M. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

begitu baik bersedia meluangkan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan

(8)

3. Segenap Dosen dan Staff pengajar Fakultas Ekonomi Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada saya.

4. Bapak Sandy selaku pemilik Pet Gallery yang telah memberikan izin dan

pengarahan dalam meneliti di tokonya sehingga penulis dapat melakukan

peenelitian ini.

5. Ayah dan Mama yang tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, doa,

dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan pendidikan yang baik

kepada saya.

6. Kakakku Anom Herpito yang telah mengalah dalam hal pendidikan sehingga

aku dapat kuliah dan adeku Danang Susanto yang selalu memberikan

motivasi untuk selalu belajar untuk menjadi lebih baik.

7. Keluarga besar kedua orang tuaku yang selalu memberikan keceriaan,

semangat dan rajin memberikan kata-kata penyemangat “cepat lulus ! cepat

kerja !” aku sayang kalian semua.

8. Kekasihku Alfonsius Lesuq yang selalu memberiku semangat, cinta dan kasih

sayang, kesabaran, kesetiaan, dan tidak pernah lelah membantuku dalam

kegiatan menyebarkan kuesioner kepada responden. Walaupun terkadang

nyebelin, I will always want you n i’ll think of you every step of the way...

9. My pets Holand Bouvier dan Olive Bouvier yang selalu menghiburku saat

duka maupun suka.

10.Sahabat-sahabatku : Astrid, Alin, Lytho, Desty, Meylin, Noppy Riscky, Een,

(9)

yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa bagiku serta tempat

berbagi cerita dan pengalaman bersama.

11.Keluarga kecilku di Klaten: Goenk, Mbah putri, Om Wanto, Om Yudi, Derry

dan Rio yang selalu menghiburku disaat aku main ke Klaten karena mereka

tahu aku lelah dengan skripsi.

12.Seluruh responden Pet Gallery dan komunitas pecinta anjing dan kucing di

Yogyakarta yang telah bersedia mengisi kuesioner sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan baik.

13.Teman-temanku di Manajemen 2010: semua tanpa terkecuali. Terimakasih

atas dukungan dan kebersamaan selama ini.

14.Semua orang yang telah membantu, mendukung dan berpartisipasi dalam

penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi

rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 23 Juli 2014

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTARTABEL ... xv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xvi

HALAMAN ABSTRAK ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Pengertian Pemasaran ... 7

2. Manajemen Pemasaran... 9

(11)

a. Product (Produk) ... 11

b. Price (Harga) ... 11

c. Promotion (promosi) ... 12

d. Place (tempat) ... 13

e. People (Orang) ... 13

f. Process (Proses) ... 14

g. Physical evidance (bukti fisik ... 15

4. Perilaku Konsumen ... 16

a. Pengertian Perilaku konsumen ... 16

b. Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 18

5. Motivasi ... 22

a. Pengertian Motivasi ... 22

b. Teori Motivasi ... 25

6. Ritel ... 30

a. Citra Pusat Perbelanjaan ... 31

b. Kunjungan Konsumen ke Pusat Perbelanjaan ... 40

c. Emosi Terantisipasi Positif ... 41

d. Keinginan ... 44

e. Niat Perilaku ... 45

7. Kualitas ... 45

a. Kualitas Pelayanan ... 46

b. Kualitas Produk ... 49

(12)

B. Penelitian Sebelumnya ... 54

C. Kerangka Konseptual ... 55

D. Hipotesis Penelitian ... 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Jenis Penelitian ... 58

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 59

C. Tempat dan Waktu Penelitia ... 59

D. Variabel Penelitian ... 59

1. Identifikasi variabel ... 59

2. Definisi Variabel ... 60

3. Pengukuran Variabel ... 61

E. Data dan Sumber data ... 62

F. Populasi dan Sampel ... 62

1. Populasi ... 62

2. Sampel ... 62

G. Teknik Pengumpulan Data ... 64

H. Teknik Pengambilan Sampel... 64

I. Tenik Pengujian Instrumen ... 65

1. Uji Validitas Data ... 65

2. Uji Reliabilitas Data ... 66

J. Teknik Analisis Data ... 67

1. Analisis Deskriptif ... 67

(13)

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

4. Pengujian dengan Uji F ... 74

5. Pengujian dengan Uji t ... 76

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 79

A. Sejarah Perusahaan dan Perkembangannya ... 79

B. Tujuan dan Peran Serta ... 81

1. Tujuan Pet Gallery ... 81

2. Peran Serta Pet Gallery ... 81

C. Produksi ... 81

D. Pemasaran... 82

E. Volume Penjualan dan Tingkat Persaingan ... 82

F. Struktur Organisasi ... 83

BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ... 86

A. Identitas Responden ... 87

1. Jenis Kelamin ... 87

2. Usia Responden ... 87

3. Pekerjaan ... 88

4. Jumlah Berkunjung ke Pet Gallery ... 89

5. Teman Saat Berkunjung ... 90

6. Hewan Peliharaan... 91

B. Teknik Pengujian Instrumen... 92

1. Uji Validitas ... 92

(14)

C. Teknik Analisis Data ... 96

1. Analisis Deskriptif ... 96

2. Uji Asumsi Klasik ... 97

3. Analisis Regresi Linier Berganda ...101

4. Pengujian Signifikansi dengan Uji F ...103

5. Uji t ...104

6. Determinasi ...106

D. Pembahasan ...107

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN PENELITIAN ...112

A. Kesimpulan ...112

B. Saran ...112

1. Bagi Perusahaan ...112

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ...114

C. Keterbatasan ...114

DAFTAR PUSTAKA ...116

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

II.6.a.2.1 Atribut Citra Pusat Perbelanjaan... ... 34

II.7.a.1 Dimensi dan Atribut Kualitas Layanan Penelitian Subash ... 47

II.7.a.2 Kualitas Layanan Dalam Bisnis Ritel ... 48

V.1 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin ... 87

V.2 Identitas responden berdasarkan usia ... 88

V.3 Identitas responden berdasarkan pekerjaan ... 89

V.4 Identitas responden berdasarkan jumlah... 90

berkunjung ke Pet Gallery V.5 Identitas responden berdasarkan teman... 91

saat berkunjung ke Pet Gallery V.6 Identitas responden berdasarkan hewan yang dimiliki... 92

V.7 Hasil uji validitas ... 93

V.8 Hasil uji reliabilitas ... 95

V.9 Hasil uji multikolinieritas ... 97

V.13 Hasil uji asumsi klasik autokorelasi ... 101

V.14 Hasil analisis regresi linier berganda ... 102

V.15 Hasil uji F ... 103

V.16 Hasil uji t ... 104

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

V.10 Hasil uji heteroskedastisitas ... 98

V.11 Grafik histogram ... 99

(17)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MOTIVASI KONSUMEN

UNTUK KEMBALI BERKUNJUNG

Studi Kasus pada Pet Gallery Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes No. 106,

Sagan, Yogyakarta.

