bahan bakar cair yang berasal dari tanaman yang tidak dapat dimakan (Franco 2010) Istilah lain yang juga sering
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Kriteria
Beberapa kriteria awal untuk memilih alternatif kegiatan produksi bersih di industri pengolahan fillet ikan antara lain: kemurahan biaya, manfaat dan kegunaan, nilai tambah, minat pasar, kemudahan konstruksi, kemudahan operasional, ketersediaan tanah dan lokasi, ketersediaan mesin dan peralatan, ramah lingkungan, kenyamanan, lingkungan hidup. Sepuluh kriteria awal tersebut diranking menggunakan kuesioner yang diisi oleh pakar dan diambil 5 kriteria terpenting. Hasil kuesioner penentuan kriteria terpenting dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1, diperoleh 5 kriteria terpenting yaitu: manfaat dan kegunaan (9,25), ramah lingkungan (9,125), kenyamanan lingkungan hidup (8,75), kemurahan biaya (8,5) dan nilai tambah
ISBN 978-602-74352-0-9 E78
(7,625). Lima (5) kriteria tersebut yang selanjutnya dijadikan sebagai kriteria dalam penentuan alternatif terbaik penerapan produksi bersih di UD. Sinar Jaya.
Tabel 1. Hasil kuesioner penentuan kriteria terpenting
Kriteria P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Rata-rata
Kemurahan Biaya 8 8 6 8 10 9 10 9 8,5
Manfaat dan Kegunaan 10 10 8 9 9 8 10 10 9,25
Nilai Tambah 8 7 3 9 8 8 9 9 7,625
Minat Pasar 9 7 2 5 8 5 10 9 6,875
Kemudahan Konstruksi 7 6 7 7 7 7 8 6 6,875
Kemudahan Operasional 9 8 7 7 8 2 8 5 6,75
Ketersediaan Tanah dan Lokasi 9 7 3 9 8 2 8 5 6,375
Ketersediaan Mesin dan Peralatan 7 7 6 6 7 4 8 9 6,75
Ramah Lingkungan 10 10 8 10 10 5 10 10 9,125
Kenyamanan Lingkungan Hidup 10 9 7 9 9 6 10 10 8,75
a. Manfaat dan Kegunaan
Manfaat dan kegunaan merupakan hal yang penting dalam pembuatan suatu produk olahan. Produk akan sia-sia apabila tidak memiliki nilai manfaat dan kegunaan sehingga memiliki nilai yang rendah bagi konsumen. Alternatif produksi yang dilakukan harus memiliki nilai manfaat dan kegunaan sehingga tidak menimbulkan kerugian terhadap industri baik kerugian finansial atau non finansial.
b. Ramah Lingkungan
Kriteria ramah lingkungan berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh alternatif yang akan diterapkan harus ramah lingkungan. Menurut Wibowo et al. (2013) dampak yang ditimbulkan oleh limbah bagi lingkungan dan sektor industri adalah sangat penting, maka perlu adanya upaya pengelolaan lingkungan yang baik dalam rangka pengembangan usaha perikanan yang berwawasan lingkungan.
Suatu usaha yang dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap lingkungan sekitar baik terhadap darat, air dan udara, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan di sekitarnya (Kasmir dan Jakfar, 2010). Penerapan alternatif produksi bersih dengan pengolahan limbah diharapkan tidak menimbulkan limbah baru sehingga tidak menambah pencemaran lingkungan.
c. Kenyamanan Lingkungan Hidup
Kriteria ini merupakan kriteria yang berkaitan dengan lingkungan, namun lebih berkaitan dengan dengan masyarakat. Aspek lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan (Kasmir dan Jakfar, 2010). Kriteria kenyamanan lingkungan hidup sangat penting untuk dikaitkan dengan penerapan alternatif produksi bersih. Kenyamanan lingkungan hidup yang dimaksud disini yaitu keterkaitan masyarakat dengan industri baru, seperti kesempatan kerja dan usaha, taraf hidup masyarakat dan kesehatan masyarakat.
d. Kemurahan Biaya
Biaya merupakan salah satu kiteria yang penting dalam suatu industri. Tujuan utama suatu perusahaan secara umum adalah memperoleh keuntungan. Industri dalam mendirikan usaha baru mmbutuhkan biaya dalam pelaksanaannya, sehingga biaya menjadi kriteria yang penting untuk dipertimbangkan. Harapan industri adalah biaya yang dibutuhkan sedikit dan produksi yang dihasilkan tinggi, sehingga dapat memberikan keuntungan.
e. Nilai Tambah
Nilai tambah merupakan nilai produk barang sesudah diolah dibandingkan dibandingkan dengan nilai bahan baku yang digunakan dalam pengolahan. Pertambahan nilai suatu produk terjadi karena produk mengalami proses perubahan dari bahan baku menjadi produk akhir yang bernilai ekonomis. Nilai tambah merupakan kriteria yang penting dalam melakukan analisis suatu usaha. Menurut Mutaqin dan
ISBN 978-602-74352-0-9 E79
Heru (2010), pengolahan limbah menjadi suatu produk adalah untuk meningkatkan nilai tambah pada limbah tersebut.
