RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Identitas Mata Kuliah Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan
Kode Mata Kuliah : Praktikum Konseling Postmodern Dosen Pengembang RPS : Dr. Edy Legowo, M.Pd
Nama Mata Kuliah : KB0216636 Dr. Ribut Purwaningrum, M.Pd
Agit Purwo Hartanto, M.Pd
Bobot Mata Kuliah (sks) : 3 (Tiga) Koord. Kelompok Mata Kuliah : Prof. Dr. Asrowi, M.Pd
Semester : 6 (Enam)
Mata Kuliah Prasyarat : 1. Dasar-dasar BK Komprehensif 2. Pengantar Konseling
3. Teori Konseling Modern 4. Praktikum Konseling Modern 5. Teori Konseling Postmodern
Kepala Program Studi : Dr. Edy Legowo, M.Pd
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Kode CPL Unsur CPL
Sikap (S) : 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius,
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika;
3. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
4. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
5. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;
6. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
7. Memahami dirinya secara utuh diri sendiri sebagai calon Sarjana Pendidikan;
8. Mampu beradaptasi, bekerja sama, berkreasi, berkontribusi, dan berinovasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada kehidupan bermasyarakat serta memiliki wawasan global dalam perannya sebagai warga dunia;
9. Memiliki integritas akademik, antara lain kemampuan memahami arti plagiarisme, jenis-jenisnya, dan upaya pencegahannya, serta konsekuensinya apabila melakukan plagiarisme.
Keterampilan Umum (KU) : 1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya;
2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
3. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni;
4. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
Pengetahuan (P) : 1. Menguasai konsep teoritis tentang bimbingan dan konseling, pendidikan, psikologi, sosiologi, sosial budaya dan antropologi;
2. Menguasai prinsip dan teknik konseling modern dan postmodern;
Keterampilan Khusus (KK) : 1. Mampu melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem secara klasikal, kelompok, dan individual dengan menggunakan metode, teknik, dan multimedia yang relevan serta memperhatikan kebutuhan sasaran layanan yang berasal dari keberagaman sosial budaya, dalam jenis, jalur dan jenjang satuan pendidikan;
2. Mampu melaksanakan konseling individual dan kelompok dengan menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik konseling modern dan postmodern yang disesuaikan dengan perkembangan dan problematik sasaran layanan dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan budaya;
3. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi informasi dalam konteks pengembangan dan implementasi program layanan bimbingan dan konseling.
Bahan Kajian Keilmuan : 1. Kajian Konseling 2. BK Komprehensif
3. Pendekatan Konseling Postmodern 4. Psikologi dalam Bimbingan CP Mata kuliah (CPMK)
(Standar kompetensi)
: Matakuliah ini adalah matakuliah yang bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan konseling dengan pendekatan postmodern. Melalui matakuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan sikap disiplin, mandiri, kerjasama, berani mengungkapkan pendapat, berani menampilkan unjuk kerja, berani memberikan kritik dan masukan yang membangun dalam sebuah kelompok, mampu merefleksi keterampilan konseling postmodern yang telah dimiliki melalui proses refleksi diri (soft skills).
Melalui matakuliah ini mahasiswa diharapkan terampil melakukan analisis terhadap video konseling postmodern: (Solution Focused Brief Counseling/ SFBC) dan konseling naratif, menyusun skenario (Solution Focused Brief Counseling/ SFBC) dan konseling naratif; terampil mempraktikkan dua pendekatan konseling dalam paradigma konstruktivisme/ postmodern: (Solution Focused Brief Counseling/ SFBC) dan konseling naratif pada jenjang pendidikan formal baik dalam setting konseling sebaya maupun konseling dengan kasus riil; terampil melakukan observasi dan evaluasi jalannya peer (Solution Focused Brief Counseling/ SFBC) dan konseling naratif (hard skills); terampil menampilkan unjuk kerja melalui penyusunan video konseling dan manual book pelaksanaan konseling postmodern: (Solution Focused Brief Counseling/ SFBC) dan konseling naratif secara berkelompok sebagai tugas proyek akhir matakuliah.
Pengalaman Belajar : Melalui matakuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu mencapai Capaian Matakuliah (CPMK) yang telah ditetapkan dengan menerapkan metode Project Based Learning, praktikum, talk show, diskusi, observasi, evaluasi dan refleksi diri.
Daftar Referensi : 1. Sharf, R.S. 2012. Theories of Psychotherapy and Counseling Concepts and Cases. Belmont USA: Brooks/ Cole 2. Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Pychotherapy. Belmont USA: Thomson Brookscole.
3. Flanagan, J.S., Flanagan, R.S. 2004. Counseling and Psychotherapy Theories in Context and Practice: Skills, Strategies and Techniques. Canada: John Wiley and Son, Inc.
4. Kelly, M.S., Kim. J.S., dan Franklin. 2008. Solutiojn-Focused Brief Therapy in Schools: A 360-Degree View of Research and Practice. New York: Oxford Universiity Press
5. Metcalf L. 2010. Solution Focus RTI: A Positif and Personalized to Response to Intervention. San Francisco: John Wiley & Son 6. Palmer S. 2010. Konseling dan Psikoterapi. (Penerjemah Haris H. Setiadjid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
7. Simon, J.K. 2010. Solution Focused Practice in End-of-Life and Grief Counseling. New York: Springer Publishing Company.
