PENDAHULUAN
Tahun 1925 Muhammadiyah masuk ke Sumatera Barat. Organisasi ini diperkenalkan pertama kali di Sungai Batang, Maninjau oleh Abdul Karim Amarullah (Hadji Rasul).1Muhammadiyah masuk ke Pulau Punjung tahun 1933 tepatnya yang dibawa oleh Dt. Pokih Sati, Dt. H. Usman, dan Dt.
Sutan Mankuto sebagai pengurus Muhammadiyah dari Padang Panjang2.
Muhamadiyah lahir dilatarbelakangi oleh gagalnya sistem organisasi Islam tradisional yang tidak mampu mengikuti perkembangan zaman kemudian banyaknya praktek bid’ah. Khurfat, sirik dan tahyul, sedangkan dalam hal intelektual dan ekonomi umat Islam masih dililit masalah kemiskinan, kebodohan, kekolotan dan kemunduran3. Mengatasi masalah ini akhirnya Muhamadiyah mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat modern4. Lembaga pendidikan Muhammadiyah memiliki keseimbangan antara dimensi ilmu agama Islam dan ilmu umum, yang bertujuan agar umat Islam tidak tertinggal jauh dari pendidikan Barat.
Muhammadiyah mendirikan Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1941. Di samping sekolah agama Muhammadiyah juga mendirikan sekolah Guru Bawah (SGB) Muallimin pada tahun 1956. Pada tahun ini SGB Muallimin hanya berdiri selama satu tahun hal ini dikarenakan pada tahun 1958 terjadinya pergolakan PRRI (Pemerintahan Revolusi Republik Indonesia), mengakibatkan SGB Muallimin Muhammadiyah Pulau Punjung menghentikan aktifitas belajar di sekolah agama yang telah didirikan oleh Muhammadiyah hal ini disebabkan oleh
1 Wirdam, Sekolah Guru Agama Islam: Dari Sekolah Guru Bawah (SGB) Muallimin Hingga Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Talu kabupaten Pasaman (1952-1970), 2010,Skripsi, Padang:
Unand, hal 1.
2 Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan,Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung. 2001
3 Ibid.
4 Ibid.
keterlibatan pengurus sekolah mendukung PRRI.
Tahun 1960 Maria Kubtiyah mendirikan sekolah yang bernama sekolah Surau Jambak, yaitu pada tanggal 3 Desember 1960 setelah kejadian penembakan oleh anggota APRI terhadap dirinya dan suaminya Abdullah Umar.5
Pendidikan belajar di Surau Jambak hanya berjalan selama Lima Bulan dari bulan Desember hingga bulan Mei 1961 karena semakin bertambah banyaknya murid sehingga tempat ini tidak memungkinkan untuk menampung begitu banyaknya siswa. Dari Surau Jambak sekolah ini dipindahkan ke sekolah Muhammadiyah yang lama yaitu dipasar lama (antara pasar lama dan pelayangan) yang diusulkan oleh pihak kantor agama setempat, bangunan sekolah Muhammadiyah yang ditinggalkan sementara itu, karena pergolakan PRRI. Di daerah pasar lama ini kondisi sekolah sangat memprihatikan, dengan kondisi atap yang banyak bocor, lantai yang bolong-bolong dan lain sebagainya, akan tetapi tidak menyurutkan semangat murid-murid untuk bersekolah.6
Sekolah Muhammadiyah yang sebelumnya menghentikan aktifitas pembelajarannya, akhirnya digunakan kembali dengan kehadiran murid-murid yang berasal dari Surau Jambak. Pada tahun 1962 mulailah kemajuan terhadap sistem belajar serta guru yang mengajar sudah bertambah dari 2 orang guru hingga menjadi 5 orang termasuk 2 orang guru sebelumnya yaitu Ibrahim Angku Kacik, Abdulah Jupen, Kamarudin Silago, Maria Kabtiah dan Rohana Angge.
Tahun 1963 murid-murid mulai belajar Iftidaiyah,7 maka kebutuhan akan guru
5 Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan, Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung.
6 Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar
Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan, Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung.
