• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN, DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG

SMART GOVERNANCE

OPTIMALISASI LAYANAN FISIOTERAPI TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN PEMBERIAN EDUKASI STIMULASI MOTORIK DI WILAYAH PUSKESMAS SEBOROKRAPYAK BANYUURIP

KABUPATEN PURWOREJO

NAMA : RIZKI INDAH WIDYASTUTI, A.Md.Ftr

NIP : 199411122022032006

NO DAFTAR HADIR : 37

JABATAN : TERAMPIL - FISIOTERAPIS PELAKSANA

COACH : KRISTIANA WIDIAWATI, SPi.,MT

MENTOR : drg. MAHARANI MANTUSIANA

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN CLXXV BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2022

(2)

ii ABSTRAK Rizki Indah Widyastuti [email protected]

posyandu balita adalah adalah pos pelayanan terpadu dimana para ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator. Optimalisasi Pelayananan Fisioterapi terhadap Tumbuh kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo dilaksanakan guna membantu program pemerintah untuk menangani dampak dari stunting di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo. Aktualisasi dan habituasi dalam agenda Pelatihan Dasar CPNS bertujuan agar peserta dapat mengimplementasikan Core Value ASN yang meliputi BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif; Manajemen ASN; Smart ASN serta kedudukan dan peran PNS untuk mendukung Smart Governance merupakan upaya untuk mengatasi isu Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi terhadap Tumbuh kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo. Gagasan kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 01 Oktober hingga 05 November 2022 meliputi: 1) Melakukan identifikasi kondisi tumbuh kembang anak di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip, 2) Membuat media edukasi tentang fisioterapi pada tumbuh kembang anak, , 3) Membuat form screening tumbuh kembang anak dan panduan penggunaan, , 4) Memberikan edukasi fisioterapi tentang stimulasi motorik pada tumbuh kembang anak, 5) Melakukan evaluasi kegiatan.

Aktualisasi dan habituasi telah terlaksana dan mendapatkan hasil yaitu setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat (kompeten).

Meningkatnya pengetahuan ibu balita diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat kearah yang lebih positif sehingga jika terdapat keterlambatan tumbuh kembang dapat segara ditangani sehingga tidak berkelanjutan. Pembuatan media edukasi (adaptif) bertujuan untuk mempermudah dalam memberikan edukasi serta agar lebih menarik dan mudah dipahami (berorientasi pelayanan). Terlaksananya aktualisasi dan habituasi Optimalisasi Pelayananan Fisioterapi terhadap Tumbuh kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan fisioterapi yang ada di Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Puworejo.

Kata kunci : Aktualisasi, Habituasi, berAKHLAK,core value, Tumbuh kembang anak, Fisioterapi, Stimulasi Motorik

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN, DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG

SMART GOVERNANCE

OPTIMALISASI LAYANAN FISIOTERAPI TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN PEMBERIAN EDUKASI STIMULASI MOTORIK DI WILAYAH PUSKESMAS SEBOROKRAPYAK BANYUURIP

KABUPATEN PURWOREJO

Nama Peserta : Rizki Indah Widyastuti, A.Md.Ftr

NIP : 199411122022032006

Nomor Daftar Hadir : 37

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 25 November 2022

Tempat : BPSDMD Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 24 November 2022 Menyetujui,

Coach

Kristiana Widiawati, SPi.,MT Widyaiswara Ahli Madya NIP.197112041999032007

Mentor

Kepala Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip

drg. Maharani Mantusiana Pembina Tk I

NIP. 197008272006042001

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN, DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG

SMART GOVERNANCE

OPTIMALISASI LAYANAN FISIOTERAPI TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN PEMBERIAN EDUKASI STIMULASI MOTORIK DI WILAYAH PUSKESMAS SEBOROKRAPYAK BANYUURIP

KABUPATEN PURWOREJO

Nama Peserta : Rizki Indah Widyastuti, A.Md.Ftr

NIP : 199411122022032006

Nomor Daftar Hadir : 37

Dinyatakan telah diseminarkan pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 25 November 2022

Tempat : BPSDMD Jawa Tengah

Semarang, 25 November 2022 Mengesahkan,

Coach

Kristiana Widiawati, SPi.,MT Widyaiswara Ahli Madya NIP.197112041999032007

Mentor

Kepala Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip

drg. Maharani Mantusiana Pembina Tk I

NIP. 197008272006042001 Narasumber/Penguji

Ir. Wardi Astuti, MPD Widyaiswara Ahli Utama NIP. 196608181992032015

(5)

v PRAKATA

Puji syukur peserta latsar panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya Laporan Aktualisasi “Optimalisasi Layanan Fisioterapi Terhadap Tumbuh Kembang Anak dengan Pemberian Edukasi Stimulasi Motorik di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo” dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Laporan Aktualisasi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhu tugas Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) agar dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan Aktualisasi penanaman nilai-nilai berAKHLAK serta kedudukan dan peran PNS untuk mendukung Smart Governance pada masa habituasi di Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo.

Laporan aktualisasi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak dan peserta latsar ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Mohammad Arief Irwanto, M.Si., sebagai Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan dukungan fasilitas selama Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022;

2. Bapak Fithri Edhi Nugroho, S.E., M.M., selaku Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Purworejo yang telah memotivasi dan memfasilitasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS 2022;

3. Ibu Ir. Wardi Astuti, MPD, selaku Narasumber/ Penguji dalam seminar aktualisasi latsar CPNS;

4. Ibu Kristiana Widiawati, SPi., MT., selaku coach yang senantiasa membimbing dengan sabar dan memberikan arahan dalam penyusunan Laporan Aktulisasi;

5. Ibu drg. Maharani Mantusiana, selaku mentor sekaligus kepala Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip yang membimbing, memberikan semangat dan menyediakan sarana dalam penyusunan Laporan Aktualisasi;

6. Seluruh Widyaiswara yang memberikan ilmunya;

7. Rekan kerja di lingkungn Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo;

(6)

vi

8. Teman-teman seperjuangan peserta Pelatihan Dasar CPNS angkatan CLXXV atas dukungan dan kerjasamanya;

9. Kedua orang tua, Suami, Anak, dan Saudara tercinta serta segenap keluarga atas doa, perhatian, dan dukungan yang tiada hentinya Peserta Latsar menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangan peserta latsar harapkan.

Semarang, 24 November 2022 Peserta Latsar CPNS 2022

Rizki Indah Widyastuti, A.Md.Ftr 199411122022032006

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PRAKATA ...v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I GAMBARAN UMUM ORGANISASI ... 1

A. Gambaran Umum Organisasi ... 1

1. Dasar Hukum Organisasi ... 3

2. Tugas Fungsi Organisasi ... 4

3. Susunan/Struktur Organisasi dan Tata Kerja dasar ... 5

4. Visi Misi Kepala Daerah ... 6

5. Tujuan Organisasi ... 7

6. Nilai-nilai Budaya Organisasi ... 8

B. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Peserta ... 8

C. Role Model ... 10

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI ... 12

A. Identifikasi Isu dan deskripsi Isu ... 12

B. Analisis Isu ... 15

C. Analisis Penyebab Isu ... 19

D. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan ... 21

E. Gagasan Pemecahan Isu ... 22

F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi ... 23

G. Jadwal Rancangan Aktualisasi ... 39

BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI ... 42

A. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal ... 42

B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi ... 43

C. Kondisi Sebelum dan Sesudah ... 64

BAB IV SIMPULAN ... 65

RENCANA TINDAK LANJUT ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

CURRICULUM VITAE ... 68

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Seborokrapyak ... 2

Tabel 2 Wilayah Kerja Puskesmas Seborokrapyak ... 2

Tabel 2.1 Analisis APKL ... 16

Tabel 2.2 Kriteria APKL ... 17

Tabel 2.3 Analisis USG ... 18

Tabel 2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi ... 25

Tabel 2.5 Jadwal Rancangan Aktualisasi ... 39 Tabel 3.1 Kondisi Sebelum dan Sesudah dilaksanakan Aktualisasi 64

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampak Depan Puskesmas Seborokrapyak ... 1

Gambar 2 Letak Kecamatan Banyuurip ... 1

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Seborokrapyak ... 5

Gambar 1.2 Role Model ... 10

Gambar 2.1 Kegiatan Posyandu Lansia ... 14

Gambar 2.2 Kegiatan Posyandu Balita ... 14

Gambar 2.3 Kegiatan Kelas Ibu Hamil ... 15

Gambar 2.4 Diagram Fishbone ... 20

Gambar 2.5 Gagasan Pemecahan Isu ... 22

Gambar 3.1 Konsultasi dengan mentor ... 44

Gambar 3.2 Melakukan kerjasama dengan bidan dan nutrisionis .. 44

Gambar 3.3 Hasil Identifikasi kondisi tumbuh kembang ... 44

Gambar 3.4 Menyampaikan hasil identifikasi ... 46

Gambar 3.5 Membuat desain edukasi lembar balik dan poster ... 48

Gambar 3.6 Melakukan konsultasi dengan mentor ... 49

Gambar 3.7 Poster Red Flag Pada Anak ... 49

Gambar 3.8 Hard Poster dan Lembar Balik ... 50

Gambar 3.9 desain form screening tumbuh kembang ... 52

Gambar 3.10 Melakukan konsultasi dengan mentor ... 53

Gambar 3.11 Form screening tumbuh kembang ... 53

Gambar 3.12 Panduan penggunaan form sceening ... 54

Gambar 3.13 Form screening tersimpan dalam googlefom ... 55

Gambar 3.14 Melakukan konsultasi dengan mentor ... 57

Gambar 3.15 Melakukan Koordinasi dengan bidan ... 57

Gambar 3.16 Memberikan materi edukasi di Posyandu ... 58

Gambar 3.17 Melakukan Tanya Jawab ... 58

Gambar 3.18 Kuesioner pada googleform ... 61

Gambar 3.19 Konsultasi via WA ... 61

Gambar 3.20 Membagikan link di grup WA ... 62

Gambar 3.21 Menyajikan hasil evaluasi kepada mentor ... 62

(10)

BAB I

GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Gambaran Umum Organisasi

Gambar 1 Tampak Depan Puskesmas Seborokrapyak

Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip adalah sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah Purworejo yang berada Desa Seborokrapyak, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 93 Tahun 2016, Puskesmas berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas. Saat ini, karyawan yang ada di Puskesmas Seborokrapyak ada 39 orang baik PNS ataupun NON PNS.

Gambar 2 Letak Kecamatan Banyuurip

Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo memiliki luas wilayah kerja yaitu 18,67 km2, yang terdiri atas:

(11)

2

Tabel 1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

No Nama Desa Luas Wilayah (km2)

1 Desa Seborokrapyak 2,00

2 Desa Triwarno 1,8

3 Desa Bajangrejo 1,34

4 Desa Bencorejo 1,67

5 Desa Surorejo 1,91

6 Desa Wangunrejo 1,6

7 Desa Tegalkuning 1,21

8 Desa Kliwonan 1,0

9 Desa Kertosono 1,05

10 Desa Tanjunganom 1,96

11 Desa Sawit 0,81

12 Desa Sokowaten 1,17

13 Desa Golok 1,15

Jumlah 18,67

Sumber : Data BPS

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa luas wilayah kerja Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo yaitu sebesar 18,67 km2.

Luas Wilayah paling besar yaitu Desa Seborokrapyak 2,0 km2, dan luas wilayah paling kecil yaitu Desa Sawit sebesar 0,81 km2.

Jumlah desa di wilayah kerja Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten purworejo yaitu sebanyak 13 desa, yang meliputi:

Tabel 2 Wilayah Kerja Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

No Nama Desa No Nama Desa

1 Desa Seborokrapyak 8 Desa Kliwonan 2 Desa triwarno 9 Desa Kertosono 3 Desa Bajangrejo 10 Desa Tanjunganom 4 Desa Bencorejo 11 Desa Sawit

5 Desa Surorejo 12 Desa Sokowaten

(12)

3

6 Desa Wangunrejo 13 Desa Golok 7 Desa Tegalkuning

Jenis Pelayanan di Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo Terdiri dari Rawat Jalan, UGD dan Persalinan 24 Jam. Fasilitas rawat jalan terdiri dari Poli Umum (BPU), Poli Gigi (BP Gigi), Pemeriksaan Ibu dan KB, Pemeriksaan Anak (MTBS), Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Prolanis, serta Pelayanan yang paling baru yaitu Pelayanan Fisioterapi. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, puskesmas Seborokrapyak mempunyai 2 Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu Pustu Golok dan Pustu Tanjunganom. Serta 4 Pos Kesehatan Desa (PKD) yaitu PKD Bajangrejo, PKD Surorejo, PKD Tegalkuning, dan PKD Sokowaten.

