A Logframe Matrix
YANG BERORIENTASI EKSPOR SKALA BESAR DALAM WAKTU CEPAT
6.1.2. Deskripsi KAPET Parepare Berdasarkan Indikator Kinerja KAPET
Pada bagian ini akan dibahas gambaran kinerja KAPET yang mengambil sampel di KAPET Parepare dilihat dari indikator kinerja KAPET yang telah disusun. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembahasan kinerja KAPET Parepare tidak dibahas secara keseluruhan karena terkendala pada ketersediaan Tabel I‐O kawasan. Karena itu, deskripsi KAPET Parepare hanya dibahas dari sisi indikator kinerja ke‐1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 16, 17, dan 18.
Indikator 1 : Tersedianya Insentif Fiskal yang Mampu Menarik Minat Investor
Pada awalnya, pengaturan insentif fiskal di wilayah KAPET diatur dalam Keppres 89/1996 tentang KAPET. Dalam Pasal 4 menyebutkan bahwa pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di dalam KAPET diberikan bebas Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, pembebasan Pajak Penghasilan, penyusutan dan/atau amortisasi, dan kompensasi kerugian di bidang Pajak Penghasilan. Selanjutnya dalam Pasal 5, selain mendapatkan perlakukan perpajakan, pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di dalam KAPET juga diberikan fasilitas kepabeanan berupa bebas Bea Masuk. Kemudian, insentif fiskal yang diberikan di wilayah KAPET lebih disempurnakan seperti yang tertuang dalam Keppres 9/1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 89/1996 tentang KAPET.
Namun di tahun 2000, sejak digulirkannya PP No. 20 Tahun 2000 mengenai Perlakukan Perpajakan di KAPET, insentif fiskal yang diberikan banyak yang dicabut. Kemudian di tahun yang sama, peraturan ini mengalami perubahan menjadi PP No. 147 Tahun 2000. Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di dalam KAPET hanya diberikan perlakukan di bidang Pajak Penghasilan.
PP 147/2000 pasal 1 :
Kepada pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di dalam KAPET diberikan perlakukan di bidang Pajak Penghasilan sebagai berikut :
a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah modal yang dilakukan.
b. Pilihan untuk menerapkan penyusutan dan/atau amortisasi yang dipercepat, sebagai berikut : untuk kelompok I harta
bukan bangunan atau harta tak berwujud dengan masa manfaat menjadi 2 tahun mendapat tarif penyusutan dan amortisasi 50% dengan metode garis lurus atau 100% dengan metode saldo menurun; kelompok II dengan masa
manfaat menjadi 4 tahun menerima tarif penyusutan dan amortisasi 25% dengan metode garis lurus atau 50% dengan saldo menurun; kelompok III dengan masa manfaat 8 tahun menerima tarif penyusutan dan amortisasi 12,5% dengan
metode garis lurus atau 25% dengan saldo menurun; kelompok IV dengan masa manfaat 10 tahun menerima tarif penyusutan dan amortisasi 10% dengan metode garis lurus atau 20% dengan saldo menurun; untuk bangunan
permanan dengan masa manfaat menjadi 10 tahun mendapat tarif penyusutan dan amortisasi 10% dengan menggunakan metode garis lurus; dan bangunan tidak permanen dengan masa manfaat menjadi 5 tahun mendapat
tarif penyusutan dan amortisasi 5% dengan menggunakan metode garis lurus.
c. Kompensasi kerugian fiskal, mulai tahun pajak berikutnya berturut‐turut sampai paling lama 10 tahun.
d. Pengenaan Pajak Penghasilan atas Deviden yang dibayarkan kepada subyek pajak luar negeri sebesar 10% atau tarif yang lebih rendahh menurut Persetujuan Penghindaran Pajak yang berlaku.
Hasil wawancara dengan beberapa pengusaha, insentif fiskal PPh tersebut cukup membantu pengusaha dalam mengembangkan usaha. Namun begitu, menurut pengusaha, insentif tersebut masih kurang menarik bagi investor, perlu ada insentif lainnya seperti halnya sebelum tahun 2000.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa di wilayah KAPET, termasuk KAPET Parepare, belum tersedia insentif fiskal yang menarik bagi investor. Hal ini berarti bahwa pengembangan KAPET Pare Pare belum memenuhi syarat dalam indikator pertama.
