• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada karya ilmiah terapan ini penulis akan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang didapatkan pada saat melakukan praktek layar di KM. NIKI SAE yang dilaksanakan oleh penulis dengan periode 23 NOVEMBER 2018 sampai dengan 30 NOVEMBER 2019. KM. NIKI SAE adalah kapal ROLL ON ROLL OFF (RORO) yang berada di bawah management PT. BERLIAN LAUTAN SEJAHTERA yang dipergunakan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan. Dengan data-data yang lebih lengkap tentang KM. NIKI SAE di bawah ini:

Data-data Teknis KM. NIKI SAE (ship’s particular)

Ship Name : KM. NIKI SAE

Nationality : Indonesia

Classification : Biro Klasifikasi Indonesia Port of Resistry : Surabaya

Call Sign : P L S G

IMO Number : 911 5066 Kind Of Ship : Ferry Ro-Ro Gross Tonnage : 3.664 GRT

Net Tonnage : 2.036 Net Tonnage Length Over All : 106 m

(2)

L. B. P : 95 m Jumlah awak kapal :

Perwira : 11 orang

A B K : 13 orang

Cadet : 4 orang

Di KM. NIKI SAE juga terdapat alat navigasi elektronik yang menunjang untuk keselamatan dalam pelayaran dan membantu navigasi saat di pelayaran sempit, seperti Radio Detection and Ranging (RADAR), Global Positioning System (GPS), dan Echosounder. KM. NIKI SAE mempuyai 1 Echosounder dengan merk FURUNO.

B. HASIL PENELITIAN 1. Penyajian Data

Penggunaan Echosounder sangatlah penting untuk dilakukan untuk mencegah terjadinya kandas terutama bagi kapal kapal yang berlayar di alur pelayaran sempit seperti sungai yang mana memiliki kedangkalan air yang berbeda dan massa air yang berbeda yang juga berbeda sehingga kapal mengalami efek squat sebagai akibat dari tekanan air dangkal dan selain itu kapal juga mengalami draft akibat dari perbedaan massa jenis air laut dan air tawar. Oleh sebab itu jika penggunaan Echosounder tidak dilakukan dengan baik dan benar maka kapal berpotensi mengalami kandas yang akan membahayakan kapal, muatan serta semua orang yang ada di atas kapal.

(3)

Seperti halnya peraturan yang tertera dalam SOLAS chapter v regulation 19. bahwa kapal dengan GT 300 atau lebih serta kapal penumpang harus melengkapi alat navigasi salah satunya Echosounder demi terciptanya keselamatan pelayaran.

Ketika kapal memasuki alur pelayaran sempit atau saat kapal akan meninggalkan atau memasuki alur pelayaran sempit maka dari itu alat navigasi Echosounder di nyalakan untuk memonitor kedalaman air untuk menghindar bahaya kandas.

Gambar 3.1 Echosounder KM. NIKI SAE

Pengunaan Echosounder di kapal taruna praktek hanya di gunakan saat ingin keluar masuk alur pelayaran sempit, biasanya Echosouder dihidupkan saat taruna akan melaksanakan One Hour Notice (OHN) dan di matikan saat kapal sudah sandar diprlabuhan. Adapun masalah mengenai Echosounder yang telah terjadi dikapal taruna antara lain:

(4)

Tanggal / Jam

Posisi Kedalaman di Echosounder

Kedalaman di Peta

Akurasi

18/10/2019 04.25 LT

Alur sungai barito banjarmasin

4.5 Meter 5 meter Terdapat selisih antara peta dengan Echosounder

Pada tanggal 18 Oktober 2019 pada saat kapal berlayar dari surabaya tujuan banjarmasin dan akan memasuki alur sungai barito terjadi ketidak singkronan data dari Echosounder yang mana seharusnya kedalaman di sungai barito sekitar 5 meter akan tetapi di Echosounder tertera sekitar 4.5 meter lebih yang mana sangat berbeda dengan yang tertera di peta pada saat itu kapal akan menghindar tongkang yang melintang di tengah alur sedangkan air posisi sedang surut, karena hal tersebut kapal kandas dan harus menunggu air pasang agar bisa terbebas.

Gambar 3.2 log book saat kandas

(5)

Gambar 3.3 peta saat kapal kandas

2. Analisis Data

Dari kejadian di atas dapat di analisa bahwa sebagai perwira jaga harus selalu melakukan pengecekan dan perawatan secara rutin terhadap Echosounder baik saat akan masuk alur maupun saat akan meninggalkan pelabuhan. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar kondisi Echosounder selalu dalam keadaan yang baik dan siap saat akan digunakan.

Pada saat kapal akan memasuki alur sungai barito banjarmasin kapal behadapan dengan tugboat yang menarik tongkang dan saat itu posisi air sedang surut, tugboat tersebut melintang di tengah alur akhirnya nakhoda memutuskan untuk menghindari tongkang tersebut dan mengemudikan kapal agak ke kiri mendekati Buoy merah setelah melewati tongkang tersebut kapal langsung kandas. Hal ini di sebabkan karena kapal terlalu

(6)

kekiri melewati perairan dangkal dan juga nakhoda tidak memperhatikan kedalaman yang terbaca oleh Echosounder. Saat itu kapal hanya mempunyai Draft 4.5 meter, dipeta kedalaman laut 5 meter, dan di Echosounder 4.5 meter. Perbedaan kedalaman di peta dan di Echosounder inilah yang menyebabkan kapal kandas.

C. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan materi penelitian yang diambil dari observasi yang dilakukan selama praktek layar. Peneliti dapat lebih mengenal tentang Echosounder dikapal serta cara pengoperasiannya dan juga ke akuratan Echosounder saat mendeteksi kedalaman air pada saat akan memasuki alur pelayaran sempit. Dapat diambil bahwa Echosounder bermanfaat dalam keselamatan pelayaran apabila bisa di manfaatkan kinerja dari Echosounder tersebut juga melaksanakan peraturan SOLAS Chapter V Regulation 19 bahwa kapal dengan GT 300 atau lebih wajib mempunyai alat navigasi Echosounder.

Pada studi lapangan yang telah dilaksanakan di KM. NIKI SAE penggunaan Echosounder kurang optimal dikarenakan perwira jaga tidak terlalu memperhatikan Echosounder ketika dinas jaga navigasi di alur pelayaran sempit. Hal ini ditandai dengan tidak sadarnya perwira jaga dengan adanya bahaya kandas. Seharusnya perwira jaga harus sering memperhatikan Echosounder tersebut apabila akan memasuki alur pelayaran sempit agar terhindar dari bahaya kandas.

Seperti halnya masalah yang telah terjadi seharusnya Nahkoda memberikan pengarahan terhadap setiap mualim jaga agar memahami

(7)

betul tentang macam-macam alat-alat navigasi dan juga harus mengetahui betul apa yang harus dipersiapkan pada saat memasuki alur pelayaran.

Nahkoda juga harus melakukan pengawasan setiap waktu kepada mualim jaga untuk memastikan bahwa mualim jaga memahami betul tentang alat navigasi dan juga apa yang harus dipersiapkan setiap melewati alur pelayaran sempit. Agar kejadian kapal kandas tidak terjadi lagi maka hal- hal yang perlu dilakukan adalah:

a. Selalu melakukan perawatan dan pengecekan terhadap semua alat navigasi tidak terkecuali Echosounder agar saat alat navigasi tersebut digunakan selalu dalam keadaan siap pakai dan dalam kondisi yang baik.

b. Selalu memperhatikan atau koreksi perbedaan kedalaman yang ditunjukkan antara peta dan Echosounder apabila terjadi perbedaan yang cukup besar maka segera cari tahu penyebabnya dan bila perlu panggil teknisi untuk memeriksa dan maintenance Echosounder tersebut.

c. Memperhatikan pasang surut alur pelayaran yang akan di lewati agar dapat memperkirakan bisa atau tidaknya melewati alur tersebut dengan draft kapal yang dimiliki.

(8)

33 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil rumusan masalah dari hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa Echosounder dapat dioptimalkan dengan cara pengamatan Echosounder ketika akan memasuki alur pelayaran sempit.

B. SARAN

Dari pembahasan kesimpulan di atas maka penulis hanya dapat memberikan masukan dan saran tentang penelitian pengoperasian dan pemanfaatan Echosounder agar menambah wawasan bagi para pelaut dan perusahaan pelayaran dalam meningkatkan keselamatan pelayaran sebagai berikut :

1. Perwira jaga terutama mualim II harus mengerti tentang fungsi sistem Echosounder agar bisa mengerti cara pengoperasian dan pemanfaatan Echosounder supaya bisa menghindari resiko bahaya kandas.

2. Mualim II sebagai mualim yang bertanggung jawab tentang alat navigasi harus senantiasa mengupdate peta setiap minggunya sesuai dengan Notice To Marine yang berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran.

3. Perwira jaga harus melakukan pengecekan Echosounder saat memasuki alur pelayaran sempit agar Echosounder dapat dimanfatkan dengan maksimal.

(9)

34

Apabila saran-saran tersebut diatas kapal dapat dilaksanakan dengan baik dan benar maka akan mengurangi terjadinya resiko bahaya kandas.

Referensi

Dokumen terkait

BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin menetapkan bahwa uang muka (urbun) murabahah diperbolehkan, bank dapat meminta uang muka apabila kedua belah pihak

Perencanaan dan pembentukan iPusda Batola dilakukan pada tahun 2019 kemudian pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Barito Kuala mulai membentuk

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan PT Artha Mulia Maju Jaya Banjarmasin dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan asset lancar tanpa

Penerimaan kas dari penjualan tunai pada Mongky Clothing Banjarmasin dimulai saat pelanggan datang secara langsung ke toko untuk memesan baju dan melakukan

Penerimaan kas dari penjualan tunai pada Mebel Roby Banjarmasin dimulai saat pelanggan datang secara langsung ke Mebel untuk membeli barang yang dibeli. Saat pelanggan

Dari grafik diatas menunjukan rasio solvabilitas untuk Koperasi Karyawan Sabilal Muhtadin Banjarmasin cukup stabil dalam memenuhi kewajibannya, dimana dari grafik

1) Meliput atau mendokumentasikan kegiatan-kegiatan penting yang dilaksanakan di Masjid Al-Ummah Banjarmasin dalam bentuk foto atau video. 2) Mendesain ulang

PT Gagah Satria Manunggal Banjarmasin memiliki sistem pencatatan data transksi penerimaan dan pengeluaran kas yang sudah terkomputerisasi tetapi masih menggunakan