1. Dasar Hukum Organisasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan Upaya Promotif dan Preventif untuk mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya

Dasar hukum yang berlaku dalam hal ini adalah:

1) Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

2) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 tentang program Pembangunan yang Berkeadilan;

3) Peraturan Bupati Purworejo Nomor 93 Tahun 2016;

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 31 tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas;

(13)

4

5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019

2. Tugas dan Fungsi Organisasi

Dalam menjalankan tugas dan fungsi nya, Puskesmas berpedoman pada Peraturan Bupati Purworejo nomor 93 Tahun 2016 yaitu:

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang pada Dinas Kesehatan di bidang pelayanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Puskesmas memiliki fungsi:

a. Penyelenggaraan pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, bertindak sebagai motivator, fasilitator, pemantau upaya pembangunan di wilayah kerja intensif dalam kerjasama lintas sektor, kemitraan dengan sektor swasta/dunia usaha dan komponen lainnya, demi upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan perilaku sehat bermasyarakat;

b. Penyelenggaraan pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan sehingga masyarakat tahu, mau dan mampu menjaga serta mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, menggalang potensi masyarakat, fasilitasi tumbuh kembang upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, dan pelaksanaan pusat kesehatan masyarakat peduli keluarga;

c. Penyelenggaraan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata, pelayanan medik dasar dan pelayanan kesehatan masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat umum yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat;

d. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis bidang pelayanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna an dengan Camat dan unit-unit kerja terkait;

e. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT Puskesmas;

(14)

5

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala DINKES sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Susunan/Struktur Organisasi Tata Kerja Dasar

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Struktur Organisasi Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

Tata Kerja Puskesmas :

a. Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Penanggung Jawab dan Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan perunrlang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.

b. Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Penanggung Jawab dan Jabatan Fungsional dalam rn elaksanakan tugasnya memperhatikan prinsip manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelalsanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

(15)

6

c. Sehubungan dengan penerapan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, penyelenggaraan tugas Puskesmas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Camat, harus dikoordinasikan dengan Camat setempat.

d. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Penanggung Jawab dan Jabatan Fungsional menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkup Puskesmar; yang bersangkutan maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.

e. Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Penanggung Jawab, dan Jabatan Fungsional wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat waktu.

f. Dalam menyampaikan laporan, Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Penanggung Jawab, dan Jabatan Fungsional dapat menyampaikan tembusan laporan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

g. Setiap laporan yang diterirna oleh Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha dan Penanggung .lawab dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan dalam penyusunan laporan lebih lanjut dan dijadikan bahan untuk mernberikan petunjuk kepada bawahan.

4. Visi dan Misi Kepala Daerah

Purworejo adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Purworejo memiliki Visi yaitu “Purworejo berdaya saing 2025”. Dalam mewujudkan visi purworejo, didukung dengan Misi purworejo, yaitu :

 Misi 1, yaitu Meningkatkan daya saing Sumberdaya Manusia yang Unggul dalam arti luas mengedepakan kompetensi keahlian dan keilmuan yang berbasis pada religiusitas masyarakat

 Misi 2, yaitu Meningkatkan daya saing sektor pertanian dalam arti luas yang sinergi dengan pengembangan UMKM, perdagangan dan industry

 Misi 3, yaitu Meningkatkan daya saing pertumbuhan ekonomi daerah berbasis UMKM, perdagangan, industri serta potensi pariwisata dan seni budaya

(16)

7

 Misi 4, yaitu Meningkatkan daya saing kualitas pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good govenance)

 Misi 5, yaitu Meningkatkan daya saing sarana prasarana dan infrastruktur yang didukung kemajuan teknologi informasi

Selaras dengan Visi dan Misi purworejo, demi terciptanya pelayanan prima, Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo memiliki Visi dan Misi, yaitu :

a. Visi :

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang bermutu, dengan perilaku ramah, senyum, sopan, dan sabar

b. Misi :

 Meningkatkan peran serta masyarakat di bidang kesehatan;

 Memaksimalkan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan potensi yang ada; dan

 Meningkatkan kualitas SDM dalam disiplin perilaku dan pengetahuan sehingga dicapai suasana kerja yang kondusif dan dinamis.

5. Tujuan Organisasi

Untuk melihat gambaran mengenai pencapaian hasil yang diinginkan, organisasi perlu menetapkan ukuran keberhasilan yang sering juga disebut sebagai tujuan yang merupakan penjabaran terhadap visi dan misi organisasi mengenai kondisi masa depan yang hendak diwujudkan. Ukuran keberhasilan atau tujuan yang ingin dicapai Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya kepuasan pasien;

2) Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat miskin;

3) Meningkatnya mutu pelayanan puskesmas;

4) Meningkatnya status puskesmas;

5) Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan;

6) Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM;

7) Meningkatnya ketersediaan sarana/prasarana kesehatan; dan 8) Meningkatnya kesehatan keuangan puskesmas.

(17)

8 6. Nilai-nilai Budaya Organisasi

Dalam mewujudkan tujuan puskesmas, maka harus didukung oleh seluruh SDM yang ada didalam puskesmas. Seluruh SDM harus selalu menerapkan nilai-nilai budaya dalam melakukan pelayanan.

Nilai-nilai budaya Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo yaitu CINTA :

1) Cerdas 2) Inovatif 3) Nyaman 4) Terampil 5) Aman

B. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Peserta

Fisioterapi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 tahun 2013 pasal 1 adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi

Berdasarkan Keputusan Bupati Purworejo Nomor 810/3349 Tahun 2022 Tentang Pengangkatan CPNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2022 terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 peserta latsar telah diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan Pelaksana/Terampil – Fisioterapis di Unit Kerja Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip

Tugas pokok fisioterapi di Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2015 adalah Pelayanan fisioterapi di Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan gerak dan fungsi tubuh kepada individu dan/atau kelompok, yang bersifat umum dengan pengutamaan pelayanan pengembangan dan pemeliharaan melalui pendekatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan pemulihan dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif.

