• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Bedah Pada Katarak

Dalam dokumen Dokumen referensi: Daftar Isi (Halaman 110-115)

Ekstraksi Katarak Intrakapsular (EKIK)

EKIK, operasi katarak dengan membuang lensa dan kapsul secara keseluruhan, merupakan metode operasi katarak paling populer sebelum penyempurnaan operasi katarak ekstrakapsuler.

Operasi EKIK dilakukan di tempat dimana tidak dijumpai fasilitas operasi katarak yang lengkap seperti mikroskop operasi.

EKIK juga cenderung dipilih pada kondisi katarak yang tidak stabil, menggembung, hipermatur, dan terluksasi. Kontraindikasi mutlak untuk EKIK adalah katarak pada anak-anak dan ruptur kapsul karena trauma, sedangkan kontraindikasi relatif EKIK adalah jika pasien merupakan penderita myopia tinggi, sindrom Marfan, katarak Morgagni, dan vitreus masuk ke kamera okuli anterior.

Beberapa keuntungan EKIK jika dibandingkan dengan Ektraksi Katarak Ekstra Kapsuler (EKEK) adalah pada EKIK tidak diperlukan operasi tambahan karena membuang seluruh lensa dan kapsul tanpa meinggalkan sisa, memerlukan peralatan yang relatif sederhana daripada EKEK, sehingga lebih mudah dilakukan, dan pemulihan penglihatan segera setelah operasi dengan menggunakan kacamata +10 dioptri. Namun demikian, EKIK juga memiliki beberapa kerugian yaitu penyembuhan luka yang lama karena besarnya irisan yang dilakukan, pemulihan penglihatan yang lama, merupakan pencetus astigmatisma, dan dapat menimbulkan iris dan vitreus inkarserata.

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK)

EKEK adalah tehnik operasi katarak dengan membuang nukleus dan korteks lensa melalui kapsula anterior. Pada operasi EKEK, kantong kapsul (capsular bag) ditinggal sebagai tempat untuk menempatkan lensa tanam (intra ocular lens atau IOL). Tehnik ini merupakan suatu gebrakan dalam operasi katarak modern yang memiliki banyak keuntungan karena dilakukan dengan irisan kecil sehingga menyebabkan trauma yang lebih kecil pada endotel kornea, menimbulkan astigmatisma lebih kecil dibanding EKIK, dan menimbulkan luka yang lebih stabil dan aman.

Operasi EKEK tidak boleh dilakukan apabila kekuatan zonula lemah atau tidak cukup kuat untuk membuang nukleus dan korteks lensa, sehingga harus dipilih teknik operasi katarak yang lain.

Small Incision Cataract Surgery (SICS)

Sejak pertama kali dilakukan, tehnik operasi katarak ekstrakapsuler berkembang pesat dalam waktu 30 tahun terakhir.

SICS merupakan suatu tehnik operasi katarak yang cukup populer saat ini. Perbedaan yang nyata dengan EKEK adalah pada irisan operasi dilakukan dengan irisan yang kecil sehingga terkadang hampir tidak membutuhkan jahitan pada luka insisi. Di samping itu, SICS juga memungkinkan dilakukan dengan anestesi topikal.

Penyembuhan yang relatif lebih cepat dan risiko astigmatisma yang lebih kecil juga merupakan keunggulan SICS dibanding EKEK.

Keuntungan manual SICS dibandingkan dengan fakoemulsifikasi antara lain adalah kurve pembelajaran lebih pendek, dimungkinkan dengan kapsulotomi can opener, instrumentasi lebih sederhana, merupakan alternatif utama bila

operasi fakoemulsifikasi gagal, risiko komplikasi lebih rendah, waktu pembedahan lebih singkat, dan secara ekonomis lebih murah.

Bagi operator pemula, indikasi manual SICS apabila dijumpai sklerosis nukleus derajat II dan III, katarak subkapsularis posterior, awal katarak kortikalis. Bagi operator yang berpengalaman, beberapa katarak jenis lain dapat ditangani secara mudah.

Beberapa kriteria ideal untuk dilakukan manual SICS adalah pada kondisi kornea dengan kejernihan baik, ketebalan normal, endotelium sehat, kedalaman bilik mata edepan cukup, dilatasi pupil yang cukup, zonula yang utuh, tipe katarak kortikal , atau sklerosis nuklear derajat II dan III.

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular dengan Fakoemulsifikasi

Tehnik operasi dengan fakoemulsifikasi menggunakan suatu alat disebut “tip“ yang dikendalikan secara ultrasonik untuk memecah nukleus dan mengaspirasi lensa, sehingga berbeda dengan EKEK konvensional. Pada fakoemulsifikasi, luka akibat operasi lebih ringan sehingga penyembuhan luka juga berlangsung lebih cepat, di samping perbaikan penglihatan juga lebih baik.

Astigmat pasca bedah katarak bisa diabaikan. Kerugiannya kurve pembelajaran lebih lama, biaya tinggi, dan komplikasi saat operasi bisa lebih serius.

Komplikasi Bedah Katarak

Komplikasi bedah katarak dapat dibedakan menjadi komplikasi saat pembedahan, awal paska pembedahan, dan lambat paska pembedahan. Berdasarkan jaringan yang terkena, komplikasi bedah katarak dibedakan atas kornea, iris, posisi lensam media, retina, adneksa, dan komplikasi yang lain.

Beberapa komplikasi pasca bedah katarak yang tercatat di RS dr. Sardjito adalah Uveitis anterior (2,96%), Glaukoma sekunder (1,48%), Endoftalmitis (0,99%), dan Dekompensasi endotel (0,74%).

Penyebab terjadinya komplikasi bedah katarak masih belum dapat dijelaskan dengan pasti. Predisposisi genetik HLA tertentu, sindrom pseudo eksfoliasi, reaksi imunologik akibat masuknya bakteri propionibacterium acne, dan reaksi toksik terhadap substansi pseudofakos merupakan dugaan penyebab komplikasi bedah katarak.

Akhir-akhir ini dilaporkan adanya komplikasi pasca bedah lain yaitu Toxic Anterior Segment Syndrome (TASS). TASS merupakan inflamasi pasca operasi segmen depan mata. Adanya TASS biasanya ditandai dengan keluhan nyeri yang minimal atau bahkan tanpa nyeri, pembentukan fibrin, edema kornea, dan tidak adanya keterlibatan vitreus. Gejala tersebut sering muncul pada hari operasi dilakukan atau satu hari setelahnya. TASS menjadi suatu masalah yang penting sejak beberapa bulan terakhir karena sindrom ini masih sulit untuk diungkapkan karena belum ada pencegahan yang berarti.

Referensi

AAO. 2004 - 2005. Lens and cataract. BCSC Sec-11. AAO - San Francisco.

Blumenthal M, Kansas P. 2004. Small Incision Manual Cataract Surgery: Mini-Nuc and Fluidics Phacosection and Viscoexpression. Dalam Highlights of Ophthalmology International.

Montan P. 2001. Endophthalmitis. Curr Opin Ophthalmol 12:75-81.

Vancouver: Lippincott William & Wilkins.

Fishkind WJ. 2002. Complications in Phacoemulsification. Thieme.

Gills JP, Martin RG, Sanders DR. 1992. Suturuless Cataract Surgery.

SLACK Incorporated.

Jaffe NS, Jaffee MS, Jaffee GF. 1990. Cataract Surgery and Its Complications. The CV Mosby Company.

Holland SP, Morck DW, Lee TL. 2007. Update on Toxic Anterior Segment Syndrome. Curr Opin Ophthalmol 18:4-8. Vancouver:

Lippincott William & Wilkins.

Soekardi I, Hutahuruk JA. 2004. Transisi Menuju Fakoemulsifikasi.

Granit, Kelompok Yayasan Obor Indonesia.

Suhardjo. 1995. Beberapa KOmplikasi Pasca Bedah Katarak dengan Pemasangan Pseudofakos di RSUP dr. Sardjito. Berkala Ilmu Kedokteran 27;1:33-38.

BAB 5. RETINA

dr. Angela Nurini Agni, SpM, MKes dr. Tri Wahyu Widayanti, SpM, MKes dr. Aditya Tri Hernowo

Dalam dokumen Dokumen referensi: Daftar Isi (Halaman 110-115)