Identifikasi Alternatif Penerapan Produksi Bersih
Alternatif-alternatif penerapan produksi bersih dengan pengolahan limbah pada UD. Sinar Jaya
diperoleh dari penelitian terdahulu yaitu Ma’ruf et al. (2013), Millah (2010), Setiyana (2014), Suprihatin dan Romli (2009) dan Wibowo et al. (2013). Terdapat 3 alternatif yag akan diuji oleh para pakar, antara lain pupuk cair, silase (pakan ternak), dan abon ikan. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan berpasangan dengan kriteria yang ditentukan, sehingga diperoleh bobot dari masing-masing kriteria dan alternatif. Bobot tertinggi pada alternatif akan dijadikan alternatif terbaik yang dapat diterapkan pada UD. Sinar Jaya Sidayu. Hirarki untuk memperoleh alternatif terbaik dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Hirarki untuk memperoleh alternatif terbaik
Analisis Bobot Prioritas Kriteria
Kriteria yang telah ditentukan, dilakukan dengan matrik perbandingan berpasangan antara elemen- elemennya, sehingga diperoleh bobot dari masing-masing kriteria. Metode yang digunakan adalah skala banding secara berpasangan yaitu membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Data diperoleh dari pendapat para pakar yang dikombinasikan dan diolah menggunakan software Expert Choice 2000. Hasil olahan data dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bobot prioritas setiap kriteria
Kriteria Bobot Prioritas
Manfaat dan Kegunaan 0,205 2
Ramah Lingkungan 0,346 1
Kenyamanan Lingkungan Hidup 0,191 3
Kemurahan Biaya 0,147 4
Nilai Tambah 0,111 5
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bobot untuk tiap kriteria berturut-turut yaitu ramah lingkungan dengan bobot tertinggi 0,346, manfaat dan kegunaan dengan bobot 0,205, kenyamanan lingkungan hidup dengan bobot 0,191, kemurahan biaya dengan bobot 0,147 dan nilai tambah dengan bobot 0,111. Menurut Firlianty (2009), pengolahan limbah menjadi suatu produk diharapkan memberikan dampak positif bagi lingkungan maupun untuk nilai ekonomi masyarakat. Kriteria ramah lingkungan diprioritaskan menjadi yang pertama karena peerapan alternatif produksi bersih degan pengolahan limbah diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan proses produksinya tidak mencemari lingkungan.
Penentuan Alternatif Produksi Bersih UD. Sinar Jaya Sidayu
Ramah lingkungan Manfaat dan Kegunaan Kenyamanan Lingkungan Hidup Kemurahan Biaya Nilai Tambah
ISBN 978-602-74352-0-9 E80 Hasil Bobot Prioritas Alternatif Penerapan Produksi Bersih
Bobot masing-masing kriteria dan alternatif berdasarkan lima kriteria dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hasil bobot prioritas alternatif berdasarkan masing-masing kriteria
a. Pupuk Cair
Berdasarkan kriteria ramah lingkungan, manfaat dan kegunaan, kenyamanan lingkungan hidup, kemurahan biaya dan nilai tambah, pupuk cair memiliki bobot tertinggi dibandingkan dengan alternatif pakan ternak dan abon ikan. Bobot pupuk cair pada kriteria ramah lingkungan sebesar 0,509, karena pada pengolahan pupuk cair tidak menimbulkan limbah baru sehingga tidak mencemari lingkungan. Menurut Dwicaksono et al. (2013), pupuk merupakan salah satu komponen penting dalam usaha peningkatan hasil pertanian. Bobot pupuk cair pada kriteria manfaat dan kegunaan sebesar 0,427, karena pupuk cair lebih banyak dibutuhkan oleh masyarakat, tidak hanya para petani yang butuh pupuk, masyarakat yang memiliki tanaman juga butuh pupuk. Bobot pupuk cair pada kriteria kenyamanan lingkungan hidup sebesar 0,569, karena pengolahan pupuk cair dapat memberikan peluang kerja ke masyarakat sekitar dan juga menjaga kesehatan masyarakat, karena tidak menimbulkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Bobot pupuk cair pada kriteria kemurahan biaya sebesar 0,619 yang merupakan bobot tertinggi dari lima kriteria yang ada. Bobot pupuk cair pada kriteria nilai tambah sebesar 0,459, karena terdapat nilai tambah dari limbah cair yang tidak digunakan menjadi pupuk cair.
