The Study Land Utilization to Support Economic of local Communitis in Nagari Langung District of Pasaman
By:
Siti Arfah*Dasrizal**Farida**
Geography Education Student of STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education of STKIP PGRI West Sumatra **
ABSTRACT
This study aims to get the data, process, analyze and discuss the utilization land use to support economic community in Nagari Langung District Pasaman of visits from: 1) Form of utilization of idle land, 2) Area of land, 3) Type of vegetation, and 4) Income.
This research is a descriptive research. The population in this research is all people who use the former unused land in Nagari Langung District Pasaman. Sample of respondents taken by purposive sampling with a sample of 70 people who take advantage of unused land. Technique of analysis the data using percentage formula.
Technique of collecting the data by using a questionnare or instrument.
The research found that: 1) The form of land use beds were made public in the form fields, and has also been carried out as a shepherd 2) The area of the former vacant land due to the overflow of river water in Nagari Langung is 52 ha, 52 ha of used land sleep entirely used by the community. 3) Type the planted vegetation bare land, long-term crops (rubber,palm oil and coffe brown). Short-term crops (corn, rice,peanuts and there are also some who plant chilli and vegetables). 4) society income wase used former utilize unused land increased. The result can also for expenses educational their children.
Keyword: Land Sleeping, economic, Area of land, level of income.
PENDAHULUAN
Lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah iklim topografi, hidrologi, dan vegetasi. Dimana kondisi fisik dasar tersebut dapat mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk di dalamnya terdapat berbagai kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang dan akan datang. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi. Di bidang pertanian, lahan merupakan sumber daya yang sangat penting, baik bagi petani maupun bagi pembangunan pertanian .Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa di Indonesia kegiatan pertanian masih bertumpu pada lahan pertanian (Catur, 2010).
Pertanian merupakan mata pencaharian yang paling besar di Indonesia, Hampir 60% penduduk Indonesia bekerja sebagai petani, sehingga Negara Indonesia disebut Negara agraris. Menurut (BPS : 2013) luas lahan pertanian di Indonesia adalah 39.594.536,91 ha, sementara lahan yang tidak diusahakan atau lahan tidur seluas 14.252.383,00 ha.
Lahan tidur merupakan lahan yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya, misalnya didaerah pertanian/perkebunan ada lahan kosong yang tidak ditanami komoditas pertanian/perkebunan dibiarkan menjadi semak belukar, atau ada tanah kosong didaerah perkotaan tidak dimanfaatkan untuk bangunan. Sedangkan pengertian lahan tidur lainnya adalah lahan/tanah yang produktif tapi tidak ada pengolahan/aktivitas produksi tanaman atau tanah produktif yang tidak digunakan hannya dibiarkan begitu saja (Dadang : 2008). Sejalan dengan pendapat Alkamar (2001) lahan tidur merupakan lahan oleh pemiliknya tidak
dimanfaatkan untuk sementara waktu.
Lamanya tidur tidak adanya kepastian, mungkin sebulan, lima bulan, setahun, lima tahun atau lebih.
Kenagarian Langung merupakan sebuah wilayah yang terdapat di Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, Letak wilayahnya sangat strategis selain diapit oleh perbukitan yang hijau juga terdapat sungai yang mengalir disepanjang lahan pertanian masyarakat. Bertani merupakan pekerjaan pokok penduduknya, selain bertani padi sawah berladang juga kebiasaan atau pekerjaan sampingan penduduk untuk menambah penghasilannya, tetapi kekayaan alam yang ada di Kenagarian Langung tidak semua masyarakat memanfaatkan fungsi lahan tersebut, hanya sebagian masyarakat yang memanfaatkan lahan yang ada.
Jadi masih banyak lahan-lahan yang kosong yang tidak digarap oleh masyarakat setempat, baik lahan yang memiliki pemiliknya maupun lahan yang tidak memiliki pemiliknya. Padahal jika lahan tidur atau lahan kosong yang ada dimanfaatkan dengan baik akan lebih mendukung perekonomian masyarakat yang mengelola lahan tersebut.
Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 23 Desember 2015 di areal persawahan penduduk di Kenagarian Langung Kabupaten Pasaman terdapat sebuah sungai yang mengalir disepanjang persawahan penduduk, kondisi sungai tersebut tidak stabil.
