• Tidak ada hasil yang ditemukan

3-12 Malaikat VERDHA

Dalam dokumen grup whatsapp lsbd hi1 (Halaman 170-178)

1. VERDHA/VEDA/WEDA suka memberikan petunjuk berupa sambungan sinyal ke berbagai macam sumber, termasuk ke Threll, di mana semua ilmu pengetahuan direkam secara gamblang. 2. Cara agar VERDHA mudah mengakses otak

kita adalah dengan tidak ada beban alias jangan ada pamrih apapun ketika melakukan sesuatu. Spontan saja. 3. Biasanya, VERDHA langsung bergerak

dan menyambungkan ke titik di alam dan semua dimensi agar kita mendapatkan jawaban tepat bagi setiap permasalahan.

4. ADHAMA tidak perlu VERDHA. Manusia dari semua level juga suka dibantu VERDHA.

5. Sering kejadian, ketika kita memikirkan sesuatu dan mencari jawaban terus mentok, lalu ngantuk

terus tidur, begitu bangun, jawaban muncul dan semua pertanyaan terjawab. 6. Itu hasil kerja VERDHA menyambungkan otak ketika tidur dengan alam THRELL. Begitu bangun semua masalah jadi terlihat jelas dan terbuka jelas. 01/04/16, 14:27:58: KANG DICKY: VERDHA atau VEDA atau WEDA selama ini secara langsung biasanya suka memberikan petunjuk berupa sambungan sinyal ke berbagai macam source, termasuk ke hrell, dimana semua ilmu pengetahuan terekam secara gamblang. Cara agar VERDHA mudah meng‑akses otak kita adalah dengan jalan tidak ada beban, alias jangan ada pamrih apapun ketika melakukan sesuatu. Spontan saja. Maka Biasanya VERDHA langsung bergerak dan menyambungkan ke titik di alam dan semua dimensi agar kita mendapatkan jawaban tepat bagi setiap permasalahan.

01/04/16, 14:41:25: Ade Supiandi (Cianjur): Berarti seperti Allah mengajari manusia dengan perantaraan kalam ya Mbab?

01/04/16, 14:42:23: Teh April (HI UNJ): punten kang mau nanya... apakah VERDHA ini ketika koneksi dengan kita muncul berupa suara suara..bagaimana kita membedakan itu VERDHA atau junna kang?nuhun

01/04/16, 14:48:56: Wilman Ramdhani (Bogor): Apakah VERDHA ini berlaku hanya tuk umat 2,5% ‑ 10%? Bgmn dng umat2 yg di atas 10%? Apakah butuh VERDHA tuk mengakses ilmu pengetahuan di THRELL?

01/04/16, 14:51:50: Wilman Ramdhani (Bogor): Bila ADHAMA diajarkan ASMAA A KULLAHAA (semua nama2) secara langsung, logikanya ADHAMA tdk butuh VERDHA? Bnr ga ya logikanya, krn akan terkait dng pertanyaan di atas.

01/04/16, 14:52:54: Wilman Ramdhani (Bogor): Eeeh punten mbap, manawi tos kenging naros teu acan nya....

01/04/16, 14:53:41: Wilman Ramdhani (Bogor): Punten, da ngantosan tos 15 menitan, punten....

01/04/16, 14:54:19: Jody H Bayuaji: @ K’Wilman Ramdhani (Bogor): sepertinya sudah terjawab di point 7 Kang Wil

01/04/16, 14:54:35: Jody H Bayuaji: 7. Makanya ada yang membuat kitab tersendiri mengenai ini. Ketika VERDHA mendapat pengetahuan mengenai manusia, itupun sebatas yang pentingnya saja. Apalagi pengetahuan keseluruhan di hrell, mereka rame‑rame juga nggak sanggup, ini ADHAMA sendirian sanggup dan mudah

01/04/16, 14:58:31: Wilman Ramdhani (Bogor):

01/04/16, 14:58:47: Wilman Ramdhani (Bogor): Nuhun. Diingetan....

01/04/16, 14:58:56: Teh Herni: Balik lagi ke ikhlas ya, mbap. Ikhlas yg bukan diikhlas2in atau pencitraan, termasuk ikhlas tdk krn ingin koneksi ke VERDHA dan memperoleh pengetahuan, apapun pengetahuan yg kita inginkan...