7 Iftidaiyah Setara Dengan Sekolah Dasar, namun terfokus kepelajaran agama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_ibtidaiy ah, di akses tanggal 28 Februari 2014, jam 16.53 WIB
mulai meningkat. Sehubungan dengan hal itu maka pada tahun 1964 didirikan Sekolah SGB Mualimin Muhammadiyah dengan gurunya Adin, Muslim Nur, Asma Salim, Badia, hanya baru satu lokal (kelas).8
Perkembangan Muhammadiyah selalu diikuti dengan perkembangan pendidikan, Muhammadiyah yang berdiri di daerah Pulau Punjung ini sangat berdampak positif bagi masyarakat terutama dalam bidang Pendidikan dan itulah uniknya penelitian ini, karena penelitian ini lebih terfokus pada perkembangan sekolah guru bawah (SGB) Muallimin pada tahun 1964 hingga berakhirnya pada tahun 1970.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya SGB Muallimin Muhammadiyah di Pulau Punjung?
2. Bagaimana perkembangan SGB Muallimin Muhammadiyah di Pulau Punjung dari tahun 1964-1970?
3. Bagaimana peralihan SGB Muallimin Muhammadiyah mengganti nama dengan MTS Muhammadiyah Pulau Punjung?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mendiskripsikan latar belakang berdirinya SGB Mualimin Muhammadiyah di Pulau Punjung.
2. Untuk mendiskripsikan perkembangan SGB Mualimin Muhammadiyah di Pulau Punjung dari tahun 1964-1970.
3. Untuk mendiskripsikan peralihan SGB Mualimin Muhammadiyah, menjadi MTS Muhammadiyah Pulau Punjung.
Tinjauan Pustaka
Menurut ajaran agama Islam, pendidikan itu adalah pemberi corak hitam, putih perjalanan hidup seseorang. Kedudukan seperti ini secara tidak langsung telah menepatkan pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia.9
8.Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan,Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung.
9Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992, hlm 1
Sejarah pendidikan adalah : Cerita masa lampau tentang pendidikan dari hasil perkembangan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa Indonesia. Sejarah pendidikan ini dipengaruhi oleh kekuatan politik, sosial, ekonomi dan kultural, Pendidikan bahkan di pandang sebagai alat politik untuk mengatur dan menguasai perkembangan suatu bangsa walaupun politik itu tidak terlepas dari pengaruh sosial, ekonomi dan budaya.10
Sejarah Pendidikan Islam adalah:
Semua persoalan-persoalan yang mendasari kajian sejarah pendidikan yang meliputi objek pendidikan islam. Persoalan ini mengkaji mulai dari aspek ontologis yaitu wilayah dan objek kajian yang di bahas dan aspek epistimologis yaitu metode yang di pakai dalam sejarah pendidikan islam ini serta aspek aksiologis yaitu tujuan dan kegunaan yang di harapkan dari sejarah pendidikan islam.11
Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. "Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.
Perkembangan dapat juga dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar (Monks, 1984:2).12
Sekolah membantu pelajar memajukan diri sendiri secara pisikologis, sosial dan fisial, dan membantu pelajar memajukan potensi mereka sebaik-baiknya pada aras (lantai) institusi (Lembaga), sekolah adalah suatu entiti(entitas) sosial atau sistem sosial yang terdiri pada hubungan manusia yang berbeda.
Kualitas suasana sosial dan hubungan dalamnya selalu menentukan kualitas
10 S. Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hal 5
11 Enung K Rukiati,dkk, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia,2006, hal 7
12 Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta, Jakarta, 2002. hal 38-39
kehidupan kerja dan kehidupan pelajar untuk guru dan pelajar.13
Kata Muhammadiyah secara bahasa berarti “pengikut Nabi Muhammad”.
Penggunaan kata “Muhammadiyah dimaksud untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan nabi Muhammad.
Pemilihan nama “Muhammadiyah” menurut keterangan Kyai Syuja sudah dipikirkan dan diputuskan oleh KH. Ahmad Dahlan sendiri setelah shalat istikhara ketika mereungkan usulan murid dan sahabatnya agar membentuk organisasi yang dapat memayungi dan mewujudkan gagasan-gagasan perjuangannya.
Penentuan nama Muhammadiyah didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: Nama itu memang diambil dari nama Nabi ikutan kita, Muhammad SAW, yang menjadi nabi dan rasul akhir zaman.14
Studi Relevan
Skripsi Wirdam (2010) yang berjudul
"Sekolah Guru Agama Islam: Dari Sekolah Guru Bawah (SGB) Muallimin Hingga Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Talu Kabupaten Pasaman (1952-1970), Skripsi, Universitas Andalas Padang".
