• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAn PEnGAWAS SyARiAh (DPS)

Dalam dokumen RACE FORWARD (Halaman 196-200)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 11/ 33 / PBI/2009, DPS merupakan Dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Dalam menjalankan tugasnya, DPS memiliki kewenangan untuk melakukan supervisi, pengawasan, memberikan opini syariah, menyetujui dan melihat secara dekat seluruh aktivitas UUS agar sesuai dengan Prinsip Syariah. DPS ditunjuk dan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setelah mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan mendapat persetujuan Fit and Proper Test dari OJK.

PiaGam dPS

UUS CIMB Niaga telah menyusun Piagam DPS yang senantiasa ditinjau secara berkala dengan tujuan penyempurnaan dan penyesuaian yang mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Piagam ini menjadi pedoman, standar dan kode etik DPS dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab DPS sehari-hari dan menciptakan standar yang berkualitas atas pengelolaan administrasi lembaga dan hasil kerja DPS, baik untuk kebutuhan DPS sendiri, UUS dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas DPS.

CIMB NIAGALAPORAN TAHUNAN 2019

Piagam DPS mengatur hal-hal antara lain:

1. Tujuan

2. Tugas dan Tanggung Jawab 3. Keanggotaan

4. Mekanisme dan Rencana Kerja 5. Etika dan Waktu Kerja

6. Remunerasi dan Fasilitas 7. Rapat dan Risalah Rapat

8. Penilaian dan Pertanggungjawaban Kinerja

9. Unit Kerja Pendukung Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab DPS

10. Laporan Kriteria dPS

Berdasarkan Piagam DPS Bank, anggota DPS harus memenuhi persyaratan sebagaimana telah disebutkan di dalam Piagam, antara lain sebagai berikut:

1. Integritas, paling kurang mencakup:

a. Memiliki akhlak dan moral yang baik;

b. Cakap melakukan perbuatan hukum

c. Memiliki komitmen untuk mematuhi dan melaksanakan dengan penuh profesionalisme Piagam DPS, ketentuan perbankan Syariah, serta ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;

d. Memiliki komitmen terhadap pengembangan perbankan Syariah yang sehat dan tangguh;

e. Tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus Penilaian Kepatutan dan Kelayakan sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai Fit and Proper Test yang ditetapkan oleh OJK.

f. Tidak pernah melakukan fraud (penipuan), penggelapan, dan/atau kecurangan di bidang perbankan, keuangan, dan bidang usaha lainnya, tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan (yang dibuktikan dengan surat pernyataan pribadi).

2. Kompetensi, paling kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang Syariah Mu’amalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum.

3. Reputasi, paling kurang dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan dan selama menjabat:

a. Tidak termasuk dalam Daftar Hitam dan daftar kredit macet OJK;

b. Tidak pernah dinyatakan pailit;

c. Tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, atau anggota Direksi suatu Perseroan dan/atau anggota pengurus suatu badan usaha yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dan/atau badan usaha dinyatakan pailit.

d. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor Keuangan;

e. Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang selama menjabat:

• Pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan;

• Pertanggungjawabannya pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggung-jawaban sebagai anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris kepada RUPS;

• Pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan Laporan Tahunan dan/atau Laporan Keuangan kepada OJK.

maSa jaBatan, SuSunan dan KomPoSiSi dPS

Masa Jabatan anggota DPS dijabarkan dalam Piagam DPS yang mulai dihitung sejak tanggal yang ditentukan pada RUPS yang mengangkatnya sampai penutupan keempat setelah tanggal pengangkatannya, dan dapat diangkat kembali dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Sebagaimana diatur di dalam Piagam DPS, ditentukan bahwa jumlah anggota DPS minimal sebanyak 2 (dua) orang dan maksimal sebanyak 3 (tiga) orang yang dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk dari salah satu anggota DPS.

Anggota DPS Bank memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan serta memiliki pemahaman dan kompetensi yang memadai sehingga mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dan mendorong peningkatan kinerja UUS CIMB Niaga.

CIMB NIAGALAPORAN TAHUNAN 2019 Susunan Anggota Dewan Pengawas Syariah Tahun 2019

no nama jabatan

masa jabatan ruPS

Pengangkatan Persetujuan Bi/

ojK Pengangkatan

Kembali terakhir masa jabatan 1 Prof. Dr. M. Quraish

Shihab, MA

Ketua merangkap Anggota

RUPST 23 April 2008

No. 11/260/DPbS tanggal 11 Februari 2009

RUPST 15 April 2019

2019-2022

2 Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA

Anggota RUPSLB

19 Desember 2008

No. 11/260/DPbS tanggal 11 Februari 2009

RUPST 15 April 2019

2019-2022

3 Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego, M.Ec

Anggota RUPST

28 Maret 2013

No. 15/825/DPbS tanggal 10 Juni 2013

RUPST 15 April 2019

2019-2022

Penilaian KemamPuan dan KePatutan Piagam DPS menyatakan bahwa, anggota DPS diangkat di dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan baru efektif ketika pengangkatan tersebut telah disetujui oleh OJK sebagaimana tercantum dalam PBI No. 11 Tahun 2009 tentang Bank Umum Syariah dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan yang menyebutkan bahwa calon anggota DPS wajib memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan sebelum menjalankan tindakan, tugas, dan fungsinya sebagai Dewan Pengawas Syariah.

Seluruh anggota DPS UUS CIMB Niaga telah lulus fit and proper tanpa catatan dan telah mendapat persetujuan dari OJK yang mengindikasikan bahwa seluruh anggota DPS

memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai.