8. Video Konseling dengan Pendektan Solution Focused Brief Counseling dan Konseling Naratif.
Tahap Kemampuan Akhir Materi Pokok Referensi
Metode Pembelajaran
Pengalaman Belajar Waktu
Penilaian
Daring Luring Indikator/
kode CPL
Teknik penilaian /bobot (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Mahasiswa mampu
mendeskripsikan pemahaman terkait perkuliahan Praktikum Konseling Postmodern yang akan dilakukan selama satu semester, mendeskripsikan aturan dan norma perkuliahan, mendeskripsikan proses pembelajaran, penugasan, dan proses penilaian selama perkuliahan.
Mahasiswa mampu
mendeskripsikan pengalaman dan kemampuan akhir yang akan dicapai setelah mengikuti matakuliah Praktikum
Konseling Postmodern.
Mahasiswa mampu mengulas kembali kajian teoritik konseling postmodern yang telah
dipelajari pada semester sebelumnya.
1. RPS
2. SPADA Hybrid Learning 3. Kontrak
Perkuliahan 4. Format
Refleksi Diri 5. Format
Perkembangan Keterampilan Konseling Postmodern
- - Tugas terstruktur:
menyusun refleksi diri matakuliah Praktikum Konseling Postmodern - Tugas tersetruktur:
menyepakati kontrak kuliah yang diunggah ke dalam kelas SPADA
- Ekspositori RPS dari dosen
- Ekspositori SPADA dari dosen - Talkshow
mengingat kembali kajian teori konseling postmodern bersama dosen pengampu
- Mahasiswa dengan antusias menelaah RPS dan kontrak perkuliahan - Mahasiswa
mengingat kajian teoritik konseling postmodern melalui kegiatan talkshow.
- Mahasiswa menyusun format refleksi diri perkuliahan Praktikum Konseling Postmodern
3 x 50 - Mahasiswa mendeskripsikan matakuliah, pelaksanaan proses perkuliahan, aturan perkuliahan, dan pentingnya perkuliahan bagi calon konselor - Mahasiswa
menjabarkan harapan yang ingin dicapai setelah mengikuti perkuliahan Praktikum Konseling Postmodern - Mahasiswa
mendeskripsikan upaya untuk menjalankan aturan-aturan dalam perkuliahan dan mencapai harapan setelah mengikuti perkuliahan
- Kontrak Perkuliahan - Refleksi Diri Matakuliah Praktikum Konseling Postmodern
2. Mahasiswa mampu
mendeskripsikan kembali hakikat Solution Focused Brief Counseling
Overview and Highlights SFBC - Kedudukan SFBC sebagai salah satu pendekatan konseling postmodern - Histori singkat
SFBC - Pandangan
dasar SFBC
Ref 1 Chapter 12, Ref 2 Chapter 13, Ref 3 Chapter 11, Ref. 6 Chapter 23, Ref 7
- Tugas terstruktur individual:
menyusun rangkuman overview dan highlights SFBC berdasarkan rujukan terbaru - Diskusi dengan
rekan sejawat dalam laman SPADA
- Project Based Learning, mahasiswa
menemukan bahan kajian yang tepat untuk merangkum SFBC menjadi sebuah rangkuman utuh pendekatan
- Mahasiswa mempersiapkan kajian tentang landasan overview dan highlights SFBC berdasarkan sumber rujukan terkini
- Mahasiswa menyusun hasil kajian dalam
3 x 50 - Mahasiswa menganalisis kajian tentang overview dan highlight SFBC - Mahasiswa menjelaskan
pandangannya tentang topik yang diunggah dosen melalui laman SPADA
- Mahasiswa memberikan masukan, sanggahan tehadap pendapat
- Rangkuman
“OVERVIEW DAN HIGHLIGHT SFBC SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN KONSELING POSTMODERN”
maksimal 2000 kata yang akan diuji turnitin.
- Fungsi konselor dan konseli dalam SFBC - Hubungan
terapeutik dalam SFBC - Langkah-
langkah SFBC - Teknik dalam
SFBC
terkait topik SFBC yang akan diberikan oleh dosen melalui forum diskusi
sebuah rangkuman untuk
dipresentasikan dan diunggah ke laman SPADA - Mahasiswa
memperhatikan presentasi sejawat - Mahasiswa
memperhatikan penyimpulan dari dosen terkait overview dan highlights SFBC - Mahasiswa
berdiskusi dan saling memberikan masukan terkait topik yang diunggah oleh dosen dalam laman SPADA
mahasiswa lainnya melalui laman SPADA - Mahasiswa menyusun
overview dan highlight SFBC dalam bentuk rangkuman yang diunggah pada laman SPADA.
3. Mahasiswa mampu menganalisis pelaksanaan SFBC melalui pengamatan terhadap video konseling SFBC
- Fungsi konselor dan konseli dalam SFBC - Hubungan
terapeutik dalam SFBC - Langkah-
langkah SFBC - Teknik dalam
SFBC
Video Konseling SFBC
- Tugas terstruktur:
Rangkuman Hasil Analisis Video Konseling SFBC Berdasarkan Aspek Penilaian yang ditetapkan oleh dosen.
