PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA
Gambaran Umum Organisasi
- Dasar Hukum Organisasi
- Tugas Fungsi Organisasi
- Susunan/Struktur Organisasi dan Tata Kerja
- Visi-Misi Organisasi
- Tujuan Organisasi
- Nilai-Nilai Budaya Organisasi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 menyatakan bahwa Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau atau komunitas. Puskesmas yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas Loano berdiri pada tahun 1972 dan pada tahun 1987 Puskesmas Loano berubah status menjadi Puskesmas Rawat Inap.
Tugas pokok dan fungsi ZD Loano adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan patronase di wilayah kerjanya. Pelayanan diberikan di Puskesmas Loano dan jaringan puskesmas rawat jalan oleh enam puluh tiga pegawai dari berbagai spesialisasi, antara lain dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, ahli terapi gigi dan mulut, ahli gizi, ahli terapi fisik, analis laboratorium, apoteker, tenaga kefarmasian, tenaga sanitasi dan tenaga lain yang menunjang penyelenggaraan puskesmas. Dasar hukum penyelenggaraan puskesmas diatur berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 yang mengatur bahwa Puskesmas adalah lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Pedoman Praktik Klinik Bagi Dokter pada Lembaga Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama; Puskesmas Loano mempunyai nilai-nilai “PRIMA” yang berarti Profesional, Responsif, Integritas, Perencanaan dan Akuntabel.
Tupoksi Jabatan Peserta
Role Model
Beliau juga berkontribusi dalam berbagai kegiatan rumah sakit, seperti aktif dalam program pencegahan infeksi yang dibanggakan oleh lembaga tersebut (Kontribusi) (Loyal). Dan beliau sangat terbuka kepada semua orang dan menawarkan setiap orang kesempatan untuk bekerja sama dan berkontribusi pada lingkungan kerja (Kolaboratif).
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Identifikasi Isu dan Deskripsi Isu
Uraian Masalah: Permasalahan ini berdasarkan observasi lapangan bahwa tidak ada lembar/formulir serah terima pada saat penyerahan pasien dari IGD ke ruang RS, hanya dilakukan dengan cara berbincang. Informasi tersebut menegaskan: Pasien tidak menggunakan formulir rujukan pasien (rujukan internal) pada saat serah terima. Uraian Masalah: Permasalahan ini berdasarkan observasi lapangan di IGD Puskesmas Loano Provinsi Purworejo, dimana sampah non infeksius seringkali berakhir di tempat sampah infeksius.
Deskripsi Masalah : Permasalahan ini berdasarkan observasi lapangan yaitu di ruangan Rumah Sakit Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo banyak ditemukan pasien tanpa pita pengenal. Deskripsi Masalah : Permasalahan ini berdasarkan observasi di lapangan yaitu di ruang rawat inap Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo. Masih banyak dokumentasi mengenai pemberian obat oral yang belum dituliskan. Penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius belum optimal sesuai SOP Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo.
Deskripsi Permasalahan: Edisi kali ini berdasarkan observasi di lapangan yaitu tidak terdapatnya alat tumpahan di ruang tindakan dan laboratorium. 5 Masih belum optimalnya penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius sesuai SOP di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo.
Analisis Isu
Metode APKL merupakan alat untuk membantu menganalisis keakuratan dan kualitas permasalahan dengan memperhatikan tingkat permasalahan yang ada saat ini, kelayakan dan kelayakan permasalahan yang ditemukan. Hasil analisis permasalahan di Puskesmas Loano dengan metode APKL disajikan pada tabel 2.4. 1 Pengiriman perawat dari IGD ke bangsal rumah sakit di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo belum optimal.
Perpindahan perawat dari IGD ke unit rawat inap di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo belum optimal. Analisis USG (Urgensi, Keseriusan dan Pertumbuhan) dilakukan setelah diperoleh tiga permasalahan yang memenuhi kriteria metode APKL. 3 Pertumbuhan (G) Tingkat perkembangan masalah dan dikaitkan dengan masalah yang menyebabkan masalah, yang akan bertambah buruk jika tidak diselesaikan.
3 Penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius belum optimal sesuai SOP di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo. Berdasarkan hasil analisis masalah dengan metode USG, maka permasalahan prioritas yang ingin diselesaikan adalah belum tepat sasarannya penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius sesuai SOP di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo.
Analisis Penyebab Isu
Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan
Gagasan Pemecahan Isu
Membuat alat tumpahan untuk membantu membersihkan tumpahan darah atau cairan menular (Sumber Kegiatan: Inovasi). Melakukan sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan alat tumpah (spill kit) rekan kerja (Sumber kegiatan: SKP).
