Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata'ala atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat empat keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak yang berkaitan dengan pendengaran yang diperintahkan untuk melakukan sesuatu dengan baik mendengar. . Kemudian, keterampilan membaca yang berkaitan dengan penglihatan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah Subhana wata'ala. Selanjutnya keterampilan berbicara berkaitan dengan tuturan yang bertujuan untuk menyampaikan hal-hal yang positif.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta atas doa dan kasih sayang yang tak henti-hentinya menjadikan beliau menjadi anak yang sukses. Terutama kedua orang tuaku, ayahku, Nasruddin Amin dan ibunda tercinta, Syamsia.D, yang dengan segala pengorbanannya tidak akan pernah terlupakan atas jasa-jasanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lingkungan keluarga dan kemandirian belajar siswa kelas VII. kelas SMP Negeri 1 Labakkang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran lingkungan keluarga pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Labakkang ditunjukkan dengan cara pengasuhan orang tua berpengaruh besar terhadap kepribadian siswanya karena jika orang tuanya baik maka siswanya juga akan terdidik. Sehat. dan sebaliknya. Kemandirian belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Labakkang ditunjukkan dengan menjadi siswa, siswa terus belajar, belajar dengan sungguh-sungguh, belajar dengan baik, membaca buku dan menghafal pelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang baik; Sedangkan siswa bekerja dalam kelompok, bermain, membuka handphone, menenangkan diri dan berpikir, serta harus mendapat hadiah agar tetap semangat dan berinisiatif mengerjakan tugas sekolah ketika merasa malas dalam proses pembelajaran; Ada hal yang ditanamkan siswa dalam diri agar siswa dapat belajar dengan percaya diri yaitu, tetap bersemangat belajar, fokus belajar, mencapai tujuan, percaya diri, membanggakan orang tua, impian yang ingin diwujudkan, meraih kesuksesan, dan menjadikan orang tua senang. Sedangkan untuk mengatasi kesulitan belajar, siswa menggunakan cara yang berbeda-beda, yaitu terus belajar sampai mampu, belajar mandiri, membaca buku, bertanya kepada guru atau siswa lain, melakukan hal-hal menarik dan berusaha mengatasinya.
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Defenisi Operasional
Observasi peneliti terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Labakkang membuktikan bahwa siswa yang tidak menanamkan aktivitas belajar mandiri baik di sekolah maupun di rumah serta tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang baik, seperti tidak adanya perhatian keluarga terhadap pembelajaran siswa. beraktivitas, sering mengalami kendala. Dalam pembelajaran mandiri, siswa masih terbiasa sibuk sehingga tidak lagi mendengarkan guru ketika mengajar. Berbeda dengan siswa yang melakukan kegiatan belajar mandiri dan didukung oleh lingkungan keluarga yang baik seperti hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, mereka lebih berinisiatif dan mampu mengatur waktu belajarnya. Sehubungan dengan permasalahan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran lingkungan keluarga dalam membentuk kemandirian belajar siswa sangatlah penting.
Artinya apabila lingkungan keluarga mendukung aktivitas belajar siswa maka akan memberikan pengaruh positif terhadap kemandirian belajar siswa. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori dan analisis untuk keperluan penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi rujukan untuk kajian yang lebih mendalam terkait lingkungan keluarga siswa. . Diharapkan dapat memberikan masukan kepada siswa agar dapat mengoptimalkan lingkungan keluarga untuk mencapai kemandirian belajar siswa secara maksimal.
Sebagai sarana menambah wawasan dan memperluas pengetahuan tentang pentingnya lingkungan keluarga guna mencapai kemandirian belajar siswa. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru dalam proses belajar mengajar, agar dapat lebih peka terhadap lingkungan keluarga siswa, yang dapat mempengaruhi kemandirian siswa, dan memudahkan guru dalam menangani siswa.
- Tinjauan Pustaka
- Kemandirian Belajar
- Kajian Teori
- Kerangka Pikir
Kemandirian belajar diartikan sebagai kemampuan belajar berdasarkan rasa tanggung jawab, rasa percaya diri, inisiatif dan motivasi dengan atau tanpa bantuan orang lain yang relevan untuk menguasai kompetensi tertentu. Pengertian kemandirian belajar adalah sifat dan kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif yang didorong oleh motivasi siswa untuk menguasai suatu kompetensi. Kemandirian belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang ada dalam diri sendiri (internal) dan faktor yang ada di luar diri (eksternal).