(18)

9

Berdasarkan surat keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/12/M.PAN/3/2006 tentang Jabatan Fungsional Fisioterapis dan Angka Kreditnya, Dalam menjalankan perannya, seorang fisioterapis memiliki fungsi dalam:

1. Merencanakan teknis pelayanan fisioterapi

2. Meningkatkan dan mencegah penurunan gerak dan fungsi 3. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi

4. Memulihkan/menyesuaikan problem gerak dan fungsi (rehabilitatif dan konpensatori) individu/kelompok

5. Melakukan pelayanan tugas tes khusus fisioterapi

6. Melakukan evaluasi teknis pengelolaan pelayanan fisioterapi 7. Membuat karya tulis/ ilmiah di bidang fisioterapi

Dalam menjalankan fungsinya, seorang fisioterapis terampil memiliki kompetensi yaitu mampu:

a) Memberikan asistensi kepada klien senam hamil

b) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat system muskuloskeletal ringan;

c) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat sistem neuromuskuler ringan;

d) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi pada tumbuh kembang anak kasus ringan;

e) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi pada tingkat sistem reproduksi kasus ringan;

f) Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi alat indra dan integumen kasus ringan;

g) Melakukan pemeriksaan/tes kekuatan otot;

h) Melakukan pemeriksan/pengukuran jarak gerak sendi

i) Melakukan asistensi kepada pasien dalam terapi kelompok neuromuskuler;

j) Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang fisioterapis.

(19)

10 C. Role Model

Gambar 1.1 Role Model

Role Model adalah figure atau yang menjadi teladan dalam sikap, perilaku, dan karakter kepribadian dan kompetensinya dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini sosok yang peserta latsar jadikan sebagai role model adalah ibu Maryati, A.Md.Ft, seorang fisioterapis senior di RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo.

Ibu Maryati begitu kami biasa memanggilnya merupakan sosok fisioterapis yang memiliki tanggungjawab, dan berintegritas tinggi (Akuntabel) dalam mengemban tugasnya sebagai fisioterapis. Beliau juga merupakan seorang fisioterapis yang berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi (Loyal). Beliau adalah orang yang ramah, sopan, serta memiliki responsivitas yang tinggi dalam pelayanan (Berorientasi pelayanan). Sebagai senior dalam fisioterapis, beliau selalu mengutamakan diskusi untuk menyelesaikan masalah intern di poli fisioterapi ataupun di instalasi rawat jalan (Loyal, Nasionalisme, musyawarah sila ke 4).

Beliau adalah seorang yang cerdas, pandai, serta selalu belajar dan mengembangkan kapabilitas (Kompeten), tak segan beliau mengajari dan membimbing kami sebagai juniornya.

Dalam menjalankan tugasnya, beliau sangat tegas, disiplin dan tepat waktu, beliau sangat peduli dengan partner fisioterapi di poli, beliau menegur dengan halus jika ada diantara kami ada yang melakukan

(20)

11

kesalahan(Harmonis). Beliau juga antusias terhadap perubahan agar menciptakan pelayanan yang lebih baik lagi (Adaptif). Beliau bekerjasama dengan partner satu ruangan, membagi tugas ke bangsal dengan adil (Kolaboratif). Secara tidak langsung beliau mengajari peserta latsar nilai- nilai berAKHLAK dengan perilaku beliau. Dari keteladanan beliau, saya akan menerapkan nilai-nilai berAKHLAK baik dalam kegiatan sehari-hari atau di lingkungan kerja. Inilah yang mendasari peserta latsar untuk menjadikan beliau sebagai role model dalam aktualisasi nilai-nilai dasar ASN.

(21)

12 BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Identifikasi dan Deskripsi Isu

Secara umum, fungsi fisioterapi di puskesmas, yaitu sebagai upaya kesehatan penanggulangan gerak-fungsi tubuh, baik dalam bentuk upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Namun, dalam melakukan pelayanan di puskesmas yang terdapat tenaga fisioterapis, fisioterapi baru terdapat pada pelayanan didalam puskesmas (UKP), hal ini dikarenakan pelayanan fisioterapi merupakan pelayanan yang baru di Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo, sehingga belum dilakukannya sosialisasi mengenalkan dan menjelaskan lingkup kerja fisioterapi pada kegiatan UKM (posyandu balita, posyandu lansia, kelas ibu hamil, dll) di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo.

Berdasarkan kondisi tersebut, dapat diidentifikasi beberapa isu/permasalahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo, antara lain:

1. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi di Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

(Sumber isu: Unit kerja)

Deskripsi: Berdasarkan data dari buku register kunjungan fisioterapi, dari kunjungan pasien harian Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip, hanya 1% saja yang dirujuk ke fisioterapi, hal ini dimungkinkan karena belum adanya pemahaman antar teman sejawat tentang layanan fisioterapi, dapat juga dimungkinkan karena pelayanan fisioterapi yang baru di puskesmas sehingga pasien masih asing dengan pelayanan fisioterapi. (Ruang lingkup : Tusi unit kerja)

Data Dukung: Buku Register Kunjungan Fisioterapi

Kondisi yang diharapkan : Adanya rujukan ke fisioterapi pada pasien yang memiliki keluhan gerak dan fungsi tubuh agar kunjungan ke fisioterapi meningkat

(22)

13

2. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi dalam Kegiatan Prolanis di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip

(Sumber isu: Unit kerja)

Deskripsi : Prolanis adalah program pengelolaan penyakit kronis, penyakit kronis diantaranya adalah diabetes dan hipertensi, kegiatan yang biasanya dilakukan adalah pengecekan rutin tekanan darah dan laboratorium, serta pengobatan dan juga penyuluhan kesehatan. Saat ini, yang melakukan pelayanan prolanis adalah dokter dan perawat, dokter bertindak sebagai pemeriksa atau tempat konsultasi dan juga memberikan penyuluhan, sedangkan perawat mnegecek tanda-tanda vital, laboratorium mengecek gula darah, dan farmasi untuk menebus resep. (Ruang lingkup: Tusi Unit Kerja)

Data dukung:

Kondisi yang diharapkan : Dokter dapat berkolaborasi dengan fisioterapi untuk memberikan penyuluhan atau dokter dapat merujuk pasien dengan keluhan gerak dan fungsi tubuh ke fisioterapi.

3. Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi pada posyandu lansia di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo (Sumber isu: Unit Kerja)

Deskripsi : Posyandu lansia adalah program pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia di wilayah Puskesmas Seborokrapyak.

Tujuan kegiatan posyandu lansia adalah agar masyarakat lanjut usia mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan didalam posyandu lansia antara lain pelayanan kesehatan (pengukuran tensi, TB, BB, dan pemberian obat). Manfaat posyandu lansia antara lain adalah membantu lansia agar tetap sehat dan bugar, baik secara fisik maupun psikis. Membantu deteksi dini terhadap penyakit pada lansia dan gangguan kesehatan lainnya. Saat ini, kegiatan posyandu lansia baru difasilitasi oleh Bidan, perawat, dan dokter, fisioterapi belum masuk

pada kegiatan posyandu lansia ini (Ruang Lingkup : Tusi Unit Kerja) Data dukung :

(23)

14

Gambar 2.1 kegiatan posyandu lansia

Kondisi yang diharapkan : Bidan, Perawat, dan dokter dapat berkolaborasi dengan fisioterapi pada kegiatan posyandu lansia 4. Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang

anak di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

(Sumber isu : Unit kerja)

Deskripsi : Kelas posyandu balita adalah adalah pos pelayanan terpadu dimana para ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator. Saat ini, Fasilitator pada kelas balita, untuk pelayanan kesehatan difasilitasi oleh bidan, dan untuk pemenuhan gizi difasilitasi oleh nutrisionis. (Ruang Lingkup: Tusi Unit Kerja)

Data dukung :

Gambar 2.2 kegiatan posyandu balita

Kondisi yang diharapkan : Bidan dan Nutrisionis dapat berkolaborasi dengan Fisioterapis dalam kegiatan posyandu balita. Fisioterapi dapat berperan untuk memfasilitasi pijat bayi, membantu screening perkembangan balita, menstimulasi balita jika terdapat keterlambatan pada balita agar balita dapat tumbuh sesuai perkembangan usianya

(24)

15

5. Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi dalam Kelas Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo (Sumber isu: Unit kerja)

Deskripsi : Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu hamil engan usia kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu, pada kelas ibu hamil berisi pelajaran untuk calon ibu tentang kesehatan bagi ibu hamil secara keseluruhan. Saat ini, dalam kegiatan kelas ibu hamil, baru difasilitasi oleh bidan saja. Bidan dapat berkolaborasi dengan fisioterapi dalam senam hamil. Mengingat keluhan ibu hamil yang sering mengalami nyeri pada punggung bawah, peran fisioterapi disini adalah asistensi bagi senam hamil agar para ibu hamil dapat melakukan gerakan yang benar sehingga dapat lebih rileks dan terhindar dari nyeri/cedera setelah senam hamil. (Ruang Lingkup: Tusi unit kerja)

Data dukung :

Gambar 2.3 kegiatan kelas ibu hamil

Kondisi yang diharapkan : Bidan dapat berkolaborasi dengan fisioterapis dalam kegiatan senam hamil

B. Analisis Isu

Berdasarkan identifikasi dan deskripsi isu yang telah dijelaskan, perlu dilakukan analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh peserta latsar. Proses tersebut menggunakan APKL dan USG sebagai alat bantu penetapan kriteria kualitas isu

1. Analisis Isu menggunakan APKL

Analisis isu APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan. Dan dibuat skor APKL pada kisaran 1-5

a. Aktual, yaitu isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat

(25)

16

b. Problematik, yaitu merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktifitas dan tindakan nyata

c. Kekhalayakan, yaitu isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok d. KeLayakan, yaitu isu yang masuk akal, logis, pantas, realitas, dapat

dibahas sesuai dengan tugas, hak, kewenangan dan tanggungjawab (LAN, 2017)

Analisis APKL dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Analisis APKL

No Isu Kriteria (skor) Jumlah Peringkat

A P K L 1 Belum Optimalnya Layanan

Fisioterapi di Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten purworejo (Sumber: Unit kerja)

5 4 3 2 14 IV

2 Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi dalam Kegiatan Prolanis di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

(Sumber: Unit kerja)

3 3 3 3 12 V

3 Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas

Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo (Sumber: Unit Kerja)

5 4 4 4 17 III

4 Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo (Sumber: Unit kerja)

5 5 5 5 20 I

5 Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi dalam Kelas Ibu Hamil di wilayah Puskesmas

Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo (Sumber isu : Unit kerja)

5 5 5 4 19 II

(26)

17 Keterangan :

Tabel 2.2 kriteria APKL

Aktual Problematik Kekhalayakan KeLayakan

1=tidak aktual 2=kurang aktual 3=cukup aktual 4=aktual

5=sangat aktual

1=tidak problematik 2=kurang problemtik 3=cukup problematik 4=problematik 5=sangat problematik

1=tidak kekhalayakan 2=kurang

kekhalayakan 3=cukup kekhalayakan 4=kekhalayakan 5=sangat

kekhalayakan

1=tidak layak 2=kurang layak 3=cukup layak 4=layak

5=sangat layak

Seperti yang telah tercantum pada tabel APKL diatas, ditemukan tiga isu berkualitas yang memenuhi syarat, yaitu :

1) Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

2) Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

3) Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi dalam Kelas Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

Dari tiga isu problematik diatas, ditetapkan isu paling prioritas menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)

2. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)

Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variable dengan rentang skor 1-5

a. Urgency, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan

b. Seriousness, yaitu melihat dampak tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak, dan sebagainya

c. Growth, yaitu berkembangnya masalah, apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah

(LAN,2017)

(27)

18

Hasil dari identifikasi APKL yang telah diperingkat, kemudian dianalisis lebih lanjut agar dapat segera ditindaklanjuti, analisis lanjutan yang digunakan adalah menggunakan analisis USG.