Pada tahun 2013 ketika terjadi musim penghujan air sungai meluap dan mengakibatkan kerusakan terhadap lahan persawahan penduduk seluas 52 ha sehingga lahan tersebut tidak bisa dimanfaatkan.
Setelah 2 bulan kemudian aliran sepanjang sungai sudah diperbaiki oleh masyarakat Kenagarian Langung dan kondisi sungai tersebut sudah normal dan lahan yang awalnya digenangi air sungai dan sekarang sudah tidak lagi, maka lahan tersebut sudah
bisa dimanfatkan lagi seperti semula, tetapi tidak semua lahan yang bisa di jadikan areal persawahan hanya sebagian yang bisa dimanfaatkan untuk persawahan dan sebagian lagi hanya bisa digunakan untuk perladangan, tetapi masyarakat hanya membiarkan lahan tersebut tanpa mengelola kembali.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan lahan mengakibatkan terjadinya lahan tidur, padahal jika dimanfaatkan lahan tersebut masih bersifat produktif dan hasil dari lahan juga dapat menambah dan meningkatkan perekonomian penduduk, tetapi akhir-akhir ini sebagian masyarakat di Kenagarian Langung sudah mulai memanfaatkan lahan tidur kembali.
Lahan tidur yang dimanfaatkan masyarakat di Kenagarian Langung tidak semua dijadikan lahan persawahan, ada juga sebagian yang memanfaatkan sebagai lahan tempat perladangan.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian denganjudul: Studi Pemanfaatan Bekas Lahan Tidur Untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat di Kenagarian Langung Kabupaten Pasaman.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan data, mengolah,menganalisis dan membahas tentang Pemanfaatan Bekas Lahan Tidur Untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat Di Kenagarian Langung Kabupaten Pasaman.
METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah di uraikan pada bab terdahulu maka penelitian ini tergolong pada jenis penelitian ”deskriptif”.
Maksudnya, penelitian ini tertuju pada usaha untuk mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang sebagaimana adanya.
Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan
Sudjana (2004:64), yang mengatakan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengambil masalah atau memfokuskan penelitian pada masalah- masalah aktual sebagaimana adanya pada saat dilakukan hipotesis melainkan hannya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel penelitian.
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah bertujuan pada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa sekarang dan sebagaimana adanya dimana penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana perubahan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah memanfaatkan bekas lahan tidur di Kenagarian Langung Kabupaten Pasaman.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga (KK) di Kenagarian Langung yang berjumlah 1121 yang tersebar pada 8 jorong (Sumber: Kantor Wali Nagari Langung 2016). Sampel penelitian diambil dengan 2 cara, sampel wilayah diambil dengan teknik purposive sampling (penunjukan) yaitu Jorong Lubuk Hijau, Jorong Langung 1, Jorong Langung 2 dan Jorong Sungai Ranyah Mudik. dasar penunjukannya karena ke 4 wilayah penelitian memiliki kondisi fisiografis yang sama dan mudah dijangkau oleh peneliti.
sedangkan sampel responden diambil dengan teknik Purposive Sampling dengan proporsi 30% sehingga sampel berjumlah 70 KK.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasrkan hasil penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :
Pertama, bentuk pemanfaatan bekas lahan tidur di Kenagarian Langung Kabupaten Pasaman sebagai berikut: Bentuk pemanfaatan bekas lahan tidur yang dilakukan masyarakat di Nagari Langung berupa sawah dan ladang. Selain itu lahan
tidur juga pernah dijadikan sebagai tempat mengembala oleh masyarakat.
Sebelum lahan tidur dimanfaatkan untuk bertani dan berladang, lahan tidur ini terlebih dahulu dibersihkan. Masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur ini biasanya membersihkan secara individu, berkelompok dan ada juga yang mempekerjakan orang lain. Untuk membersihkan lahan tidur, masyarakat memerlukan alat yang digunakan untuk penebasan pada lahan tidur yang akan dimanfaatkan. Alat yang digunakan masyarakat biasanya berupa parang/golok, kapak dan ada juga sebagian yang menggunakan sabit.