Arum Widayati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk dan harga terhadap motivasi konsumen untuk kembali berkunjung. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada konsumen Pet Gallery dan komunitas pecinta anjing dan kucing yang pernah berkunjung lebih dari 2 (dua) kali dalam 6 bulan ke Pet Gallery. Sampel penelitian sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive convenience sampling. Hasil penelitian didapatkan secara parsial yaitu: (1) Kualitas pelayanan tidak berpengaruh pada motivasi konsumen untuk kembali berkunjung ke Pet Gallery, (2) Kualitas produk berpengaruh pada motivasi konsumen untuk kembali berkunjung ke Pet Gallery, (3) Harga berpengaruh pada motivasi konsumen untuk kembali berkunjung ke Pet Gallery.

(18)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY , PRODUCT QUALITY AND PRICE TOWARD CONSUMER MOTIVATION

TO RE-VISIT

A Case Study at Pet Gallery

Prof. Dr. Herman Yohanes Street, Number 106, Sagan, Yogyakarta.

Arum Widayati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to find out the influence of service quality, product quality and price toward consumer motivation to re-visit. The data was collected by distributing questionnaires to the customers of Pet Gallery and dog and cat lovers community who had ever visited Pet Gallery more than twice within six months. The sample of the research was as many as 100 respondens. The sample was using purposive convenience sampling technique. The research found that partially : (1) Service quality did not influence consumer motivation to re-visit Pet Gallery, (2) Servise product influenced consumer motivation to re-visit Pet Gallery, (3) Price influenced consumer motivation to re-visit Pet Gallery.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hewan peliharaan atau dalam bahasa inggrisnya adalah pets

yaitu hewan yang dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia.

Hewan peliharaan berbeda dari hewan ternak, hewan percobaan,

hewan pekerja, atau hewan tunggangan yang dipelihara untuk

kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan

peliharaan yang populer biasanya adalah hewan yang memiliki

karakter setia pada majikannya atau memiliki penampilan yang

menarik, atau kemampuan menarik tertentu seperti mengeluarkan

suara yang indah. Hewan peliharan yang paling sering banyak

peminatnya terutama di daerah Yogyakarta adalah kucing dan anjing.

Jenis kucing dan anjing yang diminati adalah jenis hewan ras

yang mana harganya sangat mahal dan bergengsi. Hewan peliharaan

sangatlah dimanja oleh si penyayang atau majikannya. Hal tersebut

dikarenakan mereka tidak pernah peduli dengan anggaran yang

dikeluarkan untuk hewan peliharaannya tersebut meskipun sangat

mahal atau bisa menjadi boros.

Banyaknya pecinta hewan di Yogyakarta, maka memberikan

peluang bisnis tersendiri bagi mereka yang ingin menjadi

(20)

atau toko hewan. Pet shop merupakan toko yang khusus menjual

segala kebutuhan dan keperluan hewan peliharaan. Pet shop di

Yogyakarta sudah mulai banyak didirikan, yang mana jarak antara pet

shop yang satu dengan yang lainnya tidak saling berdekatan. Besar

kecilnya pet shop menjadi pertimbangan tersendiri bagi para

konsumen dan menjadi daya pikat bagi si pengunjung.

Pet Gallery merupakan pet shop yang sudah ada pada tahun

2005 yang beralamat di Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes No. 106, Sagan,

Yogyakarta. Pet Gallery memang sudah terkenal di Yogyakarta

dengan banyak member yang bergabung, keadaan toko yang ramai

pengunjung, dan produk yang lengkap.

Keadaan toko yang ramai pengunjung menjadi banyak

pertanyaan terhadap Pet Gallery. Pengunjung yang datang belum tentu

mereka semuanya pembeli, melainkan bisa jadi mereka adalah calon

pembeli, atau pelanggan yang ingin melakukan pemesanan, survei, dll

(dikutip dari penelitian Putranti 2000). Melakukan kunjungan ke Pet

Gallery secara terus menerus bukan berarti tanpa alasan karena

berbagai banyak aspek yang pastinya mendukung. Selain aspek yang

mendukung, pastinya ada keinginan yang turut serta dalam melakukan

hal tersebut. Bagozzi telah menyatakan keinginan sebagai dorongan

motivasi dalam proses pengambilan keputusan (dikutip oleh Putranti

(21)

Oleh karena keadaan Pet Gallery yang selalu ramai itu, peneliti

ingin melakukan penelitian terhadap Pet Gallery. Peneliti ingin

mengetahui aspek apa saja yang mendukung di dalam bisnisnya

tersebut. Penelitian yang akan dilakukan melalui materi yang ada di

dalam manajemen pemasaran. Pengambilan aspek berdasarkan

pengamatan peneliti, yang mana peneliti juga merupakan pengunjung

di Pet Gallery. Pet Gallery memang memiliki banyak karyawan,

produk yang beraneka ragam, ruang yang cukup besar, desain

eksterior dan interior yang menarik, serta harga yang sesuai. Namun,

menurut peneliti yang paling nampak terlihat adalah dari sisi

pelayanan, produk, dan harga. Pelayanan yang mana merupakan suatu

jasa yang diberikan dalam upaya memenuhi harapan dan kebutuhan

pelanggan sehingga tercapai kepuasan (Sugiarto 2002:216). Pelayanan

yang ada akan nampak dalam kualitasnya, apakah berkualitas baik

atau tidak, sehingga kualitas pelayanan menjadi bagian dalam

penelitian ini. Selanjutnya adalah bagian produk, yang mana peneliti

tidak meneliti bagian produk apa saja yang ada di Pet Gallery,

melainkan kepada kualitas produk pada masing-masing produk.

Terakhir adalah tentang harga, harga pada masing-masing pet shop

bisa dibilang sedikit ada perbedaan, mungkin ada yang lebih mahal,

lebih murah atau mungkin sama saja. Apabila harga yang ada di Pet

Gallery sama saja dengan pet shop lainnya, mengapa Pet Gallery

(22)

Harga menurut Buchari Alma 2004 memiliki arti yaitu nilai

suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Pendapat yang kedua

datang dari Doyle dan Saunders 1985 yaitu dengan cara mengurangi

harga maka akan meningkatkan ancaman ketika harganya akan

dinaikkan. Jadi, sebenarnya harga memiliki banyak arti dalam strategi

pemasaran sehingga pada intinya harga adalah variabel penting yang

digunakan oleh konsumen karena berbagai alasan dalam memperoleh

suatu barang, apabila harga tinggi maka konsumen akan berpikir

kualitas produknya juga bagus. Dari pengertian tentang harga inilah

peneliti akan pergunakan untuk penelitian.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas

Produk, dan Harga Terhadap Motivasi Konsumen Untuk Kembali Berkunjung ”. Study kasus pada Pet Gallery Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes No. 106, Sagan, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap

motivasi konsumen untuk kembali berkunjung ke Pet

Gallery?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap motivasi

(23)

3. Apakah harga berpengaruh terhadap motivasi konsumen

untuk kembali berkunjung ke Pet Gallery?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah para

konsumen yang berkunjung ke Pet Gallery Jl. Prof. Dr. Herman

Yohanes No. 106, Sagan, Yogyakarta dan para komunitas pecinta

anjing dan kucing di Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan

terhadap motivasi konsumen untuk kembali

berkunjung ke Pet Gallery.

2. Mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk

terhadap motivasi konsumen untuk kembali

berkunjung ke Pet Gallery.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap

motivasi konsumen untuk kembali berkunjung ke Pet

Gallery.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Agar dapat membantu pemilik Pet Gallery dalam

(24)

teman-teman, komunitas pecinta anjing dan kucing, serta

masyarakat sekitar melalui mulut ke mulut dan kuisoner.

b. Agar dapat memberikan pemasukan tentang strategi yang

lebih bagus lagi dalam pemasaran misalnya, bagi yang

sudah menjadi member mendapatkan potongan harga .

2. Bagi Universitas

Agar dapat menambah referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Diri Sendiri

Agar dapat mengembangkan ilmu ekonomi khususnya

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan yang diperlukan dalam suatu

perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan. Kegiatan pemasaran

juga sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, untuk

berkembang dan untuk mendapatkan laba. Pemasaran bukan hanya

berarti menjual produk atau mempromosikan produk tetapi memiliki

arti yang lebih luas.

Pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:6)

dinyatakan sebagai beriku:

“Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai

imbalannya”.

Pemasaran menurut George E. Belch dan Michael A. Belch,

dalam buku Advertising & Promotion: an IMC Perspective, 2007:8

mengemukakan definisi sebagai berikut:

“pemasaran sebagai fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

kreasi, komunikasi dan penyampaian nilai kepada para pelanggan dan

(26)

organisasi dan para pemangku kepentingan (stakeholders) yang

memiliki hubungan erat dengan organisasi”.

Pemasaran menurut Cannon, Perreault dan McCarthy (2008:8)

dinyatakan sebagai berikut:

“Pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran

perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan

pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang

memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen”.

Pemasaran menurut Rangkuti (2009 : 21) berpendapat bahwa :

”Pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk

menciptakan hubungan pertukaran dan bukan merupakan cara yang

sederhana yang hanya sekedar untuk menghasilkan penjualan.”

Pemasaran menurut Machfoedz (2010 : 140) mengemukakan

bahwa :

”Pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan

produk (barang dan jasa). Konsumen tertentu yang merupakan sasaran

upaya pemasaran disebut pasar sasaran”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses kegiatan penyaluran

barang dan jasa dari produsen ke konsumen di mana suatu perusahaan

(27)

dioreintasikan pada pelanggan serta memperhatikan kebutuhan dan

keinginan pelanggan untuk memuaskan pelanggan.

2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Dalam sebuah perusahaan diperlukan adanya kegiatan-kegiatan

pemasaran yang mampu mendukung perkembangan kinerja

perusahaan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tersebut harus dikoordinasi

dan dikelola dengan cara yang baik yang dikenal dengan istilah

manajemen pemasaran.

Manajemen Pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary

Armstrong (2008:10) dinyatakan sebagai berikut :

“Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar

dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar

itu”.

Pengertian manajemen pemasaran menurut Lupiyo Adi

(2006:6) dikatakan bahwa : “Manajemen pemasaran adalah suatu

analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang

telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran

yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh

keuntungan pribadi maupun bersama”.

Pengertian manajemen pemasaran menurut Buchari Alma

(2004:130), yaitu: “ Manajemen Pemasaran adalah merencanakan,

pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan

(28)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan program yang telah dirancang

untuk menciptakan dan mempertahankan pertukaran dengan

membangun hubungan yang menguntungkan pada target pasar yang

bertujuan untuk pencapaian tujuan perusahaan.

3. Bauran pemasaran

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat

digunakan pemasar untuk membentuk karakteritis jasa yang

ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan

untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program

taktik jangka panjang. Penyusunan komposisi unsur-unsur bauran

pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Philip Kotler (2005:17) pengertian bauran pemasaran

adalah sebagai berikut:

“Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk terus- menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar

sasaran.”

Dalam pemasaran jasa dengan hanya mengandalkan 4P (product,

price, promotion, place), perusahaan tidak dapat memahami hubungan

timbal balik antara aspek-aspek kunci dalam bisnis jasa. People, process

(29)

dikarenakan sifat dan karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa itu

sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

jasa merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan,

diorganisasi dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat

mencapai tujuan pemasaran yang efektif, sekaligus memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Unsur-unsur pemasaran itu terdiri dari:

a. Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan

meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan

gagasan.

Kotler dan Amstrong (2001:345) “produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan pembeli”.

Cravan (1998:3), sebuah produk adalah segala sesuatu

yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dimana

kemampuannya memiliki manfaat dan kepuasan termasuk

benda, jasa, organisasi, tempat orang dan ide.

b. Price (Harga)

Yaitu jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan

(30)

Istilah harga sendiri sudah dikenal oleh masyarakat secara

luas, dimana penelitian harga tersebut menurut Buchari Alma

(2004:79) merupakan “nilai suatu barang yang dinyatakan

dengan uang”.

Kotler dan Amsrong (2001:73) “harga (price) adalah

sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk

memperoleh produk”.

c. Promotion (Promosi)

Aktivitas yang mengkomunikasikan produk dan membujuk

pelanggan sasaran untuk membelinya.

Craven (1998:77) “strategi pemasaran adalah perencanaan,

implementasi dan pengemdalian komunikasi dari suatu

organisasi kepada suatu konsumen dan sasaran lainnya”. Fungsi

promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai tujuan

komunikasi dengan setiap komponen. Komponen-komponen

bauran promosi mencakup periklanan (advertesing), penjualan

perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales

promotion), dan hubungan masyarakat (public relation).

Menurut Kotler dan Amsrong (2001:74) “promosi artinya

aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta

(31)

d. Place (Tempat Atau Lokasi)

Termasuk aktivitas perusahaan untuk menyalurkan produk

atau jasa yang tersedia bagi konsumen.

Fandi Tjiptono (2000:185) mengemukakan sebagai berikut:

“pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran

yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian

barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga

penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah,

tempat dan saat dibutuhkan).

Kotler dan Amstrong (2001:73) menjelaskan bahwa

“distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah

didapatkan konsumen sasarannya).

e. People (Orang)

Adalah semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian

jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang

termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan

konsumen lain dalam lingkungan jasa.

Menurut Lovelock dan Wright (2007:19) orang merupakan

karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat

dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi

langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan

perusahaan. Sifat dari interaksi ini sangat mempengaruhi

(32)

menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian

terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut

Konsumen tidak hanya mempengaruhi pelayanan yang

mereka terima, tetapi mereka juga dapat mempengaruhi

konsumen lainnya melalui penilaian mereka. Konsumen dapat

memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas pelayanan

para pegawai karena konsumen termasuk dari elemen sumber

daya menusia.

f. Process (Proses)

Meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme,

kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk atau jasa

disampaikan kepada pelanggan.

Menurut Lovelock dan Wright (2007:20) proses adalah

metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang

umunya berupa langkah-langkah yang diperlukan suatu urutan

yang telah ditetapkan. Untuk menciptakan dan menyampaikan

elemen produk kepada pelanggan diperlukan desain dan

implementasi dari proses yang efektif.

Pemberian prosedur pelayanan yang aktual terhadap

konsumen atau aliran operasional pelayanan yang dapat

memberikan konsumen kesempatan untuk memberikan

penilaian terhadap pelayanan yang diberikan. Beberapa jenis

(33)

membutuhkan keikutsertaan konsumen dalam serangkaian

proses pelayanan tersebut. Biasanya sistem pelayanan seperti ini

diterapkan untuk sistem birokrasi yang rumit dimana terkadang

konsumen merasa kecewa. Dengan menggunakan karakter yang

berbeda dari proses pelayanan jasa dapat diambil penilaian dari

para konsumen, apakah pelayanan tersebut mengalami prosedur

yang terstandarisasi atau apakah pelayanan tersebut disesuaikan

dengan kebutuhan konsumen. Kedua karakter sistem pelayanan

tersebut mempunyai bobot keuntungan yang sama, hanya saja

kedua karakter sistem pelayanan tersebut akan berbeda dinilai

oleh para konsumen.

g. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Merupakan lingkungan fisik dimana jasa disampaikan,

perusahaan jasa dan konsumennya berinteraksi dan setiap

komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau

komunikasi jasa tersebut.

Bukti fisik berarti konsumen akan melihat benda-benda

nyata dari benda-benda yang menghasilkan jasa tersebut.

Konsumen yang berkunjung ke suatu tempat perusahaan akan

memperhatikan bangunan, interior, eksterior, peralatan dan

bahkan sampai ke pakaian seragam karyawan.

Lebih rinci contoh-contoh physical evidance, meliputi bukti

(34)

memperhatikan desain eksterior, tempat parkir, teman-teman

dan suasana lingkungan itu. Untuk fasilitas eksterior konsumen

akan memperhatikan disain inteior, perlengkapan,

gambar-gambar, penataan ruang, kesegaran udara dan temperatur.

Bukti-bukti lain untuk perusahaan-perusahaan tertentu knsumen akan

memperhatikan kartu nama, alat perlengkapan kantor,

penampilan, logo, brosur, dan pakaian seragam. (Buchari alma,

2000:234)

4. Perilaku Konsumen

a. Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan faktor yang tidak secara

langsung dikendalikan oleh perusahaan oleh sebab itu perlu

dicari informasinya semaksimal mungkin oleh perusahaan.

Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan

nyata individual konsumen yang dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan (psikologis) dan faktor-faktor luar lainnya (eksternal)

yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan

barang-barang yang diinginkan.

David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta

mengungkapkan bahwa ada tiga variabel utama yang perlu

(35)

a. Stimulus variabel yang diartikan sebagai variabel yang

berada diluar individu dan berpengaruh dalam keputusan

pembelian.

b. Variabel respons yaitu variabel yang diakibatkan dari

variabel stimulus atau disebut sebagai variabel aktivitas

individu.

c. Variabel intervening, variabel ini berbeda diantara variabel

stimulus dan variabel respons. Konsumen bisa saja tidak

mengikuti pengaruh dari variabel stimulus jika konsumen

mempunyai persepsi dan sikap yang kuat terhadap barang

dan jasa yang ditawarkan.

Pengertian perilaku konsumen menurut Basu Swatha

Dh. dan T. Hani Handoko, (2000:10).

Perilaku konsumen adalah sebagai kegiatan-kegiatan

individu yang terlibat secara didalam mendapatkan,

mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk

didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting

dari arti perilaku konsumen itu: (1) proses pengambilan

keputusan, dan (2) kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan

individu dalam menilai, mendapatkan, dan menggunakan

(36)

b. Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Berikut ini adalah karakteristik yang mempengaruhi

perilaku konsumen menurut, Philip Kotler dan Gary Armstrong,

(2008:159-176). Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh

karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Biasanya

pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor seperti itu,

tetapi mereka harus memperhitungkannya.

a.Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam

pada perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang

dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.

1)Budaya

Kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang

dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi

penting lainnya.

2)Sub Budaya

Kelompok masyarakat yang berbagai sistem nilai

berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.

3)Kelas Sosial

Pembagian yang relatif permanen dan berjenjang dalam

masyarakat dimana anggotanya berbagai nilai, minat, dan

(37)

b.Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,

seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial

konsumen.

1)Kelompok

Dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk mencapai

tujuan pribadi atau tujuan bersama.

Pemimpin opini adalah seseorang didalam kelompok

referensi, yang karena memiliki keahlian khusus,

pengetahuan, kepribadian atau karakteristik lain, yang

dimilikinya, mempunyai pengaruh sosial terhadap orang lain.

2)Keluarga

Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku

pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen

yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti

secara ekstensif.

3)Peran dan Status

Seseoarang menjadi anggota banyak kelompok – keluarga,

klub, dan organisasi. Posisi seseorang dalam masisng-masing

kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status. Peran

terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang

(38)

peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang

diberikan kepadanya oleh masyarakat.

c.Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

seperti usia dan tahap siklus hidup peembeli, pekerjaan, situasi

ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

1)Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang

hidup mereka. Selera makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi

sering berhubungan dengan usia. Pembelian juga dibentuk

oleh tahap siklus didup keluarga, tahap-tahap yang dilalui

keluarga ketika mereka menjadi matang denga berjalannya

waktu.

2)Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

mereka beli. Di sinilah peran perusahaan dituntut untuk dapat

membuat produk atau jasa yang diperlukan oleh kelompok

pekerjaan tertentu.

3)Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan

produk. Pemasar barang-barang yang sensitif terhadap

pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan

(39)

4)Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan

dalam kegiatan, minat, dan pendapatan.

5)Kepribadian

Karakteristik psikologi seseorang yang menyebabkan respons

yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan

orang itu sendiri.

d.Faktor Psikologis

Selain ketiga faktor di atas pilihan pembelian seseorang

dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama: motivasi,

persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

1)Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan yang kuat yang

mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas

kebutuhan tersebut.

2)Persepsi

Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan

menginterpestasikan informasi untuk membentuk gambaran

dunia yang berarti.

3)Pembelajaran

Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku seseorang

(40)

4)Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang

tentang sesuatu.

Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relative

konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

5. Motivasi

Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam

diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga

pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul

sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar

maupun tidak sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini

melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan

mereka dan dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan

yang mereka rasakan. Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola

tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan tersebut

merupakan hasil dari pemikiran dan proses belajar individu.

a. Pengertian Motivasi

Berikut definisi motivasi dari beberapa ahli:

Basu Swastha dan T. Hani Handoko (2000:77) mtivasi adalah

keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

(41)

Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko, motif dapat

dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu:

a. Motif Fisiologis; yang merupakan motif alamiah (biologis),

seperti: lapar, haus dan seks.

b. Motif Psikologi; yang dapat dikelompokkan dalam tiga

kategori dasar yaitu:

1) Motif kasih sayang (Affectional motive); motif untk

menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan

dan kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan

dengan orang lain.

2) Motif mempertahankan diri (Ego-difensive motive);

motif untuk melindungi kepribadian, menghindari luka

fisik atau psikologis, menghindari untuk tidak

ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan

prestise, mendapatkan kebangganaan diri.

3) Motif memperkuat diri (Ego-bolstering motive); motif

untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi,

menaikkan prestise, dan pengakuan orang lain,

memuaskan diri dengan penguasaannya terhadap orang

lain.

Wells dan Prensky, 1997 (dalam buku Erna Ferrina Dewi)

motivasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana individu

(42)

memuaskan kebutuhan tersebut. Dari definisi ini dapat diambil

dua poin penting yaitu bahwa motivasi merupakan suatu proses

dan proses ini dapat menjelaskan perbedaan dalam intensitas

perilaku konsumen. Poin yang kedua dari definisi tersebut yaitu

motivasi merupakan dorongan bagi manusia untuk mengambil

tindakan tertentu dalam upaya memuaskan kebutuhannya.

Menurut Hilgard dan Bower, daya dorong merupakan hal

yang penting dalam perkembangan perilaku karena:

a) Tanpa dorongan maka tidak dimungkinkan adanya daya

untuk mengurangi tekanan akibat belum terpenuhinya

kebutuhan karena reinfocerment sangat tergantung pada daya

dorong tersebut.

b) Dorongan merupakan tenaga yang menggerakkan perilaku

tanpa ada dorongan maka tidak akan ada perilaku yang terjadi.

c) Dorongan fisik (drive stimuli) yang mengarahkan tindakan

manusia sangat tergantung pada bentuk dorongan (drive).

Motivasi mempunyai dua komponen yaitu komponen pemberdaya

dan komponen pengarahan (Petri, 1981:4), komponen pemberdaya

mengacu pada kekuatan mental dalam diri konsumen yang

mendorong mereka untuk melakukan sesuatu sehingga

kebutuhannya terpenuhi. Komponen kedua, yaitu komponen

(43)

b. Teori-teori Motivasi

Secara garis besar teori-teori motivasi dapat

diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu teori Incentive

Motivation dan Cognitive Motivation. Perbedaan utama dari

keduanya adalah sumber kebutuhannya berasal dari lingkungan

eksternal individu sedangkan pada Cognitive Motivation,

sumber motivasinya berasal dari dalam internal individu.

a. Incentive Motivation

Seseorang dapat termotivasi oleh suatu objek tertentu di luar

dirinya. Jenis motivasi ini berkaitan erat dengan

pembelajaran respon-respon emosional seperti rasa takut,

harapan, kelegaan dan kekecewaan.

b. Cognitive Motivation

Berbeda dengan Incentive Motivation, motif kognitif

merupakan motif yang lebih rasional. Motif kognitif

menggambarkan sebuah proses penggambaran intelektual

dalam individu yang seringkali secara sederhana disebut

sebagai kegiatan “berfikir”.

Perangkat utama motivasi adalah „ide‟ artinya keinginan

seseorang mampu menimbulkan atau menciptakan perilaku

tertentu. Pikiran atau ide dapat secara langsung mendorong atau

(44)

Motivasi manusia dalam melakukan pembelian untuk

memuaskan kebutuhannya dapat dibedakan menjadi:

a) Berdasarkan pengaruhnya pada proses pembelian

(1) Motivasi pembelian primer

Motivasi yang menimbulkan perilaku pembelian

terhadap kategori umum pada suatu produk.

(2) Motivasi pembelian selektif

Motivasi yang mempengaruhi keputusan tentang model

dan merek dari kelas produk atau macam penjual yang

dipilih untuk satu pembelian.

b) Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan orang

membeli:

(1) Motivasi rasional adalah motif yang didasarkan

pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan

oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor-faktor

yang dipertimbangkan dapat berupa faktor ekonomi

seperti: faktor penawaran, permintaan dan harga. Selain

itu juga faktor-faktor kualitas, pelayanan,, ketersediaan

barang, ukuran, kebersihan, efisiensi dalam

penggunaan, keawetan, dapat dipercaya dan

keterbatasan waktu yang ada pada konsumen.

(2) Motivasi emosional adalah motif pembelian yang

(45)

pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan,

kesehatan, keamanan, dan kepraktisan. Motif-motif ini

bersifat subjektif, sehingga sulit untuk menentukan

hubungan antara motif pembeli dengan produk yang

dibeli.

(3) Motivasi dan Involvement (Keterlibatan)

Motivasi seseorang untuk mencapai tujuan atau

memenuhi tujuan atau memenuhi kebutuhannya sangat

dipengaruhi oleh kemauannya untuk melakukan lebih

banyak upaya mendapatkan produk yang dinilai mampu

memenuhi kebutuhan atau tujuannya. Ketika produk

tersebut dianggap mampu memenuhi tujuan atau

kebutuhannya, maka konsumen dapat menjadi sangat

terikat dengan produk tersebut.

Keterlibatan adalah bentuk perwujudan motivasi dan

merupakan suatu kondisi. Suatu kondisi dimana konsumen

berupaya untuk mendekatkan dirinya dengan produk atau merek

dalam suatu bentuk hubungan tertentu. Upaya konsumen ini

dapat berupa upaya mental maupun fisik yang rela dikorbankan

agar konsumen dapat mengkonsumsi produk tertentu, misalkan

(46)

1. melakukan berbagai aktivitas mencari informasi dengan

bertanya kepada produsen, pelanggan lain atau melakukan

perbandingan dengan merek lain.

2. melakukan aktivitas pemrosesan informasi secara kognitif,

misalkan mengingat kembali pengalaman masa lalunya dengan

produk atau merek tertentu.

3. mempertimbangkan lebih banyak atau sedikit atribut dari

beberapa produk atau merek yang menjadi alternetif pilihan.

Ketika konsumen melakukan lebih banyak pengorbanan berbentuk

aktivitas-aktivitas di atas maka dikatakan konsumen ada pada

kondisi keterlibatan tinggi.