Bab VI 5 Indikator 2 : Tersedianya Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pengembangan prasarana dan sarana yang direncanakan oleh BP KAPET Parepare merupakan strategi untuk menarik minat investor, baik dalam maupun luar negeri. Dalam Rencana Bisnis KAPET Parepare yang merupakan arahan program kerja jangka menengah BP KAPET Parepare, pengembangan prasarana dan sarana yang diarahkan untuk mengembangkan potensi yang ada di wilayah KAPET Parepare, yaitu sektor pertanian dan sektor industri dan perdagangan. Rencana pengembangan prasarana dan sarana selama lima tahun di wilayah KAPET dari tahun 2005‐2008 seperti yang tertuang dalam Rencana Bisnis KAPET Parepare dapat dilihat pada Tabel 6.2 berikut ini.
Tabel 6.2 Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana KAPET Parepare Tahun 2005‐2008
No Program/Kegiatan Sasaran Lokasi Volume Tahun
1 Program peningkatan kualitas dan
produksi sayuran dataran tinggi. Kegiatan :
a.Pengembangan pasar/ terminal agro
b.Pengembangan cold storage
Tersedianya pasar/terminal agro Tersedianya cold storage
Enrekang Enrekang 1 unit 1 unit 2007 2008 2 Program pengembangan volume dan
industri perdagangan.
Kegiatan :
a.Pengembangan balai promosi
kawasan
b.Pengembangan bursa komoditas
dan trading house hasil produk pertanian, perikanan, dan
peternakan
c.Pembangunan business center
Berkembangnya balai promosi
kawasan
Berkembangnya bursa
komoditas dan trading house hasil pertanian, perikanan, dan
peternakan
Terbangunnya business center Parepare Parepare Barru Sidrap Enrekang 1 paket 1 paket 3 paket 2006 2008 2007 2008
3 Program pengembangan pelabuhan
sebagai jalur transportasi komoditas Kegiatan :
a.Pengembangan Pelabuhan Cappa Ujung
b.Pengembangan Pelabuhan Nusantara sebagai pelabuhan
container Berkembangnya Pelabuhan Cappa Ujung Berkembangnya Pelabuhan Nusantara sebagai pelabuhan
container Parepare Parepare 1 paket 1 paket 2007 2008
Sumber : Core Business dan Business Plan KAPET Parepare
Tabel di atas menunjukkan bahwa KAPET Parepare telah tersedia rencana pengembangan prasarana dan sarana yang diarahkan sesuai dengan potensi KAPET Parepare. Namun rencana pengembangan prasarana dan sarana tersebut belum terpadu dan belum mencakup seluruh infrastruktur dasar yang diperlukan, seperti listrik, air bersih, jalan dan jembatan, dan perangkutan. Rencana tersebut juga masih jangka menengah, belum tersedia rencana jangka panjang untuk pengembangan prasarana dan sarana di KAPET Parepare. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa KAPET Parepare belum sepenuhnya memenuhi syarat dalam indikator kinerja pengembangan KAPET yang kedua.
Indiaktor 3 : Tersedianya Kebijakan Penyederhanaan Proses Perizinan
Salah satu bentuk penyederhanaan akan proses perizinan investasi adalah dengan membentuk sistem perizinan satu atap/pintu, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPPTSP).
6 Bab VI
Permendagri No. 24/2006 tentang PPPTSP pasal 4 ayat (2) :
Cakupan penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan yaitu : memberikan pelayanan terhadap permohonan perizinan dan
nonperizinan secara cepat, biaya yang tidak melebihi ketentuan, prosedur yang jelas, dan pemberian informasi yang jelas pada masyarakat.
Di wilayah KAPET Parepare, bentuk penyederhanaan perizinan dikembangkan melalui perizinan satu atap/pintu yang telah dikembangkan di Kota Parepare dan Kabupaten Barru. Sistem perizinan satu atap dikembangkan di Kota Parepare yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Parepare No. 103 Tahun 2001 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Sistem Perizinan Satu Atap (UPI‐SINTAP). Kemudian, UPI‐SINTAP berubah menjadi Kantor Pelayanan Perizinan (KPP) Kota Parepare berdasarkan Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2004. Sedangkan di Kabupaten Barru dikembangkan Kantor Pelayanan Satu Pintu berdasarkan Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Kantor Pelayanan Satu Pintu Kabupaten Barru. Namun sistem perizinan satu atap/pintu ini baru dikembangkan di Kota Parepare dan Kabupaten Barru, belum dikembangkan di tiga daerah lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa KAPET Parepare belum sepenuhnya memenuhi syarat dalam indikator kinerja pengembangan KAPET yang ketiga.
