• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "skripsi - etheses UIN Mataram"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

STRATEGI PROMOSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DANAU BIRU DESA KARANG SIDEMEN KECAMATAN

BATUKLIANG UTARA LOMBOK TENGAH

Oleh :

MUHAMMAD HENDRA GUNAWAN NIM. 170503111

JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ii

STRATEGI PROMOSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DANAU BIRU DESA KARANG SIDEMEN KECAMATAN

BATUKLIANG UTARA LOMBOK TENGAH Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

MUHAMMAD HENDRA GUNAWAN NIM. 170503111

JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii MOTTO

Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu, belajarlah untuk tenang,sabar dan ikhlas."

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Pertama tama puji syukur saya Panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar .dan skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya. Bapak Darmawan dan Ibuk Khaeriah yg telah memberikan kasih sayang hingga aku dewasa selalu mendoakan dan mendukung saya untuk menjalani hidup sesuai keinginan.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt.

atas ridanya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul skripsi yang saya ajukan adalah “Strategi Promosi Dan Pengembangan Desa Wisata Danau Biru Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Skripsi di Fakultas (Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram). Tidak dapat disangkal bahwa butuh usaha yang keras dalam penyelesaian pengerjaan skripsi ini. Namun, karya ini tidak akan selesai tanpa orang-orang tercinta di sekeliling saya yang mendukung dan membantu. Terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag Selaku Rektor ( Universitas Islam Negeri Mataram)

2. Dr.Riduan Mas'ud,M.Ag. selaku Dekan Fakultas (Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram).

3. Dr. Muhammad Yusup, M.Si sebagai pembimbing I dan Didi SuwardiM. Sc, sebagai pembimbing II. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan berbagai pengalaman kepada penulis.

4. Muhammad Johari, M.S.I sebagai ketua jurusan program studi pariwisata syariah dan Wahyu Khalik S.Par sebagai sekretaris program studi pariwisata syariah yang telah banyak membantu dalam pengerjaan skripsi.

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram yang telah mendidik dan memberikan ilmu selama kuliah dan seluruh staf yang selalu sabar melayani segala administrasi selama proses penelitian ini.

(10)

x

6. Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua penulis.

Untuk Ibu dan Ayah yang telah menjadi orang tua terhebat , yang selalu memberikan motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan kasih sayang serta doa yang tentu takkan bisa penulis balas.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari Allah Swt. dan akhirnya saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu yang saya miliki.

Untuk itu saya dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi membangun laporan penelitian ini.

Mataram,___________ 2022 Penulis

Hendra Gunawan

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

NOTA DINAS ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ...viii

KATA PENGANTAR ...viiix

DAFTAR ISI ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D.Telaah Pustaka ... 6

E.Kerangka Teori ... 12

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 29

A.Gambaran Umum Desa Karangsidemen ... 29

B.Potret Wisata Danau Biru ... 31

C.Strategi Promosi Dalam pengembangan Desa Wisata Danau Biru Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara. ... 34

D. Hambatan pemerintah desa Karang Sidemen dalam melakukan pengembangan desa wisata Danau Biru. ... 40

BAB III ANALISIS STRATEGI PROMOSI ... 43

BAB IV PENUTUP ... 47

A.Kesimpulan ... 47

B.Saran... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN

(12)

xii

STRATEGI PROMOSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DANAU BIRU DESA KARANG SIDEMEN KECAMATAN

BATUKLIANG UTARA LOMBOK TENGAH Oleh;

MUHAMMAD HENDRA GUNAWAN NIM. 170503111

ABSTRAK

Wisatawan tidak lagi hanya cukup menikmati keindahaan alam tempat wisata dengan segala fasilitas wisatanya. Sekarang ini banyak wisatawan yang juga ingin menikmati keleluasaan berwisata dengan cara berinteraksi langsung dengan lingkungan dan masyarakat lokal. Perubahan inilah yang mendorong muculnya konsep pariwisata pedesaan yang ditandai dengan munculnya desa-desa wisata di berbagai provinsi di Indonesia. Salah satunya adalah wisata Danau Biru yang terletak di Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Wisata yang dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan pemerintah desa Karang Sidemen ini menyajikan keindahan danau yang jernih nan biru, nuansa alam yang masih asri menjadi daya tarik wisatawan. Pokdarwis sebagai pengelola juga menyiapkan perahu karet bagi wisatawan yang tidak bisa berenang.

Keindahan wisata yang yang masih sangat natural, wisata ini sangat mudah untuk ditemukan karena hanya satu jam dari Bandara Internasional Lombok dan satu jam jarak tempuh dari arah kota Mataram, dan tentunya wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya mahal, seperti wisata Danau Biru ini hanya perlu menyiapkan uang 5 ribu rupiah saja untuk bayar parkir.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang mengambil lokasi di Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara. Metode pengumpulan data melalui wawancara, obsevasi dan dokumentasi. Penelitian ini juga menggunakan metode keabsahan data dengan ketekunan dalam pengamatan, triangulasi dan pengamatan sejawat melalui diskusi.

Strategi promosi yang sudah dilakukan dengan menggunakan strategi bauran promosi seperti periklanan, publikasi dan memanfaatkan media interaktif adalah salah satu bagian dari proses untuk kemajuan wisata danau biru meskipun dalam aktivitas promosi masih belum maksimal. Penelitian selanjutnya akan menarik untuk membahas mengenai aspek komunikasi dalam konteks kontestasi antara beberapa wisata desa yang ada didaerah batukliang.

Kata kunci : Promosi dan Pengembangan

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dalam perkembangannya ditargetkan menjadi gerbang pariwisata nasional bersama provinsi lain di wilayah Nusa Tenggara. Pentingnya mendorong sektor wisata didasarkan pada fakta bawah selama ini pertumbuhan ekonomi NTB ditopang oleh sektor tambang dan pertanian. Pada tahun 2015, peranan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mencapai 20,95 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 20,58 1 sampai dengan triwulan II-2018 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,37 persen (c to c) dibandingkan kumulatif yang sama tahun 2017. Kondisi ini disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan pada kategori Pertambangan dan Penggalian yang mengalami hingga -27,57 persen (c to c). Adapun kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mampu tumbuh sebesar 3,95 persen.2

Obyek wisata sering dianggap sebagai jawaban untuk menghadapi berbagai masalah ekonomi. Kesulitan ekonomi yang diakibatkan oleh ekspor non-migas yang menurun, inpor yang naik dan pembangunan ekonomi yang timpang, dipandang dapat diatasi dengan industri pariwisata karena industri pariwisata dapat menciptakaan lapangan kerja baru yang memberikan lebih banyak peluang ekonomi.

Berbagai keindahan alam maupun budaya lokal menjadi daya tarik wisata di NTB dengan “Pesona Lombok Sumbawa” telah membawa banyak perubahan terutama dalam konsep dan tujuan berwisata.