KePemiliKan SaHam dPS

Seluruh anggota DPS Bank tidak memiliki saham baik di Bank, lembaga keuangan lain maupun perusahaan lainnya ranGKaP jaBatan anGGota dPS

Berdasarkan PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah pasal 11 ayat 3, anggota DPS dapat merangkap jabatan sebagai anggota DPS paling banyak pada 4 (empat) lembaga keuangan syariah lain, hal ini juga dicantumkan di dalam Piagam kerja DPS Bank.

Rangkap jabatan anggota DPS CIMB Niaga telah memenuhi ketentuan tersebut di atas.

nama jabatan jabatan Pada Perusahaan/ instansi lain nama Perusahaan/ instansi lain Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA Ketua Ketua Dewan Pengawas Syariah BTN Syariah

Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA Anggota Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank BCA Syariah Ketua Dewan Pengawas Syariah AIA Cabang Syariah Anggota Dewan Pengawas Syariah CIMB Niaga Autofinance Ketua Dewan Pengawas Syariah Adira Finance Syariah Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego,

M.Ec

Anggota Anggota Dewan Pengawas Syariah LPEI Exim Anggota Dewan Pengawas Syariah PBMT Ventura Anggota Dewan Pengawas Syariah Panin Sekuritas Anggota Dewan Pengawas Syariah BPRS BTB

tuGaS dan tanGGunG jaWaB dPS

DPS bertugas dan bertanggung jawab memberikan nasihat dan saran kepada Direktur yang membawahi UUS serta mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

Ruang lingkup pengawasan DPS terhadap UUS meliputi:

1. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk terkait Syariah yang dikeluarkan Bank;

2. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank yang terkait Syariah agar sesuai dengan fatwa DSN-MUI;

CIMB NIAGALAPORAN TAHUNAN 2019

3. Memberikan opini Syariah terhadap produk baru dan/atau pembiayaan yang direstrukturisasi yang terkait Syariah dengan mengacu antara lain pada fatwa DSN-MUI dan ketentuan yang mengatur mengenai pelaksanaan Prinsip Syariah dan kegiatan usaha BUS dan UUS;

4. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru Bank terkait Syariah yang belum ada fatwanya;

5. Melakukan kaji ulang (review) secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;

6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek Syariah dari satuan kerja Bank yang menjalankan dan/atau terkait aktivitas Syariah dalam rangka pelaksanaan tugasnya; dan 7. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

PenGelolaan Benturan KePentinGan dPS

Piagam DPS mengatur mengenai benturan kepentingan sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 55/POJK.03/2016 Bab X Pasal 63 yang menjelaskan bahwa bila terjadi benturan kepentingan, para anggota dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan dalam setiap keputusan.

Prosedur yang harus dilalui oleh anggota DPS apabila terjadi benturan kepentingan adalah sebagai berikut:

1. Wajib untuk segera melaporkan secara tertulis kepada Dewan Komisaris mengenai semua hal yang berpotensi menciptakan dan/atau mengandung benturan kepentingan yang berdampak signifikan dalam segi finansial maupun reputasi untuk Bank, Dewan Komisaris, DPS dan Direksi.

2. Tidak diperbolehkan untuk turut serta dalam proses penilaian terhadap semua kegiatan yang mengandung benturan kepentingan tersebut.

3. Dapat ikut serta dalam rapat, namun tidak diperkenankan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan.

meKaniSme PenGunduran diri dan PemBerHentian dPS

Piagam DPS mengatur mengenai prosedur pengunduran diri dan pemberhentian anggota sebagai berikut:

1. Seorang anggota DPS berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud pengunduran diri tersebut kepada Bank sebelum pengunduran dirinya tersebut efektif.

2. Bank wajib menyelenggarakan RUPS paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sejak diterimanya permohonan pengunduran diri anggota DPS.

3. Bank wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya surat permohonan pengunduran diri anggota DPS tersebut.

4. Jika dengan pengunduran diri tersebut mengakibatkan jumlah anggota DPS menjadi kurang dari jumlah minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku, maka Bank wajib mengangkat anggota DPS yang baru sesuai dengan tata cara dan prosedur pengangkatan anggota DPS yang berlaku.

5. Anggota DPS yang mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir, maka pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang dijalankan sejak pertanggungjawaban yang terakhir sampai dengan pengunduran diri tersebut efektif tetap harus dimintakan pada RUPS Tahunan yang terdekat.

6. Pemberhentian dan/atau pengunduran diri anggota DPS wajib dilaporkan kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender sejak pemberhentian dan/atau pengunduran diri tersebut efektif.

Penilaian Kinerja dPS

Penilaian dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS akan dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Sehubungan dengan hal tersebut diatur sebagai berikut:

1. Di awal tahun, DPS dan Direktur UUS menetapkan Rencana Kerja dan target pencapaian kinerja dalam bentuk KPI untuk kemudian disetujui oleh Dewan Komisaris;

2. Penilaian dan pengukuran terhadap kinerja Anggota DPS didasarkan pada hasil pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh yang bersangkutan sesuai dengan realisasi dan pencapaian Rencana Kerja;

3. Penilaian kinerja DPS dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Penilaian kinerja DPS dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun;

b. Pada tahap pertama, Anggota DPS melakukan penilaian kinerjanya dengan metode self assessment (terhadap pencapaian KPI dan komponen lain);

c. Pada tahap kedua, Komite Nominasi dan Remunerasi akan membicarakan hasil self assessment dari penilaian kinerja DPS dan menggunakannya sebagai masukan kepada Dewan Komisaris untuk selanjutnya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

Dalam dokumen RACE FORWARD (Halaman 196-200)