• Tidak ada hasil yang ditemukan

2-11 Ayat Kisah Malaikat Yang Bertanya Tentang Adam

Dalam dokumen grup whatsapp lsbd hi1 (Halaman 102-112)

1. Gunadi: Kisah tentang pertanyaan malaikat kepada Allah tentang tujuan penciptaan manusia mengandung banyak kejanggalan. Gambaran yang sangat konyol menurut saya. Seperti ada tujuan untuk menggambarkan Sang Maha Pencipta dengan menggambarkannya seolah-olah makhluk. Ayat bernada sama dan sejenis bisa gugur. TAUHID (TAURI) memang sudah digelincirkan secara halus melalui kisah-kisah seperti itu.

2. Harut Marut itu sering muncul. Tergantung kasus, kadang muncul sebagai Lemurian, kadang Atlantean, kadang Lambheka, dan banyak lagi. 3. +62 812-3409-XXXX: Ketika malaikat

diutus untuk urusan manusia, ia harus menyesuaikan dengan wujud kaum

yang didatanginya, yaitu menggunakan kepompong manusia.

12/28/15, 18:22:43: KANG DICKY: Sekarang kita bahas pertanyaan malaikat soal Adam di mushaf utsman, malaikat mana yang bertanya? Apakah malaikat suka mempertanyakan? Apakah malaikat itu mengerjakan perintah Allah tanpa bertanya? Sekali lagi, malaikat jenis apakah yang bertanya itu? Coba tolong dijawab itu dulu. . .

12/28/15, 18:27:54: Fahmi Hi: Blm bisa dideteksi kang, malaikat jenis apa yg bertanya ke RABB, hanya saja yg terdeteksi mereka banyak (jamak, dari kata qaaluu. . ). Apakah juga dari golongan malaikat yg 10 yg umum diketahui? Blank, kang. Belum dan tidak tahu.

12/28/15, 18:32:40: Ilham Amir Hi: Malaikat yg akhirnya jd pembangkang kah?

12/28/15, 18:35:37: Teh April (HI UNJ): malaikat setahu saya mereka tidak diberi nafs. . yang ada hanya nurut dengan apa yang diperintah Allah. . sepertinya tidak ada. .

12/28/15, 18:55:28: Tauik: Iya ya aneh sekali malaikat yg ini, kok mirip manusia ya, apakah malaikat yg ini pake wadag or gimana, btw di surat yg berbeda redaksi mirip malaikat tidak bertanya lgs sujud aja (al hijr 28‑ 30)

12/28/15, 18:58:58: Fahmi Hi: Klu dilihat qs al Baqarah : 30‑34, malaikat yg jamak itu termasuk Iblis. Berarti ada golongan malaikat yg levelnya, mungkin disebut ring 1, dekay dh Allah. Sehingga Allah saja kasih info akan apa yg akan Allah lakukan. Dan malaikat tsb tampaknya sdh tahu apa yg akan terjadi sesudah penciptaan seorang Khalifah tsb. Tampaknya mereka adl golongan malaikat khusus, termasuk Iblis di dalam nya.

12/28/15, 19:04:31: Fahmi Hi: Kang Tauiq, di al Hijr itu juga ada Iblis, lho. Cek ayat 31‑39 deh.

12/28/15, 19:10:58: Dedi Misbah (P‑BDG): Agar fokus, saya copas ayat yang dimaksud Mbap dan Kang Fahmi ttg malaikat yang bertanya:

12/28/15, 19:11:34: Dedi Misbah (P‑BDG):

Dan ketika Tuhanmu berirman kepada para malaikat,

“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,

“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”

Dia berirman,

ketahui.”

[QS. Al-Baqarah: Ayat 30]

12/28/15, 19:18:35: Dedi Misbah (P‑BDG):

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berirman,

“Sebutkan kepada-Ku nama semua ini, jika kamu yang benar!”

[QS. Al-Baqarah: Ayat 31] Mereka menjawab,

“Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”

[QS. Al-Baqarah: Ayat 32] Dia berirman,

“Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama- nama itu!”