- Project Based Learning,
mahasiswa mencari video SFBC untuk dianalisis
berdasarkan aspek yang telah
ditetapkan - Presentasi hasil
rangkuman di kelas untuk memperoleh masukan rekan sejawat dan dosen pengampu - Ekspositori penarikan
kesimpulan terkait
- Mahasiswa menyaksikan video SFBC bersama- sama di dalam kelas.
- Mahasiswa menganalisis video SFBC tersebut berdasarkan aspek- aspek yang telah ditentukan oleh dosen.
- Mahasiswa mempresentasikan hasil analisis dalam kelas untuk memperoleh
3 x 50 - Mahasiswa menganalisis video SFBC
- Mahasiswa
mempresentasikan hasil analisis video SFBC - Mahasiswa menyusun
rangkuman analisis video SFBC
- Rangkuman Hasil Analisis Video SFBC
anallisis video yang telah ditampilkan oleh dosen dan mahasiswa
masukan dari rekan sejawat.
- Mahasiswa memperhatikan penarikan kesimpulan dan pemberian penguatan yang dilakukan oleh dosen.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah SFBC.
Mahasiswa terampil menyusun skenario konseling.
Masalah yang akan dibantu
menggunakan SFBC
Lembar pengamatan SFBC,
Lembar skenario SFBC
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling
- Tugas terstruktur:
Draft skenario SFBC
- Latihan tersupervisi, mahasiswa
memaknai langkah- langkah SFBC dengan tepat di bawah arahan dosen
- Latihan tersupervisi, mahasiswa
menyusun skenario SFBC di bawah bimbingan dosen - Refleksi diri,
mahasiswa
menyusun Laporan Evaluasi
Perkembangan Keterampilan Konseling SFBC yang dimiliki
- Mahasiswa mengidentifikasi langkah-langkah dalam SFBC - Mahasiswa
menjelaskan langkah-langkah dalam SFBC - Mahasiswa
menyusun skenario SFBC
- Mahasiswa menyusun Laporan Evaluasi
Perkembangan Keterampilan Konseling
3 x 50 - Mahasiswa
menyebutkan langkah- langkah SFBC dengan tepat
- Mahasiswa
menjelaskan langkah- langkah SFBC dengan tepat
- Mahasiswa menyusun skenario SFBC untuk latihan konseling - Mahasiswa menilai diri
sendiri melalui refleksi Laporan Evaluasi Perkembangan
Keterampilan Konseling
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling Draft skenario SFBC
5. Berlatih SFBC dalam kelompok kecil sebagai konselor, konseli, dan observer (1)
Keterampilan Pelaksanaan SFBC
Lembar skenario SFBC,
Lembar
pengamatan SFBC
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer
- Experiential Learning - Vicarious Learning
- Mahasiswa mempraktikkan SFBC dalam kelompok kecil (berjumlah 3 orang) sesuai dengan pedoman langkah- langkah
pelaksanaan SFBC
3 x 50 - Mahasiswa praktikum SFBC
- Mahasiswa menilai keterampilan diri - Mahasiswa menilai
keterampilan rekan sejawat
- Mahasiswa merencanakan
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh
- Lembar Refleksi sebagai Konseli - Lembar Rencana
Tindak Lanjut bagi Observer
- Mahasiswa yang berperan sebagai konselor
memperoleh masukan dari observer (rekan sejawat dan atau dosen) untuk kemudian hasilnya diunggah ke laman SPADA
- Mahasiswa yang berperan sebagai konseli bertugas untuk merefleksi diri, seberapa tinggi tingkat
keterbantuan, bagaimana penilaian terhadap konselor yang praktikum, dll - Mahasiswa yang
berperan sebagai observer bertugas untuk menilai praktikan dan menyusun refleksi diri seandainya diri menjadi konselor
bagaimana menjadi konselor yang lebih baik berdasarkan praktikum yang disaksikan
Observer - Lembar
Refleksi sebagai Konseli - Lembar Rencana Tindak Lanjut bagi Observer
6. Berlatih SFBC dalam kelompok kecil sebagai konselor, konseli, dan observer (2)
Keterampilan Pelaksanaan SFBC
Lembar skenario SFBC,
Lembar
pengamatan SFBC
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer
- Experiential Learning - Vicarious Learning
- Mahasiswa mempraktikkan SFBC dalam kelompok kecil (berjumlah 3 orang) sesuai dengan pedoman langkah- langkah
pelaksanaan SFBC
3 x 50 - Mahasiswa praktikum SFBC
- Mahasiswa menilai keterampilan diri - Mahasiswa menilai
keterampilan rekan sejawat
- Mahasiswa merencanakan
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh
- Lembar Refleksi sebagai Konseli - Lembar Rencana
Tindak Lanjut bagi Observer
- Mahasiswa yang berperan sebagai konselor
memperoleh masukan dari observer (rekan sejawat dan atau dosen) untuk kemudian hasilnya diunggah ke laman SPADA
- Mahasiswa yang berperan sebagai konseli bertugas untuk merefleksi diri, seberapa tinggi tingkat
keterbantuan, bagaimana penilaian terhadap konselor yang praktikum, dll - Mahasiswa yang
berperan sebagai observer bertugas untuk menilai praktikan dan menyusun refleksi diri seandainya diri menjadi konselor
bagaimana menjadi konselor yang lebih baik berdasarkan praktikum yang disaksikan
Observer - Lembar
Refleksi sebagai Konseli Lembar Rencana Tindak Lanjut bagi Observer
7. Berlatih SFBC dalam kelompok kecil sebagai konselor, konseli, dan observer (3)
Keterampilan Pelaksanaan SFBC
Lembar skenario SFBC,
Lembar
pengamatan SFBC
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer
- Experiential Learning - Vicarious Learning
- Mahasiswa mempraktikkan SFBC dalam kelompok kecil (berjumlah 3 orang) sesuai dengan pedoman langkah- langkah
pelaksanaan SFBC
3 x 50 - Mahasiswa praktikum SFBC
- Mahasiswa menilai keterampilan diri - Mahasiswa menilai
keterampilan rekan sejawat
- Mahasiswa merencanakan
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh
- Lembar Refleksi sebagai Konseli - Lembar Rencana
Tindak Lanjut bagi Observer
- Mahasiswa yang berperan sebagai konselor
memperoleh masukan dari observer (rekan sejawat dan atau dosen) untuk kemudian hasilnya diunggah ke laman SPADA
- Mahasiswa yang berperan sebagai konseli bertugas untuk merefleksi diri, seberapa tinggi tingkat
keterbantuan, bagaimana penilaian terhadap konselor yang praktikum, dll - Mahasiswa yang
berperan sebagai observer bertugas untuk menilai praktikan dan menyusun refleksi diri seandainya diri menjadi konselor
bagaimana menjadi konselor yang lebih baik berdasarkan praktikum yang disaksikan
Observer - Lembar
Refleksi sebagai Konseli Lembar Rencana Tindak Lanjut bagi Observer
8. Mahasiswa mampu menampilkan unjuk kerja menyelenggarakan SFBC melalui tugas proyek produksi video konseling dengan
pendekatan SFBC
Keterampilan Pelaksanaan SFBC
Identifikasi masalah, Lembar skenario SFBC,
Lembar
pengamatan SFBC
- Tugas proyek terstruktur:
Video SFBC, Lembar ACC Konsultasi Video, Manual Book Video SFBC
- Tugas terstruktur:
Upload video SFBC ke laman youtube
- Project Based Learning, mahasiswa menyusun video SFBC berdasarkan masalah yang telah
dikonsultasikan
- Mahasiswa melakukan konsultasi
identifikasi masalah pada dosen pengampu - Mahasiswa
menyusun skenario video SFBC
3 x 50 - Mahasiswa
memproduksi video SFBC dan manual book sebagai tugas proyek - Mahasiswa menajamkan
keterampilan konseling melalui praktikum
Video SFBC, Lembar ACC Konsultasi Video, Manual Book Video SFBC
- Mahasiswa menyusun manual book video SFBC - Mahasiswa
memproduksi video SFBC
- Mahasiswa mengunggah video tersebut ke laman SPADA dan youtube.
9. Mahasiswa mampu
mendeskripsikan kembali hakikat Konseling Naratif
Overview and Highlights Konseling Naratif - Kedudukan
Konseling Naratif sebagai salah satu pendekatan konseling postmodern - Histori singkat
Konseling Naratif - Pandangan
dasar Konseling Naratif - Fungsi konselor
dan konseli dalam Konseling Naratif - Hubungan
terapeutik dalam Konseling Naratif - Langkah-
langkah Konseling Naratif - Teknik dalam
Ref 1 Chapter 12, Ref 2 Chapter 13, Ref 3 Chapter 11, Ref. 6 Chapter 23, Ref 7
- Tugas terstruktur individual:
menyusun rangkuman overview dan highlights Konseling Naratif berdasarkan rujukan terbaru - Diskusi dengan
rekan sejawat dalam laman SPADA terkait topik Konseling Naratif yang akan diberikan oleh dosen melalui forum diskusi
- Project Based Learning, mahasiswa
menemukan bahan kajian yang tepat untuk merangkum Konseling Naratif menjadi sebuah rangkuman utuh pendekatan
- Mahasiswa mempersiapkan kajian tentang landasan overview dan highlights Konseling Naratif berdasarkan sumber rujukan terkini
- Mahasiswa menyusun hasil kajian dalam sebuah rangkuman untuk
dipresentasikan dan diunggah ke laman SPADA - Mahasiswa
memperhatikan presentasi sejawat - Mahasiswa
memperhatikan penyimpulan dari dosen terkait overview dan highlights Konseling Naratif
- Mahasiswa
3 x 50 - Mahasiswa menganalisis kajian tentang overview dan highlight Konseling Naratif
- Mahasiswa menjelaskan pandangannya tentang topik yang diunggah dosen melalui laman SPADA
- Mahasiswa memberikan masukan, sanggahan tehadap pendapat mahasiswa lainnya melalui laman SPADA - Mahasiswa menyusun
overview dan highlight Konseling Naratif dalam bentuk rangkuman yang diunggah pada laman SPADA.
- Rangkuman
“OVERVIEW DAN HIGHLIGHT KONSELING NARATIF SEBAGAI SALAH SATU
PENDEKATAN DALAM KONSELING POSTMODERN”
maksimal 2000 kata yang akan diuji turnitin.