Wisatawan tidak lagi hanya cukup menikmati keindahaan alam tempat wisata dengan segala fasilitas wisatanya. Sekarang ini banyak wisatawan yang juga ingin menikmati keleluasaan berwisata dengan

1 Data Katalog BPS, “Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha (Gross Regional Domestic Product by Industry) Provinsi NTB 2011-2015” (Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat / BPS Statistics of Nusa Tenggara Barat Province, 2016), 54, https://ntb.bps.go.id/publication.

2 Data BPS NTB, “Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB Triwulan II-2018 No.

56/08/52/Th. XII, 6 Agustus 2018” (BPS NTB, 2018), 2, https://mataramkota.

bps.go.id/pressrelease/2018/09/03/227/.

(14)

2

cara berinteraksi langsung dengan lingkungan dan masyarakat lokal.

Perubahan inilah yang mendorong muculnya konsep pariwisata pedesaan yang ditandai dengan munculnya desa-desa wisata di berbagai provinsi di Indonesia. Salah satunya adalah wisata Danau Biru yang terletak di Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Wisata yang dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan pemerintah desa Karang Sidemen ini menyajikan keindahan danau yang jernih nan biru, nuansa alam yang masih asri menjadi daya tarik wisatawan. Pokdarwis sebagai pengelola juga menyiapkan perahu karet bagi wisatawan yang tidak bisa berenang. Keindahan wisata yang yang masih sangat natural, wisata ini sangat mudah untuk ditemukan karena hanya satu jam dari Bandara Internasional Lombok dan satu jam jarak tempuh dari arah kota Mataram, dan tentunya wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya mahal, seperti wisata Danau Biru ini hanya perlu menyiapkan uang 5 ribu rupiah saja untuk bayar parkir.

Namun yang menjadi menarik dalam penelitian ini adalah melihat secara geograpis wisata ini (Danau Biru) yang terletak di daerah Kecamatan Batukliang Utara yang diapit oleh beberapa desa wisata lainnya dalam satu Kecamatan Batukliang Utara seperti sebelah utara ada dua desa wisata; wisata Aik Terjun Benang Kelambu dan desa wisata Tereng Kuning, sebelah timur ada 3 desa wisata yakni wisata Aik Bukaq, wisata Mas mas dan Wisata Aik Bone.

Wisata air terjun Benang Kelambu menonjolkan keasrian hutan dengan keindahan airterjunnya yang indah, wisata Tereng kuning dengan Lokasi sunrise Camp dan pemandangan taman bunga yang indah, kemudian wisata Aik Bukaq yakni wisata tertua yang menonjolkan mata air dengan kolam renang untuk orang dewasa dan anak, desa wisata Mas Mas yang berbasis pertanian menonjolkan pemandangan asrinya persawahan dengan pemandangan Gunung Rinjani yang sangat indah. Selain itu di desa wisata mas mas memiliki paket wisata khusus untuk mancanegara, dimana wisatawan mancanegara di ajak berkeliling desa melihat pemandangan yang ada, dan yang terakhir desa wisata Aik Bone atau Hutan Aik Bone (Geo Park) merupakan wisata alam yang berada di Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara juga, wisata ini menonjolkan keindahan

(15)

3

panorama yang menyejukkan hati, Pohon-Pohon yang masih alami dan juga menyimpan beragam flora dan fauna khas tropis, hutan yang masih alami.

Eksistensi Desa Karang Sidemen ini mulai menonjol setalah masyarakat mengetahui adanya wisata Danau Biru yang masih sangat murni. Meskipun ada beberapa wisata seperti Taman Maiq Meres, Gua Kelelawar dan wisata arung jeram yang ada di Desa Karang Sidemen namun tetap yang menjadi icon wisata yang paling dikenal di Desa Karang Sidemen oleh masyarakat Lombok khususnya adalah Danau Biru. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan yang peneliti temukan saat observasi awal diantaranya adalah: (1) Dari ke-4 (empat) desa wisata yang berada Desa Karang Sidemen yaitu Danau Biru, Taman Maiq Meres, Gua Kelelawar dan wisata arung jeram yang paling banyak terekpost di media adalah Danau Biru, (2) tiga desa wisata seperti Taman Maiq Meres, Gua Kelelawar dan wisata arung jeram belum dikelola secara serius oleh masyarakat setempat maupun pemerintah desa sehingga pengelolaan, keamanan, dan akses belum memenuhi standar.

Inilah yang cukup menarik bagi peneliti untuk memfokuskan penelitian ini pada strategi promosi pemerintah desa dalam pengembangan desa wisata Danau Biru melihat realitasnya wisata inilah yang paling banyak pengunjungnya serta informasi terkait wisata Danau Biru yang sudah sangat mudah ditemukan baik informasi internet dan sudah banyak diketahui oleh masyarakat. Kemudian alasan selanjutnya kenapa peneliti mengambil lokus wisata Danau Biru serta fokus pada strategi promosi karena peneliti menemukan belum ada peneliti sebelumnya yang memfokuskan pada strategi promosi pengembangan desa Danau Biru. Dalam penelitian Murianto dkk, misalnya menulis tentang indentifikasi potensi pengembangan Wisata Danau Biru, dalam temuanya tidak sama sekali menyinggung terkait strategi promosi. Melainkan realitas wisata Danau Biru berpotensi sebagai ekowisata terbaik namun belum dikelola secara maksimal.3

3 Murianto and Lalu Marsudi, “IDENTITIKASI POTENSI PENGEMBAGAN

EKOWISATA DESA KARANG SIDEMEN UNTUK MENDUKUNG

BERKELANJUTAN DI LINGKAR GEOPARK, LOMBOK TENGAH,” 13, last

(16)

4

Kemudian penelitian Sujita dkk yang meneliti desa wisata Danau biru juga. ia meneliti tentang pemberdayaan desa wisata berbasis SDM di Desa Karang Sidemen, dalam penelitian mereka juga tidak membahas strategi promosi melainkan intervensi bimbingan kepada masyarakat Desa Karang Sidemen untuk membuat sarana pendukung di wisata Danau Biru seperti jembatan penyebrang, papan foto boot.4 Maka beranjak dari beberapa alasan di atas peneliti mencoba melakukan kebaruan dalam penelitian ini dengan tema strategi promosi pemerintah desa dalam pengembangan desa wisata Danau Biru yang belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu khususnya wisata Danau Biru Desa Karang Sidemen Lombok Tengah.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi promosi yang dilakukan dalam pengembangan desa wisata Danau Biru Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara ?

2. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pengembangan desa wisata Danau Biru Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara ? C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada pertanyaan peneliti, tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi promosi pemerintah desa dalam pengembangan desa wisata Danau Biru Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara

b. Peneliti ingin melihat apa saja yang menjadi hambatan dalam melakukan pengembangan desa wisata Danau Biru Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara

2. Manfaat Penelitian

Dalam buku metodologi penelitian dijelaskan bahwa:”signifikansi adalah manfaat atau kegunaan dari suatu penelitian sehingga memiliki dampak positif baik ditinjau dari segi modified 2021, accessed September 23, 2021, https://stp-mataram.e- journal.id/JIH/article/view/671/552.

