• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pendidikan adalah nilai atau karakter peserta didik. Pemandangan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel yang merupakan sekolah negeri namun berlandaskan agama Islam dan melaksanakan pendidikan karakter melalui kegiatan orientasi yang dilakukan di sekolah tersebut.

Identifikasi Masalah

2 Cipayung Ciputat Tangerang Selatan merupakan sekolah negeri yang mempunyai visi sekolah yaitu terciptanya manusia cerdas, berwawasan luas, berketerampilan, mandiri dan berakhlak mulia. Berdasarkan pemaparan diatas, hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dengan mengambil judul skripsi sebagai berikut “Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin dan Kejujuran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangerang Selatan”.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tinjauan Pustaka

Kelebihan penelitian ini adalah peneliti mengumpulkan data dan memperoleh data terkait implementasi pendidikan karakter yang sangat lengkap. Buku Pendidikan Karakter (Internalisasi dan Metode Pembelajaran di Sekolah), disusun oleh Imas Kurniasih dan Berlin Sani.

Sistematika penulisan

Selain itu penerapan pendidikan karakter disiplin dan kejujuran dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota. Tujuan yang dilakukan dalam implementasi pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tangsel berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dra.

KAJIAN TEORI

Pengertian Karakter

Dalam kosakata psikologi, karakter adalah kepribadian yang dilihat dari sudut pandang etika atau moral, misalnya kejujuran seseorang yang biasanya dikaitkan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Sedangkan menurut Daryanto dan Suryatri Darmiatun, kata karakter berasal dari bahasa Yunani charassein yang berarti mengukir (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, mengukir batu atau logam. Berakar dari pengertian tersebut, karakter kemudian diartikan sebagai suatu tanda atau ciri khas, sehingga timbullah pandangan bahwa karakter adalah suatu pola tingkah laku.

Secara harafiah, karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti seseorang yang merupakan kepribadian khusus yang membedakannya dengan orang lain. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, budi pekerti adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, cara-cara yang membedakan seseorang dengan orang lain, budi pekerti, budi pekerti.16. Dari pandangan di atas dapat dikatakan bahwa karakter adalah sikap mental seseorang yang melekat dan mengakar pada diri setiap individu.

Karakter merupakan tingkah laku seseorang yang merupakan wujud sikap seseorang yang menjadi identitas kepribadiannya. Akhlak berasal dari kata Khalaqa dengan akar kata khuluqan (Arab) yang berarti perangai, watak, adat istiadat atau dari kata khalqun (Arab) yang berarti peristiwa, kreasi atau penciptaan.

Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan upaya sadar dan terencana untuk membentuk, membimbing dan mengarahkan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Menurut Akhmad Muhaimin Azzel pendidikan karakter adalah pendidikan karakter plus yang meliputi aspek pengetahuan (kognisi), perasaan dan tindakan.20. Pendidikan karakter menurut Lickona mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui yang baik (knowing good), mencintai yang baik (desiring good) dan berbuat baik (doing good).

Menurut Khan, pendidikan karakter adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan penuh kekuatan dan usaha secara sadar dan terencana untuk membimbing peserta didik. Menurut Ramli, pendidikan karakter mempunyai hakikat dan makna yang sama dengan pendidikan akhlak dan pendidikan akhlak. 20 Akhmad Muhai Madrasah Ibtidaiyah Negeri Azzel, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Jogjakarta: Arr-Ruzz Media, 2011), hal.

Sedangkan pendidikan karakter mempunyai arti umum yaitu pembentukan karakter yang dilakukan oleh seluruh masyarakat, baik umat Islam maupun pemeluk agama lain. Faktanya, Lickona, sebagai bapak pendidikan karakter di Amerika, sebenarnya mengemukakan adanya hubungan erat antara karakter dan spiritualitas.28.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Berdasarkan latar belakang pendidikan karakter yang diungkapkan penulis, maka tujuan pendidikan karakter dalam konteks sekolah secara operasional antara lain sebagai berikut; Menurut Muslih, pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan dan hasil pendidikan, yang bermuara pada tercapainya pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.35. Sedangkan menurut Imas Kurniasih, pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang bermuara pada tercapainya pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi guru. lulusan.

Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan ilmunya, mempelajari dan memperolehnya pula. Tujuan penting pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang diwujudkan dalam kesatuan hakiki antara perilaku dan sikap subjek. Sedangkan dari sudut pandang pendidikan, pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan dan hasil pendidikan yang bermuara pada tercapainya pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan dan hasil pendidikan di sekolah, yang bermuara pada tercapainya pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi. lulusan. Harapan kami melalui pendidikan karakter, peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan mengaplikasikan ilmunya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia, sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Kedisiplinan dan Kejujuran

  • Pengertian Kedisiplinan
  • Pengertian Kejujuran

Implementasi pendidikan karakter di sekolah MIN 1 Kota Tangsel juga dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler. Berikut praktik rutin yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin dan jujur. Mengenai pelaksanaan pendidikan karakter kejujuran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel, kejujuran sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya adalah tindakan mengakui atau mengatakan segala keterangan sesuai dengan kebenaran dan kenyataan.

Upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam pembentukan pendidikan karakter berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu. Dr. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin dan kejujuran di Medresah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel masih terdapat faktor pendukung dan penghambat. Implementasi pendidikan karakter disiplin dan kejujuran yang dilaksanakan di Medresah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel adalah melaksanakan kegiatan pembiasaan yang rutin dilakukan siswa dengan dukungan dan pengkondisian dari masing-masing guru.

Implementasi pendidikan karakter disiplin dan kejujuran yang dilaksanakan secara rutin di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel oleh siswa meliputi :. Apakah ada program khusus atau kegiatan khusus yang dilakukan untuk melaksanakan pendidikan karakter disiplin dan jujur?