Setiap konsumen akan memiliki derajat pengorbanan mental dan

fisik yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan ini akan

tercermin pada:

1. jumlah dan tipe kriteria pilihan

2. luas sempitnya informasi yang diperoleh

3. panjang pendeknya proses pengambilan keputusan

4. pengalihan merek

Namun konsumen tidak saja berbeda pada tingkat keterlibatan tapi

juga berbeda dalam tipenya. Laurent & Kapferer:1986 (dalam buku

Erna Ferrina Dewi) menemukan beberapa kondisi yang menjadi

pemicu perbedaan dalam tipe keterlibatan yaitu:

(47)

2. persepsi konsumen akan nilai-nilai dirinya yang dapat

refleksikan oleh produk atau merek.

3. persepsi konsumen akan nilai-nilai kenyamanan.

4. persepsi konsumen akan resiko yang mungkin harus

ditanggung-nya bila mengkonsumsi produk atau merek.

Hingga saat ini belum ada definisi yang baku mengenai tipe

keterlibatan, namun beberapa peneliti sepakat bahwa sebaiknya tipe

keterlibatan dipandang sebangai suatu konsep yang unidimensional

(Broderick, 1999) yaitu:

a. Normative Involvement

Tipe keterlibatan ini terjadi ketika konsumen cenderung

mengkaitkan nilai-nilai pribadinya, emosi dan egonya dengan

kinerja produk atau merek.

b. Enduring Involvement

Tipe ini terjadi ketika konsumen memiliki kepentingan dan rasa

familiar terhadap produk atau merek dalam jangka waktu

tertentu.

c. Situational Involvement

Tipe ini terjadi ketika konsumen memiliki kepentingan dan

komitmen tertentu terhadap produk atau merek tertentu pada

(48)

d. Hedonic Involvement

Tipe ini berkaitan dengan kemampuan atau tingkat rangsangan

yang disajikan oleh produk atau merek.

e. Subjective Risk Involvement

Tipe keterlibatan ini berkaitan dengan toleransi konsumen pada

dirinya sendiri untuk menanggung resiko akibat kesalahan

pembelian yang dilakukannya.

6. Ritel

Salah satu perantara dalam saluran pemasaran adalah pengecer.

Eceran (retailing) mempunyai peranan penting dalam perekonomian

dengan menyediakan banyak jenis dan keragaman barang maupun

pelayanan. Kegiatan retailing (usaha eceran) dan retaile (pengecer)

dilakukan oleh manufacturer dan wholesaler, dan dapat juga dilakukan

oleh wiraniaga melalui surat dan telepon yang bisa dilakukan di rumah,

toko, dan jalan. Ritel (retail) adalah salah satu cara pemasaran

produk. Dalam cara pemasaran ritel, sebuah toko menjual banyak

pilihan produk pada pengunjung dalam jumlah satuan. Harga Ritel adalah

harga yang berlaku untuk siapapun yang datang membeli dalam jumlah

berapapun.

Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai retailing, berikut

pengertian retailing yang dikemukakan oleh beberapa ahli:

Menurut Levy dan Weitz (2007;p18) menjelaskan pengertian

(49)

to the products and services sold to consumers for their personal or

family use”. (Ritel adalah serangkaian kegiatan bisnis yang memberikan

nilai tambah bagi produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk

penggunaan pribadi atau keluarga mereka)

Menurut Berman dan Evans (2007;p3) yaitu: “Retailing consists of

the business activities involved in selling goods and services to

consumers for their personal, family, or household use”. (Ritel

merupakan suatu usaha bisnis yang berusaha untuk memasarkan barang

dan jasa pada konsumen akhir yang menggunakannya untuk keperluan

pribadi dan rumah tangga).

Dari kedua definisi dari para ahli tentang ritel, maka dapat

disimpulkan bahwa ritel merupakan suatu bisnis yang memasarkan

mengenai barang dan jasa, yang mana langsung disalurkan ke tangan

konsumen sebagai kebutuhan sehari-hari dan langsung dipakai.

a. Citra Pusat Perbelanjaan

1) Pengertian Citra Pusat Perbelanjaan

Citra pusat perbelanjaan adalah total persepsi

konsumen terhadap suatu pusat perbelanjaan berdasarkan

atribut-atribut fungsional dan emosional ( Nevin dan Houston, yang mana dikutip oleh Putranti 2000:10). Citra

pusat perbelanjaan dapat dianggap sebagai brand image

(Dennis, yang mana dikutip oleh Putranti 2000:10).

(50)

2000:10), citra merek (brand image) merupakan

sekumpulam persepsi konsumen yang mencerminkan

identitas produk, karakteristik produk, dan hal lainnya

yang berkaitan dengan merek (brand). Melalui citra

merek, konsumen dapat mengenali suatu produk,

mengevalusasi kualitas, mengurangi resiko pembelian,

dan memperoleh pengalaman dan kepuasan atas

diferensiasi produk ( Lin, yang mana dikutip oleh Putranti

2000:10).

Sebuah toko ritel atau pusat perbelanjaan dianggap

menyenangkan oleh konsumen setelah mereka mengingat

penilaian yang telah dilakukannya atas alternatif

keseluruhan yang terdapat di lingkungan toko atau pusat

perbelanjaan tersebut (Wright, yang mana dikutip oleh

Putranti 2000:10). Stimuli fisik dan sosial yang terdapat

dalam lingkungan (atmosfer) toko atau pusat perbelanjaan

merupakan fungsi penting dalam menstimulasi tingkatan

emosional individu (moods) dan mempengaruhi perilaku

positif mereka (Sherman dan Smith, yang mana dikutip

oleh Putranti 2000:11). Martinaeu dalam Wright (dikutip

oleh Putranti 2000:11) juga mengatakan, bagi konsumen

belanja (shopping) bukan hanya mengenai tentang

(51)

pengalaman dan kegembiraan yang didapatkan di dalam

suatu toko atau pusat perbelanjaan (faktor intangible).

Oleh sebab itu, pusat perbelanjaan harus memperhatikan

kombinasi kedua faktor ini sebagai atribut citra guna

menarik pengunjung.