01/04/16, 15:00:05: Wilman Ramdhani (Bogor): Hrs dibaca pelan2 yah, hihihi

01/04/16, 15:00:23: Wilman Ramdhani (Bogor): Poin 7

01/04/16, 15:00:29: Fachrul Hi: POINTNYA : BERBUAT TANPA PAMRIH.

“ LEMPENG JAYA”

01/04/16, 15:03:26: Wilman Ramdhani (Bogor): Pantesan para ilosof, ilmuwan kl lg berpikir keras malahan susah memecahkan persoalan (thesis). tp ketika tanpa beban, lempeng jaya, ujug2 aya weh jawaban, ilham....

01/04/16, 15:03:34: Wilman Ramdhani (Bogor): Hmmm ic

01/04/16, 15:03:55: Wilman Ramdhani (Bogor): “Datang dan pergi tanpa diundang”

01/04/16, 15:08:01: Teh Herni: Susah. Spontannya sih mungkin bisa. Tapi jaman skrg, banyak manusia yg tdk bisa dan mau menerima kebaikan. Seringnya suudzon dan harus ada yg layak utk disalahkan utk tiap kesulitan dan musibah.

01/04/16, 15:08:22: Ilham Amir Hi: Hadir kw

01/04/16, 15:08:41: Faishal Hermawan: Dapat rahmat kang Wil bukan ilham

01/04/16, 15:09:21: Faishal Hermawan: Punten mbap, mangga dilanjutkan (belum ada perintah diskusi sama mbap)

01/04/16, 15:14:41: KANG DICKY: Tadi ketiduran di padepokan..heuheuheu...

01/04/16, 15:14:59: KANG DICKY: Jadi neruskeun na lila

01/04/16, 15:18:28: KANG DICKY: ADHAMA mah nggak perlu VERDHA. Manusia dari semua level juga suka dibantu VERDHA. Otomatis itu mah. Sering kejadian, ketika kita memikirkan sesuatu dan mencri jawaban terus mentok, lalu ngantuk terus tidur, begitu bangun, jawaban muncul dan semua pertanyaan terjawab. Itu kerjan VERDHA menyambungkan otak ketika tidur dengan alam THRELL. Begitu bangun semua masalah jadi kelihatan jelas dan terbuka jelas. 01/04/16, 15:18:48: KANG DICKY: Kitu tah.

01/04/16, 15:51:34: Habibi Velo: @ mbap : >> ketika kita memikirkan sesuatu dan mencri jawaban terus mentok, lalu ngantuk terus tidur, begitu bangun, jawaban muncul dan semua pertanyaan terjawab. Itu kerjan VERDHA menyambungkan otak ketika tidur

dengan alam THRELL. Begitu bangun semua masalah jadi kelihatan jelas dan terbuka jelas.<<

nanya Mbap : maksudnya dgn kondisi tidur ini

bagaimana ya mbap? apakah mengajak otak pd kondisi tanpa beban? apakah bisa jg tanpa posisi tidur, asalkan memberlakukan keadaan seperti tidur tapi sedang sadar alias melek?

01/04/16, 15:51:37: Habibi Velo:

01/04/16, 15:52:00: Habibi Velo: punten mbap muter nanyanya

01/04/16, 15:55:17: Adi Permana (Kuningan): Kondisi otak ketika tidur teh..sama dengan kondisi zero atau tanpa beban meureun mang habib..karena gelombangnya mah tetao memancar keluar...kondisi jiga para ilmuwan menemukan ide..yg rata2 dalam kondisi rileks..nongkrong di handapeun tangkal apel.. atau archimides keur santei dina bak mandi...

01/04/16, 15:57:14: Habibi Velo: oh ketika nongkrong na kloset maksudnya mang Adi? *punten

01/04/16, 15:57:47: Adi Permana (Kuningan): Hahaha...gaya manggung pisan nya..wkwk

01/04/16, 16:08:31: Habibi Velo: nih kata mbap jg ada mang Adi...

