• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Penguatan Profesi Guru (P2K) terkait kegiatan Kemuhammadiyahan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Tahun 2016 dinyatakan diterima dan disahkan. Pengabdian Muhammadiyah merupakan bagian dari program Pengembangan Profesi Keguruan (P2K) yang merupakan salah satu persyaratan akademik di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

PERSEMBAHAN

Namun berkat kesabaran, keikhlasan, pengorbanan dan kerja keras serta doa dan motivasi dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Nursalam, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, (3) Akhir, S.P.d., M.Si. Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan semuanya.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat nelayan sebagai salah satu aspek kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai peranan penting dalam pemanfaatan sumber daya alam. Maka salah satu hal yang banyak mendapat perhatian adalah hubungan kerjasama yang terjalin antar punggawa sawi pada komunitas nelayan di desa Lamahala.

Rumusan Masalah

Dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut, masyarakat nelayan melakukannya dengan cara yang sangat sederhana, hal inilah yang menjadi ciri khas masyarakat nelayan pada masa lalu.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang berkaitan erat dengan permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemikiran pemerintah daerah sebagai landasan kebijakan pembangunan masyarakat, khususnya masyarakat nelayan, yang juga merupakan bagian penting dalam pembangunan nasional.

Defenisi Operasional

Hubungan patron-klien merupakan hubungan yang terjadi antara individu yang berbeda status sosial ekonominya, yaitu pihak yang satu memberi lebih dan pihak yang lain menerima lebih banyak (Ahimsa-Putra dkk, 2003: 24). Dalam hal ini, kami tidak melihat perbedaan antara hubungan eksploitatif dan hubungan patron-klien. Dalam konteks hubungan antar kelompok atau etnis, hubungan patron-klien ini lambat laun menjadi hubungan yang bersifat struktural dan dominan.

Hubungan patron dan pelanggan timbul dari kepentingan ekonomi pihak-pihak yang terlibat. Hubungan patron-klien terjadi karena patron mempunyai kewajiban untuk memperhatikan kliennya seperti seorang ayah terhadap anaknya.

Kondisi Budaya Masyarakat Nelayan

Untuk itu perlu dipikirkan alternatif solusi strategis untuk mengatasi permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat nelayan. Dalam hal ini, program jaminan sosial yang formal merupakan salah satu strategi yang perlu dipertimbangkan untuk mengatasi krisis sosial ekonomi yang berdampak pada kehidupan masyarakat nelayan. Kebijakan tersebut tidak dibarengi atau dibarengi dengan kebijakan sejenis mengenai bagaimana seharusnya masyarakat nelayan menjaga kelestarian sumber daya laut.

Hal ini terlihat dari lemahnya dukungan kebijakan lembaga perbankan resmi terhadap penyaluran kredit berbunga rendah kepada masyarakat nelayan secara terus menerus dan konsisten. Selain itu, belum adanya pihak-pihak yang secara penuh dan serius membantu pembangunan masyarakat nelayan mendorong masyarakat nelayan untuk mengembangkan strategi kemandirian berdasarkan sumber daya yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi.

Kohesi sosial Nelayan Punggawa dan Nelayan Sawi

Bagi masyarakat pedesaan di Lamahala yang didominasi wilayah laut atau pesisir, sistem ponggawa-sawi merupakan hal yang vital atau dominan. Dalam sistem ponggawa-sawi sebagai suatu institusi, biasanya berlaku seperangkat aturan, sebagaimana dijelaskan oleh Suriamihardja dan Yusran (1997). Bahkan pada konfigurasi kategori nelayan tradisional atau nelayan kecil masih belum mengakomodir sistem ponggawa-sawi.

Secara historis, sistem ponggawa-sawi telah lama digunakan oleh sebagian besar masyarakat pesisir yang memanfaatkan sumber daya perikanan. Oleh karena itu, sistem tradisional ini tidak bisa dianggap remeh. Isu strategis dalam sistem ponggawa-sawi adalah bagaimana mengubah pola pikir yang berorientasi bisnis menjadi pemanfaatan sumber daya perikanan yang berkelanjutan.