Skripsi Tuti Marni (2003) yang berjudul ”Peranan Muhammdiyah Dalam Pembinaan Aqidah Di Masyarakat Pulau Punjung, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat".
Skripsi oleh Dewi Yuliasmar.AB (2011) yang berjudul "Perkembangan Sekolah Tinggi Agama Islam Oleh Syekh M.Aanrif (STAI) Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan 2000-2009, Skripsi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang".
Skripsi Noffita Era Sari yang berjudul
"Sekolah Dagang Islam Di Silungkang Tahun (1940-1950), Skripsi, STKIP PGRI Sumatera Barat".
Skripsi oleh Fransiska Handayani berjudul "Perkembangan Madrasah Diniyah V
13 ibid. hal-23
14 Haedar Nasir. Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan, Yogyakarta :Surya Sarana Grafika, 2010. Hlm, 15
Jurai Sungai Puar Kabupaten Agam Tahun 1974-2008, Skripsi, Universitas Andalas Padang".
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian sejarah deskriptif naratif, yaitu dengan menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi pada objek yang teliti.Louis Gottschalk mengatakan metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman-rekaman masa lampau. Rekonstruksi imajinatif pada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses historiografi (penulisan sejarah)15.
Langkah pertama Heuristik yaitu mengumpulkan dan menemukan sumber- sumber data sejarah baik primer maupun sekunder. Sumber primer berupa wawancara dan arsip, wawancara dilakukan terutama kepada narasumber yang ada di sekolah MTS Muhammadiyah yang ada di Pulau Punjung tersebut.
Tahap kedua adalah kritik sumber merupakan pengolahan data terhadap arsip yang dilakukan kritik eksternal dan internal.Kritik eksternal adalah pengujian otensitas (keaslian) secara klinis dan labor kritik, ini dapat dijalankan karena keterbatasan alat-alat pengetahuan penulis.
Tahap ketiga adalah
menginterprestasikan informasi yang telah diseleksi dari sumber-sumber yang telah di kumpulkan, kemudian sumber itu disaring lewat kritik sumber sehingga diperoleh butir- butir informasi yang dibutuhkan berupa fakta- fakta peristiwa yang kemudian dirangkai dan diolah sesuai sesuai dengan tema penelitian.
Tahap keempat adalah historiografi penulisan laporan penelitian.merupakan penyajian hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah (Skripsi) dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu karya sejarah yang bisa dipertanggung jawabkan.16
15 Louis Gottschalk.1975.Mengerti Sejarah. Jakarta: UI, Hlm 74-75
16 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah,Jakarta :PT. Gramedia, 1993.
SEJARAH KEDATANGAN MUHAMMADIYAH KE PULAU
PUNJUNG
Lahirnya Muhammadiyah di Sumatera Muhammadiyah di Minangkabau
Perkembangan dan perluasan Muhammadiyah di luar Pulau Jawa yang lebih menunjukkan hasil penyebaran yang sangat merata, termasuk di Pulau Sumatera umumnya di Minangkabau khususnya. Pengaruh Muhammadiyah yang sampai ke Minangkabau diperkenalkan oleh tokoh agama Maninjau yaitu Haji Abdul Karim Amrullah, yang dikenal dengan sebutan Haji Rasul.
Kedatangan Haji Rasul ke Pekalongan mendapatkan pengetahuan tentang Muhammadiyah dari A.R Sutan Mansur yang menjabat sebagai tokoh penting Muhammadiyah di Pekalongan, Sutan Mansur mengusulkan kepada Haji Rasul untuk mengembangkan dan mengubah Sandi Aman Tiang Salam (sebuah organisasi keagamaan yang terdapat di Sungai Batang Maninjau).
