• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketika fenomena-fen omena tersebut terjadi tinggal berikir dengan memulainya melalui sebuah

Dalam dokumen grup whatsapp lsbd hi1 (Halaman 88-92)

pertanyaan. Misalnya:

“Bagaimana ini bisa terjadi?:” “Prosesnya seperti apa?”

“Kok informasi tsb suara, bayangan dsb bisa sampai ke saya?”

Dan pertanyaan‑pertanyaan yang membangkitkan kita untuk mencari tahu. Nalusur kata familiar di group ini lah.

Prosesnya bisa di mulai dengan ‘mengamati’ bagaimana proses terjadinya fenomena‑fenomena yang kita alami tersebut. Kapan terjadinya, di kondisi atau situasi seperti apa (diri kita dan lingkungan) saat fenomena itu muncul dan seluruh informasi awal buat bekal kita menelusurinya lebih lanjut. Semakin detai informasi awal yang kita kumpulkan maka tentunya akan sangat membantu dan memudahkan penelusuran selanjutnya. Dari sini tinggal kita olah informasi awal tersebut. Pengolahan informasi awal ini ‘mungkin’ akan mengarahkan kita ke penelusuran selanjutnya. Studi literatur tentang tubuh, otak dsb nya. Diskusi dengan ysng ahli dan lainnya deh.

Sampai akhirnya kita mengerti dan paham secara detail bagaimana fenomena tersebut terjadi pada kita. Karena kita paham maka untuk melatihnyapun nantinya kita menjadi lebih terarah dan jelas. Gak mereka‑reka atau nebak‑nebak lah, apalagi berasumsi tanpa dasar sama sekali.

Begichuuuu kira‑kira kang Habibi.

12/27/15, 03:03:31: Habibi Velo (Rawamangun JKT): siiiip nuhun Kang

12/27/15, 05:14:12: Jody H Bayuaji: Kalo berdasarkan pengalaman pribadi sih lebih enak bila kita mengenali dulu dasar kemampuan diri kita masing2 lalu lengkapi dgn konsep dasar seperti yg Kang Gun tulis tadi utk meningkatkan kemampuan kita ke tahap selanjutnya

12/27/15, 05:16:16: Jody H Bayuaji: Kecepatan membaca gelombang yg tertangkap otak di setiap org pasti beda2, Kang Ade dan Teh Nurul termasuk yg cepat menurut saya

12/27/15, 05:17:59: Jody H Bayuaji: Kemudian durasinya jg berbeda2 di setiap org, ada yg beberapa menit “pemandangan” itu muncul, ada yg berupa kilasan2 gambar dll

12/27/15, 05:19:53: Jody H Bayuaji: Ada juga yg prosesnya ngga langsung berupa gambar tapi setelah membiarkan input2 itu berproses di otak beberapa saat baru setelah itu muncul “pemandangan”2 dgn durasi yg lbh lama

12/27/15, 05:23:28: Jody H Bayuaji: Semakin besar energy yg tersalurkan di otak kita maka semakin banyak pula input2 data yg bisa diterjemahkan baik dlm bentuk visual alias “pemandangan” tadi ataupun audio atau suara

12/27/15, 05:25:30: Jody H Bayuaji: Latihan di Parang Kusumo dulu itu buat saya pribadi menjadi semacam katalisator utk mempercepat proses “memterjrmahkan” input2 di itak kita

12/27/15, 05:27:28: Teh April (HI UNJ):

12/27/15, 05:27:47: Jody H Bayuaji: Tapi bila kita gunakan utk kemampuan diri kita yg sdh kita kenal sblmnya justru jadi penguat utk kemampuan tsb seperti menambah durasi atau memperbanyak terjemahan2 yg muncul

12/27/15, 05:31:02: Jody H Bayuaji: Kumcinya tetep seperti apa yg Kang Gun katakan tadi, harus dilatih trs agar kita semakin mengenal kemampuan diri kita dan tahu juga bagaimana meningkatkan kemampuan tsb

12/27/15, 05:32:08: Jody H Bayuaji: Begiiitu kl

pengalaman pribadi saya, mgkn Akang2 Teteh2 yg lain pasti punya pengalaman yg berbeda sesuai kemampuan masing2

12/27/15, 06:02:31: Habibi Velo (Rawamangun JKT): Kang Jod. . . . nuhun tambihanna

12/27/15, 06:24:19: Teh April (HI UNJ): nuhun ilmunya. . .

