bahan bakar cair yang berasal dari tanaman yang tidak dapat dimakan (Franco 2010) Istilah lain yang juga sering
ADDITIONAL STUDIES OF GOAT MANURE AND TIME REVERSAL ON COMPOSTING WASTE OYSTER MUSHROOM GROWING MEDIA
Nur Lailatul Rahmah*, Wignyanto, dan Bramantyo Setyo Yuwono
Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Brawijaya Penulis korespondensi: email [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kotoran kambing dan waktu pembalikan pada pembuatan kompos limbah media tanam jamur tiram. Limbah media tanam jamur tiram memiliki kandungan unsur hara yang masih dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor, masing-masing terdiri dari tiga level, sehingga terdapat sembilan kombinasi perlakuan. Faktor pertama adalah konsentrasi kotoran kambing (0; 20 dan 40%) dan faktor kedua adalah waktu pembalikan kompos 1, 2 dan 3 minggu sekali (selama 1 bulan fermentasi). Analisis data menggunakan ANOVA dan jika ada pengaruh dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan cara pemilihan secara langsung dengan cara menganalisis data tiap-tiap kombinasi perlakuan disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia19-7030-2004. Perlakuan terbaik didapat pada perlakuan dengan penambahan kotoran kambing sebesar 40% dengan waktu pembalikan 1 minggu sekali. Karakteristik kompos terbaik tersebut meliputi kadar air 50%; rasio C/N 13; kadar P2O5 1,47%; dan kadar K2O sebesar
2,34%. Karakteristik pupuk kompos yang dihasilkan dalam penelitian ini dinilai cukup baik karena sudah memenuhi standar kualitas pupuk kompos sesuai SNI 19-7030-2004.
Kata Kunci : kompos, kotoran kambing, limbah media tanam jamur tiram, waktu pembalikan ABSTRACT
This study aims to determine the effect of goat manure and time reversal in the composting of waste oyster mushroom growing media. Waste oyster mushroom growing medium contains nutrient elements which can still be used by plants. This study uses a completely randomized factorial design with two factors, each consisting of three levels, so there are nine combinations of treatments. The first factor is the concentration of goat manure (0; 20 and 40%), the second factor is the time reversal compost 1, 2 and 3 weeks (for 1 month fermentation). Data analysis using ANOVA and if there was an effect followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT). Determining the best treatment is done by direct election by analyzing the data for each combination of treatments according with Indonesian National Standard 19- 7030-2004. The best treatment is obtained at treatment with the addition of goat manure by 40% with a 1- week reversal. The best compost characteristics include water content of 50%; C/N ratio 13; P2O5 content of 1,47%; and K2O content of 2,34%. Characteristics of compost produced in this study considered good enough because it already meets the quality standards of compost according to Indonesian National Standard 19-7030-2004.
Keywords: compost, goat faeces, reversal time, waste of oyster mushroom’s planting media PENDAHULUAN
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dibudidayakan karena mempunyai sifat adaptasi dengan lingkungan yang baik dan memiliki produktivitas yang cukup tinggi (Cahyana et al, 2002). Media tanam atau baglog jamur tiram memiliki masa produksi sekitar 4 bulan dan setelah masa itu, baglog tidak dapat lagi menghasilkan jamur tiram yang optimal. Baglog yang tidak lagi produktif akhirnya hanya akan menjadi limbah bila tidak dimanfaatkan dengan baik dan meninggalkan bau yang tidak sedap (Rahayu et al, 2012). Limbah media tanam jamur merupakan limbah organik, limbah ini mempunyai
ISBN 978-602-74352-0-9 E54
kandungan N, P, K dan mineral lain yang dibutuhkan tanah dan tanaman.Limbah media tanam jamur ini dapat digunakan sebagai kompos (Bintang, 2010).
Menurut Setyorini (2005), kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Untuk mencapai kandungan rasio C/N dan kandungan kimia yang telah ditetapkan sesuai dengan standar, diperlukan adanya proses pengomposan yang berasal dari fermentasi menggunakanEffective Microorganism (EM-4).Pembuatan kompos dalam penelitian ini ditambahkan kotoran kambing sebagai bahan baku tambahan. Ditambahkannya kotoran kambing sebagai bahan baku dikarenakan kotoran kambing masih belum dimanfaatkan baik. Kotoran kambing merupakan jenis pupuk panas dimana perubahan-perubahan dalam menyediakan unsur hara tersedia bagi tanaman berlangsung cepat.Jasad renik melakukan perubahan-perubahan aktif disertai pembentukan panas (Lingga, 2006).Feses kambing mengandung bahan kering dan nitrogen sekitar 40-50%.Kandungan tersebut bergantung pada bahan penyusun ransum, tingkat kelarutan nitrogen pakan, nilai biologis ransum, dan kemampuan ternak untuk mencerna ransum (Balai Penelitian Ternak, 2004).
