PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian Implementasi (Penerapan)
- Pengertian Mahasiswa
- Unismuh Makassar
- Teori Interaksi Simbolik
- Teori Verstehen
Berdasarkan pengertian etimologis di atas, maka yang dimaksud dengan judul di atas adalah untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan “Interaksi sosial mahasiswa Sosiologi dalam penerapan nilai-nilai agama yang diketahui”. Interaksi sosial merupakan kunci dari segala kehidupan bermasyarakat, karena tanpa interaksi tidak mungkin hidup bersama. Bentuk umum dari proses sosial adalah interaksi sosial (bisa juga disebut proses sosial), karena interaksi sosial merupakan syarat utama berlangsungnya kegiatan sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang bersifat dinamis yang mencakup hubungan antar individu, antar kelompok manusia, dan antar kelompok. Ketika dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai ketika mereka saling menyapa, berjabat tangan, berbicara satu sama lain, atau bahkan mungkin berdebat. Bahwa faktor imitasi atau gejala imitasi dalam interaksi sosial manusia berperan penting dalam interaksi sosial dan membawa perubahan sosial.
Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi bila tidak terpenuhinya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Interaksi sosial tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain, namun dapat memfasilitasi kerjasama atau persaingan dengan orang lain. Berbagai kerjasama dan kompetisi tersebut semakin memberikan dampak positif maupun negatif terhadap intensitas interaksi sosial dikalangan pelajar saat ini.
Intensitas interaksi sosialnya juga bisa dibilang cukup baik, karena mereka adalah makhluk sosial. Faktor yang mendorong terlaksananya nilai-nilai agama dalam pergaulan sosial terutama dipengaruhi oleh keluarga, bahwa manusia sebagai individu mempunyai sifat yang dinamis, artinya hubungan tidak bersifat statis, selalu mengalami dinamika dalam kehidupannya. Interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia didasari oleh berbagai faktor yang menyebabkan individu saling mempengaruhi dan terikat satu sama lain.
Dengan faktor-faktor tersebut maka interaksi sosial akan terbentuk, dan akan ada tujuan untuk menyelesaikan proses interaksi tersebut. Pandangan ini menyebabkan teori interaksionisme simbolik memusatkan perhatian pada salah satu bentuk interaksi sosial tertentu, yaitu sosialisasi. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang bersifat dinamis yang melibatkan hubungan antar individu, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok.
Interaksi sosial terjadi karena setiap orang menyadari adanya pihak lain, sehingga menyebabkan perubahan perasaan dan syaraf orang yang bersangkutan. Karena interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas sosial, maka diharapkan pemahaman nilai-nilai agama dapat terwujud dari interaksi tersebut.
Kerangka Pikir
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar teks soal yang berisi daftar pertanyaan mengenai “Penerapan Nilai-Nilai Keagamaan dalam Interaksi (Studi Deskriptif Mahasiswa Sosiologi Unismuh Makassar). Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada bidang yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai keagamaan” Dalam berinteraksi dengan mahasiswa sosiologi Unismuh Makassar. Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Islam ini kemudian lebih mampu menerapkan nilai-nilai agama dalam berinteraksi” (wawancara: Masita Sukri, 25 Agustus 2015).
Sebelum membahas bagaimana siswa menerapkan nilai-nilai agama dalam berinteraksi, perlu diketahui bahwa ada siswa yang memahami nilai-nilai agama dan ada pula yang baru mengetahuinya, seperti yang disampaikan oleh informan di bawah ini. Proses meniru sikap dan perilaku orang lain tetap diperlukan untuk mendorong setiap individu mampu menerapkan nilai-nilai agama Islam dalam setiap interaksi sosial. Penerapan nilai-nilai keagamaan yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika kita berkumpul dengan teman, kita saling mengingatkan ketika ada yang menyimpang.
Sebagai seorang pelajar yang mempelajari nilai-nilai agama dalam kesehariannya, hal ini dapat dijadikan sebagai tekad untuk membantu siswa dalam memahami nilai-nilai agama. Dari hasil penelitian dapat dikatakan siswa sangat memahami dan memahami nilai-nilai agama dalam berinteraksi. Dapat dikatakan penerapan nilai-nilai agama seseorang tidak hanya ditentukan oleh pendidikan atau ilmu agama saja.
Menurut saya penerapan nilai-nilai agama dikalangan siswa saat ini lebih baik, contoh yang saya ambil adalah dimana kelas saya berada. Penerapan nilai-nilai agama siswa menjadi lebih baik melalui diskusi, bertukar pikiran, berbagi pengalaman dengan teman sekelas. Berikut beberapa proses interaksi mahasiswa sosiologi Unismuh Makassar yaitu memberikan nasehat, jika ada mahasiswa yang menyimpang atau menyimpang dari nilai-nilai agama maka hendaknya kita menasihatinya.
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar mengenai pemanfaatan nilai-nilai agama dalam interaksi (kajian deskriptif pada mahasiswa sosiologi Unismuh Makassar), antara lain: Interaksi sosial yang terjadi dalam penerapan nilai-nilai agama Islam , adalah sesuatu yang harus dilakukan dan dimiliki oleh siswa saat ini. Bagi para peneliti sosial khususnya yang tertarik untuk meneliti permasalahan penggunaan nilai-nilai agama dalam interaksi.