Kerangka pikir

Dalam masyarakat nelayan terdapat hubungan antara punggawa dan sawi, yaitu: Punggawa adalah nelayan yang mempunyai modal dan mempunyai alat penangkapan ikan, perahu dan sarana lainnya. Sedangkan Sawi adalah nelayan penggarap yang hanya mempunyai modal dan keterampilan untuk menjalankan usaha penangkapan ikan dan bertanggung jawab kepada penggarapnya. Hubungan Punggawa sawi secara sederhana diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang terlihat ketika individu dan kelompok manusia bertemu dan menentukan sistem dan bentuk hubungan tersebut dan apa yang akan terjadi jika terjadi perubahan yang menyebabkan terguncangnya cara hidup yang ada. adalah atau dengan kata lain hubungan punggawa sawi diartikan sebagai saling mempengaruhi antara berbagai aspek kehidupan bersama.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa hubungan antara seseorang atau sekelompok orang tidak berdiri sendiri dan berdiri sendiri satu sama lain, melainkan selalu berkaitan dengan berbagai faktor lain, baik yang melekat pada diri orang itu sendiri maupun pada orang-orang disekitarnya. suatu bentuk kehidupan bersama.

Definisi Operasional

Kerjasama merupakan usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menangkap dan memahami sesuatu di balik fenomena sosial yang ada di masyarakat. Metode kualitatif deskriptif menggunakan teori sebagai landasan dalam melakukan penelitian dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang sebenarnya merupakan sudut pandang penelitian dengan terlebih dahulu menggunakan teori sebagai alat, ukuran, bahkan instrumen untuk menyusun hipotesis sehingga peneliti menggunakan teori secara tidak langsung sebagai “kacamatanya”. dalam masalah penelitian.

Landasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penggunaan pendekatan yang memperlakukan subjek penelitian sebagai satu kesatuan yang terpadu guna memperoleh fakta-fakta yang meyakinkan. Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun V, Desa Lamahala Jaya, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dimana kawasan ini merupakan pusat kegiatan penangkapan ikan.

Informan Penelitian

Fokus Penelitian

Instumen Penelitian

Data adalah satu atau lebih pernyataan yang dikumpulkan oleh peneliti dengan mencatat fakta-fakta yang diperoleh dari peneliti (individu yang diamati). Menurut jenis data yang akan diklasifikasikan dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut: (Ulber Silalahi: 2012). Fakta dan ciri-ciri yaitu berkaitan dengan apa yang diketahui dan ciri-ciri atau latar belakang responden.

Sedangkan format data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk uraian atau kategori, bukan dalam bentuk angka. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah nelayan punggawa dan nelayan ikan sawi b.

Teknik Pengumpulan Data

Analisis Data

Reduksi data, yaitu kegiatan merangkum berbagai catatan lapangan yang telah diambil dan memilahnya menurut masalah penelitian. Representasi data, yang dibuat dengan tujuan untuk memudahkan mendapatkan gambaran hasil penelitian secara keseluruhan dalam bentuk matriks atau pengkodean. Member check atau pengecekan data dilakukan oleh peneliti pada penyedia data untuk menjamin kebenaran dan keabsahan data, untuk itu dilakukan triangulasi atau jebakan.

Triangulasi sumber adalah proses pencocokan atau pencocokan data yang diperoleh dengan sumber lain seperti dokumen dalam bentuk perbandingan. Sedangkan metode triangulasi adalah mencocokkan atau membandingkan informasi atau data yang diperoleh dari satu informan dengan informan lainnya.

Kondisi Geografis

Di Flores Timur yang berada di Pulau Adonara diketahui banyak sekali peluang bagi para nelayan karena melihat potensi alam yang dimiliki pantainya, selain sebagai tempat wisata juga sebagai tempat mencari ikan, maka Pulau Adonara sebenarnya menawarkan peluang bagi para nelayan. nelayan untuk menangkap ikan selain pekerjaan lain yang ada di Pulau Adonara. Bermula dari Pulau Adonara yang terbagi menjadi beberapa kecamatan, disini menurut lokasi penelitian Kecamatan Adonara Timur yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Pulau Adonara menunjukkan bahwa terdapat peluang yang besar bagi para nelayan untuk melakukan penangkapan ikan. berprofesi sebagai pencari ikan, dimana kecamatan ini mempunyai tempat atau daerah yang terdapat pantai atau laut lepas sehingga memberikan lapangan kerja bagi para nelayan atau masyarakat yang berada di daerah tersebut. Daratan yang menjadi sumber kelangsungan hidup mereka adalah laut, faktor yang sangat berpengaruh adalah musim, yang mana dikenal dua musim yaitu : musim barat yang mencapai puncaknya pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim timur berlangsung dari bulan April hingga September. .

Dulu, sebelum nelayan menggunakan perahu motor, musim barat yang ombaknya besar kerap menjadi kendala. Saat ini nelayan yang menggunakan perahu atau perahu motor juga bisa beroperasi pada musim barat, terutama di daerah yang terlindung dari badai, ombak, dan arus kuat.