Setelah dia menyebutkan nama-namanya, Dia berirman,

“Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?”

[QS. Al-Baqarah: Ayat 33]

12/28/15, 19:53:20: Tauik: Tentu saja k fahmi, sy cuma lg kutip yg malaikat sujud aja

12/28/15, 20:04:09: Fahmi Hi: Iya kang

12/28/15, 20:12:21: Ade Supiandi (Cianjur): Bukan kah iblis juga dahulu masih digolongkan kedalam malaikat ya kang?

Karena melihat akhir dari perintah Allah yang memerintahkan para malaikat untuk sujud dan iblis menolak,

Maka bisa dipastika Iblislah yang mengajukan

pertanyaan ke Allah( karena masih masuk ke golongan malaikat) maka disituasi itu masih dikelompokan malaikat

Tapi ketika tidak menuruti perintah Allah, maka dari asalnya golongan malaikat akan di sebut dengan individu, karena sudah keluar jalur dari keharusan malaikat

Jadi kesimpulannya, ketika mengajukan pertanyaan, masih dianggap malaikat, dan ketika menolak perintah ALLAH disebut dengan individu(atau sebutan lebih spesiik)

“Begitu pendapat saya kang”

12/28/15, 20:18:37: Kang Tedi (HI Purwasuka): Kalau dilihat dari surat alkahi iblis itu dari bangsa api atau Jin.

Dugaan abdi yg protes itu dari bangsa api. Atau jin. Dan (ingatlah) ketika Kami (Allah) berirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!! Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan‑turunannya

sebagai pemimpin selain Aku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang‑orang yang zalim. (QS. Al‑ Kahi: 50)

12/28/15, 20:34:21: Amir Santoso Hi: Malaikat peran Positif Iblis peran Negatif, Manusia punya 2 Peran Kadang Pisitif kadang Negatif. Jadi kemungkinan sangat kecil kalau malaikat menjalankan peran negatif sedangkan yg harus diperankan adalah Posiif

12/28/15, 20:35:27: Setiabudi Hi: Atau mungkin makna “malaikat” dalam ayat tersebut adalah sebuah sistem yang taat kepada Alloh SWT dan sudah diatur untuk “menguji” penciptaan Adhama

12/28/15, 20:50:40: Habibi Velo (Rawamangun JKT): Apakah mungkin sebutan Malaikat itu adalah utk sebuah pencapaian/peringkat/prestasi/jabatan dari berbagai mahluk yang Allah swt ciptakan?

Mahluknya yg saya maksudkan bisa dari berbagai golongan, bisa berasal dari mahluk cahaya, mahluk Api dll. . . .

Pencapaian yg dimaksudkan saya adalah proses perjalanan kehidupan spirituilnya dari golongan2 tsbt terhadap kawaza.

12/28/15, 20:59:19: Habibi Velo (Rawamangun JKT):

jika ada sekelompok atau individual yang melakukan interupsi terhadap Kawaza, maka adalah perilaku yang janggal atau aneh utk mahluk levelan MALAIKAT. . .

Mengapa aneh atau janggal, karena Malaikat adalah sebutan yang identik dengan kesetiaan, loyalitas atau ketaatan yang tinggi. Mereka tdk akan Dan tdk pernah utk meragukan apa yang dilakukan sang Maha Pencipta.

12/28/15, 21:05:56: Habibi Velo (Rawamangun JKT): ada sesuatu dgn ayat tsbt mbap hehe

12/29/15, 01:23:21: Gunadi (W‑BDG): ‑‑‑‑‑‑‑‑‑ *** ‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Sekarang kita bahas pertanyaan malaikat soal Adam di mushaf utsman, malaikat mana yang bertanya? Apakah malaikat suka mempertanyakan? Apakah malaikat itu mengerjakan perintah Allah tanpa bertanya? Sekali lagi, malaikat jenis apakah yang bertanya itu? Coba tolong dijawab itu dulu. . .

