Korea Selatan
TAHAP : PROSES/INPUT
Kriteria I : Pengembangan Insentif Fiskal dan Non Fiskal Indikator 1 : Tersedianya insentif fiskal yang menarik investor
Dasar Pemikiran : Guna meningkatkan daya tarik KAPET sebagai daerah tujuan investasi, diperlukan insentif fiskal berupa kemudahan atau keringanan perpajakan Verifikasi Data : - Dokumen kebijakan insentif fiskal
- Persepsi pengusaha
Pengukuran : -Cek ketersediaan kebijakan pemberian insentif perpajakan di wilayah KAPET (jenis dan besaran kemudahan/keringanan pajak)
-Wawancara dengan pengusaha Kuesioner : Form A‐1 dan C‐1 (lampiran)
Indikator 2 : Tersedianya rencana pengembangan prasarana dan sarana
Dasar Pemikiran : Peningkatan daya tarik investasi di wilayah KAPET, sangat terkait dengan penyediaan infrastruktur dasar yang memadai. Penyediaan berbagai jenis infrastruktur tersebut perlu dilakukan secara terpadu dengan mengacu kepada suatu perencanaan yang sistematis dan terarah.
Varifikasi Data : Dokumen Rencana Induk dan Rencana Bisnis Pengembangan KAPET
Pengukuran : Cek ketersediaan rencana pengembangan infrastruktur yang diperlukan bagi pengembangan KAPET, antara lain listrik, air bersih, telekomunikasi, jalan dan jembatan intrawilayah dan antarwilayah, transportasi, pengolahan limbah, dan akses menuju pelabuhan dan bandar udara dalam dokumen Masterplan KAPET
Kuesioner : Form C‐2, C‐3, C‐4, C‐5, C‐6, C‐7, C‐8, dan C‐9 (lampiran)
Indikator 3 : Tersedianya kebijakan penyederhanaan proses perijinan
Dasar Pemikiran : Seringkali di era otonomi daerah seperti saat ini, suatu daerah mencari pendapatan daerah sebesar‐besarnya melalui peningkatan pajak dan retribusi, yang mengakibatkan aktivitas ekonomi di daerah tersebut kurang berkembang. Untuk itu, diperlukan kebijakan penyederhanaan proses perijinan, baik dalam bentuk pengurangan pungutan‐pungutan yang bisa menghambat perkembangan investasi maupun dalam bentuk kebijakan penyediaan sistem perijinan satu atap atau OSS, guna menggiatkan aktivitas ekonomi di wilayah KAPET.
Verifikasi Data : Dokumen kebijakan sistem perijinan satu atap/pintu atau one stop service di masing‐masing kota/kabupaten
Bab V 9 Pengukuran : Cek ketersediaan dokumen kebijakan yang mengatur tentang pendirian
sistem perijinan satu atap atau One Stop Service.
Kuesioner : Form C‐10 (lampiran)
Kriteria II : Implementasi Perencanaan KAPET
Indikator 4 : Tersedianya Rencana Induk, Rencana Bisnis, dan Rencana Akhis Tahunan
pengembangan KAPET
Dasar Pemikiran : Rencana Induk Pengembangan KAPET merupakan kebijakan yang memberikan arahan‐arahan dalam pengembangan KAPET secara jelas, bertahap, dan fokus dalam mencapai tujuan dan sasaran pengembangan KAPET jangka panjang, yang kemudian dirinci dalam Rencana Bisnis dan Rencana Aksi Tahunan pengembangan KAPET.
Verifikasi Data : - Dokumen Rencana Induk Pengembangan KAPET
- Dokumen Rencana Bisnis Pengembangan KAPET
- Dokumen Rencana Aksi Tahunan Pengembangan KAPET
Pengukuran : Cek ketersediaan dokumen Rencana Induk dan Rencana Bisnis Pengembangan KAPET
Kuesioner : Form C‐11 (lampiran)
Indikator 5 : Integrasi perencanaan KAPET dengan rencana jangka menengah dan
tahunan pemerintah dan pemerintah daerah
Dasar Pemikiran : Perencanaan KAPET merupakan perencanaan yang bersifat kewilayahan dan jangka panjang, sehingga dalam menyusun perencanaan KAPET harus terintegrasi dengan perencanaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Verifikasi Data : - Dokumen Rencana Induk KAPET
- Dokumen Rencana Bisnis KAPET
- Dokumen Rencana Aksi Tahunan KAPET
- Dokumen RPJM, RPJMD, RKP, RKPD, Renja K/L, dan Renja SKPD
- Persepsi pemerintah dan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) terhadap KAPET
Pengukuran : Cek ketersediaan program/kegiatan KAPET yang ada di Rencana Induk, Rencana Bisnis, dan Rencana Aksi Tahunan KAPET ke dalam dokumen RPJM, RPJMD, RKP, RKPD, Renja K/L, dan Renja SKPD.