4 Sujita Darmo, Achmad Zainuri, And Rudy Sutanto, “Pemberdayaan Desa Wisata Berbasis Sumber Daya Alam Di Desa Karang Sidemen Lombok Tengah,” Mitra Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat 4, No. 1 (sAugust 14, 2021): 3.

(17)

5

teoritis maupun praktis. Dengan tercapainya tujuan, peneliti juga mengharapkan penelitian ini memiliki manfaat, adapun manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang terlibat di dalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan ini adalah :

a. Kegunaan Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis sebagai asset pengembangan ilmu pengetahuan da yang relevan khususnya berkaitan dengan strategi pengembangan pariwisata.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berharga dalam memperkaya ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya Program Studi Pariwisata Syariah.

3) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi peneliti lain dan untuk mengadakan penelitian tentang hal- hal yang belum terungkap dalam penelitian ini.

4) Hasil penelitian diarahkan memberikan manfaat dalam pengembangan khazanah keilmuan Pariwisata (khususnya), serta memperluas jangkauan atau integrasi keilmuan sosial dengan disiplin keilmuan lain khususnya dengan disiplin managemen pariwisata sebagaimana dalam penelitian ini.

b. Kegunaan Praktis 1) Bagi Lembaga

Penelitian ini diharapkan berguna bagi kontribusi dan pengembangan pengetahuan di bidang studi Pariwisata Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram, khususnya terkait strategi pengembangan pariwisata.

2) Bagi Mahasiswa dan Mahasiswi

Sebagai bekal dan pengalaman dalam bidang penelitian khususnya dalam bidang penelitian management pariwisata dan sebagai wadah untuk menguji kemampuan diri terhadap apa yang telah diterima selama duduk dibangku kuliah.

(18)

6 3) Bagi Peneliti

Kepada para praktisi atau mahasisawa jurusan pariwisata, temuan penelitian ini dapat menjadi metode pendekatan dalam memberikan pemahaman terhadap developer atau individu dan kelompok dalam mengembangkan pariwisata. Kemudian kepada khalayak umum, penelitian ini dapat menjadi wawasan kebudayaan, dan secara khusus memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa strategi pengembangan bisa di inovasi dan variasi yang lebih baik.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti lain sebagai pijakan dasar dalam melakukan penelitian dengan judul yang mirip agar dapat meneliti secara lebih luas mengenai aspek- aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini, sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih mendalam dan hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini.

D.Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya terdahulu yang terkait untuk menghindari duplikasi, plagiasi, replikasi, serta menjamin kesahehan dalam keabsahan peneliti yang dilakukan.5 Maka untuk menunjukkan suatu kebaruan dalam penelitian ini peneliti mencoba mengurakan dalam telaah Pustaka ini.

Dalam telaah pustaka ini, peneliti akan memaparkan beberapa skripsi lain sebagai sumber acuan perbandingan yang mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, di antaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Fitria Widiastuti dengan judul “Peran Media Sosial Sebagai Sarana Strategi Promosi Museum Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung di Museum Basoeki Abdullah”.6 Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa penggunaan media sosial sebagai sarana strategi promosi telah terjadi peningkatan jumlah pengunjung yang dateng ke Museum Basoeki Abdullah setiap

5 Husain Umar, Riset SDM dalam Organisasi, Edisi keenam, (Jakarta:

Gramedia Pustaka

Utama, 2004), hlm. 69.

6 Fitria Widiastuti. “Peran Media Sosial Sebagai Sarana Strategi Promosi Museum dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung di Museum Basoeki Abdullah, (Skripsi, FAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH, Jakarta, 2020).

(19)

7

tahunnya, dapat dilihat dari hasil wawancara dan grafik jumlah pengunjung yang dateng dalam 7 tahun terakhir yakni dari tahun 2012 - 2018 yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dari penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram, dimana dari tahun 2013 – 2015 masing-masing presentase penggunaan media sosial sebagai sarana peningkatan pengunjung sebesar 64,3% penggunaan Facebook, 23,8%

penggunaan Twitter dan 87,9% pengguna Instagram.

Jika dilihat dari penelitian sebelumnya, penelitian ini mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang promosi menggunakan media sosial tetapi unsur yang membedakan terletak pada kajiannya. Yang di mana peneliti sebelumnya mengambil kajian tentang Peran Media Sosial Sebagai Sarana Strategi Promosi Museum Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung (Studi kasus di Museum Basoeki Abdullah) yang hanya memfokuskan tentang bagaimana peran media sosial sebagai sarana strategi promosi museum itu sendiri, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini mengambil kajian tentang Strategi apa saja yang di lakukan oleh pemerintah desa dalam melakukan promosi desa wisata.

2. Skripsi yang ditulis oleh Singgih Nurgiyantoro dengan judul

“Pengaruh Strategi Promosi Melalui Sosial Media Terhadap Keputusan Pembelian Garskin yang di Mediasi Word of Mouth Marketing (Studi Kasus Pada Konsumen Produk Garskin Merek SayHello di Yogyakarta). Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh strategi promosi melalui sosial media yang di mediasi word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian produk garskin merek SayHello di kota Yogyakarta. Hal ini di buktikan oleh keefisien mediasi sebesar 0,0906 bernilai positif dan memiliki signifikasi sebesar 0,0217 lebih kecil dari 0,05 sehingga berpengaruh positif.

Dalam penelitian di atas, lebih menunjukan diskursus promosi melalui sosial media, tetapi yang menjadi perbedaannya adalah pada penelitian saat ini lebih melihat bagaimana intervensi promosi yang dilakukan oleh pemerintah desa baik bentuk bentuk tindakan kongkrit maupun perda yang dikeluarkan.

(20)

8

3. Skripsi yang di tulis oleh Nur Ayu Sa’ada yang berjudul “Peran Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Pariwisata di Kota Medan”.7Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Dinas Pariwisata Kota Medan menggunakan media sosial dalam mempromosikan pariwisatanya. Media sosial sebagai alat promosi dan media untuk melakukan periklanan dan publisitas ke masyarakat merupakan hal yang di perlukan untuk menarik minat masyarakat kepada pariwisata di kota medan. Promosi melalui media sosial khususnya Instagram efektif dalam menstimulasi perhatian, tetapi Instagram masih belum efektif pada tahap ketertarikan, keinginan dan tindakan.

Adapun hambatan yang di alami oleh Dinas Pariwisata Kota Medan dalam memperomosikan pariwisata di Kota Medan dengan menggunakan media sosial yang terjadi bisa di kategorikan menjadi dua hambatan yaitu hambatan dari dalam dan hambatan dari luar.

Kemudian tingkat keberhasilan Dinas Pariwisata Kota Medan dalam mempromosikan pariwisata di kota medan dengan menggunakan media sebagai sarana promosi dapat dilihat dari seberapa like yang di berikan masyarakat, atau seberapa banyak kesan yang di tinggalkan masyarakat dan banyak pengikut di akun tersebut maka tingkat keberhasilan promosi menggunakan media sosial tadi adalah berhasil.