Laporan Aktualisasi Dan Habituasi
Jadwal Laporan Aktualisasi
PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Perubahan Kegiatan dari Rencana Awal
Pelaksanaan Aktualisasi
Evaluasi hasil sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan alat tumpah dan rencana tindak lanjut (Sumber kegiatan: SKP). Saya telah membuat spill kit sebagai alat untuk membersihkan tumpahan darah atau cairan infeksius di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo. Spill kit memudahkan dan mempercepat petugas dalam membersihkan tumpahan darah atau cairan menular.
Akreditasi suatu puskesmas juga dinilai dari adanya tumpahan, yaitu sebagai alat untuk membersihkan tumpahan cairan infeksius. Dengan menyediakan spill kit sebagai alat untuk membersihkan tumpahan darah atau cairan infeksius di Puskesmas Loano Regency, Puskesmas Loano Regency berkontribusi terhadap visi Puskesmas Loano yaitu masyarakat yang sehat. Membuat poster dengan Canva (11-12 Oktober. Cetak poster tentang langkah-langkah yang harus dilakukan saat menangani tumpahan darah atau cairan menular.
Sebagai pedoman atau langkah bagi petugas puskesmas dalam menangani tumpahan darah atau cairan menular. Sebagai informasi kepada masyarakat yang berkunjung atau menjalani perawatan rawat inap di Puskesmas sehubungan dengan penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius. Bahan dan alat pembuatan video (15 Oktober Membuat skenario cerita penanganan tumpahan darah atau cairan menular.
Adanya video penanganan tumpahan darah atau cairan menular memperkuat pencapaian nilai-nilai organisasi yaitu Akuntabilitas, Penanganan Tumpahan Darah atau Cairan Infeksi sesuai SOP. Nama Kegiatan : Melakukan sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan alat tumpah kepada rekan-rekan. Hasil/output: Meningkatnya pengetahuan perawat, rekan kerja dan petugas klinik dalam menangani tumpahan darah atau cairan infeksius dengan alat tumpahan.
Sosialisasi SOP penanganan kehilangan darah atau cairan menular ini saya laksanakan sebagai komitmen peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas (setia) dan membantu masyarakat lain untuk belajar (kompeten). Nama Kegiatan: Evaluasi hasil sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan alat tumpah dan rencana tindak lanjut. Laporan evaluasi memuat gambaran evaluasi sosialisasi dan simulasi penanganan kebocoran cairan menular dengan menggunakan alat tumpahan.
Gambaran Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi
5. Evaluasi hasil sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan alat tumpah dan rencana tindak lanjut. Peningkatan pengetahuan perawat, rekan sejawat dan petugas kesehatan dalam menangani tumpahan darah atau cairan menular dengan alat tumpah. Saya melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan penanganan tumpahan darah atau cairan menular sesuai SOP yang dilakukan secara adil, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi (Kode Etik ASN) untuk menjamin mutu pelayanan (Peran ASN) .
Monitoring dan evaluasi kegiatan kepatuhan penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius sesuai SOP dengan menggunakan metode Ms. Melakukan sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius dengan alat tumpah (spill kit) rekan kerja. Evaluasi hasil sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan peralatan dan rencana tumpahan.
Petugas semakin sadar setelah melakukan sosialisasi tentang penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan alat tumpahan. Usai sosialisasi, petugas diminta mengisi kuesioner tentang menonton video penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan Spill Kit yang diunggah ke YouTube Puskesmas. Dari hasil berikut dapat disimpulkan bahwa peserta sosialisasi mendapatkan manfaat dari pembuatan alat transfusi, poster dan video pengobatan tumpahan darah atau cairan menular dengan kotak transfusi.
Hasil angket pendapat peserta sosialisasi mengenai sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan cairan menular di Puskesmas. Evaluasi optimalisasi penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius dengan alat transfusi di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo dilakukan dengan Pendamping dan Kepala Puskesmas Loano sebagai pimpinan. Data yang dievaluasi merupakan hasil kegiatan optimalisasi pengobatan tumpahan darah atau cairan infeksius dengan alat transfusi di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo.
Terdapat poster langkah-langkah penanganan tumpahan darah atau cairan menular di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo 3. Terdapat video edukasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular di YouTube di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo. Bagi petugas Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo diadakan sosialisasi dan simulasi penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius dengan menggunakan alat tumpah (spill kit).
Terdapat laporan hasil evaluasi hasil pre test, post test, sosialisasi penanganan tumpahan darah atau cairan menular dengan Spill Kit. Evaluasi optimalisasi penanganan tumpahan darah atau cairan infeksius dengan spill kit menggunakan media edukasi video di Puskesmas Loano Kabupaten Purworejo dapat dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya preventif pengendalian infeksi nosokomial.