Menjadi Muhammadiyah.17
Cabang Muhammadiyah yang berada di Minangkabau sangat berkembang pesat sehingga HAMKA perna berkata
“Muhammadiyah lahir di Yogyakarta tetapi dibesarkan di Minangkabau (Padang Panajang)”.18 Sekurang-kurangnya ada tiga faktor yang telah membantu mempercepat proses pengembangan Muhammadiyah di Minangkabau yaitu; Pertama, Tahun 1920-an di daerah Sumatera Barat sudah muncul gerakan kaum modernis Islam yang dipelopori kaum muda sehinga ide Muhammadiyah mudah diterima. Kedua, Para pemimpin Muhammadiyah Minangkabau adalah ulama- ulama Minangkabau asli dan mereka memperoleh dukungan yang kuat dari masyarakat. Ketiga, Para pemimpin tersebut pada umumnya memiliki hungan kekeluargaan
17 Abdul Munir Mulkhan, 1 Abad
Muhammadiyah, (Jakarta, Pt Kompas Media Nusantara,2010), hal. 81-82
18A. Windi, dkk, 100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20, (Yogyakarta, NARASI, 2005), hal 79
yang sangat erat satu sama lain, baik karena hubungan daerah maupun hubungan perkawinan.
Perkembangan Pendidikan
Muhammadiyah di Sumatera Barat
Pendidikan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah mempunyai andil, yang sangat besar bagi bangsa dan Negara, dan tentu saja menghasilkan keuntungan- keuntungan diantaranya:
1. Menambah kesadaran nasiolal bangsa Indonesia melalui ajaran Islam
2. Melalui sekolah-sekolah Muhammadiyah, ide-ide reformasi Islam secara luas disebarkan.
3. Mempromosikan kegunaan ilmu pengetahuan modern.19
Zaman kemerdekaan, sekolah Muhammadiyah mengalami perkembangan yang pesat. Pada dasarnya ada empat jenis lembaga pendidikan yang dikembangkan Muhammadiyah yaitu;
1. Sekolah-sekolah umum yang bernaung di bawah Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu; SD, SMPT, SMAT, SPG, SMEA, SMKK dan sebagainya. Pada sekolah-sekolah ini diberikan pelajaran agama sebanyak 6 jam seminggu.
2. Madrasah-madrasah yang bernaung di bawah Depertemen Agama, yaitu;
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Mts dan Madrasah Aliyah (MA).
3. Jenis sekolah atau madrasah khusus Muhammadiyah, yaitu; Muallimin, Muallimat, Sekolah Tabligh dan Pondok Pesantren Muhammadiyah.
4. Perguruan Tinggi Muhammadiyah; untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah umum di bawah pembinaan Kopertis ( Depdikbud), dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Agama di bawah pembinaan Kopertis (Depertemen Agama).20
19 Enung K Rukiati, Fenti Himawati,
Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia,(Bangung, CV PUSTAKA SETIA, 2006), hal 85
20 Ibid hal 86
Perkembangan Muhammadiyah di Pulau Punjung
Muhammadiyah di Pulau Punjung berawal dari keinginan pemuka-pemuka masyarakat Pulau Punjung ingin mendirikan sebuah sekolah yang berlandaskan kepada ajaran agama Islam, pada tahun 1934 datang beberapa orang pengurus Muhammadiyah dari Padang Panjang bertujuan Menyebarkan Muhammadiyah di Pulau Punjung khususnya di Sumatera Barat Umumnya, yaitu Dt. Pokhi Sati, Dt. H. Usman, dan Dt. Sutan Mangkuto.
Bersamaan dengan berdirinya Muhammadiyah maka didirikan pula sekolah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Pulau Punjung yang berlokasi di Sungai Dareh tepatnya di rumah H. Syafi’I. Sekolah ini hanya berjalan selama tiga bulan karena H. Syafi’I tidak bisa lagi menjamin keselamatan para murid Muhammadiyah dari larangan pemerintah Belanda dan Jaksa Agung. Maka siswa dipindahkan ke Pulau Punjung kembali yang berlokasi di Surau Tinggi H. Karim.21
Jumlah cabang dan ranting Muhamamdiyah di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung tercatat sebanyak cabang 1 Pulau Punjung memiliki 4 ranting, cabang 2 Koto VII Tanjung Ampalu memiliki 3 ranting, cabang 3 Sumpur Kudus memiliki 3 ranting, cabang 4 Koto Baru memiliki 3 ranting, cabang 5 Sijunjung memiliki 3 ranting, cabang 6 IV Nagari Palangki memiliki 3 ranting, cabang 7 Talawi memiliki 3 ranting, dan cabang 8 Koto Agung Sitiung memiliki 3 ranting, cabang dan ranting di daerah Sawahlunto Sijunjung ini tercatat pada tahun 1990.22
PERKEMBANGAN SEKOLAH GURU BAWAH (SGB) MUALLIMIN MUHAMMADIYAH PULAU PUNJUNG
1964-1970
21 Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar
Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan,(Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung). 2001
22 Khatib Pahlawan Kayo,
Muhammadiyah Dari Masa ke Masa di Minangkabau (Sumatera Barat) (Padang:
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat. 1991) hal. 166
SGB Muallimin di Pulau Punjung Sebelum didirikannya SGB Muallimin
Amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan mulai berkembang di Ranah Minang, dengan pendirian-pendirian sekolah-sekolah mulai dari TK (taman kanak- kanak), SD/ Ibtidaiyah (sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), Tsanawiyah, dan beberapa sekolah guru, sedangkan SLTA Muhammadiyah juga beragam selain SMA (sekolah menengah atas) ada pula STM, SMEA dan Aliyah.