Jika dilihat dari penelitian sebelumnya, penelitian ini mempunyai kesamaan yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang promosi dan mencari apa saja yang menjadi hambatan dalam mengembangkan desa wisata.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Puspita Anggraeni Mahasiswi Universitas Lampung tentang Dampak Pengembangan Industri Pariwisata Terhadap Kondisi Masyarakat Ekonomi Sekitar menggunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif. Hasil Pengembangan obyek wisata pantai Embe memberikan dampak positif terhadap aktivitas perekonomian masyarakat. Sebelum pengembangan wisata pantai Embe, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan nelayan, namun

7Nur Ayu Sa’ada, “Peran Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Pariwisata di Kota Medan”, (Skripsi, FDK UIN Sumatera Utara, Sumatera Utara, 2019).

(21)

9

sesudah pengembangan obyek wisata pantai aktivitas ekonomi meningkat.

Masyarakat yang berada di sekitar lokasi wisata mendapat pekerjaan tambahan sebagai pedagang makanan dan minuman serta penyedia jasa berupa fasilitas yang di sewakan untuk wisatawan seperti pondok, perahu, ban pelampung, serta juru parkir. Sedangkan yang berada di luar lokasi wisata yang sebelumnya hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, buruh cuci dan peternak, mendapatkan aktivitas tambahan seperti membuka toko oleh-oleh, menjual perlengkapan renang, serta penyewaan homestay. Harga yang ditawarkan, relatif lebih murah dibandingkan harga di lokasi wisata.8

Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan ini yaitu sama-sama membahas tentang pengembangan obyek pariwisata.

Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mengakat isue terkait dampak yang diakibatkan oleh adanya desa wisata Danau Biru, melain lebih ingin menonjolkan apa saja tindakan-tidakan promosi yang diambil pemerintah desa untuk mengembangkan desa wisata serta mencari tau apa penghambat untuk mengembangkannya.

5. Penelitian dari Binahayati Rusyidi dan Muhammad Fedryansah menulis tentang Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat.

Penelitian ini melihat bahwa Kabupaten Bangka memiliki sumber daya alam yang potensial dan menarik untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata seperti kawasan pantai, sumber air panas, peninggalan sejarah, serta kawasan gunung dan perbukitan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Kabupaten Bangka terutama di kawasan Pantai Rambak dan Pantai Rebo. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melibatkan 20 orang informan, dengan teknik wawancara mendalam dan focus group discussion.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya model pengembangan pariwisata yang diusulkan dengan menggunakan pendekatan

8 Puspita Anggraeni Rani, “Dampak Pengembangan Industri Pariwisata Terhadap Kondisi Masyarakat Ekonomi Sekitar Pada Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan.,” Universitas Lampung (2018): 52.

(22)

10

pengembangan masyarakat.9 Sedangkan dalam penelitian ini peneliti tidak melihat secara detail bagaimana pengembangan yang dilakukan oleh pihak yang mengelola desa wisata Danau Biru.

Penelitian dari Binahayati Rusyidi dan Muhammad Fedryansah lebih mengidentikasi dan klasifikasi bentuk-bentuk pengembangan yang dilakukan. Sedangkan penelitian ini hanya akan mengungkapkan tindakan-tidakan yang bersifat pengembangan yang telah dilakukan oleh pengelola desa wisata Danau Biru.

6. Penelitian Oktaniza Nafila tentang “Peran Komunitas Kreatif dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Situs Megalitikum Gunung Padang” dalam penelitian ini peneliti melihat komunitas.

mengembangkan produk wisata yang berbeda sesuai dengan target peserta tur tersebut. Komunitas kreatif ini mengadakan tur ke situs Gunung Padang namun situs tersebut masih dalam tahap perencanaan. Belum matangnya perencanaan pariwisata di wilayah ini, kemungkinan kerusakan pusaka budaya yang menjadi daya tarik pariwisata budaya itu sendiri. Komunitas kreatif memiliki peran dalam pengembangan pariwisata budaya namun belum teridentifikasi. Peran ini perlu diidentifikasi karena dapat menjadi potensi dalma pengembangan pariwisata budaya Situs Gunung Padang itu sendiri10

Dalam penelitian Oktaniza Nafila lebih menonjolkan fasilitas di wisata yang diteliti namun dalam bentuk program, dan program tur seperti yang sudah dijelaskkan diatas dilegitimasi sebagai sebuah bentuk konsep pengembangan wisata. Sedang penelitian saat ini mencoba menonjolkan secara lebih rinci dinamika yang dihadapi oleh pengelola yaitu akan ditemukan dalam jawaban rumusan masalah yang kedua terkait hambatan hambatan yang di hadapi pengelola maupun pemerintah desa.

7. Penelitian Rony Ika Setiawan tentang “Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Bidang Pariwisata: Perspektif Potensi Wisata Daerah

9 Rusyidi, B. and Fedryansah, M., “Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat,” Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial 1(3) (2018): 155.

10 Nafila and Oktaniza, “Peran Komunitas Kreatif Dalam Pengembangan Pariwisata Budaya Di Situs Megalitikum Gunung Padang.,” Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 24.1 (2013): 65.

(23)

11

Berkembang” Penelitian ini mengkaji tentang strategi pengembangan sumber daya manusia di Bidang Pariwisata dikaji dari sudut pandang potensiwisata daerah berkembang. Keberadaan SDM diduga berperanan penting dalam pengembangan pariwisata.

SDM pariwisata mencakup wisatawan/pelaku wisata (tourist) atau sebagai pekerja (employment). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang bersifat induktif. Jenis penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan, pengembangan, dan pembiayaan kawasan wisata memerlukan daya dukung dari banyak stakesholder (public, private, dan society) sehingga prosesnya bisa berjalan dengan lancar. Keberhasilan pengembangan kawasan ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi stabilitas keamanan dan politik, daya dukung sumberdaya manusia yang memiliki keahlian yang sesuai baik segi kualitas maupun kuantitasnya, adanya anggaran yang digunakan untuk mengembangkan sarana dan prasarana kawasan wisata, kebijakan hukum yang memberikan kemudahan, keamanan, transparansi dan kenyamanan bagi para investor maupun wisatawan dalam menanamkan modal dan menikmati kawasan wisata, serta sosialisasi dan promosi atas pengembangan dan pemanfaatan kawasan wisata11

Penelitian Rony Ika Setiawan memfokuskan pada sumber daya manusia, penelitian Rony Ika Setiawan ingin berargumentasi bahwa peranan sumber daya manusia sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Hal ini sangat berbeda dengan penelitian peneliti saat ini, karena dalam penelitian ini peneliti mencoba menggali tindakkan- tidakkan promosi yang sudah dilakukan pemerintah desa untuk pengembangan. Hal ini bisa juga didiagnosis menemukan pengalaman-pengalaman pengelola jika menemukan penghabat dalam mengembangkan wisata Danau Biru.

11 Setiawan and ika Rony, “Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Bidang Pariwisata: Perspektif Potensi Wisata Daerah Berkembang,”." Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) 1.1 (2016): 24.

