• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Organik bis na (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Organik bis na (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Sintesis Kimia Organik Tahun Ajaran 2015/2016 - I

Sintesis Senyawa 1,1-bis-2-naftol

Nurun Nisa Maulida, Calvin Eldona, Riska Tamala

Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia Kampus UI Depok, 16424, Depok, Jawa Barat, Indonesia

E-mail : nurunisamaulida@gmail.com

Abstrak

Reaksi penggandengan (kopling) merupakan reaksi penggabungan dua senyawa aromatis dengan adanya radikal bebas pada komponen reagen dengan katalis besi (III) klorida. Untuk mempercepat terjadinya reaksi kopling ini, dibutuhkan pemasanan. Dinginkan dengan air es agar proses kristalisasi berjalan cepat. Hasilnya didapatkan serbuk putih. 1,1-bis-2-naftol.

Kata Kunci : 2-naftol, kopling, reaksi, penggandengan, aromatis, katalis

……… 1. PENDAHULUAN

Percobaan ini akan dilakukan sintesis senyawa 1,1-bis-2-naftol dari 2-naftol. Tujuannya agar kita dapat mengetahui mekanisme dari sintesis senyawa 1,1-bis-2-naftol melalui reaksi kopling radikal yang terjadi, mekanisme sintesisnya, serta fungsi-fungsi dari reagen yang digunakan dalam sintesis senyawa ini.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prinsip Reaksi Penggandengan (Reaksi Kopling)

Prinsip dasar pada percobaan ini yaitu reaksi kopling radikal. Reaksi kopling radikal merupakan reaksi penggabungan dua senyawa aromatis dengan adanya radikal bebas pada komponen reagen.Reaksi kopling, ataupun penggandengan oksidatif merupakan istilah dalam kimia organik yang merujuk pada sekelompok reaksi kimia organologam di mana dua radikal hidrokarbon digandengkan (kopling) dengan bantuan katalis yang mengandung logam. Banyak reaksi penggandengan melibatkan senyawa turunan fenol. Dalam percobaan ini bi naftol

merupakan produk reaksi penggandengan 2-naftol menggunakan besi (III) klorida.

Gambar 1. Reaksi penggabungan 2-naftol (diambil dari laporan Hanif Mubarok)

3. METODE PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan

a. Tabung reaksi a. 2-Naftol

b. Beaker glass b. Besi (III) Klorida

c. Penyaring Buchner c. Aquades

d. Mortar dan alu

OH

2

FeCl3 H2O

OH OH

m b

s

9,98 x 10-3

9,98 x 10-3

0

4,99 x 10-3

(2)

2

3.2. Sintesis 1,1-bis-2-naftol

Pertama timbang 1,5 gram 2-naftol dan 0,5 gram besi (III) klorida. Campurkan 2-naftol, besi (III) klorida dan 2 tetes air di dalam mortar. Haluskan campuran dengan menggunakan mortar dan alu selama 20 menit, kemudian diamkan campuran ini selama 2 jam dengan kondisi terututp. Larutkan dengan 20 mL aquades ke dalam beaker 100 mL dan mendidihkannya selama 10-15 menit di atas hot plate. Dinginkan campuran dan saring padatan yang terbentuk.

3.3. Penentuan Yield Reaksi dan Kesalahan Relatif Massa 1,1-bis-2-naftol Percobaan

Mol 1,1-bis-2-naftol Teoritis

%Yield =

|

massa percobaan

massateoritris

|

x

100

% Kesalahan =

|

massa teoritris

massa hasil percobaan

massa teoritris

|

x

100

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembuatan 1,1-bis-2-naftol

Dalam percobaan ini, mula-mula ditimbang 1,5 gram 2-naftol lalu dicampurkan dengan 0,5 gram FeCl3 di dalam mortar. Lalu, tambahkan 2 tetes air ke dalam campuran tersebut dihaluskan dengan alu selama 20 menit, setelah selesai diamkan selama 1,5-2 jam. Kemudian, pindahkan dalam beaker glass dan larutkan dengan 20 mL aquades, panaskan di atas hot plate untuk mempercepat terjadinya reaksi kopling. Dinginkan dalam suhu kamar, lalu untuk mempercepat terjadinya proses kristalisasi dinginkan beaker glass yang berisi campuran di dalam bak es. 4.2. Mekanisme Reaksi Kopling

Reaksi kopling radikal merupakan reaksi penggabungan dua senyawa aromatis dengan adanya radikal bebas pada komponen reagen. Komponen radikal bebas pada senyawa aromatis ialah atom dengan jumlah Alectron yang tidak octet, maka bersifat sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat membentuk ikatan. Mekanisme reaksi yang terjadi secara keseluruhan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.