b. Silase (Pakan Ternak)
Bobot pakan ternak pada kriteria manfaat dan kegunaan, kenyamanan lingkungan hidup, dan kemurahan biaya yaitu 0,352, 0,222 dan 0,259. Menurut Abun danSaefulhadjar (2004), limbah ikan yang mengalami proses pengolahan menjadi silase ikan, selain mempunyai nilai gizi yang tinggi juga dapat memberikan rasa dan aroma yang khas, mempunyai daya cerna tinggi serta kandungan asam amino yang tersedia menjadi lebih baik. Bobot pakan ternak pada kriteria tersebut lebih tinggi dibandingkan bobot abon ikan. Manfaat dan kegunaan silase (pakan ternak) dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak dengan gizi yang cukup karena terbuat dari dagig ikan dibandingkan dengan pakan ternak yang beredar di pasaran. Bobot pakan ternak pada kriteria ramah lingkungan sebesar 0,224 tidak jauh beda dengan dengan abon ikan. Pengolahan menjadi silase ikan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan (Abun dan Saefulhadjar, 2014). Bobot pakan ternak pada kriteria nilai tambah lbih rendah daripada bobot abon ikan
Penentuan Alternatif Produksi Bersih UD. Sinar Jaya Sidayu
Ramah lingkungan 0,346 Manfaat dan Kegunaan 0,205 Kenyamanan Lingkungan Hidup 0,191 Kemurahan Biaya 0,147 Nilai Tambah 0,111 Pupuk Cair 0,509 Pakan Ternak 0,224 Abon Ikan 0,267 Pupuk Cair 0,427 Pakan Ternak 0,352 Abon Ikan 0,221 Pupuk Cair 0,569 Pakan Ternak 0,222 Abon Ikan 0,208 Pupuk Cair 0,619 Pakan Ternak 0,259 Abon Ikan 0,122 Pupuk Cair 0,459 Pakan Ternak 0,195 Abon Ikan 0,345
ISBN 978-602-74352-0-9 E81
yaitu 0,195. Pakan ternak memiliki ilai tambah dari limbah padat berupa daging pipilan menjadi pakan ternak yang sangat bermanfaat, namun harga pakan ternak relatif lebih rendah daripada harga abon ikan.
c. Abon Ikan
Abon ikan pada kriteria manfaat dan kegunaan, kenyamanan lingkungan hidup dan kemurahan biaya memiliki bobot terendah dari pupuk cair dan pakan ternak dengan bobot 0,221, 0,208, dan 0,122. Ikan elasmobranchii seperti hiu mengeluarkan bau yang tidak sedap sedap sehingga tidak banyak dikonsumsi orang (Millah, 2010). Abon ikan yang terbuat dari daging pipilan ikan bertulang rawan seperti hiu belum tentu diminati oleh konsumen. Pengolahan abon ikan membutuhkan biaya yang relatif mahal karena dalam proses pembuatannya terdapat bahan tambahan dan juga beberapa peralatan. Dengan adanya usaha, akan membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar atau masyarakat yang terlibat langsung dengan lokasi usaha (Kasmir dan Jakfar, 2010). Namun karena usaha abon ikan ini meruapakan pengolahan dari produk sampig UD.Sinar Jaya, maka perlu sedikit teaga kerja atau bahkan dapat menggunakan tenaga kerja yang sudah ada.
Bobot abon ikan pada kriteria ramah lingkungan dan nilai tambah merupakan urutan kedua dengan nilai bobot 0,267 dan 0,345. Abon ikan tidak banyak menimbulkan limbah baru, tidak terlalu mencemari lingkungan. Pengolahan ikan elasmobranchii hanya terbatas pada pengasapan dan dan pengasinan untuk mengawetkan daging, sehingga diperoleh cara baru untuk mengolah ikan ii demi meningkatkan nilai ekonomis dan memperpajang daya simpan (Millah, 2010). Pengolahan ikan elasmobranchii menjadi abon ikan dengan beberapa bahan tambahan yang digunakan dapat menambah nilai jual abon ikan tersebut.