(24)

12 E.Kerangka Teori

1. Pengertian Strategi

Menurut kamus ilmiah populer, Strategi merupakan rencana yang cermat mengenai sebuah kegiatan untuk mencapai sasaran yang khusus kemudian mendapatkan suatu hasil yang maksimal.

Startegi juga sering digunakan dalam ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh atau tempat yang baik menurut siasat dalam sebuah peperangan, sehingga pasukan tentaranya dapat dimenangkan olehnya.

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategia ( stratos = militer dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah - daerah tertentu untuk mencapai tujuan tindakan tetentu.12

Strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi- operasi bisnis berskala besar, menggerakan semua sumber daya perusahaan yang dapat menguntungkan secara aktual dalam bisnis, Jhon A. Bryne mendefinisikan strategi adalah sebuah pola yang mendasar dari sasaran dan direncanakan, penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan13. David dalam bukunya nanagement strategi konsep menjelaskan bahwa strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.14 Throut memutuskan bahwa inti dari strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia yang semakin kompetetif, bagaimana membuat presepsi yang baik di benak komsumen, menjadi beda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata yang

12 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2008), hlm 3.

13 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Jakarta: (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2010), hlm29.

14 David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: (Jakarta : Selemba Empat, 2014), 14.

(25)

13

sederhana dikepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengan menajadi yang pertama, kemudian menjadi lebih baik.15

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa startegi merupakan suatu rencana yang ditunjukan untuk mencapai tujuan yang di inginkan sehingga dalam konteks penelitian ini strategi yang peneliti maksud adalah rencana pengembangangan wisata desa Danau Biru.

2. Pengertian Promosi

Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan, disamping itu juga promosi adalah arus informasi atau persuasif satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.16

Promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang berfokus pada upaya menginformasikan, membujuk dan mengingatkan kembali konsumen akan merek dan produk perusahaan. 17 Berdasarkan definisi di atas dapat di tarik kesimpulan promosi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam memasarkan produk atau jasa sehingga dapat menarik kosumen untuk membeli produk tersebut, kegiatan promosi harus dirancang semenarik mungkin dan informasi yang disampaikan harus mudah di pahami oleh masyarakat agar orang yang membacanya dapat tertarik dan mudah di pahami.

Tujuan dari promosi itu sendiri ialah menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.18

Menginformasikan/Memberitahu, aktivitas promosi ini dapat ditujukan untuk memberi tahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan, promosi yang bersifat informasi ini umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam produk life cycle.

15 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, 29.

16 Basu Swastha, DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Moder, (Yogyakarta: Liberty, 1990 ), hlm. 35.

17 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), hlm.

387.

18 Ibid.,hlm. 388

(26)

14

Informasi yang bersifat instructive ini juga penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam mengembalian keputusan untuk melakukan pembelian.

Membujuk, promosi yang berifat membujuk umumnya kurang di sukai oleh sebagian konsumen. Biasanya perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Promosi yang bersifat powerful ini akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam item life cycle.

Mengingatkan, Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk dalam ingatan konsumen, serta perlu dilakukan bila suatu produk sudah memasuki tahap dewasa dalam tahap item life cycle. Hal ini berarti perusahaan harus berusaha untuk saling mempertahankan konsumennya.

Bauran pemasaran adalah perpaduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjual personal, dan sarana pemasaran yang langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan, gabungan dari alat-alat promosi yang dirancang untuk mencapai tujuan serta memberikan informasi yang mengarahkan konsumen untuk terbujuk melakukan pembelian.

Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk sehingga konsumen melakukan pembelian.

Terdapat empat indikator pada promosi yaitu periklanan (publicizing), promosi penjualan (deals advancement), penjualan (individual selling), dan publisitas.19

a. Periklanan (Promoting)

Periklanan merupakan bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu, yaitu tidak hanya perusahaan saja tetapi juga lembaga- lembaga non laba (seperti, lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan sebagainya) dan individu-individu. Iklan adalah media promosi berupa pesan yang di sampaikan kepada khalayak luas

19 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 176-177.

(27)

15

dengan tujuan untuk menawarkan suatu produk atau jasa melalui sebuah media yang dapat membujuk untuk membeli.

Periklanan juga dipandang sebagai salah satu media yang withering efektif dalam mengkomunikasikan suatu produk dan jasa. Selain itu juga periklanan dibuat oleh setiap perusahaan tidak lain agar konsumen tertarik dan berharap tidak akan berpaling dari perusahaan yang sejenis lainnya, karena itu perusahaan harus menciptakan iklan yang semenarik mungkin.

Adapun tujuan periklanan secara keseluruhan ialah membantu membangun hubungan pelanggan dengan mengkomunikasikan nilai pelanggan.

1) Periklanan mempunyai beberapa fungsi antara lain:20 a) Memberikan Informasi .

Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak dari pada lainnya, baik tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang diciptakan oleh periklanan tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya informasi seperti itu orang segan atau tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang.

b) Membujuk atau Mempengaruhi

Dengan adanya iklan, perusahaan berusaha untuk mempengaruhi dan menyakinkan masyarakat akan kelebihan produknya, sehingga masyarakat terpengaruh dan akhirnya melakukan tindakan pembelian.

c) Menciptakan Kesan (Image)

Pemasangan iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, baik menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan layout yang menarik. Terkadang pembeli sebuah barang tidak melakukan secara rasional atau memperhatikan nilai ekonomisnya, tetapi lebih terdorong untuk

20 Basu Swastha, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Penerbit Liberty, 2002), hlm. 245.

(28)

16

mempertahankan atau mempertimbangkan gengsi, seperti pembelian rokok, kendaraan roda empat, dan sebagainya.

d) Memuaskan keinginan

Sebelum memilih dan membeli produk, terkadang pembeli ingin mengetahui terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari barang itu.

2) Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi empat media antara lain:21

a) Media Cetak

Media cetak yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan jumlah kata, gambar, atau poto, baik dalam tata warna maupun hitam putih.

Bentuk-bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan masyarakat. Jenis-jenis media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran dan lain-lain.

b) Media Elektronik

Media elektronik yaitu media dengan teknologi dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transimis siaran.

Bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan di tengah- tengah film atau acara), pengumuman acara/film, iklan layanan masyarakat, jingle, sandiwara, dan lainnya. Jenis iklan pada media elektronik yaitu televisi, radio, web, dan sebagainya.

c) Media Luar Ruang

Media luar ruang yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang ditempat-tempat terbuka seperti dipinggir jalan, pusat keramaian atau tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruangan meliputi board, baleho, banner, spanduk, umbul-umbul, travel (board transport), balon raksasa, dan lainnya.

21 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm.

243.

(29)

17 d) Media Lini Bawah

Media lini bawah yaitu media-media yang digunakan untuk mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang digunakan dalam media lini bawah, yaitu: pameran, standard mail, place of puarchase promoting plans, dan kalender

b. Promosi Penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatau barang atau jasa dimana pembelian diharapkan dilakukan sekrang juga. Kegiatan promosi yang termasuk dalam promosi penjualan ini misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran dan lain-lain. Promosi penjualan mempunyai beberapa sifat, yaitu:22

1) Komunikasi

Promosi penjualan mampu menarik informasi dan sikap konsumen terhadap perusahaan.