2) Membangun Citra Pusat Perbelanjaan

Bermans dan Evan (dikutip oleh Putranti 2000:11)

mengatakan bahwa citra akan menunjukan bagaimana

retailer diterima oleh konsumen. Agar diterima

konsumen, retailer harus menciptakan dan menjaga citra

yang unik, jelas, dan konsisten. Pembentukan citra retail

merupakan hasil kontribusi dari faktor-faktor yang

terdapat dalam retail. Saat merek memiliki citra yang

makin positif, maka akan menurunkan risiko persepsi

konsumen atas produk dan meningkatkan timbal balik

(feedback) positif dari konsumen (Rao dan Monroe,

dikutip oleh Putranti 2000:11). Dengan segala penjelasan

tentang citra di atas, dapat disimpulkan bahwa

membangun citra pusat perbelanjaan merupakan strategi

penting yang harus dipikirkan secara matang. Persepsi

konsumen akan berperan besar dalam menilai performa

citra dan memposisikan pusat perbelanjaan di antara

(52)

Tabel 6.a.2.1 Atribut Citra Pusat Perbelanjaan

no Sumber Atribut citra pusat perbelanjaan

1 Berman dan dekorasi, & setting area)

e. entertainment option (bioskop,

live music, dan lainnya)

f. educational options (fasilitas museum, kebun binatang, dan

konsumen menuju pusat perbelanjaan)

c. servise (aktivitas dan jenis pelayanan)

d. atmospherics (warna,

pencahayaan, suara, dan lainnya)

e. shopping centre entertainment

(special event entertainment,

specialty entertainment, dan food entertainment)

4 Dennis et.al, (2002)

a. general layout b. access by car

(53)

d. cleanliness e. covered shopping f. quality of stores g. shoppers nice people h. availability of toilets i. friendly atmosphere j. helpfulness of staffs

Sumber : dikutip oleh Putranti 2000:11

3) Mengkomunikasikan Citra Pusat Perbelanjaan

Program komunikasi berpengaruh secara jangka

panjang untuk membangun dan memlihara citra pusat

perbelanjaan, sehingga dapat mengembangkan loyalitas

pelanggan dan menciptakan keunggulan strategis (Utami,

dikutip oleh Putranti 2000:12).

a) Paid impersonal communication

(1) Advertising

Penggunaan iklan di media massa, cetak

dan elektronik, untuk mempromosikan

merek perusahaan kepada konsumen.

(2) Sales promotion

Promosi khusus yang diadakan dalam

jangka waktu dan terbatas oleh perusahaan.

Strategi ini bertujuan untuk menstimulasi

perilaku konsumen dalam jangka pendek,

yaitu berupa kunjungan atau pembelian di

(54)

(3) Store atmosphere

Kombinasi seluruh karakteristik fisik dan

suasana toko atau pusat perbelanjaan yang

dapat menciptakan suatu gambaran di

dalam pikiran konsumen.

(4) Website

Komunikasi visual grafis yang dapat

diakses setiap waktu oleh siapapun secara

online.

(5) Brand ambassador

Penggunaan kekuatan karakter dan citra

selebriti indonesia sebagai awareness

kepada target konsumennya dan juga

sebagai refleksi dari citra yang ingin

diusungkan.

b) Paid personal communication

(1) Personal selling

Tenaga penjualan dapat membantu

konsumen memenuhi kebutuhan mereka

melalui adanya pertukaran informasi secara

langsung sebagai bagian dari proses

(55)

(2) E-mail

Media internet dengan langsung

mengirimkan ke kotak surat pribadi

konsumen.

c) Unpaid impersonal communication

Metode ini menggunakan publicity, yaitu

komunikasi yang ditujukan kepada konsumen

dengan menggunkan suatu berita atau cerita yang

mnegikutsertakan nama perusahaan di dalamnya

sehingga dipublikasikan oleh media massa.

Konsumen akan lebih mempercayai kredibilitas

media massa sebagai pembuat berita,

dibandingkan jika perusahaan itu sendiri yang

menyebarkan berita.

d) Unpaid personal communication

Metode ini menggunakan word of mouth, dimana

terdapat komunikasi dua arah yang dilakukan

seseorang ke orang lain dengan pusat perbelanjaan

sebagai topik pembicraan. Manajerial pusat

perbelanjaan dapat sengaja menciptakan word of

mouth positif dengan menggunakan target

(56)

mereka menciptakan pusat perbelanjaan tersebut

kepada teman, keluarga, ataupun orang lain

dengan sendirinya.

4) Citra Pusat Perbelanjaan Memicu Sikap Konsumen

Sikap menurut Salomon (dikutip oleh Putranti

2000:14) dalah evaluasi umum, berjangka waktu lama,

atas orang (termasuk dirinya sendiri), objek, ataupun suatu

hal/masalah. Schiffman dan Kanuk (dikutip oleh Putranti

2000:14) mengartikan sikap sebagai suatu respon yang

konsisten, baik itu respon positif maupun negatif, terhadap

suatu objek sebagai hasil dari proses belajar.

Sedangkan, Perugini dan Bagozzi (dikutip oleh

Putranti 2000:14) menyebutkan bahwa sikap merupakan

penilaian evaluatif dengan adanya tingkat suka dan tidak

suka. Ferrinadewi (dikutip oleh Putranti 2000:14)

mendefinisikan sikap sebagai suatu kondisi psikologis

yang mendahului tindakan dan setiap orang dapat

memiliki sikap yang berbeda untuk sebuah obyek yang

sama.

Definisi-definisi tersebut menyimpulkan sikap

sebagai evaluasi yang dibentuk oleh individu terhadap

suatu hal atau objek yang melibatkan aspek kognitif dan

(57)

nantinya menimbulkan respon yang mempengaruhi

perilaku (konatif). Terdapat tiga komponen sikap atau

tricomponent attitude model, yaitu:

a) Komponen kognitif

Yaitu keyakinan seseorang yang berasal dari

pengetahuan maupun informasi mengenai produk

atau jasa. Keyakinan akan mempengaruhi pikiran

dan persepsi seseorang. Makin besar keyakinan

konsumen terhadap produk atau jasa, maka sikap

konsumen akan semakin baik.

b) Komponen afektif

Yaitu komponen yang mempengaruhi perasaan,

emosi, mood, dan evaluasi konsumen terhadap

suatu hal. Respon yang ditunjukan adalah berupa

perasaan suka atau tidak suka pada hal yang dituju.

Perasaan turut berperan dalam membentuk atau

mengubah keyakinan di dalam diri konsumen.

c) Komponen konatif

Konitif adalah perilaku spesifik konsumen sebagai

pernyataan akhir atas perasaan dan keyakinan yang

telah dievaluasi sebelumnya. Tindakan dapat

sesuai dengan perasaan dan keyakinan yang

(58)

sekali dengan perasaan dan keyakinannya selama

ini.

b. Kunjungan Konsumen ke Pusat Perbelanjaan

Konsumen merupakan pasar potensial yang menjadi target

para pelaku bisnis di seluruh dunia. Konsumen menyadari adanya

kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi setiap saatnya. Hal

ini menjadi peluang bagi para pebisnis untuk menciptakan,

memproduksi, dan menjual produk atau jasa yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut, termasuk bagi

pengelola pusat perbelanjaan.

Konsumen selalu ingin mendapatkan prosuk atau jasa yang

dapat memenuhi kebutuhannya serta dengan manfaat yang

sebesar-besarnya. Hal ini juga diterapkan pada saat mereka

memilih suatu pusat perbelanjaan untuk dikunjungi. Bukan hanya

faktor fungsional atau manfaat dasar yang memang memenuhi

kebutuhannya, tetapi juga bisa memberikan pengalaman tersendiri

menciptakan sisi emosional positif dan nantinya memperngaruhi

keputusan kunjungan ke pusat perbelanjaan di masa mendatang.