‑‑‑‑‑‑‑‑‑ *** ‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Ada banyak kejanggalan mengenai kisah yang tertulis di mushaf utsman mengenai bagaimana Sang Maha Pencipta mengutarakan kehendaknya, lalu kemudian juga di kisahkan para malaikat mempertanyakan kehendak Sang Maha Pencipta.

Gambaran yang sangat konyol menurut saya sih. Jika kita baca ayat‑ayat yang menceritakan hal tersebut seperti ada tujuan untuk menggambarkan Sang Maha Pencipta seolah‑olah sebagai makhluk. Berkomunikasi dengan ciptaan‑Nya layaknya sekumpukan makhluk. Curhat pengen ini itu. Mengungkapkan planning‑Nya ke makhluk ciptaan‑Nya. Rendah banget Sang Maha Pencipta berarti.

Sang Maha Pencipta adalah ‘sesuatu’ yang tidak bisa tergambarkan, terbayangkan atau terimaginasikan. So, saya pikir ayat tersebut dan cerita tentang malaikat seperti yang dicetitakan di ayat‑ayat tersebut terlalu mengada‑ngada AKA kagak bener.

Hehehe

12/29/15, 04:18:35: Wilman Ramdhani (Bogor): Hahahaha. . . .

12/29/15, 05:15:42: Fahmi Hi: Berarti ayat bernada sama dan sejenis, bisa gugur yah kang Gun, AKA mengada‑ada juga. Jadi di awal penciptaan ADHAMA, kita sdh digelincirkan pemahaman ke TAUHID an kita. Lanjutan berikutnya adlh bahwa tidak akan ada malaikat yg bertanya spt itu. Klu begitu pun makhluk yg namanya Iblis pun tidak akan berarti menentang perintah RABB, yah kang? (Atau bagaimana kang, maaf pertanyaan ini, mungkin logika saya keblinger )

12/29/15, 05:17:09: Fahmi Hi: #berani (berarti = typo error)

12/29/15, 05:26:30: Hadi Prasetyo (D4): itu bertanya kpd Rabb atau menentang??

12/29/15, 05:31:21: KANG DICKY: Ataukah malaikat berani mempertanyakan pada Sang Rabb? Dimana Malaikat hanya akan manut 100% pada perintah Sang Rabb? Apakah Malaikat diberi Nafs?

Coba bahas dulu ini

12/29/15, 05:47:39: Setiabudi Hi: Malaikat tidak diberi nafs dan hanya menurut 100% pada perintah Sang Rabb

12/29/15, 05:47:46: Wilman Ramdhani (Bogor): Apakah RABB? Identik dng ALLOH?

12/29/15, 05:48:04: Wilman Ramdhani (Bogor):

12/29/15, 05:51:19: Wilman Ramdhani (Bogor): Knp dlm ayat itu menggunakan istilah RABB, knp bkn ALLOH?

12/29/15, 05:54:20: Wilman Ramdhani (Bogor): Malaikat 100% taat perintah ALLOH. Tp knp ke RABB rada protes?

12/29/15, 06:01:19: Wilman Ramdhani (Bogor): Diberi NAFS tuk taat pada RABB.

12/29/15, 06:04:02: Gunadi (W‑BDG): Mencoba menjawab dan berdiskusi pertanyaan Mbab: ‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Ataukah malaikat berani mempertanyakan pada Sang Rabb? Dimana Malaikat hanya akan manut 100% pada perintah Sang Rabb? Apakah Malaikat diberi Nafs? Coba bahas dulu ini.

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Secara logika ‘sesuatu’ yang masih bisa di pertanyakan tindakan ataupun keputusan yang di buatnya bukanlah ‘sesuatu’ yang berkuasa mutlak. Jadi malaikat atau zat apapun, jika benar‑benar mengenal Sang Maha Pencipta pasti tidak akan berani mempertanyakan. Malaikat memiliki NAFS. Tetapi NAFS pada malaikat adalah NAFS yang diberkati.