Konseling
Naratif berdiskusi dan
saling memberikan masukan terkait topik yang diunggah oleh dosen dalam laman SPADA
10. Mahasiswa mampu menganalisis pelaksanaan Konseling Naratif melalui pengamatan terhadap video konseling Konseling Naratif
- Fungsi konselor dan konseli dalam Konseling Naratif - Hubungan
terapeutik dalam Konseling Naratif - Langkah-
langkah Konseling Naratif - Teknik dalam
Konseling Naratif
Video Konseling Konseling Naratif
- Tugas terstruktur:
Rangkuman Hasil Analisis Video Konseling Konseling Naratif Berdasarkan Aspek Penilaian yang ditetapkan oleh dosen.
- Project Based Learning,
mahasiswa mencari video Konseling Naratif untuk dianalisis
berdasarkan aspek yang telah
ditetapkan - Presentasi hasil
rangkuman di kelas untuk memperoleh masukan rekan sejawat dan dosen pengampu - Ekspositori penarikan
kesimpulan terkait anallisis video yang telah ditampilkan oleh dosen dan mahasiswa
- Mahasiswa menyaksikan video Konseling Naratif bersama-sama di dalam kelas.
- Mahasiswa menganalisis video Konseling Naratif tersebut
berdasarkan aspek- aspek yang telah ditentukan oleh dosen.
- Mahasiswa mempresentasikan hasil analisis dalam kelas untuk memperoleh masukan dari rekan sejawat.
- Mahasiswa memperhatikan penarikan kesimpulan dan pemberian penguatan yang dilakukan oleh dosen.
3 x 50 - Mahasiswa menganalisis video Konseling Naratif - Mahasiswa
mempresentasikan hasil analisis video Konseling Naratif
- Mahasiswa menyusun rangkuman analisis video Konseling Naratif
- Rangkuman Hasil Analisis Video Konseling Naratif
11. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah Konseling Naratif.
Mahasiswa terampil menyusun skenario konseling Konseling Naratif.
Masalah yang akan dibantu
menggunakan Konseling Naratif
Lembar pengamatan Konseling Naratif , Lembar skenario Konseling Naratif
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling
- Tugas terstruktur:
Draft skenario Konseling Naratif
- Latihan tersupervisi, mahasiswa
memaknai langkah- langkah Konseling Naratif dengan tepat di bawah arahan dosen - Latihan tersupervisi,
mahasiswa
menyusun skenario Konseling Naratif di bawah bimbingan dosen
- Refleksi diri, mahasiswa
menyusun Laporan Evaluasi
Perkembangan Keterampilan Konseling Konseling Naratif yang dimiliki
- Mahasiswa mengidentifikasi langkah-langkah dalam Konseling Naratif
- Mahasiswa menjelaskan langkah-langkah dalam Konseling Naratif
- Mahasiswa
menyusun skenario Konseling Naratif - Mahasiswa
menyusun Laporan Evaluasi
Perkembangan Keterampilan Konseling
3 x 50 - Mahasiswa
menyebutkan langkah- langkah Konseling Naratif dengan tepat - Mahasiswa
menjelaskan langkah- langkah Konseling Naratif dengan tepat - Mahasiswa menyusun
skenario SFBC untuk latihan konseling - Mahasiswa menilai diri
sendiri melalui refleksi Laporan Evaluasi Perkembangan
Keterampilan Konseling
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling Draft skenario Konseling Naratif
12. Berlatih Konseling Naratif dalam kelompok kecil sebagai konselor, konseli, dan observer (1)
Keterampilan Pelaksanaan Konseling Naratif
Lembar skenario Konseling Naratif , Lembar
pengamatan Konseling Naratif
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer - Lembar Refleksi
sebagai Konseli - Lembar Rencana
Tindak Lanjut bagi Observer
- Experiential Learning -Vicarious Learning
- Mahasiswa mempraktikkan Konseling Naratif dalam kelompok kecil (berjumlah 3 orang) sesuai dengan pedoman langkah-langkah pelaksanaan Konseling Naratif - Mahasiswa yang
berperan sebagai konselor
memperoleh masukan dari observer (rekan sejawat dan atau
3 x 50 - Mahasiswa praktikum Konseling Naratif - Mahasiswa menilai
keterampilan diri - Mahasiswa menilai
keterampilan rekan sejawat
- Mahasiswa merencanakan bagaimana menjadi konselor yang lebih baik berdasarkan praktikum yang disaksikan
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer - Lembar
Refleksi sebagai Konseli - Lembar Rencana Tindak Lanjut
dosen) untuk kemudian hasilnya diunggah ke laman SPADA
- Mahasiswa yang berperan sebagai konseli bertugas untuk merefleksi diri, seberapa tinggi tingkat
keterbantuan, bagaimana penilaian terhadap konselor yang praktikum, dll - Mahasiswa yang
berperan sebagai observer bertugas untuk menilai praktikan dan menyusun refleksi diri seandainya diri menjadi konselor
bagi Observer
13. Berlatih Konseling Naratif dalam kelompok kecil sebagai konselor, konseli, dan observer (2)
Keterampilan Pelaksanaan Konseling Naratif
Lembar skenario Konseling Naratif , Lembar
pengamatan Konseling Naratif
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer - Lembar Refleksi
sebagai Konseli - Lembar Rencana
Tindak Lanjut bagi Observer
-Experiential Learning - Vicarious Learning
- Mahasiswa mempraktikkan Konseling Naratif dalam kelompok kecil (berjumlah 3 orang) sesuai dengan pedoman langkah-langkah pelaksanaan Konseling Naratif - Mahasiswa yang
berperan sebagai konselor