.” Malaikat ini tetap masuk ke tempat kotor sekalipun, tidak takut anjing, tidak alergi patung dan lukisan, aneh pisan lamun kitu teh...

01/04/16, 16:09:55: Adi Permana (Kuningan): Wkwk... iya..pan kondisi rileks n tanpa beban bisa gimana saja... boa keur santei baca komik ge..bisa...hehe

01/04/16, 16:10:12: Habibi Velo:

01/04/16, 16:10:50: Wilman Ramdhani (Bogor): Heuheuheu

01/04/16, 16:12:26: Acung M Mansur (P): Meditasi... duduk rilex...tanpa beban...bisa juga mendapat pencerahan

01/04/16, 16:14:37: Sandi Nugroho: Wajar malaikat gak takut tempat kotor, da gak bakal terjangkiti kuman/ virus. Kan deinisi kotor teh banyak kuman patogen buat manusia..

01/04/16, 16:15:01: Rudi Satria Anggara: Duduk sambil jaga lilin juga kang acung :)

01/04/16, 16:15:46: Acung M Mansur (P):

01/04/16, 16:16:22: Adi Permana (Kuningan): Ayeuna ge keur jaga lilin..tp can dapat pencerahan...soalna aya beban..hoyong wd sore ieu..

01/04/16, 16:17:21: Wilman Ramdhani (Bogor): Punten aya patarosan, mbap knp ada orang yg setiap di niat kan dari awal selalu dengan mudah bisa kejadian dan bahkan sama persis dgn yg di ingin kan nya... dan

seolah olah semua unsur yg ada di dalam perjalanan nya selalu membantu mempermudah itu... Apakah itu ada kaitannya dng VERDHA? Nuhun

01/04/16, 16:22:58: Syamsu: Tidur yg tanpa beban jg nampaknya.

Zaman skrg gak sedikit yg tidurnya kurg berkualitas. Stlh bangun malah kimiawi kacau, badan pegal2, tetep cape, gak totally fresh.

Pas dipegang & dicek (dirasakan dgn telapak tgn) pundaknya hareuras, otak kecil memancarkn rasa yg beda.

01/04/16, 16:23:36: Habibi Velo:

01/04/16, 18:41:25: Gunadi (W‑BDG): ‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑ Punten aya patarosan, mbap knp ada orang yg setiap di niat kan dari awal selalu dengan mudah bisa kejadian dan bahkan sama persis dgn yg di ingin kan nya... dan seolah olah semua unsur yg ada di dalam perjalanan nya selalu membantu mempermudah itu... Apakah itu ada kaitannya dng VERDHA? Nuhun

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Sebelum Mbab menjawabnya. Gimana kalau kita diskusiin pertanyaan‑pertanyaan yang sudah dituliskan berdasarkan pelajaran‑pelajaran yang sudah kita dapat. Kita mulai dengan pertanyaan K’Wilman.

Mangga....

01/04/16, 18:41:25: Gunadi (W‑BDG): Deeeer ah...

01/04/16, 18:46:46: Dedi Misbah (P‑BDG): ‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑ Punten aya patarosan, mbap knp ada orang yg setiap di niat kan dari awal selalu dengan mudah bisa kejadian dan bahkan sama persis dgn yg di ingin kan nya... dan seolah olah semua unsur yg ada di dalam perjalanan nya selalu membantu mempermudah itu... Apakah itu ada kaitannya dng VERDHA? Nuhun

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Sepertinya hal ini berkaitan dengan Law of Attraction. Hukum Tarik Menarik.

Innamal a’malu binniyat.

Niat akan membentuk gelombang energi besar yang tersebar ke segala penjuru.

Dan pada akhirnya akan membawa feed back dengan terwujudnya apa yang kita niatkan.

01/04/16, 18:52:40: Sandi Nugroho: ‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Punten aya patarosan, mbap knp ada orang yg setiap di niat kan dari awal selalu dengan mudah bisa kejadian dan bahkan sama persis dgn yg di ingin kan nya... dan seolah olah semua unsur yg ada di dalam perjalanan

nya selalu membantu mempermudah itu... Apakah itu ada kaitannya dng VERDHA? Nuhun

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Hal itu bisa terjadi tatkala koneksi antara kesadaran dan RUBH orang tersebut sedang bagus. Dari RUBH yang ada dalam diri orang itulah niatnya bisa tersampaikan ke seluruh jagad dan memicu terjadinya runtutan kejadian2 berikutnya, yang pada akhirnya bisa terjadi hal yang dia niatkan sebelumnya.