METODE PENELITIAN
Jenis Dan Tipe Penelitian
Deskripsi Fokus
Waktu Dan Lokasi Penelitian
Informan Penelitian
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Keabsahan Data
- Jadwal Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini berdasarkan pengalaman yang diperoleh dan dilakukan oleh penulis, bahwa keadaan di lapangan adalah setiap individu belum mampu menerapkan nilai-nilai agama Islam dalam setiap interaksinya. Maka berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan nilai-nilai keagamaan dalam interaksi” (Studi Deskriptif Mahasiswa Sosiologi Unismuh Makassar). Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran siswa untuk introspeksi diri dalam memaknai implementasi nilai-nilai agama dalam interaksi.
Nilai-nilai keagamaan yang ada dalam diri individu, saling diwujudkan menjadi suatu aktivitas di kalangan massa besar. Yang dimaksud dengan penerapan nilai-nilai agama pada judul ini adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai agama dalam berinteraksi. Penerapan nilai-nilai keagamaan dalam interaksi merupakan tindakan seseorang terhadap sesuatu berdasarkan makna yang bermakna baginya.
Faktor yang mendorong terlaksananya nilai-nilai agama Islam dalam pergaulan sosial terutama dipengaruhi oleh keluarga, bahwa sebagai individu kita mempunyai sifat yang dinamis, artinya hubungan tidak bersifat statis, melainkan selalu mengalami dinamika dalam kehidupannya.
PEMBAHASAN
Mengenai implementasi nilai-nilai agama Islam dan interaksi sosial yang merupakan kajian dalam bidang sosiologi agama, dan mahasiswa sosiologi mayoritas beragama Islam, tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa sosiologi juga memasukkan nilai-nilai agama Islam di dalamnya. interaksi dengan orang lain disekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan Masitah Sukri yang mengatakan bahwa hanya sedikit dari mereka yang menerapkan nilai-nilai agama khususnya sosiologi, termasuk mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Islam baik di dalam maupun di luar kampus, misalnya: IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), Kampus Da 'wah Institut, dll. lainnya yang memungkinkan untuk selalu mempelajari nilai-nilai agama. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam agama dapat mempengaruhi perilaku individu, termasuk dalam interaksi sosial antar manusia.
Saat ini banyak perilaku pelajar yang keluar dari batasan nilai agama Islam, seperti berkata kasar dan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan tidak lagi mengenal lawan jenis. Dia mengalami konflik nilai dan harapan yang membuat segalanya semakin sulit ketika dia berganti peran. Lingkungan sosial siswa yang heterogen, terdiri dari suku dan budaya yang berbeda, menimbulkan bentuk interaksi sosial yang berbeda pula.
Interaksi sosial merupakan salah satu cara yang digunakan mahasiswa untuk menjalin hubungan dengan orang lain di dalam kampus maupun di luar kampus, baik dalam bentuk interaksi positif maupun negatif. Berbagai kolaborasi dan kompetisi tersebut memberikan pengaruh terhadap intensitas interaksi sosial menjadi lebih positif atau positif. Interaksi dapat terjadi jika dua syarat terpenuhi, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Jika dua orang bertemu maka interaksi sosial sudah dimulai pada saat itu.
Interaksi sosial merupakan salah satu cara yang digunakan mahasiswa untuk membangun hubungan dengan orang lain baik di dalam maupun di luar kampus. Interaksi sosial tidak hanya sekedar untuk saling berkomunikasi, namun dapat memfasilitasi kerjasama, pengaruh atau persaingan. Berbagai kolaborasi mempengaruhi intensitas interaksi sosial antar siswa menjadi lebih positif. Interaksi sosial akan menjadi kacau jika pihak-pihak yang terlibat tidak memahami motivasi satu sama lain dan makna dari tindakan sosial yang mereka lakukan.
Jadi dapat dikatakan bahwa cara penerapan nilai-nilai agama dalam pergaulan adalah dengan cara berkomunikasi dan kontak sosial secara positif atau dengan bekerja sama, berdiskusi dengan teman, saling menasihati dan mempelajari nilai-nilai agama antar teman, seperti yang dikatakan oleh salah satu teman. informan yaitu Abdul Malik yang mengatakan bagaimana menerapkan nilai-nilai agama adalah hendaknya kita saling menasihati, saling mengingatkan teman kita atau lawan pergaulan kita jika ada perilaku atau sikap teman kita yang kasar atau tidak ramah sehingga bisa diperbaiki, karena dengan begitu kita bisa menerapkan nilai-nilai agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. . Dosen selalu berusaha menanamkan nilai-nilai positif di lingkungan kampus dan menumbuhkan kepekaan sosial mahasiswa terhadap lingkungan sekitar. Pendidikan sosiologi dan guru diharapkan mampu memberikan kontribusi khususnya pengajaran nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial siswa dengan lingkungan sekitar, yang dapat diintegrasikan dengan pengembangan karakter, sehingga pendidik dan siswa mampu memenuhi perkembangan saat ini khususnya dalam pengajaran agama Islam di dunia.
PENUTUP
KESIMPULAN