memperoleh masukan dari observer (rekan
3 x 50 - Mahasiswa praktikum Konseling Naratif - Mahasiswa menilai
keterampilan diri - Mahasiswa menilai
keterampilan rekan sejawat
- Mahasiswa merencanakan bagaimana menjadi konselor yang lebih baik berdasarkan praktikum yang disaksikan
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer - Lembar
Refleksi sebagai Konseli - Lembar Rencana
sejawat dan atau dosen) untuk kemudian hasilnya diunggah ke laman SPADA
- Mahasiswa yang berperan sebagai konseli bertugas untuk merefleksi diri, seberapa tinggi tingkat
keterbantuan, bagaimana penilaian terhadap konselor yang praktikum, dll - Mahasiswa yang
berperan sebagai observer bertugas untuk menilai praktikan dan menyusun refleksi diri seandainya diri menjadi konselor
Tindak Lanjut bagi Observer
14. Berlatih Konseling Naratif dalam kelompok kecil sebagai konselor, konseli, dan observer (3)
Keterampilan Pelaksanaan Konseling Naratif
Lembar skenario Konseling Naratif , Lembar
pengamatan Konseling Naratif
- Tugas terstruktur:
Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer - Lembar Refleksi
sebagai Konseli - Lembar Rencana
Tindak Lanjut bagi Observer
- Experiential Learning - Vicarious Learning
- Mahasiswa mempraktikkan Konseling Naratif dalam kelompok kecil (berjumlah 3 orang) sesuai dengan pedoman langkah-langkah pelaksanaan Konseling Naratif - Mahasiswa yang
berperan sebagai konselor
memperoleh masukan dari
3 x 50 - Mahasiswa praktikum Konseling Naratif - Mahasiswa menilai
keterampilan diri - Mahasiswa menilai
keterampilan rekan sejawat
- Mahasiswa merencanakan bagaimana menjadi konselor yang lebih baik berdasarkan praktikum yang disaksikan
- Laporan Evaluasi Perkembangan Keterampilan Konseling - Lembar
Pengamatan yang telah Dinilai oleh Observer - Lembar
Refleksi sebagai Konseli - Lembar
observer (rekan sejawat dan atau dosen) untuk kemudian hasilnya diunggah ke laman SPADA
- Mahasiswa yang berperan sebagai konseli bertugas untuk merefleksi diri, seberapa tinggi tingkat
keterbantuan, bagaimana penilaian terhadap konselor yang praktikum, dll - Mahasiswa yang
berperan sebagai observer bertugas untuk menilai praktikan dan menyusun refleksi diri seandainya diri menjadi konselor
Rencana Tindak Lanjut bagi Observer
15. Mahasiswa mampu menampilkan unjuk kerja menyelenggarakan Konseling Naratif melalui tugas proyek produksi video konseling dengan pendekatan Konseling Naratif
Keterampilan Pelaksanaan Konseling Naratif
Identifikasi masalah, Lembar skenario Konseling Naratif , Lembar
pengamatan Konseling Naratif
- Tugas proyek terstruktur:
Video Konseling Naratif , Lembar ACC Konsultasi Video, Manual Book Video Konseling Naratif - Tugas terstruktur:
Upload video Konseling Naratif ke laman youtube
- Project Based Learning, mahasiswa menyusun video Konseling Naratif berdasarkan masalah yang telah
dikonsultasikan
- Mahasiswa melakukan konsultasi
identifikasi masalah pada dosen pengampu - Mahasiswa
menyusun skenario video Konseling Naratif
- Mahasiswa menyusun manual book video Konseling Naratif
3 x 50 - Mahasiswa
memproduksi video Konseling Naratif dan manual book sebagai tugas proyek
- Mahasiswa menajamkan keterampilan konseling melalui praktikum
Video Konseling Naratif , Lembar ACC Konsultasi Video, Manual Book Video Konseling Naratif
- Mahasiswa
memproduksi video Konseling Naratif - Mahasiswa
mengunggah video tersebut ke laman SPADA dan youtube.
16. Mahasiswa mampu menampilkan unjuk kerja menyelenggarakan SFBC dan atau Konseling Naratif melalui praktikum bersama konseli asli
Keterampilan Pelaksanaan SFBC dan Konseling Naratif
Lembar Penilaian SFBC dan atau Konseling Naratif
- - Praktikum Konseling,
mahasiswa membawa konseli asli dengan rentang usia 12-17 tahun (SMP-SMA sederajat) sebagai konseli untuk praktikum SFBC atau Konseling Naratif - Refleksi dam evaluasi
diri pelaksanaan praktikum, mahasisw a menilai kemampuan diri dalam melakukan praktikum konseling
- Mahasiswa melakukan
identifikasi masalah awal pada calon konseli
- Mahasiswa mempelajari langkah-langkah konseling - Mahasiswa
melakukan praktikum konseling
- Mahasiswa mengisi lembar refleksi dan evaluasi diri
3 x 50 - Mahasiswa terampil melakukan konseling SFBC atau Konseling Naratif bersama dengan konseli asli dengan rentang usia 12-17 tahun (SMP-SMA sederajat) - Mahasiswa terampil
melakukan refleksi dan evaluasi diri terkait pelaksanaan praktikum konseling
Lembar Penilaian Konseling dari Dosen,
Lembar Refleksi dan Evaluasi
LAMPIRAN 1 PERATURAN PERKULIAHAN
1. Matakuliah Praktikum Konseling Postmodern adalah salah satu matakuliah pada program studi Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Dr. Edy Legowo, M.Pd, Dr. Ribut Purwaningrum, M.Pd dan Agit Purwo Hartanto, M.Pd. Jumlah sks dari matakuliah tersebut adalah 3 sks, yang berarti 3 x 50 menit tatap muka, 3 x 50 menit tugas terstruktur, dan 3 x 50 menit belajar mandiri.