12/27/15, 06:35:53: Ade Supiandi (Cianjur): Kalau saya dibilang cepat enggak juga kang, prosesnya lama banget loh, bahkan latihan yang dilakukan awalnya juga parah, latihan TD dulu dibimbing mbab untuk aspel pasti tau sendiri, lalu intinya, saya bisa karena butuh, saya terapis kang, memang gak terlalu terlihat, tapi saaya pernah full hidup dengan melatih dan menerapi di HI cianjur sampe bertahun2, dan proses tejadinya hal itu karena sering menerapi, terlebih hal metaisik, karena pada zaman dulu metaisik masih sangat kental dicianjur, dan dulu saya sering ke mbab waktu dipasir wangi dan waktu di rajamantri kulon juga

12/27/15, 08:44:52: Jody H Bayuaji: Hehehe sama Kang saya juga terapis, justru krn kita terapis itu lah makanya kita punya wahana berlatih sekaligus praktek di lapangan Kang Ade, makanya sampai sekarang saya ngga pernah mau meninggalkan “pekerjaan” itu Kang. . . terbukti kan Kang sebuah kalimat yg mengatakan bahwa apabila ilmu diamalkan maka akan bertambah

12/27/15, 08:47:05: Jody H Bayuaji: Terapis itu paling sering menyamakan frequensi gelombang otak dan tubuh dgn org lain yaitu pasien yg kita tangani, makanya segala kemampuan yg muncul berdasarkan apa yg Kang Ade tulis tadi di atas adalah hal yg wajar

12/27/15, 08:58:06: Ade Supiandi (Cianjur): Betul kang jodi, sudah seperti alat bantu lah ya

12/27/15, 09:03:46: Jody H Bayuaji: Ya Kang dan sudah jadi kebutuhan juga

12/27/15, 09:06:32: Teh April (HI UNJ): begitu y. . . walaupun saya bukan terapis. . tapi saya juga merasakan hal yg sama. . ketika energi ini tdk dimanfaatkan badan terasa berat. . .

12/27/15, 09:07:13: Jody H Bayuaji: Sawangsulna Kang Hab, sama2 Teh Nurul

12/27/15, 09:07:36: Teh April (HI UNJ): . . .

12/27/15, 09:08:10: Jody H Bayuaji: Nah kalo Teh Nurul justru lbh koneknya bukan ke orang tapi ke alam

12/27/15, 09:09:57: Jody H Bayuaji: Istilah kerennya otak dan tubuh Teh Nurul lbh mudah menangkap frequensi gelombang alam

12/27/15, 09:10:13: Teh April (HI UNJ): di HI baru kang jody yg panggil nama saya Nurul. . itu panggilan orang2 rumah. . . nuhun

12/27/15, 09:11:15: Jody H Bayuaji: Dan itu

kemampuan dasar Teh Nurul yg sdh Teh Nurul kenal utk selanjutnya nanti Teteh tingkatkan lagi

12/27/15, 09:11:53: Teh April (HI UNJ): iya kang. . nuhun

12/27/15, 09:12:01: Jody H Bayuaji: Oh gitu yaa, hehehe nebak aja daa namanya ada Nurulnya

12/27/15, 09:12:15: Jody H Bayuaji: Sawangsulna Teh

12/27/15, 09:13:29: Teh April (HI UNJ): . . . “rasa” ini sudah sejak kecil ada. . . terlebih k hewan Materi Ini Sudah Lama Disiapkan DZA