2) Insentif

Promosi penjualan dapat dengan jalan memberikan insentif. Insentif yang diberikan dapat berupa potongan harga, premi dan sebagainya, sehingga dapat menimbulkan motivasi yang kuat serta kesan yang positif bagi konsumen.

3) Mengundang

Mampu mengundang konsumen dengan segera karena daya tarik nya yang tinggi, tetapi efeknya tidak dapat dalam jangka panjang.

c. Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Penjualan perseorangan merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan penjualan. Penjualan perseorangan merupakan media promosi yang tepat untuk perusahaan dalam menjalin hubungan yang baik dengan para konsumennya. Salah satu tujuan tenaga penjual adalah melakukan penjualan dengan bertemu langsung dimana seorang penjual dari suatu perusahaan

22 Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid I. Edisi Ke 13. (Jakarta:

Erlangga, 2014), hlm. 429.

(30)

18

langsung menemani nasabah untuk menawarkan produknya.

Penjualan pribadi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:23 1) Perorangan (Personal)

Personal merupakan alat promosi yang terlibat langsung, menaggapi dan berinteraksi secara langsung pula pribadi atau beberapa pribadi yang dihadapinya.

2) Tanggapan Langsung (Direct Respons)

Karena personal selling mampu memberikan tanggapan atau reaksi kepada konsumen secara langsung, sehingga dapat memberikan kesan baik perusahaan ataupun konsumennya.

3) Mempererat Hubungan Perusahaan dan Konsumen

Jika personal selling yang dilakukan perusahaan dapat berjalan secara efektif maka dapat mempererat hubungan perusahaan dengan konsumen. Dikatakan efektif jika komunikator (sales presentatives) mampu meningkatkan minat dan membina hubungan baik secara panjang.

4) Biaya Tinggi

Karena harus berkomunikasi secara langsung dengan tatap muka dengan konsumen, maka perlu kesempatan yang lebih banyak. Sehingga biaya persatuan yang ditanggung pembeli menjadi lebih tinggi atau mahal

3. Desitinasi Wisata

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, daerah tujuan wisata atau yang juga disebut destinasi wisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.24

23 Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 224.

24 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.Pemerintah Republik Indonesia.

(31)

19

Destinasi wisata harus memiliki hal menarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Destinasi pariwisata harus memenuhi tiga syarat, yaitu:25

a. Harus memiliki something to see, yaitu di tempat tersebut harus ada obyek dan atraksi wisata khusus, yang berbeda dengan apa yang dimiliki daerah lain untuk dilihat.

b. Harus menyediakan something to do, yaitu di tempat tersebut harus di sediakan fasilitas untuk melakukan kegiatan rekreasi yang dapat membuat nyaman wisatawan.

c. Harus menyediakan something to bray, yaitu tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja, terutama oleh-oleh dan barang kerajinan khas yang dapat dibawa pulang ke tempat asal wisatawan.

Kemudian ada beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal antara lain sebagai berikut:26

a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan ketempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggalo demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

c. Wisata Olah Raga, yaitu wisatwan-wisatwan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat atau suatu Negara.

d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pecan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

25 Oka A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata .(Bandung: Angkasa, 1996 ), hlm.

30. 26Budi Margono, Riswati., “Kajian Kelayakan Destinasi Wisata Untuk Mewujudkan Pariwisata Kelas Dunia”, Jurnal Kajian Kelayakan Destinasi Wisata, Vol.

13, Nomer 1, Tahun 2021, halm. 13-21.

(32)

20

e. wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau suatu daerah perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata bahari, yaitu jenis wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai atau laut.

g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya selenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang menghususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutang daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelanggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

Kualitas objek daya tarik wisata merupakan hal yang penting dalam pariwisata. Mutu objek daya tarik wisata yang baik akan berdampak positif pada besaran jumlah wisatawan dan lama tinggal di suatu destinasi wisata. Di dalam hal ini persepsi wisatawanlah yang menjadi tolak ukur untuk melihat tingkat mutu objek daya tarik wisata tersebut.

Suatu objek wisata harus meliputi lima unsur penting agar wisatawan merasa puas dalam menikmati perjalanannya, yaitu sebagai berikut:27

a. Atraksi

Atraksi adalah pusat dari industri pariwisata. Atraksi merupakan sesuatu yang mampu menarik wisatawan yang ingin berkunjung. Motivasi wisatawan untuk berkunjung suatu tempat tujuan wisata adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan atau permintaan. Biasanya para wisatawan tertarik pada suatu lokasi karena ciri-ciri khas tertentu. Kriteria ini dapat diuraikan menjadi beberapa indikator antara lain sebagai berikut:

1) Memiliki daya tarik wisata khususnya daya tarik wisata budaya.

27 James, J. Spillane, Pariwisata Indonesia dan Perkembangannya, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 63-72.

(33)

21

2) Memiliki setidaknya lebih dari satu atraksi yang memanfaatkan dan menjunjung tinggi budaya lokal.

b. Fasilitas

Unsur fasilitas cendrung berorientasi pada atraksi di suatu lokasi karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung dan bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang. Suatu atraksi juga dapat merupakan fasilitas.

Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan.

Fasilitas merupakan fasilitas pelayanan dan sarana prasarana penunjang pariwisata yang nantinya akan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan selama berwisata di suatu tempat wisata.

Dalam karakteristik ini, fasilitas yang dimaksud meliputi fasilitas dasar dan penunjang kegiatan wisata.

Kriteria ini dapat diuraikan menjadi beberapa indikator sebagai berikut:

1) Memiliki fasilitas penginapan atau akomodasi setidaknya di sekitar lokasi desa wisata.

2) Memiliki fasilitas perbelanjaan baik di dalam maupun di sekitar lokasi desa wisata.

3) Memiliki fasilitas tempat makan setidaknya di sekitar lokasi desa wisata.

4) Memiliki fasilitas dasar pariwisata (memiliki ruang publik, informasi, peribadatan, keamanan, sanitasi, dan lainnya) dan fasilitas penunjang pariwisata yang dapat mendukung pengembangan dan pensiunan objek daya tarik wisata (religion pertunjukan kesenian, panggung kesenian, bangku penonton, dan lain-lain).

5) Terdapat perbaikan atau pembangunan fasilitas penunjang kegiatan wisata.

a) Infrastrukur

Unsur atraksi atau fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah jika belum terdapat infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua kontruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah.

(34)

22 b) Aksesibilitas (Transportation)

Unsur transportasi meliputi unsur pengangkutan serta modular bagi wisatawan untuk mencapai tempat wisata.

c. Keramahan (Hospitality)

Unsur keramahan meliputi unsur penerimaan masyarakat lokal terhadap wisatawan. Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan asing.

