A Logframe Matrix
TAHAP : INPUT/PROSES
Kriteria I : PENGEMBANGAN KEPASTIAN HUKUM DALAM PENGEMBANGAN KEK
Indikator 1 : Tersedianya regulasi pembentukan dan pengelolaan KEK
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk memberikan penguatan terhadap pembentukan terjadinya KEK maka diperlukan piranti hukum agar memiliki pilar yang kuat dalam pengembangannya. Oleh karena itu, kepastian hukum dalam pembentukan pengelolaan dan pengembangan KEK merupakan modal dasar yang sudah pasti harus ada.
Verifikasi Data : Dokumen UU tentang pembentukan dan pengelolaan KEK
Pengukuran : Ketersediaan dokumentasi tentang dasar hukum pembentukan KEK Form Isian : C.1 (lampiran)
Indikator 2 : Tersedianya kebijakan pendukung KEK
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Dalam pembentukan dan pengembangan KEK perlu adanya penyediaan kebijakan khusus menyangkut sistem insentif investasi untuk merangsang tumbuhnya investasi berskala besar yang mampu menggerakkan KEK secara cepat
Verifikasi Data : Dokumen kebijakan pendukung KEK
Pengukuran : Ketersediaan Perda‐perda dan peraturan per UU pusat tentang regulasi sistem insentif investasi KEKI meliputi :
6. Penetapan batas‐batas kawasan yang memperoleh fasilitas insentif fiskal dan non fiskal
7. Pembentukan Dewan Kawasan
8. Pembentukan Badan Pengusahaan Kawasan
9. Pelimpahan kewenangan perizinan dari Kementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah kepada Badan Pengusahaan Kawasan.
10. Penetapan jumlah dan jenis barang yang diberikan fasilitas oleh Badan Pengusahaan Kawasan
Form Isian : C‐1 (lampiran)
Kriteria II : PENGEMBANGAN KEPASTIAN DAN KENYAMANAN BERUSAHA DI KEK
Indikator 3 : Tersedianya regulasi penataan ruang KEK
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Ketersediaan ruang untuk pengembangan KEK merupakan daya dukung untuk pembentukan dan pengembangan KEK. Oleh karena itu, perlu adanya kepastian dalam penataan ruang yang akan digunakan
Bab V 39 untuk pembentukan dan pengembangan KEK agar tidak terjadi benturan dalam fungsi tata ruangnya. Selain itu juga perlu diupayakan suatu ruang yang memiliki posisi strategis untuk mendukung berkembangnya bisnis KEK. Untuk menghindari hal tersebut dan memberikan kepastian terjadinya pembentukan KEK maka perlu diupayakan dukungan kebijakan yang memiliki kepastian dalam pola perencanaannya. Dengan terbentuknya kebijakan yang jelas maka diharapkan tidak terjadinya overlapping dalam pemanfaatan ruang usaha.
Verifikasi Data : 1. Dokumen Rencana Induk Pengembangan KEK 2. Dokumen Rencana Bisnis Pengembangan KEK 3. Dokumen Rencana Aksi Tahunan Pengembangan KEK
Pengukuran : Ketersediaan regulasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah tentang kebijakan tataruang meliputi :
1. Rencana Tata Ruang Wilayah, 2. Masterplan
Form Isian : C‐2 (lampiran)
Indikator 4 : Tersedianya penegakan hukum dalam penanganan gangguan
keamanan lingkungan
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk menjamin terjadinya kenyamanan dalam berusaha maka perlu antisipasi terhadap terjadinya gejala instabilitas lingkungan usaha. Ini terjadi bisa karena disharmonisasi pola hubungan industrial dan hubungan sosial. Dampak negatif dari gejala tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam pengembangan usaha. Sehingga perlu adanya penegakan hukum untuk mengantisipasinya maka diperlukan adanya kebijakan menyangkut keamanan lingkungan dan sarana pendukungnya.
Verifikasi Data : Dokumen peraturan perundang‐undangan daerah dan Peraturan
perundang‐undangan Pusat
Pengukuran : Ketersediaan kebijakan tentang sistem keamanan lingkungan
Form Isian : C‐2 (lampiran)
Indikator 5 : Tersedianya insentif fiskal yang menarik bagi investor skala besar
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Tumbuhnya investasi akan mendorong laju ekonomi sehingga dalam rangka mendukung pembentukan dan pengembangan KEK maka perlu diupayakan adanya stimulasi terhadap tumbuhnya investasi secara besar‐besaran terutama investasi PMA. Untuk mendukung hal tersebut maka perlu adanya insentif khusus untuk mendukung terjadinya investasi yang mampu memberikan kepercayaan terhadap penanaman modal dalam skala besar.