Berbagai cara yang dilakukan masyarakat dalam mengelola/memanfaatkan lahan tidur, ada yang membakar pohon/semak yang sudah ditebas dilahannya dan ada juga yang membuang sampahnya dari lahan tersebut. Membersihkan lahan tidur menjadi lahan produktif membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pemanfaatan lahan tidur dalam ilmu pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang berkelanjutan dengan menggunakan sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan.
Sesuai teori Rodjak (2006) Lahan tidur tidak hanya digunakan sebagai tempat lahan pertanian saja, tetapi juga digunakan untuk kepentingan non pertanian. Misalnya untuk kepentingan pemukiman penduduk, mendirikan pabrik atau fasilitas-fasilitas sosial kemasyarakatan yang terus meningkat.
Kedua, luas lahan pertanian yang dimanfaatkan masyarakat di Kenagarian Langung Kabupaten Pasaman sebagai berikut: total luas lahan yang dimiliki masing-masing orang yang memanfaatkan lahan tidur rata-rata 3-5 ha/kk termasuk lahan tidur. Lahan tidur yang dimanfaatkan
rata-rata 1-2 ha/kk, dari luas lahan tidur yang dimanfaatkan ini, ada yang dijadikan sawah dan ada yang di jadikan ladang. Luas lahan tidur yang dijadikan sawah oleh masyarakat rata-rata
< 0,5 ha/ kk. Lahan jadikan sawah lebih sedikit dibandingkan dengan lahan yang dijadikan ladang. Karena lahan padi menggunakan air, sementara air yang akan digunakan untuk menanam padi agak sulit.
Tidak semua lahan tidur bisa dijadikan lahan untuk pertanian padi hanya sebagian yang bisa dijadikan lahan sawah, sisa dari lahan pertanian padi yang tidak bisa digunakan maka di manfaatkan lagi untuk dijadikan ladang, luas lahan tidur yang dijadikan ladang oleh masyarakat di Nagari Langung Kabupaten Pasaman rata-rata 0,5 - 1 ha/kk yang memanfaatkan.
Bekas lahan tidur yang dimanfaatkan masyarakat di Nagari Langung Kabupaten Pasaman ini rata-rata milik pribadi, selama memanfaatkan lahan tidur masyarakat banyak mengalami hal-hal yang tidak diharapkan salah satunya yaitu gagal panen, faktor hama adalah salah satu penyebab gagal panen yang dialami masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur.
Selain faktor hama petani lahan tidur juga mengatakan bahwa luas lahan juga salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil panen.
Menurut teori Suratiyah (2006) Usaha tani yang memiliki luas lahan tidur 0,5 ha atau lebih yang dimanfaatkan biasanya petani tersebut mempunyai modal, dan kemudahan terhadap fasilitas lainnya serta mempunyai uang tunai yang dapat diinvestasikan kembali.
Luas lahan tidur yang disiapkan untuk memulai produksi dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia, sangat menentukan jenis tanaman yang akan dipilih untuk dibudidayakan.
Ketiga, vegetasi/tanaman yang ditanam dilahan tidur di Nagari Langung Kabupaten Pasaman sebagai berikut:
Tanaman yang ditanam masyarakat dilahan tidur berbeda-beda, ada tanaman jangka pendek dan ada tanaman jangka panjang.
Jenis tanaman jangka panjang yang ditanam masyarakat di Nagari Langung Kabupaten Pasaman adalah tanaman karet, sawit dan kopi coklat. Tetapi tanaman jangka panjang yang banyak ditanam masyarakat dilahan tidur yaitu tanaman karet. Selain perawatannya tidak terlalu sulit, tanaman karet ini juga salah satu tanaman khas di Kabupaten Pasaman. Untuk melakukan panen pada tanaman jangka panjang ini, masyarakat harus menunggu selama 3-5 tahun.
Sementara itu Jenis tanaman jangka pendek yang banyak ditanam masyarakat di Nagari Langung Kabupaten Pasaman adalah tanaman jagung. Untuk melakukan panen masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur harus menunggu waktu selama < 6 bulan.
bibit yang ditanam masyarakat pada lahan tidur yang dimanfaatkannya rata-rata punya sendiri, Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, berbagai cara dilakukan oleh masyarakat pada tanamannya.