Tabel 2.3 Analisis USG

No Isu Urgency Seriousness Growth Jumlah peringkat 1 Belum Optimalnya

Layanan Fisioterapi

terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah

Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

5 5 5 15 I

2 Belum Optimalnya Layanan

Fisioterapi dalam Kelas Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

5 4 4 13 II

3 Belum Optimalnya Pelayanan

Fisioterapi pada Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas

Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

4 4 4 12 III

Keterangan : 1=sangat kecil, 2=kecil, 3=sedang, 4=besar, 5=sangat besar Simpulan: dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu diselesaikan adalah “Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo” dengan perolehan nilai 15

Urgency : Nilainya 5, Karena ada desa di wilayah Seborokrapyak yang juga merupakan lokus stunting, dimana stunting erat kaitannya dengan tumbuh kembang anak, seperti gangguan motorik kasar dan motorik halus. Serta fase

(28)

19

anak-anak merupakan periode emas waktu pertumbuhan yang sangat signifikan dan anak merupakan generasi penerus bangsa sehingga mendesak untuk diselesaikan.

Serioussness : Nilainya 5, karena merupakan masalah yang serius yang apabila tidak diselesaikan segera akan menimbulkan masalah baru, bagi keluarga atau bahkan negara

Growth : Nilainya 5, karena dikhawatirkan jika tidak tertangani dengan baik akan semakin tinggi yang angka stunting yang juga berpengaruh pada meningkatnya kasus gangguan tumbuh kembang pada anak-anak sehingga berdampak tidak hanya anak saja, tetapi juga keluarga, lingkungan, atau bahkan negara

C. Analisis Penyebab Isu

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai rumusan masalah pada perancangan aktualisasi ini, maka penyebab masalah isu ini dapat dirumuskan menggunakan diagram fishbone. Diagram ini merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan.

Kategori penyebab permasalahan yang digunakan sebagai start awal meliputi Man (sumber daya manusia), Material (bahan baku), Method (metode), dan Mileu (lingkungan), sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut

(29)

Gambar 2.4 Diagram Fishbone

Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi

terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah

Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

MAN METHOD

MATERIAL MILEU

- Belum ada pemahaman yang sama tentang pentingnya tumbuh kembang anak

- Belum ada media edukasi fisioterapi tentang tumbuh kembang anak

- Fisioterapis belum berkoordinasi baik dengan pemegang program

- Belum ada panduan untuk menggunakan form screening tumbuh kembang

- Belum ada form screening tumbuh kembang

- Belum ada pemberian edukasi fisioterapi tentang stimulasi motorik pada tumbuh kembang anak - Belum ada keterampilan dalam

mengadopsi teknologi media edukasi

- Belum ada koordinasi yang baik antar petugas dan posyandu

- Informasi tentang tumbuh kembang disampaikan secara lisan

(30)

21

Dari hasil analisis melalui pendekatan APKL dan USG serta mencari akar permasalahan menggunakan fishbone, maka isu inti (permasalahan prioritas) yang perlu diselesaikan adalah Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo.

Melakukan analisis menggunakan diagram fishbone maka diperoleh beberapa akar masalah, yaitu:

1) Man : - Belum ada pemahaman yang sama tentang pentingnya tumbuh kembang anak

- Belum ada keterampilan dalam mengadopsi teknologi media edukasi

2) Method : - Informasi tentang tumbuh kembang disampaikan secara lisan

- Belum ada pemberian edukasi fisioterapi tentang stimulasi motorik tumbuh kembang anak

3) Material : - Belum ada form screening tumbuh kembang - Belum ada panduan untuk menggunakan

form screening tumbuh kembang

- Belum ada media edukasi fisioterapi tentang tumbuh kembang anak

4) Mileu : - Fisioterapis belum berkoordinasi baik dengan pemegang program

- Belum ada koordinasi yang baik antar petugas dan posyandu

D. Dampak bila Isu tidak Diselesaikan

Jika isu tidak segera diselesaikan, maka akan terjadi :

1. Para orang tua tidak paham betul bagaimana perkembangan anak yang baik

2. Para orang tua terlambat menyadari jika ada keterlambatan pada tumbuh kembang anaknya

3. Perbedaan persepsi tentang fisioterapi dan menganggap fisioterapi

“sama” dengan dukun pijat

(31)

22

4. Para orang tua tidak paham stimulasi tumbuh kembang anak

5. Para orang tua tidak paham tentang kegiatan fisioterapi pada tumbuh kembang anak

E. Gagasan Pemecahan Isu

Dari identifikasi dan deskripsi berbagai isu serta analisis isu menggunakan APKL dan USG didapatkan sebuah permasalahan yaitu Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

. Sehingga peserta latsar dapat merumuskan judul rancangan aktualisasi ini menjadi Optimalisasi Layanan Fisioterapi Terhadap Tumbuh kembang Anak dengan Pemberian Edukasi di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo. Gagasan Pemecahan isu yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5 Gagasan Pemecahan Isu

No Nama Kegiatan Tahapan kegiatan

1 Melakukan identifikasi kondisi tumbuh kembang anak di

wilayah Puskesmas

Seborokrapyak Banyuurip

a. Melakukan konsultasi dengan mentor

b. Melakukan kerjasama dengan pemegang program posyandu dan nutrisionis

c. Mencermati data kondisi tumbuh kembang anak

d. Menyampaikan hasil identifikasi kondisi tumbuh kembang anak ke mentor

2 Membuat media edukasi tentang fisioterapi pada tumbuh kembang anak

Penyelesaian dari Belum ada media edukasi fisioterapi tentang tumbuh kembang anak

a. Membuat desain media edukasi (video, poster, dan lembar balik) b. Melakukan konsultasi dengan

mentor terkait desain media edukasi

c. Membuat video dan digital poster d. Mencetak hard poster dan lembar

balik 3 Membuat form screening tumbuh

kembang anak dan panduan penggunaan

Penyelesaian dari Belum ada form screening tumbuh kembang dan Belum ada panduan untuk menggunakan form screening tumbuh kembang

a. Membuat desain form screening b. Melakukan konsultasi dengan

mentor

c. Membuat form screening tumbuh kembang

d. Membuat panduan penggunaan form screening tumbuh kembang e. Menyimpan dan mencetak form

screening tumbuh kembang serta panduan penggunaannya

(32)

23 4 Memberikan edukasi fisioterapi

tentang stimulasi motorik pada tumbuh kembang anak

Penyelesaian dari Belum ada pemberian edukasi fisioterapi tentang stimulasi motorik pada tumbuh kembang anak

a. Melakukan konsultasi dengan mentor

b. Melaksanakan koordinasi dengan pemegang program terkait

c. Memberikan materi edukasi d. Melakukan Tanya jawab

5 Melakukan evaluasi kegiatan a. Membuat kuesioner menggunakan googleform

b. Melakukan konsultasi dengan mentor

c. Membagikan link googleform dan link media edukasi kepada kader posyandu

d. Menyajikan hasil evaluasi

F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Unit kerja : Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Identifikasi isu : 1. Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi

di Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten purworejo

2. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi dalam Kegiatan Prolanis di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

3. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Posyandu Lansia di wilayah

Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

4. Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo 5. Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi

dalam Kelas Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

(33)

24

Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Layanan Fisioterapi terhadap Tumbuh Kembang Anak di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

Judul : Optimalisasi Layanan Fisioterapi Terhadap Tumbuh kembang Anak dengan Pemberian Edukasi di Wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Kabupaten Purworejo

Gagasan Pemecahan Isu

: 1. Melakukan identifikasi kondisi tumbuh kembang anak di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip

2. Membuat media edukasi fisioterapi tentang stimulasi motorik pada tumbuh kembang anak

3. Membuat form screening tumbuh kembang anak dan panduan penggunaan

4. Memberikan edukasi fisioterapi tentang stimulasi motorik pada tumbuh kembang anak

5. Melakukan evaluasi kegiatan

(34)

25

Tabel 2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi

Rancangan Aktualisasi Peserta Latsar CPNS Tahun 2022

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Visi dan Misi Organisasi

Penguatan Nilai- Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Melakukan

identifikasi kondisi tumbuh kembang anak di wilayah Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip Sumber : Inovasi

Adanya data hasil identifikasi kondisi tumbuh kembang

Keterkaitan dengan agenda III Manajemen ASN:

Saya melakukan identifikasi dengan melaksanakan tugas dengan

jujur,bertanggungjawab (Kode etik ASN no 1) Keterkaitan dengan agenda III

Smart ASN

Saya mendapatkan data hasil identifikasi kemudian saya olah dan cermati menggunakan Microsoft Word (Digital Skill)

Adanya data hasil identifikasi

merupakan

kontribusi terhadap pencapaian Visi dari Puskesmas

Seborokrapyak Banyuurip yaitu “ Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan perilaku ramah, senyum, sopan, dan sabar” dan

mewujudkan salah satu Misi Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip yaitu

“meningkatkan kualitas SDM dalam disiplin perilaku dan pengetahuan sehingga tercapai suasana kerja yang

Adanya data hasil identifikasi maka akan memperkuat nilai organisasi yaitu

Inovasi” karena kegiatan

mengidentifikasi merupakan inovasi baru dalam memberikan edukasi

(35)

26

kondusif dan dinamis”

1. Melakukan konsultasi dengan mentor

1. Adanya saran dan masukan dari mentor

Keterkaitan dengan agenda II:

Akuntabel

1. Saya konsisten dan bertanggungjawab dalam melakukan konsultasi dengan mentor Harmonis

2. Saya menyelaraskan ide-ide saya dengan mentor dalam melakukan konsultasi

2. Melakukan kerjasama dengan pemegang program posyandu dan nutrisionis

2. Adanya data tentang kondisi tumbuh kembang anak

Keterkaitan dengan agenda II:

Kolaboratif

1. Saya membangun kerjasama yang sinergis dalam melakukan

kerjasama dengan pemegang program Kompeten

2. Saya menunjukkan kinerja terbaik dalam melakukan kerjasama 3. Mencermati data

kondisi tumbuh kembang anak

1. Adanya pemahaman tentang kondisi

Keterkaitan dengan agenda II:

(36)

27 tumbuh kembang anak

Adaptif

1. Saya pro aktif dalam mencermati data kondisi tumbuh kembang anak Kolaboratif

2. Saya berkolaborasi dengan teman sejawat nutrisionis dalam mencermati data 4. Menyampaikan hasil

identifikasi kondisi tumbuh kembang anak ke mentor

4. Tersampaikannya hasil identifikasi

Keterkaitan dengan agenda II:

Harmonis

1. Saya menyampaikan hasil identifikasi dengan Bahasa yang baik sehingga menciptakan suasana yang kondusif Akuntabel

2. Saya

bertanggungjawab dalam menyampaikan hasil identifikasi sesuai data yang ada

2 Membuat media edukasi tentang fisioterapi pada tumbuh kembang anak

Sumber : Inovasi

Tersedianya media edukasi fisioterapi

Keterkaitan dengan agenda III

Manajemen ASN:

Saya membuat media edukasi fisioterapi tumbuh kembang dengan cermat dan disiplin serta

Tersedianya media edukasi tumbuh kembang memberikan kontribusi terhadap pencapaian Visi dari Puskesmas

Tersedianya media edukasi tumbuh kembang maka akan memperkuat nilai organisasi yaitu

Inovatif” karena

(37)

28

bertanggungjawab (sesuai dengan kode etik ASN 2) Keterkaitan dengan agenda III Smart ASN:

Saya membuat media edukasi merujuk dengan mencari referensi di internet dan

menyimpannya di google drive (Digital skill dan digital safety)

Seborokrapyak Banyuurip yaitu “ Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan perilaku ramah, senyum, sopan, dan sabar” dan

mewujudkan salah satu Misi Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip yaitu

“memaksimalkan pelayanan

kesehatan dengan memanfaatkan potensi yang ada”

pada saat membuat, menyimpan dan membagikan media edukasi merupakan cara baru untuk melakukan edukasi

1. Membuat desain media edukasi (video, poster, dan lembar balik)

1. Tersedianya desain media edukasi

Keterkaitan dengan agenda II:

Akuntabel

1. Saya mendesain media edukasi dengan mencari bahan materi dengan sumber yang terpercaya, sistematis dan lengkap sehingga dapat

dipertanggungjawabkan

(38)

29

Kolaboratif

2. Saya mendesain media edukasi bekerjasama dengan ahli IT

2. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait desain media edukasi

2. Adanya saran, arahan, dam perbaikan

Keterkaitan dengan agenda II

Akuntabel

1. Saya melakukan konsultasi dengan jelas, konsisten, dan bertanggungjawab Harmonis

2. Saya melakukan konsultasi dengan menyelaraskan ide-ide saya dan mentor 3. Membuat video dan

digital poster

3 Tersedianya video dan poster digital

Keterkaitan dengan agenda II :