Verifikasi Data : Dokumen kebijakan sistem insentif investasi fiskal dan non fiskal di KEK
Pengukuran : Ketersediaan Perda‐perda dan peraturan per UU pusat tentang regulasi sistem investasi KEKI meliputi :
A. Insentif fiskal meliputi
I Pemberian keringanan tarif telepon, listrik dan air
II Keringanan pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan serta pajak dan pungutan daerah lainnya
III Investasi diberikan tax allowance 30 % selama 6 tahun dan amortisasi dipercepat
40 Bab V
IV Barang yang diproses di KEKI dan dikeluarkan dengan tujuan untuk ekspor dibebaskan bea keluar
V Atas impor dan penyerahan barang kena pajak dalam negeri ke KEKI tidak dikenakan PPN dan PPnBM
VI Pengimporan barang atau bahan impor dalam KEKI tidak dipungut PPN, PPh (ps 22), PPn BM dan penangguhan BM serta pembebasan cukai sepanjang barang tersebut tidak digunakan untuk konsumsi sendiri
B. Insentif non fiskal meliputi (kemudahan perijinan kepabeanan dan dokumen pabean, insentif lahan, bebas pajak lokal, OSS, bebas berbagai macam pungutan) dsb
Form Isian : C‐2 (lampiran)
Indikator 6 : Tersedianya kebijakan sistem perijinan investasi satu pintu (One Stop
Service / OSS)
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk mendukung terjadinya kepercayaan terhadap investor asing yang akan berinvestasi di KEK maka perlu dibentuk fasilitas khusus untuk mendukung terjadinya investasi terutama menyangkut sistem pengurusan administrasi investasi. Dengan adanya kebijakan fasilitas khusus tentang satu pintu (One Stop Service) diharapkan pengurusan administrasi investasi mampu dilayani dengan cepat dan tidak berbelit‐belit serta terpadu sehingga akan mampu menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di KEK.
Verifikasi Data : Profil KEK dan Laporan Tahunan Pengukuran : Ketersediaan
1. Kantor pelayanan perijinan satu atap/pintu 2. Jenis pelayanan yang diberikan oleh OSS 3. Lama waktu dan besaran biaya perijinan Form Isian : C‐2, (lampiran)
Indikator 7 : Tersedianya kebijakan pelimpahan kewenangan perijinan investasi
ke OSS
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk mendukung terjadinya keterpaduan dalam sistem pengurusan administrasi investasi maka perlu adanya kelengkapan fasilitas OSS yang memiliki kewenangan perijinan secara utuh.
Verifikasi Data : Dokumen kebijakan tentang pembentukan dan pengaturan OSS di KEK Pengukuran : Ketersediaan kebijakan (Peraturan per UU pusat dan Daerah)
kewenangan perijinan investasi oleh Pemerintah Pusat dan Pemda yang dilimpahkan di OSS
Form Isian : C‐2 (lampiran)
Indikator 8 : Tersedianya kebijakan penyediaan prasarana dan sarana pendukung
bisnis di KEK berstandar internasional
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Peningkatan daya tarik investasi di KEK terkait dengan penyediaan infrastruktur dasar yang memadai maupun infrastruktur pendukung yang berskala internasional. Penyediaan berbagai jenis infrastruktur tersebut perlu dilakukan secara terpadu dengan mengacu kepada suatu perencanaan yang sistematis dan terarah.
Verifikasi Data : Dokumen Rencana Induk dan Rencana Bisnis Pengembangan KEK Pengukuran : Ketersediaan Masterplan dan Rencana Induk meliputi :
Bab V 41
• Pengembangan infrastruktur dasar antara lain listrik, air bersih, telekomunikasi, jalan dan transportasi, dan sebagainya
• Pengembangan infrastruktur pendukung berskala internasional antara lain pelabuhan laut dan bandar udara
Form Isian : C‐2 (lampiran)
Indikator 9 : Tersedianya kebijakan insentif lahan
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk mendukung terbentuknya KEK maka diperlukan ketersediaan lahan sebagai modal awal dalam membangun KEK. Ketersediaan lahan diperlukan untuk memenuhi ketercukupan kebutuhan lokasi untuk aktifitas industri dan non industri yang memadai. Dalam penyediaan insentif lahan perlu daya dukung kebijakan oleh pemerintah daerah. Verifikasi Data : Dokumen kebijakan insentif lahan di KEK
Pengukuran : Ketersediaan regulasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah tentang kebijakan pertanahan meliputi :
1. Ketersediaan lahan (luas lahan), 2. Status lahan,
3. Pola pemanfaatan lahan dan
4. Sistem penyelesaian konflik pertanahan
Form Isian : C‐2 (lampiran)
Indikator 10 : Tersedianya kebijakan ketenagakerjaan yang fleksibel
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Dalam rangka penciptaan iklim ketenagakerjaan yang kondusif perlu adanya dukungan regulasi melalui penciptaan kebijakan khusus menyangkut ketenagakerjaan di KEKI. Hal ini diperlukan untuk mencapai keseimbangan antara kesempatan kerja yang ditawarkan oleh aktifitas usaha di KEK dengan ketersediaan tenaga kerja yang tersedia.
