• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reviewer telah menjelaskan bagaimana Hata memaparkan di dalam pendahuluannya perihal naskah Muhammad Samman serta perkembangan penelitian atas sastra kitab seperti naskah MS ini. Secara umum memang sudah dapat dipahami

12 apa yang akan disampaikan oleh penulis. Namun, ada beberapa catatan yang perlu mendapat perhatian terkait bab pendahuluan yang ditulis oleh Hata:

a. Tidak adanya gap atau pemisah dengan perkembangan naskah tentang Tarekat Sammaniyah. Pada latar belakangnya tersebut, Hata sudah dapat memastikan bahwa naskah tersebut mengandung ajaran inti berupa dzikir, doa dan tawasul. Tentu saja hal ini membuat pemisah atau gap tersebut menjadi tidak benar-benar terlihat.11 Saran reviewer adalah dengan menambahkan konteks tentang budaya tulis menulis di Ambon dari masa pra Islam sampai setelah masuknya Islam dan juga perihal awal masuknya Islam di Ambon. Kemudian cara pelestarian naskah di daerah Ambon, yang mana disebutkan oleh Hata sendiri bahwa naskah ini adalah naskah tunggal dan sudah sedikit buram. Dari sini bisa memunculkan dugaan bahwa upaya pelestarian masih minim. Selain dari itu, Hata belum bisa memunculkan sebuah perdebatan, persamaan dan juga perbedaan atas penelitian lain di dalam latar belakang, sehingga ide atas adanya gap atau pemisah tersebut belum benar-benar muncul ke permuka

b. Rumusan dan Batasan Masalah

Pada batasan masalah sudah cukup baik, karena penelitian yang dilakukan dengan pendekatan filologi sudah dapat dipastikan sumber primernya. Namun di dalam sumber sekunder, reviewer melihat kurangnya data yang dipaparkan oleh Hata, sehingga rumusan yang disampaikan pun hanya berupa upaya sederhana atas penelitian filologi saja. Selain itu, sebaiknya penulis juga melakukan identifikasi masalah, karena terdapat buku-buku penelitian yang menjelaskan pentingnya identifikasi masalah dengan memunculkan persoalan atau pertanyaan atas latar belakang yang ditulis.

c. Tujuan Penelitian

Menurut reviewer tujuan penelitian yang dituliskan oleh Hata belum sesusai dengan panduan penelitian. Hal ini bisa terlihat di dalam tesisnya bahwa tujuannya melakukan penelitian hanya sebagai sebuah penyajian (suntingan) teks serta menampilkan tema pokok dari naskah terkait.

Tujuan penelitian filologi adalah mendapatkan naskah yang paling lengkap dan paling baik atau yang paling representatif dari naskah- naskah yang ada sehingga diperlukan perbandingan naskah.12 Dengan sumber tunggal ini, tentu saja penulis akan mendapatkan sebuah bantahan jikalau di masa yang akan datang terdapat teks salinan yang mirip dengan naskah tersebut.

Selain itu tujuan penelitian, penulis juga tidak mencantumkan manfaat dari penelitian ini. Padahal kalau kita perhatikan dengan seksama, manfaat penelitian adalah dampak dari pencapaiannya tujuan.

11Tim Penyusun, Pedoman Akademik Program Magister dan Doktor Kajian Islam 2016-2020 (Jakarta:Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2016),, hlm 62-63.

12 Oman Fathurahman, Filologi Indonesia: Teori dan Metode. Kencana: Ciputat. 2015, hlm 86-88

13 Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis.

d. Tidak adanya penelitian terdahulu yang relevan. Hal ini bisa terjadi karena institusi tempat penulis bernaung, yaitu Universitas Indonesia.

Berbeda dengan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengharuskan mencantumkan penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dijelaskan bahwa penelitian terdahulu yang relevan dipahami sama dengan tinjauan pustaka, telaah kepustakaan atau kajian pustaka ( yang juga tidak terdapat di dalam latar belakang).

Selanjutnya, reviewer juga ingin menjelaskan langkah-langkah yang sesuai di dalam buku panduan agar nantinya dapat dijadikan referensi dalam melihat tesis ini. Pertama, membuat ringkasan tentang isi yang diuraikan dalam literatur dan penelitian terdahulu. Kedua, membandingkan pendapat para peneliti dan penulis penelitian atas permasalahan yang akan diteliti. Ketiga memberikan komentar atas penelitian yang saling menguatkan atau saling bertentangan satu sama lain.13 Sayangnya, tesis ini tidak mencakup keseluruhan dari adanya penelitian terdahulu yang relevan tersebut.

e. Landasan Teori

Menurut hemat reviewer, landasan teori tidak harus dibuat sub-bab sendiri, akan teteapi lebih baik digabungkan dengan metode penelitian.

karena secara tidak langsung, di dalam bagian metode penelitian akan dipaparkan pula metode, teori, dan pendekatan yang digunakan untuk melakukan penelitian terkait.

f. Metode Penelitian

Di dalam tulisannya, Hata menggunakan menggunakan metode penelitian Filologi. Akan tetapi pendekatan yang digunakan tidak dijelaskan, yang secara tidak langsung menjadikan penelitian ini hanya menggunakan pendekatan filologi saja. Padahal kalau kita lihat, isinya cukup untuk dibuat juga menjadi pendekatan komparatif/perbandingan atau juga ditambahkan dengan pendekatan historis. Oleh karena itu, kita hanya melihat sedikit konteks yang diteliti oleh penulis.

BAB II

Pada bab ini, Hata menjelaskan tentang Naskah Muḥammad Sammān.

Penjelasan yang dipaparkan sesuai dengan alur penelitian filologi. Alur penelitian tersebut antara lain inventarisasi naskah, deskripsi naskah, dan pemilihan edisi. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa teori dan metode yang dipilih untuk melakukan penelitian sudah sesuai untuk dapat memaparkan perihal naskah yang akan dikaji.

Pada bagian inventarisasi naskah, penulis tidak menjelaskan apakah sudah benar-benar terjun langsung untuk mencari naskah MS yang termaktub dengan

13 Tim Penyusun, hlm 65.

14 katalog-katalog yang sudah dicari. Hal ini penting untuk dilakukan agar naskah yang diteliti bisa dilihat dan perhatikan dengan seksama secara langsung.

Dalam pendeskripsian naskah, penulis sudah menjelaskan secara detail deskripsi dari ukuran naskah, bahan naskah, cap kertas, warna tinta, rubrikasi, bahasa, aksara, jumlah halaman, hiasan dan lain sebagainya. Reviewer melihat bahwa kekurangan dari penulisannya adalah naskah yang dikaji hanya merupakan naskah tunggal, sehingga sangat bisa untuk diberikan bantahan jikalau di kemudian hari terdapat naskah yang isi atau segi matannya hampir serupa dengan naskah MS ini.

Namun, penelitian ini juga menjadi kajian yang penting karena belum ada penelitian yang dilakukan sebelumnya atas naskah MS tersebut.

Selain itu, pemilihan edisi oleh penulis juga seharusnya diperhatikan lebih dalam. Maksudnya, karena ini adalah naskah tunggal (codex unicus) maka metode yang digunakan untuk naskah tunggal tidak sesuai dengan menggunakan edisi kritis.

Hal ini terjadi karena naskah tersebut tidak memliki salinan teks lain untuk dijadikan sebagai bacaan pembanding. Metode edisi kritis ini seyogyanya dilakukan secara sangat hati-hati karena bisa saja bacaan yang diintervensi itu justru semakin menjauhkan keaslian teksnya dari versi pengarang, meskipun sah saja dilakukan jika tujuan penyuntingannya sejak awal memang untuk menampilkan teks dengan

“bacaan terbaik”, bukan “bacaan terasli”. Dan ini tentu saja kembali kepada peneliti meskipun ada kaidah-kaidah umum yang harus dipatuhi.14

BAB III

Dalam bab ini, Hata memaparkan hasil suntingan teks naskah Muḥammad Sammān. Bab ini diberikan pengantar untuk masuk ke dalam pembahasan ringkasan teks dalam bentuk kesimpulan seluruh isi naskah, pedoman transliterasi yang merujuk pada Pedoman Transliterasi Arab-Latin dan terakhir adalah transliterasi naskah berikut dengan terjemahannya. Di dalam penyuntingannya, reviewer melihat kemampuan kebahasaan yang mendalam terhadap penulis. Selain itu, hasil suntingan teks pun sudah sesuai dengan Pedoman Transliterasi yang digunakan oleh penulis.

Di dalam penyuntingan tersebut, begitu jelas dan juga detail pemaparan kesalahan-kesalahan teks yang dibahas pada bagian pertanggungjawaban transliterasi. Beberapa transliterasi yang disunting adalah konsonan, vokal, maddah, syaddah, kata sandang, dan lain sebagainya. Selain itu, penulis juga berani untuk menambahkan kalimat yang tidak ada dalam naskah MS dan juga memberikan referensi jika ada tulisan dari naskah MS terdapat ayat Alquran, hadits, qoul ulama dan lain sebagainya.

Namun di dalam melakukan penyuntingan ini, reviewer menyarankan untuk memaparkan hasil penyuntingan dengan dibuat kiri dan kanan, yakni kiri untuk naskah teks aslinya yang berbahasa Arab, Melayu atau Ambon, dan kanan untuk arti bahasa Indonesianya. Menurut reviewer teknis seperti ini lebih baik agar supaya memberikan cakupan pembaca menjadi lebih luas, selain juga membuat pembaca untuk bisa turut memperbandingkan.