Agar tanaman dapat berkembang dengan baik, masyarakat melakukan penyiangan terhadap lahan tidur yang dimanfaatkan. Penyiangan yang dilakukan pada lahannya masing-masing lebih dari 2 kali. Selain penyiangan, pemupukan juga dilakukan masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur pada tanaman yang ditanamnya, pupuk buah adalah pupuk yang sering digunakan masyarakat terhadap tanamannya.
Hal ini sesuai dengan teori Pellokila (2005) Tanaman yang diusahakan di lahan tidur sebaiknya tanaman berumur pendek yang sifatnya sekali panen.
Keempat, pendapatan/laba yang diperoleh masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur di Nagari Langung Kabupaten
Pasaman sebagai berikut: Sebelum dihitung berapa laba diperoleh, terlebih dahulu ditotal berapa modal yang digunakan, dan berapa banyak pengeluaran yang dihabiskan.
Setelah itu baru bisa dilihat berapa pendapatan/laba yang diperoleh.
Modal yang digunakan masyarakat dalam pengelolaan lahan tidur di Nagari Langung Kabupaten Pasaman rata-rata Rp.1.000.000 –1.500.000, sementara itu besar pengeluaran masyarakat untuk pengelolaan lahan tidur rata-rata
>Rp.1.000.000. Setelah semua dijumlahkan/ditotal, maka dapat diketahui laba yang diperoleh masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur rata-rata >
2.000.000. Masyarakat mengatakan bahwa keadaan keuangannya setelah memanfaatkan lahan tidur di Nagari Langung Kabupaten Pasaman semakin bertambah, masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur juga mengatakan bahwa hasil dari panennya digunakan untuk belanja sehari-hari.
Hasil dari panen masyarakat yang memanfaatkan bekas lahan tidur sangat dapat memenuhi kebutuhannya, selain laba yang diperoleh masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur juga pernah mengalami kerugian. Tanggapan masyarakat tentang keberadaan lahan tidur mengatakan sangat bermanfaat. Manfaat dari pengelolaan lahan tidur bagi masyarakat yang mengelolanya selain menambah pendapatan juga dapat meringankan beban ekonomi keluarga.
Hal ini sesuai teori Rodjak (2006), analisis usaha tani yang memanfaatkan lahan tidur terdiri dari analisis biaya dan pendapatan usaha tani yang berguna untuk mengukur dan sebagai alat evaluasi keberhasilan usaha tani, untuk mengetahui biaya produksi per unit produk usaha tani yang dihasilkan, untuk bahan perencanaan usaha tani periode berikutnya, untuk mengetahui keuntungan usaha tani. Petani sebagai pengelola usaha tani berarti ia harus
mengambil berbagai keputusan di dalam memanfaatkan lahan tidur yang dimiliki atau disewa dari petani lainnya untuk kesejahteraan hidup keluarganya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai kesimpulan:
1. Bentuk pemanfaatan bekas lahan tidur yang dilakukan masyarakat berupa sawah, ladang, dan ada juga dijadikan sebagai tempat mengembala.
2. Luas wilayah bekas lahan tidur akibat luapan air sungai yang ada di Nagari Langung yaitu 52 ha, dari 52 ha bekas lahan tidur seluruhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Rata-rata yang dimanfaatkan masyarakat 1-2 ha/KK.
Dari luas bekas lahan tidur yang dimanfaatkan, ada yang menjadi sawah dan ada menjadi ladang. Luas bekas lahan tidur yang dijadikan sawah rata- rata < 0,5 ha/KK, kemudian ladang dengan luas rata-rata 0,5 - 1 ha/KK.
Total dari luas lahan yang dimiliki masyarakat di Nagari langung rata-rata 3-5 ha/KK termasuk lahan tidur yang dimanfaatkan. Lahan tidur yang dimanfaatkan masyarakat di Nagari Langung rata-rata bersifat pribadi.
3. Jenis tanaman yang ditanam dibekas lahan tidur yaitu, tanaman jangka panjang (karet,sawit dan kopi coklat).
Tanaman jangka pendek (jagung, padi, kacang tanah dan ada juga sebagian yang menanam cabe dan sayur- sayuran). Biasanya tanaman jangka pendek lebih banyak ditanam oleh masyarakat, karena selain perawatannya lebih mudah waktu panennya juga cepat. Berbagai cara perawatan juga dilakukan masyarakat terhadap
tanamannya, selain membersihkan lahan tanaman, masyarakat juga melakukan pemupukan terhadap tanamannya agar hasilnya dapat memuaskan.
4. Pendapatan masyarakat setelah memanfaatkan bekas lahan tidur semakin bertambah. Hasil yang diperoleh juga dapat untuk biaya pendidikan anak-anak mereka.
SARAN
Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan bekas lahan tidur lebih maksimal sebagai penambah pendapatan.
2. Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan perawatan terhadap tanaman miliknya agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
3. Diharapkan kepada pemerintah untuk menjadikan hasil pemanfaatan bekas lahan tidur sebagai kekuatan ekonomi masyarakat.
4. Diharapkan kepada pihak yang berwenang untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat terhadap pentingnya memanfaatkan bekas lahan tidur untuk menambah pendapatan dan memperluas lahan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Alkamar.2001.Studi Karakteristik Tanah Pada Lahan Tidur dalam Rangka Pemilihan Tanaman Pangan yang Sesuai di Kota Madya Padang.
(Skripsi).UNP Padang.
Arsyad. 2010. Analisis Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan dan Kemiringan Lereng di Daerah Aliran Sungai Jeneberang hulu. Makassar:
UNHAS.
Bonawati, Eva, dkk. 2013. Geografi Pertanian, Yogyakarta: Ombak.
Enwati.RR. 2013. “Bentuk pemanfaatan lahan pekarangan di daerah Maek Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima puluh Kota” (Skripsi). PGRI Padang.
Fatchan. 2013. Geografi Tumbuhan dan Hewan, Yogyakarta: Ombak.
Juhadi. 2007. “Pola pola pemanfaatan lahan dan degradasi lingkungan pada kawasan perbukitan”. Jurnal Universitas UNNES.
Julmaita (2011).“ Studi Pemanfaatan Lahan Rawauntuk Pertanian di Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai “ (Skripsi). PGRI Padang.
Komarsa, G. 2001. Analisa Penggunaan Lahan sawah danTegalan di Daerah Aliran Sungai Cimanuk Hulu Jawa Barat, Disertasi, Program Pascasarjana IPB.
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan edisi 5, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, 2010.
Pelokilla Manu, Rina Riana. 2008.
Pemberdayaan Lahan Tidur. Jurnal.
Purwantoro. 2001. Studi Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tahun1987-1996 bedasarkan foto udara. Yogyakarta. Diakses 15 Febuari 2016.
Rahmawaty.2006.Rencana Pemanfaatan Lahan Tidur Berdasarkan Pendekatan Ekosistem. Sumatera Utara. Diakses 13 Februari 2016.
Salikin, A. 2003. System Pertanian Berkelanjutan. Kanisius.Yogyakarta.
Setyorini. T. 2014. “Pemanfaatan Lahan Tidur Untuk Peningkatan Usaha Pertanian Masyarakat di Pesisir Selatan Kulon Progo”. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diakses 15 Februari 2016.
Silalahi, SB. 1981. Penggunaan Lahan dan Faktor faktor yang mempengaruhinya di Daerah Pedesaan Sumatra
Utara.Disertasi.PPS IPB Bogor.
Sudibyo dkk. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. C.V Andi Offset: Yogyakarta Sudjana, Nana. 2004. Penelitian dan
Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru.
Suharsimi, Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sudjono, Anas. 2010. Statistic Pendidikan.
Jakarta: raja Wali Pres.
Tantri, Francis. 2009. Pengantar Bisnis, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wowiling.ER.2014.”Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Bertambahnya Lahan Tidur di Desa Taraitak Kecamatan Langowan Utara”.Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado.
Yulianti, Siska (2012).“Persepsi Masyarakat Tentang LahanTidur di Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Kota Tangah Padang”
(Skripsi).PGRI Padang.