12/27/15, 09:28:08: Gunadi (W‑BDG): Jika kita perhatikan dengan baik tanpa prasangka apapun, seluruh materi latihan HI dan pembelajaran tentang Manusia, Hidup dan Tuhan yang dibagikan oleh Mbab semuanya selalu berawal dari dasar. Mbab selalu memberi ‘clue‑clue’ yang akan mengarahkan kita untuk memahami pondasi atau dasar setiap materi pelatihan atau pembelajaran yang beliau sampaikan, jika kita menggalinya (melatihnya atau memikirkannya) lebih dalam.

Seperti latihan di HI, kita sejak awal dikenalkan dengan istilah ‘Hawa Panas’ sebagai salah satu sumber energi di tubuh kita, yang dapat kita manfaatkan untuk banyak hal. Kita diminta untuk melatih ‘merasakannya’ saja terlebih dahulu. Kemudian jika sudah mampu, kita kemudian diminta untuk melatih mengendalikannya. Dan seterusnya.

Saat kita pertama kali diajarkan ‘Hawa Panas’, clue nya hanya ‘rasakan’ meskipun kita juga dijelaskan dari mana si ‘Hawa Panas’ ini berasal. Apapun pertanyaan kita tentang latihan yang berhubungan dengan ‘Hawa Panas’ jawaban Mbab dari dulu sampai sekarang selalu sama, yaitu: “Rasakeun we heula” atau “Rasakeun heula bari salur‑salur”.

Ketika kita gali lebih dalam clue ‘Rasakan’ tersebut, ternyata banyak hal yang akhirnya mengarahkan kita untuk memahami lebih detail tentang si ‘Hawa Panas’ ini. Kita jadi tahu bahwa untuk mampu mengendalikan

si ‘Hawa Panas’ ini kita harus mampu merasakannya terlebih dahulu.

Kemudian kita juga jadi tahu bahwa untuk mampu ‘merasakan’ si ‘Hawa Panas’ yang tersebar bebas di seluruh bagian tubuh kita itu ada prosesnya. Ada proses komunikasi antara jaringan syaraf‑syaraf perasa di seluruh tubuh kita dengan system otak sehingga kita mampu atau bisa ‘merasakan’ Hawa Panas di seluruh bagian tubuh kita.

Penggalian lebih dalam ini yang di trigger oleh clue ‘Rasakan’ akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman yang akan memudahkan kita dalam melatih si ‘Hawa Panas’ tadi. Bahkan membantu kita menemukan cara yang efektif untuk melatihnya. Dan juga membantu kita untuk bisa dengan cepat menemukan penyebab atau solusi ketika kita mengalami kesulitan‑kesulitan dalam berlatih.

Begitu juga ketika Mbab mulai mengajari kita tentang Manusia, Hidup dan Tuhan. Mbab memulainya dengan bercerita tentang peradaban masa lalu. Cerita inipun bukan hanya cerita pepesan kosong belaka, tetapi Mbab juga memberikan kita fakta‑faktanya. Meskipun pada dasarnya apa yang di sampaikan Mbab tersebut bertentangan dengan cerita yang lebih dulu kita dengar. Kita kembali di ajak berikir dengan clue berupa ‘cerita’ dan ‘fakta‑fakta’.

Setelah kita menggali lebih dalam dengan melakukan analisa literatur, sejarah, mengunjungi peninggalan‑ peninggalan yang tersisa, berikir dan sebagainya akhirnya kitapun menyadari kebenaran‑kebenaran yang terkandung dalam cerita Mbab tersebut. Sangat sulit menampikkan kebenaran yang terkandung dari cerita yang disampaikan Mbab, jika kita melakukan analisa dan penelitian (Gak sekedar duduk dan bermain logika di otak saja analisa dan penelitiannya).