Pada penelitian ini proses pengomposan dilakukan pembalikan terhadap pupuk kompos. Menurut Supriyanto (2001), proses pengomposan umumnya dilakukan pada kondisi terbuka sehingga cukup ventilasi dengan melakukan pengadukan / pembalikan tumpukan massa kompos untuk menjaga kondisi aerobik. Menurut Musnamar (2006), pengadukan sangat diperlukan agar cepat tercipta kelembapan yang dibutuhkan saat proses pengomposan berlangsung. Pengadukan pun dapat menyebabkan terciptanya udara di bagian dalam timbunan, terjadinya penguraian bahan organik yang mampat, dan proses penguraian berlangsung merata.Dari penelitian ini diharapkan adanya kombinasi yang tepat antara jumlah kotoran kambing yang ditambahkan dan waktu pembalikan yang diperlukan untuk mendapatkan kandungan rasio C/N, kadar P2O5, K2O dan kadar air pupuk kompos dengan bahan baku baglog jamur
tiram sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
BAHAN DAN METODE Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah EM4, kotoran kambing dan air.Limbah baglog jamur tiram dan kotoran kambing diambil dari Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalahkeranjang bambu sebagai tempat pengomposan, kresek hitam besar (trash bag) sebagai penutup keranjang bambu, terpal untuk menutup seluruh wadah keranjang bambu, soil tester (gabungan alat pengukur pH, suhu, kadar air dan warna), dan timbangan.
Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan dua faktor, masing- masing terdiri dari tiga level, sehingga terdapat sembilan kombinasi perlakuan. Faktor I adalah konsentrasi kotoran kambing, faktor II adalah waktu pembalikan kompos yang dijabarkan sebagai berikut:
Faktor I (Konsentrasi kotoran kambing) = 0 ; 20 dan 40%
Faktor II (Waktu pembalikan) = 1, 2 dan 3 minggu sekali (selama 1 bulan fermentasi)
Variabel yang diamati pada penelitian ini berupa rasio C/N, kadar P2O5, K2O dan kadar air. Lama
fermentasi (proses pengomposan) adalah 1 bulan. Untuk jumlah bahan baku baglog dalam satu wadah sebanyak 10 kg. Kombinasi perlakuan dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Proses Pembuatan Kompos
Prosedur penelitian pembuatan kompos dilaksanakan sesuai prosedur sebagai berikut: 1. Persiapan bahan penelitian
Bahan penelitian yang meliputi limbah baglog jamur tiram, kotoran kambing, EM4 dan air disiapkan sesuai dengan jumlah yang ditentukan.Limbah baglog yang digunakan masing-masing 10 kg. Kotoran kambing yang digunakan untuk A1 0%, A2 20%, A3 40% dari total bahan baku limbah baglog
ISBN 978-602-74352-0-9 E55
2. Pengecilan ukuran
Limbah baglog jamur tiram dan kotoran kambing diletakkan dalam wadah terpisah dan dikecilkan ukurannya (dihancurkan) agar luas permukaannyabesar dan mempercepat proses pengomposan. 3. Pencampuran bahan
Baglog jamur tiram dan kotoran kambing kemudian dicampur dengan merata sesuai komposisi persentase yang mengacu pada berat baglog jamur tiram.Untuk mencampur bahan-bahan tersebut, persentase bahan mengacu pada jumlah limbah baglog jamur tiram, yaitu 10 kg. Setelah semua bahan tercampur merata, maka campuran akan homogen. EM4 yang ditambahkan ke dalam campuran juga mengacu pada berat log jamur tiram, yaitu 0,2%. EM4 dilarutkan dalam air 10-30 ml dan dicampur secara merata dengan. Bahan yang tercampur diambil sampelnya masing-masing untuk dianalisis kadar C, N, P, dan K.
4. Penimbangan
Setelah dilakukan pencampuran, maka bahan yang telah ditimbang masing-masing sebanyak 10 kg. 5. Penataan dalam media pengomposan
Setelah ditimbang, maka bahan dimasukkan ke dalam media pengomposan dengan media berupa keranjang bamboo, ditutup dengan terpal dan dihindarkan dari sinar matahari langsung.
6. Pembalikan
Pembalikan bahan kompos dilakukan untuk menyeimbangkan temperatur dan membantu pematangan.Pembalikan tidak dilakukan dalam hitungan hari, tetapi minggu, yaitu 1, 2, dan 3 minggu sekali dengan lama waktu pengomposan 1 bulan.
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Konsentrasi Kotoran
Kambing (A) (%)
Waktu Pembalikan (C)
1 minggu sekali 2 minggu sekali 3 minggu sekali
0 A1C1 A1C2 A1C3
20 A2C1 A2C2 A2C3
40 A3C1 A3C2 A3C3
Analisis Hasil
Analisis yang dilakukan meliputi rasio C/N, kadar P2O5 dan K2O yang dilakukan di Laboratorium
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya serta analisis kadar air di Laboratorium Teknologi Agrokimia Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Analisis Data
a) ANOVA (analisis ragam) dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari kedua faktor. Parameter yang diukur adalah rasio C/N, kadar air, P2O5, dan K2O. Jika ada pengaruh, maka
dilanjutkan dengan uji lanjutan DMRT.
b) Penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan cara pemilihan secara langsung dengan cara menganalisis data tiap-tiap kombinasi perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN