• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK BERPIKIR KREATIF

BAB II BERPIKIR KREATIF

C. KARAKTERISTIK BERPIKIR KREATIF

Karakteristik dalam pengertian sehari-hari dapat diartikan ciri khas dari sesuatu. Tentu “sesuatu” itu biasanya yang bisa diamati. Sementara berpikir tidak mungkin untuk diamati, karena tidak tampak. Berpikir merupakan bagian dari seseorang yang tidak berhenti dilakukan dari waktu ke waktu. Perilaku seseorang akibat berpikir itulah yang bisa diamati. Dengan berpikir orang akan tergerak untuk melakukan sesuatu. Begitu juga dengan orang-orang yang memiliki pemikiran kreatif (creative thinker), tindak tanduknya, tingkah lakunya bisa diamati. Menurut Laura Berk (Chesters, 2012) menyatakan bahwa pemikir kreatif adalah gaya inovatif dari pemikir yang memiliki toleransi ambiguitas dan ketekunan, dan yang memiliki keberanian khas berdasarkan keyakinan mereka sendiri dan kesediaan untuk mengambil risiko. Sehingga dapatlah di buat semacam ciri khas dari perilaku tersebut. Adapun karakteristik kreatif orang dewasa (Characteristics of Creative Adult) yang merupakan hasil studi penelitian dari seniman, penulis, para ilmuwan, dan orang-orang dewasa yang kreatif lainnya menunjukkan sifat-sifat yaitu: flexibility, fluency, elaboration, tolerance of ambiguity, originality, breadth of interest, sensitivity, curiosity, independence, reflection, action, cncentration and persistence, commitment, expression of total personality, dan sense of humor (Guilford, 1971).

27

Hasil studi penelitian tentang karakteristik kreatif orang dewasa di atas dijadikan karakteristik berpikir kreatif (Alder, 2002),seperti pada gambar 1.

Gambar 2. Karakteristik Berpikir Kreatif Orang Dewasa

Karakteristik berpikir kreatif tentulah melewati serangkaian proses yang terjadi pada pemikir kreatif yang dinamakan proses berpikir kreatif. Menurut Wallas (Gabora, 2002; Solso, Maclin, & Maclin, 2008:445; Herring, Jones, &

Bailey, 2009) proses kreatif memiliki empat tahapan, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, verifikasi. Wallas (Herring, Jones, & Bailey, 2009) menyatakan bahwa tahap persiapan, melibatkan pengumpulan pengetahuan dan pemahaman masalah.

Pada tahap inkubasi, alam bawah sadar mengambil alih, merenungkan masalah tanpa konsentrasi yang sengaja dilakukan. Iluminasi terjadi seperti kilatan cahaya secara tiba-tiba, ketika solusi telah ditemukan. Verifikasi terdiri dari evaluasi ide atau gagasan yang baru dibentuk. (Gabora, I, 2002)

Wallas (Gabora, 2002) menyatakan bahwa pertama, tahap persiapan yaitu saat seseorang menjadi terobsesi dengan masalah, mengumpulkan data yang relevan dan melakukan pendekatan tradisional, dan mungkin mencoba menyelesaikan namun tidak berhasil. Kedua tahap inkubasi yaitu saat seseorang tidak aktif berusaha untuk memecahkan masalah, tetapi secara tidak sadar pikiran terus bekerja mencari ide. Ketiga, tahap iluminasi yaitu saat kemungkinan atau

28

solusi muncul dalam bentuk samar-samar dan kasar. Keempat, tahap verifikasi yaitu saat ide atau gagasan digunakan ke dalam bentuk yang dapat dibuktikan dan dikomunikasikan kepada orang lain. (Gabora, I, 2002)

Wallas (Solso, Maclin, & Maclin, 2008:446) menyatakan bahwa pertama, tahap persiapan yaitu memformulasikan masalah dan membuat usaha awal untuk memecahkannya. Tahap persiapan ini melibatkan seluruh pengetahuan dan pengalaman untuk mencari beberapa solusi sementara yang diujikan, tetapi kemudian solusi tersebut tidak digunakan. Kedua, tahap inkubasi yaitu masa dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan dan mengalihkan perhatian sejenak pada hal lainnya. Ide-ide kreatif terkadang muncul pada saat masalah tersebut tidak sedang dipikirkan, hal ini merupakan tahap inkubasi. Solso, Maclin, & Maclin (2008:446) menyatakan bahwa “menghentikan proses pemecahan masalah sementara waktu dapat membantu untuk mereorganisasi atau menyusun kembali pemikiran pemikiran-pemikiran terhadap masalah yang sedang dihadapi”. (Wang, Y, 2009)

Ketiga, tahap iluminasi yaitu memperoleh insight (pemahaman yang mendalam) dari masalah yang dihadapi. Pada tahap iluminasi jalan menuju solusi mulai terlihat. Solso, Maclin, & Maclin (2008:446) menyatakan bahwa “pada tahap iluminasi/pencerahan jalan terang menuju permasalahan mulai terbuka, pemahaman meningkat, ide-ide muncul dan saling melengkapi untuk penyelesaian masalah”.

Keempat, tahap verifikasi yaitu menguji pemahaman yang telah didapat dan membuat solusi. Setelah ide/solusi diperoleh, selanjutnya ide/solusi tersebut harus diuji. Verifikasi merupakan tahap untuk menguji sebuah produk hasil proses kreatif untuk membuktikan legitimasinya. Verifikasi pada umumnya lebih singkat daripada tahap-tahap sebelumnya, karena hanya menguji dan meninjau kembali hasil perhitungan seseorang, atau dapat juga untuk melihat apakah penemuannya berhasil. Tetapi dalam beberapa kasus, verifikasi masih membutuhkan waktu untuk melakukan penelitian lebih lanjut maupun peninjauan ulang.

Tahapan berpikir kreatif Krulik & Rednick (Siswono, 2007) adalah menyintesis ide, membangun (generating) ide, menerapkan ide. Siswono (2007) mendefinisikan menyintesis ide adalah menjalin dan memadukan ide-ide

29

(gagasan) yang dimiliki; yang dapat bersumber dari pembelajaran di kelas maupun pengalaman sehari-hari. Membangun ide-ide adalah memunculkan ide- ide yang berkaitan dengan masalah yang diberikan sebagai hasil dari menyintesis ide sebelumnya. Menerapkan ide adalah mengimplementasikan atau menggunakan ide yang direncanakan untuk menyelesaikan masalah.

Tahapan berpikir kreatif menurut Krulik & Rudnick (Siswono 2007) lebih spesifik pada proses menggali ide-ide untuk menyelesaikan masalah, dan tidak memunculkan adanya tahap inkubasi seperti dalam proses kreatif menurut Wallas (Herring, Jones, & Bailey, 2009) yang merupakan salah satu dari tahap yang cukup penting dari proses kreatif. (Sisw ono, T. E . Y, 2007) (Herring, S.R, Jones, B.R, & Bailey ,B.P, 2009)

Mensintesis ide yang merupakan tahap pertama Krulik & Rudnick sama dengan tahap persiapan menurut Wallas. Dalam tahap persiapan, dilakukan pemahaman ke dalam situasi atau masalah yang dihadapi. Dilakukan pengumpulan informasi dan pengetahuan yang relevan ke dalam situasi atau masalah yang dihadapi, yang seterusnya dilakukan pemaduan ide atau gagasan.

Memadukan ide atau gagasan menurut Krulik & Rudnick disebut dengan mensintesis ide. Jadi komponen tahap persiapan ada dua yaitu memahami situasi atau informasi dan menyintesis ide.

Ketika seseeorang mengalami kebuntuan dalam mencari ide maka terjadilah inkubasi. Jika tidak terjadi kebuntuan maka inkubasi berlangsung dengan cepat seakan tidak terjadi inkubasi. Bila terjadi kebuntuan, inkubasi terjadi lebih lama sehingga dapat diamati dari perilaku yang ditunjukkan seperti diam atau berhenti, membaca, melihat kembali hasil kerja sebelumnya dan sebagainya. Jadi tahap inkubasi ada dua yaitu cepat (tidak kelihatan) dan lambat (terlihat).

Tahap kedua berpikir kreatif menurut Krulik & Rudnick, yaitu membangun ide sesuai dengan tahap ketiga proses kreatif menurut Wallas yaitu iluminasi. Tahap iluminasi terjadi saat ide-ide mulai muncul. Ide-ide dimunculkan atau dibangun untuk mengajukan soal sebagai hasil menyintesis ide.

Memunculkan dan memadukan ide-ide dalam proses berpikir kreatif menurut Krulik & Rudnick, disebut dengan membangun ide. Jadi komponen iluminasi yaitu membangun ide.

30

Tahap ketiga berpikir kreatif menurut Krulik & Rudnick, yaitu implementasi ide sesuai dengan tahap keempat proses kreatif menurut Wallas, yaitu verifikasi. Tahap verifikasi yaitu ide-ide yang muncul diperiksa dan dipilih yang paling sesuai untuk digunakan. Kemudian ide dinyatakan dalam bentuk bahasa atau tulisan, selanjutnya diperiksa atau diverifikasi apakah hasilnya sudah sesuai. Jadi tahap verifikasi ada dua komponen yaitu menuliskan ide dan memeriksa atau memverifikasi hasil penulisan ide.