Indikator 4 : Tersedianya Rencana Induk, Rencana Bisnis, dan Rencana Aksi Tahunan
Pengembangan KAPET
KAPET Parepare berdiri sejak tahun 1998, artinya KAPET Parepare sudah berdiri selama sepuluh tahun. Selama berdirinya, KAPET Parepare belum mempunyai Rencana Induk KAPET (RIK), sehingga tujuan dan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai dari pengembangan KAPET Parepare belum jelas. Akibatnya, program dan kegiatan yang selama ini BP KAPET Parepare lakukan belum terarah menuju tujuan dan sasaran jangka panjang. Walau begitu, BP KAPET Parepare telah menyusun Rencana Bisnis KAPET Parepare Tahun 2005‐2008 yang merupakan program kerja jangka menengah BP KAPET Parepare. Program dan kegiatan yang disusun dalam Rencana Bisnis KAPET Parepare diarahkan untuk pengembangan KAPET berbasis potensi yang dimiliki, yaitu pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, serta pariwisata (Tabel 6.3). Sama halnya dengan RIK, BP KAPET Parepare juga belum menyusun Rencana Aksi yang menjadi pedoman pelaksanaan program dan kegiatan BP KAPET Parepare setiap tahun.
Berdasarkan penjelasan ini, dapat dikatakan bahwa kinerja KAPET Parepare kurang berjalan optimal karena belum mempunyai RIK dan Rencana Aksi Tahunan. Dengan kata lain, KAPET Parepare belum memenuhi syarat dalam indikator kinerja KAPET yang keempat.
Gambar 6.2 Komoditi Unggulan KAPET Parepare
Beberapa komoditi unggulan di KAPET Parepare : kacang tanah, kokom sutra, dan udang windu. Industri pengolahan belum
berkembang, akibatnya pengembangan komoditi unggulan tersebut belum berkembang dengan baik yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi daerah dan masyarakat.
Bab VI 7
Tabel 6.3 Rencana Bisnis Pengembangan Komoditi Unggulan di Wilayah KAPET Parepare Tahun 2005‐2008
Produk
Unggulan Program/Kegiatan Sasaran Lokasi
Tahun
Kegiatan Keterangan
Padi Program :
Pengolahan produk ikutan komoditas padi Kegiatan :
Studi pengembangan produk ikutan komoditas padi : a.Industri pengolahan tepung beras
b.Industri bihun c.Industri pulp
Tersedianya studi pengembnagan produk ikutan komoditas padi
Sidrap Pinrang
2007 Sumber pendanaan terbuka peluang untuk:
BP KAPET, swasta, pemprov
Jagung Program :
Peningkatan kualitas dan produksi jagung Kegiatan :
Peningkatan produksi dan pemasaran jagung melalui kemitraan : a.Produksi
b.Pemasaran
Meningkatnya produksi dan pemasaran
jagung
Enrekang
Barru
2006 Sumber pendanaan terbuka
peluang untuk : Swasta, pemkab
Ubi kayu Program :
Peningkatan kualitas dan produksi ubi kayu
Kegiatan :
a.FS industri tepung tapioka
b.FS ubi kayu
Tersedianya FS industri tepung tapioka dan ubi kayu
Pinrang Sidrap 2008 2005
Sumber pendanaan terbuka peluang untuk : BP KAPET, swasta, pemprov/pemkab Sayuran dataran tinggi Program :
Peningkatan kualitas dan produksi sayuran dataran tinggi
Kegiatan :
a.Pembentukan pusat layanan informasi hortikultura
b.Pengembangan pasar/terminal agro
c.Profil terminal agro d.Pembangunan cold storage
e. FS industri pengepakan dan pengalengan sayuran
Terbentuknya pusat pelayanan informasi
hortikultura
Tersedianya pasar /terminal agro
Tersedianya profil terminal agro Tersedianya cold storage
Tersedianya FS pengepakan dan pengalengan sayuran Parepare Enrekang Enrekang Enrekang Enrekang 2006 2007 2006 2008 2007
Sumber pendanaan terbuka peluang untuk :
BP KAPET, pemkab, pemprov
Pempus, pemkab, pemprov BP KAPET, swasta, pemkab
Swasta, pempus BP KAPET, swasta, pemkab/pemprov Kopi, kakao, mete Program :
Peningkatan produksi dan kualitas perkebunan (kopi, kakao, dan mete)
a.Inroduksi teknologi melalui kemitraan untuk peningkatan produksi dan pemasaran kakao, kopi, dan jambu mete
b.Kajian industri cocoa butter
Peningkatan produksi dan pemasaran kakao, kopi, dan jambu mete
Tersedianya kajian inudstri cocoa butter Tersedianya FS industri pengolahan mete
Enrekang Sidrap Pinrang Pinrang 2007 2006
Sumber pendanaan terbuka
peluang dari : Swasta, pempus BP KAPET, swasta,
8 Bab VI
Produk
Unggulan Program/Kegiatan Sasaran Lokasi
Tahun
Kegiatan Keterangan
c.FS industri mete dan kopi
d.Pelatihan keterampilan dan teknologi pengolahan coklat
dan kopi
Meningkatnya keterampilan dan teknologi pengolahan coklat
Sidrap Enrekang Pinrang 2008 2006 pemkab/pemprov BP KAPET, swasta, pemkab/pemprov BP KAPET, swasta, pemkab
Perikanan laut
dan tambak
Program :
Peningkatan produksi perikanan laut dan tambak Kegiatan :
a.Studi rencana induk pengembangan perikanan dan kelautan
b.Kajian industri perikanan terpadu
c.FS rumput laut
d.FS pengembangan industri pengolahan pengemasan udang
Tersedianya studi rencana induk pengembangan perikanan dan kelautan Tersedianya kajian industri perikanan terpadu
Tersedianya FS rumput laut
Tersedianya FS pengembangan industri pengolahan dan pengemasan udang
Barru Pinrang Parepare Pinrang Barru Barru 2006 2007 2006 2008
Sumber pendanaan terbuka
peluang dari :
BP KAPET, swasta, pemprov
BP KAPET, swasta, pemkab/pemprov BP KAPET, swasta, pemkab/pemprov BP KAPET, swasta, pemkab/pemprov
Sapi, unggas Program :
Peningkatan produksi dan kualitas ternak
Kegiatan :
a.FS penggemukan sapi
b.Kajian kemitraan produksi dan pemasaran unggas
Tersedianya FS penggemukan sapi Tersedianya FS produksi dan pemasaran sapi Barru Sidrap 2006 2007
Sumber pendanaan terbuka peluang dari :
BP KAPET, swasta, pemkab
BP KAPET, swasta, pemkab
Industri dan
perdagangan
Program :
Pengembangan volume industri dan perdagangan Kegiatan :
a.Pengembnagan kawasan industri Lapadde
b.Pembangunan dan pengembangan sistem informasi potensi kawasan untuk semua sektor
c.Pengembangan kontak
d.Pengembangan balai promosi kawasan
e.Pengembanga bursa komoditas dan trading house hasil produk
pertanian, perikanan, dan peternakan
Berkembangnya kawasan industri Lapadde
Terbangunnya sistem informasi potensi kawasan di semua sektor
Berkembangnya kontak bisnis
antarpelaku ekonomi
Berkembangnya balai promosi kawasan
Berkembangnya bursa komoditas dan trading house hasil pertanian, perikanan,
dan peternakan Parepare Parepare Parepare Parepare Parepare 2008 2007 2005 2006 2008
Sumber pendanaan terbuka
peluang dari :
Swasta, pempus,pemkot
Swasta, pempus, pemkot, BP KAPET BP KAPET BP KAPET, pemprov BP KAPET, pemprov, pemkab/kota, swasta
Bab VI 9
Produk
Unggulan Program/Kegiatan Sasaran Lokasi
Tahun
Kegiatan Keterangan
f. Pelatihan manajemen UKM