01/04/16, 19:55:50: Gunadi (W‑BDG): @K’Wilman, coba baca tentang zat BODHY deh.

Ketika kita berniat saja maka muncul zat BODHY di RUBH kita. Zat BODHY di RUBH kita ini kemudian akan memicu munculnya zar MALGRETHA di RUBH lain. Dan ketika kita melakukan perbuatan baik maka zat MALGRETHA di RUBH lain akan mentrigger munculnya zat WARKHA i RUBH kita.

Artinya ada semacam komunikasi antar RUBH lah ketika Mbab menjelaskan tentang ini dalam hubungannya dengan perbuatan baik.

Yang saya garis bawahi adalah komunikasi antar RUBH ini kemungkinan tidak terbatas hanya pada niat/ perbuatan baik/buruk saja tetapi segala hal. Artinya sangat mungkin RUBH atau ZTD‑ZTD yang ada di seluruh zat di alam semesta inipun menangkap niat tersebut dan merespon balik niat tersebut. Dan respon balik yang kita terima ini berupa kondisi‑kondisi yang mengarahkan kita ke pencapaian niat tersebut.

Just my2cent.... hehehe

01/04/16, 20:42:22: Wilman Ramdhani (Bogor):

01/04/16, 20:43:33: Wilman Ramdhani (Bogor): Siiip nuhun akang2 sadayana...

01/04/16, 20:45:45: Gunadi (W‑BDG): Ada yang mau menambahkan?

01/04/16, 20:52:54: Ade Supiandi (Cianjur): ‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑ Punten aya patarosan, mbap knp ada orang yg setiap di niat kan dari awal selalu dengan mudah bisa kejadian dan bahkan sama persis dgn yg di ingin kan nya... dan seolah olah semua unsur yg ada di dalam perjalanan nya selalu membantu mempermudah itu... Apakah itu ada kaitannya dng VERDHA? Nuhun

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Saya tidak menambahkan KG, karena setuju dengan jawaban akang2 diatas

Pada kejadian diatas, tidak perlu malaikat VERDHA yang membantu karena bukan kapasitasnya, VERDHA seharusnya berfungsi membantu menjawab pertanyaan manusia dengan meng conect kannya ke threll saja

01/04/16, 20:56:15: Budi Mulyadi: Punten nembe respon, dr kmaren terus menyimak

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Punten aya patarosan, mbap knp ada orang yg setiap di niat kan dari awal selalu dengan mudah bisa kejadian dan bahkan sama persis dgn yg di ingin kan nya... dan seolah olah semua unsur yg ada di dalam perjalanan nya selalu membantu mempermudah itu... Apakah itu ada kaitannya dng VERDHA? Nuhun

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Sy mungkin blom bisa jwb tp dr tmn FB yg sering melakukan semedi dengan pemograman pun

memiliki dampak yg besar dlm mempermudah apa yg diinginkan. Kl secara teori nyambung dgn hkm daya tarik.

01/04/16, 20:57:35: Setiabudi Hi: Masalahnya apakah yang kita inginkan sejalan dengan apa yang Rabb inginkan

01/04/16, 21:00:37: Setiabudi Hi: Memang sih Semesta Mendukung apapun yang kita karena pancaran

frekwensi otak kita akan direspon oleh otak yang lain. Sekalipun level kita hanya 2,5%

01/04/16, 21:02:09: Setiabudi Hi: Ralat:

Memang sih Semesta Mendukung apapun yang kita inginkan karena pancaran frekwensi otak kita akan direspon oleh otak yang lain.

Sekalipun level kita hanya 2,5%

01/05/16, 04:28:53: Wilman Ramdhani (Bogor): Siip. Nuhun all

01/05/16, 06:17:58: Gunadi (W‑BDG): ‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑ VERDHA atau VEDA atau WEDA selama ini secara langsung biasanya suka memberikan petunjuk berupa sambungan sinyal ke berbagai macam source, termasuk ke hrell, dimana semua ilmu pengetahuan terekam secara gamblang.