Muhammadiyah memasukan pelajaran- pelajaran umum selain pelajaran agama karena ingin mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang telah maju, namun tidak meninggalkan pentingnya ilmu agama yang menjadi pelajaran utama di sekolah-sekolah Muhammadiyah ini. Selain Pendidikan amal usaha Muhammadiyah juga membangun rumah sakit Muhammadiyah, Panti Asuhan
Muhammadiyah dan Apotik
Muhammadiyah.23
Berdirinya SGB Muallimin Muhammadiyah Peristiwa pergolakan PRRI ini mengakibatkan terhentinya proses belajar mengajar di SGB Muallimin Muhammadiyah, karena pergolakan ini salah seorang pengurus sekaligus kepala sekolah di SGB tahun 1956 ditembak mati oleh APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) pada tahun 1959.
Beliau adalah Abdullah Umar dengan istrinya Maria Kubtiah yang mengalami luka tembak ditangan nya, sedangkan Abdullah Umar mengalami luka tembak diperut hingga menninggal ditempat, Abdullah Umar dinyatakan sebagai target oleh tentara pemerintah menyindir-nyindir pemerintahan pusat pada Khutbah Jum’at di Mesjid Raya Pasar Lama Pulau Punjng. Tidak hanya itu Abdullah Umar juga mengantarkan rokok- rokok untuk para pejuang PRRI yang bersembunyi di hutan sehingga beliau dituding sebagai anggota PRRI.
23 Katib Pahlawan Kayo, dkk,
Muhammadiyah Sumatera Barat (Minang Kabau) Dari Masa Ke Masa, (Sumatra Barat, Pimpinan wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, 1991) hal 7-10
Tanggal 25 Juli 1963 siswi putri berasrama di Surau Dt. H. Umar dan Putranya di Surau Pasar, tahun 1964 asrama Putri di pindahkan ke Surau Tinggi, karena Surau Tinggi inilah pertama kali oleh siswa-siswi pertama Muhammadiyah, yang gurunya Dt.
Umar Salim.24 Dari murid-murid ibtidaiyah inilah siswa pertama SGB Muallimin Muhammadiyah Pulau Punjung yang didirikan pada tahun 1964.
Perkembangan SGB Muallimin di Pulau Punjung
Sarana dan Prasarana
Tahun 1964 SGB Muallimin Muhammadiyah Pulau Punjung masih memakai sarana dan prasarana Ibtidaiyah, dengan kerja sama pengurus-pengurus mengadakan rapat khusus yang bertempat di rumah Ali Imran pada tanggal 06 Oktober 1964 keputusan rapat itu akan membuka sekolah yang lama dan membangun sekolah yang baru.25
Pembiayaan
Dana adalah salah satu faktor yang amat penting dalam pengelolan setiap kegiatan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pengelolaan pendidikan Muhammadiyah di Sumatera Barat penggalian dan pengelolaan dana dibebeankan seluruhnya kepada pengurus sekolah. Beberapa sumber dana yang telah ditetapkan dan diizinkan untuk digali/ dipungut dalam rangka pengelolaan pendidikan Muhammadiyah adalah sebagai berikut: Uang sekolah dan uang pembangunan, Wakaf, infak dan sedekah, Sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat, dan Usaha lain yang sah.26
24 Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar
Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan,Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung. 2001
25 Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar
Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan,Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung. 2001
26 Khatib Pahlawan Kayo,
Muhammadiyah Dari Masa ke Masa di Minangkabau (Sumatera Barat) (Padang:
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat. 1991) hal 38-39
Pengurus dan Staf Pengajar
Dalam rangka pengelolaan pendidikan Muhammadiyah dibentuk suatu struktur organisasi yang terdiri dari beberapa perangkat. Pertama, pimpinan organisasi muhammadiyah mulai dari ranting, wilayah hingga tingkat pusat. Tugasnya sebagai pihak yang menetapkan kebijakan umum. Kedua, pengurus sekolah, tugasnya sebagai pengelolah kesejahteraan perangkat sekolah dan bangunan fisik sekolah. Ketiga, kepala sekolah tugasnya sebagai pimpinan sekolah atau kegiatan akademik.27
Kurikulum dan Kegiatan Ekstrakurikuler Kurikulum adalah seperangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Menurut fungsinya kurikulum dapat diartikan sebagai berikut:
a. Kurikulum sebagai program studi dalam seperangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari anak didik disekolah.