Verifikasi Data : Dokumen Kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pengukuran : Ketersediaan regulasi khusus menyangkut ketenagakerjaan di KEK
yang meliputi :
1. Sumber‐sumber tenaga kerja terdidik, 2. Sistem jaminan tenaga kerja,
3. Sistem rekruitmen tenaga kerja, 4. Status tenaga kerja,
5. Sistem pembayaran, 6. Serikat pekerja,
7. Fasilitas untuk hunian tenaga kerja, dan
8. Penyelesaian konflik ketenagakerjaan dan sebagainya. Form Isian : C‐2 (lampiran)
Kriteria III : PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEK YANG
PROFESIONAL
Indikator 11 : Tersedianya komitmen dan koordinasi antara pempus, pemda, dan
lembaga pengelola KEK
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Dalam rangka terbentuknya KEK maka perlu dipersiapkan adanya kebijakan khusus yang mengatur tentang sistem kelembagaan KEK sebagai acuan dalam sistem pengelolaan suatu kelembagaan yang memiliki tugas, fungsi yang efektif dan kewenangan kelembagaan yang profesional. Adanya pola kerjasama dan koordinasi secara kelembagaan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun
42 Bab V
lembaga pengelola KEK dalam bentuk pelimpahan dan pembagian kewenangan terjalinnya kesepakatan‐kesepakatan sangatlah dibutuhkan dalam pengembangan KEK.
Verifikasi Data : Dokumen Rencana Induk Pengembangan KEK Dokumen APBN dan APBD
Pengukuran : Ketersediaan dukungan 1. APBN dan APBD
2. Mou pengembangan KEK 3. SKPD
Form Isian : C‐3 (lampiran)
TAHAP : OUTPUT
Kriteria IV : TERCIPTANYA KEPASTIAN HUKUM DALAM PENGEMBANGAN KEK
Indikator 12 : Jumlah perda‐perda bermasalahan yang dihapus
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk mendukung pengembangan KEK maka perlu adanya dasar hukum yang kuat. Dasar hukum yang kuat akan memberikan kekuatan terhadap terbentuknya kepercayaan oleh para pelaku bisnis di KEK. Untuk mendukung hal tersebut perlu dilakukan penertiban terhadap peraturan perundang‐undangan yang tidak sejalan dengan semangat pembentukan KEK bahkan mungkin yang bertentangan dan tumpang tindih. Secara ekstrim peraturan perundang‐undangan tersebut perlu di hapus dan diganti dengan peraturan‐perundang‐undangan yang khusus yang lebih memberikan kepastian hukum terhadap mendukung pengembangan KEK.
Verifikasi Data : Dokumen kebijakan tentang penghapusan perda‐perda yang dinilai bermasalah
Asumsi :
Pengukuran : Jumlah ketersediaan
1. Perda‐perda khusus yang mendukung pengembangan KEK dan 2. Perda‐perda yang tidak mendukung pengembangan KEK Form Isian : C‐4 (lampiran)
Kriteria V : TERWUJUDNYA KEPASTIAN DAN KENYAMANAN BERUSAHA DI KEK
Indikator 13 : Frekuensi gangguan keamanan
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk memberikan kepercayaan terhadap para pelaku usaha / investor di KEK maka perlu diciptakan kondisi dan suasana yang kondusif terhadap lingkungan usaha yang didukung dengan adanya regulasi yang tegas dan aparat hukum yang memiliki kewibawaan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya serta didukung fasilitas pelayanan keamanan yang lengkap. Hal tersebut diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya kriminalitas yang dapat mengganggu proses dan kinerja KEK.
Verifikasi Data : Data statistik keamanan di KEK
Pengukuran : Ketersediaan data trend jumlah angka Kriminalitas dan jumlah pelanggaran hukum yang terjadi di KEK pertahun
Form Isian : C‐5 (lampiran)
Indikator 14 : Tersedianya institusi dan perangkat keamanan lingkungan
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk menjaga kualitas rasa aman dan adanya kepastian terhadap kenyamanan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar lingkungan
Bab V 43 KEK maka perlu diciptakan sistem keamanan dan pelayanan khusus kepada para pelaku usaha di KEK dengan melibatkan stakeholders yang bertugas menjaga keamanan secara menyeluruh dan bertanggungjawab Verifikasi Data : Data statistik keamanan lingkungan
Pengukuran : • Jumlah ketersediaan institusi keamanan
• Jumlah ketersediaan petugas keamanan
• dan ketersediaan sistem keamanan (pos‐pos keamanan, kantor kepolisian dll)
Form Isian : C‐5 (lampiran)
Indikator 15 : Tersedianya Fasilitas Pengurusan Perijinan Satu Atap atau One Stop
Service (OSS)
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Keberadaan sistem pelayanan satu atap (OSS) yang melayani berbagai jenis perijinan usaha di KEK oleh investor. Beroperasinya OSS secara optimal dapat memberikan kemudahan kepada para investor karena semua perijinan dapat diselesaikan dalam satu tempat.
Verifikasi Data : Profil KEK, Persepsi pengusaha Pengukuran : Ketersediaan
• Kantor pelayanan perijinan satu atap/pintu
• Kelengkapan instrumen perijinan yang disediakan oleh OSS
•
Form Isian : C‐5, A‐5 (lampiran)
Indikator 16 : Proses perijinan investasi yang cepat dan murah
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Untuk mendukung adanya OSS maka perlu diciptakan suatu sistem yang mampu melayani keperluan pengurusan administrasi investasi secara cepat, tidak berbelit‐belit dan murah. Hal ini diperlukan untuk memberikan rangsangan bagi para investor yang akan berinvestasi di KEK. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu daya dukung teknologi dan kehandalan pelayanan dengan kualitas yang memadai. Verifikasi Data : Persepsi pengusaha
Pengukuran : • Proses pengurusan perijinan meliputi :
• ketersediaan kelengkapan dokumentasi perijinan yang tersedia, biaya pengurusan perijinan, jangka waktu pengurusan perijinan dan kualitas pelayanan di OSS
Form Isian : C‐5, A‐5 (lampiran)
Indikator 17 : Tersedianya prasarana dan sarana pendukung bisnis berstandar
internasional
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan untuk menggerakkan aktivitas ekonomi di KEK, meliputi sarana dan prasarana air bersih, listrik, pengolahan limbah, telekomunikasi, dan transportasi)
Verifikasi Data : Data Statistik daerah kota/kabupaten Persepsi pengusaha
Pengukuran : • Analisis trend perkembangan jumlah prasarana dan sarana
• Kualitas prasarana dan sarana berstandar internasional
• Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung berstandar internasional seperti pelabuhan laut dan bandar udara
Form Isian : C‐5, A‐5, B‐5 (lampiran)
44 Bab V
Kriteria VI : TERLAKSANANYA PENGELOLAAN KEK YANG PROFESIONAL
Indikator 18 : Terlaksananya dukungan dan koordinasi antara pempus, pemda, dan
lembaga pengelola KEK
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Pengelolaan KEK yang profesional dapat dilihat dari sejauhmana target‐target yang telah disusun dalam rencana induk dan rencana bisnis dapat direalisasikan secara efektif.
Verifikasi Data : Dokumen Pendanaan dari pemerintah pusat maupun daerah
Pengukuran : • Ketersediaan dukungan pendanaan dalam DIPA (RKA/L), APBN dan APBD
• Ketersediaan laporan rapat koordinasi nasional tahunan antara Dewan Kawasan KEK dengan Badan Pengusahaan KEK
• Ketersediaan dokumen MoU
• Wawancara dengan pengurus Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaan KEK
Form Isian : A‐6, D‐6 (lampiran)
Indikator 19 : Persentase realisasi rencana pengembangan KEK
Dasar Pemikiran & Deskripsi
: Pengelolaan KEK yang profesional dapat dilihat juga dari seberapa banyak rencana‐rencana yang telah disusun dalam rencana induk dan rencana bisnis telah terealisasi.
Verifikasi Data : Laporan Tahunan perkembangan KEK
Pengukuran : Realisasi pencapaian target pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana induk dan rencana bisnis
Form Isian : D‐6 (lampiran)
TAHAP : SASARAN
Kriteria VII : PENINGKATAN DAYA TARIK KAWASAN DALAM MENGEMBANGKAN