Cara agar VERDHA mudah meng‑akses otak kita adalah dengan jalan tidak ada beban, alias jangan ada pamrih apapun ketika melakukan sesuatu. Spontan saja. Maka Biasanya VERDHA langsung bergerak dan menyambungkan ke titik di alam dan semua dimensi agar kita mendapatkan jawaban tepat bagi setiap permasalahan.

ADHAMA mah nggak perlu VERDHA. Manusia dari semua level juga suka dibantu VERDHA. Otomatis itu mah. Sering kejadian, ketika kita memikirkan sesuatu dan mencri jawaban terus mentok, lalu ngantuk terus tidur, begitu bangun, jawaban muncul dan semua pertanyaan terjawab. Itu kerjan VERDHA menyambungkan otak ketika tidur dengan alam THRELL. Begitu bangun semua masalah jadi kelihatan jelas dan terbuka jelas.

Gimana kalau kita kupas lebih dalam topik ini.

Terutama pernyataan tentang kondisi otak tanpa beban agar VERDHA termudahkan mengakses otak kita. Kondisi otak tanpa beban menurut saya ini kondisi otak LEMPENG lah menggunakan istilah yang popular di komunitas HI.

Nah, teknisnya gimana neh biar otak kita selalu dalam kondisi tanpa beban atau lempeng?

Mangga yang mau berbagi dan menjelaskannya dengan detail secara teknis.

01/05/16, 06:20:28: Gunadi (W‑BDG): Saya garis bawahi ‘secara teknis’ jadi kita bahas teknis bukan konsep atau teori karena konsep dan teori kita semua sudah sangat fasih lah.

Mangga....

01/05/16, 06:26:14: Wilman Ramdhani (Bogor): Otak jng menilai, jng mengambil kesimpulan, jng menjustiikasi, dan bersikap sewajarnya.

01/05/16, 07:25:26: Adi Permana (Kuningan): Mama ajengan rajin...

01/05/16, 07:30:25: Kang Tedi (HI Purwasuka): Ada beberapa teknis yg biasa abdi lakukan.

1. Ketika melakukan pengamatan Gunakann semua indra kita. Dengarkan suaranya. Amati bagian perbagiannya objeknya. Rasakan sensasinya dan rasakan baunya.

Nanti otak kita tdk terdistrek atau teralihkkan ke hal lain atau tdk buru2 menilai/menarik kesimpulan. 2. Ketika mengkaji, merenung, mencari solusi. Caranya bikin pertanyaan lalu jawab sendiri. Dari segala macam sudut pandangan.

Ada jawaban. Tanya lagi dan terus~menerus. Nanti ada pase mentok.

01/05/16, 07:36:24: Teh Herni: Kalau saya satu aja, kg Gun: kalem. Kalem, weh. Kalem itu modal awal. Kalo di kung fu panda: ind your inner peace hehe. Fokus. Cuma, otak kita sulit sekali fokus. Disini aja kan kita bbrp kali ditegur mbap krn tdk fokus pd persoalan.

01/05/16, 07:47:23: Sandi Nugroho: Kalau saya sempat menemukan kondisi konsentrasi yang membuat pikiran saya jadi jarang muncul komentar, belakangan sedang sering dilatih supaya bisa lebih lama kondisi no‑ comment tersebut.

01/05/16, 07:47:24: Pavo Purnama: Untuk bisa bersiap lempeng..saya setuju dg teh herni, fokus’ yaitu menyukai hal Yg akan menjadi obyek kita. Dengan tdk menyertakan persepsi, merekayasa obyek atau membuat kesimpulan sendiri..tp biarkan mengalir dg apa adanya..

01/05/16, 07:48:48: Setiabudi Hi: Nah itu intinya Fokus

01/05/16, 07:48:48: Setiabudi Hi: Biasanya kalau fokus nya bener suka no comment dan lempeng

01/05/16, 07:52:45: Sayyidinaa Ali: Ikut Share Akang Teteh

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

VERDHA atau VEDA atau WEDA selama ini secara langsung biasanya suka memberikan petunjuk berupa sambungan sinyal ke berbagai macam source, termasuk ke hrell, dimana semua ilmu pengetahuan terekam secara gamblang.