14 Oman Fathurahman, hlm 91.

15 Contoh Penyuntingan Kiri (Teks Arab) Kanan (Teks Terjemahan).

Sumber: Disertasi, Nabilah Lubis, “Studi Naskah Zubdat al-Asrar fi Tahqiq Ba'd Masyarib al-Akhyar Karya Syeikh Yusuf al-Taj: Studi Kajian Filologi.” Program Doktor IAIN Syarif Hidayatullah. 1992.

BAB IV

Bab ini adalah bab inti yang berisi analisa penulis atas rumusan masalah yang dipertanyakan pada bab satu. Jika mengacu pada buku pendoman SPs UIN Syraif Hidayatullah Jakarta, salah satu syarat menyajikan analisa yang baik dan bagus adalah di dalam bab inti (bab 4) tidak hanya terdiri dari satu bab, melainkan dengan tambahan bab lain. Karena jikalau demikian maka bab ini akan sama seperti judul tesisnya. Setidaknya bab inti harus terdiri atas dua bab, sehingga judul-judul bab inti pasti berbeda dengan bunyi judul tesis atau disertasi karena harus memaparkannya secara lebih rinci lagi. Pada kenyataannya, penulis hanya menjelaskan inti dari penelitian ini dengan satu bab saja.

Bab ini bisa dikatakan sebagai bab analisa murni dari penulis. Bab ini bisa dikatakan pula sebagai jiwa ruh atau nyawa penelitian tersebut. Beberapa dosen di dalam kelas Seminar for Thesis Proposal sering menjelaskan bahwa bab inti ini jumlah halaman atau isinya harus melebihi bab-bab sebelumnya. Senada dengan hal tersebut, dosen pengampu mata kuliah Approaches to and Islamic Studies, Prof Suwito, juga sering mengingatkan bahwa bab inti harus lebih banyak halamannya atas bab-bab sebelumnya. Hal ini perlu dijadikan renungan karena terdapat penelitian yang justru terbalik, yakni menjelaskan perihal bab teori atau pemaparan sebelum bab inti, namun lebih banyak dari segi halaman daripada bab inti itu sesungguhnya.

16 Terkait dengan konten atau isi yang terdapat di bab inti ini, Hata menjelaskan bahwa tema utama yang ada di dalam naskah MS adalah kalimat-kalimat zikir, tawasul, doa-doa, tauhid, dan ilustrasi tentang ketauhidan. Kesemuanya dibahas satu persatu oleh Hata dan diberikan pembahasan yang tidak terlalu panjang, hanya sekedar menjelaskan dzikir seperti apa yang terdapat di dalam naskah MS tersebut.

Namun penjelasan yang tersusun rapih membuat penjelasan tersebut dapat mudah dipahami oleh pembaca. Hal ini tentu saja sangat sesuai dengan tujuan penelitian filologi, yakni untuk menyajikan edisi teks yang dapat dibaca oleh masyarakat luas, sehingga teks yang disajikan tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.

Kekurangan atas tesis ini memang pada pendekatan yang khusus menjelaskan bagian filologinya saja. Tanpa menjelaskan perihal konteks dari naskah tersebut. Jika pendekatan yang digunakan lebih beragam, tentu hasilnya akan lebih mempunyai data yang baik untuk sebuah penelitian. Pada tesis ini dijelaskan oleh Hata hanya tema global yang terdapat di dalam teks serta hubungan antara tarekat Sammaniyah, yang merupakan inti ajaran dalam naskah MS tersebut, dengan tarekat- tarekat lain seperti Naqsyabandiyah, Qadiriyah, Syattariyah, Syadziliyah, dan Khalwatiyah.

BAB V

Kesimpulan adalah jawaban atas rumusan dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang dituliskan oleh Hata dapat dikatakan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Hata berhasil menyajikan teks Hanya saja penjelasannya terlalu panjang lebar sehingga bisa disampaikan dengan lebih padat dan mengena kepada kesimpulan akhir. Kesimpulan juga tidaklah harus berupa teori baru, namun cukup menjelaskan tentang jawaban rumusan dan tujuan penelitian.15

Perihal saran, tentu saja saran akan adanya penelitian lanjutan yang perlu dikembangkan atau diteliti kembali setelah penelitian ini, sehingga dapat menjadikan penelitian ini lebih komprehensif di dalam signifikansi dunia ilmu pengetahuan.

Alternative Design/Outline

Pada bagian ini reviewer menawarkan alternative design/outline dalam penelitian tesis ini. Penawaran ini hanya berupa kerangka penelitian secara ringkas.

Outline Sebelumnya;

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

15 Tim Penyusun, hlm 68.

17 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRAK ABSTRACT

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN