A Logframe Matrix
YANG BERORIENTASI EKSPOR SKALA BESAR DALAM WAKTU CEPAT
16 Bab VI Gambar 6.3 Kantor Pelayanan Perizinan (KPP) Kota Parepare
Indikator 9 : Proses Pengurusan Perizinan yang Lebih Cepat dan Murah
Kantor Pelayanan Perizinan (KPP) Kota Parepare yang telah berdiri sejak tahun 2001 sangat membantu masyarakat dan pengusaha dalam mengurus perizinan usaha. Sejak adanya KPP Kota Parepare, pengurusan perizinan usaha di Kota Parepare menjadi lebih mudah, cepat, dan murah karena cukup mendatangi satu instansi serta waktu dan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain Kota Parepare, sistem perizinan satu pintu (OSS) juga dimiliki oleh Kabupaten Barru yang masih dalam tahap perintisan, sehingga manfaatnya belum dirasakan oleh pengusaha dan masyarakat.
Artinya, proses perizinan yang mudah, cepat, dan murah, hanya berlaku di Kota Parepare. Itu pu dengan jenis perizinan usaha yang sesuai dengan kewenangan pemerintah kota. Beberapa perizinan usaha, terutama skala besar, merupakan kewenangan pemerintah pusat, dan ini artinya pengusaha harus harus mengurus perizinan tersebut di Kota Jakarta. Hal ini tentu memakan waktu, biaya, dan tenaga bagi pengusaha yang ingin berinvestasi di wilayah KAPET Parepare. Beberapa pengusaha juga mengeluhkan kesulitan dalam mengurus perizinan usaha skala besar. Selain jenis perizinannya yang juga banyak dan biaya yang dikeluarkan cukup mahal, dikeluhkan pula banyaknya pungutan liar.
Berdasarkan penjelasan di atas, nampak bahwa proses pengurusan perizinan yang cepat dan mudah belum terwujud di wilayah KAPET Parepare, sehingga menyulitkan pengusaha dalam memroses pengurusan izin usaha di KAPET Parepare. Hal ini menunjukkan bahwa KAPET Parepare belum memenuhi kriteria indikator kinerja KAPET yang kedelapan.
Indikator 10 : Persentase Realisasi Rencana Induk, Rencana Bisnis, dan Rencana Aksi
Tahunan KAPET
Saat ini, KAPET Parepare baru mempunyai Rencana Bisnis Pengembangan KAPET, sementara Rencana Induk dan Rencana Aksi Tahunan KAPET belum tersusun. Tabel 6.3 di atas menjelaskan mengenai program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Bisnis KAPET tahun 2005‐2008. Dari hasil wawancara dengan pengurus BP KAPET, realisasi program dan kegiatan tersebut masih rendah. Keterbatasan kewenangan dan anggaran menjadi penyebab diantaranya. Sebagaimana dalam Keppres 150/2000, BP KAPET berwenang untuk memberikan pertimbangan teknis bagi pemerintah
Penghargaan yang telah diterima oleh KPP Kota Parepare :
Sistem Manajemen Mutu Sertifikat ISO 9001 2001 yang pertama di Indonesia Bagian Timur bagi institusi pemerintah yang menerapkan ISO
Penghargaan dari Presiden RI berupa Piala Citra Pelayanan Prima tahun 2002 dan 2006
Bab VI 17 daerah, sehingga pelaksanaan sebagian program dan kegiatan KAPET Parepare, terutama yang memerlukan dana besar seperti pembangunan prasarana dan sarana, sangat tergantung pada koordinasi dan dukungan pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan koordinasi dan dukungan pemerintah dan pemerintah daerah selama ini dalam pengembangan KAPET Parepare masih rendah. Anggaran yang diterima oleh BP KAPET Parepare selama ini, yaitu berkisar antara Rp 1 milyar per tahun, hanya cukup kebutuhan operasional BP KAPET. Untuk itu, program dan kegiatan yang bisa dapat diimplementasikan oleh BP KAPET lebih ke arah penyusunan studi, seperti prospektus/studi kelayakan komoditi unggulan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase realisasi dari rencana‐rencana pengembangan KAPET Parepare masih rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa KAPET Parepare belum memenuhi indikator kinerja pengembangan KAPET yang kesepuluh.
Indikator 11 : Peningkatan Nilai investasi
Pada tahun 2000, BP KAPET Parepare diberikan kewenangan untuk menerbitkan persetujuan, pengawasan, dan pengendalian penanaman modal berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara 06/SK/2000 tanggal 15 Maret 2000. Sepanjang tahun 2000 hingga 2006, jumlah perusahaan yang diterbitkan Surat Persetujuan Penanaman modal (SP) dan Izin Operasional dan Rekomendasi (IOR) oleh BP KAPET Parepare maupun BPPMD dan instansi terkait sebanyak 88 perusahaan, yang terdiri dari 6 PMA, 59 PMDN, dan 23 perusahaan non fasilitas.
Tabel 6.16 Perkembangan Investasi di Wilayah KAPET Parepare
No Tahun Jumlah Perusahaan Rencana Investasi US $ Rp 1 Sebelum KAPET 52 70.485.319 1.125.489.645.00 2 2000 55 70.485.319 29.580.692.445.000 3 2001 67 70.485.319 29.998.748.936.000 4 2002 71 70.485.319 30.538.748.936.000 5 2003 79 70.485.319 30.771.119.752.000 6 2004 84 70.485.319 30.857.554.753.300 7 2005 84 70.485.319 30.857.554.753.300 8 2006 88 110.485.319 30.861.470.953.300
Sumber : Monitoring Pelaksanaan Investasi KAPET Parepare, Tahun 2006
Gambar 6.4 Perkembangan Investasi di Wilayah KAPET Parepare
Sumber : Laporan Monitoring Pelaksanaan Investasi Wilayah KAPET Parepare, Tahun 2006
18 Bab VI
Pada tahun 2006 sendiri, teradap beberapa perusahaan dari berbagai sektor yang berminat berinvestasi di wilayah KAPET Parepare. Dalam rangka itu, BP KAPET Parepare telah menerbitkan SP dan IOR untuk beberapa perusahaan, seperti yang tertuang dalam Tabel 6.17 berikut.
Tabel 6.17 Rencana Investasi di Wilayah KAPET Parepare Tahun 2006 No Nama Perusahaan/ Investor Rencana Lokasi Luas/
Volume Rencana Investasi Bidang Usaha Keterangan
1 PT Mitra Utama Taksi
Parepare 12 Unit Rp 2.560.000.000 Pengangkutan taski (PMDN)
Sudah beroperasi
2 Sinar Mas Group Sidrap 20.000 Ha ‐ Industri
pengolahan tebu (gula pasir) (PMDN)
Tahap penjajakan lahan
3 PT Jatayu Sarana
Investasi
Parepare 50 Ha ‐ Industri bio fuel
(PMDN) ‐TahapPrinsi daripermohonan Pemkot IZIN Parepare
‐Tahap penjajakan lahan 4 PT Kawasan Industri Gresik Parepare 150 Ha ‐ Pengelolaan kawasan industri (PMDN) Penjajakan kerjasama pengelolaan kawasan industri Parepare 5 Environment Energy Engineering (EN3) Co., Ltd Pinrang, Parepare, Barru, Sidrap 100.000 Ha US$ 40.000.000 Pengembangan
bio fuel ‐KAPETMoU Pemda parepare sewilayah dengan EN3 Co., Ltd
‐Agreement Pemda Sulsel dengan EN3 Co., Ltd
‐Tahap penjajakan lahan 6 PT Intanjaya
Agromegah Abadi
Parepare 1.000 Ha US$ 1.253.300.000 Kilang minyak
(PMDN)
Dalam tahap penyusunan
AMDAL
Sumber : Laporan Monitoring Pelaksanaan Investasi Wilayah KAPET Parepare, Tahun 2006
Investasi yang telah ada maupun yang direncanakan ini belum termasuk investasi yang dilaksanakan langsung oleh masyarakat dan dunia usaha yang jumlahnya cukup besar. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa di wilayah KAPET Parepare terjadi peningkatan investasi yang cukup baik. Dari sisi jumlah perusahaan, terjadi peningkatan sekitar 69% sebelum tahun 2000 hingga tahun 2006. Hal ini menunjukkan, KAPET Parepare telah memenuhi syarat indikator kinerja KAPET yang kesebelas.
Indikator 16 : Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Wilayah KAPET
Wilayah KAPET Parepare meliputi lima daerah, yaitu Kota Parepare, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang, dan Kabupaten Barru. Secara umum, perekonomian wilayah KAPET Parepare meningkat dari tahun ke tahun, yang ditandai oleh adanya peningkatan PDRB di kota/kabupaten yang termasuk dalam wilayah KAPET Parepare selama lima tahun terakhir. Selama tahun 2003‐2007, pertumbuhan rata‐rata wilayah KAPET Parepare mencapai 5,14% per tahun. Namun jika dibandingkan dengan rata‐rata pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan, rata‐rata pertumbuhan wilayah KAPET Parepare masih dibawah rata‐rata pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 6,01% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa KAPET Parepare belum memenuhi indikator kinerja pengembangan KAPET yang keenambelas.
Tabel 6.18 PDRB Wilayah KAPET Parepare Tahun 2003‐2007 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) Kota/ Kabupaten 2003 2004 2005 2006 2007 Pertumb. Rata‐rata (%) Parepare 472.914,83 502.367,17 532.393,09 569.455,47 609.224,94 4,80 Pinrang 1.688.288,90 1.787.712,53 1.895.724,86 1.973.869,87 2.075.243,70 5,19
Bab VI 19 Kota/ Kabupaten 2003 2004 2005 2006 2007 Pertumb. Rata‐rata (%) Sidrap 1.002.543,99 1.035.486,04 1.120.899,04 1.198.896,30 1.264.330,02 5,62 Enrekang 518.196,83 545.882,61 578.146,51 599.945,96 630.595,42 5,08 Barru 503.074,46 524.304,20 550.220,27 577.189,01 605.710,83 4,99 Jumlah 4.185.019,01 4.395.752,55 4.677.383,77 4.919.356,61 5.185.104,91 5,14 Prov. Sulsel 32.550.346,99 34.265.620,83 36.337.249,90*) 38.781.500,54*) **) 6,01
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2007 *) Angka sementara
**) Data belum tersedia
Indikator 17 : Kontribusi PDRB KAPET terhadap PDRB Provinsi
Wilayah KAPET Parepare meliputi 5 daerah dari 23 kota/kabupaten di seluruh Provinsi Sulawesi Selatan yang direncanakan sebagai pusat pertumbuhan bagi Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk itu, diharapkan perekonomian kota/kabupaten yang termasuk dalam wilayah KAPET Parepare dapat berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 6.19 Kontribusi PDRB Wilayah KAPET Parepare terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2003‐2007 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
(Juta Rupiah)
Tahun PDRB Wilayah KAPET Parepare
PDRB
Provinsi Sulawesi Selatan
Persentase Kontribusi PDRB KAPET Parepare thdp PDRB Provinsi Sulsel 2003 4.185.019,01 32.550.346,99 12,86 2004 4.395.752,55 34.265.620,83 12,83 2005 4.677.383,77 36.337.249,90*) 12,87 2006 4.919.356,61 38.781.500,54*) 12,68 2007 5.185.104,91 **) **)
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2007
*) Angka sementara
**) Data belum tersedia
Berdasarkan olahan data, perkembangan kontribusi perekonomian wilayah KAPET Parepare terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan kurang dari 13% per tahun selama kurun waktu tahun 2003‐ 2006. Hal ini menunjukkan, KAPET Parepare belum berperan sebagai pusat pertumbuhan yang dapat memberikan dampak ekonomi bagi Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan kata lain, KAPET Parepare belum memenuhi persyaratan dalam indikator kinerja pengembangan KAPET yang ketujuhbelas.
Indikator 18 : Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Wilayah Sekitar KAPET
KAPET dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan yang diharapkan para perkembangannya dapat memberikan dampak ekonomi yang positif bagi daerah‐daerah sekitarnya. Pada KAPET Parepare, daerah sekitarnya dalam lingkup se‐Provinsi Sulawesi Selatan mencakup 23 daerah, yaitu 2 kota dan 21 kabupaten. Karena keterbatasan data, analisis terhadap pertumbuhan PDRB tidak bisa dilakukan di semua daerah. Dari Tabel 6.20 dapat dilihat, pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar KAPET mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di tahun 2002‐2006, peningkatannya di atas 5% per tahun.
Tabel 6.20 PDRB Wilayah Sekitar KAPET Parepare Tahun 2002‐2006 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 (Juta Rupiah) No Kota/Kabupaten 2002 2003 2004 2005 2006 1 Selayar 291.396,51 303.576,65 317.241,46 329.607,45 347.965,62 2 Bulukumba 1.121.407,29 1.162.201,85 1.216.722,84 1.271.225,62 1.352.589,62 3 Bantaeng 477.110,36 500.447,40 521.579,04 544.270,91 572.017,32
20 Bab VI