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Alasan peneliti memilih lokasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangerang Selatan karena menarik untuk membiasakan kegiatan yang dilakukan setiap hari serta untuk meningkatkan pendidikan karakter siswa di sekolah tersebut yang dianggap efektif. sebagai bahan penelitian sesuai dengan judul yang dipilih penulis. Adapun penelitian tersebut dilakukan sejak Lembaga Ilmu Pengetahuan Al-Qur'an Jakarta mengeluarkan izin penelitian untuk Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel.

Metode Penelitian

Maka dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari data yang berkaitan dengan fokus (objek) yang akan diteliti.

Pendekatan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Wiratna Sujarweni, teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengungkapkan atau mengumpulkan informasi yang sesuai dengan fokus dan ruang lingkup penelitian.63. Untuk memperoleh data akurat yang diperlukan dalam penelitian, maka perlu dilakukan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Namun dalam penelitian ini peneliti menyesuaikan dengan objek penelitian yang menurut peneliti cocok dengan metode, pendekatan dan jenis penelitiannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi pada sumber data yang sama dan waktu yang sama. Observasi adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk memberikan gambaran nyata tentang suatu peristiwa atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu memahami perilaku manusia, dan untuk evaluasi, yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek tertentu dan memberikan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Yang dilakukan peneliti dalam kegiatan observasi adalah peneliti melakukan observasi setiap pagi hingga siang hari, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan.

Pada hakikatnya wawancara adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai suatu masalah atau tema yang diangkat dalam penelitian. Yang melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan adalah Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangsel, Ny. Pergi.

Teknik Analisis Data

Secara umum banyak orang beranggapan bahwa pendidikan karakter akan dijadikan sebagai mata pelajaran. Implementasi pendidikan karakter di MIN 1 Kota Tangsel tidak hanya menjadi tanggung jawab guru PAI saja, namun semua guru mata pelajaran juga menjadi tanggung jawabnya, misalnya saja pada kegiatan sholat dhuha berjamaah, tidak hanya guru PAI saja yang mengkondisikan anak agar pelaksanaannya tidak , tapi guru mata. Tangsel dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam budaya sekolah, baik melalui kegiatan pembiasaan maupun kegiatan pengkondisian.

Implementasi pendidikan karakter kedisiplinan yang dilaksanakan di MIN 1 Kota Tangsel dilakukan melalui: 1) Siswa wajib datang ke sekolah sebelum bel masuk minimal pukul WIB, tiba di soklah tepat waktu, 2) Upacara bendera, 3) Pembiasaan wudhu. yaitu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang dibimbing oleh guru sebelum melaksanakan shalat dhuha. Seluruh kegiatan yang dilakukan di atas bertujuan untuk membentuk karakter pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kedisiplinan peserta didik. Tujuan penerapan pendidikan karakter kembali pada visi sekolah yaitu terwujudnya manusia yang cerdas, berwawasan luas.

Selain itu, tujuan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangerang juga dikembalikan kepada misi sekolah yaitu menanamkan nilai-nilai aqidah, syariah dan akhlakul karimah sebagai landasan dalam seluruh aspek kehidupan. mengembangkan program tahfizh. , tartil, tahsinul Quran dan amalan ibadah.74. Faktor penghambat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah adalah: Pertama, keluarga yang memegang peranan pertama dalam proses pendidikan karakter. Berdasarkan penjelasan hasil wawancara diatas dapat kita lihat bahwa sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangerang Selatan telah melaksanakan berbagai kegiatan pembiasaan, dimana kegiatan pembiasaan tersebut bertujuan untuk melaksanakan atau membentuk pendidikan karakter yang baik bagi siswa mengenai kedisiplinan dan budi pekerti. kejujuran.

Segala upaya dan upaya yang dilakukan dalam proses pendidikan karakter, khususnya kedisiplinan dan kejujuran, harus terus kita pertahankan.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tangerang

  • Profil Sekolah
  • Identitas Sekolah
  • Visi dan Misi Sekolah
  • Tujuan Sekolah
  • Kurikulum Sekolah
  • Struktur Organisasi Sekolah
  • Keadaan Guru dan Siswa
  • Sarana dan Prasarana
  • Kegiatan Ekstrakulikuler
  • Tujuan Implementasi Pendidikan Karakter Kedisiplinan dan
  • Upaya yang dilakukan Sekolah dalam Membentuk Pendidikan
  • Hambatan dan Dukungan dalam Implementasi Pendidikan

PENUTUP

Kesimpulan

Selain itu, adanya kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat untuk mencapai tujuan pembentukan karakter yang baik, terutama karakter disiplin dan jujur.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Nilai yang terkandung dalam surat al-maa’uun yakni nilai-nilai sosial pendidikan Islam meliputi; menyayangi anak yatim, memberi makan kepada fakir miskin, dan

11 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara.. yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam menjalankan ajaran

Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: (1) Adakah korelasi kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Nilai karakter sadar hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain dalam buku kumpulan cerpen Di Atas Sajadah Cinta yang disampaikan oleh Habiburrah El Shirazy

Hari Nama Matakuliah SKS Dosen Pengampu Ruang Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam (MPI).. Jam ke Semester : III

Pelaksanaan humas merupakan pelaksanaan rencana program yang telah ditetapkan kemudian dilaksanakan atau di imlementasikan ke dalam suatu program aksi sebagai

1) Bagi Guru, dengan adanya penelitian ini maka guru dapat mengetahui pentingnya menerapkan nilai-nilai Qur’ani, khususnya terhadap akhlak atau karakter. Selain itu, khususnya

Bab III berisikan tentang penyajian data sekaligus penyajian tentang nilai-nilai pendidikan anak dalam perspektif tafsir al-Maraghi yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 83-84