Kolaboratif

1. Saya membuat video dan digital poster bekerjasma dengan ahli IT

Adaptif

2. Saya membuat video dan digital sebagai inovasi dalam pemberian edukasi

(39)

30 4 Mencetak hard poster

dan lembar balik

4. Tersedianya hard poster dan lembar balik

Keterkaitan dengan agenda II :

Loyal

1. Saya mencetak hard poster dan lembar balik adalah kontribusi terhadap tumbuh kembang anak Kompeten

2. Saya mencetak hard poster dan lembar balik untuk membantu orang lain belajar 3 Membuat form

screening tumbuh kembang anak dan panduan penggunaan Sumber : Inovasi

Tersedianya form screening dan panduan

penggunaannya

Keterkaitan dengan agenda III

Manajemen ASN : Saya membuat form screening tumbuh

kembang dan panduannya dengan cermat dan disiplin serta bertanggungjawab (sesuai dengan kode etik ASN 2)

Keterkaitan dengan agenda III Smart ASN : Saya membuat form merujuk dengan web fisioterapi Indonesia dan menyimpannya di link

Tersedianya form screening tumbuh kembang dan panduannya memberikan kontribusi terhadap pencapaian Visi dari Puskesmas

Seborokrapyak Banyuurip yaitu “ Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan perilaku ramah, senyum, sopan, dan sabar” dan

mewujudkan salah

Tersedianya form screening tumbuh kembang dan panduannya maka akan memperkuat nilai organisasi yaitu

Inovatif” karena pada saat

membuat form screening merupakan cara baru dalam pemeriksaan tumbuh kembang

(40)

31

google drive agar dapat diakses kapanpun dibutuhkan (Digital skill, Safety digital)

satu Misi Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip yaitu

“memaksimalkan pelayanan

kesehatan dengan memanfaatkan potensi yang ada”

Membuat desain form

screening tumbuh kembang anak

Adanya desain form screening

Keterkaitan dengan agenda II:

Akuntabel

1. Saya membuat desain form screening dengan tanggungjawab Kolaboratif

2. Saya membuat desain pembuatan form

screening bekerjasama dengan senior dibidang fisioterapi anak

Melakukan konsultasi dengan mentor

Adanya saran dan arahan

Keterkaitan dengan agenda II:

Harmonis

1. Saya melakukan konsultasi dengan Bahasa yang baik sehingga tercipta suasana yang kondusif

(41)

32

Akuntabel

2. Saya melakukan konsultasi dengan konsisten dan bertanggungjawab Membuat form screening

tumbuh kembang

Tersedianya form screening tumbuh kembang

Keterkaitan dengan agenda II:

Kompeten

1. Saya membuat form screening untuk mengembangkan kompetensi diri Adaptif

2. Saya membuat form screening adalah inovasi baru dalam pelayanan

Membuat panduan penggunaan form screening tumbuh kembang

Tersedianya panduan

penggunaan form screening

Keterkaitan dengan agenda II:

Kompeten

1. Saya membuat panduan penggunaan form untuk membantu orang lain belajar

Akuntabel

2. Saya dapat dipercaya dalam membuat panduan screening

(42)

33

tumbuh kembang sesuai ketentuan

Menyimpan dan mencetak form screening tumbuh kembang serta panduan penggunaannya

Tersimpannya form screening pada media penyimpanan

Keterkaitan dengan agenda II:

Akuntabel

1. Saya menyimpan dan mencetak form screening dengan bertanggungjawab Loyal

2. Saya menyimpan dan mencetak form screening adalah kontribusi saya dalam pemeriksaan tumbuh kembang

4 Memberikan edukasi fisioterapi tentang stimulasi motorik pada tumbuh kembang anak

Sumber : Inovasi

Tersampaikannya edukasi

Keterkaitan agenda III Manajemen ASN:

Saya memberikan edukasi melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan serta

memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu memegang teguh nilai dasar ASN, menjaga reputasi dan integritas ASN (kode etik ASN no 3 dan 11)

Tersampaiknnya edukasi memberikan kontribusi terhadap pencapaian Visi dari Puskesmas

Seborokrapyak Banyuurip yaitu “ Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan perilaku ramah, senyum, sopan, dan sabar” dan

mewujudkan salah

Tersampaikannya edukasi maka akan

memperkuat nilai organisasi yaitu

Inovatif” karena pada saat

melakukan sosialisasi saya menggunakan materi yang baru dalam ber

edukasi

Gambar

Gambar 1 Tampak Depan Puskesmas Seborokrapyak
Gambar 2 Letak Kecamatan Banyuurip
Tabel 1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Seborokrapyak  Banyuurip Kabupaten Purworejo
Tabel 2 Wilayah Kerja Puskesmas Seborokrapyak Banyuurip  Kabupaten Purworejo
+7

Referensi

Dokumen terkait

tentang pemasangan KB IUD pasca plasenta pada pasien inpartu di Bangsal Kasuari RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo Sumber Isu : Unit Kerja, Individu Keterkaitan dengan

Capaian kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilaksanakan sebesar 100% karena semua kegiatan telah terlaksana dan diperoleh hasil/output akhir sesuai harapan yaitu optimalnya

Belum optimalnya Kawasan Tanpa Rokok KTR di RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo Sumber isu : individu Ruang lingkup : tupoksi jabatan Peran ASN : Membangun lingkungan

Belum optimalnya hasil belajar siswa pada PTM Tahun Pelajaran 2021/2022 di SMP Negeri 26 Purworejo Isu/ masalah hasil belajar siswa ini bersumber dari unit kerja dengan ruang lingkup

Masih rendahnya nilai IKS di wilayah kerja Puskesmas Dadirejo Kabupaten Purworejo Sumber isu: unit kerja 4 3 3 10 III Kesimpulan : dari hasil analisis isu melalui

Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan dalam kegiatan aktualisasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut mampu mengatasi isu yang diangkat yaitu belum optimalnya

Oleh karena itu, penulis berinovasi untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Purworejo dengan kegiatan yaitu 1 Menyusun panduan, pedoman, kerangka acuan

Isu ini saya deskripsikan berdasarkan observasi pada Bagian Organisasi Setda Kabupaten Purworejo bahwa pemenuhan data dukung sistem akuntabilitas kinerja pemerintah di Bagian Organisasi