12/29/15, 06:13:51: Setiabudi Hi: Kalau dari kasus Harut dan Marut, bisa saja malaikat memiliki Nafs setelah diberi casing manusia

12/29/15, 06:17:35: Fahmi Hi: Mau coba lagi menjawab pertanyaan mbap. Kalau merujuk kpd ayat 2 surat al Baqarah, bhw malaikat hanya tahu apa yg telah Allah berikan pada mereka, maka (mungkin menurut saya), apa yg ditanyakan mereka kpd RABB, juga berasal dari ilmu yg diajarkan kepada mereka oleh Nya. Jadi (sekali lagi mungkin menurut saya) malaikat tsb, juga menunggu ilmu lanjutan ttg hikmah di ciptakannya ADHAMA.

Lalu mngenai malaikat, klu merujuk akar dari kata malaikat, al Alukah, yg berarti kekuatan penuh, menurut pada sang maha pencipta, maka istilah mempertanyakan disini tidak identik dg menentang ttg rencana sang RABB tsb. (Maaf klu keblinger logikanya).

12/29/15, 06:18:41: Fahmi Hi: # Maksudnya ayat 32, surat al Baqarah

12/29/15, 06:20:54: Wilman Ramdhani (Bogor): Selama ini malaikat dikategorikan mahluk berakal sementara iblis mahluk dominan nafsu. Logikanya, kl berakal pasti tdk akan protes, sbb tau hikmah yg akan diciptakan RABB. Sebenarnya mrk mahluk yg diberi NAFS.

12/29/15, 06:23:09: Wilman Ramdhani (Bogor): krn kedua entitas itu bisa “nyaru” ke NAFS pd diri manusia.

12/29/15, 06:27:03: Wilman Ramdhani (Bogor): MALAIKAT N IBLIS mungin dikategorikan “malaikat”, krn awalnya semuanya patuh dan nurut pada

RABB. Prinsipnya kan sama “malaikat” dlm kategori MALAIKAT dari cahaya n IBLIS dari API kan energi cahaya juga. Cuma yg satu bisa mengendalikan jd mutmainnah (tenang n tentram), cuma yg satu lg mahiwal.

12/29/15, 06:28:30: Setiabudi Hi: Iblis = ablasu = ABBRASS (Lemurian) = pembangkang

12/29/15, 06:32:54: Setiabudi Hi: Jadi sama seperti syaithon dan iblis, menurut saya malaikat juga bisa mewakili suatu sifat/sistem

12/29/15, 06:34:10: Gunadi (W‑BDG): ‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Berarti ayat bernada sama dan sejenis, bisa gugur yah kang Gun, AKA mengada‑ada juga. Jadi di awal penciptaan ADHAMA, kita sdh digelincirkan pemahaman ke TAUHID an kita. Lanjutan berikutnya adlh bahwa tidak akan ada malaikat yg bertanya spt itu. Klu begitu pun makhluk yg namanya Iblis pun tidak akan berarti menentang perintah RABB, yah kang? (Atau bagaimana kang, maaf pertanyaan ini, mungkin logika saya keblinger ).

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑ @Kang Wilman,

Ya, menurut saya. TAUHID atau TAURI ini memang sudah digelincirkan secara halus melalui kisah‑kisah seperti itu.

Iblis adalah makhluk. Dan jika memang Iblis benar‑ benar mengenal Sang Maha Pencipta atau bahkan konon di ceritakan berhadap‑hadapan dengan Sang Maha Pencipta, maka secara logika sangat tidak mungkin Iblis berani menentang secara langsung Sang Maha Pencipta.

Jika malaikat berani mempertanyakan dan Iblis berani menentang Sang Maha Pencipta, maka di mana letak Ke MAHA an Sang Pencipta? (Logika sederhana. Keblinger jika logika nya terlalu tinggi).

12/29/15, 06:36:20: Setiabudi Hi: Nah, kalau sifat/ sistem bisa saja sejalan atau berlawanan dengan arahan Sang Rabb

12/29/15, 06:41:42: Setiabudi Hi: Sebetulnya bagi Sang Pencipta nggak ada pengaruhnya kalau mahluk‑Nya menurut atau melawan Beliau

12/29/15, 06:43:09: Setiabudi Hi: Para mahluk ini sudah “diikat” oleh sebuah sistem Sang Rabb sehingga setiap perbuatan masing‑masing mendapat ganjaran nya secara individual

12/29/15, 06:44:01: Wilman Ramdhani (Bogor): Masalahna doi kapancing, INNI A’ALAMU MALAA TA’LAMUUN. Sy lbh tau dibanding dirimu (ka “malaikat”)

12/29/15, 06:46:53: Wilman Ramdhani (Bogor):

Terlepas benar atau tdknya ayat ini, tp cerita ini penuh kiasan. Semua aktor sedang “dipersoniikasi” “sesuatu” dlm redaksi bahasa.

12/29/15, 06:48:19: Wilman Ramdhani (Bogor): Tp balik lg ke NAFS, seperti yg sdh diposting di atas, “malaikat” ini punya NAFS. Namun ada NAFS penurut jd MALAIKAT tp ada NAFS pembangkang jd ABRASS. . . .

12/29/15, 06:56:38: Setiabudi Hi: Punten yang punya catatan mengenai deinisi NISPHA/Nafs tolong di copas

12/29/15, 07:00:22: Dedi Misbah (P‑BDG): Pada QS Al Baqoroh ayat 30 ini terdapat kalimat:

“Dan ketika RABB-mu berirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. ’. . .”

Pada ayat di atas setelah kata (RABB) diikuti kata (ja’ala).

Mengapa RABB menggunakan kata ja’ala pada ayat ini? Bandingkan dengan Al Baqoroh ayat 21 berikut ini:

“Wahai manusia. Sembahlah RABB-mu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Pada ayat ini, kata (RABB) diikuti dengan kata (kholaqo).

Pertanyaannya:

1) Apakah perbedaan kata RABB yang diikuti kata ja’ala dan kholaqo?

2) Apakah terkait kata ja’ala ini, maka malaikat bertanya pada RABB?

12/29/15, 07:02:59: Ade Supiandi (Cianjur): Dibuku kesatu glosarium

NIASPHA= dikenal sebagai nafs atau nafsu.

Fungsinya adalah untuk mempertahankan kepompong atau tubuh manusia agar tetap hidup

Apabila tidak ada NISPHA tidak akan ada dorongan untuk memelihara kepompong dengan baik

12/29/15, 07:03:44: Gunadi (W‑BDG): @Kang Setiabudi. Aya di laptop euy mengenai NISPHA bahasan Mbab di group LSBD yang lalu. KDM selalu lengkap tuh di hp na. Hehehe.

12/29/15, 07:06:13: Gunadi (W‑BDG): @Kang

Setiabudi. Tapi saya ada bahan yang sedikit membantu nih. Pertanyaan dan diskusi saya dengan Mbab via Japri. Semoga membantu:

Kang Gun: Mbab, Nispha itu kan program original. Nah waktu Mbab bilang Nispha itu ada yg diberkati dan ada yang tidak diberkati. Itu maksudnya gimana

mbab? Pembedanya apa antara yg diberkati dan tidak diberkati?

DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Kita yang berusaha itu terberkati

Kang Gun: Berarti awalnya Nispha ini normal dong mbab? Karena manusia itu sendiri yg menjadikan Nispha nya terberkati atau tidak terberkati. DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Tah kitu Kang Gun: Mbab, Nispha itu kan program yg melekat di satuan terkecil pembentuk wujud (materi dan non materi). Berarti, program Nispha tersebut menjadi terberkati dan tidak terberkati karena programnya tercemari program lain kan Mbab?

Kang Gun: Ataukah justru program Nispha nya sendiri yang tercemari (Algoritmanya)?

DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Program nispha yg tercemari. Nispha mah netral. Atuda eta mah dorongan untuk hidup

Kang Gun: Mbab, benar atau tidak jika gun menarik kesimpulan bahwa ‘nilai‑nilai hidup’ yang terprogram pada manusia adalah sesuatu yang mampu mencemari program Nispha ini.