2. Kewajiban hadir tatap muka dalam Praktikum Konseling Postmodern adalah 100% kehadiran.
Dengan demikian, jika mahasiswa hadir antara 80-99% WAJIB mengganti dengan tugas kompensasi yang akan disesuaikan dengan waktu ketidakhadiran. Sedangkan mahasiswa yang hadir kurang dari 80% dinyatakan TIDAK LULUS.
3. Ketidakhadiran mahasiswa hendaknya dibagi sebelum dan setelah UTS. Pada kondisi tertentu, ketidakhadiran berturut-turut dibicarakan kemudian (misalnya sakit, ada kondisi darurat, dll).
4. Bagi mahasiswa izin sakit, WAJIB melampirkan surat izin dokter atau surat izin orangtua paling lambat 2 minggu setelah absen.
5. Dosen WAJIB hadir sebanyak 100% perkuliahan, dan jika ada hal yang memang tidak bisa ditinggalkan sehubungan dengan tugas tridharma, maka kelas wajib diganti sesuai dengan persetujuan mahasiswa.
6. Jam masuk Matakuliah Praktikum Konseling Postmodern adalah pukul 07.30 WIB. Toleransi keterlambatan baik untuk mahasiswa maupun dosen adalah 10 menit. Mahasiswa yang terlambat, boleh masuk dan mengikuti perkuliahan, tetapi tidak boleh menandatangani presensi kehadiran. Dosen yang datang terlambat, boleh ditinggal dan kelas dibubarkan tanpa penggantian jadwal.
7. Penanggungjawab matakuliah wajib menghubungi dosen untuk memastikan kehadiran dosen
sehari sebelum perkuliahan berlangsung.
8. Penanggungjawab matakuliah wajib menyiapkan LCD, kabel, dan BAP lengkap sebelum perkuliahan tanpa melalui pertanyaan “apakah membutuhkan LCD?”
9. Karena perkuliahan dilakukan pagi hari, maka alat-alat tersebut pada poin 7 boleh diambil sore harinya dan dititipkan di almari dosen pengampu setelah izin.
10. Etika menghubungi dosen disesuaikan dengan aturan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tayang pada laman instagram uns.official.
11. Tugas mahasiswa wajib dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Tugas yang tidak dikumpulkan tepat waktu dianggap TIDAK MENGUMPULKAN.
12. Seluruh tugas baik individu maupun kelompok akan melewati uji turnititin, bagi mahasiswa yang nilai uji turnitinnya melebihi ambang batas, dianggap belum mengumpulkan tugas dan
memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki tugas tersebut dengan nilai maksimal lima poin di bawah nilai paling rendah dari tugas mahasiswa lain yang lolos uji turnitin.
13. Tugas yang dikerjakan secara individual dan terdeteksi memiliki kesamaan lebih dari 85%
dengan salah satu atau beberapa mahasiswa di dalam kelas, dicoret dan dianggap tidak mengumpulkan tugas BAIK bagi yang meniru atau memberikan tiruan.
14. Mahasiswa BERHAK menagih seluruh nilai tugas-tugas yang dikumpulkan kepada dosen pengampu.
15. Etika berpakaian mahasiswa laki-laki adalah mengenakan kemeja atau kaos berkerah, celana panjang (boleh jeans atau celana bahan), dan sepatu (boleh kets atau pantofel), dengan rambut rapi (tidak gondrong).
16. Etika berpakaian mahasiswa perempuan adalah mengenakan pakaian sopan berbahan kain, jika tidak mengenakan jilbab, rok di bawah lutut dan rambut tertata rapi. Boleh mengenakan sepatu atau sepatu sandal.
LAMPIRAN 2 KONTRAK PERKULIAHAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : ...
NIM : ...
Matakuliah : ...
Menyatakan bahwa saya sanggup menaati peraturan perkuliahan sebagaimana terlampir. Jika saya tidak mampu menjalankan aturan perkuliahan sebagaimana terlampir, maka saya siap untuk menerima konsekuensi sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam aturan perkuliahan. Demikian kontrak perkuliahan ini saya tulis dengan sebenar-benarnya dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Surakarta, ...
Mengetahui, Peserta Matakuliah,
(Dosen Pengampu) (Nama Mahasiswa)
NIP. ... NIM. ...
LAMPIRAN 3 REFLEKSI DIRI MATAKULIAH
Setelah mengikuti orientasi dan kontrak perkuliahan dari dosen pengampu matakuliah Praktikum Konseling Postmodern, refleksi yang dapat saya ambil adalah sebagai berikut.
1. Menurut saya, matakuliah Praktikum Konseling Postmodern berdasarkan RPS adalah ...
...
...
...
...
2. Menurut saya, seberapa penting matakuliah ini untuk membantu saya menjadi konselor profesional
...