g.Pengembangan dan pembinaan UMKM
Meningkatnya pengetahuan manajemen UKM Terbinanya UMKM Parepare Wilayah KAPET 2006 2007 BP KAPET, pemprov/kab/ kota BP KAPET, pempus, pemprov/kab/kota Perhubungan Program :
Pengembangan pelabuhan sebagai jalur transportasi komoditas
Kegiatan :
a. Pengembangan Pelabuhan Cappa Ujung
b. Pengembangan Pelabuhan Nusantara sebagai pelabuhan
container
Berkembangnya Pelabuhan Cappa Ujung Berkembangnya Pelabuhan Nusantara sebagai pelabuhan container
Parepare Parepare 2007 2008
Sumber pendanaan terbuka peluang dari :
Pemerintah pusat
Pemerintah pusat
Kelapa sawit Program :
Pengembangan perkebunan kelapa sawit
Kegiatan :
a.Pelatihan dan pembinaan petani kelapa sawit
b.FS kepala sawit
Terlatihnya petani kelapa sawit
Tersedianya FS pengembangan kepala
sawit Sidrap Sidrap Pinrang 2007 2006
Sumber pendanaan terbuka peluang dari : BP KAPET, pempus, pemprov/kab/kota BP KAPET, pempus, pemprov/kab/kota Sutra Program :
Peningkatan produksi dan kualitas sutra
Kegiatan :
a.Pelatihan dan pembinaan petani murbei
b.Pelatihan pengolahan hasil ikutan sutra : kain sutra dan kerajinan
sutra c.FS sutra
Terlaksana pembinaan petani murbei
Terlatihnya masyarakat dalam mengolah hasil ikutan sutra
Tersedianya FS pengembangan sutra
Enrekang Enrekang Enrekang 2007 2008 2006
Sumber pendanaan terbuka peluang dari : BP KAPET, pemprov/kab BP KAPET, pemprov/kab BP KAPET, pemprov/kab Pariwisata Program : Pengembangan pariwisata Kegiatan :
a. Kajian pengembangan wisata agro di kawasan perkebunan buah dan sayur mayur
b. Studi Rencana Induk Terpadu Teluk Parepare dan DAS Saddang
sebagai obyek wisata
Tersedianya kajian pengembangan wisata agro di kawasan perkebunan buah dan
sayur mayur
Tersedianya RIK Teluk Parepare dan DAS
Saddang sebagai obyek wisata
Enrekang Pinrang Parepare Barru 2007 2006
Sumber pendanaan terbuka
peluang dari :
BP KAPET, Pemda provinsi/ kabupaten
BP KAPET, Pemda provinsi/ kabupaten
10 Bab VI
Indikator 5 : Integrasi Perencanaan KAPET dengan Rencana Jangka Menengah dan Tahunan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Perencanaan KAPET yang baru tersusun di KAPET Parepare baru Rencana Bisnis, sementara RIK dan Rencana Aksi Tahunan belum tersusun, sehingga hanya Rencana Bisnis tersebut yang menjadi acuan pengembangan KAPET Parepare (Tabel 6.3). Dari hasil wawancara dengan pengurus BP KAPET Parepare, koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah lainnya mengalami kendala. Anggapan KAPET sebagai produk pemerintah pusat sehingga segala sesuatunya harus diurus oleh pemerintah pusat, adalah salah satu penyebabnya. Sementara, koordinasi dengan pemerintah pusat pun, yaitu dengan Badan Pengembangan (Bapeng) KAPET, juga sulit dibangun. Rapat koordinasi antara BP KAPET dengan Bapeng KAPET jarang dilakukan. Koordinasi yang cukup rutin dilakukan hanya antara BP KAPET dengan Departemen PU selaku Ketua Tim Teknis KAPET.
Dengan kondisi seperti ini, sulit mengintegrasikan perencanaan KAPET dengan rencana pemerintah dan pemerintah daerah. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa KAPET Parepare belum memenuhi persyaratan indikator kinerja pengembangan KAPET yang kelima.