OH

FeCl3

O O

+

O O

O H H OH

OH

Gambar 2. Mekanisme rekasi kopling (diambil dari laporan praktikum Hanif Mubarok)

Massa zat = (Massa kertas saring + zat) – Massa kertas saring

Mol 2-naftol =

massa

2

naftol

(3)

3

4.3. Pengolahan Data

Massa 1,1-bis-2-naftol Percobaan

Mol 1,1-bis-2-naftol Teoritis

Reaksi yang terjadi

OH

2

FeCl3 H2O

OH OH

m b

s

9,98 x 10-3

9,98 x 10-3

0

4,99 x 10-3

4,99 x 10-3

M : 9.988 x 10-3 mol

-R :

9.988 x 10-3 mol 4.994 x 10-3 mol

S : - 4.994 x 10-3 mol

Massa 1,1-bis-2-naftol Teoritis

Massa = n x Mr = 4.994 x 10-3 mol x 286.32 gram/mol = 1.43 gram

%Yield =

|

massa percobaan

massateoritris

|

x

100

=

|

1.4

1.43

|

x

100

= 97.9%

% Kesalahan =

|

1.43

1.4

1.43

|

x

100

= 2.1%

4.4. Fungsi Reagen

Dalam percobaan ini digunakan beberapa reagen diantaranya 2-naftol, FeCl3 dan aquades. Fungsi dari 2-naftol adalah sebagai bahan baku utama pembuatan 1,1-bis-2-naftol dan FeCl3 befungsi sebagai katalis logam dan penangkap proton dari 2-naftol sehingga terbentuk radikal. Aquades berfungsi sebagai pelarut dan larutan pencuci.

4.5. Analisis Kesalahan

Massa zat = (Massa kertas saring + zat) – Massa kertas saring

= 2,19 gram – 0,79 gram

= 1,4 gram

Mol 2-naftol =

massa

2

naftol

Mr

2

naftol

1.44

gram

(4)

-4

Terdapat presentase kesalahan relative sebesar 2.1% dalam percobaan ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya, ketika menghaluskan senyawa 2-naftol dan FeCl3 di dalam mortar dan dipindahkan ke dalam beaker glass campuran tersebut banyak yang masih tertinggal di dalam mortar dan massanya menjadi berkurang. Pemanasan merupakan katalis yang dapat mempercepat reaksi kopling, dalam hal ini pemanasan mungkin belum merata, sehingga reaksi kopling berjalan kurang baik serta proses kristalisasi yang kurang sempurna.

5. KESIMPULAN

Pada percobaan ini didapatkan padatan 1,1-bis-2-naftol dengan cara mereaksikan 2-naftol dengan katalis FeCl3 proses pemanasan. Prinsip dasar pada percobaan ini yaitu reaksi kopling radikal. Reaksi kopling radikal merupakan reaksi penggabungan dua senyawa aromatis dengan adanya radikal bebas pada komponen reagen. Reagen 2-naftol merupakan reagen utama agar terjadinya reaksi kopling, FeCl3 berfungsi sebagai katalis logam dan penangkap proton 2-naftol dan aquades sebagai pelarut dan pencuci endapan dari kotoran. Hasilnya, didapatkan massa 1,1-bis-2-naftol yang diperoleh yaitu 1.4 gram dengan % kesalahan relatif sebesar 2.1 % dan % Yield percobaan ini sebesar 97,9%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas pertolongan Allah Yang Mahakuasa atas pertolongan dan karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik, benar dan tepat waktu. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada assisten laboratorium, laboran beserta dosen-dosen kimia organik, atas bantuan mereka saya bisa melakukan praktikum dengan baik dan benar dan juga kepada rekan-rekan kerja saya yaitu Riska, Calvin, Shali, Rahmi dan Tiar. Dalam penulisan laporan ini, saya banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik berupa moril maupun bantuan secara fisik, maka saya ucapkan terima kasih kepada mahasantri PESAN BISA, terutama kepada Deatri dan Tiara yang telah meminjamkan laptopnya. Jazaakumullahu khoyron.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden. 1982

. Organic Chemistry. Ed 3

. Jakarta : Erlangga.

Sykes, Peter. 1989.

Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik

. Jakarta : Gramedia.

Tim KBI Kimia Organik.

Diktat Praktikum Sintesis Organik

. Depok : Departemen

Kimia FMIPA UI.

Gambar

Gambar 1. Reaksi penggabungan 2-naftolm (diambil dari laporan Hanif Mubarok)b9,98 x 10-39,98 x 10-34,99 x 10-3
Gambar 2. Mekanisme rekasi kopling (diambil dari laporan praktikum Hanif Mubarok)

Referensi

Dokumen terkait

 Asetilasi amina primer adalah reaksi organik dimana gugus amina dari suatu senyawa bereaksi dengan asam karboksilat khususnya asam

Senyawa hidrokarbon alifatik merupakan senyawa yang dapat dirubah gugus fungsinya, senyawa hidrokarbon aromatic merupakan senyawa yang mengandung paling tidak satu

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat menghasilkan senyawa halogen yaitu senyawa iodoform dari reaksi pembentukan antara iodium

Klasifikasi senyawa organik pada umumnya didasarkan atas ikatan kovalen yang terdapat diantara atom karbon, keistimewaan dalam struktur molekul dan radikal atau gugus fungsi

Berdasarkan percobaan, ketiga sampel yang direaksikan dengan reagen etanol dan larutan fenilhidrazin berubah menjadi larutan yang berwarna kuning dan terbentuk dua

Reaksi yang paling utama dari senyawa aromatik adalah reaksi substitusi aromatik elektrofilik digambarkan sebagai (E+) yang akan bereaksi dengan cincin aromatik

Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disentesis berdasarkan reaksi halogenasi (halogenais pada dasarnya ialah reaksi substansi / Penggantian karena atom halogen

Prinsip kerja metode DPPH adalah adanya atom hidrogen dari senyawa antioksidan yang berikatan dengan elektron bebas pada senyawa radikal sehingga menyebabkan perubahan dari... radikal