Jadi jika ‘nilai‑nilai hidup’ nya semata‑mata berdasarkan ‘untung‑rugi’ maka program Nispha seperti mendapatkan tempat jntuk bertumbuh tanpa terkendali. Tetapi jika ‘nilai‑nilai hidup’ nya bersumber pada ‘nilai‑nilai ketuhanan’ maka dominasi program Nispha pada manusia menjadi terkendalikan.

DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Tah kitu. . . Kang Gun: Lalu mengenai phenomena RSTB saat ini yang mampu mengubah sikap, perilaku dan cara berpikir orang dengan sangat cepat. Benar atau Tidak Mbab kesimpulan gun ini:

Penyebabnya karena makna yang disampaikan keseluruh Jasad mampu mencemari program Nispha yang terdapat diseluruh Jasad.

DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Bukan hanya jasad, tapi seluruh jagad.

Kang Gun: Walaaah. . .

Jadi setiap makna gerakan dalam RSTB yang kita coba sampaikan ke seluruh Jasad kita sebenarnya juga sampai ke seluruh jagad. Begitu Mbab maksudnya? DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Apanan urang teh aya RUBH. Jadi bakal terhubung ka sa jagad. Apanan anu menggerakan alam dan sebagainya termasuk ruang dan waktu teh unsur nu Kawaza eta. Otomatislah terhubung. Hebatnya. . .

Kang Gun: Hebat pisan Mbab.

Berarti kuncinya cuman di connection antara ‘Kesadaran’ dan ‘Jasad’ wungkul atuh Mbab.

Connection ‘Kesadaran’ ke ‘Jasad’ lancar nya connection ka RUBH otomatis terhubung.

Kitu Mbab?

DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Jiga kitu gampang na mah. Tapi ngalakukeun na anu hese Kang Gun: Iya kebayang Mbab, ngerasain jalannya darah aja susah.

Kang Gun: Berarti kemampuan kesadaran untuk merasakan dan mengenali jasad hingga bagian

terkecilnya tetap MUTLAK untuk dapat berkomunikasi drngsn RUBH.

Begitu kan Mbab? No shortcut.

DRENTAGA (DICKY ZAINAL): Memang

12/29/15, 07:15:41: Wilman Ramdhani (Bogor): CnC pan nya, MALAIKAT n ABRASS punya nafs, krn dorongan tuk hidup.

12/29/15, 07:18:33: Habibi Velo (Rawamangun JKT): wow. . . . percakapan berharga ini Kang Gun. . . nuhun sdh dibagikan. . . . langsung olah TKP dulu. . . punten izin dulu hehe

12/29/15, 07:18:39: Habibi Velo (Rawamangun JKT):

12/29/15, 07:22:02: Habibi Velo (Rawamangun JKT): ternyata tdk ada kondisi yg dimudahkan atau berharap keajaiban hehehe. . . . mutlak NO SHORT CUT. . . no instant hehe

12/29/15, 07:22:55: Fahmi Hi: Nuhun kang Gun atas share nya.

12/29/15, 07:24:14: Kang Tedi (HI Purwasuka): Nuhun kang.

12/29/15, 07:25:38: Dedi Misbah (P‑BDG): Pertanyaan2 dari Mbap belum terjawab. Jadi, diskusinya belum berakhir.

12/29/15, 07:26:50: Wilman Ramdhani (Bogor): Lho, bknnya udah dari atas dng analisanya kdm, hmmmmm

12/29/15, 07:26:54: Habibi Velo (Rawamangun JKT): saya sdh menjawab dgn kapasitas pemahaman saya di atas KDM. . . . Dan yg lainnya pun sdh menjawab hehe

12/29/15, 07:27:11: Habibi Velo (Rawamangun JKT): kang Wilman

12/29/15, 07:27:47: Wilman Ramdhani (Bogor): Maksudnya yang lain tinggal mengeluarkan pendapatnya. Memperkaya.

12/29/15, 07:28:26: Fachrul Hi: Oprak oprek beberapa ayat di Mushaf utsmani.

Pada surah Al Hijr dan Surah Al Jin.