Indikator 6 : Tersedianya Dukungan dan Koordinasi antar Stakeholder
Setiap tahun, BP KAPET mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) antar BP KAPET di seluruh Indonesia. Namun hasil Rakernas ini tidak pernah ditindaklanjuti oleh Bapeng KAPET sebagai akibat dari lemahnya koordinasi antara BP dan Bapeng KAPET, sebagaimana yang telah dijelaskan pada Indikator kelima. Dari hasil wawancara dengan pengurus BP KAPET Parepare, program dan kegiatan KAPET Parepare yang mendapat dukungan hanya infrastruktur ke‐PU‐an. Pengembangan KAPET Parepare juga kurang didukung oleh pemda setempat. Selain karena lemahnya koordinasi, anggapan KAPET sebagai produk pemerintah pusat, juga menjadi kendala. Namun sebaliknya, koordinasi yang baik terjalin antara BP KAPET dengan pengusaha. Sebagai fasilitator, BP KAPET Parepare membantu pengusaha dalam memberikan rekomendasi usaha, promosi, serta pendidikan dan pelatihan usaha.
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa dukungan pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan KAPET Parepare dinilai masih rendah, salah satunya disebabkan masih lemahnya koordinasi antara BP KAPET dengan pemerintah dan pemerintah daerah. Hal ini berarti KAPET Parepare belum memenuhi indikator kinerja pengembangan KAPET yang keenam.
Indikator 7 : Tersedianya Prasarana dan Sarana yang Memadai dan Sesuai dengan
Kebutuhan
Wilayah KAPET Parepare terdiri dari satu kota dan empat kabupaten, yaitu Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidrap, dan Kabupaten Enrekang, yang memiliki potensi di sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan) dan sektor pariwisata. Prasarana dan sarana yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan KAPET berbasis pontesi yang dimiliki.
Adapun, prasarana yang telah tersedia di wilayah KAPET Parepare adalah :
1. Listrik
Terdapat empat pusat pembangkit listrik di wilayah KAPET Parepare, yaitu PLTD Power Suppa Makassar, PLTD Sektor Bakaru, PLTD Parepare, dan PLTD Pinrang. Dari keempat pusat pembangkit listrik tersebut, memproduksi 1.166.604.221 dengan daya terpasang sebesar 210.990 VA dan daya mampu sebesar 209.996 VA. Jumlah pelanggan pada tahun 2007 sebanyak 178.421 pelanggan. Untuk jelasnya, data mengenai kapasitas dan pemanfaatan listrik di wilayah KAPET Parepare dapat dilihat pada Tabel 6.4 di bawah ini.
Bab VI 11
Tabel 6.4 Jumlah Pusat Pembangkit, Daya Terpasang, dan Daya Mampu di Cabang/Unit PLN di
Wilayah KAPET Parepare Tahun 2007
No Cabang/Unit Jumlah Pembangkit Daya
Terpasang
Daya Mampu
1 PLTD PT Makassar Power Supply 6 60.000 60.000
2 Sektor Bakaru 7 147.720 147.170
3 PLTD Cabang Parepare ‐ ‐ ‐
4 PLTD Pinrang 32 3.270 2.796
Jumlah 45 210.990 209.966
Sumber : BPS Kota/Kabupaten di Wilayah KAPET Parepare, Tahun 2007 Tabel 6.5 Jumlah Pelanggan Daya Tersambung dan Energi Terjual di Tiap Cabang/Unit di Wilayah KAPET Parepare Tahun 2007 No Cabang/Unit Jumlah Pelanggan Daya Tersambung (VA) Energi Terjual (KWh) 1 Parepare 24.064 * * 2 Sidrap 33.716 * 4.135.473 3 Pinrang 64.145 47.389.210 57.189.544 4 Barru 26.006 18.831.410 22.781.122 5 Enrekang 30.490 19.780.810 13.064.055 Jumlah 178.421 86.001.430 97.170.194
* Tidak tersedia data
Sumber : BPS Kota/Kabupaten di Wilayah KAPET Parepare, Tahun 2007
Hasil wawancara dengan beberapa pengusaha, kapasitas listrik di wilayah KAPET Parepare belum memenuhi kebutuhan rumah tangga, apalagi industri. Hal ini bisa dilihat dari seringnya pemadaman akibat sistem pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN. Walaupun pihak PLN sudah berusaha dengan memberikan informasi mengenai jadwal pemadaman listrik, namun informasi ini sering menyesatkan, karena pemadaman listrik yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal. Pengusaha yang telah mempersiapkan genset, akhirnya tidak terpakai, sebaliknya listrik padam ketika pengusaha belum mempersiapkan genset. Dampaknya tentu pada proses produksi. Para pekerja akhirnya berusaha melembur agar target produksi per hari tercapai. Bagi pengusaha perikanan, yang menjadi produk unggulan di wilayah KAPET Parepare, pemadaman listrik bisa mengakibatkan kematian bagi sejumlah bibit ikan. Hal ini tentu sangat merugikan pengusaha dan mengancam keberlangsungan industri di wilayah KAPET Parepare.