Dan Mbab mencontohkan hal tersebut dengan seringnya beliau mengunjungi situs‑situs purbakala atau tempat‑tempat yang mendukung cerita yang beliau sampaikan. Hanya kebanyakan dari kita yang berpikiran dangkal menganggap ‘jalan‑jalan’ nya Mbab ke situs‑situs purbakala atau tempat‑tempat yang berhubungan dengan sejarah tersebut sebagai hal yang nggak ada guna, padahal itu teh ngasih contoh dengan perbuatan atau tindakan lah bahwa “Neh gene neh caranye kalau loe mo neliti, bukan duduk diam bermaen di otak aje lalu loe claim ini itu”.

Ada pembelajaran penting sebetulnya kenapa Mbab menyuguhi kita dengan sejarah masa lalu berdasarkan fakta‑fakta tersebut. Pertama kita disadarkan bahwa banyak kebenaran masa lalu yang di sembunyikan atau di putar‑balikkan ceritanya saat ini.

Pertanyaannya adalah mengapa di sembunyikan atau di putar‑balikkan cerita‑cerita tersebut?

Sesuatu yang di sembunyikan atau di putar‑balikkan pastinya memiliki tujuan. Artinya ada tujuan atau kepentingan dari pihak‑pihak yang menyembunyikan atau memutarkan‑balikkan fakta‑fakta sejarah yang sebenarnya tersebut.

Tujuan atau kepentingan apa sampai pihak‑pihak tersebut menyembunyikan dan memutar‑balik kebenaran sejarah?

Lalu siapa pihak‑pihak yang menyembunyikan atau memutar‑balik kebenaran sejarah ini?

Dan bejibun pertanyaan lain yang akhirnya terjawab dengan sendirinya melalui serpihan cerita dan sejumput fakta‑fakta yang di sampaikan Mbab pada kita secara bertahap.

Mengapa tidak langsung jeger. . straight to the point Mbab nya nyeritain semua?

Ada pertimbangan tertentu lah mengapa Mbab melakukannya seperti saat ini. Bagaimanapun juga dalam diri kita sudah terbentuk persepsi dan pemahaman tersendiri mengenai topik‑topik yang Mbab sampaikan. Sejarah yang kita percayai ceritanya sudah tertanam demikian kuat dalam diri kita melalui lingkungan dan pendidikan yang kita jalani.

Untuk mengikis ini perlu usaha sedikit extra karena harus di lakukan secara perlahan. Manusia cenderung untuk selalu mempertahankan apa‑apa yang

‘diyakininya’ tentang sebuah object/subject ketika ada sebuah keyakinan baru tentang object/subject tersebut. Nah jika di lakukan secara frontal maka kecenderungan manusia untuk ‘defence’ tersebut sangat mungkin menggerakkan manusia untuk melakukan hal‑hal yang bersifat dekstruktif. Ini salah satu hal yang di hindari Mbab. Selain itu dengan cara yang Mbab lakukan secara perlahan sepotong demi sepotong ini membuat ‘keyakinan’ atau ‘pemahaman’ baru dari yang beliau sampaikan tumbuh diam‑diam dalam diri manusia dengan suburnya.

Ini saja mungkin sedikit gambaran mengenai group LSBD ini khusus untuk saudara‑saudara yang baru bergabung. Jadi tahu dan paham kemana arah pembelajaran Mbab di group ini.

hanks

12/27/15, 09:33:55: Teh April (HI UNJ):

12/27/15, 09:35:56: Ade Supiandi (Cianjur): Siap KG, menyimak

12/27/15, 09:47:21: Iwan Dharmawan:

12/27/15, 09:55:52: Kang Tedi (HI Purwasuka):

Membaca time line diatas, sy teringat obrolan sy dengan Seorang teman sy, dalam obrolan itu dia menceritakan ttg mimpi masa kecilnya ketika berusia 10 th.