b. Kurikulum sebagai kegiatan direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal itu akan diajarkan.
Kurikulum Muhammadiyah berorientasi kepada tujuan yang jelas. Bertolak dari tujuan institusional, terjabar terus sampai ke tujuan Instruksional (umum). Kurikulum yang diharapkan member cirri khusus lembaga Pendidikan Muhammadiyah, yaitu: Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.28
Siswa
Siswa merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan.
Tanpa siswa proses belajar-mengajar tidak akan terlaksana. Demikian juga dengan SGB Muallimin Pulau Punjung. Untuk melihat perkembangan sebuah lembaga pendidikan selain kemajuan bangunan fisiknya juga harus memperhatikan jumlah siswa yang masuk
27 Ibid hal. 41-42
28 Khatib Pahlawan Kayo,
Muhammadiyah Dari Masa ke Masa di Minangkabau (Sumatera Barat) (Padang:
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat. 1991) hal. 47
pada sekolah tersebut. Ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik siswa masuk ke SGB Muallimin Muhamamdiyah Pulau Punjung.
Pertama, SGB Muallimin Muhammadiyah Pulau Punjung adalah sekolah guru satu- satunya di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung.
Kedua, Letak lokasi sekolah yang strategis, karena pada waktu itu akses transportasi menggunakan jalur air, yaitu sungai Batanghari Pulau Punjung, selain itu SGB Muallimin juga terletak didekat Pasar lama Pulau Punjung, tempat perekonomian masyarakat sekecamatan Pulau Punjung29 Peralihan SGB Muallimin Menjadi MTS Muhammadiyah Pulau Punjung
Tahun 1970 SGB Muallimin menjadi Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Pulau Punjung (MTsM) Pulau Punjung. Karena kesepakatan tokoh-tokoh Muhammadiyah Pulau Punjung, melihat perkembangan zaman dunia pendidikan, dan mengingat kurikulum yang diajarkan kepada siswa SGB terlalu berat sehingga Madrasah lebih diminati oleh masyarakat, selain itu tenaga kependidikan di Pulau Punjung juga telah memadai.30
Masyarakat yang semakin hari semakin bersemangat memajukan pendidikan Muhammadiyah di Pulau Punjung ini dan lebih menggiatkan gotoroyong membangun sekolah tersebut, sehingga menjadi 4 kelas.
Bangunan yang sebelumnya diberi nama SGB Muallimin Muhammadiyah Pulau Punjung pada tahun 1970 berganti menjadi MTsM Pulau Punjung, guru-gurunya pada waktu itu adalah: Addin A. Kepala Sekolah, Asma salim , Patimah Saleh, Namida Aris, Zakiah, Badi’ah, Nur Asyiah, Umi Kalsum, Lisun, Usman, Yurnalis, M. Zen, Mirwan, Rusda, Zainal Abidin, Khaidir Nyaman, dan Syamsuni.31
PENUTUP
29 Wawancara dengan Maria Kubtia di Tapian Surau Jambak, Jorong Koto Tangah, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Tanggal 14 Juni 2014
30Ibid
31 Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th.
1939di Medan,Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung. 2001
KESIMPULAN
Latar belakang berdirinya SGB Muallimin Muhammadiyah di Pulau Punjung, berawal dari sekolah yang diberi nama oleh masyarakat yaitu sekolah Surau Jambak, sekolah ini didirikan oleh Maria Kubtia istri dari kepala sekolah SGB Muallimin tahun 1956. Pada tahun 1956 ini pertama kali SGB Muallimin Muhammadiyah didirikan dan kepala sekolah nya bernama Abdullah Umar.