Melihat pariwisata bukanlah suatu kegiatan groundwork manusia, melainkan hanya perlengkapan dalam kehidupan manusai. Meskipun demikian kegitan pariwisata tidak dapat diabaikan begitu saja. Terbukti beberapa penelitian menyebutkan bahwa kegitan pariwista daapat mengurangi stress setelah lelah melakukan kegitan sehari-hari seperti bekerja, sekolah dan lain sebagainya. Secara etimologi, customized organization pariwisata yang berasal dari individualized structure sansakerta terdiri dari dua suku customized organization yaitu "pari"yang bearti banyak, berkali-kali dan berputar-putar dan individualized structure "wisata" yang berarti perjalan, berpergian. Dengan demikian customized organization

"pariwisata" diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau barputar-putar dan dari suatu tempat ketempat yang lainnya.28

Dari beberapa pengertian pariwisata diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pariwista merupakan perjalanan seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan tertentudengan masud bukan mencari materi, tetapi semata-mata untuk memperoleh pengetahuan atau sekedar bersenang-senang.

Definisi pariwisata memang tidak terlalu sama antar ilmuan.

Namun pada intinya kegiatan pariwisata merupakan suatu kegitan baik perorangan maupun kelompok ke sutu wilayah tertentu dengan berbagai motivasi perjalanan, mulai dari

28 Slamet Muchsin And Hayat, Pengelolaan Ekowisata Desa . (Malang:

Malang Media Inteligensia, 2018), 89.

(35)

23

mencari kesenangan, beristirahat dan menghilangkan stress, rasa ingin tahu, otherworldly dan lain sebaginya.

Richardson dan fluker mendefisikan pariwista berdasarkan klafikasi berikut ini:

a. Traveller, yaitu satu orang atau lebih yang melakukan perjalanan dari satu daerah ke daerah lain.

b. Visitor, yaitu ssutu orang atau lebih yang melakukan ke lokasi atau daerah yang bukan merupakan tempat tingalnya dalam jangka waktu kurang jadi 12 jam menetap di daerah tujuan wisata.

c. Tourist, yaitu bagian dari guest yang negligible menghabiskan waktu selama kurang lebih 24 jam menetap di daerah tujuan wisata.

4. Desa Wisata

Desa wisata merupakan salah satu bentuk penerapan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan.

Melalui pengembangan desa wisata diharapkan terjadi pemerataan yang sesuai dengan konsep pembangunan pariwisata yang berkesinambungan. Di samping itu, keberadaan desa wisata menjadikan produk wisata lebih bernilai budaya pedesaan sehingga pengembangan desa wisata bernilai budaya tanpa merusaknya.

Inskeep29 mengatakan bahwa desa wisata merupakan bentuk pariwisata, yang sekelompok kecil wisatawan tinggal di dalam atau di dekat kehidupan tradisional atau di desa-desa terpencil dan mempelajari kehidupan desa dan lingkungan setempat. Nuryanti30 mendefinisikan desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan goodbye cara dan tradisi yang berlaku. Ditegaskan pula bahwa komponen terpenting dalam desa wisata, adalah (1) akomodasi, yakni sebagian dari tempat tinggal penduduk setempat dan atau/unit-unit yang berkembang sesuai dengan tempat tinggal penduduk, dan (2) atraksi,

29 Inskeep, E, “Tourism Planning, and Integrated and Sustainable Development Approach,” New York: Van Nostrand Reinhold. (1991): 46.

30 Nuryanti, W, Heritage, Tourism and Local Communities. (Yogyakarta:

Yogyakarta: UGM Press, 1999), 12.

(36)

24

yakni seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta latar Àsik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipan aktif, seperti kursus tari, bahasa, lukis, dan hal-hal lain yang spesial.

Kaitannya dengan konsep pengembangan desa wisata, Pearce31 mengartikan pengembangan desa wisata sebagai suatu expositions yang menekankan cara untuk mengembangkan atau memajukan desa wisata. Secara lebih spesifik, pengembangan desa wisata diartikan sebagai usaha-usaha untuk melengkapi dan meningkatkan fasilitas wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

5. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab rumusan masalah, penelitian ini secara umum menggunakan desain penelitian kualitatif. Metode peneltian juga menjadi penanda objek pokok penelitian serta batas-batas cakupan penelitian. Metode penelitian menjadi panduan peneliti dalam proses observasi, penggalian data, analisis, hingga proses penulisan hasil penelitian. Metode penelitian meliputi beberapa hal, antara lain:

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, Taylor,32 penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang terdiri dari perilaku-perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini sumber dan jenis data ditentukan secara purposive sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Secara bahasa, kata purposive berarti sengaja, jadi kalau sederhananya purposive sampling berarti teknik pengambilan sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel diambil tidak secara acak.

Kemudian untuk menunjang melihat pengalaman subyek yang dalam hal ini adalah pemerintah desa atau BUMdes

31 Pearce, D., Tourism a Community Approach, 2 (Harlow Longman., 1995), 211.

32 Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), 4.

(37)

25

kemudian mitra kolaborasi atau pengelola wisata Danau Biru yakni POKDARWIS, dimana peneliti ingin menggali strategi- strategi promosi apa yang akan dilukakan atau yang sudah dilakukan untuk mengembangkan wisata Danau biru. Serta penelitian ini ingin melihat apa saja yang menjadi hambatan dalam mengembangkan wisata Danau Biru.

b. Sumber Data 1) Sumber Primer

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti mengambil test menggunakan teknik purposive inspecting kemudian berusaha menggali information sesuai dengan kebutuhan kepada sumber utama yaitu beberapa anggota Pokdarwis dan mitra dari pemerintah setempat dalam hal ini Bumdes Karang Sidemen.

Oleh karenanya peneliti secara langsung melakukan observasi kemudian wawancara secara langsung dan melalui media google structure assesment, untuk mencari jawaban diskripsi terkait rumusan masalah.

Peneltian ini menggunakan partisipan sebanyak 4 (empat) orang pengelola yang tergabung dalam struktur pengelola desa WISATA Danau Biru dan kepala Desa Karang Sidemen, yang peneliti rasa cukup memadai dalam melakukan sebuah peneltian kualitatif.

2) Sumber Sekunder

Information sekunder atau information yang diperoleh tidak dari sumber utama atau subyek penelitian diambil seperlunya untuk mendukung information groundwork yang ada, misalkan dengan mewawancarai pihak-pihak yang mengetahui informasi tentang subyek penelitian, seperti dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari dan memvalidasi information terkait partisipan atau co-responden. Selanjutnya yang menjadi bagian penting dalam skripsi ini adalah information penunjang terkait pariwisata, the executives, yang peneliti survey dan peneliti ambil sebagi rujukan-rujukan terkait pembahasan yang relevan untuk lebih memperkaya, memperjelas dan memperkuat information preliminary, seperti beberapa buku dan artikel jurnal.

(38)

26 c. Subjek dan Objek Penelitian

1) Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan permasalahan- permasalahan yang menjadi obyek sentral perhatian dan penelitian. Adapun subjek penelitian ini adalah pertanyaan besar kepada pengelola wisata Danau Biru baik itu Pokdarwis maupun kepala desa setempat untuk melihat strategi dalam mengembangkan Wisata serta menggali apa yang menjadi penghambat dalam mengembangkannya.

2) Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan individu yang dipilih peneliti berdasarkan ketentuan kriteria.33 Penelitian ini akan dilakukan di Desa Karang Sidemen wisata Danau Biru Lombok Tengah Provinsi NTB dengan melibatkan pemerintah Desa Karang Sidemen sebagai patner penelitian.

d. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian menggunakakn Dalam pengumpulan data setidaknya ada empat teknik yang akan dilakukan dalam penelitian ini, antara lain:

Observasi,34 Metode wawancara,35 dan dokumentasi,36

Observasi untuk melakukan pemetaan awal dan mengidentifikasi kasus dan sararan penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi sebelum peneliti memutuskan untuk fokus melakukan penelitian strategi pengembangan wisata Danau Biru, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan mengamati keadaan wisata Danau Biru.Kemudian peneliti mencari informasi tentang subyek penelitian yang sekiranya sesuai dengan kriteria yang peneliti sebutkan di atas, setelah itu peneliti mencoba untuk menghubungi subyek baik secara langsung maupun media telpon.

33 Husain Usman and Purnomo Soetady, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), 42.

34 Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch, Jilid II., 2008, 74.

35 Ibid., 193.

36 Basrowi and Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), 165.

(39)

27

Teknik wawancara secara mendalam idealnya bertanya dan mendengarkan adalah hal yang utama untuk dilakukan. Dalam hal ini peneliti juga melakukan hal yang sama yaitu dengan terlebih dahulu melakukan pendekatan baik secara kultural dan emosional terhadap subyek penelitian dengan berbincang- bincang, akan tetapi peneliti akan lebih banyak menggunakan telpon, karena banyak pertimbangan dari beberapa partisipan yang tidak mau ketemu secara langsung karena situasi wabah crown. Melihat kondisi ini, peneliti melakukan mengajukan pertanyaan melalui telpon seluler untuk mendapatkan kebutuhan penelitian.

e. Analisis Data

Analisis information kualitatif sebagaimana mestinya yaitu penelitian yang dititik beratkan pada wawancara dan observasi partisipatoris. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis grounded karena tidak adanya hipotesis yang peneliti buat sebelum melakukan penelitian lapangan. Peneliti membuat daftar pertanyaan penelitian tanpa ada hipotesis terlebih dahulu.

Oleh karenanya peneliti melihat beberapa literatur survey penelitian sejenis untuk mengetahui teori yang pernah diaplikasikan dalam penelitian serupa.

f. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan penelitian ini dijelaskan dalam bentuk bab untuk mempermudah proses pembahsan dan mempermudah pemahaman pembaca, dan penjelasannya sebagai berikut:

Bab I, berisi pendahuluan yang akan memberikan tentang sasaran, tujuan, serta tahap-tahap dalam menggali dan memperoleh data yang dibutuhkan penelitian. Pembahasan pada Bab pertama meliputi; latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoretis, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II dalam hal ini berusaha untuk memberikan gambaran umum tentang subjek penelitian, serta data terkait strategi promosi apa yang dilakukan untuk mengembangkan wisata

(40)

28

Danau Biru dan apa yang menjadi hambatan dalam mengembangkan wisatanya.

Bab III, menjelaskan tentang jawaban dari rumusan masalah secara mendalam terkait apa saja strategi POKDARWIS dan BUMDes selaku pengelola melakukan pengembangan desa wisata Danau Biru ? dan apa saja yang menjadi hambatan dalam melakukan pengembangan desa wisata Danau Biru ?

Bab IV adalah Bab terakhir dalam penelitian ini dimana peneliti berusaha memberikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang ada kemudian dalam bab ini juga peneliti akan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya demi kemajuan ilmu pengetahuan.

(41)

29 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Desa Karangsidemen

Desa Karang Sidemen berada di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah dengan luas wilayah 8 km2. Desa Karang Sidemen juga desa yang paling ujung di bagian utara, Yang berdekatan dengan hutan dan gunung rinjani yang menjadi salah satu potensi wisata, Desa Karang Sidemen ingin terlibat dan merasakan manfaat dari kegiatan wisata.

Desa Karang Sidemen terdiri dari empat belas (14) Dusun dengan jumlah penduduk mencapai 7.639 jiwa.

Sumber : Profil Desa Karang Sidemen (Data diolah)

Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, angka terbesar berada pada usia produkstif dimana komposisi jumlah penduduk berdasarkan usia dapt dilihat pada tabel berikut;

216 147 163 245 143 314 151 85 317 223 143 194 139 65 815

242 489 727

422 984

456 241

1012 658

449 531 421

192 0

200 400 600 800 1000 1200 1400

Gambaran Umum Desa Karangsidemen

JUMLAH KK JUMLAH JIWA

Gambar

Gambar 1.1  Panorama  Sawah  Petani  dan  Puncak  Rinjani  sebelum Mencapai Danau Biru
Gambar 1.2 Aliran Sungai (Eat) Membentuk Danau Biru
Gambar 1.3 Berugaq di Lokasi Wisata Danau Biru
Gambar 1.4 Perahu Karet di Area Destinasi Wisata Danau Biru  Kemudian  fasilitas  atau  sarana  prasarana  selanjutnya  peneliti  menemukan  beberapa  spot  foto  yang  telah  disediakan  secara  gratis  oleh  Pengurus  POKDARWIS  Selendang  Biru  Rinjani
+2

Referensi

Dokumen terkait

Qur’an Hadist B.Arab,SKI Guru Kelas II Guru Kelas IV IPS Guru Kelas III PPKN Guru Kelas V Aqidah Akhlak IPA Penjaskes Bahasa Indonesia Guru Kelas I Guru Kelas VI Kalau diperhatikan

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A.A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian 49 B.B.Penerapan PAKEM Pada Pelajaran Qur’an Hadist Kelas XI Di MA Darul Muhajirin Praya 60 A.C.Kendala-Kendala Yang

hafalan al-Qur‟an, baik dari segi moril dan materil, karena ketika ia mendapatkan dukungan dan motivasi yang penuh, maka ia akan bersungguh-sungguh mencapai target dan semangat dalam

Tetapi bukan berarti saya mengatakan metode kerja kelompok ini tidak berhasil diterapkan, bagus iya bagus tetapi coba lebih menarik lagi digunakannya.67 Berdasarkan hasil wawancara

Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.27 Di samping

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini sebagaimana yang telah dipaparkan pada konteks diatas, bahwa penelitian ini akan berfokus mengkaji lebih dalam

16 tahun 2007 mengenai standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, kompetensi yang terkait dengan pengunaan berbagai macam model atau pendekatan dalam mengajar adalah kompetensi

dikelas, mengecam oranglain,serta berkata-kata keras kepada teman atau oranglain 2 Yesika rimbani,2018 “pengaruh konseling individu terhadap kesehatan mental anak darikeluarga broken