Pada mimpi tersebut dia bertemu sesosok makhluk berwarna putih terang yang tidak nampak bentuk tubuhnya, sesosok makhluk tersebut berbicara kepada teman saya, bahwa dia akan bertemu dg seseorang yg mengajarkan suatu kebenaran. Yang menjadi pertanyaan teman saya, sebenarnya sesosok makhluk tersebut itu apa dan siapa?

Apakah dr kaum channeler?

12/27/15, 11:49:08: Gunadi (W‑BDG): Mangga KDM atau Kang Yoli, diskusi terakhir dilanjutkan. . . .

12/27/15, 11:51:51: Dedi Misbah (P‑BDG): Siap Kang Gun.

Kembali ke time line peradaban.

Yang kita coba rangkai bersama, berdasarkan informasi dari Mbap.

12/27/15, 11:59:06: Dedi Misbah (P‑BDG): Dengan adanya time line.

Akan memudahkan.

Untuk memahami kejadian2 penting dalam sejarah peradaban.

Seperti:

1. Kapan ETHEPHAKA dibentuk?

2. Mengapa eksplorasi (penambangan) MAKRHA sebanyak 70% oleh VIKRAMADITYA pada tahun 20. 000 SM seolah2 “dibiarkan” oleh ETHEPHAKA atau Bangsa LEMURIAN?

3. dll dst. CMIIW

12/27/15, 12:29:32: Wilman Ramdhani (Bogor): Sekarang aja ETHEPHAKA mendiamkan penambangan uranium bhp billiton, newmont, n freeport tuk pengayaan bom atom. . .

12/27/15, 12:31:59: Ade Supiandi (Cianjur): Tapi tidak mendiamkan masuknya pesawat bangsa lain masuk kebumi

Berarti benar, kesimpulan bahwa ETHEPHAKA tidak akan mencampuri urusan intern bumi

12/27/15, 12:38:49: Dedi Misbah (P‑BDG): Oke. Pertanyaan no 2 terjawab.

PR besarnya adalah merangkai time line.

Silahkan bagi yang punya data tentang hal ini diposting di sini.

12/27/15, 12:48:03: Jody H Bayuaji: Copas catatan utk pertanyaan pertama Kang Ded:

Maaf kang Dicky, sy mau tanya ttg penculikan org2 di satu kota di Alaska oleh TARX. . . knp yaa tdk dicegah oleh pasukan ETHEPAKA???

KD jam 23. 19:

TARX mah nggak akan buat sotware seperti itu. Turun level mereka. Tapi pasti ada yang buat untuk membuat semacam pesan, dan pasti bukan Bangsa TARX. Niatnya adalah untuk membuat manusia jadi tidak tenang. Merasa selalu di awasi oleh mahluk lain. Bahkan bisa membuat orang menjadi paranoid. Kalau yang di fourth kind itu bukan diculik, tapi dikendalikan alam bawah sadar mereka dari jarak jauh. Seperti orang yang kesurupan. Itu kejadiannya di Nome, Alaska, bukan satu kota yang hilang, tapi 24 orang yang hilang. Sebetulnya mereka itu tidak di culik, tapi dibawa kembali sesuai dengan perjanjian. Pasukan ETHEPHAKA tidak akan mau mengganggu bagi yang mau ikut secara sukarela. Sebelumnya mereka sudah ada kontak dan komunikasi dengan para Aliens Agressor ini.

Bangsa Agresor itu gabungan dari Empat Bangsa Besar, TARX, MOSRAM, BROPA, ZNEZNELA. Itu di buku tiga nanti diceritakan.

Tapi garis besarnya, mereka adalah gabungan dari para penerus Empat Bangsa Besar, yang waktu itu dipimpin oleh para Ratu, bukan para Raja.