Keputusan konsumen untuk berkunjung merupakan perilaku

konsumen yamg ditunjukan atas hasil penilaiannya terhadap suatu

pusat perbelanjaan.

Darley dan Lim (dikutip oleh Putranti 2000:15) membuktikan

(59)

dan mengimplikasikan bahwa citra pusat perbelanjaan dapat

diasosiasikan dengan peningkatan kunjungan konsumen ke pusat

perbelanjaan tersebut. Finn dan Louvier dalam Hunter (dikutip

oleh Putranti 2000:15) menemukan bahwa citra toko relatif

terhadap citra pusat perbelanjaan, sehingga citra pusat

perbelanjaan dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan

konsumen. Pengaruh yang terdapat di antara citra dan kunjungan

konsumen ke pusat perbelanjaan menggambarkan adanya

pengaruh sikap konsumen terhadap perilaku spesifiknya di masa

mendatang.

c. Emosi Terantisipasi Positif

Bagozzi (dikutip oleh Putranti 2000:20) menyatakan

pengertian emosi terantisipasi yaitu emosi yang dirasakan

seseorang saat ia berharap untuk merasakan pengalaman dengan

memutuskan apakah akan meraih suatu sasaran atau tidak, atau

menilai sesuatu prospek akan kesuksesan atau kegagalan. Pada

studi ini akan lebih memfokuskan emosi terantisipasi positif yaitu

memutuskan untuk meraih sasaran akan kesuksesan.

Proses yang terjadi dalam emosi terantisipasi ini adalah:

pertama, ia akan membentuk suatu sasaran; kedua, mereka

mempertimbangkan konsekuensi atas sasarannya tersebut, dengan

(60)

sebagai emosi terantisipasi (Perugini & Bagozzi, dikutip oleh

Putranti 2000:20)

Jadi, emosi terantisipasi positif ini akan muncul sebelum

seseorang membuat keputusan dan merupakan suatu

pertimbangan dan penilaian baginya mengenai prospek akan

kesuksesan atau kegagalan dalam meraih sasarannya di depan

sehingga akan memunculkan reaksi emosional (Bagozzi, dikutip

oleh Putranti 2000:20).

1) Pengaruh Citra Pusat Perbelanjaan Terhadap Emosi

Terantisipasi Positif

Dalam penelitian ini, citra pusat perbelanjaan

merupakan ukuran penilaian bagi seseorang untuk

memutuskan peraihan sasarannya, dimana hal tersebut

didasarkan pada penelitian Nevin dan Houston dalam

Hunter (dikutip oleh Putranti 2000:20) yang menyatakan

bahwa citra sebagai dasar penilaian yang menggunakan

atribut-atribut emosional.

Emosi-emosi positif yang muncul sebelum

konsumen memutuskan berkunjung ke pusat perbelanjaan

menjadi bahan pertimbangan penting dalam meraih

sasarannya, selain dari hasil respon atas penilaian

konsumen terhadap citra pusat perbelanjaan. Konsumen

(61)

pemicu yang positif dalam keputusannya untuk

mendapatkan pengalaman yang diharapkan jika mereka

berada di pusat perbelanjaan tersebut.

2) Emosi Terantisipasi Positif Mempengaruhi Keinginan

Emosi terantisipasi positif dan emosi terantisipasi

negatif akan mempengaruhi keinginan secara positif

(Bagozzi, Dholaki, & Basuroy, dikutip oleh Putranti

2000:21). Semakin intens emosi terantisipasi positif dan

negatif yang dirasakan oleh seseorang dalam rangka

mencapai sasaran, maka akan semakin besar pula

keinginan yang timbul (Bagozzi, dikutip oleh Putranti

2000:21) untuk meraih sasarannya. Dan studi yang

dilakukan oleh peneliti menekankan pada emosi

terantisipasi positif yang dirasakan oleh konsumen, yang

diartikan sebagai keputusan mereka untuk meraih

sasarannya yaitu mengunjungi suatu pusat perbelanjaan.

Makin besar emosi terantisipasi positif yang dimiliki

seseorang, maka semakin kuat pula pengaruhnya pada

keinginan mereka untuk berkunjung ke suatu pusat

(62)

d. Keinginan

Keinginan adalah suatu pernyataan pikiran seseorang

sebagai penilaian dan alasan untuk bertindak yang diubah

menjadi suatu motivasi untuk melakukan sesuatu (Perugini &

Bagozzi, dikutip oleh Putranti 2000:21). Belk (dikutip oleh

Putranti 2000:21) menyatakan bahwa keinginan merupakan

dorongan yang memotivasi konsumsi seseorang. Saat seseorang

memiliki keinginan yang kuat maka hal tersebut akan

mendominisi pikiran, perasaan, dan perilakunya. Seseorang

mungkin saja menghargai sesuatu dan mengenali keinginannya,

namun tidak berarti berniat memperoleh atau memilkinya jika

mereka tidak memiliki motivasi yang kuat untuk meraihnya.

Keinginan mempengaruhi niat perilaku yaitu keinginan

merepresentasikan motivasi untuk bertindak dan mempengaruhi

niat seseorang. Bagozzi (dikutip oleh Putranti 2000:21)

menyatakan keinginan sebagai dorongan motivasi dalam proses

pengambilan keputusan dan mengintegrasikan seluruh penilaian,

emosional, kognitif, persepsi, dan sosial sehubungan dengan

pembentukan niat. Jadi, keinginan memiliki hubungan tertentu

terhadap niat, saat seseorang semakin waspada dan menerima

adanya keinginannya untuk bertindak, maka hal tersebut akan

memotivasinya untuk membentuk niat (Perugini & Bagozzi,

Gambar

Tabel                 Judul                                                                                    Halaman
Gambar  Judul                                                                               Halaman
Tabel 6.a.2.1 Atribut Citra Pusat Perbelanjaan
Tabel 7.a.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menyebabkan kurangnya penelitian tentang pemberian nama di Kabupaten Cilacap karena banyak penelitian lebih terfokus kepada pusat lahirnya budaya tersebut; Kedua,

Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan bahwa pola komunikasi yang terjadi pada terapis dengan anak autis ADHD adalah pola komunikasi yang berorientasi pada konsep

Adanya informasi negatif mengenai lingkungan kerja auditor mungkin dapat mengurangi minat mereka untuk memilih karir sebagai auditor dan mengalihkan pilihan karirnya ke

Penggunaan plat elektroda Alumunium dapat menyisihkan penurunan konsentrasi nikel dan tembaga diatas 90 pada menit ke 60 sedangkan plat elektroda besi penurunan diatas

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut bawah ini, yaitu pada tanggal Dua bulan November Tahun Dua ribu lima belas, sampai dengan laporan polisi

Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemilik bangunan gedung

instrumen bantu berupa lembar tugas yang berisi soal tes dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data,

If you're paranoid about people calling your internal subroutines and want to keep them private, then make them anonymous subroutine references and assign them to lexical