2. Air bersih
Penyediaan air bersih di wilayah KAPET Parepare baru sebagian kecil yang terlayani oleh PDAM. Selebihnya, dari pompa dan mata air. Tabel 6.6 di bawah ini menggambarkan komposis rumah tangga di wilayah KAPET Parepare berdasarkan sumber air minum yang digunakan.
Tabel 6.6 Komposisi Rumah Tangga di Wilayah KAPET Parepare Berdasarkan Sumber Air Minum
yang Digunakan Tahun 2007 Kota/ Kabupaten Air Kemasan PDAM Pompa Air Sumur Terlindung Sumur Tak Terlindung
Mata Air Tak
Terlindung Parepare 2.993 12.866 2.911 5.334 250 371 Sidrap 731 8.691 13.747 27.442 4.758 1.740 Pinrang 120 8.104 18.444 35.312 8.300 964 Barru 386 9.602 2.160 16.340 3.989 3.154 Enrekang 229 2.535 5.963 2.762 5.682 13.810 Jumlah 4.459 41.798 43.225 87.190 22.979 20.039
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2007
12 Bab VI
Dari Tabel 6.6 di atas, dapat dilihat bahwa pelayanan PDAM baru melayani sekitar 19% dari total rumah tangga di wilayah KAPET Parepare. Hal ini berarti kondisi prasarana air bersih di wilayah KAPET Parepare belum dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga, apalagi industri. Walaupun di wilayah KAPET Parepare memiliki beberapa sungai yang dapat dijadikan sumber air bersih, namun bila tidak dikelola dengan baik, dapat mengancam lingkungan dan keberlanjutan industri di wilayah KAPET Parepare.
3. Telekomunikasi
Prasarana dan sarana komunikasi di wilayah KAPET Parepare dilayani melalui pos dan giro serta jaringan telepon. Jumlah kantor pos dan giro di wilayah KAPET Parepare di tahun 2007 sebanyak 15 unit, terdiri dari 5 unit kantor pos dan giro dan 10 kantor pos dan giro pembantu.
Tabel 6.7 Jumlah Kantor Pos dan Giro di Wilayah KAPET Parepare Tahun 2007
Kota/Kabupaten Kantor Pos dan Giro Kantor Pos dan Giro
Pembantu Jumlah Parepare 1 ‐ 1 Sidrap 1 3 4 Pinrang 1 3 4 Barru 1 2 3 Enrekang 1 2 3 Jumlah 5 10 15
Sumber : BPS Kota/Kabupaten di Wilayah KAPET Parepare, Tahun 2007
Sementara untuk jaringan telepon, walaupun belum seluruh wilayah terlayani line telepon (fix
lined), namun hampir seluruh wilayah KAPET Parepare sudah terlayani telepon selular,
terutama provider Telkomsel dan Indosat. Penyediaan line telepon di wilayah KAPET Parepare pun selalu meningkat dari tahun ke tahun, seperti yang ditujukan pada Tabel 6.8 berikut ini.
Tabel 6.8 Jumlah Sambungan Induk Telepon di Wilayah KAPET Parepare Tahun 2003‐2006 Kota/Kabupaten 2003 2004 2005 2006 Parepare 7.184 7.347 10.139 10.256 Sidrap 5.188 5.305 8.611 8.485 Pinrang 3.988 4.044 8.502 8.586 Barru 1.957 1.911 3.787 3.901 Enrekang 1.039 1.095 3.111 3.061 Jumlah 19.356 19.702 34.150 34.289
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2007
Hasil wawancara dengan pengusaha, prasarana dan sarana komunikasi di wilayah KAPET Parepare dinilai cukup memenuhi kebutuhan, terutama dengan tersedianya jaringan telepon