...
...
...
...
3. Harapan saya setelah mengikuti matakuliagh Praktikum Konseling Postmodern ini adalah ...
...
...
...
...
4. Upaya-upaya yang akan saya lakukan ke depan demi terwujudnya harapan saya adalah ...
...
...
...
...
LAMPIRAN 4 RUBRIK REFLEKSI DIRI
No. Aspek yang Dinilai Skor Tertinggi
1. Kemampuan menjabarkan hakikat matakuliah sesuai RPS 10
2. Kemampuan menjabarkan tatalaksana matakuliah sesuai RPS 10
3. Kemampuan menganalisis peran matakuliah untuk pengembangan
diri sebagai konselor
20
4. Harapan secara afektif 10
5. Harapan secara kognitif 10
6. Harapan secara psikomotor 10
7. Kemampuan menjabarkan upaya afektif, kognitif, dan psikomotor 20
TOTAL SKOR 100
LAMPIRAN 5 RUBRIK PENILAIAN RANGKUMAN “OVERVIEW DAN HIGHLIGHT SFBC”
No. Aspek yang Dinilai Skor Tertinggi
1. Kelengkapan bahan rangkuman 30
2. Kebaruan sumber 20
3. Kebenaran tata tulis 10
4. Keruntutan bahasa 15
5. Kesamaan dengan sumber asal (dibuktikan melalui uji turnitin maksimal 20%)
25
TOTAL SKOR 100
LAMPIRAN 6 RUBRIK PENILAIAN DISKUSI “OVERVIEW DAN HIGHLIGHT SFBC”
No. Aspek yang Dinilai Skor Tertinggi
1. Kesediaan untuk merespon dengan cepat topik yang diberikan oleh dosen dalam laman SPADA
15
2. Ketepatan pemberian respon disertai dengan sumber valid 25
3. Kesediaan untuk memberikan tanggapan pada pendapat teman lain di dalam kelas SPADA
15
4. Kemampuan menjelaskan dengan bahasa tulis yang mudah dipahami 15
5. Kesediaan untuk melontarkan pertanyaan baru terkait tipok diskusi berdasarkan berbagai pendapat
15
6. Kemampuan menyimpulkan berbagai pendapat yang muncul 15
TOTAL SKOR 100
LAMPIRAN 7 RUBRIK PENILAIAN RANGKUMAN HASIL ANALISIS VIDEO SFBC (KELOMPOK)
No. Aspek yang Dinilai Skor Tertinggi
1. Kejelasan Analisis Fungsi dan Peran Konselor yang muncul 10
2. Kejelasan Analisis Fungsi dan Peran Konseli yang muncul 10
3. Ketepatan ulasan tentang hubungan terapeutik yang terbangun dalam proses konseling
10
4. Ketepatan ulasan langkah Penumbuhkembangan Kesadaran 10
5. Ketepatan ulasan langkah Pembuatan Pilihan dengan Kesadaran 10
6. Ketepatan ulasan teknik Exception Question 10
7. Ketepatan ulasan teknik Scalling Question 10
8. Ketepatan ulasan teknik Miracle Question 10
9. Ketepatan ulasan teknik Formula First Session Task 10
10. Ketepatan ulasan pengakhiran sesi 10
TOTAL SKOR 100
Penilaian:
Skor Total : Skor Tertinggi x 100%
LAMPIRAN 8 LANGKAH-LANGKAH SFBC DALAM FORMAT PENGAMATAN
INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN KONSELING INDIVIDUAL: SFBC
Nama Mahasiswa : ………
NIM : ………
Penilaian : Praktik SFBC
No. TAHAPAN Skor
1 2 3 4 5
I. MENUMBUH-KEMBANGKAN KESADARAN
A. Struktur sesi awal konseling: perkenakan , nama panggilan, menanyakan apa yang diharapkan se keluar dari sesi konseling.
1. Menyambut kedatangan klien dan mempersilakan duduk 2. Memperkenalkan (menanyakan nama dan nama panggilan klien) 3. Menanyakan apa yang diharapkan keluar dari sesi konseling 4. Melakukan hal lainnya yang relevan
B. Membicarakan Masalah:
Berapa lama telah dialami?; pernah dialami sebelumnya? Bagaimana klien menghadapi (apa yang dilakukan, apalagi…?), Siapa yang mengetahui, siapa lagi, kapan itu terjadi? Untuk memperoleh gambaran riil dalam bentuk perilaku klien
5. Menanyakan berapa lama masalah telah dialami 6. Menanyakan pernahkah dialami sebelumnya
7. Menanyakan bagaimana klien mengatasinya selama ini?
8. Menanyakan apa lagi …x…
9. Menanyakan siapa yang mengetahui?
10. Menanyakan siapa lagi yang mengetahuinya …x…
11. Menayakan kapan itu terjadi?
C. Perubahan Pra-sesi:
Perubahan yang terjadi ketika klien mengambil keputusan untuk berubah
12. Menanyakan adakah perubahan-perubahan yang lebih baik/buruk saat anda memutuskan mengambil tindakan untuk berubah?
13. Menanyakan perubahan apa saja yang telah terjadi? Apa lagi?...x…
14. Menanyakan siapa yang melihatnya? Siapa lagi…x II. MEMBUAT PILIHAN DENGAN KESADARAN
A. Tujuan:
Penting untuk