Cara agar VERDHA mudah meng‑akses otak kita adalah dengan jalan tidak ada beban, alias jangan ada pamrih apapun ketika melakukan sesuatu. Spontan saja. Maka Biasanya VERDHA langsung bergerak dan menyambungkan ke titik di alam dan semua dimensi agar kita mendapatkan jawaban tepat bagi setiap permasalahan.

ADHAMA mah nggak perlu VERDHA. Manusia dari semua level juga suka dibantu VERDHA. Otomatis itu mah. Sering kejadian, ketika kita memikirkan sesuatu dan mencri jawaban terus mentok, lalu ngantuk terus tidur, begitu bangun, jawaban muncul dan semua pertanyaan terjawab. Itu kerjan VERDHA menyambungkan otak ketika tidur dengan alam THRELL. Begitu bangun semua masalah jadi kelihatan jelas dan terbuka jelas.

‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑

Gimana kalau kita kupas lebih dalam topik ini.

Terutama pernyataan tentang kondisi otak tanpa beban agar VERDHA termudahkan mengakses otak kita. Kondisi otak tanpa beban menurut saya ini kondisi otak LEMPENG lah menggunakan istilah yang popular di komunitas HI.

Nah, teknisnya gimana neh biar otak kita selalu dalam kondisi tanpa beban atau lempeng?

Lempeng itu sesuatu yg mudah diucapkan namun berat untuk dilaksanakan pada kondisi tertentu.

Contoh

Ketika kita dihadapkan terhadap seseorang yang ‘mungkin’ sahabat karib, seorang yang kita cintai, organisasi/komunitas yang didalamnya kita sudah ‘merasa’ melakukan apapun. Waktu, tenaga, materi pun sudah kita berikan (‘total’). Hingga suatu saat, teman karib yg sudah kita anggap keluarga kita, orang yg kita cintai melebihi apapun, dan komunitas yang selama ini kita bantu menguji kita dengan sesuatu yang menurut kita ‘tidak dihargai/tidak dianggap ada’, pada saat itu terjadi mengartikan lempeng ga mudah, malah yang sering terjadi adalah pembenaran2 bahwa diri kita sdh total ko begini yg sy dapatkan.

Ketika kita dihadapkan seperti permasalahan diatas, perbuatan yang sudah kita lakukan pun terulang dari A hingga Z seperti menoton ilm yg sdh pernah kita tonton dan semakin kita ulang ilm tersebut semakin sakit rasanya

‘Itulah manusia selalu ada sisi negatifnya namun karena ada negatifnyalah manusia disebut ‘sempurna’. Menurut saya pribadi lempeng itu terkadang ketika kita menjalani proses positif dan negatif untuk menjadikan kita makhluk yang senantiasa utk berikir bukan merenungi maupun mengingat tapi berikir untuk melihat secara keseluruhan agar kita bisa menjadi makhluk yang bermanfaat

Hehe

Mangga yang lain

01/05/16, 08:08:09: Gunadi (W‑BDG): Yang lain di tunggu.... sambil refresh dan belajar menuangkan yg ada di pikiran ke tulisan.

01/05/16, 08:09:48: Gunadi (W‑BDG): Gak akan ada yg bakal ngebully kok hahaha.. tinggal kick keluar group yg ngebully mah....

01/05/16, 08:16:02: Faishal Hermawan: Belajar menurunkan ego dan memaklumi orang lain, kalau sudah bisa TEMOL mudah mudahan otomatis bisa lempeng.

Basicnya TEMOL #imho

01/05/16, 08:21:16: Teh Herni: Tapi temol jg tdk bisa muncul dng tiba2. Temol bisa muncul ketika kita memahami kenapa seseorang melakukan tindakannya, apapun itu (baik atau buruk). Misal: dulu ada bapak2 yg tdk mau mengalah turun dr lit, pdhal dia yg masuk terakhir dan menyebabkan lit bunyi. Akhirnya salah satu dr kita mengalah, dan yg lainnya diam tp sebel sama bapak2 itu. Tiba2 mbap bilang: bapak itu baru saja stroke. Pelajarannya adl: pahami dulu latar belakang, situasi kondisi dan hal2 lain yg mempengaruhi perilaku seseorang, baru bisa muncul pemakluman itu.