Semua bersaing mengejar ARKHYTIREMA. Tapi karena semuanya ditolak, akhirnya mereka bergabung untuk memusuhi ARKHYTIREMA. Padahal mereka lah juga yang sama‑sama membuat perjanjian ETHEPHAKA. Ternyata niat mereka cuma pa hade‑ hade di depan ARKHYTIREMA. Kisah ETHEPHAKA dan intriknya nanti di buku 2C. GRAZDAVODA

12/27/15, 12:49:23: Jody H Bayuaji: Copas dari Group WhatsApp:

Lanjutan pembahasan Samsung S3 Kang Hadi P jam 17. 56:

Maaf kang Dicky, sy mau tanya ttg penculikan org2 di satu kota di Alaska oleh TARX. . . knp yaa tdk dicegah oleh pasukan ETHEPAKA???

KD jam 23. 19:

TARX mah nggak akan buat sotware seperti itu. Turun level mereka. Tapi pasti ada yang buat untuk membuat semacam pesan, dan pasti bukan Bangsa TARX. Niatnya adalah untuk membuat manusia jadi tidak tenang. Merasa selalu di awasi oleh mahluk lain. Bahkan bisa membuat orang menjadi paranoid. Kalau yang di fourth kind itu bukan diculik, tapi dikendalikan alam bawah sadar mereka dari jarak jauh. Seperti orang yang kesurupan. Itu kejadiannya di Nome, Alaska, bukan satu kota yang hilang, tapi 24 orang yang hilang.

Sebetulnya mereka itu tidak di culik, tapi dibawa kembali sesuai dengan perjanjian. Pasukan ETHEPHAKA tidak akan mau mengganggu bagi yang mau ikut secara sukarela. Sebelumnya mereka sudah ada kontak dan komunikasi dengan para Aliens Agressor ini.

Bangsa Agresor itu gabungan dari Empat Bangsa Besar, TARX, MOSRAM, BROPA, ZNEZNELA. Itu di buku tiga nanti diceritakan.

Tapi garis besarnya, mereka adalah gabungan dari para penerus Empat Bangsa Besar, yang waktu itu dipimpin oleh para Ratu, bukan para Raja.

Semua bersaing mengejar ARKHYTIREMA. Tapi karena semuanya ditolak, akhirnya mereka bergabung untuk memusuhi ARKHYTIREMA. Padahal mereka lah juga yang sama‑sama membuat perjanjian ETHEPHAKA. Ternyata niat mereka cuma pa hade‑ hade di depan ARKHYTIREMA. Kisah ETHEPHAKA dan intriknya nanti di buku 2C. GRAZDAVODA

12/27/15, 12:49:56: Jody H Bayuaji: Maaf pertanyaan sblmnya terpotong, sdh saya copas catatan lengkapnya

12/27/15, 12:54:13: Jody H Bayuaji: Ada lagi sedikit catatan utk menambahkan menjawab pertanyaan no. 2

12/27/15, 12:54:16: Jody H Bayuaji: Soalnya mereka terikat perjanjian tidak boleh ikut campur urusan heritage sebuah Planet, hanya harus diwakilkan pada penduduk asli Planet itu yang memiliki “kemampuan”. Tidak boleh juga penduduk asli itu menggunakan kekuatannya untuk merubah secara langsung,

maksudnya tidak boleh unjuk kekuatan dan menguasai kaum 2,5% dengan kekuatannya itu.

Tidak boleh sembarangan demonstrasi, agar tidak dikultuskan.

Harus mengubah secara perlahan agar kesadaran muncul secara alami dan membangun alam bawah sadar mereka. Harus membangun dengan cara kaumnya.

Makanya mengapa Rasulullah SAW dulu selalu menggunakan cara yang teramat halus, dan sangat jarang sekali demo. Malahan harus menghadapi berbagai hinaan dengan lempeng jaya.

Demo sedikit saja sudah di anggap luar biasa.

12/27/15, 12:57:35: Jody H Bayuaji: Sepertinya urusan “merusak alam” dgn melakukan penambangan dsb bagi pasukan ETHEPHAKA masuk kategori urusan heritage sebuah planet Kang Ded

2-7. Timeline Peradaban Bumi

Dalam dokumen grup whatsapp lsbd hi1 (Halaman 88-92)