Hal ini sejalan dengan pendapat Suryabrata (2013) bahwa kemandirian belajar adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sekolah dijadikan sebagai sarana kegiatan dalam suatu proses pembelajaran dan dukungan keluarga memegang peranan yang sangat penting dan tanggung jawab utama orang tua adalah menyemangati anaknya dan menyekolahkannya ke lembaga pendidikan dengan harapan mampu mengembangkan minatnya dengan lebih baik. guna meningkatkan kemandirian belajar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Dan disinilah orang tua berperan dalam munculnya tahap perkembangan tersebut dan juga dalam perkembangan tersebut individu berkembang dengan adanya faktor pendukung yang ada yaitu lingkungan. Kemandirian belajar juga diartikan sebagai sifat dan kemampuan yang dimiliki siswa untuk belajar aktif, yang berpedoman pada motif menguasai kompetensi dan dibangun dengan pengetahuan atau kompetensi yang dimilikinya.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Subjek Penelitian
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menciptakan informasi yang sistematis, faktual dan akurat tentang fakta dan karakteristik suatu populasi atau wilayah tertentu. Sugiono menyatakan sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut responden, melainkan sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian. Selain itu sampel juga tidak disebut sampel statistik, melainkan sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah menghasilkan teori.
Pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat peneliti mulai terjun ke lapangan dan pada saat penelitian berlangsung. Informan yang akan dipilih disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu pihak yang terlibat langsung dalam penelitian ini yaitu para mahasiswa.
Fokus Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan data primer merupakan bagian internal dari proses penelitian dan sering kali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber yang ada (Purhantara, 2010:80). Data-data tersebut digunakan untuk menunjang informasi primer yang diperoleh, misalnya literatur, penelitian terdahulu, jurnal, buku dan lain sebagainya.
Instrumen Penelitian
Hal yang membuat saya termotivasi untuk belajar adalah karena orang tua saya selalu memuji saya, sehingga saya akan semangat untuk bersekolah.” Salah satu hal yang mempengaruhi lingkungan keluarga adalah bagaimana cara orang tua mendidik anaknya karena jika orang tua membesarkan dan mendidik anaknya dengan menghormati orang lain maka anak akan menghargai orang lain dan begitupun sebaliknya”. “Hal yang sangat mempengaruhi kepribadian seorang anak adalah cara orang tua membesarkannya, karena orang tua yang selalu mengajarkan kebaikan mengandung arti bahwa anaknya akan selalu berbuat baik.”
Orang tua saya selalu mengingatkan saya bahwa kami bersekolah karena ada hal-hal yang perlu kami capai. “Selalu menjaga sikap dalam keluarga adalah hal yang saya dan keluarga lakukan agar suasana di rumah terbebas dari perselisihan keluarga.” “Yang tidak pernah dilupakan orang tuaku adalah selalu menyemangatiku ketika aku gagal dalam suatu pelajaran.”
Hal yang perlu saya tanamkan pada diri saya agar bisa belajar sesuai dengan rasa percaya diri saya adalah dengan terus semangat belajar.” Belajar sampai saya mencapai tujuan adalah salah satu hal yang perlu saya tanamkan pada diri saya agar bisa belajar sesuai dengan keyakinan diri saya. kepercayaan diri saya sendiri." Meraih kesuksesan adalah hal yang selalu saya tanamkan dalam diri agar saya selalu rajin belajar.”
Saya harus belajar dengan giat agar suatu hari nanti saya dapat mencapai cita-cita saya. Itu harus saya tanamkan dalam diri saya agar saya bisa belajar dengan kecepatan saya sendiri." Salah satu hal yang saya lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan membuka buku dan memahaminya kembali." Hal pertama yang saya lakukan ketika saya mengalami kesulitan belajar adalah belajar dengan teman-teman saya."
Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran, saya akan mencari tahu hal-hal yang belum diketahui dalam pembelajaran.” Padahal apabila orang tua mengajarkan hal-hal yang baik kepada anaknya maka anak akan selalu berbuat baik di masyarakat dan lingkungan sekolah. Orang tua selalu mendidik anaknya untuk selalu melakukan hal-hal yang positif dan baik.
Jika orang tua mendidik anaknya sejak kecil untuk berbuat baik, maka anak pun akan selalu berbuat baik.