Kuesioner : Form D (lampiran)
Kriteria III : Pengembangan Kelembagaan KAPET
Indikator 6 : Tersedianya dukungan dan koordinasi antara Bapeng dan BP KAPET dengan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota,
serta swasta dan masyarakat
Dasar Pemikiran : Pengembangan KAPET merupakan pembangunan kewilayahan yang didasarkan atas pendekatan yang multisektor, multidaerah, dan multilevel pemerintahan, sehingga dalam pengelolaannya tidak hanya ditumpu oleh satu badan pengelola di tingkat daerah, namun diperlukan dukungan dan koordinasi antarstakeholder lainnya, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat. Dukungan dan koordinasi pemerintah dan pemda antara lain berupa penganggaran dan bantuan teknis.
Verifikasi Data : - Dokumen APBN dan APBD reguler yang mendukung KAPET (RKA K/L dan RKA SKPD)
- Dokumen hasil Rapat Koordinasi Nasional KAPET
10 Bab V
- Laporan tahunan Badan Pengembangan KAPET
- Laporan tahunan Badan Pengelola KAPET
- Persepsi pengurus BP KAPET
Pengukuran : - Cek ketersediaan laporan rapat koordinasi nasional tahunan antara Badan Pengelola KAPET dengan Badan Pengembangan KAPET
- Cek ketersediaan dokumen MoU antar pemda dalam wilayah KAPET
- Wawancara dengan pengurus BP KAPET
Kuesioner : Form A‐2, A‐3, A‐4, A‐5, A‐6, A‐7, C‐12, dan C‐13 (lampiran)
TAHAP : OUTPUT
Kriteria I : Terciptanya Daya Tarik Investasi
Indikator 7 : Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai dan sesuai dengan
kebutuhan
Dasar Pemikiran : Ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan untuk menggerakkan aktivitas ekonomi di wilayah KAPET, meliputi sarana dan prasarana air bersih, listrik, pengolahan limbah, telekomunikasi, dan transportasi).
Varifikasi Data : - Data Statistik daerah kota/kabupaten
- Persepsi pengusaha
Pengukuran : - Analisis trend perkembangan jumlah prasarana dan sarana
- Wawancara pengusaha mengenai kualitas prasarana dan sarana
Kuesioner : Form A‐8, A‐9, A‐10, A‐11, A‐12, A‐13, A‐14, A‐15, A‐16, A‐17, B‐1, B‐2, B‐3, B‐
4, B‐5, B‐6, B‐7, B‐8, dan B‐9 (lampiran)
Indikator 8 : Tersedianya one stop service (OSS) yang berfungsi optimal
Dasar Pemikiran : Keberadaan sistem pelayanan satu atap yang melayani berbagai jenis perijinan usaha yang diperlukan oleh investor sangat diperlukan bagi peningkatan daya tarik investasi suatu wilayah. Beroperasinya OSS secara optimal dapat memberikan kemudahan karena semua perijinan dapat diselesaikan dalam satu tempat.
Varifikasi Data : - Profil KAPET
- Laporan tahunan BP KAPET
Pengukuran : - Cek ketersediaan kantor pelayanan perijinan satu atap/pintu
- Cek jenis pelayanan yang diberikan oleh OSS
- Cek lama waktu dan besaran biaya perijinan
- Persepsi pengusaha
Kuesioner : Form A‐18, A‐19, A‐20, C‐13, C‐14, dan C‐15 (lampiran)
Indikator 9 : Proses pengurusan perijinan yang lebih cepat
Dasar Pemikiran : Pelayanan perijinan yang cepat, baik di tingkat pusat maupun daerah sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tarik investasi suatu wilayah.
Verifikasi Data : Persepsi pengusaha
Pengukuran : Wawancara pengusaha mengenai waktu pengurusan perijinan di wilayah KAPET
Kuesioner : Form A‐21 (lampiran)
Kriteria II : Terlaksananya Pengelolaan KAPET yang Berkelanjutan, Efektif, dan Efisien
Indikator 10 : Persentase realiasasi Rencana Induk/Rencana Bisnis/Rencana Aksi Tahunan