01/05/16, 08:22:07: Asep Budi: Kalau saya belum bisa menuliskan dengan detil seperti akang dan teteh yg lain diatas, namun istilah Lempeng itu sepertinya sudah saya pahami sendiri dan alhamdulillah sudah saya sering lakukan dan hasilnya memang luar biasa. Buat Kang Gunadi mungkin masih ingat disaat saya berkeinginan sesuatu yg nilainya besar namun sy sudah mengajukan proposal pada sang maha pencipta dengan membuktikan dan mencukupkan diri dan saya jalani prosesnya, dan berjalan waktu berhasil. lempeng itu bukan kosong tanpa menilai menurut saya, tetap harus ada proses yg dilalui, dan ada GOAL dalam semua hal. Coba di kotak kecilkan dulu supaya bisa jelas mungkin Kang Gun bisa bantu bahasanya. dan insha alloh hari

ini saya akan menerima hasil dari Lempeng 1 bulan yg lalu

01/05/16, 08:25:06: Adi Permana (Kuningan): Haha.. edun...kick pakai TD...

Kalau saya masih sedang belajar lempeng dalam artian ketika menghadapi sesuatu atau menerima inputan.. sy fungsikan saja dulu diri sy sebagai alat perekam untuk menampung informasi sebanyak mungkin..baru mulai menganalisa dr berbagai macam sudut pandang.. bukan apa2..sy benar2 disadarkan sekali dengan urusan lempeng ini...karena tidak biasa lempeng..ketika menghadapi sesuatu, dengan hanya sedikit informasi dan dengan pede nya akal langsung berasumsi dan membuat dugaan2...sering kali membuat kesalahan dalam bertindak...dominasi nafs yeuh..heu2...

01/05/16, 08:51:55: Hadi Prasetyo (D4): ann blum bisa lempeng euy, mau nulis jg malu

01/05/16, 08:53:49: Ade Supiandi (Cianjur): Saya setuju dengan teh Herhi nurbayanti, dan akang2 yang lain juga setuju

Tapi fokus ke intinya, seperti telur berasal dari ayam atau ayam berasal dari telur

Lempeng bisa tercapai ketika mengerti alasan sesuatu terjadi, dan itu butuh penggunaan maximal kemampuan tubuh juga

Berarti kedua hal itu saling berhubungan, keinginan untuk lempeng atau berikir kearah yang lebih baik tidak lepas dengan usaha memaximalkan kemampuan tubuh juga

Mau tidak mau spiritual dan ritual ibaratnya harus dilaksanakan, latihan dan berikir dilakukan juga, keinginan dan usaha juga dilakukan, dan cara dari masing2 akan berbeda pasti, maka dari itu pasti tulisannyapun berbeda2

01/05/16, 08:55:57: Wilman Ramdhani (Bogor):

01/05/16, 08:56:15: Hadi Prasetyo (D4): ann lbh se7 kalo lempeng itu spt sikap zuhud.. lepas dr keterikatan pd keduniawian.. melakukan segala hal dgn ikhlas.. jadi gak belak‑belok kalo berbuat sesuatu dan itu sangat sulit

01/05/16, 08:59:36: Teh Herni: Kalo soal urutan mana dulu karakter dan kekuatan, liat motto HI aja, imtaq (iman dan taqwa) atau karakter dulu, baru kekuatan. Tapi seringnya, kita membaliknya. Kekuatan dulu, baru karakter. Mungkin krn otak kita terbiasa berpikir terbalik.. Atau kalau bukan terbalik, melompat. Langsung lompat ke kekuatan, mungkin jg akibat blm bisa sabar dng proses, lgs pengen segera mendapat hasil.

01/05/16, 09:06:56: Adi Permana (Kuningan): Sedikit clue..sebetulnya setiap inputan yg masuk ke kesadaran kita adalah bahan mentah semua..menjadi tidak mentah

Dalam dokumen grup whatsapp lsbd hi1 (Halaman 170-178)