• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi dalam Pembelajaran

BAB V BERPIKIR SPASIAL

B. Implementasi dalam Pembelajaran

81

Level keluaran (output level), pada level ini pembentukan generasi pengetahuan atau produk yang baru dari informasi yang diperoleh dari dua level yang pertama yaitu level masukan dan level pemrosesan.

Contoh penalaran spasial yaitu cara berpikir yang berbeda tentang jarak terpendek (misalnya, seperti seseorang berjalan dengan rute berjarak di jalan yang berubin berbentuk persegi sehingga dapat dihitung rute terpendek yang dapat dia tempuh), kemampuan untuk meramalkan kemungkinan dan interpolasi (misalnya, memproyeksikan hubungan fungsional pada grafik ke masa depan atau memperkirakan kemiringan bukit dari peta kontur), dan pengambilan keputusan (misalnya, laporan yang diberikan lalu lintas di radio, pemilihan jalan memutar alternatif).

82

mengartikulasikan, dan mempertahankan garis penalaran atau sudut pandang dalam memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan; dan mereka dapat mengevaluasi validitas argumen berdasarkan informasi spasial.

Jika seseorang diberikan tugas berpikir spasial, dia dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan pendekatan imagistic atau dengan strategi analitik (Cohen dan Hegarty, 2014). Pendekatan imagistic dilakukan dengan pembentukan dan pemanipulasian bayangan mental sedangkan strategi analitik misalnya dengan membandingkan fitur dua stimuli. Langkah-langkah pendekatan imagistic menurut Cohen dan Hegarty (2014) yaitu mengkodekan karakteristik spasial dari suatu figure atau benda seperti bentuknya yang padat secara geometris dan orientasi pada bidang potongnya. Langkah lainnya adalah membayangkan obyek yang sedang dilakukan pemotongan dan memindahkan bagian geometris yang dipotong antara yang melihat dengan bidang yang dipotong. Langkah selanjutnya adalah membuat suatu bayangan penampang figure atau benda geometri dari suatu orientasi yang posisinya orthogonal pada permukaan yang dipotong.

Berpikir spasial pada bidang sains perkembangannya melewati tiga langkah (NRC, 2006), yaitu :

1) mengekstraksi struktur-struktur spasial 2) menyajikan transformasi spasial 3) menggambarkan inferensi fungsional

Berpikir spasial selain berguna dalam kehidupan sehari-hari, juga berguna dalam bidang sains dan matematika. Berpikir spasial dapat mengantarkan anak pada jalur berpikir yang baik, yang juga dapat ditingkatkan pada orang dewasa.

Jadi, jika seseorang tertarik di bidang teknik, misalnya pada saat di sekolah menengah atas, mereka tidak perlu berkata, 'Saya tidak pernah bisa melakukan itu'. Sebaliknya, mereka dapat mengubah arah dengan mencoba melakukannya.

Siswa-siswa yang keterampilan spasialnya teruji di sekolah menengah dapat diprediksikan bahwa siswa tersebut akan memasuki karir di bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika sebelas tahun kemudian (Uttal, Miller dan Newcombe, 2013).

83

Berpikir spasial menggunakan representasi, dapat membantu mengingat, memahami, mengemukakan alasan, dan berkomunikasi tentang sifat-sifat dan hubungan antara objek yang direpresentasikan dalam ruang, apakah benda-benda itu sendiri secara inheren spasial atau tidak. Benda dapat menjadi hal-hal konkret (seperti dalam peta jalan kognitif dan lingkungan di kota) atau konsep abstrak (seperti dalam plot grafis dua dimensi dari model skala hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar) (NRC, 2006).

Fungsi berpikir spasial menurut NRC (2006) yaitu :

1. fungsi deskriptif, menangkap, menyimpan, dan menyampaikan penampilan dari dan hubungan antara objek-objek;

2. fungsi analitik, memungkinkan pemahaman tentang struktur benda;

3. fungsi inferensial, menghasilkan jawaban pertanyaan tentang evolusi dan fungsi benda.

Berpikir spasial memiliki kekuatan untuk mampu menghasilkan suatu pemahaman struktur dan fungsi (NRC, 2006). Pemahaman struktur berarti adanya deskripsi bagaimana sesuatu diorganisir yaitu bagian mana yang memiliki relasi dengan bagian lain. Kita dapat menangkap susunan suatu obyek di ruangan dan berbicara tentang urutan, relasi dan polanya. Pemahaman Fungsi berarti memahami bagaimana dan mengapa sesuatu bekerja. Melalui pemahaman fungsi kita dapat dengan cepat mengetahui bagaimana sesuatu berubah oleh waktu (kinematic) dan memberi kesempatan kepada kita untuk menjelaskan alasan perubahan susunan pola spasial pada waktu yang bervariasi (dinamik). Oleh karena itu berpikir spasial tidak statis, berpikir spasial adalah proses dinamis yang memberi kesempatan kepada kita untuk menjelaskan, mendeskripsikan dan memprediksi struktur dan fungsi obyek dan hubungannya di dunia spasial yang nyata dan yang ada pada bayangan.

Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Berpikir Spasial Seseorang?

Pertanyaan tersebut mungkin saja muncul di benak seseorang. Bisa saja seseorang memiliki kemampuan berpikir spasial pada kategori rendah atau

84

kurang. Apabila seseorang memiliki kemampuan berpikir rendah, peningkatan kemampuan berpikir spasialnya dapat dilakukan melalui pelatihan. Pelatihan dapat dilakukan dengan menggunakan obyek virtual berbantuan komputer, karena pelatihan dengan obyek virtual lebih baik hasilnya daripada menggunakan benda fisik (Korkasem:2014, Cohen dan Hegarty: 2014).

Pelatihan berpikir spasial yang diuji pada 2.545 artikel yang relevan oleh Uttal, Miller dan Newcombe (2013) melaporkan bahwa pelatihan spasial adalah efektif, memiliki daya tahan (durable) dan dapat dipindahkan (transferred).

Pelatihan spasial efektif meningkatkan berpikir spasial dengan menggunakan berbagai macam metode pelatihan yang berbeda misalnya memainkan permainan pada video, mempraktikkan tes spasial, atau dengan mengikuti kursus gambar teknik. Pelatihan spasial tahan lama, karena meskipun dari 67% studi yang dilakukan oleh Uttal, Miller dan Newcombe (2013) dilakukan langsung setelah pelatihan, beberapa studi juga diukur beberapa minggu atau beberapa bulan setelah pelatihan spasial ternyata dengan pelatihan intensif dapat memberikan keuntungan pada berpikir spasial. Pelatihan spasial dapat dipindahkan (transferred) karena dengan pelatihan spasial, kinerja seseorang pada tugas spasial dapat ditingkatkan.

Contoh dan Bukan Contoh Berpikir Spasial

Berpikir spasial dapat ditemui pada konteks kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, berpikir spasial di tempat kerja dimulai sebelum bekerja, kemudian hal-hal yang ditemui selama naik menggunakan kendaraan ke tempat kerja. Banyak pengemudi menyederhanakan bidang dua dimensi yang kompleks antara rumah dan tempat bekerja sebagai sebuah barisan yang berisi urutan tanda jalan secara bergantian. Konteks lingkungan yang tidak relevan dengan tugas mengendarai kendaraan diabaikan selama perjalanan tersebut. Jalan akan menentukan ke mana harus dihindari dan arah mana untuk ditempuh adalah sangat penting. Akibatnya, seseorang lebih memperhatikan tanda jalan yang menandai perubahan arah, dan mereka ingat tanda jalan tersebut dengan lebih baik daripada tempat lain di sepanjang rute yang dilaluinya.

85

Contoh soal tes berpikir spasial adalah dengan diberikannya suatu plat besi seperti yang ada pada gambar 4.1 di sebelah kiri bawah berikut ini. Plat besi tersebut dilipat sesuai dengan garis putus-putus. Kemudian siswa diminta untuk menentukan mana dari kelima bentuk A, B, C, D dan E yang merupakan representasi dari plat besi yang dilipat. Ketentuan melipat adalah tidak boleh ada lipatan yang menumpuk satu sama lain.

Gambar 4.1 Contoh Tes Spasial : Visualisasi Spasial Tiga Dimensi (Uttal, Miller dan Newcombe, 2013)

Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir spasial akan dapat menentukan hubungan antara garis lurus dan garis putus-putus, apa yang akan terjadi jika plat besi dilipat sesuai dengan garis yang dimaksud serta dapat merepresentasikan bentuk tiga dimensi yang dihasilkan dan dapat merepresentasikan bentuk tersebut dari berbagai sudut pandang. Dari kelima gambar tersebut, seseorang yang memiliki kemampuan berpikir spasial akan memilih gambar A. Jika kemampuannya lemah dalam berpikir spasial akan memilih gambar selain A, yaitu B, C, D atau E. Seseorang yang kemampuan berpikir spasialnya rendah tidak menguasai konsep ruang pada plat besi tersebut. Dia tidak mengetahui hubungan sisi-sisi yang dilipat sesuai dengan garis putus, bagian mana yang permukaannya lebih tinggi dan bagian mana yang lebih rendah, atau bisa saja lemah dalam merepresentasikan plat tersebut dalam bayangan dipikirannya.