Karena Pergolakan PRRI Abdullah Umar tewas karena ditembak oleh pasukan APRI, selain Abdullah Umar yang menjadi korban, Maria Kubtiah ikut menjadi korban tembakan dan cidera dikedua tanngannya. PRRI ini mengakibatkan vakumnya pendidikan Muhammadiyah di Pulau Punjung khusunya di Sumatera Barat Umumnya.
Setelah PRRI dapat diredahkan di Pulau Punjung, Maria Kubtiah mulai memikirkan pendidikan anak-anak yang putus sekolah karena PRRI, didirikanlah sekolah Surau Jambak oleh Maria Kubtiah yang mana menjadi cikal-bakal SGB Muallimin Muhammadiyah Pulau Punjung. Setelah Berdirinya SGB Muallimin Pulau Punjung tahun 1964 dilokasi sekolah SGB Muallimin 1956. Di sanalah proses belajar mengajar dilaksanakan oleh siswa-siswa Surau Jambak yang menjadi siswa SGB Muallimin Muhammadiyah Pulau Punjung. Sekolah ini berjalan selama 5 tahun dari 1964 sampai tahun 1970 SGB Muallimin Pulau Punjung diganti nama menjadi MTS Muhammadiyah Pulau Punjung.
Peralihan SGB menjadi MTS Muhammadiyah Pulau Punjung dikarenakan oleh kesepakatan pengurus-pengurus Muhammadiyah dengan melihat perkembangan zaman di dunia pendidikan, maka dijadikanlah pada tahun 1970 SGB menjadi MTS Muhammadiyah Pulau Punjung, hingga sekarang dan telah ada Madrasah Aliyah Muhammadiyah Pulau Punjung.
SARAN
1. Diharapkan kepada pemerintah atau dinas pendidikan untuk lebih memperhatikan sekolah Madarasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Pulau Punjung, supaya sekolah ini bisa meningkatkan mutu pembelajaran dari tahun ke tahun.
2. Diharapkan kepada kepala sekolah dan guru-guru sekolah Madarasah Tsanawiyah
Muhammadiyah (MTsM) Pulau Punjung untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dan tata tertib di sekolah.
Daftar Pustaka Buku
Abdul Munir Mulkhan, 1 Abad
Muhammadiyah, (Jakarta, Pt Kompas Media Nusantara,2010).
A. Windi, dkk, 100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20, (Yogyakarta, NARASI, 2005).
Enung K Rukiati,dkk, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia,2006
Haedar Nasir. Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan, Yogyakarta :Surya Sarana Grafika, 2010.
Ibrahim Angku Kacik, dkk,Umar Salim Waktu Muktamar Muhammadiyah Th. 1939di Medan,Profil Sejarah Perjuangan Muhhammadiyah Di Pulau Punjung.
2001.
Khatib Pahlawan Kayo, Muhammadiyah Dari Masa ke Masa di Minangkabau (Sumatera Barat) (Padang: Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat. 1991).
Louis Gottschalk.1975.Mengerti Sejarah.
Jakarta: UI.
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah,Jakarta :PT.
Gramedia, 1993.
Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
S. Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta, Bumi Aksara, 2008.
Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992.
.
Skripsi
DewiYuliasmar.AB (2011)
"Perkembangan Sekolah Tinggi Agama Islam Oleh Syekh M.Aanrif (Stai) Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan 2000-2009": Skripsi, STKIP PGRI Sumbar
Fransiska Handayani berjudul
"Perkembangan Madrasah Diniyah V Jurai Sungai Puar Kabupaten Agam Tahun 1974- 2008": Skripsi, Fakultas Ilmu Sastra dan Budaya, UNAND Padang
Noffita Era Sari "Sekolah Dagang Islam di Silungkang Tahun (1940-1950)":
Skripsi,STKIP PGRI Sumbar.
Tuti Marni (2003) "Peranan muhammadiyah dalam pembinaan aqidah di masyarakat pulau punjung" : Skripsi,Fakultas Agama Islam (UMSB) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Wirdam (2010) yang berjudul
"Sekolah guru agama isalam: dari sekolah guru bawah (SGB) Muallimin Hingga Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Talu kabupaten Pasaman (1952-1970)",Skripsi, Padang: Unand",