26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. 15:26)

Bunyi ayat Surah Al Hijr 26 :

Ayat ini menerangkan kebesaran dan kekuasaan Allah, serta menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan manusia yang pertama kali dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam, kemudian tanah liat itu dibentuk seperti bentuk manusia dan ditiupkan roh ke dalamnya, sehingga terjadilah manusia yang sebenarnya, yaitu Adam.

Pada ayat yang lain Allah SWT menerangkan kejadian manusia itu:

Artinya:

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan dari nyala api. (Q. S Ar Rahman: 14-15).

Dan irman Allah SWT:

Artinya:

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan roh (ciptaan) Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”

(Q. S Sad: 71-72).

Yang dimaksud dengan “insan” (manusia) dalam ayat ini, ialah Adam as, merupakan bapak seluruh manusia. Sebagian ahli tafsir berpendapat Adam yang disebut dalam ayat ini bukanlah manusia pertama, karena sebelum itu Allah SWT telah menciptakan beribu-ribu Adam.

Dalam hadis Nabi diterangkan proses penciptaan Adam itu. Nabi Muhammad saw bersabda:

Artinya:

Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla telah menciptakan Adam dari kepalan tanah yang diambil dari segala macam tanah, maka lahirlah anak Adam menurut kadar tanah itu di antara mereka ada yang merah, ada yang hitam dan ada di antara kedua warna itu, ada yang mudah, ada yang sukar ada yang baik dan ada yang buruk”.

(H. r Ahmad dan Muslim dari A’isyah).

27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (QS. 15:27)

Bunyi ayat Surah Al Hijr 27 :

Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah menciptakan jin dari api yang sangat panas sebelum menciptakan Adam. Tentang hakikat api ini, hanyalah Allah yang mengetahui. Sesuai dengan hadis di atas bahwa tabiat manusia itu berbeda‑beda menurut keadaan tanah yang membentuk dirinya, maka hal ini dapat dijadikan dalil bahwa tabiat jin itu sesuai dengan tabiat asal kejadiannya.

Sebagaimana api bersifat panas, maka tabiat jinpun demikian pula. Api dengan tiba‑tiba menggejolak menjadi besar, kemudian tiba‑tiba menjadi susut dan kecil. Demikian pula jin, suka tergesa‑gesa, cepat menjadi marah suka mempermainkan dan menyakiti manusia, kadang‑kadang tunduk dan patuh kepada Allah, tetapi serta merta membangkang dan mendurhakai Allah. Manusia bersifat sesuai dengan sifat asal kejadiannya, seperti bersifat sabar, suka menumbuhkan, mengembangkan, memelihara dan mencari sesuatu yang baik, suka mengindahkan perintah, mempunyai sifat‑sifat suka tunduk dan patuh walaupun kadang‑kadang ia durhaka kepada Tuhan karena ia tunduk dan dipengaruhi hawa nafsunya. Dalam hadis disebutkan asal kejadian malaikat, jin dan manusia, Rasulullah saw bersabda: Allah SWT telah berirman:

Artinya:

“Aku telah menciptakan malaikat dari cahaya, dan Aku telah menciptakan jin dari nyala api dan telah diciptakan Adam sebagaimana yang telah diterangkan kepadamu”.

(H. R Ahmad dan Muslim dari ‘Aisyah)

Jin termasuk makhluk Allah. Sebagaimana makhluk yang lain, maka jin itu ada yang taat kepada Allah dan ada pula yang durhaka, sebagaimana irman Allah SWT:

Artinya:

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

(Q. S Al Jin: 11).

Jin itu diberi beban dan tanggung jawab oleh Allah, sebagaimana manusia diberi beban tanggung jawab; ia berkembang dan berketurunan. Hanya saja manusia tidak dapat melihatnya, sedang ia dapat melihat manusia. Allah SWT berirman:

Artinya:

“Ha, Anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada

keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut- pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka”. (Q. S Al Al A’raf: 27).

Karena itu jin ada yang tunduk patuh kepada Allah, dan ada pula yang durhaka sebagaimana iblis dan

Dalam dokumen grup whatsapp lsbd hi1 (Halaman 102-112)