Alternatif Penerapan Produksi Bersih
Penetapan bobot prioritas alternatif produksi bersih UD. Sinar Jaya dilakukan dengan menggunakan Software Expert Choice 2000. Bobot dan prioritas masing-masing alternatif produksi bersih UD. Sinar Jaya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot dan prioritas alternatif produksi bersih UD. Sinar Jaya
Alternatif Bobot Prioritas
Pupuk Cair 0,507 1
Silase (Pakan Ternak) 0,255 2
Abon Ikan 0,238 3
Hasil olah data Expert Choice 2000 menunjukkan bahwa pupuk cair memiliki bobot prioritas alternatif yang tertinggi sebesar 0,507. Alternatif prioritas kedua yaitu silase (pakan ternak) sebesar 0,255 dan prioritas ketiga yaitu abon ikan dengan bobot 0,238. Prioritas tertinggi adalah pupuk cair, menunjukkan bahwa pupuk cair memiliki harapan lebih unggul untuk dikembangkan lebih lanjut dibandingkan pakan ternak ataupun abon ikan.
Pengolahan limbah diharapkan tidak menimbulkan limbah baru, karena dalam dalam penerapan produksi bersih dengan mengolah limbah bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Tekologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan (Oktavia et al., 2012). Penerapan alternatif produksi bersih diharapkan dapat memberikan kenyamanan lingkungan hidup bagi masyarakat baik dari segi peluang kerja dan usaha dan taraf hidup masyarakat, sehingga dengan diadakannya suatu usaha baru dapat melibatkan masyarakat di sekitar industri. Ramah lingkungan dan kenyamanan lingkungan hidup merupakan hal penting dalam penerapan produksi bersih pengolahan limbah.
Nilai tambah merupakan kriteria yang penting dalam alternatif produksi bersih pengolahan limbah cair menjadi pupuk cair. Limbah yang awalnya tidak memiliki nilai jual dapat diubah menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga dapat memberi keuntungan pada industri.
ISBN 978-602-74352-0-9 E82 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 kriteria penting yang digunakan untuk pemilihan alternatif penerapan produksi bersih di UD. Sinar Jaya yaitu ramah lingkungan, manfaat dan kegunaan, kenyamanan lingkungan hidup, kemurahan biaya dan nilai tambah. Kriteria dengan bobot paling tinggi yaitu ramah lingkungan. Sedangkan alternatif terbaik penerapan produksi bersih di UD. Sumber Jaya adalah pengolahan limbah cair menjadi pupuk cair.
DAFTAR PUSTAKA
Abun DR dan Saefulhadjar D. 2004. Pengaruh cara penolahan limbah ikan (Thunnus atlanticus) terhadap kandungan gizi dan nilai energi metabolis pada ayam pedaging. Jurnal Penelitian Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran.
Dwicaksono MRB, Suharto B dan Susanawati LD.2013. Pengaruh penambahan effective microorganisms pada limbah cair industri perikanan terhadap kualitas pupuk cair organik. Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Hal. 7-11.
Firlianty. 2009. Pemanfaatan limbah udang (Penaus sp) sebagai alternatif bahan pengolahan kerupuk untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan.Journal of Tropical FisheriesVol. 4. No. 2 Hal 450-459.
Kasmir dan Jakfar. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua. Prenada Media Group. Jakarta.
Ma’ruf M, Sukarti K, Purnamasari E dan Sulistianto E. 2013. Penerapan produksi bersih pada industri pengolahan terasi skala rumah tangga di dusun selangan laut pesisir bontang. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol 18 No 2 Hal 84-93.
Millah SF. 2010. Produksi Ikan Pari (Rayfish): Penentuan Kualitas Gizi Abon. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Mutaqin dan Heru, TMT. 2010. Pengelolaan sampah limbah rumah tangga dengan komposter elektrik berbasis komunitas. Jurnal Litbang Sekda DIY. Vol 2 No 2. Hal 1-12.
Oktavia DA, Mangunwidjaja D, Wibowo S, Sunarti TC dan Rahayuningsih M. 2012. Pengelolaan limbah cair perikanan menggunakan konsorsium mikroba indigenous proteolitik dan lipolitik. Jurnal AGROINTEK Vol 6 No 2 Hal 65-71.
Setiyana Y. 2014. Penentuan Alternatif Limbah Cangkang Rajungan di PT. KML Mini Plant Putri Ayu Sampang. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura. Bangkalan.
Suprihatin dan Romli M. 2009. Pedekatan produksi bersih dalam industri pengolahan ikan: studi kasus industri penepungan ikan. Jurnal Kelautan Nasional (Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan) Vol 2 Hal 131-143.
Wibowo TS, Purwanto dan Yulianto B. 2013. Pengelolaan lingkungan industri pengolahan limbah fillet ikan. Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 1 No 2 Hal. 547- 550.
ISBN 978-602-74352-0-9 E83 MENGGALAKKAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PANGAN BERBASIS 3R
(REUSE, REDUCE dan RECYCLE)
PROMOTE THE UTILIZATION OF RENEWABLE FOOD ENERGY SOURCES BASED ON 3R