Kondisi Demografi

  • Pendidikan dan Keterampilan
  • Tipe Keluarga dan Peranan Wanita
  • Mata Pencaharian

Ada kecenderungan masyarakat Desa Lamahala Jaya yang telah menyelesaikan pendidikan cukup tinggi untuk merantau ke tempat lain dimana lapangan kerja yang biasanya tersedia di Desa Lamahala Jaya sangat terbatas. Selain itu kegiatan yang dilakukan di Desa Lamahala untuk menunjang perekonomian adalah dengan berdagang atau dengan kata lain penjualan hasil tangkapan. Jumlah ini diperkirakan jauh lebih tinggi di Desa Lamahala Jaya, selain karena jumlah penduduk yang lebih besar dan juga karena warga memiliki akses yang lebih mudah ke tempat lain dari tempat tersebut.

Jika dikelompokan, di Desa Lamahala Jaya terdapat 145 orang yang berprofesi sebagai petani, 213 orang sebagai nelayan, 68 orang sebagai peternak, sedangkan 55 orang PNS, 50 orang TNI/Polri, 278 orang bekerja sebagai pengusaha kecil dan menengah. Jenis pekerjaan di luar melaut sudah lama berkembang khususnya di Desa Lamahala Jaya, dimana pekerjaan sebagai pedagang merupakan pekerjaan baik perempuan maupun laki-laki.

Latar Belakang Hubungan Kerja Antar Punggawa Dan Sawi

Hubungan kerja tersebut dijelaskan di bawah ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan punggawa dan sawi. Hubungan punggwa dan sawi sangat erat, bos mempunyai sawi atau klasik untuk keluarganya. Kepercayaan punggawa dan sawi sangat diperlukan dalam hubungan kerja antar nelayan di Lamahala, agar hubungan ini dapat terjalin secara turun-temurun.

Berbagai pernyataan mengenai hubungan punggawa dan sawi diperoleh dari banyak informasi para peneliti. Kepercayaan para punggawa dan semangat sawi dalam berkarya menciptakan hubungan erat yang terjalin hingga beberapa generasi punggawa dan sawi.

Pembahasan

  • Hubungan Ekonomi Masyarakat Nelayan
  • Hubungan Sosial Masyarakat Nelayan
  • Saran

Selain itu, hubungan kerja dengan pihak lain tidak didasari atas kekerabatan, namun berdasarkan kemampuan dan keahlian melaut, siapa yang bersedia bekerjasama dengan syarat-syarat yang disepakati, biasanya kerjasama dengan pihak ketiga, yang sebagian besar di luar Lamahala Jaya. Desa. Hubungan kerja disini adalah hubungan dalam artian melaut atau menangkap ikan di laut, yang dalam hal ini adalah hubungan kerja antar pekerja perikanan. Dalam keluarga masyarakat nelayan Desa Lamahala Jaya, tugas dan hak setiap anggota keluarga dibedakan berdasarkan umur.

Maka dari kesepakatan dalam pelaksanaan hubungan kerja dan mengenai pembagian kerja sudah jelas menjadi kesepakatan karena ini adalah kehidupan yang saling bergantung satu sama lain. Model hubungan anak buah kapal (pekerja) dengan atasan ditinjau dari hubungan sosial ekonomi adalah hubungan kerja yang didalamnya terdapat pembagian kerja dan pembagian hasil.

Referensi

Dokumen terkait

Previous Related Research Findings Gitawati 2010”The Correlation between the Students‟ Learning Motivation and Their Achievement in English A Correlation Study in The Eight Class of

ii DAFTAR TABEL Table 3.1: Keadaan Populasi Siswa SMK Negeri 1 Bantaeng...……….34 Table 3.2: Tabel Interprestasi...……….39 Tabel 4.1: Saya merasa senang mengikuti kegiatan belajar

The last, statement that she don't have an English course includes the category of external factors that can be classified in more detail as “Facilities” This condition happened because

The researcher will observe the students’ activity in following teaching and learning process in the class to find out the students data about functions and kinds of code switching they

Simbol Identitas yang Terdapat Pada Film Sumiati Dari hasil analisis wawancara menunjukan bahwa dalam Film Sumiati bahasa yang digunakan tetap pada bahasa yang formal atau cara

Berikut hasil wawancara dengan masyarakat Khususnya di Kecamatan Tanete Riaja Melalui observasi ini yang dilakukan oleh peneliti dengan langsung melihat bagaimana kondisi dan kenyataan

iv UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Rahmawati Nim : 10536 4396 12 Jurusan

Penelitian yang dilakukan oleh Andi Selviana 2017 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 6 Gowa setelah pembelajaran melalui metode the learning cell berada